Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru

dokumen-dokumen yang mirip
Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan (FAQ) Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru

Prosedur Penilaian GRK RSPO untuk Penanaman Baru

PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO

PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi Kelompok RSPO untuk Produksi TBS. Agustus 2017 Versi 1

RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

Pertanyaan yang Sering Diajukan PalmGHG Calculator

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

Sorot warna hijau: Perubahan teks berdasarkan persyaratan-persyaratan baru yang ditambahkan RSPO.

Transformasi Pasar untuk Membuat Minyak Sawit Lestari Menjadi Suatu Norma Pengantar untuk Perangkat Hitung PalmGHG

FORMULIR PENGAJUAN KELUHAN BAGIAN A DATA PELAPOR

Indikator SFMP

Rangkuman dari isu isu yang dijabarkan dalam laporan studi tersebut dalam kaitannya dengan komitmen kebijakan FCP APP adalah:

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Skema Penilai berlisensi (ALS): Introduksi untuk pengusaha (grower) Kelapa Sawit. 8, 9 dan 10 Agustus

Indikator Verifikasi. Maret Palm Oil Innovation Group. Foto oleh: DAABON. Foto oleh: Paul Hilton / Rainforest Action Network

Prosedur dan Daftar Periksa Evaluasi Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Kajian Nilai Konservasi Tinggi Provinsi Kalimantan Tengah

D4 Penggunaan 2013 Wetlands Supplement to the 2006 IPCC Guidelines untuk Inventarisasi Gas Rumah Kaca di Indonesia.

Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan)

RINGKASAN EKSEKUTIF. Studi Bersama Persamaan dan Perbedaan Sistem Sertifikasi ISPO dan RSPO

Konsultasi Publik mengenai Prosedur RSPO untuk Remediasi & Kompensasi Rangkuman

Dinamika Upaya Pengarusutamaan Kegiatan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kutai Timur

Catatan Penjelasan untuk Konsultasi Publik September 2015

Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

Perubahan penggunaan dan tutupan lahan di Indonesia tahun

Stok Karbon SCPP dan Jejak Karbon di Sektor Kakao Indonesia

Sustainability Policy

Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final

LAPORAN PROYEK PENGINDERAAN JAUH IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN HIRARKI DI KOTA BATU

Konservasi dan Rehabilitasi Lahan dan Hutan Gambut di Area PT Hutan Amanah Lestari Barito Selatan dan Barito Timur

Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENUNDAAN PEMBERIAN IZIN BARU DAN

Bekerja sama untuk konservasi hutan

PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN

-eq/(ha.tahun). Keluaran matriks emisi untuk tab unit perencanaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

PalmGHG Calculator Panduan Pengguna

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

Studi Hutan SKT. dipresentasikan di. Seminar REDD+ Task Force. Arief Muria Perkasa Program Manager TFT

Komitmen APP dalam Roadmap menuju kepatuhan terhadap Kebijakan Asosiasi FSC (Policy for Association / PfA)

PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN RANCANGAN PROYEK (DRP) DALAM KERANGKA MEKANISME PEMBANGUNAN BERSIH (MPB)

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Rehabilitasi dan Pengelolaan Lahan Gambut Bekelanjutan

PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT: PERSPEKTIF LINGKUNGAN. Mukti Sardjono, Saf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan,

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan

PEDOMAN PENILAIAN NKT SKT

Karakteristik dan definisi Petani swadaya dalam konteks perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM

Toolkit Pendekatan SKT. Pendekatan Stok Karbon Tinggi: Mempraktikkan Nihil Deforestasi

BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK

BAB I PENDAHULUAN. sektor sosial budaya dan lingkungan. Salah satu sektor lingkungan yang terkait

GAR dan SMART melaksanakan proyek pilot konservasi hutan stok karbon tinggi

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT

Sistem Penggunaan Lahan dalam Analisa OppCost REDD+

Prosedur Remediasi dan Kompensasi RSPO Terkait Pembukaan Lahan yang Tidak Didahului Kajian NKT

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

RENCANA AKSI MITIGASI 9S TRATEGI PELAKSANAAN RENCANA TATA GUNA LAHAN

PEMBERITAHUAN RENCANA PENANAMAN BARU RSPO

Lembar Fakta Kurva Biaya Pengurangan Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) Indonesia

