PERUBAHAN KALENDER TANAM (KATAM) DUKUNGAN LITBANG PERTANIAN DALAM MENGANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM DAN MENCAPAI SUKSES KEMENTERIAN PERTANIAN

PERUBAHAN KALENDER TANAM (KATAM) DUKUNGAN LITBANG PERTANIAN DALAM MENGANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM DAN MENCAPAI SUKSES KEMENTERIAN PERTANIAN Universitas Brawijaya, Malang, 9 Nopember 2013 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian KEMENTERIAN PERTANIAN

ISI PAPARAN I Target Sukses Kementerian Pertanian II Tugas dan Peran Badan Litbangtan dalam P2BN III Pengembangan KATAM dalam Mengantisipasi Perubahan Iklim IV Pemutahiran Sistem Informasi KATAM terpadu

I TARGET SUKSES KEMENTERIAN PERTANIAN

TARGET PENCAPAIAN SWASEMBADA DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN PENINGKATAN DIVERSIFIKASI PANGAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, DAN EKSPOR PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

TARGET PRODUKSI UNTUK PENCAPAIAN SWASEMBADA DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN (5 KOMODITAS UTAMA) KOMODITAS TARGET SUKSES TARGET PRODUKSI 2014 (JUTA TON) Padi (GKG) Jagung (pipilan kering) Swasembada berkelanjutan Swasembada berkelanjutan 76,57 29,00 Kedelai (biji kering) Swasembada 2,70 Gula (GKP) Swasembada 3,1 Daging sapi Swasembada 0,51

II TUGAS DAN PERAN LITBANGTAN MENDUKUNG PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) (PERMENTAN 45/2011: TATA HUBUNGAN KERJA KELEMBAGAAN TEKNIS, LITBANG, PENYULUHAN PERTANIAN DALAM MENDUKUNG P2BN)

Presiden RI dan Mentan panen Inpari 13 di Sragen, Jawa Tengah, Feb 2012

SIMULASI STRATEGI PENCAPAIAN SURPLUS BERAS 10 JUTA TON PADA TAHUN 2014 BERDASARKAN KONDISI PRODUKSI TAHUN 2012

Dukungan Kebijakan Subsidi Pupuk tepat sasaran dan mendukung ke arah effisiensi penggunaan pupuk: Tek PHSL web, IVR (interactive voice recorded) via SMS 135 Telkomsel. Bantuan Langsung Benih Unggul sebagai media percepatan penyebaran varietas unggul baru. Subsidi benih (Varietas Unggul inbrida & hibrida) Asuransi Pertanian dan insentif harga, untuk antisipasi dampak perubahan iklim (hama/penyakit, banjir dan kekeringan)

Badan Litbang Pertanian pada 2010-2014 : Penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing, yang memiliki : Nilai tambah ekonomi yang tinggi : (impact recognition) Untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian dan; Nilai ilmiah tinggi : (scientific recognition) Untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia. 10

11 Peran Badan Litbang Pertanian PENINGKATAN PRODUKSI LUAS AREAL PANEN PRODUKTIVITAS VUB (BENIH)+BUDIDAYA+ PASCA PANEN TARGET SURPLUS PRODUKSI BERAS: 10 JUTA TON 2014 (SWASEMBADA BERKELANJUTAN) SINKRONISASI DAN KOORDINASI PUSAT-DAERAH

Hubungan Pusat & Daerah Pusat Menteri Pertanian Kepala Badan Litbang Dirjen Teknis Kepala BPPSDMP Gubernur Provinsi BPTP Dinas Teknis Bakorluh Kab/Kota Bupati/Walikota Peneliti Dinas Teknis Bappeluh 12

Tugas Pokok Ditjentan & Ditjen PSP Badan Litbangtan Badan PSDMP Menyusun rencana kerja peningkatan produksi Menyiapkan sarana prasarana pertanian Memberikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi dan pendampingan penerapan teknologi Menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian (pemanduan sekolah lapang) 13

Tugas Badan Litbangtan di Pusat (Tim Pengendali) melayani Ditjentan dan Badan SDMP 1 2 3 4 5 6 Menyediakan rekomendasi teknologi spesifik lokasi Menyediakan kalender dan pola tanam (KATAM) Menyediakan informasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim Menyediakan benih dasar dan merekomendasikan varietas unggul spesifik lokalita Merumuskan dan merencanakan kebutuhan tenaga peneliti dalam mendukung P2BN Menyediakan publikasi dan teknologi tepat guna 14

SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS Pertanian Ramah Lingkungan Spesifik Lokasi 1. Peningkatan Produktivitas 2. Rendah Emisi Gas Rumah Kaca 3. Adaptif terhadap perubahan iklim 4. Penerapan Pengendalian hama Terpadu 5. Rendah Cemaran Logam Berat 6. Zero Waste 7. Pemanfaatan Sumber Daya Lokal 8. Terjaganya Biodiversitas 9. Integrasi Tanaman-Ternak Pertanian Ramah Lingkungan

DUA ALTERNATIF KEBIJAKAN OPERASIONAL PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI 1. Peningkatan luas panen & indeks panen Indeks Panen (IP): irigasi, varietas genjah IP ditingkatkan dari 1,5 menjadi 1,7. 2. Peningkatan provitas Produktivitas ditingkatkan dari 5,1 menjadi 5,7 ton/ha Varietas unggul baru (VUB) toleran dampak perubahan iklim (DPI)

Produktivitas (ton/ha) 6 Penduduk (juta jiwa) Produksi GKG (juta ton) 300 90 5 SAWAH IRIGASI 250 75 4 200 60 3 150 45 2 100 30 1 LAHAN KERING 50 15 0 0 1970 1980 1990 2000 2010 17

Lahan suboptimal di Jawa Tergenang Luas (ha) Potensi rawan 162.622 Tergenang Rawan 1.084.217 Cukup rawan 1.170.619 Tidak rawan 1.128.841 Kekeringan Kekeringan Luas (ha) Potensi rawan 73.881 Rawan 1.099.964

TEKNOLOGI ADAPTIF 1. Varietas unggul adaptif (spesifik lokasi) dan/atau tahan: (a) kekeringan, (b) genangan, (c) berumur genjah, (d) toleran salinitas, (e) rendah emisi, (f) (selain produktifitas tinggi) 2. Inovasi teknologi pengelolaan lahan dan air: (a) optimalisasi lahan, (b) perbaikan kesuburan tanah, (c) efisiensi air, (d) minimum run-off & indigenous technlogy (e) Pupuk organik / pengomposan (f) Pengendalian hama dan penyakit ramah lingkungan (g) PTT (pengelolaan tanaman terpadu)

