BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat 8 program

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri, Program Penanggulangan

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara signifikan. Selanjutnya Suku Bunga Pinjaman berpengaruh signifikan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pembangunan multidimensi

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

Ade Andriyani 1 Tety Elida 2 Beny Susanti 3. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

Ade Andriyani 1 Tety Elida 2. Universitas Gunadarma ABSTRACT

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

BAB IV. A. Tinjauan Terhadap Praktik Pelaksanaan Program P2KP. desa atau kelurahan yang miskin. Dan didalamnya merupakan perkumpulan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

Bab 4. Pengelolaan Dana Pinjaman Bergulir oleh UPK-BKM

BAB I PENDAHULUAN. mangadakan salah satu program adalahprogram Nasional Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

PINJAMAN BERGULIR PE T U N J U K T E K N I S BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, beberapa studi telah menunjukkan

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Makmur merupakan sebuah

DAFTAR PERTANYAAN ( STUDI KASUS PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT MAJU BERSAMA KELURAHAN URUNG KOMPAS KECAMATAN RANTAU SELATAN )

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

BAB III GAMBARAN UMUM. Gambaran Umum Unit Pengelola Keuangan (UPK) Di Kelurahan. Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.

BAB IX FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERMASALAHAN PADA P2KP

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG

(1) Pendapatan Negara dalam Tahun Anggaran 1994/1995 adalah sebesar Rp (tujuh puluh enam triliun dua ratus lima puluh lima

BAB III METODOLOGI KAJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1995 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1993/94 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C18 BKM /UP - UP. Pinjaman Bergulir. PNPM Mandiri Perkotaan

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggapi segala hal masyarakat semakin kritis untuk menuntut

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

B U P A T I W O N O S O B O PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 10 TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakat yang

LAPORAN PERKEMBANGAN PENINGKATAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT BERBASIS KOMUNITAS (PPMK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah mencapai tujuan organisasi. Jika tiap-tiap individu berperilaku atau bekerja

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

BAB V PENUTUP. kemiskinan melalui kelembagaan lokal, sehingga keberdaan lembaga ini tidak murni

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dasar hukum dari Program Nasional Pemberdayaan Mandiri Perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa. melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan yang sedang giat

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : SIM MK SEPTEMBER 2016

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Program Pinjaman Bergulir adalah merupakan salah satu pilihan masyarakat dari berbagai alternatif kegiatan untuk penanggulangan kemiskinan. Pinjaman bergulir adalah pinjaman berasal dari modal stimulan Dana Bantuan Langsung Masyarakat yang disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan (UPK) kepada masyarakat miskin untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dana BLM ini merupakan asset masyarakat yang harus dikelola secara transparan dan bertanggung jawab sehingga kedepan diharapkan dana BLM akan menjadi dana abadi bagi masyarakat Kelurahan/Desa dalam penanggulangan kemiskinan secara berkelanjutan. Oleh sebab itu Usaha meningkatkan pendapatan dan atau kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu faktor semakin besarnya keinginan masyarakat untuk melakukan Pinjaman modal dalam hal ini Pinjaman Dana Bergulir. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan program dari pemerintah yang hadir untuk melaksanakan amanah program pembangunan nasional yaitu penanggulangan kemiskinan di perkotaan. Kota-kota yang menjadi sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) Kabupaten Labuhanbatu meliputi: kota Rantau Utara dengan 10 (sepuluh) Kelurahan dan kota Rantau Selatan sebanyak 9 (sembilan) Kelurahan. Alasan dipilihnya Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau

Selatan sebab BKM Maju Bersama ini ditargetkan sebagai program proyek percontohan oleh pemerintah P2KP mempunyai visi mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera dalam lingkungan pemukiman sehat, produktif dan lestari. Sedangkan misinya membangun masyarakat madani yang mampu menjalin kebersamaan dan sinergi dengan pemerintah maupun kelompok peduli setempat (perorangan, anggota asosiasi profesi, asosiasi usaha sejenis, perguruan tinggi, dan lain-lain) dalam menanggulangi kemiskinan secara efektif. Sumber utama pembiayaan usaha-usaha kecil masyarakat di perkotaan melalui Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) di Indonesia didominasi oleh penyaluran kredit dana bergulir. Berbekal pertumbuhan penyaluran kredit dana bergulir pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu sejak tahun 2007 hingga 2010, mencapai Rp 516.100.000,- (lima ratus enam belas juta seratus ribu rupiah). Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan badan pengelola kredit dana bergulir yang difasilitasi pemerintah dan dibentuk oleh masyarakat. Salah satunya adalah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Bersama, merupakan 9 (sembilan) dari BKM yang ada di Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu mulai berdiri sejak tanggal 26 Nopember 2006, artinya sudah 4 (empat) tahun lebih beroperasi. BKM Maju Bersama dalam menjalankan kegiatannya membentuk unit-unit kegiatan meliputi: Unit Pengelola Lingkungan (UPL), Unit Pengelola Sosial dan Unit

