JEMBER TAHUN PELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Habibullah Hasibuan Guru Produktif SMK Negeri1 Samadua Aceh Selatan

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 136

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI MASALAH SOSIAL MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE TEAM GROUP TUORNAMENT

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL TAKE AND GIVE PADA SISWA KELAS IX G SMP NEGERI 3 CIAMIS. Oleh: TETI MARYATI Guru SMP Negeri 3 Ciamis

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODE PENELITIAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE GIVE THE REAL (GTR) Mundasah

JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROSIDING ISBN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar*

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Imro ati 49. Kata Kunci : kooperatif, jigsaw,menulis resensi buku pengetahuan. 49 Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMPN 1 Puger Kabupaten Jember

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN IPS MELALUI KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SD NEGERI 24 PONTIANAK TENGGARA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI COOPERATIVE LEARNING JIGSAW

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

3.1.2 Subyek Penelitian

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

Oleh: Wa Ode Zariati Guru SDN 13 Katobu Kabupaten Muna

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1 CIASEM MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN TEKA-TEKI SILANG (TTS)

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

Transkripsi:

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI SISWA KELAS VIII/A SEMESTER II Di MTs. AL-QODIRI JEMBER TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Asmad Hanisy asmad@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar sertaprestasi belajar IPS materi mengidentifikasikan ciri-ciri negara berkembang dan negara maju melalui pembelajaran kooperatif learning model problem based introduction (PBI) siswa kelas VIII/A Semester 2 MTs. Al-Qodiri Jember tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2015 di MTs. Al-Qodiri Jember, yang menjadi subyek penelitiannya adalah siswa kelas VIII/A yang berjumlah 17 orang, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II, yang terdiri atas materi Narrative Text. Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekskriptif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar dan prestasi belajar siswa. Data hasil analisis penilaian proses pembelajaran dari segi hasil dan keaktifan siswa terjadi perubahan tahap demi tahap Jika dibandingkan antara keadaan kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa saat kondisi awal rata-rata kelas sebesar 4,83, sedangkan nilai rata-rata kelas siklus II sudah ada peningkatan menjadi 6,67. Adapun kenaikan rata-rata pada siklus II menjadi 7,66. Dengan demikian penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil sehingga peneliti merekomendasikan penerapan pembelajaran kooperatif learning model problem based introduction (PBI) dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi ciri-ciri negara berkembang dan negara maju dan prestasi belajar siswa. PENDAHULUAN Tolok ukur keberhasilan pembelajaran pada umumnya adalah prestasi belajar. Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas VIII/A untuk beberapa kompetensi dasar umumnya menunjukkan nilai yang rendah. Hal ini disebabkan standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS kelas memang sarat akan materi, di samping cakupannya luas dan perlu hafalan. Jika dilihat dari hasil ulangan harian sebagian besar masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar 72. Rendahnya prestasi belajar IPS di kelas VIII/A MTs. Al-Qodiri Jember dimungkinkan juga karena guru belum menggunakan metode atau pun media pembelajaran serta mendesain skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi maupun kondisi siswa sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreatif, guru masih terbiasa dengan cara mengajar dan malas untuk menerapkan modelmodel pembelajaran dan penggunaan media atau alat peraga guru lebih cenderungan menggunakan model pembelajaran yang bersifat satu arah, yang menyebabkan siswa merasa bosan. Kegiatan pembelajaran masih didominasi guru. Siswa sebagai obyek bukan subyek bahkan guru cenderung membatasi partisipasi dan kreatifitas siswa selama proses pembelajaran. Siswa dipaksa untuk mengahafaal materi yang sebenarnya sulit untuk mengingat. Mengacu pada permasalahan tersebut Peneliti mencoba untuk mengatasinya yang 102

