BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi telah membuat batasan negara sudah semakin tidak tampak sehingga mendorong terjadinya kegiatan bisnis di luar batas negara. Sebagai akibat dari globalisasi, para pelaku kegiatan bisnis antar negara membutuhkan bahasa bisnis yang seragam agar lebih mudah diterima dan dipahami secara global. Kebutuhan akan bahasa bisnis yang seragam memunculkan kebutuhan atas seperangkat standar pelaporan keuangan tunggal yang dapat diterima di seluruh dunia. Perbedaan standar pelaporan keuangan yang berlaku di banyak negara akan berdampak pada lemahnya daya banding laporan keuangan. Sebagai solusi dalam masalah perbedaan standar yang ada di berbagai negara, International Accounting Standards Board (IASB) mengeluarkan suatu standar tunggal pelaporan keuangan yaitu International Financial Reporting Standards (IFRS). IFRS merupakan standar pelaporan keuangan internasional tunggal yang disusun untuk meningkatkan transparansi lintas batas negara dan meningkatkan daya banding laporan keuangan antar perusahaan (Dickins dan Cooper, 2010). IFRS merupakan pengembangan dari International Accounting Standards (IAS). IFRS disusun dan dikembangkan oleh IASB yang bekerja sama dengan akademisi, praktisi akuntansi, dan penyusun standar dari seluruh dunia. Penerapan IFRS telah dilakukan di banyak negara. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) mencatat sekurang-kurangnya 120 negara 1
2 telah menerapkan IFRS dan mewajibkan perusahaan-perusahaan domestik yang terdaftar di bursa efek negara pengadopsi untuk menerapkan IFRS sebagai dasar pelaporan keuangan mereka. Sejak kesepakatan Indonesia bergabung sebagai anggota forum G20, Indonesia wajib menerapkan standar akuntansi adopsi IFRS sebagai standar pelaporan keuangannya dalam rangka menyediakan informasi keuangan yang berkualitas di pasar modal internasional. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek wajib melaukan konvergensi SAK berbasis IFRS. Indonesia telah mengadopsi IFRS sebagai dasar penyusunan standar akuntansi keuangan secara bertahap sejak 1 Januari 2009. Penerapan standar IFRS yang bersifat global tentunya diharapkan akan meningkatkan kualitas informasi akuntansi. Manfaat dari pengadopsian IFRS telah menjadi fenomena hangat yang marak diperdebatkan di banyak negara. Penelitian yang dilakukan Bartov (2005), Liu dan Liu (2007), dan Barth et al. (2008) menunjukkan informasi akuntansi yang disusun berdasar IFRS lebih berkualitas dibandingkan dengan informasi akuntansi yang disusun berdasar standar pelaporan keuangan sebelumnya. Sebaliknya, hasil penelitian Jeanjean dan Stolowy (2008) dan Hung dan Subramayam (2007) menunjukkan tidak ada peningkatan signifikan dalam kualitas informasi akuntansi setelah adopsi IFRS. Daske et al. (2008) dan Barth et al. (2008) menyatakan bahwa ketidakkonsistenan hasil penelitian IFRS dipengaruhi oleh faktor-faktor institusional di negara tempat IFRS diterapkan. Terdapat banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai dampak IFRS sampai saat ini. Penelitian yang menyebutkan dampak positif penerapan IFRS
3 adalah penelitian Barth et al. (2008). Barth et al. melakukan penelitian atas dampak IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan IFRS mengalami penurunan manajemen laba, pengakuan kerugian yang lebih tepat waktu, dan memiliki relevansi nilai laba bersih dan nilai buku ekuitas yang lebih tinggi. Armstrong et al. (2010) melakukan penelitian terhadap reaksi pasar atas adopsi IFRS di pasar Uni Eropa, hasilnya menunjukkan bahwa pasar memberikan reaksi positif atas adopsi standar tersebut. Pelaku pasar memiliki ekspektasi bahwa adopsi IFRS akan meningkatkan transparansi dan kualitas informasi akuntansi yang akan berpengaruh terhadap meningkatnya likuiditas pasar modal. Dickins dan Cooper (2010) menyatakan bahwa penerapan IFRS akan meningkatkan pemahaman dan tingkat keyakinan investor, menurunkan biaya modal, dan meningkatkan investasi lintas batas negara. Penelitian yang dilakukan oleh Bartov et al. (2005) menunjukkan bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan IFRS memberikan informasi keuangan yang lebih baik dari laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar pelaporan keuangan Jerman. Hal ini dilihat dari laba berbasis IFRS memiliki relevansi nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan laba berbasis standar pelaporan keuangan Jerman. Penelitian lainnya yang menyatakan bahwa penerapan IFRS meningkatkan kualitas informasi akuntansi adalah penelitian yang dilakukan oleh Liu dan Liu (2007) dan Chen et al. (2010). Chen et al. melakukan penelitian dengan membandingkan kualitas akuntansi dari perusahaan publik di Uni Eropa sebelum dan setelah adopsi penuh IFRS. Hasilnya
