Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si

Model Probit Untuk Ordinal Response

BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA

EKO ERTANTO PEMBIMBING

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelahiran di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di:

Dosen Pembimbing : Ir. Mutiah Salamah, M. Kes Dra. Destri Susilaningrum, MSi. Oleh : Firda Velayati

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI REGRESI LOGISTIK BINER DAN NAIVE BAYES PADA STATUS PENGGUNA KB DI KOTA TEGAL TAHUN 2014

Pemetaan dan Pemodelan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Model Probit

METODE BOOTSTRAP AGGREGATING REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

Pemetaan dan Pemodelan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Model Probit

DEWA AYU RATIH WEDA ISWARA NRP

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner

perembesan zat pencemar dari limbah yang berasal dari aktivitas domestik.

Hary Mega Gancar Prakosa Dosen Pembimbing Dr. Suhartono, S.Si, M.Sc Co Pembimbing Dr. Bambang Wijanarko Otok, S.Si, M.

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Pembelian Barang Tahan Lama Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Tobit

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

pendekatan regresi logistik biner Oleh :Wida Suliasih ( )

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di:

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT

ANALISIS PENGARUH STATUS BEKERJA TERHADAP JENIS KELAMIN DAN UMUR DENGAN PENDEKATAN BINARY LOGISTIC REGRESSION

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN

III. METODE PENELITIAN

Analisis Data Kategorikal

III. METODE PENELITIAN. PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si

Universitas Negeri Malang

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Demografi Responden Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

Analisis dan Pembahsan. Statistika Deskriptif. Regresi Logistik Biner. Uji Independensi

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

BAB III METODE PENELITIAN

MISKLASIFIKASI MAHASISWA BARU F SAINTEK UIN SUNAN KALIJAGA JALUR TES TULIS DENGAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK

Oleh: Dian Cahyawati S. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memilih sampel seluruh perusahaan di BEI periode adalah karena

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Sem 5-4. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP)

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pemodelan Jumlah Kasus Hiv dan Aids di Kota Surabaya Menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression

Kata Kunci Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Model Log Linier, Regresi Logistik Multinomial. H 1 Ada hubungan antara dua variabel yang diamati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ponsel, purposive sampling, regresi logistik politomus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

ANALISIS STATISTIK PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN DOSEN WALI DI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

ANALISIS REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI PEREMPUAN KAWIN DALAM KEGIATAN EKONOMI DI JAWA TIMUR

MODEL REGRESI PROBIT BIVARIAT

REGRESI LOGISTIK UNTUK PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA DI PULAU KALIMANTAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor-Faktor yang Membedakan Jenis Pelanggaran lalu lintas di Polres Sidoarjo dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Biner

Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada Kemiskinan di Kabupaten Jombang

DOI: /medstat

IDENTIFIKASI MULTIKOLINEAR PADA MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL UNTUK STATUS GIZI ANAK DI KELURAHAN KARANGKITRI, BEKASI TIMUR

BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI REGRESI LOGISTIK BINER PADA PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT JANTUNG

MOCH. FAUZI PEMBIMBING : MUHAMMAD SJAHID AKBAR

5. DETERMINAN KETAHANAN PANGAN REGIONAL DAN RUMAH TANGGA

Analisis Regresi Logistik Terhadap Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Kontrasepsi pada Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2012

Judul : Analisis Pilihan Pekerjaan Setengah Penganggur bagi Angkatan Kerja di Kota Denpasar Nama : Putu Diah Arya Purnama Dewi NIM :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

6. Pasien yang Batuk Darah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PEREKONOMIAN RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN REGRESI TOBIT

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

Statistika ITS Surabaya

ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KEDATANGAN PELANGGAN DI PUSAT PERBELANJAAN X

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci---beras Keluarga Miskin, regresi logistik biner. I. PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data menggunakan software SPSS 11.5 for windows, Microsoft Excel, dan SAS 9.1. Profil Responden