tujuannya adalah dapat membuat siswa kreatif dalam proses pembelajaran. Peneliti memilih model pembelajaran Cooperative Learning model Problem Based introduction (PBI). Dengan pembelajaran Cooperative Learning model Problem Based introduction (PBI) diharapkan siswa dapat menggali dan menemukan pokok materi secara bersamasama dalam kelompok atau secara indivuidu. Penerapan Pembelajaran kooperatif learning model Problem Based introduction (PBI), merupakan tindakan pemecahan masalah yang ditetapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS khususnya kompetensi dasar Mengidentifikasikan Ciri- Ciri Negara Berkembang dan Negara Maju, bagi siswa kelas VIII/A semester 2 MTs. Al- Qodiri Jember tahun Pelajaran 2014/2015. sehingga diharapkan dapat membantu para guru untuk mengembangkan gagasan tentang strategi kegiatan pembelajaran yang efektif dan inovatif serta mengacu pada pencapaian kompetensi individual masing- masing peserta didik. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Apakah melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Learning Model Problem Based introduction (PBI) dapat meningkatkan hasil belajar IPS dengan materi Berkembang dan Negara Maju bagi siswa kelas VIII/A Semester 2 MTs. Al-Qodiri Jember Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Apakah melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Learning Model Problem Based introduction (PBI) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi Berkembang dan Negara Maju bagi siswa kelas VIII/A Semester 2 MTs. Al-Qodiri Jember Tahun Pelajaran 2014/2015. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi Mengidentifikasikan Ciri-Ciri Negara Berkembang dan Negara Maju melalui pembelajaran kooperatif learning model Problem Based introduction (PBI) siswa kelas VIII/A Semester 2 MTs. Al- Qodiri Jember Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Untuk meningkatkan prestasi belajar IPS materi Mengidentifikasikan Ciri-Ciri Negara Berkembang dan Negara Maju melalui pembelajaran kooperatif learning model Problem Based introduction (PBI) siswa kelas VIII/A Semester MTs. Al-Qodiri Jember Tahun Pelajaran 2014/2015. KAJIAN TEORI Menurut Gagne, (terjemahkan Munadir, 1999 III 3) proses pembelajaran dalah suatu usaha untuk membuat siswa belajar sehingga situasi tersebut merupakan sebagai peristiwa belajar (event of learning), yaitu usaha untuk terjadinya tingkah lakku dari siswa. Kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun makna/pemahaman terhadap suatu objek/ dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah, maka siswa akan mengingat hanya 20 % karena siswa hanya mendengarkan. Sebaiknya, jika guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%.(Sujatmoko dkk.2003 :15). Pembelajaran kooperative merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperative memiliki ciri-ciri : Untuk menuntas materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama, kelompok dibentuk dari yang kemampuan tinggi sedang dan rendah, setiap kelompok terdapat keheterogenan apabila ada, penghargaan diutamakan pada kelompok daripada perorangan. Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok

kecil sehingga siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain( Anitah.2008:37). Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya: (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (Anitah dkk.2008:37-38). Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) disebut juga pembelajaran berdasarkan masalah. Model pembelajaran ini mengangkat satu masalah actual sebagai satu pelajaran yang menantang dan menarik. Peserta didik diharapkan dapat belajar memecahkan masalah tersebut secara objective. Aktifitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran Kooperatif Learning model Problem Based introduction (PBI) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan September sampai dengan bulan Desember 2012. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran. Adapun pembagian waktu penelitian dapat diperinci seperti pada tabel 1. No Kegiatan Tabel 1. Pembagian Waktu Penelitian Waktu Januari Maret April 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Pengajuan proposal Penyusunan 2 rancangan penelitian 3 Pelaksanaan siklus I 4 Analisis hasil siklus I 5 Pelaksanaan siklus II 6 Analisis hasil siklus II 7 Penulisan hasil penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP N 1 Darul Kamal Aceh Besar, tempat Penulis bertugas. Yang menjadi subyek penelitiannya adalah siswa kelas VIII/A yang berjumlah 17 orang, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. TEKNIK PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes

tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II, yang terdiri atas materi Narrative Text. Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik observasi dan dokumentasi. Observasi digunakan pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas kemampuan memahami materi Berkembang dan Negara Maju Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekskriptif, yang meliputi: 2. Analisis deskriptif komparatif hasil belajar dengan cara membandingkan hasil belajar pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan indikator pada siklus I dan siklus II. 3. Analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan cara membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II. PROSEDUR PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 1. Siklus I a. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan: 1) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); 2) penyiapan skenario pembelajaran. b. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan; 1) pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal, proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajran kooperatif learning pada kompetensi dasar Mengidentifikasikan Ciri-Ciri Negara Berkembang dan Negara Maju 2) secara klasikal menjelaskan strategi dalam pembelajaran kooperatif learning model pembelajaran Problem Based introduction (PBI) dilengkapi lembar kerja 3) siswa memodelkan strategi dan langkah-langkah pembelajaran kooperatif learning model pembelajaran Problem Based introduction (PBI) 4) mengadakan observasi tentang proses pembelajaran, 5) mengadakan tes tertulis, 6) penilaian hasil tes tertulis. c. Pengamatan (observing), terdiri atas kegiatan: 1) Melakukan diskusi dengan guru IPS untuk rencana observasi 2) Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran pembelajaran Problem Based introduction (PBI) 3) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerepan model pembelajaran Problem Based introduction (PBI) 4) Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang dilakukan guru serta memberi saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.. d. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada siklus I. 2. Siklus II Tahah-tahap pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan tahap yang dilakukan pada siklus I, tetapi sudah terjadi perbaikan-perbaikan yang mengacu pada kekurangan-kekurangan atau kelemahan pada siklus I a. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan: 1) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); 2) penyiapan skenario pembelajaran. b. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;

1) pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal, 2) pembelajaran kooperatif learning kompetensi dasar pada kompetensi Mengidentifikasikan Ciri-Ciri Negara Berkembang dan Negara Maju 3) siswa untuk menerapkan strategi pembelajaran kooperatif learning model pembelajaran Problem Based introduction (PBI), diikuti kegiatan kuis 4) mengadakan observasi tentang proses pembelajaran, 5) mengadakan tes tertulis, 6) penilaian hasil tes tertulis. c. Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes serta hasil praktek sehingga diketahui hasilnya, d. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada siklus II. Dari tahap kegiatan pada siklus 1 dan 2, hasil yang diharapkan adalah agar (1) peserta didik memiliki kemampuan dan kreatifitas serta selalu aktif terlibat dalam proses pembelajaran IPS; (2) Guru memiliki kemampuan merancang dan menerapkan model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok; (3) Terjadi peningkatan prestasi peserta didik pada mata pelajaran IPS. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN DESKRIPSI HASIL SIKLUS I 1. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut : c. Pemilihan materi dan penyusunan RPP. Materi yang dipilih dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kompetensi dasar Mengidentifikasikan Ciri-Ciri Negara Berkembang dan Negara Maju. Berdasarkan konsep ini disusun ke dalam RPP dengan alokasi waktu sebanyak 4x40 menit. Pada siklus ini terjadi dua kali pertemuan. d. Pembentukan Kelompok Pada siklus I, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil terdiri dari 3 orang perkelompok. Penentuan anggota kelompok sesuai dengan keinginan siswa. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Pelaksanaan tatap muka Tatap muka I dan II dengan RPP tentang materi Mengidentifikasikan Ciri-Ciri Negara Berkembang dan Negara Maju. Metode pembelajaran yang digunakan adalah cooperative learning model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI). Adapun langkahlangkahnya sebagai berikut : 1) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai, dan menyajikan materi secara singkat sebagai pengantar dan strategi pembelajaran yang harus dilaksanakan siswa 2) Siswa berdiskusi dalam kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas. 3) Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang telah dipilih 4) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan permasalahan 5) Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya berupa laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya 6) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi. 7) Guru memberi umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dengan mengadakan evaluasi berupa tes. 8) Guru memberikan tindak lanjut.

