BEBERAPA PERTIMBANGAN DI DALAM PENENTUAN LOKASI

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 4: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN (LANJUTAN)

Lokasi Pabrik ditentukan

STRATEGI LOKASI Suhada, ST, MBA

OPERATIONS RESEARCH. Industrial Engineering

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

TRANSPORTATION PROBLEM. D0104 Riset Operasi I Kuliah XXIII - XXV

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

Perencanaan Fasilitas

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Model Transportasi /ZA 1

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan

TRANSPORTATION PROBLEM

TRANSPORTASI & PENUGASAN

Metode Transportasi. Muhlis Tahir

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

MASALAH TRANSPORTASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model Pengertian sistem Pengertian model

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Metode Transportasi. Rudi Susanto

BAB VII METODE TRANSPORTASI

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM

PERSOALAN TRANSPORTASI

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 5 MODEL TRANSPORTASI. 5.1 Pengertian Model Transportasi

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah.

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. daya yang ada seefisien mungkin, dengan biaya yang sekecil-kecilnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEKNIK RISET OPERASI UNDA

Analisis Biaya Distribusi Tas Dengan Menggunakan Metode Transportasi Solusi Awal Pada CV. Nabilah Putri.

UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA

METODE IMPROVED EXPONENTIAL APPROACH DALAM MENENTUKAN SOLUSI OPTIMUM PADA MASALAH TRANSPORTASI

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian)

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

Pokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut:

Model Transportasi 1

PEMILIHAN LOKASI PABRIK BAIK PABRIK BARU MAUPUN PERLUASAN (EKSPANSI) DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPEROLEH LOKASI YANG MAMPU MEMBERIKAN UNIT COST DARI PROSES

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut James A.F. Stoner (2006, p7), manajemen adalah suatu

Perencanaan Fasilitas

Pemilihan Lokasi Diskrit (1)

TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi #11 Genap 2015/2016. TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke

METODE TRANSPORTASI. GUDANG A GUDANG B GUDANG C KAPASITAS PABRIK PABRIK W. RP 20 RP 5 RP RP 15 RP 20 RP RP 25 RP 10 RP 19 50

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA

KAWASAN PEMUKIMAN SEKITAR PABRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERTEMUAN 9 MENENTUKAN SOLUSI FISIBEL BASIS AWAL

BAB VII. METODE TRANSPORTASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

biaya distribusi. Misalkan ada m buah sumber dan n buah tujuan:

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

METODE TRANSPORTASI. Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas pabrik Pabrik W. Rp 20 Rp 5 Rp Rp 15 Rp 20 Rp Rp 25 Rp 10 Rp 19 50

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI

Artinya : penugasan adalah sub bagian dari program linier.

Optimasi Pendistribusian Barang Menggunakan Metode Stepping Stone dan Metode Modified Distribution (MODI)

: PENENTUAN LOKASI FASILITAS-FASILITAS PRODUKSI. M.O. By Nurul K, SE, M.Si

ANALISIS EFISIENSI BIAYA DENGAN METODE TRANSPORTASI DAN DECISION TREE PADA DISTRIBUSI BARANG PT. CAHAYA TALENTA ASIA

PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia

Operations Management

Manajemen Sains. Model Transportasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

#6 METODE TRANSPORTASI

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Metode Kuantitatif Manajemen, Kelompok 5, MB IPB E49, 2014 OPERATION RESEARCH - TRANSPORTATION MODELS. Presented by Group 5 E49

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11

VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI

SISTEM PRODUKSI MODUL LOKASI INDUSTRI OLEH WAHYU PURWANTO

TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGOPTIMALAN BIAYA DISTRIBUSI BARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI PADA PT. YUSINDO MITRA PERSADA

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) METODE TRANSPORTASI

Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy

LAPORAN RESMI MODUL V TRANSPORTATION AND TRANSHIPMENT

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST

Makalah Riset Operasi tentang Metode Transportasi

TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC)

BAB VII ASPEK PRODUKSI SYAFRIZAL HELMI

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

Transkripsi:

BEBERAPA PERTIMBANGAN DI DALAM PENENTUAN LOKASI Suatu industri pada hakikatnya akan memperluas sistem usahanya bilamana : Fasilitas-fasilitas produksi sudah dirasakan jauh ketinggalan Kebutuhan pasar (market demand) tumbuh dan berkembang diluar jangkauan kapasitas produksi yang ada Service yang tidak mencukupi dan memuaskan konsumen Desentralisasi adalah suatu proses dimana pabrik membagi-bagi lokasinya pada beberapa tempat dengan fungsi dan tanggung jawab yang sama. Proses ini cenderung untuk diterapkan terutama untuk industri-industri yang besar dan kuat. Pada dasarnya lokasi pabrik yang paling ideal adalah terletak pada suatu tempat yang akhirnya mampu memberikan total biaya produksi yang rendah dan keuntungan yang maksimal. Dengan kata lain, lokasi yang terbaik dari suatu pabrik adalah lokasi dimana unit cost dari proses produksi dan distribusi akan rendah, sedangkan harga dan volume penjualan produk akan mampu menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi perusahaan. Ada dua langkah utama yang seharusnya diambil dalam proses penentuan lokasi suatu pabrik, yaitu pemilihan daerah atau teritorial secara umum dan pemilihan berdasarkan size dari jumlah penduduk (community) serta lahan secara khusus. Proses manufacturing ikut pula menentukan pemilihan size dari pabrik yang akan didirikan. Contoh, lokasi di daerah terpencil yang jauh dari keramaian kota akan sangat dikehendaki untuk pabrik yang akan memproduksi bahan peledak. Selanjutnya beberapa kondisi umum seperti tersebut dibawah ini akan ikut pula mengambil peranan didalam proses penentuan lokasi pabrik, yaitu : a. Lokasi di kota besar (city location) Diperlukan tenaga kerja terampil dalam jumlah yang besar Proses produksi sangat tergantung pada fasilitas-fasilitas yang umumnya hanya terdapat di kota besar saja seperti listrik, gas dan lain-lain Kontak dengan suppliers dekat dan cepat Sarana transportasi dan komunikasi mudah didapatkan

b. Lokasi di pinggir kota (sub urban location) Semi-skilled atau female labor mudah diperoleh Menghindari pajak yang berat seperti halnya kalau lokasi terletak di kota besar Tenaga kerja dapat tinggal berdekatan dengan lokasi pabrik Rencana ekspansi pabrik akan mudah dibuat Populasi tidak begitu besar sehingga masalah lingkungan tidak banyak timbul c. Lokasi jauh diluar kota (country location) Lahan yang luas sangat diperlukan baik untuk keadaan sekarang maupun rencana ekspansi yang akan datang Pajak terendah bisa diperoleh Tenaga kerja tidak terampil dalam jumlah besar lebih dikehendaki Upah buruh lebih rendah mudah didapatkan Baik untuk proses manufacturing produk-produk yang berbahaya Lokasi akan menentukan dekat tidaknya pabrik tersebut ke sumber bahan baku ataupun jasa pemasarannya. Jarak dari pabrik ke kedua tempat ini akan menentukan pula metode transportasi yang sebaiknya dipergunakan. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan didalam penentuan lokasi dimana sebaiknya pabrik didirikan. Dalam kaitan ini faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Lokasi pasar (market location) Pasar atau market, yaitu lokasi dimana potensi pembeli berdomisili adalah salah satu faktor yang harus diperhatikan didalam proses penentuan lokasi pabrik. Tergantung pada macam produk yang dihasilkan, pasar ini bisa secara luas tersebar atau terpusatkan. Sebagai contoh apabila suatu pasar ditetapkan untuk terpusatkan pada lokasi tertentu, maka pabrik yang akan didirikan haruslah ditetapkan berdekatan dengan lokasi pasar tersebut, sedangkan apabila pasar yang kita suplai ternyata tersebar dibeberapa lokasi tertentu, maka kita dapat menempatkan pasar pada titik beratnya. b. Lokasi sumber bahan baku (raw material location) Lokasi dari sumber bahan baku untuk produksi sangat pula berpengaruh didalam menentukan lokasi pabrik yang akan didirikan. Beberapa industri karena sifat dan keadaan dari proses manufakturingnya memaksa untuk menempatkan pabriknya berdekatan dengan sumber bahan baku. Sebagai contoh untuk pabrik baja secara tradisional akan meletakkan lokasi pabriknya berdekatan dengan sumber batu bara (coal), karena industri ini akan banyak sekali memanfaatkan energi batu bara sebagai bahan baku untuk proses pembakaran. c. Alat angkutan (transportation) Masalah tersedia tidaknya fasilitas transportasi adalah sangat menentukan didalam proses pemilihan media transportasi yang tepat. Beberapa pertimbangan harus dilakukan seperti :

