TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York)

dokumen-dokumen yang mirip
Tes Inteligensi: WISC

Modul ke: Tes Inteligensi Wechsler Adult Intelligence Scale Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi

Modul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi.

WBIS. (Weschler Bellevue Intelligence Scale) Praktikum Administrasi Tes WBIS. Karisma Riskinanti, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

BAKAT & INTELEGENSI. 2 Kemampuan Mental. Individual Differences

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan : 2. Perkembangan pada abad ke-20

TES INTELIGENSI. Wechsler Intelligence Scale for Children Terbit th Digunakan diberbagai Negara Untuk anak usia 5;0 15;11 th.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIKA 2 : TES INTELEGENSI KODE / SKS : KK / 3 SKS

Pengertian intelegensi bermacam-macam dapat diartikan 1. Kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar merupakan proses, sedangkan prestasi belajar merupakan hasilnya.

Test NST TUJUAN TEST 1. Mengetahui tk. kematangan anak memasuki pendidikan tk. SD. 2. Prognosis (meramalkan) thd prestasi sekolah anak di SD. 3. Menge

Pengantar Psikodiagnostik

Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si

PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK SANTI E. PURNAMASARI

PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG

Konstruksi Alat Ukur Psikologi

Psikologi Pendidikan SETIAWATI

Pendekatan thd intelegensi. General factor specific factor

Adhyatman Prabowo, M.Psi

PSIKOLOGI INDUSTRI. Berbagai Kemampuan Manusia. Agus Riyanto,M.T Bandung, Psikologi Industri 1

Selamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II

TES INTELEGENSI DAN PEMANFAATANNYA DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Pengertian. 4 Tes Inteligensi Diah Widiawati, M.Psi.

Pengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun Dan sejak itu makin popular sebagai nama me

DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail :

MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis

BAB II KAJIAN TEORITIK

Tes bagian yg integral dari pengukuran.pengukuran hanya bagian dari evaluasi

GEJALA-GEJALA JIWA 1. Pengamatan

Penelusuran Karakteristik Hasil Tes Inteligensi WISC Pada Anak Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas

SEJARAH TES INTELIGENSI Pada awalnya telah dipraktekan oleh negara cina sejak sebelum dinasti Han, yang dilakukan oleh jenderal cina, untuk menguji

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan test dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar mempunyai

Tes Inteligensi. Teori Inteligensi, Beberapa Tes Inteligensi Populer, Keterbatasan Tes Inteligensi. Yenny, M.Psi. Psikolog.

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

3/22/2012. Definisi Intelek : Kekuatan mental manusia dalam berpikir Kecakapan (terutama kecakapan berpikir) Pikiran dan intelegensi

Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa. simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN HASIL TES INTELEGENSI IST (INTELLIGENCE STRUCTURE TEST)

Dampak Ketunanetraan terhadap Fungsi Kognitif Anak

BAB III METODE PENELITIAN

Fungsi - Fungsi Psikologis Manusia Menuju Perubahan MUHAMMAD FIERZA MUCHAROM, M.SI,PSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Sugihartono, M.Pd dan Tim

: Adi Handoko dan Ayu Sholihah : Psikologi Anak Luar Biasa ANAK TUNAGRAHITA A. PENGERTIAN ANAK TUNAGRAHITA

UPAYA PEMBERDAYAAN PESERTA DIDIK ISTIMEWA MELALUI PROGRAM AKSELERASI OLEH PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

Berdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST dengan hipotesis kerja sebagai berikut:

PSIKOGRAM. Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : PT. X Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan.

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan

PSI-KOMATH RAHASIA SUKSES PSIKOTES MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 5 Stabat. Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Intelegensi Terhadap Prestasi belajar Siswa. untuk variabel intelgensi berpengaruh ke prestasi belajar sebasar 0.

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR INVENTARIS ALAT TES LABORATORIUM PSIKOLOGI

ASESMEN KLINIS. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id

INTELIGENSI. Kuliah 6 Psikodiagnostik

KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua...