PERAKITAN VARIETAS UNGGUL PADI 1. toleran kekeringan 2. toleran suhu rendah 3. toleran suhu tinggi 4. toleran naungan untuk tanaman sela lahan perkebunan 5. toleransi keracunan Fe, Al, rendaman, dan Salinitas. 6. toleran pada kondisi gambut, keracunan pirit dan kahat unsur mikro. 7. berumur sangat genjah

Plasmanutfah Padi di BB Padi >3000 working collections

Penyediaan Varietas Unggul Padi Periode 1985-2000 Umur tan lbh genjah 110-120 HSS, tinggi tanaman 110-120 cm, anakan sedang 15-20 anakan. IR64 (1986), Ciliwung (1989), Barumun, Way Seputih (1991), Memberamo (1995), Way Apo Buru, Widas (1999), Ciherang (2000) dan Konawe (2001). Hingga thn 2000, IR64 mendominansi (61%) Akibat ditanam luas IR64 ketahanan thd WBC dan HDB patah Periode 2000 - Sekarang Tipe tanaman tidak berubah, adanya stagnansi produktifitas. Dirintis perakitan padi tipe baru (PTB) dan padi Hibrida. Perubahan pemberian nama menjadi INPARI (inbrida irigasi), INPAGO (inbrida gogo), INPARA (inbrida rawa), HIPA (hibrida padi). Hingga akhir 2010 Ciherang mendominansi (40%) INPARI 13 (dilepas 2010), tahan wereng batang coklat (WBC) biotipe 3 sudah ditanam petani di areal endemik WBC.

REKOMENDASI PILIHAN VUB PADI ADAPTIF Padi sawah irigasi Inpari (Inbrida Padi Sawah Irigasi): umur sangat genjah hingga sedang, adaptif terhadap cekaman biotk & abiotik (Spesifik lokasi) Inpari 4, Inpari 5, Inpari 7, Inpari 9, Inpari 13, 14, 15, 16, 22, 23, 24 (umur sedang) Padi sawah tadah hujan Inpari: toleran kekeringan, Umur Sangat genjah, dataran tinggi: Inpari 1, 11, 12, 13, 17, 19 (sangat genjah) Inpari 10 (kekeringan) Inpari 26-28 (dataran tinggi) Padi gogo Inpago (Inbrida Padi Gogo): produksi tinggi, adaptif lahan kering, tahan blast: Inpago, 4, 5, 6, 7, 8, Inpago Unram-1, Inpago Unsud-1 Padi rawa lebak & pasang surut Inpara (Inbrida Padi Rawa lebak & Pasang surut): toleran terhadap rendaman & sulfat masam Inpara 1, 2,3, 6 Margasari, Dendang, Lambur, Lalan, Indragiri, Air Tenggulang, Banyuasin Inpari 29,30; Inpara 4, 5 (banjir & rendaman)

Varietas Padi Adaptif Dampak Perubahan Iklim Karakteristik Varietas Potensi hasil (t/ha) Umur sangat genjah (100-105 hss) Toleran Kekeringan Toleran Rendaman/Banjir Toleran Salinitas Agak Tahan - Tahan Wereng Coklat Tahan Hawar Daun Bakteri Rata-rata hasil (t/ha) Inpari (1, 11, 12, 13, 18, 19, dan 20) 7-10 7,3 Padi Gogo (Silugonggo, Situ Bagendit, Batutegi Limboto, Inpago 6) Inpari (1, 10, 11, 12, 13) Inpara (4 and 5), Ciherang sub1, Inpari 29 Margasari, Dendang, Lambur, Martapura, Batanghari, Indragiri, Air Tenggulang, dan Banyuasin 5,5-6,0 8,0-10,0 4,0 6,6 7,2-7,6 4,7 5,0-6,0 5,0 Inpari (2, 3, 4, 6, 13, 18, dan 19) 7,3-8,0 6,6 Inpari (1, 4, 6, 11, 18, 19, dan 20) 10,0-12,0 7,3 Tahan Tungro Inpari (7, 8, dan 9) 8,7-9,9 6,4

Varietas padi adaptif di lahan sawah tadah hujan Padi sangat genjah Hasil rata-rata (t/ha) Umur Tanaman dan keunggulan lainnya Dodokan 5,1 100 hss, cocok untuk gogo rancah (gora) Silugonggo 5,5 90 hss, tekstur nasi pera, cocok untuk gora Inpari 1 7,3 108 hss, indeks glikemik rendah Inpari 11 6,52 108 hss, tahan HDB Inpari 12 6,21 99 hss, tekstur nasi pera Inpari 13 6,59 103 hss, tahan wereng coklat

Varietas padi adaptif di lahan rawa Padi Rawa Hasil rata-rata (t/ha) Umur Tanaman dan keunggulan lainnya Inpara 1 4,45 131 hss, tekstur nasi pera Inpara 2 4,82 128 hss, tekstur nasi pulen Inpara 3 4,6 127 hss, tekstur nasi pera Inpara 4 4,69 135 hss, tekstur nasi pera Inpara 5 4,45 115 hss, tekstur nasi sedang Inpara 6 4,68 117 hss, tekstur nasi sedang

Sebaran Varietas Unggul Padi Tahun 2012 (Nasional) NO WILAYAH VARIETAS DOMINAN CIHERANG MEKONGGA CILIWUNG CIGEULIS IR 64 VU. LAIN LOKAL JUMLAH 1 SUMATERA - Luas Tanam (Ha) 1.548.934 183.182 379.545 62.525 191.969 653.979 359.604 3.379.738 - Persentase (%) 45,83 5,42 11,23 1,85 5,68 19,35 10,64 100,00 2 JAWA - Luas Tanam (Ha) 2.791.025 284.990 4.071 85.184 1.255.210 1.109.896 733.145 6.263.521 - Persentase (%) 44,56 4,55 0,07 1,36 20,04 17,72 11,71 100 3 KALIMANTAN - Luas Tanam (Ha) 220.602 23.524 67.958 653 32.541 377.559 584.047 1.306.886 - Persentase (%) 16,88 1,80 5,20 0,05 2,49 28,89 44,69 100 4 BALI&NUSRA - Luas Tanam (Ha) 301.340 27.317 3.259 157.383 20.410 216.983 49.357 776.049 - Persentase (%) 38,83 3,52 0,42 20,28 2,63 27,96 6,36 100 5 SULAWESI - Luas Tanam (Ha) 442.736 134.799 240.461 220.678 64.869 349.956 80.051 1.533.551 - Persentase (%) 28,87 8,79 15,68 14,39 4,23 22,82 5,22 100 6 MALUKU&PAPUA - Luas Tanam (Ha) 8.231 5.721 2.122 10.600 11.706 28.746 15.430 82.556 - Persentase (%) 9,97 6,93 2,57 12,84 14,18 34,82 18,69 100 JUMLAH - Luas Tanam (Ha) 5.312.868 659.533 697.416 537.023 1.576.706 2.737.120 1.821.634 13.342.301 - Persentase (%) 39,82 4,94 5,23 4,02 11,82 20,51 13,65 100,00