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN AREAL STOK KARBON TINGGI UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

Prosedur Kompensasi RSPO Terkait dengan Pembukaan Lahan yang Dilakukan Tanpa Didahului oleh Identifikasi NKT

Kelompok Kerja Ahli Gambut (IPEWG) APRIL - Ringkasan Laporan Rapat Ke-5 -

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan

Pedoman Penilaian NKT

Kebijakan Keberlanjutan Laporan Perkembangan

Pelayanan Jasa&Pelatihan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI

Corporate Presentation Tentang Musim Mas

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

Pengenalan High Conservation Value (HCV)

Dampak moratorium LoI pada hutan alam dan gambut Sumatra

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

Hesti Lestari Tata Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi, KLHK

PENDAHULUAN. hutan yang luas diberbagai benua di bumi menyebabkan karbon yang tersimpan

3.5.4 Analisis Skala Optimal Prosedur Analisis

5.2 Pengendalian Penggunaan Lahan dan Pengelolaan Lingkungan Langkah-langkah Pengendalian Penggunaan Lahan untuk Perlindungan Lingkungan

TAHAPAN PENILAIAN AMDAL

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial tentang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Inventarisasi hutan dalam Indentifikasi High Carbon StoCck

RSPO Outreach Program Jakarta, 20 th June 2014

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

APP SUSTAINABILITY ROADMAP

Templat Laporan Penilaian NKT

Persyaratan ISPO Untuk Bahan Baku Energi Terbarukan (Bioenergi)

SKEMA LISENSI PENILAI NKT: KEMAJUAN SELAMA DUA TAHUN

Draft Dokumen Panduan: Kebijakan Keterlibatan Stakeholder Untuk Satgas Iklim dan Kehutanan [Governors Climate and Forest (GCF) Task Force]

Kepala Bidang Perkebunan Berkelanjutan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur

Transkripsi:

Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru RSPO secara khusus ingin mengucapkan terima kasih kepada: i. Para Anggota dari Kelompok Kerja Pengurangan Emisi RSPO ii. Perusahaan anggota RSPO yang ikut serta dan memberikan komentar dalam penerapan Prosedur sebelumnya iii. Olam Palm Gabon yang mengkontribusikan data asli yang telah digunakan untuk membuat skenario hipotetis untuk desain penanaman baru yang optimal dan berkelanjutan. iv. Musim Mas yang telah mengkontribusikan peta dan tabel contoh (untuk tujuan ilustrasi) di dalam Prosedur ini.

Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru Prosedur Penilaian GHG RSPO untuk Penanaman Baru bertujuan agar digunakan sebagai pedoman untuk mengidentifikasi dan mengestimasi aliran stok karbon sesuai yang diharapkan (di atas dan dibawah tanah) serta emisi GHG yang terkait dengan hasil tutupan lahan yang berubah ke kelapa sawit, drainase gambut (bilamana sesuai) dan emisi dari pabrik dan operasi, agar dapat diestimasi serta rencana pembangunan dapat disesuaikan untuk menghindari daerah dengan stok karbon tinggi serta meminimalkan emisi GHG netto yang terkait dengan pembangunan perkebunan baru. Suatu kalkulator, yang dikenal sebagai Kalkulator GHG Pembangunan Baru, juga telah dibuat untuk membantu estimasi dari emisi GHG. Penilaian GHG dapat dilakukan oleh penanam atau oleh seorang konsultan independen dengan memperlihatkan kompetensi yang relevan (lihat Kotak 1); dan sudah harus selesai dibuat berdasarkan penilaian stok karbon dan verifikasi lapangan tidak lebih dari tiga tahun sebelum menyampaikan NPP. Pelaporan Publik, mulai 1 Januari 2017: Kotak 1. Kompetensi Penilaian Tim penilai harus: i. Memiliki pengetahuan tentang metodologi penghitungan emisi karbon untuk stok karbon di atas dan di bawah tanah, termasuk gambut. ii. Memiliki pengalaman dalam memverifikasi peta tutupan lahan dan/atau melakukan penilaian stok karbon di sektor pertanian dan kehutanan. iii. Memiliki pengalaman dan keahlian dalam menggunakan teknologi penginderaan jarak jauh untuk mengestimasi stok karbon. Mulai tanggal 1 Januari pelaporan publik tentang penilaian emisi GHG untuk penanaman adalah wajib dimasukkan ke dalam Prosedur Penanaman Baru (NPP 2015) RSPO. Kerangka pelaporan dari penilaian emisi GHG untuk penanaman baru harus dipandu oleh Bab 6 dari Prosedur Penilaian GHG RSPO untuk Penanaman Baru, Versi 3. Pemenuhan bagi skema dari petani kecil merupakan tanggung jawab perusahaan yang mengelola skema tersebut. Pada saat ini tidak ada mekanisme bagi petani kecil independen untuk memenuhi Kriteria 7.8. Versi terakhir dari Prosedur Penilaian GHG RSPO untuk Penanaman Baru (Versi 3, 30 Oktober 2016) akan menggantikan semua versi sebelumnya dari Prosedur Penilaian GHG RSPO. Semua Penilaian GHG untuk penanaman baru yang disampaikan sejak tanggal 1 Januari 2017 harus menggunakan versi ini tentang Prosedur Penilaian GHG RSPO untuk Penanaman Baru. Penilaian yang disampaikan sebelum tanggal 1 Januari 2017 dapat menggunakan panduan ini atas dasar sukarela.