Macam/jenis fasilitas transportasi yang ada pada daerah asal dan tujuan (kereta api, truk, kapal laut, dan lain-lain) Relatif biaya dari masing-masing media transportasi tersebut Derajat kepentingan dari pengiriman barang tersebut Kondisi-kondisi khusus yang diharapkan dalam proses pengiriman barang yang ada (pendinginan, keamanan, dan lain-lain) d. Sumber energi (power) Hampir dapat dipastikan bahwa semua industri akan memerlukan listrik untuk berbagai macam kebutuhan dalam proses produksinya. Secara umum sebagian perusahaan akan lebih senang untuk membeli energi ini (dari perusahaan listrik) daripada harus membuat instalasi pembangkit listrik sendiri. e. Iklim (climate) Iklim atau cuaca secara nyata akan banyak mempengaruhi efektivitas, efisiensi, dan tingkah laku pekerja pabrik didalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian, manusia akan dapat bekerja dengan nyaman didalam ruangan yang temperaturnya dapat dijaga sekitar 24 o C. f. Buruh dan tingkat upahnya (labor & wage salary) Pendirian pabrik pada suatu lokasi tertentu akan mempertimbangkan pula tersedianya tenaga kerja yang cukup yang tidak saja harus dilihat dari jumlahnya akan tetapi juga harus ditinjau dari segi kemampuan dan ketrampilan yang diperlukan. Selain itu tingkat upah tertentu saja juga merupakan salah satu faktor yang pantas diperhitungkan. g. Undang-undang dan sistem perpajakan (law & taxation) Aturan ataupun undang-undang yang dikeluarkan oleh suatu pemerintah baik tingkat pusat maupun tingkat daerah akan pula mempengaruhi proses pemilihan lokasi pabrik. Beberapa aspek dari operasi suatu pabrik yang umum diatur oleh undang-undang adalah berupa jam kerja maksimal, usia kerja maksimal dan kondisi-kondisi kerja lainnya. Disamping itu besar kecilnya pajak yang harus disetorkan oleh suatu industri akan pula berbeda-beda tergantung di lokasi mana industri tersebut akan didirikan. h. Sikap masyarakat setempat (community attitude) Sikap masyarakat setempat dimana pabrik tersebut hendak didirikan ikut pula menjadi dasar pertimbangan yang cukup penting artinya. Sosial kultural, dapat istiadat, tradisi, dan tingkat pendidikan rata-rata dari anggota masyarakat merupakan aspek penting didalam penyelesaian masalah-masalah perburuan, perselisihan, dan lain-lain yang menyangkut masalah hubungan industrial. i. Air dan limbah industri (water & waste) Pada beberapa industri tertentu, masalah tersedianya air dalam jumlah besar mutlak sekali