Kontribusi Varietas Unggul (Padi) Keterangan Varietas daya hasil tinggi Populer Areal panen Proporsi adopsi varietas 2012 Peningkatan hasil Nilai tambah Kuantitas 210 varietas (inbrida, hibrida) Ciherang, Cibogo, Cigeulis, IR64, Mekongga, Way Apo Buru, Sintanur, Cimelati, HiPa 5 Ceva, HiPa 6 Jete, Maro, Rokan, Aek Sibundong, Inpari, Inpara, dan Inpago, dll 12.0 juta ha 86.4% 0.5-1 t/ha Rp 21,78 T Rp 41,57 Triliun

HASIL DEMPLOT PADI HIBRIDA KEC SUMBER PUCUNG, KABUPATEN MALANG, JATIM, 2012 Nama Varietas Hasil (t/ha) Hipa 5 Ceva 12,4 Hipa 6 Jete 10,7 Hipa 7 11,3 Hipa 8 11,7 Hipa 11 11,2 Hipa 14 10,3 Hipa Jatim1 11,3 Hipa Jatim 2 12,5 Hipa Jatim3 12,1 Ciherang (inbrida) 9,2

Hibrida Hipa 9 di lahan petani di kec Maos, kab Cilacap, Jateng, Des 2012 www.litbang.deptan.go.id

Padi Hibrida Varietas Hipa 8 di lahan kelompok tani Mugi Mulyo Kecamatan Mernek, Kabupaten Cilacap, Jateng, 2011.

Hipa 8 di Kabupaten Malang, Jatim, 2012

Dukungan Logistik Benih Sumber (BS, FS, SS) di BB Padi dan BPTP di 33 Provinsi

Distribusi BS, FS ke Balai Benih Propinsi 2012 & 2013 (1) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) Varietas terbanyak 2012 2013 2012 2013 (BS) 2013 1 NAD 0 44 0 0 Inpari 3, Sarinah, Inpari 13 2 Sumut 252 81 60 0 Mekongga, Ciherang, Inpari 4 3 Sumbar 0 30 0 0 Btg Piaman, Mekongga, Inpari 12 4 Riau 0 10 0 0 Batang Piaman 5 Kep. Riau 0 0 0 0 6 Jambi 42 10 0 300 Inpara3 7 Sumsel 0 40 140 0 Ciherang 8 Bengkulu 35 30 0 0 Inpari 13, Cigeulis, Mekongga 9 Lampung 0 0 0 0 10 Babel 0 0 0 0 11 DKI Jakarta 0 0 30 0 12 Jawa Barat 167 205 85 1.207 Inpari 14, Mekongga, Ciherang 13 Banten 95 0 0 140 14 Jawa Tengah 44 30 105 0 St Bagendit, Ciherang, Logawa 15 DIY 20 0 0 0 16 Jawa Timur 15 340 0 0 Ciherang, IR 64, St Bagendit 17 Bali 33 0 0 0

Distribusi BS, FS ke Balai Benih Propinsi 2012 & 2013 (2) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) Varietas terbanyak 2012 2013 2012 2013 (BS) 2013 18 NTT 35 35 0 0 Ciherang, St Bagendit, Inpari 6 19 NTB 300 40 0 0 Inpari 10, Inpari 17, Mekongga 20 Kalbar 65 47 0 255 Inpari 19, Inpari 20, Inpara 6 21 Kateng 0 0 0 0 22 Kalsel 103 36 0 0 Ciherang, Mekongga, St Bagendit 23 Kaltim 22 0 0 0 24 Sulut 0 0 0 0 25 Sulteng 0 12 0 0 Ciherang, Ciliwung, Cisantana 26 Sultra 0 5 0 0 Mekongga, Cisantana, Ciherang 27 Sulsel 60 24 0 10 Memberamo, Mekongga, Ciliwung 28 Sulbar 13 0 0 0 29 Gorontalo 50 30 0 0 Ciherang 30 Maluku 0 0 0 0 31 Malut 0 0 0 0 32 Papua 0 5 0 15 Inpari 23 33 Papbar 91 0 0 5 Jumlah Total 1.442 1.054 420 1.932

Distribusi BS, FS ke Produsen Benih (selain BBI) 2012 & 2013 (1) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) 2012 2013 2012 2013 1 NAD 268 235 140 1.480 2 Sumut 276 190 230 260 3 Sumbar 136 15 0 25 4 Riau 0 15 30 2.140 5 Kep. Riau 67 20 0 0 6 Jambi 84 0 65 554 7 Sumsel 45 11 610 1.225 8 Bengkulu 60 0 85 0 9 Lampung 598 230 465 2 10 Babel 110 0 0 0 11 DKI Jakarta 35 0 207 300 12 Jawa Barat 3.503 2.207 5.247 8.526 13 Banten 125 39 385 300 14 Jawa Tengah 2.211 872 2.875 6.645 15 DI Yogyakarta 355 200 230 0 16 Jawa Timur 2.858 1.209 3.135 3.153 17 Bali 15 0 0 85

Distribusi BS, FS ke Produsen Benih (selain BBI) 2012 & 2013 (2) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) 2012 2013 2012 2013 18 NTT 42 36 5 40 19 NTB 1.970 115 100 205 20 Kalbar 103 0 0 540 21 Kateng 146 113 50 210 22 Kalsel 600 78 75 0 23 Kaltim 155 427 170 62 24 Sulut 41 40 230 55 25 Sulteng 310 156 20 20 26 Sultra 20 0 0 0 27 Sulsel 379 131 10 369 28 Sulbar 99 11 45 90 29 Gorontalo 5 55 10 25 30 Maluku 215 0 105 60 31 Maluku Utara 88 77 150 44 32 Papua 0 0 205 0 33 Papua Barat 33 7 60 670 Jumlah Total 14.952 6.489 14.939 27.085