4 menunjukkan bukti empiris bahwa dengan adopsi IFRS dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi, mengurangi manajemen laba, mengurangi akrual diskrisioner dan meningkatkan kualitas akrual dibandingkan sebelum mengadopsi IFRS. Kabir et al. (2010) menguji dampak adopsi IFRS pada akun dan kualitas laba dengan sampel perusahaan di Selandia Baru. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada akrual diskrisioner dan kemampuan laba untuk memprediksi arus kas operasi tahun mendatang. Kurangnya peningkatan pada kualitas laba setelah pengadopsian IFRS di Selandia Baru disebabkan Selandia Baru mempunyai perlindungan investor yang tinggi dan enforcement terhadap standar akuntansi yang tinggi. Dalam lingkungan dengan perlindungan investor yang tinggi dan enforcement yang kuat, standar akuntansi tidak begitu berpengaruh. Kualitas informasi akuntansi merupakan hal penting dalam pengambilan keputusan oleh para pengguna laporan keuangan. Dengan diterapkannya standar pelaporan keuangan internasional diharapkan laporan keuangan memberikan kualitas informasi yang lebih baik. Ball et al. (2003) menyatakan bahwa pengadopsian standar yang berkualitas dibutuhkan untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Terdapat banyak literatur yang telah membahas mengenai dampak adopsi IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi di berbagai negara yang telah lebih dulu mengadopsi IFRS. Penelitian umumnya dilakukan dengan mengambil sampel negara-negara di Uni Eropa, Amerika, dan Australia. Penelitian dengan mengambil sampel negara di Asia telah mulai dilakukan. Beberapa penelitian
5 mengenai dampak adopsi IFRS juga telah dilakukan di Indonesia. Penelitian yang telah dilakukan di Indonesia terhadap kualitas informasi akuntansi selama ini umumnya menguji kualitas informasi dari dimensi relevansi nilai laba, manajemen laba, dan pengakuan kerugian tepat waktu. Penelitian ini mencoba menguji dimensi-dimensi lain dari kualitas informasi akuntansi yaitu kualitas akrual dan prediktabilita. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah adopsi IFRS dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi perusahaan di Indonesia. Kualitas informasi akuntansi dalam penelitian ini berfokus pada kualitas laba yang diukur dari kualitas akrual dan kemampuan laba memprediksi arus kas masa depan atau prediktabilita. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, perlu didapatkan bukti empiris terkait dampak penggunaan standar akuntansi adopsi IFRS terhadap kualitas laba. Penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan: 1. Apakah penggunaan standar akuntansi adopsi IFRS berpengaruh terhadap kualitas akrual? 2. Apakah penggunaan standar akuntansi adopsi IFRS berpengaruh terhadap kemampuan laba memprediksi arus kas masa depan (prediktabilita)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan dari penelitian ini adalah:
6 1. Untuk menguji pengaruh penggunaan standar akuntansi adopsi IFRS terhadap kualitas akrual. 2. Untuk menguji pengaruh penggunaan standar akuntansi adopsi IFRS terhadap kemampuan laba memprediksi arus kas masa depan (prediktabilita). 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga bagi pihak-pihak lain. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan tambahan literatur akademik mengenai konsekuensi dari perubahan standar akuntansi ke IFRS dengan memberikan bukti empiris terkait pengaruh pengadopsian IFRS terhadap kualitas akrual dan kemampuan laba dalam memprediksi arus kas masa depan di Indonesia (prediktabilita). 2. Memberikan referensi bagi peneliti yang tertarik dengan dampak penggunaan standar akuntansi adopsi IFRS terhadap kualitas laba untuk pengembangan penelitian selanjutnya. 1.5 Sistematika Pembahasan Adapun sistematika rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I: Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang yang mendasari penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.
7 Bab II: Dalam bab ini akan dibahas teori dan literatur yang relevan dan pengembangan hipotess. Bab III: Dalam bab ini akan diuraikan sampel, metoda pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan metode pengujian hipotesis. Bab IV: Dalam bab ini akan diuraikan hasil analisis data serta pembahasannya. Bab V: Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.