Dian Wulandari 1 Abdul Qohar 2, Susiswo 2. Universitas Negeri Malang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI KOMBINASI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN COURSE REVIEW HORAY

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TPS DENGAN PENDEKATAN INQUIRY

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

Widiya Pakartining Kawedar *), Dr. Abdul Qohar, M.T **), Universitas Negeri Malang. Kata Kunci: model pembelajaran Reciprocal Teaching, hasil belajar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-G SMP NEGERI 10 MALANG DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DENGAN LKS

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: AENUN NIM.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR- SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII MTs NEGERI NGRONGGOT NGANJUK

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Mata Pelajar IPA di kelas IV SD Terpencil Bainaa Barat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dengan masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL)

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gunungterang,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis Pekerjaan Pada Siswa Kelas III A MI Darussalam Pagesangan-Surabaya.

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

JurusanFisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN. Akhmad Bisri Arifin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1.2 Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNIK PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA. Nourina Kartika Sakti, Sihkabuden, Susilaningsih

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

Penerapan Metode Smart Games untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Berpangkat Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir.

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: HUSNIDA NPM SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

UPAYA PENINGKATANMINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN ALAT PERAGA MANIPULATIF

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Hasil penelitian yang untuk mendapatkan gambaran secara

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

Jurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 3 No. 2, ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Metode Discovery Learning pada Materi Sistem Pencernaan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Labuan

PENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE CORE PADA SISWA KELAS VII

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Alat Optik Siswa SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Rejosari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI KELAS IV SD

Transkripsi:

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI METODE COURSE REVIEW HORAY PADA MATERI LINGKARAN KELAS VIII-A SMPN KABUPATEN MALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Dian Wulandari 1 Abdul Qohar 2, Susiswo 2 1 Mahasiswa Jurusan Matematika 2 Dosen Matematika Universitas Negeri Malang E-mail: woelandhari@gmail.com ABSTRAK : Hasil observasi yang dilakukan mendapatkan bahwa sebagian besar siswa tidak dapat memecahkan permasalahan matematika khususnya materi lingkaran. Selain itu, keinginan belajar atau motivasi belajar matematika yang rendah serta sikap pasif siswa dalam proses pembelajaran dan sistem pembelajaran yang monoton berdampak pada hasil belajar siswa Berkaitan dengan alasan di atas, pembelajaran yang tepat dilakukan dengan menggunakan metode Course Review Horay. Dari hasil penelitian terdapat peningkatan pemahaman dengan metode Course Review Horay oleh peneliti dari ketuntasan klasikal 73% pada siklus I menjadi 87,5% pada siklus II sehingga mengalami peningkatan 14,5%. Hasil observasi motivasi juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Tujuan peneliti telah tercapai dengan langkah-langkah pembelajaran Course Review Horay sebagai berikut: (1) Tahap awal, apersepsi sebagai materi prasyarat (2) Tahap inti terbagi menjadi dua kegiatan yaitu belajar kelompok dan diskusi kelas. Untuk belajar kelompok, siswa mengerjakan Lembar Kegiatan Kelompok. Diskusi kelas yaitu menerapkan permaian kotak horay (3) Tahap akhir, menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan memberi kesempatan siswa untuk merespon pembelajaran yang telah dilakukan. Kata kunci: motivasi, pemahaman,course Review Horay Pelajaran matematika secara garis besar dibagi ke dalam 4 cabang yaitu aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis (Bell, 1978: 27). Salah satu diajarkannya geometri di sekolah adalah agar siswa memperoleh rasa percaya diri mengenai kemampuan matematikanya, menjadi pemecah masalah yang baik, dapat berkomunikasi secara matematik dan dapat bernalar secara matematik. Dari hasil observasi dan wawancara peneliti dengan salah satu guru matematika kelas VIII-A di salah satu SMPN Kabupaten Malang pada tanggal 14 Januari 2013, diperoleh informasi bahwa siswa menganggap mata pelajaran matematika sebagai sebuah mata pelajaran yang sulit. Sikap pasif siswa dalam proses pembelajaran dan sistem pembelajaran yang monoton berdampak pada hasil belajar siswa. Selain itu, didapatkan bahwa rendahnya motivasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika. Untuk mengaktifkan siswa dalam belajar, guru dapat menerapkan metode belajar yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Salah satu masalah yang sering dihadapi adalah pada materi lingkaran kelas VIII- A semester II, dimana siswa kurang memahami sejumlah fakta matematika untuk menyelesaikan soal-soal. Hal ini ditandai dengan banyaknya kesalahan yang