Distribusi BS, FS, SS ke BPTP (UPBS dan Display) 2012 No. BPTP/Balit Distribusi (kg) Jml Varietas No. BPTP/Balit Distribusi (kg) Jml Varietas 1 NAD 2.740 12 19 NTT 185 10 2 Sumut 18.575 12 20 Maluku 135 11 3 Sumbar 15.037 17 21 Maluku Utara 2.670 23 4 Riau 1.050 14 22 Papua 18 9 5 SumSel 12.615 16 23 Papua Barat 775 5 6 Babel 3.652 26 24 Kalsel 2.350 25 7 Lampung 10.950 24 25 Kalbar 1.510 13 8 Kep Riau 850 4 26 KalTeng 4.125 22 9 Bengkulu 2.425 17 27 Kaltm 815 14 10 Jambi 1.270 11 28 Sulsel 1.005 21 11 Banten 5.018 21 29 Sulbar 357 10 12 DKI Jakarta 150 3 30 Sulteng 1.040 14 13 Jawa Barat 40.680 17 31 Sulut 9.035 10 14 Jawa Tengah 58.195 21 32 Sultra 1.485 12 15 D.I.Y 22.735 18 33 Gorontalo 1.230 12 16 Jawa Timur 54.840 26 34 Lolit Tungro 75 2 17 Bali 3.030 8 35 Balitra 635 6 18 NTB 1.990 14 36 KP Balitkabi 150 2 Total 283.397

Distribusi BS dan FS Padi ke BPTP (UPBS) tahun 2013 Distribusi 2013 (kg) No. Varietas BS FS 1 Inpari 13 357 20 2 Inpari 10 304 46 3 Inpari 19 193 145 4 Inpari 18 167 140 5 Inpari 4 122 10 6 Inpari 4 122 10 7 Inpari 23 103 1 8 Inpari 20 26 1.135 9 Inpari 14 6 1.640 10 Lainnya 2.397 598 Total (kg) 3.797 3.745 Jumlah varietas 61 27

Disribusi SS ke BPTP (display varietas) 2013 No. Varietas SS (kg) No. Varietas SS (kg) 1 Inpari 19 18.793 11 Inpago 8 1.096 2 Inpari 18 10.113 12 Situ Bagendit 1.008 3 Inpari 10 8.565 13 Inpara 2 854 4 Inpari 20 7.813 14 Inpara 3 674 5 Inpari 13 5.932 15 Inpari 11 565 6 Inpari 15 4.695 16 Inpari 14 563 7 Inpari 17 4.273 17 Inpari 7 465 8 Inpari 16 3.218 Lainnya (25 var) 2.416 9 Sarinah 2.250 Total (kg) 74.931 10 Inpara 5 1.638 Jumlah varietas 41

III PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI KALENDER TANAM DALAM MENGANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM

PETA PRAKIRAAN AWAL MUSIM DAN SIFAT HUJAN MH 2013/2014 PETA PREDIKSI AWAL MUSIM MH 2013/2014 LEGENDA: PETA PREDIKSI SIFAT HUJAN MH 2013/2014 LEGENDA:

SISTEM INFORMASI KATAM TERPADU, APAKAH ITU? Pedoman atau alat bantu yang memberikan informasi tentang : prediksi iklim atau musim, awal waktu tanam, pola tanam, potensi luas tanam, wilayah rawan banjir dan kekeringan, wilayah rawan serangan OPT, Potensi serangan OPT, rekomendasi varietas padi, jagung, kedelai serta kebutuhan benih, rekomendasi dosis dan kebutuhan pupuk, Informasi mekanisasi pertanian Kalender tanam rawa Info tanam BPP untuk tanaman padi, jagung dan kedelai (semusim) hingga ke level kecamatan

INTEGRASI DATA BMKG KE DALAM SI KATAM TERPADU MT I (MH) 2013/2014 KALENDER TANAM (BADAN LITBANG PERTANIAN) PREDIKSI IKLIM BMKG INFO SIFAT HUJAN, ESTIMASI WAKTU, POTENSI LUAS, DAN POLA TANAM BENCANA (banjir,kekeri ngan, OPT) VARIETAS SISTEM INFORMASI KALENDER TANAM TERPADU PUPUK

45

Rekapitulasi Analisis Kalender Tanam MT I (MH) 2013/2014 No Pulau Luas Baku Sawah (Ha) Awal Tanam Dominan Estimasi Potensi Luas Tanam Padi (Ha) Jagung/ Kedelai (Ha) Kedelai (Ha) 1. Sumatera 2.347.111 Okt II-III 2.052.584 89.346 0 2. Jawa 3.297.537 Okt II-III 3.294.606 2.162 602 3. Kalimantan 1.201.109 Jan I-II 1.026.942 147.120 0 4. Sulawesi 942.106 Jan I-II 909.965 6.186 0 5. Maluku 26.258 Nov I-II 16.426 25 0 6. Papua 39.781 Nov III-Des I 39.656 0 0 7. Bali & NT 489.897 Nov III-Des I 493.947 3.016 0 INDONESIA 8.343.799 Okt II-III, Nov I-II 7.797.127 247.855 602

SISTEM INFORMASI KATAM TERPADU MT I (MH) 2013/2014 Sebaran Potensi Luas Tanam Padi di lahan sawah berdasarkan awal waktu tanam MT I (MH) 2013/2014 47

IMPLEMENTASI KATAM 1) Sosialisasi Katam Terpadu pada setiap musim tanam dilakukan oleh BPTP di seluruh provinsi di Indonesia pada level provinsi, kabupaten maupun kecamatan sentra pangan. 2) Hasil verifikasi waktu tanam Katam Terpadu MT I 2012/2013 di 4428 kecamatan, menunjukkan bahwa 65% memiliki kemiripan waktu tanam petani. 3) Sebagian besar Pemprov/Pemkab/Pemkot menyambut baik ketersediaan informasi Katam Terpadu dan dijadikan sebagai referensi dalam menetapkan waktu tanam. 4) Validasi Katam di lapang pada tahun 2013 sudah dilakukan oleh Gugus Tugas Katam BPTP di 8 propinsi, salah satunya di Provinsi Bali.

FEEDBACK DARI PENGGUNA DI DAERAH (HASIL FGD KATAM TERPADU 18-20 SEPTEMBER 2013) 1) Waktu launching diminta 1 bulan sebelum musim tanam dimulai, untuk mempersiapkan saprodi dan sosialisasi. 2) Banyak harapan berkembang bahwa Sistem Informasi Katam Terpadu juga dibuat untuk komoditas lainnya (tebu, sayuran). 3) Rekomenasi pupuk dan pemupukan untuk pupuk cair.