TES KELOMPOK : TES INTELIGENSI & TES MINAT DAN BAKAT. Kuliah 9 Pengantar Psikodiagnostik

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAB V PENUTUP. 1. Layanan Konseling Individual Bagi Siswa Kelas Akselerasi. a. Guru bimbingan dan konseling dalam layanan konseling individual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation

PROFISIENSI PRESTASI TERSTANDAR TIDAK TERSTANDAR

GAMBARAN TINGKAT IQ TERHADAP KEMAJUAN TERAPI ANAK AUTISME DI SLB BIMA KOTA PADANG TAHUN 2011 OLEH NOVERY HARIZAL BP

DR. Didi Tarsidi, M.Pd., UPI. Dampak Ketunanetraan terhadap Pembelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita perlu diberikan pelajaran yang sama seperti anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGANTAR UMUM WESCHLER ADULT INTELIGENCE SCALE (WAIS) 1. Suatu booklet berikan spiral berisi soal-soal tes Melengkapi Gambar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem Pendukung Keputusan atau DSS (Decision Support System) adalah sistem

Cabang-cabang psikologi perkembangan fungsionalisme

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-2

TES PSIKOLOGIS (TES KRAEPELIN) Dra. Hj. SW. Indrawati, M.Pd., Psi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung

KESULITAN BELAJAR SPESIFIK

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Oleh: Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Veronica A.M. Kaihatu, S.Psi, M.Si. Disampaikan dalam: TEMIL APSI 28 September 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-2

Fakultas Psikologi UMBY, 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi

Pengertian Pengukuran

Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) sering dianggap sebagai. cacat kehidupan. Menurut data dari WHO (2005), terdapat ± 7-10% anak

Akselerasi 05/23/11. A. Konsep Cerdas Istimewa

PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

DAFTAR HARGA ALAT TES PSIKOLOGIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

TEORI BELAJAR KOGNITIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TEST SKRIPSI ARDI PRATAMA

Transkripsi:

TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York)

Pendahuluan Diawali oleh adanya pandangan dan keraguan tentang pengukuran inteligensi melalui tes Binet (1937) sebagai pendahulu dalam tes inteligensi. Wechsler : tes Binet memiliki keterbatasan dalam penggunaannya, khususnya dalam pengukuran inteligensi untuk orang dewasa perlu adanya perluasan dalam pengukuran inteligensi perlu item-item yang dapat diberikan tidak hanya pada kelompok anak tetapi juga pada orang dewasa.

Dua hal yang berbeda dengan para ahli sebelumnya Pertama, adanya konsep point scale, yaitu adanya penambahan nilai pada item-item yang dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat serta pengukurannya mencakup isi tertentu. Kedua, menambahkan adanya pengukuran performansi, yaitu pengukuran kemampuan yang bersifat nonverbal serta kemampuan performansi terhadap tugas.

Perkembangan Konstruksi WPPSI Usia dibawah 5 tahun WISC Usia5 15 tahun WB Usia 10 65 tahun WAIS revisi beberapaitem dari beberapasubtes

SKALA TERDIRI ATAS 11 SUBTES YANG MENGUKUR KEMAMPUAN YANG BERBEDA DAN MERUPAKAN KOMBINASI BERBAGAI KECAKAPAN (s factors) 1.VERBAL SCALE : ability to work with abstract verbal symbol ; perceptual skills included (auditory) 2.PERFORMANCE SCALE : ability to work in concrete situasion; perceptual skills included (visual)

Subtes 1 Information ASPEK INTELEKTUAL Luas pengalaman Luas wawasan/ pengetahuan Daya simpan (retention) Daya ingat (long term memory)-remote memory Latar belakang budaya g ASPEK KEPRIBADIAN Minat terhadap lingkungan sekitar

Subtes 2 Comprehension ASPEK INTELEKTUAL Akal sehat Judgement praktis terhadap situasi sosial g moderat ASPEK KEPRIBADIAN Stabilitas emosi melalui cara menjawab

Subtes 3 Digit Span ASPEK INTELEKTUAL Atensi Konsentrasi Short term memory (immediate auditory memory) Tidak mengukur g factor ASPEK KEPRIBADIAN Anxiety

Subtes 4 Arithmetic ASPEK INTELEKTUAL Kemampuan konsentrasi Daya nalar hitung School learning g moderat ASPEK KEPRIBADIAN Minat hitungan, motivasi, keyakinan memecahkan masalah, keterampilan menghitung, pengetahuan berhitung