diperlukan untuk produksinya. Selanjutnya proses pembuangan limbah industri belakangan ini banyak pula mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan masyarakat, sehingga masalah pengendalian limbah industri sekarang ini juga merupakan satu paket yang secara bersama-sama harus dipikirkan pada saat perencanaan pendirian dan penentuan lokasi pabrik. METODE-METODE PENENTUAN ALTERNATIF LOKASI PABRIK Untuk menentukan alternatif lokasi pabrik yang sebaiknya dipilih maka ada 2 metode pendekatan yang dikenal, yaitu metode kualitatif (Ranking Procedure) dan metode kuantitatif (Analisis Pusat Gravitasi dan Analisis Metode Transportasi). 1. Alternatif Pemilihan Lokasi Pabrik Dengan Metode Kualitatif (Ranking Procedure) Metode ini lebih bersifat kualitatif dan/atau subyektif. Langkah-langkah analisis sebagai berikut : a. Langkah pertama adalah mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan dan memiliki signifikasi yang berkaitan dengan proses pemilihan lokasi pabrik, seperti halnya dengan faktor-faktor berikut : - Lokasi pensuplai bahan baku - Lokasi pemasaran - Lokasi tenaga kerja - Kondisi iklim - UU dan peraturan lainnya - Factory utilities & services b. Langkah kedua adalah pemberian bobot dari masing-masing faktor yang telah diidentifikasikan tersebut berdasarkan derajat kepentingannya (weighted procedure). Sebagai contoh dari faktor-faktor tersebut diatas kita beri bobot sebagai berikut : - Lokasi pensuplai bahan baku 20 % bobotnya (X 1 ) - Lokasi area pemasaran bobotnya 40 % (X 2 ) - Lokasi tenaga kerja (X 3 ) - Kondisi iklim setempat berbobot 5 % (X 4 ) - UU dan Peratauran-peraturan Daerah setempat 5 % (X 5 ) - Factory utilities & service 20 % (X 6 ) c. Langkah ketiga adalah memberi skor (nilai) untuk masing-masing faktor yang diidentifikasikan sesuai dengan skala angka (range berkisar 0 s/d 10, dengan 10 terbaik) dari masing-masing alternatif lokasi yang dianalisis. d. Langkah keempat dari prosedur ini adalah dengan mengalikan bobot dari masing-masing faktor tersebut diatas dengan skor dari tiap-tiap alternatif yang ada (X i x Y ij ) dan menghitung

total perkalian antara skor dan bobot. Dari hasil total perkalian ini maka pemilihan alternatif lokasi yang dianggap paling baik adalah alternatif lokasi yang memiliki Z j yang terbesar. 2. Alternatif Pemilihan Lokasi Pabrik Dengan Metode Kuantitatif Metode ini bersifat kuantitatif dan dianggap obyektif karena penilaiannya akan didasarkan pada ukuran-ukuran yang bisa dikuantifikasikan secara nyata. Secara garis besar dibagi menjadi 2 metode dasar, yaitu : a. Metode Analisis Pusat Gravitasi (Centre of Gravity Approach) b. Metode Analisis Transportasi (Metode Heuristic, Metode North-West Corner Rule and Vogel s Approximation Method) a. Metode Analisis Pusat Gravitasi Lokasi yang optimal dari suatu pusat fasilitas produksi (pabrik) pada dasarnya akan dipengaruhi oleh lokasi dimana sumber-sumber material yang dibutuhkan untuk production input berada atau lokasi area pemasaran tempat production output harus didistribusikan. Pendekatan analisis pusat gravitasi dibuat dengan memperhitungkan jarak masing-masing lokasi sumber material atau daerah pemasaran tadi dengan lokasi pabrik yang direncanakan. Disini asumsi dibuat bahwa biaya produksi dan distribusi untuk masing-masing lokasi (sumber material, pemasaran menuju lokasi pabrik) akan sama. Kesulitan pokok didalam analisis pusat gravitasi ini ialah kenyataan yang dihadapi berupa perbedaan biaya distribusi dan produksi untuk setiap lokasi dimana dalam formula tidak diperhitungkan. Metode analisis transportasi (programa linier) dalam hal ini akan bisa membantu didalam mencari optimalisasi lokasi dengan memasukkan faktor biaya produksi dan/atau distribusi didalam analisisnya. b. Metode Analisis Transportasi Programa Linier Aplikasi metode transportasi akan meliputi pemecahan permasalahan-permasalahan seperti : Penetapan suplai yang cukup untuk beberapa lokasi tujuan dari beberapa sumber tertentu pada tingkat biaya yang minimal (distribution problem) Pemilihan lokasi untuk fasilitas-fasilitas baru (plant atau warehouse) untuk memenuhi kebutuhan pasar yang akan datang (location problem) Penetapan berbagai macam bentuk/sumber produksi guna memenuhi kapasitas produksi sesuai dengan demand yang akan datang dan biaya produksi yang minimal, khususnya yang berkaitan dengan proses subkontak (aggregate planning problem)