ESTIMASI EROR STANDAR PARAMETER REGRESI LOGISTIK MENGGUNAKAN METODE BOOTSTRAP

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print) D-79

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan

RESPON PETANI TERHADAP PROGRAM PEMERINTAH MENGENAI ASURANSI USAHATANI PADI (AUTP) PENDAHULUAN

Faktor Risiko Penyakit Anemia Gizi Besi pada Ibu Hamil di Jawa Timur Menggunakan Analisis Regresi Logistik

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

(R.2) KAJIAN PREDIKSI KLASIFIKASI OBYEK PADA VARIABEL RESPON BINER

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Kegiatan Anak Usia 10-15 Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran Rudi Salam Badan Pusat Statistik, Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta, Indonesia rudisalam@stis.ac.id Abstrak Bukti dari negara dengan pendapatan yang rendah menyebutkan bahwa bekera dan sekolah tidak dapat dibagi secara sama dan merata di antara anak pada suatu rumah tangga. Posisi kelahiran anak pada rumah tangga uga menadi pertimbangan dalam menentukan apakah dan seberapa besar kemungkinan anak akan bekera dan bersekolah. Dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 011 Provinsi Jawa Timur, tulisan ini meneliti bagaimana urutan kelahiran seorang anak memengaruhi keputusan orang tua untuk menempatkan anak-anak di salah satu dari empat kegiatan - 'hanya sekolah', 'bekera dan sekolah', 'tidak bekera dan tidak sekolah' dan 'hanya bekera'. Hasil dari regresi logistik multinomial menunukkan bahwa menadi anak pada urutan kelahiran pertama akan meningkatkan kemungkinan hanya bekera sebagai kegiatan utama, atau setidaknya kombinasi bekera dan sekolah, daripada hanya sekolah. Hasil pengolahan uga mengkonfirmasi bahwa anak yang lahir setelah anak pertama lebih cenderung berada di sekolah daripada anak pertama. Kata kunci: Kegiatan anak, Urutan kelahiran, Regresi logistik multinomial 1. Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu Negara yang meratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) tentang hak-hak anak, melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 36/1990 tanggal 5 Agustus 1990. Dengan adanya konvensi tersebut, berarti secara hukum Negara berkewaiban menamin dan melindungi hak anak-anak, baik sosial, politik, budaya, dan ekonomi (Usman dan Nachrowi, 004). Pada kenyataannya, negara masih belum mampu memenuhi kewaibannya untuk melindungi hakhak anak. Salah satu permasalahan yang masih teradi adalah keberadaan anak usia sekolah yang bekera. Dengan bekera, bukan hanya melanggar hak-hak anak, tetapi uga membawa dampak buruk bagi anak-anak, baik secara fisik maupun psikis. Bahkan dampak yang lebih auh lagi, dengan bekera dikhawatirkan akan mengganggu masa depan anak-anak untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, terlebih anak-anak merupakan generasi penerus bangsa (Usman dan Nachrowi, 004). Tandraningsih (1995), mengatakan ketika anakanak tidak mempunyai kesempatan untuk bersekolah, maka pilihan hidupnya hanya dua, yaitu: masuk angkatan kera atau tidak. Akan tetapi perlu diingat bahwa anak-anak ustru putus sekolah karena bekera. Bahkan, di lingkungan yang kondusif untuk bekera, konsekuensi yang muncul adalah geala putus sekolah yang sering diawali dengan menggabungkan sekolah sambil bekera. Seorang anak menadi bekera atau sekolah seringkali karena keputusan dari kepala rumah tangganya. Keputusan apakah seorang anak bekera atau sekolah didasarkan atas beberapa pertimbangan tertentu, seperti urutan kelahiran anak, enis kelamin, dan umlah anak. Seumlah argumen uga menunukkan bahwa saudara kandung tidak mungkin menerima hak yang sama terhadap sumber daya yang dituukan oleh orang tua terhadap pendidikan anak-anak mereka (Booth dan Kee, 005). Bukti dari negara dengan pendapatan yang rendah menyebutkan bahwa bekera dan sekolah tidak dapat dibagi secara sama dan merata di antara anak pada suatu rumah tangga (Grootaert dan Patrinos, 1999 dalam Khanam and Rahman, 007). Urutan kelahiran anak dalam rumah tangga uga menadi pertimbangan orang tua dalam menentukan apakah dan berapa banyak anak yang akan bekera dan bersekolah. Orang tua memandang bahwa anak pertama berbeda dengan anak yang lahir setelahnya, sehingga pengambilan keputusan mereka tentang pegaturan pekeraan atau sekolah untuk anak-anaknya mungkin menadi fungsi dari urutan kelahiran (Khanam

