PROSEDUR PENCATATAN DANA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAKU BLUD

dokumen-dokumen yang mirip
RK PPKD (belanja)/ Bila Bendahara pengeluaran memotong/memungut pajak: Bila Bendahara pengeluaran menyetor pajak yg dipungut di atas ke Kas Negara:

AKUNTANSI PADA SATUAN KERJA PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (SKPKD/PPKD)

Penjurnalan dalam Akuntansi Pemerintahan

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

Sesuai dengan Peraturan Meteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 7, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dapat diterangkan sebagai berikut:

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

Akuntansi Satuan Kerja

Pengeluaran Daerah Melalui Bendahara PPKD

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

Pengeluaran Daerah Daerah Melalui Bendahara Penerimaan PPKD

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

SISTEM AKUNTANSIPPKD

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pencairan Dana

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

KULIAH UMUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMDA

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

Program Aplikasi SIMDA (Sistim Informasi Manajemen Daerah)

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

SISTEM AKUNTANSI PPKD

LAPORAN KEUANGAN POKOK

oleh: Perwakilan BPKP Sumbar

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN

(1) Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas bersih dari Aktivitas Operasi sebesar Rp ,24 terdiri dari:

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

LAPORAN KEUANGAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BELANJA BAGI PEMERINTAH DAERAH. Makalah ini dipresentasikan di: Biro Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2 Juli 2008

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. Setiap lembaga pemerintahan tentunya tidak terlepas dengan adanya Belanja

2. Klasifikasi Belanja a). Jenis Belanja - Belanja operasi dirinci menjadi belanja pegawai, belanja barang 3 = membuat klasifikasi dengan lengkap

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 8 TAHUN 2013

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD DINAS/BADAN/RSUD/RSJD... TAHUN ANGGARAN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI PATI, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2O16 TENTANG

Dalam kegiatan ini, Fungsi Akuntansi SKPKD memiliki tugas sebagai berikut :

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

BAB IV PROSEDUR AKUNTANSI PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (PPKD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut M. Nafarin (2010:25) adalah :

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

Akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)

BUPATI KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN & PENGESAHAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN LANJUTAN (DPAL) - SKPD

PENILAIAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

BAB V PEMBAHASAN SISTEM DAN PROSES AKUNTANSI PADA BENDAHARA PENGELUARAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang.

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

Transkripsi:

LAMPIRAN III : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 47 TAHUN 20097 TAHUN 2007 TANGGAL : 11 NOVEMBER 200924 SEPTEMBER 2007 TENTANG : SISTEM AKUNTANSI DAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BUNGO. PROSEDUR PENCATATAN DANA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAKU BLUD I. UMUM Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), apabila telah ditetapkan sebagai SKPD yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah, maka untuk membiayai kegiatan operasionalnya mempunyai dua sumber dana yaitu : 1. dana yang berasal dari BUD/Kuasa BUD; dan 2. dana yang dihasilkan sendiri (Swadana). Dana yang bersumber dari penerimaannya sendiri maupun yang berasal dari BUD tercatat dalam APBD. Dengan demikian dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) RSUD terdiri dari anggaran pendapatan swadana RSUD, dan anggaran belanja yang dibiayai dengan APBD dan dana swadana RSUD. Pada bagian ini hanya diuraikan prosedur pencatatan transaksi RSUD yang berhubungan dengan penggunaan dana swadana, sedangkan penggunaan dana yang bersumber dari BUD melalui penerbitan SP2D LS dan UP/GU/TU berlaku ketentuan sebagaimana halnya SKPD lainnya. Demikian pula halnya dengan prosedur posting ke Buku Besar dan Buku Besar Pembantu, Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan dan Dokumen Pelaksanaan Kegiatan sama seperti yang berlaku pada Sistem Akuntansi pada SKPD. Prosedur pencatatan dana swadana RSUD meliputi : 1) Otorisasi Anggaran 2) Transaksi Pendapatan 3) Transaksi Belanja 4) Jurnal penutup II. PROSEDUR....