dilakukan siswa untuk menyelesaikan soal-soal pada materi lingkaran. Hasil dari observasi awal didapatkan bahwa, sebagian besar siswa terkadang salah menentukan panjang suatu garis singgung persekutuan dua lingkaran. Suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika. Salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran Course Review Horay. Menurut (Faolina, 2011) Course Review Horay merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat digunakan guru agar dapat tercipta suasana pembelajaran di dalam kelas yang lebih menyenangkan. Pembelajaran Course Review Horay yang dilaksanakan merupakan suatu pembelajaran dalam rangka pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang dinamakan kotak horay. Setiap kotak akan berisi soal yang dapat menguji pemahaman siswa. Siswa yang paling terdahulu mendapatkan 3 simbol yang segaris akan berteriak horay. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut, bagaimana pelaksanaan dan langkah-langkah pembelajaran Materi Lingkaran dengan metode Course Review Horay untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa kelas VIII-A di salah satu SMPN Kabupaten Malang. METODE Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A yang berjumlah 24 siswa di salah satu SMPN Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Untuk jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) karena peneliti bertujuan untuk memperbaiki keadaan kelas dengan meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru bidang studi matematika kelas VIII-A dan siswa kelas VIII-A SMPN Kabupaten Malang. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan siswa. Kata-kata dapat berupa wawancara dengan guru bidang studi juga hasil wawancara atau komentar dari siswa. Sedangkan tindakan berupa hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) tes, (2) observasi, (3) wawancara, (4) angket, dan catatan lapangan. Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian ini mencakup (1) pendahuluan, (2) pelaksanaan, dan (3) pembuatan laporan. Siklus ini dikatakan berhasil jika, tes siswa sekurang-kurangnya 80% dari keseluruhan siswa di kelas mencapai taraf nilai 70 sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan sekolah. Aktivitas belajar siswa dan aktivitas belajar guru dalam katagori baik/sangat baik (berdasarkan pengamatan). Apabila pada pembelajaran ini belum memenuhi kriteria keberhasilan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan memperbaiki kekurangan pada pembelajaran sebelumnya. Pada penelitian ini peningkatan motivasi dan pemahaman siswa diperoleh dari hasil tes siswa yang dilaksanakan pada waktu penelitiaan tindakan kelas. Dalam penelitian ini data yang diperoleh ada 2 macam yaitu motivasi dan pemahaman siswa. Data diperoleh dari observasi proses pembelajaran dengan penerapan pembelajaran Course Review Horay yang diambil menggunakan lembar observasi keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan Course Review Horay. Data proses pembelajaran yang meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa dianalisis secara deskriptif. Sedangkan, suatu data tentang motivasi dan pemahaman dikatakan