Suasana pembelajaran pada siklus I, guru tidak lagi menerapkan pembelajaran yang hanya menstransfer ilmu, tapi siswa sudah belajar lebih mandiri secara berkelompok. Siswa nampak lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar. Siswa juga berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan guru secara bersamasama dan mempersiapkan untuk ditampilkan di depan kelas. Untuk lebih jelas data hasil tes siklus dapat dilihat pada tabel berikut : No Hasil (Angka) Tabel 2 Hasil Rekap Nilai Tes Siklus I Hasil Arti Lambang ( Huruf) Jumlah Siswa Persen 1 85-100 A Sangat baik 3 17,6 % 2 75-84 B Baik 7 41,3 % 3 65-74 C Cukup 4 23,5 % 4 55-64 D Kurang 3 17,6 % Jumlah 100 % Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 3 siswa (17,6 %), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 7 siswa a (41,1 %), sedangkan dari jumlah 17 siswa yang masih mendapatkan nilai C (cukup) sebanyak 6 siswa (33,3 %) mendapatkan nilai C (cukup) sebanyak 4 siswa (23,5 %), dan yang mendapat nilai D (kurang) ada 3 siswa (17,6 %). No Ketuntasan Tabel 3 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I Jumlah Siswa Jumlah Persen 1. Tuntas 12 70,6 % 2. Belum tuntas 5 29,4 % Jumlah 17 100 % Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 17 siswa terdapat 12 orang siswa atau 70,6 % yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 5 siswa atau 29,4% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 78, nilai terendah 68, dengan

nilai rata-rata kelas sebesar 6,6, seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 4 Rata-rata Hasil Tes siklus I No Keterangan Nilai 1 Nilai tertinggi 78 2 Nilai Terendah 68 3 Nilai Rata-rata 70 1. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh para observer dan teman sejawat. Indikator yang dinilai pada keaktifan siswa adalah Perhatian, kerjasama dan partisipasi. Hasil pengamatan pada siklus I dapat dideskripsikan seperti pada tabel 4.5 berikut ini: Jumlah Siswa 17 Tabel 5 Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus I KATEGORI Aktif Pasif 11 (64,7%) 6 (35,3%) 2. Refleksi Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembelajaran pada siklus I masih jauh dari sempurna walaupun sudah terjadi peningkatan yang cukup memuaskan, kegagalan ini menurut observer disebabkan karena teknik pembelajaran PBI ini belum dilaksanakan secara optimal karena masih baru bagi guru maupun siswa. Pengalokasian waktu belum efektif terutama pada saat pembegian kelompok dan mengerjakan LKS, karena itu diperlukan tahap selanjutnya atau siklus II dengan harapan dapat mencapai hasil yang optimal DESKRIPSI HASIL SIKLUS II 1. Perencanaan tindakan Perencanaan tindakan dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut : a. Penyusunan RPP untuk siklus I sudah adanya perbaikan baik dari segi waktu dan penambahan media berupa gambar b. Pembentukan kelompok pada siklus II, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok seperti pada siklus I. Namun terjadi perubahan pada anggota kelompok, penentuan anggota kelompok tidak lagi berdasarkan pada kemampuan siswa, tapi dilihat dari segi jenis kelamin dan tingkat kemampuan. 2. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut : Tatap muka I dan II dengan RPP materi Berkembang dan Negara Maju. Metode pembelajaran yang digunakan adalah cooperative model pembelajaran Problem Based Introduction dan dilengkapi dengan LKS. Adapun langkah-langkahnya sama dengan siklus I namun pada siklus II ini sudah diatur waktu seefektif mungkin.

Pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II siswa masih belajar secara kelompok, namun dalam kegiatan pembelajaran siswa juga diberikan tugas secara individu. Tugas individu diberikan agar siswa lebih bertanggungjawab dan aktif dalam proses pembelajaran. Tabel di bawah ini dapat memperjelas hasil siklus II. No Hasil Hasil Tabel 6 Nilai Tes Siklus II Arti Lambang Jumlah Persen (Angka) (Huruf) Siswa 1 85-100 A Sangat Baik 4 23,5 % 2 75-84 B Baik 10 58,6 % 3 65-74 C Cukup 2 11,8 % 4 55-64 D Kurang 1 5,9 % Jumlah 18 100% Ketuntasan belajar pada siklus II dapat ditabulasikan seperti pada tabel 4.12 di bawah ini : No Ketuntasan Belajar Tabel 7 Ketuntasan Belajar Siklus II Jumlah Siswa Jumlah Persen 1. Tuntas 15 88,2 % 2. Belum Tuntas 2 11,8 % Jumlah 17 100 % Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 15 siswa ( 88,2%) yang berarti sudah ada peningkatan. Rata- rata kelas pun menjadi meningkat Hasil Nilai Rata- rata Siklus II dapat diperjelas di bawah ini : Tabel 8 Rata-rata Hasil Tes siklus II No Keterangan Nilai 1 Nilai tertinggi 78 2 Nilai Terendah 68

3 Nilai Rata-rata 70 Sumber : Data yang diolah 3. Pengamatan Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II ada peningkatan keaktifan siswa pada proses pembelajaran dibandingkan dengan pelaksanaan pada siklus I yaitu sebanyak 16 siswa atau 94,1%, sedangkan pasif hanya 1 orang atau 5,9%, untuk lebih jelas dapat dilihat pada table di bawah ini : Jumlah Siswa 17 Tabel 9 Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus II KATEGORI Aktif Pasif 16 (94,1%) 1 (5,9%) 4. Refleksi Berdasarkan nilai hasil siklus I dan nilai hasil siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif learning model Pembelajaran Problem Based Introduction dapat meningkatkan hasil belajar IPS dan keaktivan siswa khususnya kompetensi dasar Berkembang dan Negara Maju. PEMBAHASAN Data hasil analisis penilaian proses pembelajaran dari segi hasil dan keaktifan siswa terjadi perubahan tahap demi tahap Jika dibandingkan antara keadaan kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa saat kondisi awal rata- rata kelas sebesar 4,83, sedangkan nilai rata-rata kelas siklus II sudah ada peningkatan menjadi 6,67. Adapun kenaikan rata-rata pada siklus II menjadi 7,66. Berdasarkan hasil tes kemampuan awal dengan hasil tes kemampuan siklus I dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih di bawah Kriteria ketuntasan Minimal. Pada pra siklus jumlah siswa yang dibawah KKM sebanyak 14 anak dan pada akhir siklus I berkurang menjadi 7 anak. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 4,83 menjadi 6,67. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I, Setelah terjadinya perbaikan pada siklus II maka diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 16 siswa ( 88,88%) yang berarti sudah ada peningkatan. Rata-rata kelas pun menjadi meningkat. Hasil antara pra siklus, siklus I dan siklus II ada perubahan secara signifikan, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. dari hasil tes akhir siklus II ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan pra siklus. Perbandingan Hasil Tes Pra siklus, siklus I dan Siklus II, dapat dideskripsikan pada tabel berikut ini : Tabel 10 Perbandingan Hasil Tes Pra siklus, siklus I dan Siklus II NO HasilLambang Angka Hasil Evaluasi Arti Lambang Pra tindakan Model Siklus I Model Siklus II

