untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi manusia untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

TEMA DAN GAYA BAHASA KARYA HAJI ABDUL MALIK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal yang lain (KBBI, 2003: 588).

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI. E- mail : ABSTRAK

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa

ARTIKEL PENELITIAN. Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye. Oleh: ROSA MAULIDYA

INTISARI A. LATAR BELAKANG

GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI

GAYA BAHASA MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS SEBAGAI ALTERNATIF KAJIAN PENGEMBANGAN

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi

MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sastra. Pemakaian bahasa dalam karya sastra mempunyai

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangsari memiliki beberapa upacara adat Jawa, salah satu di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan sastra yaitu tentang gaya bahasa pada novel. Penelitian itu yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan novel Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer. Pertama,

PEMAKAIAN MAJAS DALAM RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 3 SRAGEN

ANALISIS GAYA BAHASA IKLAN ELEKTRONIK PRODUK KOSMETIK. Fadlun Al fitri

BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN

KONTRIBUSI MINAT BACA PUISI DAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI

BABII LANDASAN TEORI. secara indah (Keraf, 2002: 112). Secara singkat (Tarigan, 2009:4) mengemukakan bahwa

Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Tinjauan Pustaka

ANALISIS GAYA BAHASA CALON PRESIDEN PADA ACARA DEBAT DALAM PEMILIHAN UMUM 2014 SKRIPSI. Oleh: Ahmad Rizal Arafat NIM

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE. SKRIPSI Oleh :

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA. Oleh

Luthfi Muhyiddin Fakultas Tarbiyah Institut Studi Islam Darussalam Gontor Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut berjudul Gaya Bahasa Sindiran pada Rubrik Kartun Terbitan Kompas Edisi

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN RECTOVERSO KARYA DEWI LESTARI

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI SETIAP BARIS HUJAN KARYA ISBEDY STIAWAN ZS ARTIKEL ILMIAH RANI FUJIATI NINDRI NPM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. fiksi yaitu cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal ini disebabkan fiksi merupakan karya naratif

GAYA BAHASA DAN STRUKTUR FEATURE PERJALANAN MAJALAH INTISARI EDISI JANUARI 2016: STUDI KASUS SKRIPSI

POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3

BAB II LANDASAN TEORI. Indonesia di kelas VII SMP N 3 Cilacap Tahun Ajaran Hasil penelitian

GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA DALAM ACARA INDONESIA SUPER LEAGUE DI STASIUN TELEVISI ANTV

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau penyucian jiwa pada pembacanya, yaitu setiap orang yang intens membaca

I. KAJIAN PUSTAKA. yakni bentuk novel lebih pendek dibanding dengan roman, tetapi ukuran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada Acara Indonesia Lawak Klub Di Trans 7 ini membutuhkan penelitian yang

BAB II LANDASAN TEORI. penelitian dengan menggunakan kajian stilistika yaitu:

BAB II DIKSI DAN GAYA BAHASA OPINI DI MEDIA ONLINE DALAM MENGKONSTRUKSI WACANA KLARIFIKASI

STRUKTUR DAN GAYA BAHASA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN LAMPUNG POST, 4 JANUARI 2016 BERJUDUL TERORISME BERSEMAI SKRIPSI

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU SEBAGAI BAHAN AJAR Oleh

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN NOVEL MIMPI BAYANG JINGGA KARYA SANIE B.

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM SLOGAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA PADA PUISI KARYA SISWA SMA DI YOGYAKARTA SKRIPSI

PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN KORAN SINGGALANG

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM DEBAT CALON GUBERNUR DAN CALON WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA PERIODE

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Karya sastra terbagi menjadi dua yaitu, karya sastra nonfiksi dan fiksi. Karya

GAYA BAHASA NOVEL SAAT UNTUK MENARUH DENDAM DAN SAAT UNTUK MENABURKAN CINTA KAYRA JULIUS R. SIYARANAMUAL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan

GAYA BAHASA IKLAN PRODUK KESEHATAN DAN KOSMETIK PADA HARIAN PAGI POSMETRO PADANG

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM NOVEL TERJEMAHAN SANG PENGEJAR LAYANG-LAYANG (THE KITE RUNNER) KARYA KHALED HOSSEINI (KAJIAN STILISTIKA)

BAB II LANDASAN TEORI. kata-kata indah yang menjadikan puisi memiliki daya tarik dan nilai keindahan.