- 2 - II. PROSEDUR PENCATATAN OTORISASI ANGGARAN SWADANA RSUD A. Deskripsi Kegiatan Anggaran yang dicatat dalam prosedur pencatatan otorisasi anggaran ini adalah anggaran pendapatan swadana dan anggaran belanja kegiatan yang dibiayai dengan dana swadana. Struktur dan komponen anggaran pendapatan dan belanja yang dikelola dalam kerangka swadana mengacu pada ketentuan yang secara khusus mengatur badan layanan umum daerah. B. Uraian Prosedur Uraian prosedur pencatatan otorisasi anggaran RSUD adalah sebagai berikut 1. Kepala RSUD (atau dengan nama/sebutan lainnya) selanjutnya disebut Kepala RSUD, menerima DPA RSUD kemudian memberikan copy (salinan) DPA RSUD kepada PPK RSUD. Berdasarkan DPA RSUD, PPK RSUD mencatat jurnal anggaran pendapatan dan belanja yang tertuang dalam DPA RSUD. 2. Dalam hal nomor pengesahan DPA-SKPD RSUD secara administratif tidak terdapat pemisahan atau dalam DPA tersebut tidak tertera sumber pendanaan/belanja swadana, maka PPK-SKPD pada RSUD dapat membuat daftar lampiran yang merupakan bagian dari DPA-SKPD RSUD. Jurnal untuk mencatat anggaran pendapatan swadana RSUD (otorisasi anggaran pendapatan) adalah: J.1 Alokasi Pendapatan Retribusi Daerah Alokasi Pendapatan Lain-Lain PAD Yang Sah Surplus/Defisit Jurnal untuk mencatat anggaran belanja dengan dana swadana (otorisasi anggaran belanja) adalah: J.2 Surplus/Defisit Allotment Belanja Pegawai Allotment Belanja Barang dan Jasa Allotment Belanja Modal Xxx 3. Jurnal otorisasi pendapatan dan belanja ditutup saat membuat neraca. Jika penyusunan neraca bukan pada akhir tahun anggaran (bukan per 31 Desember) maka jurnal penutup yang telah dilakukan, dikembalikan ke posisi semula (di jurnal balik) pada awal periode pembukuan berikutnya. 4. Jurnal untuk mencatat otorisasi anggaran pendapatan dilakukan pada Buku Jurnal Umum. III. PROSEDUR....

- 3 - III.PROSEDUR PENCATATAN TRANSAKSI PENDAPATAN SWADANA RSUD A. Deskripsi Kegiatan Pendapatan daerah yang dicatat, diklasifikasikan, diikhtisarkan, dan dilaporkan dalam akuntansi pendapatan RSUD adalah Pendapatan Asli Daerah terdiri atas obyek pendapatan sebagai berikut : Retribusi Daerah; dan atau Lain-lain PAD yang sah Retribusi adalah sumber pendapatan utama RSUD, sedangkan Lain-lain PAD yang sah merupakan pendapatan tambahan dari kegiatan rumah sakit, misalnya hasil penyewaan gedung. Pendapatan RSUD dari retribusi pelayanan kesehatan dan lain-lain pendapatan rumah sakit merupakan penerimaan dana swadana dan merupakan sumber dana untuk membiayai kegiatan operasionalnya dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Nomenklatur (penamaan) anggaran pendapatan pada RSUD tersebut di atas disesuaikan lebih lanjut mengacu pada peraturan perundang-undangan yang mengatur penyusunan anggaran. B. Uraian Prosedur Pencatatan Uraian prosedur pencatatan transaksi pendapatan swadana RSUD adalah sebagai berikut : 1. Bendahara penerimaan RSUD menerima dan menyetorkan hasil penerimaan pendapatan swadana kepada bendahara pengeluaran RSUD, untuk kemudian mempertanggungjawabkan realisasi penerimaan swadana kepada BUD dan PPK RSUD. 2. PPK RSUD mereview dan mengesahkan SPJ Penerimaan dari Bendahara Penerimaan. Berdasarkan dokumen SPJ Penerimaan dan lampirannya yang telah disahkan dan laporan tertulis atas penerimaan setoran kas dari bendahara pengeluaran, PPK RSUD mencatat jurnal penerimaan pendapatan dan penyetoran kas ke bendahara pengeluaran. Jurnal untuk mencatat SPJ penerimaan pendapatan swadana adalah sebagai berikut : J.3 Kas Di Bendahara Penerimaan Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Lain-Lain PAD Yang Sah dan; Jurnal untuk mencatat SPJ penyetoran pendapatan swadana ke bendahara pengeluaran adalah sebagai berikut : J.4 Kas Di Bendahara Pengeluaran Kas Di Bendahara Penerimaan 3. Penerimaan dana swadana RSUD dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja. Setelah dana dibelanjakan, bukti-bukti belanja di-spj-kan oleh bendahara pengeluaran kepada PPK RSUD untuk kemudian dibuatkan Surat Perintah Membayar (SPM) Nihil untuk mendapatkan SP2D Nihil dari BUD sebagai pengesahan atas penggunaan dana swadana oleh BUD/Kuasa BUD. 4. Jika....

