PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG MILIMETER

dokumen-dokumen yang mirip
PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG MILIMETER

PEMODELAN ARIMA REDAMAN HUJAN DENGAN EFEK DETECTION OUTLIER DAN AKAIKE INFORMATION TEST

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA

PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA. Nur Hukim

PEMODELAN ARIMA INTENSITAS HUJAN TROPIS DARI DATA PENGUKURAN RAINGAUGE DAN DISDROMETER

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q)

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

BAB 2 LANDASAN TEORI

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

BAB II LANDASAN TEORI

Application of ARIMA Models

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PERBANDINGAN MODEL PADA DATA DERET WAKTU PEMAKAIAN LISTRIK JANGKA PENDEK YANG MENGANDUNG POLA MUSIMAN GANDA ABSTRAK

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

PEMODELAN REDAMAN HUJAN MENGGUNAKAN STAR (SPACE-TIME AUTOREGRESSIVE) DI SURABAYA

Pemodelan ARIMA Non- Musim Musi am

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu proses, mencari kebenaran dan menghasilkan kebenaran.

PENGARUH INSIDEN BOM BALI I DAN BOM BALI II TERHADAP BANYAKNYA WISATAWAN MANCANEGARA YANG DATANG KE BALI

OUTLINE. Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi Penelitian. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Peramalan Permintaan Pengujian Sampel Di Laboratorium Kimia Dan Fisika. Baristand Industri Surabaya)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

Peramalan Penjualan Pipa di PT X

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

Meytaliana F Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Basuki Widodo, M.Sc. Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes.

Pemodelan ARIMA Jumlah Pencapaian Peserta KB Baru IUD

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

III. METODE PENELITIAN

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP

VERIFIKASI MODEL ARIMA MUSIMAN MENGGUNAKAN PETA KENDALI MOVING RANGE

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK

ANALISIS POLA HUBUNGAN REDAMAN HUJAN RADIO 28 GHz DENGAN CURAH HUJAN PARSIVEL DISDROMETER SEBAGAI DATA PEMODELAN ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PREDIKSI JANGKA PENDEK B ULAN AN JUMLAH FLARE DENGAN MODEL ARIMA (p,d,[q]), (P,D,Q)' 32

PEMODELAN REDAMAN HUJAN BERBASIS ARIMA PADA LINTASAN RADIO 28 GHz UTARA-SELATAN

Analisis Peramalan Banyaknya Permintaan Darah di Surabaya Menggunakan Metode

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penerapan Model ARIMA

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING

Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Menggunakan ARFIMA

PEMODELAN NEURO-ARIMA UNTUK CURAH HUJAN DI KOTA SURABAYA

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

PERAMALAN TRAFIK SMS AREA JABOTABEK DENGAN METODE ARIMA

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya *

DAFTAR ISI. Halaman Konsep Ketersediaan Air dan Model Prakiraan Kesesuaian Model ARIMA untuk Prakiraan Ketersediaan Air 10

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK)

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

Peramalam Jumlah Penumpang Yang Berangkat Melalui Bandar Udara Temindung Samarinda Tahun 2012 Dengan Metode ARIMA BOX-JENKINS

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut :

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SISTEM INFORMASI PERAMALAN PERMINTAAN di PRODUSEN SARI KEDELAI SHINTA MENGGUNAKAN ALGORITMA AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) SKRIPSI

ABSTRAK. Kata kunci : Data Runtun Waktu, Indeks Harga Konsumen, ARIMA, Analisis Intervensi, Fungsi Step, Peramalan. I Pendahuluan

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins

II. TINJAUAN PUSTAKA. Time series merupakan serangkaian observasi terhadap suatu variabel yang

Peramalan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Bali Tahun 2019: Metode ARIMA

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA. Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Juli 2011

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-300

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI

Time series Linier Models

PEMODELAN RESIDUAL REGRESI YANG MENGANDUNG MISSING OBSERVATIONS DAN LONG MEMORY Studi Kasus : Polusi Udara di Kota Surabaya

PEMODELAN DAN PERAMALAN PENUTUPAN HARGA SAHAM PT. TELKOM DENGAN METODE ARCH - GARCH

(S.4) PENDEKATAN METODE ALGORITMA GENETIK UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ARIMA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PERAMALAN ARIMA BOX-JENKINS PADA DATA PENGIRIMAN BARANG

ARIMA and Forecasting

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii. HALAMAN PENGESAHAN...iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL...