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM SLOGAN IKLAN MINUMAN DI TELEVISI SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyusun sebuah karya ilmiah, diperlukan sebuah konsep guna

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL

BAB II KAJIAN TEORI. Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI

RHETORIC DAN FIGURE OF SPEECH MINANGKABAU LOCALITY IN TONIL SCRIPT SABAI NAN ALUIH BY SUTAN SATI

II. LANDASAN TEORI. Gaya bahasa dalam retorika dikenal dengan istilah style

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI 2017

PENGGUNAAN DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN BISNIS. Silvi Tri Rohmaida 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3

GAYA BAHASA DAN KAITANNYA DENGAN TEMA, LATAR DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL CINTA BERTABUR DI LANGIT MEKKAH KARYA ROIDAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB V PENUTUP. Ahmadiyah, yang penulis lakukan menghasilkan simpulan sebagai berikut:

Oleh Meizar Fatkhul Izza NIM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

GAYA BAHASA TUNG DESEM WARINGIN DALAM SEMINAR FINANCIAL REVOLUTION SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA.

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan

GAYA BAHASA RETORIS DAN KIASAN DALAM BERITA REDAKSIANA

GAYA BAHASA IKLAN PADA KORAN KOMPAS

KRITIK SOSIAL MELALUI GAYA BAHASA DALAM PROGRAM SENTILAN SENTILUN DI METRO TV DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA.

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk skripsi di

II. LANDASAN TEORI. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

JURNAL PENELITIAN ANALISIS PEMAKAIAN GAYA BAHASA PADA IKLAN PRODUK KECANTIKAN PERAWATAN KULIT WAJAH DI TELEVISI. Oleh : KUSUMAWATI K

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

Ditulis pada Sabtu, 14 Februari :03 WIB oleh damian dalam katergori others tag

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi manusia untuk menyampaikan ide, gagasan ataupun pesan kepada orang lain (Tia Rubby dan Dardanila, 2008). Hakekat bahasa meliputi konsep tentang bahasa sebagai urutan bunyi sampai pada konsep bahasa sebagai segala sesuatu yang dapat dibicarakan, termasuk alat yang digunakan untuk membicarakannya. Bahasa dapat digambarkan bukan hanya sebagai rangkaian bunyi saja, juga mengandung ide (Mackey, 1986: 20). Selanjutnya menutut Widjono (2012: 20) bahwa bahasa adalah sistem lambang ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Subroto (dalam Muhammad 2011: 40) mengatakan bahasa merupakan sistem tanda bunyi ujaran yang bersifat arbitrer atau sewenang-wenang. Berdasarkan konsep ini, subtansi bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh manusia. Menurut Muhammad (2011:40) bahasa mempunyai sistem yang sifatnya mengatur. Bahasa merupakan suatu lembaga yang memiliki pola-pola atau aturanaturan yang dipatuhi dan digunakan (kadang-kadang tanpa sadar) oleh pembicara dalam komunitas saling memahami. Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan orang

lain. Tanpa bahasa tentunya segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas manusia tidak dapat berjalan dengan lancar. Salah satu alat komunikasi tulis yang digunakan oleh masyarakat Bolaang Mongondow sebagai wahana atau media komunikasi untuk menyampaikan pesan, gagasan, ide, informasi, kritik dan lain sebagainya yakni melalui Harian Bolmut Post. Harian Bolmut Post, merupakan salah satu media massa yang ada di Bolaang Mongondow. Haria Bolmut Post merupakan media on line. Media tersebut memuat berbagai berita tentang realita kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Bolmut. Tidak saja terjadi pada masyarakat Bolmut tetapi juga memuat berbagai berita yang terjadi di berbagai daerah yang ada di Indonesia. Berita-berita yang dimuat pada Harian Bolmut Post, pada dasarnya dikonsumsi oleh masyarakat dari tingkat bawah, menengah sampai dengan tingkat atas baik dilihat dari tingkat sosial, ekonomi, maupun tingkat pendidikan. Oleh karena surat kabar Harian Bolmut Post merupakan salah satu media yang digunakan untuk menyampaikan gagasan atau pikiran kepada pembaca, maka hendaknya memperhatikan penggunaan bahasa. Hal ini disebabkan oleh kesalahan penggunaan bahasa dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi dan penafsiran masyarakat, terhadap peristiwa yang disampaikan. Bila terjadi kesalahan dalam penafsiran, maka akan melahirkan berita baru yang sesuai dengan pembaca, sehingga dalam dunia jurnalistik masalah kecil akan menjadi besar.