meningkat apabila data tersebut terjadi peningkatan pada saat sesudah diberi tindakan dengan ketentuan lebih dari 50% dari jumlah siswa yang mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan sebelum diberi tindakan. Untuk pemahaman Siswa, analisis untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa ditentukan dengan ketuntasan belajar siswa secara individual dan klasikal. Siswa dianggap telah tuntas pemahamannya apabila daya serap mencapai 70% atau hasil tes siswa mendapat nilai 70 dari nilai total 100, yang sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Mininal (SKBM) yang telah ditetapkan sekolah. Secara klasikal kelas dianggap telah tuntas pemahamannya apabila mencapai 80% dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 70%. Sehingga dapat disimpulkan pemahaman siswa dikatakan tuntas, jika 80% dari seluruh siswa memperoleh nilai 70 dari nilai total 100. HASIL Hasil observasi pada siklus I ini meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran.berdasarkan hasil pengamatan guru mata pelajaran matematika (observer I) dan teman sejawat (observer II) terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan guru dalam pembelajaran di peroleh bahwa persentase nilai rata-rata aktivitas guru pada pertemuan I adalah 66,67% dengan kriteria cukup baik, dan pada pertemuan II adalah75%dengan kriteria baik. Sehingga pada tahap siklus I, aktivitas guru memiliki nilai rata-rata 70,84% dengan kriteria baik. Sedangkan, hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran diperoleh bahwa persentase nilai rata-rata aktivitas siswa pada pertemuan I adalah 68,75%dengan kriteria kurang, dan pada pertemuan II adalah 78,13%dengan kriteria cukup baik. Sehingga pada tahap siklus I, aktivitas siswa memiliki nilai rata-rata 73,44% dengan kriteria cukup baik. Hasil observasi terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran Course Review Horay yaitu sebanyak 19 siswa memiliki motivasi baik, 5 siswa memiliki motivasi kurang. Setelah pembelajaran siklus I berakhir sebagian besar siswa masih menduduki kriteria baik sejumlah 20 siswa dan 4 siswa memiliki kriteria sangat baik. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa menaruh minat dalam mengikuti pelajaran matematika selama menggunakan pembelajaran. Dengan demikian disimpulkan bahwa motivasi siswa kelas VIII-A SMPN Kabupaten Malangmengalami peningkatan dari 69% menjadi 75% dengan kriteria baik. Pada evaluasi akhir ketuntasan klasikal telah mencapai 72,71% sehingga belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal pada SMPN Kabupaten Malangyaitu 80%. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dianalisa bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus 1 belum berhasil memenuhi tujuan peneliti yang ditetapkan pada awal kegiatan dan belum mencapai ketuntasan klasikal SMPN Kabupaten Malangyaitu 80% siswa dalam kelas tersebut mencapai nilai sama dengan atau lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Hasil observasi pada siklus II untuk kegiatan guru diperoleh bahwa persentase nilai rata-rataaktivitas guru pada pertemuan IV adalah 87,5 % dengan kriteria baik, dan pada pertemuan V adalah 93,75 % dengan kriteria sangat baik. Sehingga pada tahap siklus II, aktivitas guru memiliki nilai rata-rata 90,63% dengan criteria sangat baik. Sedangkan, hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran diperoleh bahwa persentase nilai rata-rata aktivitas siswa pada