Penerapan Analisa Time Series Terhadap Nilai Matematika di SMAS Alfa Centauri Bandung.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC),

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

Abstrak. Kata kunci : Redaman hujan, GSTAR, VARIMA.

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins

Metode Deret Berkala Box Jenkins

Transkripsi:

Mauludiyanto, Pemodelan ARIMA dan Deteksi Outlier Data Curah Hujan Sebagai Evaluasi Sistem Radio Gelombang Milimeter PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG MILIMETER Achmad Mauludiyanto 1 Gamantyo Hendrantoro 1 Mauridhi Hery P. 1 Suhartono 2 1 Jurusan Teknik Elektro, FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2 Jurusan Statistik, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: maulud,gamantyo@ee.its.ac.id ABSTRACT The purpose of this paper is to provide the results of Arima modeling and outlier detection in the rainfall data in Surabaya. This paper explained about the steps in the formation of rainfall models, especially Box-Jenkins procedure for Arima modeling and outlier detection. Early stages of modeling stasioneritas Arima is the identification of data, both in mean and variance. Stasioneritas evaluation data in the variance can be done with Box-Cox transformation. Meanwhile, in the mean stasioneritas can be done with the plot data and forms of ACF. Identification of ACF and PACF of the stationary data is used to determine the order of allegations Arima model. The next stage is to estimate the parameters and diagnostic checks to see the suitability model. Process diagnostics check conducted to evaluate whether the residual model is eligible berdistribusi white noise and normal. Ljung-Box Test is a test that can be used to validate the white noise condition, while the Kolmogorov-Smirnov Test is an evaluation test for normal distribution. Residual normality test results showed that the residual model of Arima not white noise, and indicates the existence of outlier in the data. Thus, the next step taken is outlier detection to eliminate outlier effects and increase the accuracy of predictions of the model Arima. Arima modeling implementation and outlier detection is done by using MINITAB package and MATLAB. The research shows that the modeling Arima and outlier detection can reduce the prediction error as measured by the criteria Mean Square Error (MSE). Quantitatively, the decline in the value of MSE by incorporating outlier detection is 23.7%, with an average decline 6.5%. Keywords: Arima model, outlier detection, Ljung-Box test, Kolmogorov-Smirnov test, MSE ABSTRAK Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memberikan hasil pemodelan ARIMA dan deteksi outlier pada data curah hujan di Surabaya. Dalam paper ini dijelaskan tentang langkah-langkah dalam pembentukan model curah hujan, khususnya prosedur Box-Jenkins untuk pemodelan ARIMA dan deteksi outlier. Tahap awal dari pemodelan ARIMA adalah identifikasi stasioneritas data, baik dalam mean dan varians. Evaluasi stasioneritas data dalam varians dapat dilakukan dengan transformasi Box-Cox. Sedangkan stasioneritas dalam mean dapat dilakukan dengan plot data dan bentuk ACF. Identifikasi bentuk ACF dan PACF dari data yang sudah stasioner digunakan untuk menentukan orde model ARIMA dugaan. Tahapan selanjutnya adalah estimasi parameter dan cek diagnosa untuk melihat kesesuaian model. Proses cek diagnosa dilakukan untuk mengevaluasi apakah residual model sudah memenuhi syarat white noise dan berdistribusi normal. Uji Ljung-Box adalah uji yang dapat digunakan untuk memvalidasi syarat white noise, sedangkan Uji Kolmogorov-Smirnov merupakan uji untuk evaluasi distribusi normal. Hasil uji normalitas residual menunjukkan bahwa residual model ARIMA belum white noise, dan mengindikasikan adanya outlier pada data. Sehingga, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah deteksi outlier untuk mengeliminasi efek outlier dan memperbesar ketepatan prediksi dari model ARIMA. Implementasi pemodelan ARIMA dan deteksi outlier dilakukan dengan menggunakan paket MINITAB dan MATLAB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemodelan ARIMA dan deteksi outlier dapat mereduksi kesalahan prediksi yang diukur dengan kriteria Mean Square Error (MSE). Secara kuantitatif, penurunan nilai MSE dengan memasukkan deteksi outlier adalah 23,7%, dengan rata-rata penurunan 6,5%. Keywords: model ARIMA, deteksi outlier, uji Ljung-Box, uji Kolmogorov-Smirnov, MSE Curah hujan merupakan faktor utama yang mempengaruhi redaman hujan pada gelombang milimeter. Gelombang milimeter adalah gelombang radio yang bekerja di atas frekuensi 10 GHz. Karena redaman hujan sebanding dengan redaman spesifik dikalikan panjang link. Redaman spesifik sebanding dengan dengan curah hujan. Jika diasumsikan panjang link 1 Km maka besar redaman hujan akan bergantung pada curah hujan untuk frekuensi tertentu. Karena itu perlu ditinjau bagaimana model curah hujan yang terjadi setiap saat. Dengan mengetahui model curah hujan, maka dapat ditentukan model redaman hujan. Pemodelan curah hujan sudah banyak dilakukan dalam beberapa penelitian, antara lain dengan model ARMA (Autoregressive Moving Average) [1, 2, 3] dan model ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) [3, 4]. Model ARMA ini hanya berlaku khusus pada data stasioner dan tidak berlaku pada data non-stasioner. Sedangkan model ARIMA yang sudah diteliti belum memberikan hasil-hasil uji statistik untuk evaluasi kesesuaian model. Uji statistik yang dimaksud antara lain adalah deteksi stasioneritas data dalam varians melalui tranformasi Box-Cox. Nilai λ=1 pada hasil transformasi Box-Cox menunjukkan data 109

