PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Belajar yang Efektif dan Kreatif

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA GAYA BELAJAR VISUAL DALAM MEMECAHKAN MASALAH PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI

BAB II KAJIAN TEORITIK

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

BAB II KAJIAN TEORITIK

Universitas Negeri Malang

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

BAB II LANDASAN TEORI

PERBEDAAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS UNGGUL DENGAN KELAS REGULER DI SMP N 12 PADANG. Oleh: ABSTRACK

GAYA BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI TAHUN PERTAMA DI JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNP

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit

This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang"

ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3

STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)

BAB V PEMBAHASAN. hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang yang telah disusun oleh peneliti

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA. Jeanete Ophilia Papilaya, Neleke Huliselan. Abstract. Abstrak

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR

Kelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko

LAMPIRAN A. Angket Penelitian

Profil Kreativitas Mahasiswa Berdasarkan Gaya Berpikirnya dalam Memecahkan Masalah Fisika di Universitas Negeri Makassar

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

GAYA BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA KEPULAUAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PRATIWI KARZA F

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI

IDENTIFIKASI KREATIVITAS SISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN PADA MATERI BILANGAN

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

Kata kunci : Gaya Belajar, Siswa Kinestetik, Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORITIK

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS ESA UNGGUL

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN 17 KOTA BENGKULU (PENELITIAN KUANTITATIF) SKRIPSI

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

PROFIL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA ADABIAH 2 PADANG JURNAL

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN GAYA BELAJAR VAK (VISUAL AUDITORY KINESTETIK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA SMA NEGERI 10 PONTIANAK

Andre Yohendra Pendidikan Teknik Informatika Komputer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Margono (2005: 105),

Ika Puspita Sari Kemampuan Komunikasi Matematika Berdasarkan Perbedaan Gaya Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Wajo pada Materi Statistika

TINGKAT KREATIVITAS MAHASISWA PGSD ANGKATAN 2015 DALAM PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN

ANALISIS GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA AUDITORIAL KELAS VIII.3 SMP PERTIWI 2 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/1017 Oleh ABSTRACT

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran

Ghufron dan Risnawita (2010: 38-39) menjelaskan bahwa:

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Visual

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE QUANTUM LEARNING

GAYA BELAJAR SISWA YANG MEMILIKI NILAI AKADEMIK TINGGI DAN RENDAH KELAS VII SMPN 1 COLOMADU TAHUN AJARAN 2016/1017

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti

KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA SMP DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia,

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari:

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAPPING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL POPULER BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PADANG

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2015/2016

KREATIVITAS PENGAJUAN SOAL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI BANGUN SEGI EMPAT KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SUMIARTI, 2013

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENCATAT DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh : DWI PUJI HASTUTI A

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015

LEARNING STYLE INVENTORY SYSTEM BERBASIS FUZZY LOGIC UNTUK MENENTUKAN TIPE BELAJAR SISWA

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BRAIN BASED LEARNING

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Hubungan Kecerdasan Emosional dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas VIII SMP PGRI 1 Padang Abstract

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 2 (2015)

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING SISWA KELAS X SMA N 1 BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

PROSIDING ISSN: PM-30 ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA BELAJAR

Transkripsi:

PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR Hidayatulloh Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung email :dayat_feb@yahoo.co.id ABSTRACT The research aims to assess how high the level of education of students creative thinking in problem solving mathematical problems of Real Analysis 2 in terms of learning styles visual, auditory and tactual. This research is a quantitative descriptive. The samples of the research were taken by using the stratified random sampling technique. Data were analyzed based on three indicators to assess the ability of creative thinking of learners in fluency, flexibility and innovation. Results of the study describes how high the level of creative thinking to each student's learning style in solving problems of Real Analysis 2. The conclusion shows that the visual learners "very creative (level 4 )",auditory learners"creative enough (level 2)",and tactual learners "creative (level 3)" in solving problems in the Real Analysis 2 STKIP MuhammadiyahPringsewu Lampung Keywords : Creative Thinking, Problem Solving, Learning Style 1. PENDAHULUAN Pendidikan sangat penting untuk mengembangkan potensi, kecerdasan serta keterampilan manusia dalam berbagai bidang kehidupan, karena kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan. Oleh sebab itu, pembaharuan dalam dunia pendidikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas bangsa.salah satu keberhasilan dalam dunia pendidikan dapat dilakukan dengan mengetahui kebiasaan-kebiasaan gaya belajar mahasiswa, menurut para ahli salah satu faktor penting untuk keberhasilan seseorang dalam proses pembelajaran adalah gaya belajar mahasiswa. Menurut Fleming dalam (Hartanti dan Arhartanto: 2003:295-307) bahwa terdapat 3 model gaya belajar, yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Menurut Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (2000) dalam bukunya Quantum Learning gaya belajarmerupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, sekolah,dan dalam situasi antar pribadi, dengan begitu gaya belajar akanmempengaruhi seseorang dalam menyerap dan mengolah informasi sehinggaakan mempengaruhi prestasi yang dicapai. Hal ini dipertegas dengan pendapat Winkel (2005:164) Gaya 97