STEP 0 FORMULASI PROBLEM STEP 1 MENCARI PENYELESAIAN AWAL STEP 2 Dapatkah Penyelesaian awal diperbaiki Tidak STOP, Penyelesaian sudah OPTIMAL Ya STEP 3 Menentukan incoming variabel, yaitu alokasi sel matriks yang kosong dimana akan dapat menambah total biaya STEP 4 Indentifikasi outgoing variabel, yaitu selmatriks tertentu yang batas alokasinya akan bertambah dengan incoming variabel STEP 5 MENETAPKAN PENYELESAIAN BARU DENGAN PERBAIKAN SEPERLUNYA Gambar 2.1 Flow Chart Penyelesaian Masalah Lokasi dengan Metode Analisis Transportasi STEP 1 : Penyelesaian Awal Sebelum penyelesaian awal ini dibuat maka terlebih dahulu problem yang ada diperhatikan apakah sudah seimbang atau belum. Maksudnya disini total suplai haruslah sama dengan total kebutuhan dari masing-masing lokasi tujuannya. Apabila ternyata tidak seimbang maka dibuat dummy yang sesuai, seperti apa yang telah dibahas terdahulu. Untuk penyelesaian awal ini bisa dilaksanakan dengan aplikasi salah satu metode, yaitu : Metode Heuristic Northwest Corner Ruler Method (NCR) Vogel s Approximation Method (VAM) Untuk penyelesaian awal ini maka ada 3 kondisi yang harus dipenuhi, yaitu:

Penyelesaian dalam bentuk pengalokasian harus memenuhi kelayakan (feasible) yaitu sesuai dengan batasan suplai dan demand yang ada. Alokasi harus menempati seluruh matriks sel yang ada dan memenuhi persyaratan m + n 1 (jumlah seluruh batasan sumber supplies dan kebutuhan lokasi tujuan). Alokasi sel matriks pada posisi yang tidak membentuk lintasan tertutup (closed path). Metode Heuristic (The Least Cost Assignment Routine Method) Metode heuristic seperti halnya dengan metode yang lain bertujuan untuk meminimumkan total cost untuk alokasi/distribusi suplai produk untuk setiap lokasi tujuan. Dengan memperhatikan struktur biaya pengiriman/distribusi (dalam beberapa hal struktur biaya produksi juga akan digabungkan jadi satu) yang ada, maka alokasi suplai dari masing-masing sumber untuk memenuhi kebutuhan masing-masing lokasi tujuan diprioritaskan berturut-turut sesuai dengan struktur biaya yang terkecil, sehingga diharapkan pada akhirnya akan diperoleh total biaya transportasi yang terkecil. Dari langkah Heuristic terlihat pula bahwa alokasi semata-mata hanya dengan melihat unit biaya transportasi yang paling kecil dan hasilnya ternyata juga tetap belum menjamin optimal. Northwest Corner Rule Metode ini juga tergolong sederhana didalam langkah-langkah kerjanya meskipun dalam beberapa hal dianggap kurang efisien. Disini langkah penyelesaian diawali dengan alokasi pada sel matriks yang terletak pada pojok kiri atas (northwest) dan memakai suplai dari sumber yang tersedia semaksimal mungkin disesuaikan dengan kebutuhan dari lokasi tujuannya. Disini pemindahan alokasi secara diagonal tidak diperbolehkan, karena pengalokasiannya hanya diperbolehkan, karena pengalokasiannya hanya diperbolehkan kearah horizontal dan vertikal. Kalau kondisi seperti hal tersebut terjadi maka prosedur tersebut akan terhenti dan tidak bisa dilanjutkan. Hal tersebut dapat dipecahkan dengan degeneracy, dimana jalan keluarnya yang bisa dilakukan adalah dengan mencoba merubah urutan dari baris sumber atau kolom lokasi tujuan. Meskipun belum optimal (bandingkan dengan hasil aplikasi metode Heuristic) akan tetapi metode NCR terlihat cukup sederhana pelaksanaannya. Metode ini tidak memperhatikan unit cost dari masing-masing sel matriks yang ada pada saat kita mengalokasikan suplai untuk memenuhi kebutuhan dari lokasi tujuan. Vogel s Approximation Method Metode Vogel s Approximation (VAM) ditujukan untuk memperbaiki metode NCR dimana disini unit cost dari tiap-tiap sel matriks akan diperhatikan pada saat alokasi suplai. Langkah-langkah kerja dimulai dengan menghitung perbedaan diantara dua nilai unit cost transportasi yang terkecil dari setiap baris dan kemudian mengulanginya lagi untuk setiap kolom yang ada. Langkah berikutnya adalah memilih baris atau kolom dengan perbedaan unit cost terbesar dan mengalokasikan suplai