Volume 7, Nomor 3, Januari 2009 : 109 114 stasioner dalam varians. Uji statistik lain adalah uji signifikansi parameter model ARIMA, yaitu parameter model adalah signifikan jika p- value kurang dari 0,05. Beberapa uji pada tahap cek diagnosa juga belum banyak digunakan, yaitu uji Ljung-Box untuk evaluasi apakah residual white noise dan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui normalitas data [5]. Padahal uji statistik ini penting sekali dalam menentukan validitas dari suatu model. Karena itu perlu dibuat model ARIMA yang dilengkapi dengan evaluasi kesesuaian model. Dalam pemodelan ini digunakan software MINITAB, dan MATLAB. Software MINITAB digunakan untuk pengolahan statistik dari pada data curah hujan. Sedangkan MAT- LAB digunakan untuk mengubah data asli ke data numerik yang dikenal oleh MINITAB. Dalam paper ini akan diuraikan langkah-langkah pemodelan ARIMA pada data curah hujan. Tahapan penting dalam menentukan model ARIMA adalah identifikasi, estimasi parameter, dan cek diagnosa. Tahap Identifikasi berfungsi untuk menentukan orde model ARIMA melalui bentuk ACF (Autocorrealation Function) dan bentuk PACF (Partial Autocorrelation Function) dari data yang sudah stasioner. Estimasi parameter berfungsi untuk menduga nilai besaran konstanta dan koefisien dari model AR dan MA. Sedangkan cek diagnosa befungsi untuk menguji kesesuaian model melalui uji residual apakah sudah memenuhi syarat white noise dan berdistribusi normal. Tahapan selanjutnya yang diuraikan dalam paper ini adalah cara mendeteksi outlier dan indikasinya pada MSE. Tujuannya adalah agar didapatkan model curah hujan yang tepat dan handal. Ukuran ketepatan ini akan ditunjukkan dengan kriteria atau besaran statistik yang biasa digunakan dalam analisa statistik terhadap persoalan pengukuran di lapangan, seperti hasil ukur curah hujan. METODOLOGI Pada bagian ini akan diberikan tentang teori dan metodologi tentang model ARIMA dan deteksi outlier. Model ARIMA Secara umum model ARIMA diberikan oleh persamaan [6] φ p (B)(1 B) d Z t = θ 0 + θ q (B)a t (1) dengan operator stasioner AR adalah φ p (B) = (1 φ 1 B Λ φ p B p ) dan operator MA adalah θ q (B) = (1 θ 1 B Λ θ q B q ) Model ARIMA dengan orde (p,d,q) dinyatakan dengan ARIMA(p,d,q), dan d menyatakan orde differencing. Prosedur Box-Jenkins merupakan prosedur yang populer untuk pemodelan ARIMA. Ringkasan tahap-tahap dalam pemodelan ARIMA dengan prosedur Box-Jenkins dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini. Transformasi Box- Cox adalah suatu proses yang digunakan untuk mengetahui stasioneritas data dalam varians, yaitu melalui pendugaan nilai lambda (λ) dari data asli [Zt]. Jika λ=1 berarti data asli sudah stasioner dalam varians, sedangkan λ 0 berarti data asli belum stasioner dalam varians. Karena itu Gambar 1: Flowchart Pemodelan ARIMA perlu ditransformasi supaya menjadi stasioner dalam varians. Nilai λ=0 berarti data ditransformasi dengan ln[zt], λ=0,5 ditransformasi dengan [Zt] 0,5, sedangkan λ=-0,5 data ditransformasi dengan 1/[Zt] 0,5. Jika λ tidak sama dengan yang disebutkan maka digunakan nilai pendekatan. Stasioneritas data dalam mean bisa dilakukan dengan identifikasi plot data dan bentuk ACF data. Jika ACF menunjukkan pola yang turun lambat berarti data belum stasioner dalam mean. Sehingga dibutuhkan differencing agar datanya menjadi stasioner dalam mean. Sebaliknya jika ACF menunjukkan pola yang turun cepat maka data sudah stasioner dalam mean. Identifikasi orde model ARMA bisa dilakukan dengan menggunakan bentuk ACF dan PACF data yang sudah stasioner seperti pada Tabel 1. Model-model dugaan yang diperoleh diestimasi nilai-nilai parameternya, dan kemudian diuji apakah p-value dari koefisien-koefisien tersebut kurang dari 0,05. Jika p-value dari konstanta dan koefisien kuang dari 0,05 maka konstanta atau koefisien tersebut adalah signifikan secara statistik dan valid untuk digunakan. Jika sebaliknya maka konstanta atau koefisien tersebut dieliminasi dari model. Tahap selanjutnya adalah cek diagnosa. Pada tahap ini, residual model diuji apakah memenuhi syarat kesesuaian model ARIMA. Syarat sesuai tersebut adalah residual yang white noise dan berdistribusi 110