Tinjauan Urutan dari bab-bab di dalam Prosedur Penilaian GHG ini mengikuti langkah-langkah suatu penilaian GHG untuk Penanaman Baru. Ini dimulai dari langkah pertama dengan menstratafikasi tutupan lahan dan penggunaan lahan melalui analisa gambaran satelit, terus sampai dengan pembuatan suatu rencana pembangunan perkebunan baru yang optimal yang mempertimbangkan meminimalkan emisi GHG. 3.1 Pembuatan suatu peta tutupan lahan dari gambaran satelit 3.2 Estimasi stok Karbon 3.3 Peta stok Karbon dan tabel ringkasan Bab 3. Penilaian Stok Karbon Langkah pertama di dalam Prosedur Penilaian GHG adalah untuk membuat suatu peta dan tabel karbon untuk mengestimasi stok karbon yang terkait lapisan berstrata (stratifikasi tutupan lahan). Peta karbon yang dibuat harus mencakup kehadiran indikatif tanah gambut dan estimasi stok karbon tanah. 4.1 Integrasi stok karbon dengan penemuan HCV dan SEIA 4.2 Uji skenario untuk opsi pembangunan baru 4.3 Proyeksi dari Emisi GHG 4.4 Pemilihan dari skenario pembangunan optimal Bab 4. Penilaian Emisi GHG untuk Penanaman Baru Langkah berikut adalah mengintegrasikan daerah HCV yang diidentifikasi dan penemuan SEIA ke dalam peta stok karbon yang dibuat. Peta integrasi berfungsi untuk memandu pelaksanaan proyeksi emisi GHG dari berbagai opsi pembangunan dan pada akhirnya suatu ringkasan dari emisi GHG terkait rencana pembangunan akhir (suatu peta pembangunan). 5 Pembuatan Rencana Pengelolaan dan Mitigasi Emisi GHG Bab 5. Pengelolaan Emisi GHG dan Rencana Mitigasi 6 Pelaporan penilaian GHG untuk penanaman baru Bab 6. Pelaporan dari Penilaian GHG untuk Penanaman Baru Gambar 1. Langkah-langkah Kunci di dalam Prosedur Penilaian GHG RSPO