IV PEMUTAHIRAN SISTEM INFORMASI KATAM TERPADU

PEMUTAHIRAN DATA ADMINISTRASI Penambahan data provinsi, kabupaten, dan kecamatan sebagai dampak adanya pemekaran wilayah. 1) Penambahan provinsi dari 33 menjadi 34 provinsi, 2) Penambahan kabupaten/kota dari 497 menjadi 505 kabupaten/kota, 3) Penambahan kecamatan dari 6769 menjadi 6911 kecamatan

PENGEMBANGAN SISTEM DELIVERY (1) Akses informasi Katam melalui sms ke sms center: 0 8 1 2 3 5 6 5 1 1 1 1 a. Info katam [nama administrasi (kecamatan, kabupaten, provinsi, pulau, nasional)] Contoh: info katam bogor barat b. info pupuk [padi, jagung, kedelai] [tunggal, phonska, pelangi, kujang, 151010] [nama administrasi (kecamatan, kabupaten, provinsi, pulau, nasional)] Contoh: info pupuk padi phonska bogor barat c. info varietas [padi, jagung, kedelai] [nama administrasi (kecamatan, kabupaten)] Contoh: info varietas jagung depok2

PENGEMBANGAN SISTEM DELIVERY (2) Akses Informasi Katam Terpadu Melalui Smartphone:

PRAKIRAAN AWAL MUSIM DAN SIFAT HUJAN MT I 2013/2014 1) Sifat Hujan MH 2013/2014, sebagian besar daerah diprakirakan NORMAL hingga ATAS NORMAL. 2) Awal MH 2013/2014 di sebagian besar daerah diprakirakan paling banyak pada bulan September, Oktober, dan November 2013. Rekapitulasi Prediksi Awal Musim Pada MH 2013/2014 Rekapitulasi Prediksi Sifat Hujan pada MH 2013/2014

Efisiensi penggunaan air meningkat 16-20% dengan intermitten dibandingkan cara penggenangan air terus-menerus setinggi 5 cm. Hasil panen tiga tipe varietas padi (hibrida, inbrida dan tipe baru) secara statistik tidak signifikan antara yang diperoleh melalui pengairan intermitten dan di genang terus.

Hasil padi dari teknik budidaya PTT, SRI, semi SRI, dan cara petani Metode Hasil (t/ha GKG) Indeks Ciherang Inpari 10 Sintanur Ciherang Inpari 10 Sintanur PTT 4.95 5.10 4.69 140 125 106 SRI 3.53 4.08 4.41 100 100 100 Semi SRI 5.39 5.29 4.95 153 130 112 Cara petani KP Sukamandi MK 2009 4.91 5.05 4.46 139 124 101

Teknologi Budidaya Padi Bidang Teknologi Keterangan Agronomi - Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi Hama Penyakit Pasca Panen - Teknologi Hemat air (AWD) - Teknologi hemat pupuk/hara - Teknologi tanam jajar legowo - Teknologi percepatan dekomposisi jerami - Pengendalian tikus terpadu - Pengendalian keong mas - Pengendalian penggerek batang padi - Pengendalian wereng coklat - Pengendalian wereng hijau (vektor tungro) - Panen kelompok - Teknik pengeringan dan penyimpanan hasil Sudah diadopsi petani Sudah diadopsi petani

REKOMENDASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

VUB Padi Badan Litbang Tan 2010-2012 2010 2011 2012 Dilepas 13 VUB: Dilepas 17 VUB: Dilepas 11 VUB: 3 VUB padi sawah (Inpari 8 VUB padi sawah (Inpari 14 9 VUB Padi sawah (Inpari 11, Inpari 12, Inpari 13) Pakuan, Inpari 15 22, Inpari 23 Bantul, Inpari 4 VUB padi hibrida (Hipa8, Hipa 9, Hipa 10, Hipa 11), Parahyangan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 17, Inpari 24 Gabusan, Inpari 25 Opak Jaya, Inpari 26, Inpari 27, 3 VUB padi gogo (Inpago 4, Inpago5, Inpago 6) 18, Inpari 19, Inpari 20, dan Inpari Sidenuk). Inpari 28 Kerinci, Inpari 29 Rendaman, Inpari 30 3 VUB padi rawa (Inpara4, 6 VUB padi sawah hibrida Ciherang Sub-1) Inpara 5, Inpara 6) (HIPA Jatim 1, HIPA Jatim 2, 1 VUB Padi rawa: Inpara 7 HIPA Jatim 3, HIPA 12 SBU, HIPA 13, dan HIPA 14 SBU) 1 VUB Padi gogo: Inpago 9 3 VUB padi gogo (INPAGO 8, INPAGO Unsoed 1, INPAGO Unram 1).

I. 12 VARIETAS UNGGUL BARU PADI No. Nama Umur HSS (hari) * Cocok pd ketinggian hg 900 m DPL ** Cocok pd ketinggian hg 500 m DPL Puslitbangtan Rataan Hasil (t/ha) Rataan Hasil (%) > Ciherang 1 Inpari 21 120 6,4 6,66 2 Inpari 22 118 5,8-3,33 3 Inpari 23 113 6,9 15,00 4 Inpari 24 111 6,7 11,67 5 Inpari 25 115 7,0 16,67 6 Inpari 26 * 124 5,7-5,00 7 Inpari 27 * 125 5,7-5,00 Ciherang ** 125 6,0 -

Lanjutan... No Nama Umur HSS (hari) * Cocok pd ketinggian hg 900 m DPL ** Cocok pd ketinggian hg 500 m DPL Puslitbangtan Rataan Hasil (t/ha) Rataan Hasil (%) di atas Ciherang 8 Inpari 28 Kerinci * 120 6,6 10,00 9 Inpari 29 Rendaman 110 6,5 8,33 10 Inpari 30 Ciherang Sub-1 111 7,2 20 11 Inpara 7 114 4,5-12 Inpago 9 109 5,2 - Ciherang ** 125 6,0 -

Distribusi BS, FS ke Balai Benih Propinsi 2012 & 2013 (1) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) Varietas terbanyak 2012 2013 2012 2013 (BS) 2013 1 NAD 0 44 0 0 Inpari 3, Sarinah, Inpari 13 2 Sumut 252 81 60 0 Mekongga, Ciherang, Inpari 4 3 Sumbar 0 30 0 0 Btg Piaman, Mekongga, Inpari 12 4 Riau 0 10 0 0 Batang Piaman 5 Kep. Riau 0 0 0 0 6 Jambi 42 10 0 300 Inpara3 7 Sumsel 0 40 140 0 Ciherang 8 Bengkulu 35 30 0 0 Inpari 13, Cigeulis, Mekongga 9 Lampung 0 0 0 0 10 Babel 0 0 0 0 11 DKI Jakarta 0 0 30 0 12 Jawa Barat 167 205 85 1.207 Inpari 14, Mekongga, Ciherang 13 Banten 95 0 0 140 14 Jawa Tengah 44 30 105 0 St Bagendit, Ciherang, Logawa 15 DIY 20 0 0 0 16 Jawa Timur 15 340 0 0 Ciherang, IR 64, St Bagendit 17 Bali 33 0 0 0