and Rahman, 007). Penelitian ini berusaha menawab pengaruh urutan kelahiran terhadap keputusan orang tua untuk menempatkan anakanak mereka menadi bekera dan sekolah. Selain itu, dilihat uga variable-variabel apa saa yang mempunyai pengaruh terhadap kegiatan anak usia 10-15 tahun di Provinsi Jawa Timur tahun 011.. Tinauan Pustaka.1 Konsep Kegiatan Bekera adalah kegiatan melakukan pekeraan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu am dalam seminggu terakhir. Bekera selama satu am tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus. Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gai termasuk semua tunangan dan bonus bagi pekera/ karyawan/pegawai dan hasil usaha berupa sewa atau keuntungan, baik berupa uang atau barang termasuk bagi pengusaha (BPS, 011). adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal maupun sekolah non formal (Paket A/B/C). Tidak termasuk mereka yang sedang libur (BPS, 011).. Regresi Logistik Multinomial Regresi logistik multinomial merupakan perluasan dari regresi logistik biner yaitu ika kategori dari variabel respon lebih dari dua dan satu kategori diantaranya dipilih sebagai kategori acuan (referensi). Jika x P Y x di mana x dan 1 x x x p 1... T x, model logit memasangkan tiap kategori respon dengan suatu kategori referensi, biasanya yang terakhir atau yang paling umum. Model x T log x, 1,,..., J -1 x J secara simultan menggambarkan pengaruh x terhadap J 1 logit (Agresti, 00). Bila terdapat J kategori respon maka model yang didapatkan sebanyak J 1. Jika dimisalkan terdapat 3 kategori respon, maka model regresi logistik multinomial yang terbentuk adalah (Hosmer and Lemeshow, 000) p x 1 i 10 x 1k ik k 1 g p x i 0 x k ik k 1 g Dalam regresi logistik multinomial, estimasi nilai parameternya dihitung menggunakan metode MLE (Maximum Likelihood Estimation). Model logistik multinomial yang telah diperoleh perlu diui kesesuaiannya. Penguian yang dilakukan adalah sebagai berikut. Ui univariabel (parsial) : Hipotesa penguian ini adalah : H0 : k 0 lawan H1 : k 0, k=1,,,p Statistik ui yang digunakan adalah statistik Wald ˆ k Wk SE ( ˆ k ) Daerah penolakan: H ditolak bila W lebih besar dari atau 0 k z p-value kurang dari α di mana Z menunukkan nilai variabel random pada tabel distribusi normal standar. Ui Multivariabel (Serentak) : Hipotesa penguian ini adalah : H0 : 1... p 0 H 1 : Paling sedikit ada satu k 0, k=1,,,p Statistik ui yang digunakan statistik ui G atau Likelihood Ratio Test : G ln( 0 1) ( L0 L1) di mana 0 = nilai yang dimaksimalkan dari fungsi likelihood di bawah H 0 1 = nilai yang dimaksimalkan secara keseluruhan ( H0 H1) Daerah penolakan: H 0 ditolak bila G lebih dari (, p) di mana p menunukkan nilai variabel random pada tabel distribusi chi-square pada deraat bebas p. 3. Metode Penelitian 3.1 Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 011 Provinsi Jawa Timur dan yang diadikan observasi adalah anak usia 10-15 tahun pada rumah tangga. Pada kelompok umur ini terdapat 897 observasi anak. 3. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel respon dan variabel prediktor. Variabel respon berskala nominal yaitu 1 untuk kegiatan anak yang bekera, untuk kegiatan anak bekera dan sekolah, 3 untuk kegiatan anak