Mauludiyanto, Pemodelan ARIMA dan Deteksi Outlier Data Curah Hujan Sebagai Evaluasi Sistem Radio Gelombang Milimeter Tabel 1: Identifikasi ACF dan PACF[6] Model ACF PACF MA(q) : moving average of order q Cuts off Dies down after lag q AR(p) : autoregressive of order p Dies down Cuts off after lag p ARMA(p,q) : mixed Dies down Dies down autoregressive-moving average of order (p,q) AR(p) or MA(q) Cuts off after lag q Cuts off after lag p No order AR or MA (white noise or random process) No spike No spike normal. Evaluasi white noise residual dilakukan dengan uji Ljung-Box, yaitu residual white noise jika p-value lebih besar 0,05. Diagnosa berikutnya adalah diagnosa kenormalal residual dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika p- valuenya lebih besar dari 0,05 maka residual berdistribusi normal. Model-model yang sesuai akan mempunyai nilai MSE yang berbeda. Model terbaik akan mempunyai MSE yang terkecil. Seringkali ditemukan dari hasil penelitian model-model dugaan tadi belum memenuhi normalitas dari residunya, biasanya karena adanya outlier. Outlier ini dapat dikurangi dengan deteksi outlier, sehingga dapat menaikkan nilai MSE-nya. Gambar 2: Plot Data curah hujan 1 Maret 2007 Deteksi Outlier Persamaan outlier-free series diberikan pada persamaan (2) [6]: x i (t) = { 1, t = terjadi outlier (2) Gambar 3: Hasil transformasi Box-Cox Persamaan (2) termasuk pada model additive outlier [6]. Dengan adanya deteksi outlier maka persamaan (1) menjadi: φ p (B)(1 B) d Z t = θ 0 + θ q (B)a t + β i x i (t) (3) dengan i = 1,2,... sampai mendapatkan residual yang diinginkan, yaitu sampai terdeteksi semua outlier yang ada atau residual telah memenuhi uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Deteksi outlier dilakukan dengan memplot residual dari model yang ditentukan. Titik-titk data yang mempunyai simpangan yang besar diambil dan bernilai 1 pada fungsi x i (t), untuk data yang lain bernilai 0 pada fungsi x i (t). HASIL DAN ANALISIS Pada bagian ini akan diberikan hasil pemodelan dan analisis data. Langkah-langkah pemodelan Sebagai studi kasus penelitian diambil satu contoh data, misalnya data curah hujan yang terjadi pada 1 Maret 2007. Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa maksimum pengukuran sebesar 132 mm/h, dengan sampel data sebanyak 242 data. Untuk mengetahui apakah data di atas stasioner dalam varians, digunakan uji Box-Cox seperti pada Gambar 3. Dari Gambar 3 terlihat nilai λ = 0,13 yang jika dibulatkan ke bawah menjadi sama dengan nol. Sehingga data harus ditransformasi dengan me-logaritmanatural-kan (ln Zt) supaya data asli memenuhi kondisi stasioneritas dalam varians. Langkah berikutnya adalah untuk mengetahui apakah data yang sudah ditransformasi sudah stasioner dalam mean, dengan melihat bentuk ACF-nya seperti pada Gambar 4. Dari Gambar 4 terlihat bentuk ACF turun secara pelan, yang berarti data Zt tidak stasioner dalam mean. Sehingga data Zt perlu didifferencing, dan gambar hasil plot ACF dan PACF setelah didifferencing dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6. Menurut Tabel 1 dan memperhatikan Gambar 5 dan 6 dapat diduga bahwa model yang sesuai untuk data di atas adalah ARIMA(2,1,0) atau ARIMA(0,1,1). Jika digunakan ARIMA(2,1,0) maka diperoleh MSE = 0,3072, sedangan ARIMA (0,1,1) diperoleh MSE = 0,3090. Jadi diputuskan untuk menggunakan model ARIMA(2,1,0). Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada residual menunjukkan residual belum berdistribusi normal (pvalue lebih kecil dari 0,05). Hal ini diduga karena adanya outlier pada data [5]. Output hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Model ARIMA(2,1,0) yang diperoleh dapat ditulis secara matema- 111