- 4-4. Jika bendahara penerimaan belum melaksanakan SPJ atas penerimaan yang menjadi tangungjawabnya, maka dokumen yang dapat dijadikan sumber jurnal oleh PPK RSUD untuk mencatat jurnal nomor J.4 dan J.5 adalah Laporan Realisasi Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan dari Bendahara Penerimaan beserta lampirannya 5. Jurnal untuk mencatat penerimaan kas yang berasal dari pendapatan asli daerah dilakukan pada Buku Jurnal Umum atau Buku Jurnal Penerimaan Kas IV. PROSEDUR....

- 5 - IV. PROSEDUR PENCATATAN TRANSAKSI BELANJA SWADANA RSUD A. Deskripsi Kegiatan Belanja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) meliputi : 1. Belanja Tidak langsung, yakni jenis ; 1) Belanja pegawai 2. Belanja Langsung, yakni jenis ; 1) Belanja pegawai 2) Belanja barang jasa 3) Belanja modal Belanja yang menggunakan dana swadana umumnya berupa belanja langsung. Dalam kondisi tertentu tidak tertutup kemungkinan belanja langsung jenis belanja modal dibiayai dari dana BUD/Kuasa BUD. Transaksi belanja langsung menggunakan uang persediaan swadana yang dikelola oleh bendahara pengeluaran. Setelah dana swadana dibelanjakan maka bukti-bukti belanja di-spjkan ke PPK RSUD. Berdasarkan pengesahan SPJ yang diterbitkan oleh PPK RSUD, PPK RSUD membuat Surat Perintah Membayar (SPM) Nihil untuk mendapatkan SP2D Nihil dari BUD sebagai pengesahan atas penggunaan dana swadana oleh BUD. Akuntansi belanja pada RSUD dilakukan oleh PPK RSUD. B. Uraian Prosedur Pencatatan. Uraian prosedur pencatatan transaksi belanja swadana RSUD adalah sebagai berikut : 1. PPK RSUD menerima SPJ belanja atas penggunaan dana swadana dari bendahara pengeluaran dan SP2D Nihil dari BUD. 2. Berdasarkan pengesahan SPJ belanja dan SP2D Nihil yang diterima, PPK RSUD mencatat transaksi-transaksi belanja yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran. Jurnal untuk mencatat penerimaan SP2D Nihil (pembebanan rekening belanja definitif) adalah sebagai berikut : J.5 Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Kas Di Bendahara Pengeluaran 3. Jurnal untuk mencatat pembebanan rekening belanja definitif dilakukan pada Buku Jurnal Umum atau Buku Jurnal Pengeluaran Kas. 4. JIka belanja yang dilakukan tersebut berupa aset tetap, maka selain jurnal nomor J.5 di atas, maka harus dibuatkan satu jurnal tambahan (disebut jurnal korolari) untuk mencatat pengakuan aset dalam neraca. Jurnal....

- 6 - Jurnal korolari untuk mencatat pengakuan aset adalah sebagai berikut : J.6 Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Penyelesaian Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 5. Jurnal korolari dilakukan pada Buku Jurnal Umum. 6. Jika dalam SPJ belanja dan bukti transaksi tersebut terdapat penerimaan pungutan dan penyetoran pajak-pajak (Perhitungan Fihak Ketiga/PFK), maka selain jurnal-jurnal di atas dibuatkan juga jurnal untuk mencatat penerimaan pungutan pajak dan penyetoran pajak. Jurnal untuk mencatat penerimaan pungutan pajak adalah sebagai berikut : J.7 Kas Di Bendahara Pengeluaran Utang PFK Jurnal untuk mencatat penyetoran pungutan pajak J.8 Utang PFK Kas Di Bendahara Pengeluaran 7. Jika diketahui terdapat kesalahan dalam pencatatan pengeluaran belanja, maka PPK RSUD membuat Bukti Memorial Penyesuaian sebagai dokumen dasar untuk membuat jurnal koreksi. Berdasarkan Bukti Memorial Penyesuaian, PPK RSUD mencatat jurnal koreksi pembukuan. 8. Berikut ini diuraikan contoh jurnal koreksi pembukuan. Koreksi atas kelebihan mencatat pengeluaran SPJ/SP2D Nihil pada jurnal nomor J.5, dilakukan dengan menjurnal balik jurnal nomor J.9 dengan jurnal di bawah ini : J.9 Kas Di Bendahara Pengeluaran Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal JIka belanja yang dikoreksi tersebut adalah belanja berupa aset tetap, maka selain dua jurnal di atas, maka jurnal nomor J.6 harus dikoreksi dengan jurnal koreksi nomor J.10 sebagai berikut : J.10 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Penyelesaian 9. Jurnal untuk....