yang tidak bekera dan tidak sekolah, dan 4 adalah kegiatan anak yang hanya sekolah saa. Sedangkan variabel prediktor yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah enis kelamin anak (1=Laki-laki, =Perempuan), urutan kelahiran (1=Birth Order-BO 1, =Birth Order-BO ), umlah anggota rumah tangga (ART) (1=ART<=4, =ART>4), pendidikan kepala rumah tangga () (1=SLTP ke bawah, =SLTA ke atas), lapangan usaha kepala rumah tangga (1=pertanian, =non pertanian), status kemiskinan (1=miskin, =tidak miskin), dan status wilayah (1=perkotaan, =perdesaan). Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan melakukan tabulasi silang di antara variable-variabel yang ada. Selanutnya, Untuk memperkuat temuan dari tabulasi silang, dilakukan analisis inferensia dengan regresi logistik multinomial dengan variabel respon adalah kegiatan anak. 4. Pembahasan Hasil 4.1 Deskriptif Berdasarkan hasil pengolahan, persentase anak usia 10-15 di Provinsi Jawa Timur dengan kegiatan bekera adalah sebesar 1,4%, yang bekera dan sekolah sebesar,1%, yang tidak bekera dan tidak sekolah sebesar 4,0% dan sisanya yaitu yang sekolah adalah sebesar 9,6%. Tabel 1: Persentase Kegiatan Anak Usia 10-15 menurut Jenis Kelamin dan Urutan Lahir Laki-laki Perempuan Total Kegiatan BO BO BO BO BO BO Anak 1 1 1 Bekera,0 1,3 0,9 0,9 1,5 1,1 Bekera dan 3,1 1,6 1,8 1,1,5 1,4 Tidak Bekera dan Tidak 3,3 4,3 4,3 4,1 3,8 4, 91,5 9,9 9,9 93,9 9,1 93,3 Jika dilihat dari urutan kelahirannya, Tabel 1 menunukkan bahwa terdapat sekitar 1,5% anak usia 10-15 tahun dengan kegiatan yang hanya bekera dan,5% anak bekera dan sekolah merupakan birth order 1. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan birth order. Hal ini membuktikan bahwa memang anak pertama cenderung akan mempunyai pekeraan dibandingkan dengan anak yang lahir sesudahnya. Tabel 1 uga menunukkan bahwa baik enis kelamin laki-laki maupun perempuan, birth order 1 mempunyai persentase yang lebih besar dibandingkan dengan birth order. Tabulasi silang antara kegiatan anak dengan birth order secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel menunukkan di sektor mana saa anak usia 10-15 tahun bekera. Jika sector pekeraan dibagi menadi primer, sekunder, dan tersier, maka, anak usia 10-15 tahun yang hanya bekera lebih banyak bekera di sector sekunder (mendekati 60%). Sementara mereka yang bekera dan sekolah lebih dari 60% bekera di sector primer dan tersier. Tabel : Persentase Kegiatan Anak usia 10-15 tahun menurut Lapangan Usaha Lapangan Usaha Be kera Bekera dan Kegiatan anak Tdk Bekera dan Tdk Se kolah Tidak bekera 0 0,0 4,1 95,9 Primer 39,0 61,0 0,0 0,0 Sekunder 56, 43,8 0,0 0,0 Tersier 34,0 66,0 0,0 0,0 Jika dilihat dari pendidikan, sebagian besar anak yang bekera mempunyai dengan pendidikan maksimal SLTP (4,0%). Dari proporsi 4% ini, yang bekera dan sekolah sebesar,3% dan sisanya yang 1,7% adalah yang bekera saa. Tabel 3: Persentase Kegiatan Anak Usia 10-15 menurut Pendidikan Kepala Rumah Kegiatan Anak <= SLTP >=SLTA Bekera 1,7 0, Bekera dan,3 1,3 Tidak Bekera 4,7 1,8 91, 96,7 Tabel 4: Persentase Kegiatan Anak Usia 10-15 menurut Jumlah Anggota Rumah Kegiatan Anak <= 4 >4 Bekera 1,3 1,5 Bekera dan, 1,9 Tidak Bekera 3,4 5,0 93, 91,6 Tabel 5: Persentase Kegiatan Anak Usia 10-15 menurut Status Kemiskinan Kegiatan Anak Miskin Tidak Miskin Bekera,8 1,1 Bekera dan,5,0 Tidak Bekera 9, 3,0 85,5 93,9 Tabel 6: Persentase Kegiatan Anak Usia 10-15 menurut Klasifikasi Kegiatan Anak Perkotaan Perdesaan Bekera 0,9 1,7 Bekera dan 1,1,9 Tidak Bekera,7 5,1 95, 90,3