belajar merupakan cara belajar yang khas bagi siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya sehingga kemampuan pemecahan masalahnyapun sudah pasti berbeda. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Menurut beberapa ahli, berpikir merupakan suatu aktifitas mental yang diarahkan untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, kemampuan memecahkan masalah merupakan bagian terpenting bagi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pembelajaran. Pemecahan masalah merupakan aktivitas mental tingkat tinggi, sehingga pengembangan keterampilan pemecahan masalah dalam pembelajaran tidak mudah. Menurut Silver dalam Siswono (2007) mengemukakan bahwa Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menghasilkan ide atau gagasan baru. Seseorang dikatakan kreatif dalam merencanakan penyelesaian masalah apabila mampu menghasilkan berbagai alternatif perencanaan pemecahan masalah yang baru. Selanjutnya, dikatakan kreatif dalam menyelesaikan masalah apabila mampu menghasilkan penyelesaian masalah yang baru yang memiliki hasil yang sama dengan cara sebelumnya. Dalam hal ini terdapat 3 indikator untuk menilai kemampuan berpikir kreatif peserta didik yaitu kefasihan, fleksibilitas dan kebaharuan dalam pemecahan masalah sedangkan tingkat berpikir kreatif mahasiswa dibagi dalam 5 tingkatan yaitu tingkat 0 (tidak kreatif), tingkat 1 (kurang kreatif), tingkat 2 (cukup kreatif), tingkat 3 (kreatif), dan tingkat 4 (sangat kreatif). Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk mengkaji seberapa tinggi tingkatan berpikir kreatif mahasiswa pendidikan matematika dalam pemecahan masalah soal analisis real 2 ditinjau dari gaya belajar. Hasil dari penelitian mengenai tingkat berpikir kreatif mahasiswa ditinjau dari gaya belajar ini diharapkan dapat memfasilitasi pendidik untuk mengetahui tingkat berpikir kreatif mahasiswanya.. Jika peserta didik yang serupa dengan subjek penelitian ini tidak memiliki berpikir kreatif yang sama, maka pendidik perlu mengkaji kembali proses belajar mengajar yang telah dilakukan dan dibuat kembali perangkat pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. 98

2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif melalui pendekatan kuantitatif. Dalam Sugiono (2013;59 ) penelitian kuantitatif deskriptif merupakan penelitian yang tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung (STKIP MPL) angkatan 2012 yang mengambil mata kuliah analisis real 2 yang berjumlah 52 mahasiswa. Pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 yang diambil menggukanan sampling jenuh. Menurut Sugiono (2013;126) sampling jenuh adalah teknik penetuan sampel/subjek bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel/subjek. Untuk memperoleh data dan informasi mengenai hal-hal yang di kaji dalam penelitian ini, maka dibuatlah seperangkat instrument. Instrument yang digunakan dalam penelitian berupa angket kuesioner gaya belajar mahasiswa dan tes tertulis yang berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa. Dalam pelaksanaan penelitian sebanyak 52 mahasiswa diberikan angket gaya belajar untuk mengetahui mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Selanjutnya mahasiswa diberikan tes berupa soal untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah mahasiswa. Mahasiswa dikelompokkan berdasarkan gaya belajar masing-masing untuk mengetahui tingkat berpikir kreatif dari masing-masing gaya belajar. Adapun menurut siswono dalam Hidayatulloh (2013) untuk mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Rangkuman Tingkat Berpikir Kreatif Mahasiswa Tingkat Karakteristik Tingkat 4 (sangat kreatif) Tingkat 3 (kreatif) Tingkat 2 (cukup kreatif) Tingkat 1 (kurang kreatif) Tingkat 0 (tidak kreatif) Mahasiswa mampu menunjukkan kafasihan, fleksibilitas, dan kebaruan dalam memcahkan masalah atau mencapai skor 80 Mahasiswa mampu menunjukkan kefasihan dan kabaruan atau kefasihan dan fleksibilitas dalam memecahkan masalah atau mencapai skor 60-79 Siswa mampu menunjukkan kebaruan atau fleksibilitas dalam memecahkan masalah atau mencapai skor 40-59 Siswa mampu menunjukkan kafasihan dalam memecahkan masalah atau mencapai skor 20-39 Siswa tidak mampu menunjukkan ketiga aspek indikator berpikir kreatif atau skor hanya mencapai 0-19 99