- 7-9. Jurnal untuk mencatat koreksi belanja dilakukan pada Buku Jurnal Umum. 10. Apabila terjadi penerimaan kembali belanja pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam pendapatan lain-lain. Jurnal penerimaan kambali belanja sebagai pendapatan lain-lain J.11 Kas Di Bendahara Pengeluaran/Penerimaan *) Pendapatan Lain-lain *) pilih sesuai Bendahara yang menerima dan menyetorkan penerimaan kembali V. PROSEDUR.....

- 8 - V. PROSEDUR PENCATATAN JURNAL PENUTUP ATAS ANGGARAN DAN REALISASI DANA SWADANA RSUD A. Deskripsi Kegiatan Pada akuntansi SKPD yang seluruh dananya merupakan dana yang berasal dari BUD/Kuasa BUD, maka saldo-saldo perkiraan nominal (pendapatan dan belanja), alokasi pendapatan dan alotmen belanja ditutup ke rekening Utang Kepada BUD dan/atau rekening Piutang Kepada BUD saat penyusunan laporan keuangan. Untuk RSUD yang sumber dananya berasal dari BUD dan dana swadana, maka : Otorisasi anggaran dan realisasi belanja RSUD yang sumber dananya dari BUD/Kuasa BUD, maka pencatatan jurnal penutupnya sama dengan pencatatan jurnal penutup pada akuntansi SKPD, yaitu ditutup ke rekening rekening Piutang Kepada BUD. Otorisasi anggaran pendapatan dan belanja swadana serta realisasinya ditutup ke rekening Surplus/Defisit. Jurnal Penutup SKPD terdiri dari : Jurnal Penutup perkiraan Alokasi Pendapatan dan perkiraan Pendapatan swadana ke perkiraan Surplus/Defisit. Jurnal Penutup perkiraan Alotmen Belanja dan perkiraan Belanja swadana ke perkiraan Surplus/Defisit. B. Uraian Pencatatan Jurnal Penutup Swadana Uraian prosedur pencatatan jurnal penutup perkiraan Alokasi Pendapatan dan perkiraan Pendapatan adalah sebagai berikut : 1. Jurnal Penutup perkiraan Alokasi Pendapatan dan perkiraan Pendapatan ke Surplus/Defisit (jika realisasi pendapatan lebih besar dari anggaran pandapatan) J.12 Pendapatan Retribusi daerah Pendapatan Lain-lain PAD yang sah Surplus/Defisit Alokasi Pendapatan Retribusi daerah Alokasi Pendapatan Lain-lain PAD yang sah 2. Jurnal Penutup perkiraan Alokasi Pendapatan dan perkiraan Pendapatan swadana ke perkiraan Surplus/Defisit (jika realisasi pendapatan lebih kecil dari anggaran pandapatan) J.13 Pendapatan Retribusi daerah Pendapatan Lain-lain PAD yang sah Surplus/Defisit Alokasi Pendapatan Retribusi daerah Alokasi Pendapatan Lain-lain PAD yang sah 3. Jurnal....

- 9-3. Jurnal Penutup perkiraan Alotmen Belanja dan perkiraan Belanja swadana ke perkiraan Surplus/Defisit. J.14 Allotment Belanja Pegawai Allotment Belanja Barang dan Jasa Allotment Belanja Modal Surplus/Defisit Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal 4. Jurnal Penutup perkiraan Surplus/Defisit ke SiLPA. J.15 Surplus/defisit SiLPA *) *) SKPD yang punya SiLPA hanya RSUD, yaitu dari sisa pendapatan swadana yang tidak habis dibelanjakan BUPATI BUNGO, dto H. ZULFIKAR ACHMAD