maksimum yang dimungkinkan dalam sel matriks yang justru memiliki nilai unit cost terkecil. Setelah itu baris kolom yang telah terpilih ini dihilangkan dan langkah kerja kita ulangi lagi (iterasi) seterusnya sampai semua alokasi m + n 1 terpenuhi lengkap. Kalau melihat hasilnya dan alokasi suplai maka terlihat bahwa metode VAM memiliki hasil akhir yang lebih baik dibandingkan metode NCR ataupun metode Heuristic. Hasil ini masih belum tentu optimal dan untuk itu perlu dilanjutkan (dievaluasi) dengan step-step berikutnya. STEP 2 : Evaluasi Penyelesaian Awal Langkah atau step 2 merupakan langkah pengecekan dari penyelesaian awal guna melakukan perbaikan-perbaikan yang dimungkinkan. Karena disini dilakukan dengan cara menukar alokasi suplai ke tempat yang kosong dan memiliki unit transportation cost yang lebih kecil, akhirnya akan dapat memberi kemungkinan untuk mengurangi total transportation cost. Testing dari sel matriks yang kosong ini dilaksanakan dengan membuat alokasi percobaan yaitu menempatkan 1 unit suplai disini dan kemudian menghitung pengaruhnya terhadap total biaya. Alokasi dibuat sedemikian rupa sehingga akan selalu memberikan suatu unique closed path dalam transportation matrix. Perlu diingat bahwa penambahan alokasi 1 unit dalam sel-sel matriks yang telah diisi pada bagian pojok dari lintasan tertutup harus disesuaikan dengan menambah atau mengurangi dengan 1 unit sehingga kapasitas suplai dan kebutuhan (demand) batasan-batasannya akan seimbang lagi. STEP 3 : Menentukan Incoming Variable (Pengalokasian Sel Matriks Kosong) Langkah ini mencoba mengkaji apakah ada sel matriks kosong lain yang mampu memberikan hasil perbaikan yang lebih besar lagi (selain F 2 A 4 dalam contoh persoalan yang ada). Hal tersebut dilaksanakan dengan evaluasi sisa sel matriks lain yang kosong dengan cara yang sama pula. Disini kemungkinan yang bisa diambil adalah dengan mengisi sel matriks F 3 A 1 dimana juga akan menghasilkan lintasan tertutup seperti yang ditujukan oleh garis panah tebal. STEP 4 : Identifikasi Outgoing Variable (Realokasi Sel Matriks Untuk Solusi Baru) Didalam penetapan alokasi sel matriks baru maka ada keuntungan bahwa alokasi suplai jumlahnya harus tetap m + n 1 kita jadikan pedoman pokonya. Disini untuk menempati posisi F 1 A 4 (yang akan memberi reduksi biaya sebesar $9,- per unit) harus dilakukan dengan menggeser sel matriks yang terisi dalam penyelesaian awal (lihat metode NCR). Metode transportasi hanya memerlukan positive shipment sehingga bilamana kita menanmbah lokasi dari sel matriks F 1 A 4 dari contoh persoalan diatas maka serentak pula kita harus mengurangi alokasi sel-sel yang lain agar posisi tetap seimbang dan jumlah alokasi m + n -1 tetap terpenuhi. STEP 5 : Penetapan Solusi Terbaru Perbaikan solusi awal (metode NCR) dengan mengalokasikan 100 unit ke sel matriks F 1 A 4 dan mengurangi sel matriks F 1 A 2 dapat dilihat dalam transportasi matriks diatas.