Distribusi BS, FS ke Balai Benih Propinsi 2012 & 2013 (2) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) Varietas terbanyak 2012 2013 2012 2013 (BS) 2013 18 NTT 35 35 0 0 Ciherang, St Bagendit, Inpari 6 19 NTB 300 40 0 0 Inpari 10, Inpari 17, Mekongga 20 Kalbar 65 47 0 255 Inpari 19, Inpari 20, Inpara 6 21 Kateng 0 0 0 0 22 Kalsel 103 36 0 0 Ciherang, Mekongga, St Bagendit 23 Kaltim 22 0 0 0 24 Sulut 0 0 0 0 25 Sulteng 0 12 0 0 Ciherang, Ciliwung, Cisantana 26 Sultra 0 5 0 0 Mekongga, Cisantana, Ciherang 27 Sulsel 60 24 0 10 Memberamo, Mekongga, Ciliwung 28 Sulbar 13 0 0 0 29 Gorontalo 50 30 0 0 Ciherang 30 Maluku 0 0 0 0 31 Malut 0 0 0 0 32 Papua 0 5 0 15 Inpari 23 33 Papbar 91 0 0 5 Jumlah Total 1.442 1.054 420 1.932

Distribusi BS, FS ke Produsen Benih (selain BBI) 2012 & 2013 (1) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) 2012 2013 2012 2013 1 NAD 268 235 140 1.480 2 Sumut 276 190 230 260 3 Sumbar 136 15 0 25 4 Riau 0 15 30 2.140 5 Kep. Riau 67 20 0 0 6 Jambi 84 0 65 554 7 Sumsel 45 11 610 1.225 8 Bengkulu 60 0 85 0 9 Lampung 598 230 465 2 10 Babel 110 0 0 0 11 DKI Jakarta 35 0 207 300 12 Jawa Barat 3.503 2.207 5.247 8.526 13 Banten 125 39 385 300 14 Jawa Tengah 2.211 872 2.875 6.645 15 DI Yogyakarta 355 200 230 0 16 Jawa Timur 2.858 1.209 3.135 3.153 17 Bali 15 0 0 85

Distribusi BS, FS ke Produsen Benih (selain BBI) 2012 & 2013 (2) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) 2012 2013 2012 2013 18 NTT 42 36 5 40 19 NTB 1.970 115 100 205 20 Kalbar 103 0 0 540 21 Kateng 146 113 50 210 22 Kalsel 600 78 75 0 23 Kaltim 155 427 170 62 24 Sulut 41 40 230 55 25 Sulteng 310 156 20 20 26 Sultra 20 0 0 0 27 Sulsel 379 131 10 369 28 Sulbar 99 11 45 90 29 Gorontalo 5 55 10 25 30 Maluku 215 0 105 60 31 Maluku Utara 88 77 150 44 32 Papua 0 0 205 0 33 Papua Barat 33 7 60 670 Jumlah Total 14.952 6.489 14.939 27.085

Distribusi BS, FS, SS ke BPTP (UPBS dan Display) 2012 No. BPTP/Balit Distribusi (kg) Jml Varietas No. BPTP/Balit Distribusi (kg) Jml Varietas 1 NAD 2.740 12 19 NTT 185 10 2 Sumut 18.575 12 20 Maluku 135 11 3 Sumbar 15.037 17 21 Maluku Utara 2.670 23 4 Riau 1.050 14 22 Papua 18 9 5 SumSel 12.615 16 23 Papua Barat 775 5 6 Babel 3.652 26 24 Kalsel 2.350 25 7 Lampung 10.950 24 25 Kalbar 1.510 13 8 Kep Riau 850 4 26 KalTeng 4.125 22 9 Bengkulu 2.425 17 27 Kaltm 815 14 10 Jambi 1.270 11 28 Sulsel 1.005 21 11 Banten 5.018 21 29 Sulbar 357 10 12 DKI Jakarta 150 3 30 Sulteng 1.040 14 13 Jawa Barat 40.680 17 31 Sulut 9.035 10 14 Jawa Tengah 58.195 21 32 Sultra 1.485 12 15 D.I.Y 22.735 18 33 Gorontalo 1.230 12 16 Jawa Timur 54.840 26 34 Lolit Tungro 75 2 17 Bali 3.030 8 35 Balitra 635 6 18 NTB 1.990 14 36 KP Balitkabi 150 2 Total 283.397

Distribusi BS dan FS Padi ke BPTP (UPBS) tahun 2013 Distribusi 2013 (kg) No. Varietas BS FS 1 Inpari 13 357 20 2 Inpari 10 304 46 3 Inpari 19 193 145 4 Inpari 18 167 140 5 Inpari 4 122 10 6 Inpari 4 122 10 7 Inpari 23 103 1 8 Inpari 20 26 1.135 9 Inpari 14 6 1.640 10 Lainnya 2.397 598 Total (kg) 3.797 3.745 Jumlah varietas 61 27

Disribusi SS ke BPTP (display varietas) 2013 No. Varietas SS (kg) No. Varietas SS (kg) 1 Inpari 19 18.793 11 Inpago 8 1.096 2 Inpari 18 10.113 12 Situ Bagendit 1.008 3 Inpari 10 8.565 13 Inpara 2 854 4 Inpari 20 7.813 14 Inpara 3 674 5 Inpari 13 5.932 15 Inpari 11 565 6 Inpari 15 4.695 16 Inpari 14 563 7 Inpari 17 4.273 17 Inpari 7 465 8 Inpari 16 3.218 Lainnya (25 var) 2.416 9 Sarinah 2.250 Total (kg) 74.931 10 Inpara 5 1.638 Jumlah varietas 41

MATRIKS TAHAPAN PENGENALAN VUB PADI KE PETANI PELAKSANA TAHUN KE SETELAH VUB PADI DILEPAS 0 1 2 3 4 5 BB PADI Tersedia benih BS Maret: panen FS Juli : panen SS Okt-Des: kirim SS ke BPTP BPTP (BB PADI + BPP) Nov-Jan: Uji adaptasi (2-4 VUB + 1 cek, 1-2 musim) BPP (BPTP) Demparm (1-2 VUB terpilih + 1 cek; 1 ha/var.) POKTAN/GA POKTAN Diadopsi petani * Perluasan adopsi * Benih ES dr BPTP (gratis utk 1 musim saja). Pembentukan Gapoktan sebagai Penangkar Benih ES di lokasi pengembangan VUB (dibina oleh DIPERTA/BPSB & BPTP; bantuan sarpras penangkaran benih oleh Ditjen TP).