1 85-100 A Sangat Baik 1 3 4 2 75-84 B Baik 3 7 10 3 65-74 C Cukup 6 4 2 4 55-64 D Kurang 7 3 1 Jumlah 17 17 17 No Tabel 11 Perbandingan ketuntasan nilai rata-rata Pra siklus,siklus I dan siklus II Jumlah siswa Uraian Rata-Rata Tuntas Belum Tuntas 1 Kondisi Awal 3 14 40,83 2 Siklus I 12 6 60,67 3 Siklus II 15 2 70,66 Tabel 12 Rata-rata Hasil Tes siklus II No Keterangan Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II 1 Nilai tertinggi 65 78 83 2 Nilai Terendah 35 68 70 3 Nilai Rata-rata 5,5 70 75 Atas dasar informasi pada tabel-tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif learning model Pembelajaran Problem Based Introduction khususnya pada penguasaan kompetensi dasar Berkembang dan Negara Maju ada peningkatan. Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatifitas siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton. Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan, meskipun belum semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan kegiatan yang bersifat kelompok ada anggapan bahwa prestasi maupun nilai yang di dapat secara kelompok. Dari hasil pengamatan telah terjadi kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental maupun motorik, karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan permainan serta perlu kecermatan dan

ketepatan. Ada interaksi antar siswa secara individu maupun kelompok, serta antar kelompok. Masing-masing siswa ada peningkatan latihan bertanya dan menjwab antar kelompok, sehingga terlatih ketrampilan bertanya jawab. Terjalin kerjasama antar kelompok. Ada persaingan positif antar kelompok mereka saling berkompetisi. Proses pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan sekalipun kegiatan bersifat kelompok namun ada tugas individual yang harus dipertanggung jawabkan, karena ada kompetisi kelompok maupun kompetisi individu.. Dari hasil pengamatan telah terjadi kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental maupun motorik, yang memerlukan kecermatan dan ketepatan Ada interaksi antar siswa secara individu maupun kelompok, serta antar kelompok. Masing- masing siswa ada peningkatan latihan bertanya jawab dan bisa mengkaitkan dengan mata pelajaran lain maupun pengetahuan umum, sehingga disamping terlatih ketrampilan bertanya jawab, siswa terlatih berargumentasi. Ada persaingan positif antar kelompok untuk penghargaan dan menunjukkan jati diri pada siswa. Untuk memperjelas data dapat dilihat pada table berikut : Tabel 13 Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus II KATEGORI Jumlah Siswa Pra Siklus (Persentase) Siklus I (Persentase) Siklus II (Persentase) Aktif Pasif Aktif Pasif Aktif Pasif 5 (29,4%) 12 (70,6%) 11 (64,7%) 6 (35,3%) 16 (94,1%) 1 (5,9%) Secara umum dari hasil pengamatan dan tes sebelum pra siklus, hingga siklus II dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif learning model Problem Based Introduction dapat meningkatkan hasil belajar IPS kompetensi dasar Berkembang dan Negara Maju. KESIMPULAN Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah Penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa : Penerapan pembelajaran kooperatife Learning moodel Problem Based Introduction (PBI) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS meteri Berkembang dan Negara Maju, bagi siswa kelas VIII/A semester 2 MTs.Al-Qodiri Jember tahun Pelajaran 2014/2015 yang dibuktikan dengan peningkatan nilai. 1. Penerapan pembelajaran kooperatife Learning moodel Problem Based Introduction (PBI) dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS meteri Berkembang dan Negara Maju, bagi siswa kelas VIII/A semester 2 MTs. Al-Qodiri Jember tahun Pelajaran 2014/2015 yang dibuktikan meningkatnya keaktifan siswa. DAFTAR PUSTAKA B. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2001. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

...2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Puskur Balitbang Depdiknas. Indra Jati Sidi. 2004. Pelayanan Profesional, Kegiatan Belajar- Mengajar yang Efektif. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas. Nana Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Purwadi Suhandini. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Lemlit UNNES. Puskur Balitbang Depdiknas. 2003. Supardi, Suharsimi Arikunto, Modelmodel Pembelajaran Efektif. Suhardjono. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Yakarta: Bumi Aksara. Tim MKDK IKIP Semarang. 1990. Psikologi Belajar. Semarang: IKI P Semarang Press. Zainal Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widy

Serambi PTK Page 42