Bab 3. Penilaian Stok Karbon Dua langkah kunci: 3.1 Pembuatan peta tutupan lahan dari gambaran satelit; dan 3.2 Estimasi stok karbon untuk mengestimasi stok karbon yang ada di daerah pembangunan baru. Para penanam memiliki fleksibilitas untuk memilih opsi yang mana (sebagaimana diringkaskan di dalam Gambar 2) yang akan digunakan untuk opsi klasifikasi tutupan lahan dan estimasi stok karbon, berdasarkan suatu trade-off (keseimbangan) antara waktu yang diperlukan dan akurasi dari klasifikasi yang dihasilkan. Opsi klasifikasi tutupan lahan Opsi 3.1.2a: Gunakan kelas tutupan lahan standar RSPO 6 Opsi 3.1.2b: Gunakan kelas Nasional atau Regional yang ada Opsi 3.1.2c: Gunakan kelas tutpan lahan khusus local yang baru Opsi estimasi stok karbon Gunakan nilai karbon RSPO standar ATAU Estimasi stok karbon dari pengambilan contoh bidang tanah Gunakan nilai karbon nasional/regional standar (bila ada) ATAU Estimasi stok karbon dari pengambilan contoh bidang tanah Estimasi stok karbon dari pengambilan contoh bidang tanah Gambar 2. Ringkasan tentang bagaimana pilihan metode klasifikasi tutupan lahan berkaitan dengan opsi estimasi stok karbon Penggunaan dari kelas tutupan lahan standard RSPO (Kotak 2) merupakan opsi yang paling mudah bagi para penanam tetapi dapat tidak sesuai di dalam situasi berikut: Bilamana penanam ingin mensejajarkan estimasi karbon dengan standard nasional untuk digunakan bagi perhitungan emisi atau proyek karbon: direkomendasikan untuk menggunakan kelas tutupan lahan nasional, atau Bilamana PDA mengandung jenis vegetasi yang tidak biasa yang tidak sejajar dengan kelas Kotak 2: Kelas tutupan lahan standard RSPO 1. Hutan yang tidak terganggu 2. Hutan yang terganggu 3. Lahan belukar 4. Lahan rumput 5. Tanaman pohon 6. Tanaman pangan/tahunan standard RSPO: direkomendasikan untuk menggunakan kelas tutupan lahan nasional/regional ATAU kelas khusus lokal (yang memiliki pensejajaran terbaik).

3.1 Pembuatan peta tutupan lahan dari gambaran satelit Langkah 3.1.1 Langkah 3.1.2 Akuisisi dan pra-pemrosesan gambar satelit Melakukan klasifikasi tutupan lahan Langkah 3.1.3 Opsi 3.1.2a: Gunakan kelas tutupan Lahan RSPO standar 6 Mengidentifikasi daerah Tanah gambut yang potensial Apakah peta gambut tingkat konsesi sudah tersedia dari survei Kesesuaian Tanah atau pelaksanaan pemetaan tanah yang lain? Apakah tersedia peta tanah nasional/regional yang lain? Overlay PDA dengan peta tanah nasional/regional. Apakah peta mengidentifikasi tanah gambut <5 km dari PDA? Walaupun peta tanah menyarankan agar tidak ada gambut di dalam PDA, direkomendasiakn untuk melakukan verifikasi pengambilan contoh tanah Langkah 3.1.4 Verifikasi peta tutupan lahan Opsi 3.1.2b: Gunakan kelas Nasional atau Regional yang ada Pertimbangan: kelas ekstra tidak selalu sesuai dengan standar RSPO Gunakan peta tanah yang ada untuk mengidentifikasi distribusi tanah gambut Opsi 3.1.2c: Gunakan kelas tutupan lahan khusus lokal yang baru Pertimbangan: Biaya, komparabilitas dan persyaratan tinggi untuk pembenaran tanah Bila ada tanah gambut, tegaskan batas-batas daerah gambut melalui verifikasi lapangan Bila tidak ada tanah gambut, tidak diperlukan verifikasi atau sampling selanjutnya Lakukan survei tanah dan pelaksanaan pemetaan untuk PDA Apakah peta LC yang ada dan diverifikasi digunakan untuk penilaian GHG? diperlukan verifikasi selanjutnya Kumpulkan data survei relevan yang ada untuk PDA (mis. data Survei Partisipatif, HCS dan HCV) Aakah data survei yang ada cukup mutakhir dan akurat untuk memverifikasi tutupan lahan? Apakah digunakan standar RSPO untuk estimasi srok karbon? Gunakan data survei untuk memeriksa dan bila perlu merevisi klasifikasi LC. diperlukan verifikasi lapangan Lakukan pembenaran tanah sebagai kegiatan yang berdiri sendiri. Gunakan pembenaran tanah untuk memeriksa dan bila perlu merevisi klasifikasi LC Lakukan pembenaran tanah dengan pengambilan contoh bidang tanah. Gunakan hasil pembenaran tanah untuk memeriksa dan bila perlu merevisi klasifikasi LC Gambar 3. Ringkasan dari langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat peta gambut dan tutupan lahan

