BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KATA PENGANTAR. Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ambarawa

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BY LAWS) RUMAH SAKIT PARU JEMBER

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

Perbedaan jenis pelayanan pada:

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II RENCANA STRATEGIS

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

Rencana Kerja Tahun 2015 (Revisi) 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

G U B E R N U R J A M B I

INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RSUD Dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 115 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENETAPAN BESARAN TARIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN SUMEDANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

Transkripsi:

RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 i

BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar 945 telah memberikan arahan terhadap Strategi Pembangunan Indonesia di segala bidang, amanatnya terutama adalah dalam pemenuhan hak dasar setiap rakyat Indonesia. Salah satu dari hak dasar tersebut adalah hak setiap rakyat Indonesia untuk memperoleh akses atas kebutuhan kesehatan sehingga memperoleh derajat kesehatan yang setinggitingginya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 4 dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 7, terdapat 6 bidang urusan pemerintahan yang sebagian kewenangan pengurusannya dilimpahkan menjadi urusan wajib Pemerintahan Daerah. Satu diantaranya yang termasuk urusan wajib Pemerintah Daerah adalah bidang urusan kesehatan. Dengan demikian pembangunan bidang kesehatan menjadi tanggungjawab bersama Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota guna memenuhi amanat UUD 945. Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan masyarakat di bidang kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dimana rumah sakit diharapkan dapat berperan optimal dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Peran tersebut dewasa ini semakin menonjol mengingat timbulnya perubahan-perubahan paradigma dalam kehidupan sosial kemasyarakatan maupun kebijakan kebijakan pemerintah yang sangat dipengaruhi oleh kondisi global, nasional, regional dan atau lokal. Pemerintah Kota Bandung dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 3-8 dan dalam Renstra Kota Bandung 3-8 telah menetapkan Visi Terwujudnya RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8

Kota Bandung yang Unggul, Nyaman,dan Sejahtera Untuk pencapaian Visi tersebut telah menetapkan beberapa Misi, yaitu :. Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tataruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan.. Menghadirkan tata kelola pemerintah yang efektif, bersih dan melayani. 3. Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing. 4. Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung sebagai Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung di bidang pelayanan kesehatan berkewajiban melaksanakan kegiatannya berdasarkan Misi Kota Bandung ke 3 Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing. memiliki peran strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan melalui upaya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat khususnya di wilayah Bandung Timur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. RSUD Kota Bandung sebagai Institusi Pemerintah Daerah Kota Bandung pemberi pelayanan kesehatan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya perlu menetapkan Rencana Strategis yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan selama periode tertentu dengan memperhitungkan dan memberdayakan potensi sumberdaya, peluang dan kendala yang ada atau timbul sehingga dapat secara realistis mengantisipasi perkembangan masa depan. RENSTRA Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung Tahun 3-8 ini merupakan revisi yang menjabarkan visi, misi, dan program RSUD Kota Bandung yang akan dilaksanakan dan RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8

diwujudkan dalam suatu periode dan berpedoman pada RPJMD Kota Bandung Tahun 3-8, serta memperhatikan Renstra Kementrian Kesehatan dan Renstra Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat. Dokumen RENSTRA RSUD Kota Bandung disusun berdasarkan pada fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung sebagai pendukung penyelenggaraan pembangunan daerah dalam pelayanan publik dibidang pelayanan kesehatan sehingga Agenda Prioritas Bandung Sehat dapat terwujud. Penyusunan RENSTRA RSUD Kota Bandung 3-8 melalui berbagai tahapan, mulai pengumpulan data primer/skunder (Eksternal/Internal), analisis kondisi aktual/eksisting, rapat koordinasi, perumusan rancangan RENSTRA, dan menyelaraskan hasil konsultasi mengenai Reviu RENSTRA RSUD Kota Bandung dengan Kemenpan dan RB, dan dijadikan sebagai masukan dalam penyusunan revisi RENSTRA ini. Adapun proses penyusunan dapat dilihat pada gambar berikut : RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 3

Gambar. Proses Penyusunan RENSTRA RSUD Kota Bandung 3-8 RPJMD Kota Bandung 3-8 Pengumpulan Data: Data Primer (eksternal/internal) Data Primer (eksternal/internal Analisis kondisi aktual/eksisting Rapat Koordinasi Perumusan Rancangan RENSTRA Konsultasi Reviu RENSTRA RENSTRA REVISI Dengan disusunnya Rencana Strategis RSUD Kota Bandung tahun 3-8 diharapkan mampu melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, Sehingga Rumah Sakit Umum Daerah RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 4