Tabel 4, Tabel 5, dan Tabel 6 masing-masing memperlihatkan klasifikasi silang antara kegiatan anak dengan umlah ART, status kemiskinan, klasifikasi wilayah. Dari Tabel 4 menunukkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti dari anak yang bekera ika disilangkan dengan umlah ARTnya karena proporsinya hampir sama antara JART kurang dari sama dengan 4 dan yang lebih dari 4. Tabel 5 memperlihatkan proporsi anak yang berasal dari rumah tangga miskin lebih banyak yang bekera dan bekera sambil sekolah dibandingkan dengan anak dari rumah tangga tidak miskin. Tabel 6 menunukkan bahwa sebagian besar anak yang bekera adalah berasal dari wilayah perdesaan yaitu sebesar 4,6% dibandingkan dengan perkotaan yang hanya sebesar,0%. 4. Model Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kegiatan anak usia 10-15 tahun dengan Pendekatan Regresi Logistik Multinomial Berdasarkan ui goodness of fit, baik dengan menggunakan metode Pearson maupun Deviance hasilnya adalah sama-sama gagal tolak H 0 (nilai p-value lebih dari α=0,05) yang mengindikasikan terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa model sudah sesuai (fit) dengan data. Tabel 7: Hasil Ui Goodness of Fit Metode Chi-Square p-value Pearson 31,400 0,30 Deviance 3,697 1,000 Setelah model fit dengan data, selanutnya dapat dilakukan ui simultan dan ui parsial. Hasil dari ui simultan menghasilkan statistik ui G sebesar 305,850 dan p-value sebesar 0,000. Dengan nilai p-value yang kurang dari α=0,05 dapat dikatakan bahwa terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa paling tidak ada satu koefisien yang tidak sama dengan nol. Tabel 8: Estimasi Regresi Logistik Multinomial (Model 1/4) - Jenis kelamin -0,66 0,001 0,5 - Birth order -0,56 0,008 0,57 - Pendidikan -1,83 0,000 0,16 - Lapangan Usaha 0,19 0,610 1,1 - Jumlah ART -0,7 0,170 1,31 - Status Kemiskinan -0,87 0,000 0,4 - Status wilayah 0,4 0,047 1,53 Tabel 8, Tabel 9, dan Tabel 10 merupakan estimasi regresi logistic multinomial dari tiaptiap model di mana kategori 4 atau kategori sekolah adalah kategori referensi untuk variable respon. Sedangkan untuk variable predictor, kategori 1 adalah kategori referensi. Tabel 8 adalah estimasi parameter dari perubahan logit kategori bekera relative terhadap kategori sekolah. Dilihat dari nilai p- value, variable yang tidak signifikan adalah variable lapangan usaha dan variable umlah ART (nilai p-value > 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa perubahan pada lapangan usaha dari pertanian ke non pertanian atau perubahan JART dari JART<=4 ke JART>4 mempengaruhi pilihan bekera sebagai kegiatan dibandingkan dengan sekolah. Sedangkan variable sisanya adalah signifikan, termasuk variable birth order. Nilai koefisien variable birth order mempunyai tanda negative, hal ini mengindikasikan bahwa anak dengan birth order lebih menyukai sekolah daripada bekera dibandingkan dengan anak dengan birth order. Jika melihat nilai estimasi odds rasio dari variable birth order yang sebesar 0,57 mengindikasikan bahwa kecenderungan anak usia 10-15 tahun memilih kategori bekera dibandingkan kategori sekolah adalah 0,57 kali ketika urutan lahir berubah dari birth order 1 ke birth order. Tabel 9: Estimasi Regresi Logistik Multinomial (Model /4) - Jenis kelamin -0,46 0,003 0,63 - Birth order -0,59 0,001 0,55 - Pendidikan -0,33 0,11 0,7 - Lapangan Usaha -1,5 0,03 0,9 - Jumlah ART 0,05 0,765 1,05 - Status Kemiskinan -0,8 0,16 0,75 - Status wilayah 1,07 0,000,91 Tabel 9 menunukkan bahwa variable birth order adalah signifikan (p-value<0,05). Estimasi odds rasio pada variable ini adalah 0,55 yang artinya bahwa kecenderungan anak usia 10-15 tahun memilih kategori bekera dan sekolah dibandingkan kategori sekolah adalah 0,55 kali ketika urutan lahir berubah dari birth order 1 ke birth order. Tabel 10 memperlihatkan bahwa untuk variabel birth order berbeda dengan Tabel 8 dan Tabel 9 di mana variabel birth order tidak signifikan (pvalue>0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa

tidak terdapat cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa perubahan pada birth order dari birth order 1 ke birth order mempengaruhi pilihan tidak bekera dan tidak sekolah sebagai kegiatan dibandingkan dengan sekolah. Tabel 10: Estimasi Regresi Logistik Multinomial (Model 3/4) - Jenis kelamin 0,08 0,447 1,09 - Birth order -0,05 0,664 0,95 - Pendidikan -0,59 0,001 0,56 - Lapangan Usaha 0,1 0,604 1,13 - Jumlah ART 0,33 0,007 1,39 - Status Kemiskinan -0,91 0,000 0,40 - Status wilayah 0,46 0,000 1,58 5. Kesimpulan Hasil penelitian ini menawab pertanyaan bahwa terdapat pengaruh urutan kelahiran terhadap kegiatan anak usia 10-15 tahun di Jawa Timur di mana anak pertama pada suatu rumah tangga cenderung untuk bekera dibandingkan dengan saudara mereka yang dilahirkan sesudahnya. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa anak pertama lebih sedikit mendapatkan pendidikan dibandingkan dengan saudaranya yang lahir sesudahnya. Supaya mendapatkan hasil yang optimal dalam upaya mengurangi umlah pekera anak, maka sebaiknya program yang ada memperhatikan kebutuhan tiap-tiap rumah tangga misalnya umlah anak yang bersekolah. 6. Pustaka Agresti, A. (00), Categorical Data Analysis, nd edition, John Willey and Sons, Inc., Hoboken, New Jersey. Booth A. L. dan Kee H. J., (005). Birth Order Matters: The Effect of Family Size and Birth Order on Educational Attainment. IZA Discussion Paper No. 1713. BPS (011), Pedoman Pencacahan Susenas KOR. BPS-Jakarta. Hosmer, D. W. dan Lemeshow, S. (000). Applied Logistic Regression. John Wiley and Son, New York. Khanam, R. and Rahman, M. M., (007). Child Work and Schooling in Bangladesh: The Role of Birth Order. Journal of Biosocial Science, vol. 39 no. 5, 641-657. Tandraningsih, I., (1995). Pemberdayaan Pekera Anak. Bandung: Yayasan Akatiga. Usman, H. dan Nachrowi, N., (004). Pekera Anak di Indonesia (Kondisi, Determinan dan Eksploitasi). Jakarta: Grasindo. Jika tidak ada kendala apa pun untuk menalankan program pengurangan pekera anak, maka semua anak yang tidak sekolah pada setiap rumah tangga dapat langsung diadikan target program secara bersamaan. Tetapi ika ada suatu kendala (seperti keterbatasan dana) dan harus memilih anak yang mana pada rumah tangga yang didahulukan, maka agar diperoleh hasil yang maksimal, sebaiknya anak dengan urutan lahir pertama yang mendapatkan prioritas yang utama.