3.2 Estimasi stok karbon untuk mengestimasi stok karbon yang ada di daerah pembangunan baru. Langkah 3.2.1 Lakukan estimasi stok karbon gambut Opsi 3.2.1a: lakukan pengambilan contoh lapangan dari kedalaman gambut di PDA Opsi 3.2.1b: Gunakan nilai standar untuk kedalaman gambut Opsi 3.2.1a.a: lakukan pengambilan contoh tanah untuk menetapkan kandungan karbon gambut rata-rata dan rata-rata densitas bulk gambut di PDA Opsi 3.2.1a.b: Gunakan nilai standar untuk kandungan karbon gambut dan densitas bulk Opsi 3.2.1b.a: Lakukan pengambilan contoh tanah untuk menentukan rata-rata kandungan karbon gambut dan rata-rata densitas bulk gambut di dalam PDA Opsi 3.2.1b.b: Gunakan nilai standar untuk kandungan karbon dan densitas bulk gambut Langkah 3.2.2 Lakukan estimasi AGB dan BGB Opsi 3.2.2a: Bila opsi 3.1.2a sebelumnya telah dipilih (kelas tutupan lahan standar RSPO) Opsi 3.2.2b: Bila opsi 3.1.2b sebelumnya telah dipilh (kelas tutupan lahan nasional/regional) Opsi 3.2.2c: Bila opsi 3.1.2c sebelumnya telah dipilih (kelas tutupan lahan khusus lokal) Opsi 3.2.2a.a: Lakukan estimasi AGB dari pengambilan contoh lapangan dari bidang tanah dan BGB berdasarkan rasio rootshoot Opsi 3.2.2a.b: Gunakan nilai standar RSPO untuk AGB/BGB Opsi 3.2.2b.a: Lakukan estimasi AGB dari pengambilan contoh lapangan dari bidang tanah dan BGB berdasarkan rasio rootshoot Opsi 3.2b.b: Gunakan nilai standar nasional/regional untuk AGB dan BGB (bila ada) Lakukan estimasi AGB dari pengambilan contoh lapangan dari bidang tanah dan BGB berdasarkan rasio rootshoot Gambar 4. Pohon keputusan yang memperlihatkan opsi untuk mengestimasi stok karbon gambut dan stok karbon di AGB dan BGB. Keluaran yang diwajibkan sebagaimana dipandu oleh Bab 3: i. Peta tutupan lahan dari daerah pembangunan baru yang diperoleh dari gambaran satelit ii. (bila berlaku) Peta yang menunjukkan lokasi dan luas dari tanah gambut iii. (bila berlaku) Stok karbon yang diestimasi per ha untuk tanah gambut (tc/ha) iv. Tabel yang menyatakan karbon yang diestimasi per ha (tc/ha) per kelas tutupan lahan v. Peta dan suatu tabel yang meringkaskan total daerah pembangunan (ha) dan stok karbon yang diestimasi per kelas tutupan lahan vi. Peta stok karbon dari daerah pembangunan yang diusulkan. Kotak 3: Kesesuaian dari konvergen HCSA dan HCS+ Metode konvergen sebagai hasil dari proses konvergen saat ini harus diadopsi untuk memenuhi bagian-bagian dari Prosedur sebagai salah satu dari opsi yang ada di dalam Bab 3 dari Prosedur ini. Bab 4 yaitu Penilaian Emisi GHG dari Penanaman Baru dari Prosedur ini masih tetap harus diterapkan.