Menurut Romli (2005: 14) sebuah penerbitan juga biasanya memiliki seorang Redaktur atau Editor Bahasa (copy editor). Tugasnya antara lain menjaga keseragaman bahasa yang dipergunakan dalam penulisan berita/ artikel yang menjadi gaya atau ciri khas medianya. Untuk memudahkan tugas Redaktur Bahasa, biasanya disusun sebuah Style Book atau Buku Pedoman Gaya Bahasa. Berisi aturan baku yang harus dipergunakan tentang penulisan gelar, singkatan, nama-nama tempat dan orang, dan sebagainya. Acuan utama penyusunan style Book tersebut lazimnya Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Bersama para editor, ia pun mendiskusikan perubahan bahasa/ kalimat agar lebih menarik, sederhana, dan singkat sesuai prinsip ekonomis Bahasa Jurnalistik, serta mudah dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Dalam menyampaikan informasi selain menggunakan bahasa baku, surat kabar juga sering menggunakan istilah-istilah khusus atau kata-kata tertentu untuk menggatikan hal-hal yang dianggap kasar. Bahasa yang digunakan untuk menggantikan kata-kata agar terdengar lebih halus itulah yang dinamakan eufemisme. Kebanyakan pakar bahasa memaknai istilah eufemisme sebagai ungkapan yang halus, lebih sopan, dan lebih baik, sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, menyeramkan, tabu, atau kurang menyenangkan. Menurut Wibowo (2006: 150) eufemisme merupakan salah satu jenis majas alias pengibaratan atau figure of speech. Perlu diketahui, majas bukanlah gaya bahasa, melainkan hanya salah satu unsur pendukung gaya bahasa. Hal ini perlu dipertegas, karena majas adalah peristiwa pemakaian kata yang akibat

pengibaratan menyimpang dari arti harafiahnya. Terdapat tiga jenis majas, (a) majas perbandingan (perumpamaan, metafor, kiasan, insanan, analogi); (b) majas pertentangan (ironi, hiperbola, litotes); dan (c) majas pertautan (metonimi, kilatan, sinekdoke, eufemisme). Sebagai bagian dari majas pertautan, gejala yang mudah dilihat dalam eufemisme adalah terjadinya pengalihan makna kata-kata (bukan perubahan bentuk kata) dengan maksud agar kata-kata tersebut lebih halus, hidup, dan konkret ketimbang ungkapan harafiahnya. Namun, dalam hubungan ini, berhati-hatilah menggunakan eufemisme. Pasalnya, tidak mustahil justru akan melemahkan diksi tulisan kita. Terutama, jika berkaitan erat dengan posisi kita dalam suatu komunitas wacana. Contohnya: kamar kecil (WC); penutusan hubungan kerja (pemecatan); penyesuaian harga (peningkatan harga); membebas tugaskan (memecat); tunasusila (lonte); mengentaskan kemiskinan (menghapus kemelaratan); kekurangan pangan (melarat); pemberlakuan tarif baru ( menaikan harga); buah dada ( tetek); lanjut usia (jompo); tunawisma (gelandangan); tunarungu (tuli); lembaga kemasyarakatan (penjara); penyalagunaan jabatan (korupsi); ramusaji (pelayan), pembantu rumah tangga (babu); penyimpangan prosedur ( kolusi); bersih lingkungan (tidak tertibat partai terlarang); hubungan intim (hubungan seks). Menutur Keraf (2000: 112) Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata latin stilus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlian menngunakan alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi. Kelak pada waktu penekanan dititik beratkan pada keahlian untuk menulis indah, maka