Pengelola Keuangan (UPK). Berkaitan dengan penyaluran kredit dana bergulir, unit yang diberi wewenang penuh adalah Unit Pengelola Keuangan (UPK). Menurut laporan kinerja yang disampaikan oleh BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu, menyatakan bahwa total penyaluran pinjaman dana bergulir sampai dengan Januari 2011 melalui Unit Pengelola Keuangan (UPK) sebesar Rp 516.100.000,- (lima ratus enam belas juta seratus ribu rupiah), dengan jumlah peserta penerima bergulir sebanyak 667 orang dan 131 KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). Jumlah dana pinjaman tersebut di atas berasal dari modal awal Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah) yang diberikan pemerintah. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap beberapa penerima/calon penerima dana bergulir BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu menyatakan bahwa tingkat pengembalian pinjaman mempengaruhi terhadap penyaluran kredit dana bergulir sebab semakin lancar pengembalian pinjaman maka semakin besar dana akan terkumpul dan dana tersebut akan segera disalurkan kepada peminjam berikutnya. Dalam melakukan penyaluran dana bergulir, BKM Maju Bersama berpedoman kepada Standar Operasional Prosedur (SOP) Perkreditan. Salah satu strategi kebijakan di bidang kredit dana bergulir adalah dengan membentuk kelompok swadaya masyarakat (KSM), artinya kredit diberikan jika masyarakat telah membentuk kelompoknya. Usaha untuk meningkatkan kinerjanya, BKM Maju Bersama menetapkan kepada kelompok penerima dana bergulir bersedia menanggung bersama-sama terhadap

pembayaran anggota lain yang menunggak untuk menjaga tingkat pengembalian yang baik. Besarnya tanggungan (uang cadangan) bersama tersebut sebesar 10 % x besar pengembalian setiap bulannya. BKM merupakan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) yang modalnya berasal dari Pemerintah Pusat atau Daerah. Hal ini dipertegas dari pengertian LKBB yaitu Lembaga Keuangan yang bergerak dalam bidang keuangan bukan bank yang seluruh modalnya secara langsung atau tidak langsung menjadi milik atau diterima dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah. Pemberdayaan yang dilakukan BKM Maju Bersana Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu melaksanakan konsep Tridaya yaitu: Daya Sosial, Daya Lingkungan dan Daya Ekonomi. Dalam penelitian ini fokus pada daya ekonomi dengan alasan daya ekonomi membidangi pembiayaan usaha-usaha kecil masyarakat melalui pinjaman dana bergulir Berikut ini data Penerima Pinjaman Dana Bergulir pada BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas, Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu.

Tabel.1.1 Data Penerima Pinjaman Dana Bergulir pada BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2007 s/d 2010 NO TAHUN JUMLAH JUMLAH PERMINTAAN KSM PESERTA ( ORANG ) 1. 2007 43 275 Tahap I dan Guliran 1 s/d 4 2. 2008 27 131 Guliran 5 s/d 12 3. 2009 51 219 Tahap II dan Guliran 13 s/d 15 4. 2010 10 42 Tahap-III dan Guliran 16 s/d 17 JUMLAH 131 667 Sumber : Unit Pengelola Keuangan BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas., Kecamatan Rantau Selatan Dari Tabel diatas jumlah KSM (Kelompok Swadaya Msyarakat) yang menerima pinjaman dana bergulir sebanyak 131 KSM dengan jumlah peserta sebanyak 667 orang sejak Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2010. Tujuan dibentuknya Kelompok Swadaya Masyarakat diantaranya adalah : 1. Mendorong warga masyarakat untuk dapat lebih dinamis dalam mengembangkan kegiatan serta nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan. 2. Memudahkan tumbuh dan kembangnya ikatan-ikatan dan solidaritas sosial serta semangat kebersamaan antar masyarakat. 3. Mendorong proses pemberdayaan masyarakat berjalan secara efektif dan efisien. Sedangkan Pinjaman Dana Bergulir yang disalurkan BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas kepada setiap penerima sebagaimana pada tabel I.2 berikut.