Bab 4. Penilaian Emisi GHG Tiga langkah kunci: 4.1 Pembuatan suatu peta yang terintegrasi (stok karbon-hcv-sosial) 4.2 Pembuatan skenario pembangunan 4.3 Proyeksi dari emisi GHG 4.4 Pilihan dari skenario pembangunan optimal Daerah yang dihindari untuk pembangunan Daerah potensial untuk penanaman baru Perlakuan POME S1 S2 S3 S4 S5 S6 Daerah HCV 565 ha 565 ha 565 ha 565 ha 565 ha 565 ha Konservasi lain yang dikesampingkan 113 ha 113 ha 213 ha 213 ha 312 ha 312 ha Hutan yang terganggu 99 ha 99 ha 99 ha 99 ha 0 0 Lahan semak 1.620 ha 1.620 ha 1.620 ha 1.620 ha 1.620 ha 1.620 ha Tanaman Pohon 4.515 ha 4.515 ha 4.515 ha 4.515 ha 4.515 ha 4.515 ha Lahan terbuka 36 ha 36 ha 36 ha 36 ha 36 ha 36 ha Lahan semak (tanah gambut) 100 ha 100 ha 0 0 0 0 Perlakuan Konvensional Y - Y - Y - Tangkapan Methane - Y - Y - Y

Kerangka Pelaporan Proses dan prosedur penilaian Para penilai dan surat kredensial mereka Metode dan prosedur yang digunakan untuk melakukan penilaian stok karbon dan GHG Tim yang bertanggung jawab untuk membuat rencana mitigasi Penilaian Stok Karbon Peta lokasi yang menunjukkan daerah penanaman baru pada tingkat lanskap dan tingkat properti Peta tutupan lahan dari daerah pembangunan baru (termauk proses verifikasi) (Bila berlaku) Peta yang menunjukkan lokasi dari tanah gambut Tabel yang menyatakan stok karbon yang diestimasi per ha (tc/ha) per kelas tutupan lahan (Bila berlaku) Stok karbon yang diestimasi per ha untuk tanah gambut Tabel yang meringkaskan total daerah pembangunan (ha) dan stok karbon yang diestimasi per kelas tutupan lahan Peta stok karbon Daftar referensi yang digunakan di dalam penilaian Penilaian Emisi GHG untuk Penanaman Baru Tabel ringkasan dan peta yang menunjukkan stok karbon yang diestimasi dengan luas HCV dan adanya tanah gambut Peta yang menunjukkan daerah yang harus dihindari dan daerah potensial untuk penanaman baru Tabel dan bagan yang meringkaskan emisi GHG yang terkait dengan pembuatan skenario pembangunan Memberikan penjelasan tentang pilihan skenario yang optimal Peta pembangunan dan bagan proyeksi emisi GHG (final) Pengelolaan Emisi GHG dan Rencana Mitigasi Menjelaskan langkah-langkah yang diambil untuk memelihara dan meningkatkan stok karbon di dalam daerah pembangunan baru Menjelaskan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengurangi emisi GHG netto berkaitan dengan pengolahan dan pemrosesan kelapa sawit di dalam pembangunan baru (misalnya tangkapan methane di pabrik kelapa sawit, sumber lokal untuk pupuk, mengurangi penggunaan pupuk anorganik, mengurangi konsumsi bahan bakar, rehabilitasi daerah HCS dan HCV, dsb.) Rencana untuk monitor dan melaksanakan skenario yang dipilih untuk pembangunan baru, termasuk langkahlangkah untuk meningkatkan stok karbon dan meminimalkan emisi GHG Tanggung Jawab Internal Penandatanganan resmi selesai oleh para penilai dan perusahaan Pernyataan penerimaan tanggung jawab penilaian Informasi organisasi dan orang penghubung. Penandatanganan resmi selesai pengelolaan dan rencana mitigasi. Download: Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru akan diperbaharui secara periodic.versi terahir dari prosedur ini tersedia atau bisa di-download dari website RSPO pada, http://www.rspo.org/certification/ghg-assessment-procedure Untuk informasi selanjutnya harap hubungi: Sekretariat RSPO Unit A-37-1, Level 37, Tower A, Menara UOA Bangsar, No 5, Jalan Bangsar Utama 1, 59000 Kuala Lumpur, Malaysia Tel: +603 2302 1500 Email: rspo@rspo.org