(RSUD) Kota Bandung diharapkan pula dapat turut andil dalam mewujudkan salah satu agenda prioritas Kota Bandung yaitu Bandung Sehat. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung tahun 3 8 pembangunan bidang kesehatan terdapat dalam misi ke 3 yaitu Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing. Adapun indikator bidang kesehatan yang ingin dicapai sesuai RPJMD Kota Bandung tahun 3-8 adalah sebagai berikut:. Capaian indeks kesehatan 8,87. Angka harapan hidup 74,45 3. 9 % fasilitas kesehatan memenuhi SPM kesehatan 4. Angka kematian bayi 9/ kelahiran hidup 5. Menurunnya jumlah kematian ibu melahirkan orang/tahun. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 4 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dalam Bab pasal ayat () Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA SKPD) adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode (satu) tahun. Mengacu pada ayat () tersebut bahwa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung merupakan Lembaga Teknis Pemerintah Kota Bandung merupakan bagian integral dari penyelenggaraan Pemerintah Kota Bandung tentunya mempunyai kewajiban menyusun Program Kerja sebagai dokumen perencanaan tahunan. Berkaitan dengan hal tersebut RSUD Kota Bandung untuk setiap tahunnya melaksanakan penyusunan Program Kerja yang mengacu pada RENSTRA RSUD Kota Bandung 3-8 dan RPJMD Kota Bandung 3-8 serta memperhatikan rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Bandung. Program Kerja RSUD juga berintegrasi dengan Renstra Kementrian Kesehatan dan Renstra RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 5

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, yaitu dengan memasukan Rencana Kerja dan Dana yang bersumber dari Pemerintah dan Pemerintahan Daerah Provinsi... Landasan Hukum. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 3 tentang Keuangan Negara;. Undang-undang Republik Indonesia Nomor Tahun 4 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 4 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 4 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor tahun 8 tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 3 tahun 4 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 9 tentang Pelayanan Publik 7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 9 tentang Kesehatan; 8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 9 tentang Rumah Sakit; 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 5 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 5 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 7 tentang Organisasi Perangkat Daerah;. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 8 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJMD; 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 7 sebagai pengganti Permendagri Nomor 3 Tahun 6 tentang Pedoman Pengeloaan Keuangan Daerah; RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 6

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 7 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD); 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 8 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJMD; 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 373/Menkes/ SK/XII Tahun 998, tentang Status Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung sebagai Rumah Sakit Kelas C; 7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 9/Menkes/SK/II/8 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; 8. PMK No. 84/PMK.7/8 tentang Penggunaan Dana bagi hasil Cukai Hasil Tembakau dan Sanksi atas Penyalahgunaan Alokasi Dana bagi Hasil Cukai hasil Tembakau; 9. Peraturan Menteri Keuangan No./PMK.7/9 tentang Perubahan atas PMK No. 84/PMK.7/8;. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 tahun 7 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung;. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 6 tahun 7 tentang Pembentukan dan Susunan RSUD Kota Bandung;. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 8 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung Tahun 5 5; 3. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 4 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung tahun 3-8; 4. Peraturan Walikota Bandung Nomor 75 Tahun tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas, dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung. RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 7

5. Keputusan Walikota Bandung Nomor: 445/Kep.868-RSUD/ Tentang Penetapan RSUD Kota Bandung untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD; dengan status penuh..3. Maksud dan Tujuan.3. Maksud Sebagai arah dalam pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung Terwujudnya Rumah Sakit Yang Berkualitas Dan Nyaman, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan. Sebagai Indikator kunci keberhasilan bagi pihak manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung dalam melaksanakan fungsinya..3. Tujuan. Tercapainya persepsi yang sama dalam menyusun kebijakan-kebijakan pelayanan kesehatan di lingkungan RSUD Kota Bandung sehingga produk kebijakan dapat dijadikan acuan dan/atau pedoman bagi seluruh unit kegiatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat;. Sebagai Pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja RSUD Kota Bandung; 3. Sebagai tolok ukur dalam penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Kinerja RSUD Kota Bandung..4. Sistematika Penulisan I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang.. Landasan Hukum.3. Maksud dan Tujuan.4. Sistematika Penulisan II. GAMBARAN PELAYANAN RSUD KOTA BANDUNG.. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi RSUD Kota Bandung RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 8

.. Sumber Daya RSUD Kota Bandung.3. Kinerja Pelayanan RSUD Kota Bandung.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan RSUD Kota Bandung III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan RSUD Kota Bandung 3.. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.3. Telaahan Renstra Kementrian Kesehatan dan Renstra Kota Bandung 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 3.5. Penentuan Isu-isu Strategis IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.. Visi dan Misi RSUD Kota Bandung 4.. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah RSUD Kota Bandung 4.3. Strategi dan Kebijakan RSUD Kota Bandung V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.. Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif VI. INDIKATOR KINERJA RSUD KOTA BANDUNG YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.. Indikator Kinerja RSUD Kota Bandung Yang Mengacu Pada Sasaran RPJMD VII. PENUTUP RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 9