Subtes 5 Similarities ASPEK INTELEKTUAL Berpikir abstrak (konkrit, fungsional,abstrak/logik) Formasi konsep verbal g moderat ASPEK KEPRIBADIAN Cara menelaah masalah (praktis, kegunaan, simbolik/abstrak)

Subtes 6 Vocabulary ASPEK INTELEKTUAL Pengetahuan perbendaharaan kata Latar belakang pendidikan Rentang gagasan Konsep formasi Kemampuan deskripsi kata g factor yang paling baik ASPEK KEPRIBADIAN Pengalaman masa anak di rumah dan di sekolah

Subtes 7 Picture Arrangement ASPEK INTELEKTUAL Kemampuan mengamati keseluruhan Kecermatan menangkap isi persoalan, kemampuan merencanakan/planning ability Mengerti hubungan sebab akibat hubungan sosial (non verbal) Reasoning g factor yang paling baik untuk kelompok Performance ASPEK KEPRIBADIAN Kepekaan sosial dan interpersonal content

Subtes 8 Picture Completion ASPEK INTELEKTUAL Kemampuan membedakan hal esensial Daya konsentrasi visual Visual alertness Visual organization Visual memory Tidak ada g ASPEK KEPRIBADIAN Persepsi, kognisi, jugement, penundaan impuls, pengalaman kontak lingkungan

Subtes 9 Block Design ASPEK INTELEKTUAL Kemampuan mengamati tanda dengan cermat Analisa spatial relationship Nonverbal concept formation Abstract reasoning Integrasi fungsi visual motorik Konsentrasi g moderat ASPEK KEPRIBADIAN Keinginan berprestasi dan kemampuan membedakan

Subtes 10 Object Assembly ASPEK INTELEKTUAL Kemampuan menangkap part-whole relationship Perceptual organization Analisa visual Kemampuan konstruktif Tidak ada g ASPEK KEPRIBADIAN Keinginan untuk produktif

Subtes 11 Digit Symbol ASPEK INTELEKTUAL Kemampuan mempelajari persoalan umum Visual motor speed (Dexterity) Ketelitian Kecepatan Tidak ada g ASPEK KEPRIBADIAN Pengalaman tugas komprehensif, keterampilan tangan dalam bekerja, motivasi belajar

Dua subtes tambahan (khusus) pada WISC Subtes Mazes Subtes ini berisi 8 maze, dua yang pertama diberikan hanya pada anak usia dibawah 8 atau yang lebih tua dengan mengalami gangguan mental. Subtes ini berdasar pada konsep bahwa kemampuan untuk merencanakan kedepan dan bergerak secara akurat dapat diprediksikan melalui kertas yang berisi maze.

Subtes Mazes (lanjutan) Kelebihan tes ini adalah subtes tidak menggunakan kata-kata (non verbal), anak-anak merasa seperti bermain dalam subtes ini. Sementara kekurangannya subtes ini kurang terstandarisasi sebagai bagian dari WISC. Korelasi dengan skor total agak kurang.

Subtes coding Subtes ini menuntut anak untuk menemukan symbol yang sama dan memberikan tanda yang sesuai pada kotak kosong yang disediakan. Tes ini berdasar pada konsep bahwa kemampuan untuk mempelajari simbol dan bentuk atau simbol dan angka, juga untuk mengkreasi ulang kombinasi ini dengan kertas dan pensil dalam limit waktu adalah salah satu kriteria intelegensi.

Subtes coding (lanjutan) Subtes ini mengukur visual motor dexterity (ketangkasan/kecekatan visual motor). Juga kemampuan untuk menyerap material baru yang disajikan didalam konteks hubungan. Kecepatan dan ketepatan juga dibutuhkan. Subtes ini merupakan yang dapat paling cepat diadministrasikan.

Subtes coding (lanjutan) Kekurangan subtes ini adalah anak sering memandang subtes ini tidak bermutu, tidak inspiratif dan anak-anak cepat bosan. Anak dengan kordinasi visual- motor yang rendah akan mengalami kesulitan dalam subtes ini.

KLASIFIKASI IQ Classification IQ limits % included Very superior 128 and over 2.2 Superior 120-127 6.7 Bright normal 111-119 16.1 Average 91-110 50.0 Dull normal 80-90 16.1 Borderline 66-79 6.7 Deffective 65 and below 2.2