pertemuan IV adalah 82,81%dengan kriteria baik, dan pada pertemuan V adalah 95,31%dengan kriteria sangat baik. Sehingga pada tahap siklus II, aktivitas siswa memiliki nilai rata-rata 90,63% dengan kriteria sangat baik. Selain itu, hasil observasi terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran sebanyak 13 siswa memiliki motivasi sangat baik, 11 siswa memiliki motivasi baik. Setelah pembelajaran siklus II berakhir sebagian besar siswa masih menduduki kriteria sangat baik sejumlah 21 siswa dan 3 siswa memiliki kriteria baik. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa menaruh minat dalam mengikuti pelajaran matematika selama menggunakan pembelajaran. Dengan demikian disimpulkan bahwa motivasi siswa kelas VIII-A SMPN Kabupaten Malangmengalami peningkatan dari 77% menjadi 84% dengan kriteria sangat baik. Hasil evaluasi siklus II diperoleh bahwa dari 24 siswa kelas VIII-A SMPN Kabupaten MalangMalang, ada 21 siswa yang nilainya memenuhi target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 dan dinyatakan tuntas. Sedangkan sisanya 2 anak nilainya tidak tuntas. Pada evaluasi tersebut ketuntasan klasikal telah mencapai 82,29% sehingga telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal pada SMPN Kabupaten Malangyaitu 80%. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dianalisa bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus 2 berhasil memenuhi tujuan peneliti yang ditetapkan pada awal kegiatan dan telah mencapai ketuntasan klasikal SMPN Kabupaten Malangyaitu 70% siswa dalam kelas tersebut mencapai nilai sama dengan atau lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. PEMBAHASAN Pembelajaran dengan menggunakan Course Review Horay adalah salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa. Dalam penelitian ini, penerapan pembelajaran dengan Course Review Horay terdiri dari 3 langkah/tahapan utama yaitu : tahap awal, tahap inti dan tahap akhir. Pengelompokan tahapan itu disesuaikan dengan tindakan yang dilaksanakan. Sebagaian besar langkah-langkah yang diberikan oleh peneliti berbeda dengan langkah model pembelajaran Course Review Horay (dalam Suprijono, 2009 : 129). Beberapa langkah tersebut tidak sesuai menurut Lovitt and Clarke (1988, dikutip dalam Mathematics Education 2, 1996) ada suatu perbedaan yang sangat berarti pembelajaran matematika dengan paradigma konstruktivis. Sehingga peneliti melakukan modifikasi agar menghasilkan metode Course Review Horay yang memiliki beberapa langkah konstruktivis. Tahap awal, dalam pembelajaran Course Review Horay diawali dengan pembukaan yang dilakukan oleh guru yaitu salam, doa, dan mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Akhir dari kegiatan awal ini adalah apersepsi. Apersepsi dilakukan dengan tanya jawab antara guru dengan siswa, apersepsi yang diberikan ada dua macam yaitu pertanyaan sederhana dan permasalahan yang menantang. Pada tahap inti, untuk membantu siswa dalam menanamkan pemahaman tentang garis singgung lingkaran, digunakan Lembar Kegiatan Kelompok yang berisikan perintah dan pertanyaan dengan langkah-langkah yang telah diberikan. Selain itu, diakhir Lembar Kegiatan Kelompok terdapat beberapa soal yang diberikan guna melatih apa yang telah diterima siswa sebelumnya. Lembar

Kegiatan Kelompok yang diberikan ke siswa ini bermanfaat untuk melatih siswa belajar dan mengkonstruk pengetahuan sendiri. Selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian permainan kotak horay pada metode Course Review Horay. Tujuan dari permainan disini adalah membantu siswa untuk lebih memperdalam pemahaman siswa dengan memecahkan soal yang ada dalam kotak horay dan meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. Tahap permainan kotak horay, setiap kelompok mempunyai identitas masing-masing berupa tongkat simbol, simbol antar kelompok berbeda dengan kelompok lain. Guru membacakan aturan dan petunjuk permainan Course Review Horay. Selanjutnya, guru membaca soal mengenai materi yang dipelajari di mulai dari pusat kotak yaitu nomor 13 untuk mempermudah langkah awal dalam membentuk 3 bentuk yang segaris, siswa secara berkelompok dengan cepat berusaha memecahkan permasalahan tersebut dan langsung didiskusikan bersama guru, jika benar perwakilan kelompok menggambarkan simbol kelompok di dalam kotak yang nomornya disebutkan, jika hasil salah akan di lempar pada kelompok lain. Kelompok yang sudah memecahkan 3 soal dalam satu garis harus berteriak horay. Tahap akhir, refleksi. Dengan kegiatan ini diharapkan kelompok yang belum berhasil membuat bentuk akan termotivasi untuk memecahkan soal pada kotak horay yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan kesan dan respon terhadap pembelajaran yang baru dilaksanakan. Dan di akhiri dengan penutup yaitu salam dan doa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2001), menyatakan bahwa ciri-ciri suatu interaksi yaitu adanya suatu prosedur (jalan interaksi) yang direncana untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Hasil penelitian terhadap pemahaman dan motivasi ini membuktikan bahwa penerapan Course Review Horay dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijono (2009 : 131) mengenai kelebihan pembelajaran Course Review Horay, salahsatunya adalah siswa memiliki usaha yang lebih besar untuk berprestasi dalam kelompoknya, siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Sehingga motivasi dan pemahaman siswa meningkat dengan penerapan metode pembelajaran Course Review Horay. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diulas pada bab sebelumnya dapat dirumuskan langkah-langkah pembelajaran Course Review Horay yang dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman sebagai berikut: pada awal kegiatan pembelajaran guru tidak lagi menyampaikan dengan jelas materi yang akan dipelajari namun siswa akan aktif berdiskusi secara kelompok dengan lembar kegiatan kelompok yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa akan mengerti materi dengan sendirinya, jika ada siswa yang belum mengerti materi, siswa dapat menanyakan pada guru. Hal ini dilakukan untuk memperkuat model agar sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi belajar siswa. Langkah selanjutnya pada kotak horay, kotak horay di modifikasi menjadi seperti pada gambar di bawah ini:

1 2 3 4 5 10 9 8 7 6 11 12 13 14 15 20 19 18 17 16 21 22 23 24 25 Masing-masing kotak horay tersebut berisikan soal yang akan di mulai dari pusat kotak yaitu no. 13. Guru membacakan soal no. 13, beberapa waktu kemudian perwakilan kelompok berebut dengan mengangkat tongkat simbol yang telah dipersiapkan oleh guru. Kelompok yang di tunjuk oleh guru langsung menyampaikan hasilnya dan langsung didiskusikan, jika benar maka perwakilan kelompok menuliskan simbol kelompok pada kotak horay. Kelompok yang dapat membentuk 3 bentuk simbol yang sama serta segaris maka akan berteriak horay. Peningkatan pemahaman pada penelitian ini dapat dilihat dari dua instrument yaitu hasil observasi guru memiliki skor 90,63% dengan kategori sangat baik dan hasil observasi siswa memiliki skor 90,63% dengan kategori sangat baik. Pada tes akhir ketuntasan klasikal telah mencapai 82,29%, dengan kategori baik sedangkan ketuntasan klasikal sebelumnya berdasarkan data dari sekolah adalah 72,71% jadi persentase ketuntasan klasikal meningkat 14,79%. Sehingga secara keseluruhan meningkat dari siklus I ke siklus II. Hal ini telah terbukti bahwa penerapan Course Review Horay dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa di kelas VIII-A SMPN Kabupaten Malang tahun pelajaran 2012/2013 dengan cukup signifikan. SARAN Pembelajaran dengan menggunakan metode Course Review Horay dapat dijadikan sebagai metode alternative dalam pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa. Untuk guru dan peneliti yang akan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay, agar lebih efisien dan efektif dari segi waktu, hendaknya mempersiapkan rencana pembelajaran secara baik dan memahami dengan baik setiap rangkaian tahap pembelajaran khususnya pada aturan dan petunjuk permainan kotak horay yang berbeda pada Course Review Horay. DAFTAR RUJUKAN Bell, F.H.. 1978. Teching Learning Mathematics: In Secondary Shooles. Iowa: Wn. C. Brown Company Publishers. Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan (Action Research). Jakarta: Depdikbud. Faolina. 2011. Metode Course Review Horay, Online, (http://gitafaolina.blogspot.com. Diakses pada tanggal 15 September 2012)

Febrinita, Filda. 2008. Penerapan Pembelajaran Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat dengan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Blitar. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:UM. Mathematics Education 2. 1996. A collection of notes, reading and worksheets to be used in Mathematics Education 2. School Of Scientific And Developmental Studies, Deakin University: Burwood Campus Rohim. M. G. 2008. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis melalui Pembelajaran Multimedia berbasis Teknologi Komputer Tipe Simulasi. Skripsi pada FMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta; Pustaka Pelajar Widodo. 2011. Metode Course Review Horay. Online, (http://wyw1d.wordpress.com. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2012)

Artikel oleh Dian Wulandari ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan pada tanggal 17 Mei 2013 Pembimbing I, Dr. Abd. Qohar, M.T NIP. 19680321 200312 1 001 Pembimbing II, Drs. Susiswo, M.Si NIP. 19650328 199001 1 001 Mahasiswa, Dian Wulandari NIM. 209311423316