3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian Hasil identifikasi gaya belajar mahasiswa STKIP MPL sebagai subjek penelitian untuk masing-masing gaya belajar dapat dilihat pada Gambar 1berikut ini: GAYA BELAJAR MAHASISWA STKIP MPL mahasiswa. Sedangkan hasil identifikasi tingkat berpikir kreatif mahasiswa STKIP MPL sebagai subjek penelitian untuk masing-masing tingkatan proses berpikir dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini: TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA 42% 27% 31% Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 60% 25% 15% AUDITORIAL KINESTETIK VISUAL Gambar 1. Gaya belajar mahasiswa STKIP MPL Gambar 1 memperlihatkan hasil kuesioner mahasiswa tentang gaya belajar mahasiswa, dari 52 mahasiswa yang mengisi anket kuesioner terlihat bahwa mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditorial yaitu sebanyak 13 mahasiswa atau 25%, mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik sebanyak 8 mahasiswa atau 15 % sedangkan mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual yaitu sebanyak 31 mahasiswa atau 60% dari total seluruh Gambar2. Tingkat berpikir kreatif mahasiswa STKIP MPL Gambar 2 memperlihatkan hasil tes pemecahan masalah matematika mahasiswa STKIP MPL dalam mengerjakan soal analisis real 2, dari 52 mahasiswa yang mengerjakan tes terlihat bahwa mahasiswa yang memiliki tingkat proses berpikir kreatif dalam pemecahan masalah matematika pada tingkat 2 yaitu sebanyak 14 mahasiswa atau 27%, mahasiswa yang memiliki tingkat proses berpikir kreatif dalam pemecahan masalah matematika pada tingkat 3 yaitu sebanyak 16 mahasiswa atau 31%, sedangkan mahasiswa yang memiliki tingkat proses berpikir kreatif dalam pemecahan masalah matematika pada 100

tingkat 4 yaitu sebanyak 22 mahasiswa atau 42%, dari total seluruh mahasiswa. 101

b. Pembahasan 1) Tingkat berpikir mahasiswa dilihat AUDITORIAL dari gaya belajar auditorial Gambar3. Tingkat berpikir mahasiswa dilihat dari gaya belajar auditorial Pada hasil penelitian terdapat 13 mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditorial menurut De Porter & Hernackiciri perilaku belajar auditorial yaitu TK 3 TK 2 Tingkat berpikir dengan Gaya belajar Auditorial 23% sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja (belajar), mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik, menggerakan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca, lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca, jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras, dapat mengulangi atau menirukan nada, irama dan warna suara,mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita, berbicara dalam irama yang terpola dengan baik, 77% berbicara dengan sangat fasih,lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat, senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar, mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan visualisasi, lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada menuliskannya, lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku humor/komik. Dari ke 13 mahasiswa tersebut terdapat 10 Mahasiswa atau 77% dari 13 mahasiswa mampu menunjukkan kefasihan dan kabaruan atau kefasihan 102 dan fleksibilitas dalam memecahkan masalah atau mencapai skor 60-79. berdasarkan pendapat Siswono (2007) indikator tingkat berpikir kreatif tingkat 3 (kreatif). Sedangkan 3 mahasiswa lainnya hanya mampu menunjukkan kebaruan atau fleksibilitas dalam memecahkan masalah atau mencapai skor 40-59. berdasarkan pendapat Siswono (2007) indicator tingkat berpikir kreatif tingkat 2 (cukup kreatif).

2. Tingkat berpikir dengan gaya belajar Kinestetik Tingkat berpikir dengan gaya belajar Kinestetik mengandung aksi,pada umumnya tulisannya jelek,menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara fisik),ingin melakukan segala sesuatu. KINESTETIK TK 3 TK 2 Gambar4. Tingkat berpikir mahasiswa dilihat dari gaya belajar Kinestetik Pada hasil penelitian terdapat 8 mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik menurut De Porter & Hernacki dan Mike (2000:110-112) ciri perilaku belajar kinestetik yaitu berbicara dengan perlahan,menanggapi 25% perhatian fisik,menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka,berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain,banyak gerak fisik,memiliki perkembangan awal otot-otot yang besar,belajar melalui praktek langsung atau manipulasi,menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung,menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca, banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal),tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama,sulit membaca peta kecuali ia memang pernah ke tempat tersebut,menggunakan kata-kata yang Dari grafik tersebut terdapat 6 mahasiswa atau 75% dari 8 mahasiswa mahasiswa mampu menunjukkan kefasihan dan kabaruan atau kefasihan dan fleksibilitas dalam memecahkan masalah atau mencapai skor 60-79. berdasarkan pendapat Siswono (2007) indicator tingkat berpikir kreatif tingkat 3 (kreatif). Sedangkan 2 mahasiswa lainnya hanya mampu menunjukkan kebaruan atau fleksibilitas dalam memecahkan masalah atau mencapai skor 40-59. berdasarkan pendapat Siswono (2007) indikator tingkat berpikir kreatif tingkat 2 (cukup kreatif). 3. Tingkat berpikir dengan gaya belajar Visual Gambar 5. Tingkat berpikir mahasiswa dilihat dari gaya belajar Visual 103 75% VISUAL Tingkat berpikir dengan Gaya belajar Visual TK 4 TK 3 TK 2 6% 23% 71%