Volume 7, Nomor 3, Januari 2009 : 109 114 Gambar 4: Plot ACF data Zt (transformasi) Gambar 6: Plot PACF data DZt Gambar 5: PlotACF data DZt (differencing) Gambar 7: Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov tis dalam persamaan model sebagai berikut: Y (t) = 0, 5120Y (t 1) 0, 2165Y (t 2) (4) dengan MSE sebesar 0,3072 (melalui metode Maximum Likehood Estimation). Langkah-langkah Deteksi Outlier Untuk mendeteksi adanya atau terjadinya outlier pada data, digunakan plot residual pada model ARIMA(2,1,0) seperti yang terlihat pada Gambar 8. Dari Gambar 8 terlihat outlier terjadi pada t = 237 dan 238; sehingga { 1, t = 237,238 x 1 (t) = (5) Dengan menggunakan metode least squares dan implementasi perintah regresi di MINITAB didapatkan Y (t) = 0, 513Y (t 1) 0, 215Y (t 2), dengan MSE = 0.309. Dengan ditambahkannya deteksi outlier pada model ARIMA akan menjadi Y (t) = 0, 653Y (t 1) 0, 257Y (t 2) 2, 07X 1 t dengan MSE = 0.2802. Langkah di atas dilakukan secara terus menerus sehingga didapatkan MSE kecil dan uji kenormalan residual terpenuhi. Berikut ini adalah hasil iteratif deteksi outlier yang ditunjukkan oleh perbaikan nilai MSE. Kemudian ditambahkan outlier kedua, yaitu { 1, t = 153,154,237,238 x 2 (t) = Dengan regresi didapat Y (t) = 0, 712Y (t 1) 0, 292Y (t 2) 3, 88X 1 t+ 1, 66X 2 t dengan MSE=0.2591. Outlier ketiga ditambahkan, yaitu { 1, t = 237,238,239,240 x 3 (t) = (7) Dengan regresi didapat Y (t) = 0, 827Y (t 1) 0, 326Y (t 2) 5, 97X 1 t+ 1, 78X 2 t + 1, 67X 3 t dengan MSE = 0.2399. Outlier keempat ditambahkan, yaitu { 1, t = 76,91,149,189,192,194,195,223,224,237,238 x 4 (t) = Dengan regresi didapat Y (t) = 0, 842Y (t 1) 0, 335Y (t 2) 5, 69X 1 t+ 1, 80X 2 t + 1, 70X 3 t 0, 369X 4 t dengan MSE = 0.2358. Kemudian untuk memperlihatkan perbaikan atau penurunan dari nilai MSE dilakukan ploting nilai MSE terhadap (6) (8) 112