TAHAPAN PENGENALAN VUB PADI SPESIFIK LOKASI KE PETANI DI TIAP KAWASAN SLPTT Thn Stlh VUB Dilepas Musim Tanam Kegiatan Keterangan 1 1 2 2 1 2 BB Padi memproduksi benih kelas FS. BB Padi memproduksi benih kelas SS. BPTP melakukan Uji Adaptasi pada Musim Penghujan (MP). Menggunakan benih SS dari BB Padi. BPTP melakukan Uji Adaptasi pada Musim Kemarau (MK). Menggunakan benih SS dari BB Padi. Saat VUB dilepas, di UPBS BB Padi telah tersedia 100 kg benih kelas BS per varietas Benih kelas SS dikirim ke BPTP untuk Uji Adaptasi pada Musim Penghujan. Di tiap lokasi: 2-4 VUB & 1-2 varietas eksisting sebagai pembanding; Luas plot 4 m x 5 m; 3 ulangan. BPTP bekerjasama dengan Gapoktan, dan Penyuluh. BB Padi sebagai Penyelia. Dilaksanakan 2 musim untuk mengetahui respon VUB pada MP dan MK. 3 1 atau 2 BPTP melakukan Uji Demfarm. Menggunakan benih SS dari BPTP. Demfarm dapat dilakukan pada satu musim, bila Uji Adaptasi menunjukkan tidak terdapat perbedaan hasil pada MK dan MP. Di tiap lokasi: 1-2 VUB & 1 varietas eksisting sebagai pembanding; Luas Demfarm 1 Ha per varietas. BPTP bekerjasama dengan Gapoktan dan Penyuluh. BB Padi sebagai Penyelia. BPTP mengkaji semua karakter/keragaan VUB. 4 1 Gapoktan mengadopsi 1-2 VUB. Luas pertanaman minimal 10 Ha per Gapoktan. Menggunakan benih SS dari BPTP. Gelar teknologi (Geltek) dan Temu Lapang oleh BPTP. BPTP mengundang pejabat Pemda untuk menunjukkan bahwa teknologi (VUB) telah diadopsi oleh Gapoktan. BPTP sebagai Penyelia. 2 Gapoktan menanam 1 dari 2 VUB secara bergantian di tiap musim. Luas lahan lebih dari 10 Ha. Menggunakan benih ES dari pertanaman SS musim tanam sebelumnya (bila memungkinkan). Menanam 1 dari 2 VUB secara bergantian di tiap musim untuk menghindari menurunnya ketahanan VUB terhadap hama/penyakit utama. Selanjutnya BPTP meyerahkan pendampingan kepada Penyuluh. BPTP memonitor perkembangan adopsi VUB tersebut.

Prakiraan kebutuhan benih sebar Tahun Jumlah benih sebar (ton) Padi Jagung Kedelai 2011 281.673 77.254 43.520 2012 292.173 93.659 48.000 2013 302.673 101.463 58.462 2014 313.173 113.171 69.231 2015 323.673 124.878 83.077 Catatan: Kebutuhan benih (kg/ha) padi, jagung, kedelai berturut-turut 21 kg, 16 kg, dan 40 kg

Kunjungi kami di : www.litbang.deptan.go.id 73 73

Penyediaan Varietas Unggul Padi Periode 1985-2000 Umur tan lbh genjah 110-120 HSS, tinggi tanaman 110-120 cm, anakan sedang 15-20 anakan. IR64 (1986), Ciliwung (1989), Barumun, Way Seputih (1991), Memberamo (1995), Way Apo Buru, Widas (1999), Ciherang (2000) dan Konawe (2001). Hingga thn 2000, IR64 mendominansi (61%) Akibat ditanam luas IR64 ketahanan thd WBC dan HDB patah Periode 2000 - Sekarang Tipe tanaman tidak berubah, adanya stagnansi produktifitas. Dirintis perakitan padi tipe baru (PTB) dan padi Hibrida. Perubahan pemberian nama menjadi INPARI (inbrida irigasi), INPAGO (inbrida gogo), INPARA (inbrida rawa), HIPA (hibrida padi). Hingga akhir 2010 Ciherang mendominansi (40%) INPARI 13, tahan wereng batang coklat (WBC) biotipe 3 sudah ditanam petani di areal endemik WBC.

No 2008 2009 2010 2011 2012 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 62 VUB Padi yg Dilepas Badan Litbang Tan. Tahun 2008-2011 Inpara 1 Inpara 2 Inpara 3 Inpari 1 Inpari 2 Inpari 3 Inpari 4 Inpari 5 Inpari 6 Inpari 7 Inpari 8 Inpari 9 Inpari 10 Hipa 7 Hipa 8 Pi Inpara 4 Inpara 5 Inpara 6 Inpari 11 Inpari 12 Inpari 13 Inpago 4 Inpago 5 Inpago 6 Inpara 4 Inpara 5 Inpara 6 Hipa 8 Hipa 9 Hipa 10 Hipa 11 IPB Batola IPB Dadahup Hipa 12 SBU Hipa 13 Hipa 14 SBU Hipa Jatim 1 Hipa Jatim 2 Hipa Jatim 3 Impari 14 Cihea Inpari 15 Citarik Inpari 16 Citandui Inpari 17 Inpari 18 Inpari 19 Inpari 20 Inpari Sidenuk Inpago 8 Inpago Unram 1 Inpago Unsoed 1 Inpari 21 Inpari 22 Inpari 23 Inpari 24 Inpari 25 Inpari 26 Inpari 27 Inpari 28 Inpari 29 Rendaman Inpari 30 Ciherang Sub-1 Inpago 9 Inpara 7 Jml 9 8 15 17 12 JUMLAH TOTAL TAHUN 2008-2012 62

VUB Padi yg Dilepas Badan Litbang Tan thn 2011

VUB Padi yg Dilepas Badan Litbang Tan thn 2011

No Nama Umur HST (hari) Rataan Hasil (t/ha) Sifat Unggul 1 Inpari 22 118 5,8 Agak tahan WBC biotipe 1,2,3. Tahan HDB strain III, Tahan Blas ras 033 dan 133 2 Inpari 23 113 6,9 Baik ditanam di sawah dataran rendah 0-600 m dpl, tahan WBC biotipe 1, agak tahan 2,3, tahan HDB strain III 3 Inpari 24 111 6,7 Beras merah, baik ditanam di sawah dataran rendah 0-600 m dpl, tahan HDB strain III 4 Inpari 25 115 7,0 Ketan merah, baik ditanam di sawah dataran rendah 0-600 m dpl, tahan HDB strain III 5 Inpari 26 124 5,7 Cocok ditanam di ekosistem lahan sawah dataran tinggi s/d 900 m dpl, tahan HDB strain III, Tahan blas 033 6 Inpari 27 125 5,7 Cocok ditanam di ekosistem lahan sawah s/d 900 m dpl, tahan HDB strain III 7 Inpari 28 Kerinci 8 Inpari 29 Rendaman VUB Padi yg Dilepas Badan Litbang Tan thn 2012 120 6,6 Cocok ditanam di ekosistem lahan sawah dataran tinggi s/d 1100 m dpl, Tahan HDB strain III 110 6,5 Baik ditanam di sawah irigasi dataran rendah s/d 400 m dpl terutama di daerah rawan banjir 9 Inpari 30 Ciherang Sub-1 111 7,2 Baik ditanam di sawah dataran rendah 0-400 m dpl di daerah luapan sungai dan rawan banjir