Pada hasil penelitian terdapat 31 mahasiswa yang memiliki gaya belajar Visual menurut De Porter & Hernacki dan Mike (2000:110-112) ciri perilaku belajar visual yaitu rapi dan teratur,berbicara dengan cepat,mampu membuat rencana dan mengatur jangka panjang dengan baik, teliti dan rinci, mementingkan penampilan, lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar, mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual, memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik,biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang belajar, sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta instruksi secara tertulis), merupakan pembaca yang cepat dan tekun,lebih suka membaca daripada dibacakan,dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia selalu bersikap waspada, membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal lain yang berkaitan,jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretan-coretan tanpa arti selama berbicara, lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain,sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat "ya" atau "tidak, lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada berpidato/ berceramah, lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar) dari pada musik, sering kali menegtahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai menuliskan dalam kata-kata, 104 kadangkadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan. Dari grafik tersebut terdapat 22 mahasiswa atau 71 % dari 31 mahasiswa mahasiswa mampu menunjukkan kafasihan, fleksibilitas, dan kebaruan dalam memcahkan masalah atau mencapai skor 80 berdasarkan pendapat Siswono (2007) mahasiswa tersebut mampu mencapai indicator tingkat berpikir kreatif tingkat 4 (sangat kreatif). Terdapat 7 mahasiswa atau 23 % mampu menunjukkan kefasihan dan kabaruan atau kefasihan dan fleksibilitas dalam memecahkan masalah atau mencapai skor 60-79. berdasarkanpendapat Siswono (2007) indicator tingkat berpikir kreatif tingkat 3 (kreatif). hanya Sedangkan 2 mahasiswa lainnya mampu menunjukkan kebaruan atau fleksibilitas dalam memecahkan masalah atau mencapai skor 40-59. berdasarkan pendapat Siswono (2007)

indikator tingkat berpikir kreatif tingkat 2 (cukup kreatif). 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tingkat proses berpikir kreatif mahasiswa dalam menyelesaikan masalah penyelesaian soal analisis real 2 yang dilihat dari gaya belajar terlihat bahwa : mahasiswa yang memiliki gaya belajar audiovisual rata-rata tingkat berpikir kreatifnya masih pada tingkat cukup kreatif (tingkat 2), walaupun ada sebagian kecil yang mampu mencapai tingkat kreatif (tingkat 3) hal ini ditunjukkan dengan rata-rata yang diperoleh berdasarkan perhitungan yaitu 77% mahasiswa yang tingkat berpikir kreatifnya pada tingkat 2. Mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik rata-rata tingkat berpikir kreatifnya ada pada tingkat 3 (kreatif), walaupun masih ada beberapa mahasiswa yang masih memiliki tingkat berpikir kreatif tingkat 2 (cukup kreatif) hal ini berdasarkan perhitungan yaitu 75% mahasiswa berada pada berpikir kreatif tingkat 3. Sedangkan mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual ratarata tingkat berpikir kreatifnya ada pada tingkat 4 ( sangat kreatif), walaupun masih ada beberapa mahasiswa yang masih memiliki tingkat berpikir kreatif tingkat 3(kreatif dan 2 (cukup kreatif) hal ini berdasarkan perhitungan yaitu 71% mahasiswa berada pada berpikir kreatif tingkat 4. Jadi dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang mampu menyelesaikan masalah pada pengerjaan soal analisis real 2 yaitu mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual, yang tingkat berpikir kreatifnya mencapai tingkat 4 (sangat kreatif). 5. DAFTAR PUSTAKA Bobbi De Porter, dan Mike hernacki. (2000). Quantum Learning, membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung: (terjemahan Alwiyah) Mizan Media Utama. Hartanti & Arhartanto. (2003). Profil Gaya Belajar Mahasiswa Baru: Survei Berdasarkan Metode Barbe dan Swasing. Journal Psychology. Anima, Indonesian Psychologycal Journal. Vol. 18, Hal: 295-307. Hidayatulloh. (2013). Proses berpikir kreatif siswa smp dalam pemecahan masalah matematika ditinjau dari tipe kepribadian siswa. Jurnal.fkip.uns.Vol 1, No 5 (2013) Siswono, T. Y. E. (2007). Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Identifikasi Tahap Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan dan Mengajukan Masalah Matematika, Disertasi. Surabaya: Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. 105

Sugiono. (2013),. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta Winkel. (2005). Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia Pustaka Tama. 106