style lalu berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara indah. Karena perkembangan itu, gaya bahasa atau style menjadi masalah atau bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frasa atau klausa tertentu untuk menghadapi situasi tertentu. Sebab itu, persoalan gaya bahasa meliputi semua hirarki kebahasaan: pilihan kata secara individual, frasa, klausa, dan kalimat, bahkan mencakup pula sebuah wacana secara keseluruhan. Malahan nada yang tersirat dibalik sebuah wacana termasuk pula persoalan gaya bahasa. Jadi jangkauan gaya bahasa sebenarnya sangat luas, tidak hanya mencakup unsurunsur kalimat yang mengandung corak-corak tertentu, seperti yang umum terdapat dalam retorika- retorika klasik. Berikut adalah jenis gaya bahasa, 1) Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, terbagi atas a) gaya bahasa resmi, b) gaya bahasa tak resmi, c) gaya bahasa percakapan. 2) Gaya bahasa berdasarkan nada, terbagi atas a) gaya sederhana, b) gaya mulia dan bertenaga c) gaya menengah. 3) Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, terbagi atas a) klimaks, b) antiklimaks c) paralelisme, d) antitesis, e) repetisi. 4) Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna, terbagi atas dua yaitu gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa terotis terbagi atas, a) aliterasi, b) asonansi, c) anastrof, d) apofasis atau preterisio, e) apostrof, f) asindeton, g) polisindeton, h) kiasmus, i) elipsis, j) eufemismus, k) litotes, l) histeron proteron, m) pleonasme dan tautologi, n) perifrasis, o) prolepsis atau antisipasi, p) erotesis atau pertanyaan retoris, q) silepsis dan zeugma, r) koreksio atau epanortesis, s) hiperbol, t) paradoks, u) oksimoron, dan gaya bahasa kiasan terbagi atas, a) persamaan atau simile, b)

metafora, c) alegori, parabel, dan fabel, d) personifikasi atau prosopopoeia, e) alusi, f) eponism, g) epitet, h) sinekdike, i) metonimia, j) antonomasia, k) hipalase, l) ironi, sinisme dan sarkasme, m) satire, n) inuendo, o) antifrasis, p) pun atau paronomasia. Menurut Zainal (1988 : 37) euphimisme adalah gaya melukiskan suatu hal dengan menggunakan kata-kata yang lebih halus dan sopan dengan tujuan agar orang yang dimaksudkan tidak tersinggung perasaannya. Contoh: kami mau ke belakang sebentar, sebetulnya, dia kurang pendengarannya, orang itu sudah berubah akalnya, kemarin beliau telah pulang ke rahmatullah, peristiwa itu mengakibatkan dia kurang ingatan. Menurut Allan dan Burridge (dalam jurnal Tia Ruby dan Dardanila, 2008:2), eufemisme merupakan bentuk alternatif terhadap ungkapan yang tidak berkenan seperti tabu, dan digunakan untuk menghindari rasa malu. Bentukbentuk eufemisme itu terdiri atas eman belas bentuk, yaitu ekspresi figuratif, metafora, flipansi, memodelkan kembali, sirkumlokusi, kliping, akronim, singkatan, pelesapan, satu kata untuk menggantikan kata yang lain,umum ke khusus, sebahagian untuk keseluruhan,hiperbola, makna di luar pernyataan, jargon, dan kolonial. Sedangkan fungsi eufemisme terdiri atas empat bagian, yaitu sapaan, dan penamaan, menghindari tabu, menyatakan cara eufemisme digunakan, dan menyatakan situasi. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut.

a. Penggunaan bentuk-bentuk eufemisme dalam media. b. Penggunaan eufemisme dalam bahasa sehari-hari. c. Masih banyak masyarakat atau mahasiswa yang tidak mengetahui tentang eufemisme. d. Masih ada media yang menggunakan kata-kata kasar, tidak sopan, yang di anggap merugikan atau tidak menyenangkan dalam sebuah berita. 1.3 Batasan Masalah Dari identifikasi di atas, penelitian ini dibatasi pada masalah yaitu bentukbentuk eufemisme yang terdapat dalam Harian Bolmut Post. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut: bagaimanakah bentuk-bentuk Eufemisme dalam harian Bolmut Post? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk eufemisme yang terdapat dalam Harian Bolmut Post. 1.6 Manfaat Penelitian a) Menambah pengetahuan peneliti tentang kebahasaan khususnya penggunaan eufemisme dalam Harian Bolmut Post. b) Dapat menjadi bahan informasi yang berguna bagi semua pihak terkait dan memiliki perhatian pada bidang kebahasaan.

c) Sebagai sumbangsi pikiran dalam penggunaan ungkapan eufemisme pada Harian Bolmut Post. 1.7 Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman pada permasalahan di atas, perlu diberikan definisi terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini. a. Bolmut atau Bolaang Mongondow Utara adalah daerah otonom hasil pemekaran dari kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Provinsi Sulawesi Utara. b. Harian Bolmut Post merupakan media on line yang memuat berita tentang realita kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Bolaang Mongondow Utara. c. Media on line merupakan media yang bisa ditemui melalui internet. Dengan media on line pembaca bisa lebih leluasa dalam memilih berita, karena informasi dan sumbernya sangat luas. d. Eufemisme adalah ungkapan yang halus, sopan, sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, merugikan atau yang tidak menyenangkan.