VUB Padi yg Dilepas Badan Litbang Tan thn 2012 (Lanj ) No. Nama Umur HST (hari) Rataan Hasil (t/ha) Sifat Unggul 10 Inpara 7 114 4,5 Baik ditanam dilahan rawa pasang surut dan lebak. Agak toleran terhadap keracunan Fe dan Al. Tahan Blas ras 033 dan 173 11 Inpago 9 109 5,2 Lahan subur di Jawa dan lahan PMK Lampung. Agak toleran kekeringan dan keracunan Al pada tingkat 60 ppm Al 3 +

Produksi Benih Sumber Padi oleh Badan Litbang Tan melalui BB Padi TA 2012 No. Jenis Benih Klas Jumlah (kg) 1. Benih VUB untuk pengembangan UPBS BS 10.000 2. Benih VUB untuk pengembangan UPBS FS 11.239 BPTP dan Denfarm 3. Benih VUB untuk pendampingan SLPTT SS 317.793 4. Benih Padi Hibrida F1 1.156 5. Benih penjenis 46 varietas inbrida BS 29.300 6. Benih dasar 30 varietas inbrida FS 28.900 7. Benih 10 calon varietas yang akan dilepas SS 1.700 Jumlah total 400.888 Jumlah Distribusi Benih Total 283.397 Stok Benih 117.491 Produksi benih inti (NS) untuk 20 varietas sebanyak 20.600 malai

Benih yang Didistribusikan untuk Pendampingan SLPTT dan Mendukung UPBS BPTP Tahun 2012 Distribusi Benih 2012 (kg) Jumlah No. BPTP/Balit MT I MT II Jumlah Varietas 1 NAD 2.500 240 2.740 12 2 Sumatera Utara 6.575 12.000 18.575 12 3 Sumatera Barat 150 14.887 15.037 17 4 Riau 740 310 1.050 14 5 Sumatera Selatan 5.615 7.000 12.615 16 6 Bangka Belitung 2.847 805 3.652 26 7 Lampung 9.150 1.800 10.950 24 8 Kepulauan Riau 850 850 4 9 Bengkulu 1.925 500 2.425 17 10 Jambi 660 610 1.270 11 11 Banten 4.845 173 5.018 21 12 DKI Jakarta 150-150 3 13 Jawa Barat 28.530 12.150 40.680 17 14 Jawa Tengah 30.525 27.670 58.195 21 15 D.I. Jogyakarta 7.300 15.435 22.735 18 16 Jawa Timur 23.770 31.070 54.840 26 17 Bali 2.960 70 3.030 8 18 NTB 1.600 390 1.990 14 19 NTT 185-185 10 20 Maluku 110 25 135 11 21 Maluku Utara 1.020 1.650 2.670 23 22 Papua 18-18 9 23 Papua Barat 775-775 5 24 Kalimantan Selatan 2.250 100 2.350 25 25 Kalimantan Barat 1.250 260 1.510 13 26 Kalimantan Tengah 2.250 1.875 4.125 22 27 Kalimantan Timur 775 40 815 14 28 Sulawesi Selatan 1.005-1.005 21 29 Sulawesi Barat 350 7 357 10 30 Sulawesi Tengah 850 190 1.040 14 31 Sulawesi Utara 9.035 9.035 10 32 Sulawesi Tenggara 1.240 245 1.485 12 33 Gorontalo 1.230-1.230 12 34 Lolit Tungro 75-75 2 35 Balitra 435 200 635 6 36 Kebun Balitkabi 150-150 2 Total 144.660 138.737 283.397

SISTEM JAJAR LEGOWO (JARWO) Meningkatkan populasi tanaman dgn mengatur jarak tanam. Menyisipkan tanaman ke dalam barisan Legowo 2:1. Populasi tanaman/ha = 213.300 rumpun (meningkatkan populasi 33,31% dibanding pola tanam Tegel 25 cm x25 cm (160.000 rumpun/ha). Dengan pola Jarwo 2:1, seluruh barisan tanaman akan mendapat tanaman sisipan.

Pertumbuhan tanaman, komponen hasil dan hasil Sistem Legowo 2:1 vs Tegel, Jawa Tengah 2011 Variabel Legowo 2:1 Jarak tanam (25: 12,5: 50) cm Tegel Jarak tanam (25 x 25) cm MT-1 MT-2 MT-1 MT-2 Tinggi tanaman (cm) 100,4 104,1 103,1 105,0 Jumlah anakan (rumpun) 23,6 19,2 18,8 14,8 Jumlah malai (rumpun) 20,1 17,2 18,9 15,9 Jumlah gabah (malai) 155,7 143,2 161,6 133,7 Gabah isi (%) 75,2 71,2 75,2 74,6 Bobot 1000 butir (gr) 25,1 25,7 25,3 25,9 Hasil GKG (ton/ha, KA 14%) 8,08 8,60 7,31 7,45 Sumber: Abdulrachman, et.al (2011). Hasil penelitian Abdulrachman et.al (2011) menunjukkan bahwa pada pertanaman Legowo 2:1 dengan jarak tanam (25x12,5x50) cm mampu meningkatkan hasil antara 9,63-15,44% dibanding model tegel. Jumlah anakan/rumpun dan jumlah malai/rumpun adalah komponen yang mendukung peningkatan hasil tersebut.

Indonesia Statistics and Rice Populations, 2011 (millions) 241 Annual growth population in last 10 years (%) 1.49 Total rice area (million hectares) 7.79 Average rice yield, 2011 (tons/ha) 5.03 Total rice production (2011) (million tons) decrease by 1.08 million tons compared to 2010 65.39 Annual rice consumption (kg/capita/year) 139 Rice ecosystem (%, million hectares): Irrigated (61.7) 4.785 Rainfed (26.0) 2.015 Flood prone (7.0) 0.615 Upland (5.2) 0.333 IRRI 84