Tabel 1.2. Data Pinjaman Dana Bergulir Yang Disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu Permintaan kredit Jumlah Jumlah Jumlah pinjaman KSM (orang ) yang disalurkan (%) s/d Rp 500.000,- 75 427 Rp 213,500.000,- 41,4 s/d Rp 700.000,- 5 18 Rp 12.600.000,- 2,4 s/d Rp 1.000.000,- 34 149 Rp 149.000.000,- 28,9 s/d Rp 1.500.000,- 2 10 Rp 15.000.000,- 2,9 s/d Rp 2.000.000,- 15 63 Rp 126.000.000,- 24,4 Jumlah 131 667 Rp 516.100.000,- 100,0 Sumber : Unit Pengelola Keuangan BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas., Kecamatan Rantau Selatan Dari Tabel 1.2. diatas menunjukkan jumlah pinjaman Rp500.000,-/orang sebesar 41,4%, dan peringkat berikutnya sebesar 2,4% untuk nominal pinjaman Rp1.000.000,-/orang, sedangkan nominal pinjaman Rp 2.000.000,-/orang hanya sebesar 24,4%. Berkaitan dengan upaya penaggulangan kemiskinan melalui kegiatan ekonomi bergulir sangat diperlukan jumlah pendanaan yang besar untuk pembiayaan usaha-usaha masyarakat. Dalam hal pengembalian pinjaman, berdasarkan studi pendahuluan bahwa sejak terbentuknya BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas tanggal 26 Nopember 2006 dan data aktivitas penulis tetapkan dari bulan Januari tahun 2007 sampai dengan bulan Desember 2010, maka jumlah Kelompok Swadaya Masyarakat yang bermasalah sebanyak 8 (delapan) KSM dengan jumlah peserta 32 (tiga puluh dua orang) dan pemerintah mentargetkan pada saat itu BKM Maju Bersama untuk dijadikan sebagai BKM percontohan dengan Tingkat Pengembalian (RR) sebesar 99%

Tabel 1.3.Data Tingkat Pengembalian Pinjaman Dana Bergulir pada Badan Keswadayaan Mayarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu Tingkat pengembalian Jumlah Jumlah peserta Tahun No pinjaman KSM (orang) 1 Lancar 123 635 (2007-2010) 2. Kurang lancar 3 12 (2007-2010) 3. Diragukan 2 9 (2007-2010) 4. Macet 3 11 (2007-2010) Jumlah 131 667 Sumber : BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan. Dari Tabel diatas Tingkat Pengembalian Pinjaman yang Lancar sebesar 95,2%, Kurang Lancar sebesar 1,80%, Diragukan sebesar 1,4% dan Macet sebesar 1,6%. Ketentuan yang ditetapkan kepada Badan Keswadayaan Masyarakat harus mencapai 99% Lancar, jika tidak ini tetap dianggap sebagai permasalahan. Ukuran Pengembalian Pinjaman untuk Lancar: apabila peminjam tidak mempunyai tunggakan, Kurang Lancar apabila peminjam menunggak 3(tiga) bulan/kali angsuran s/d 6(enam) bulan/kali angsuran, Diragukan: apabila peminjam menunggak > 6 bulan/kali angsuran s/d 9 bulan/kali angsuran, dan Macet: apabila peminjam menunggak > 9 bulan/kali angsuran. melalui : Didalam pengelolaannya, kinerja UPK (Unit Pengelola Keuangan) diukur 1. Seluruh kebijakan keuangan telah dilaksanakan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan Keswadayaan Masyarakat.

2. Seluruh transaksi keuangan telah dilakukan sesuai dengan prinsip dasar akuntansi dan manajemen keuangan. 3. Seluruh transaksi keuangan dicatat dan dilaporkan tepat waktu dan layak. 4. Adanya akuntabilitas pengelolaan keuangan sehingga dapat ditunjukkan kepada pemberi dana dan penerima manfaat bahwa aset organisasi digunakan sebagaimana mestinya. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah yaitu bagaimana pengaruh Manajemen kredit yang terdiri dari; Kebijakan Kredit, Standar Operasional Prosedur Perkreditan dan Pelayanan Kredit terhadap Pengembalian Pinjaman pada Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas. 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh: Kebijakan Kredit, Standar Operasional Prosedur (SOP) Perkreditan, dan Pelayanan Kredit terhadap Pengembalian Pinjaman pada BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas.

1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari penelitian ini yaitu : 1. Sebagai bahan masukan bagi Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas dalam upaya peningkatan penyaluran kredit dana bergulir. 2. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang Ilmu Manajemen Keuangan, khususnya penyaluran kredit dana bergulir di Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersana Kelurahan Urung Kompas. 3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti dan mengkaji masalah yang sama dimasa yang akan datang.