Mauludiyanto, Pemodelan ARIMA dan Deteksi Outlier Data Curah Hujan Sebagai Evaluasi Sistem Radio Gelombang Milimeter Penggunaan deteksi outlier dengan MINITAB hanya dapat digunakan untuk model-model AR. Sehingga untuk model MA harus menggunakan paket program yang lain, seperti SAS. Dengan demikian, proses deteksi outlier dapat digunakan untuk menperbaiki model ARIMA yang diperoleh agar mendapatkan model yang valid untuk prediksi. Model yang valid akan memberikan nilai prediksi yang lebih efisien dalam merekonstruksi perilaku curah hujan atau perilaku redaman hujan. Sehingga model anti fading yang akan dibangun dapat bekerja dengan optimal. Gambar 8: Plot Residual model ARIMA Gambar 9: Nilai Penurunan MSE indeks ke-i (i = 0,1,2,...,5), seperti pada Gambar 9. Dari gambar tersebut terlihat adanya perbaikan dalam hal nilai MSE sebagai hasil adanya deteksi outlier yang ditambahkan pada model ARIMA(2,1,0). Perbaikan nilai MSE yang ditunjukkan dari indeks 1 (sebelum ada deteksi outlier) ke indeks 2 (deteksi outlier 1) adalah 9,3%. Perbaikan MSE dari indeks 2 ke indeks 3 (deteksi outlier 2) sebesar 7,5%. Perbaikan dari indeks 3 ke indeks 4 (deteksi outlier 3) sebesar 7,4%. Perbaikan dari indeks 4 ke indeks 5 (deteksi outlier 4) sebesar 1,7%. Secara keseluruhan dari perbaikan dari indeks 1 ke indeks 5 sebesar 23,7%. Akhirnya diperoleh nilai MSE terkecil dan uji residual memenuhi syarat distribusi normal. Jika residual sudah memenuhi syarat distribusi normal, maka model ARIMA(2,1,0) dengan koefisien yang diperoleh dari regresi merupakan model yang valid. Pemodelan ARIMA yang benar adalah pemodelan dengan tahapan yang melibatkan adanya indikator uji statistik seperti yang diuraikan pada paper ini. Karena keterbatasan kemampuan dari MINI- TAB, maka pemodelan ARIMA dan deteksi outlier secara simultan tidak dapat dilakukan untuk semua model, khususnya pada model yang mengandung orde MA. Setelah mengetahui titik-titik outlier maka fungsi dari pada outlier ditambahkan dengan model ARIMA yang diperoleh dan kemudian dievaluasi lagi residual model. Demikian seterusnya sehingga mencapai residual yang berdistribusi normal. SIMPULAN Berdasar hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Pemodelan ARIMA dapat dilakukan dengan tahapan seperti pada flowchart di Gambar 1 menggunakan software MINITAB dan MATLAB. Prosedur ini seringkali belum mampu memberikan residual yang memenuhi uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, karena adanya outlier. 2. MINITAB dapat digunakan untuk deteksi outlier khusus pada model ARIMA(p,d,q) dengan q = 0, dan tidak berlaku untuk ARIMA (p,d,q) dengan p = 0. 3. Deteksi outlier dapat memperbaiki MSE dari model yang ditentukan. Perbaikan MSE pada model juga memberikan residual yang cenderung memenuhi syarat distribusi normal. DAFTAR PUSTAKA [1] Yadnya, M., Mauludiyanto, A., Hendrantoro, G.: ARMA Modelling from rain rate Measurement to Simulation Communication Channel Modelling for Millimeter Wave in Surabaya. In: The 6th Kumamoto University Forum, Surabaya, Indonesia. (November 2008) [2] Yadnya, M., Mauludiyanto, A., Hendrantoro, G.: Pemodelan ARMA untuk Curah Hujan di Surabaya. In: SITIA, Jurusan Teknik Elektro, ITS. (Mei 2008) [3] Mauludiyanto, A., Hendrantoro, G., Yadnya, M., D.Kalfarosi: Pemodelan Spektral, ARMA Dan ARIMA Untuk Curah Dan Redaman Hujan Tropis Menggunakan Data Surabaya Sebagai Evaluasi Sistem Radio Gelombang Milimeter. submit ke Makara Seri Sains, Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Indonesia (Oktober 2008) [4] Mauludiyanto, A., Hendrantoro, G., D.Kalfarosi: Pemodelan Curah dan Redaman Hujan dengan Model ARIMA Sebagai Evaluasi Sistem Radio Gelombang Milimeter. submit ke Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, PPLMI, Institut Teknologi Telkom (Oktober 2008) [5] Iriawan, N., Astuti, S.: Mengolah Data Statistik dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Andi Yogyakarta (2006) 113

Volume 7, Nomor 3, Januari 2009 : 109 114 [6] Wei, W.: Time Series Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, USA (2006) 114