BAB II GAMBARAN PELAYANAN RSUD KOTA BANDUNG.. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi RSUD Kota Bandung Undang-Undang Nomor 44 Tahun 9 tentang Rumah Sakit, diamanatkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. RSUD Kota Bandung menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan melayani masyarakat terutama dari wilayah Bandung Timur dengan penduduk yang semakin berkembang sesuai pengembangan pembangunan Kota Bandung. Pelayanan RS disediakan sesuai kebutuhan masyarakat dengan mempertimbangkan pola penyakit, data kependudukan seperti kelompok penduduk berdasarkan umur dan data demografi lainnya. Jangkauan pelayanan RSUD Kota Bandung berdasarkan zona Sistem Rujukan Kota Bandung meliputi Kecamatan ditambah penduduk yang berasal dari Kabupaten Bandung dan Sumedang yang berbatasan dengan Kota Bandung Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasai yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran berkembang sangat pesat diikuti oleh tenaga RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8

kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam Rumah Sakit. Rumah sakit berubah dari organisasi normative (organisasi sosial) ke arah organisai utilitarian (organisasi sosial ekonomis), namun fungsi sosial adalah fungsi yang tetap melekat pada institusi rumah sakit apapun bentuk, orientasi dan pola kepemilikannya. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi RSUD Kota Bandung diatur oleh Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 6 Tahun 7 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung.... Tugas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung merupakan Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, mempunyai tugas : Melaksanakan upaya kesehatan dibidang pelayanan umum, upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan... Fungsi Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut diatas, RSUD Kota Bandung, mempunyai fungsi :. Menyelenggarakan pelayanan umum;. Melaksanakan tugas teknis operasional bidang pelayanan umum yang meliputi keuangan, pelayanan medis dan keperawatan, penunjang medis serta program dan pemasaran; 3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8

Inti dari penyelenggaraan fungsi rumah sakit adalah mengelola pasien. Manajemen strategis dirancang sesuai tugas, fungsi dan struktur organisasi diperlukan agar pelayanan di rumah sakit dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia didalam maupun diluar organisasi melalui berbagai proses manajemen. Manajemen SDM Struktur ini mengorganisir Sumber Daya Manusia (SDM) RSUD Kota Bandung yang berjumlah 5 orang dengan berbagai jenjang pendidikan mulai dari SLTA sampai dengan jenjang S dan jenis pendidikan sesuai profesi yang dibutuhkan oleh rumah sakit dari berbagai disiplin ilmu. Manajemen SDM meliputi kebijakan yang mengatur SDM/karyawan dengan rumah sakit, rekruitmen, orientasi, rotasi, mutasi, cuti, diklat, promosi dan lain lain. Manajemen Keuangan/Pembiayaan Manajemen keuangan/pembiayaan mulai dari menyusun perencanaan pembiayaan sampai laporan pertanggungjawaban. RSUD Kota Bandung memiliki sumber pembiayaan dari pendapatan operasional, APBD, APBN dan pendapatan lain yang sah. RSUD Kota Bandung telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandung No 445/Kep-868-RSUD/. Pengelolaan keuangan dilaksanakan berdasarkan prinsip efisiensi, efektifitas dan produktifitas dengan berazaskan akuntabilitas dan transparansi. Dalam rangka penerapan prinsip dan azas tersebut maka dalam penatausahaan keuangan diterapkan sistem akuntansi berbasis akrual (SAK/Standar Akuntansi Keuangan) dan SAP/ Standar Akuntansi Pemerintah). RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8

Dalam pengelolaan dengan PPK BLUD Rumah Sakit, untuk menjamin kelangsungan penyelenggaraannya masih mendapatkan subsidi pemerintah. Subsidi berupa biaya gaji, biaya pengadaan barang modal, dan pengadaan barang jasa dapat bersumber dari APBD maupun APBN. Dalam pengelolaan PPK BLUD terdapat beberapa ketentuan yang mengatur sebagai berikut:. Tarif Layanan. Pendapatan dan Biaya 3. Pengeluatan Biaya 4. Rencana Strategi dan Rencana Bisnis Anggaran 5. Pengelolaan Kas 6. Pengelolaan Utang Piutang 7. Investasi 8. Surplus dan Defisit Anggaran 9. Laporan Keuangan. Kerja Sama. Pengadaan Barang dan Jasa Manajemen Lingkungan RSUD Kota Bandung juga melaksanakan pengelolaan lingkungan dan limbah rumah sakit, sistem remunerasi, sistem akuntabilitas dan penilaian kinerja. Penilaian kinerja didasarkan pada hasil capaian Standar Pelayanan Minimal yang telah ditetapkan sebagi persyaratan penerapan PPK-BLUD. Kebijakan yang mengatur pengelolaan lingkungan dan limbah rumah sakit diimplementasikan berupa pemantauan, pemeriksaan mutu lingkungan dan pengelolaan rumah sakit. Ruang lingkup pengelolaan lingkungan dan limbah rumah sakit terdiri dari : RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 3

. Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu 3. Penyehatan air 4. Pengawasan dekontaminasi melalui desinfiksia & strerilisasi 5. Pengawasan pengamanan radiasi 6. Pengawasan pengelolaan makanan dan minuman 7. Pengawasan tempat pencucian umum/laundry 8. Peningkatan upaya promosi kesehatan lainnya 9. Limbah padat. Limbah cair. Limbah gas. Limbah B3 Manajemen Logistik dan Asset Dalam penyelenggaraan pelayanan rumah sakit perlu didukung dengan logistik yang memadai. Manajemen logistik mulai dari proses perencanaan, penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat kesehatan/unit. Logistik rumah sakit meliputi dari cetakan, ATK, makanan pasien, gas medis, obat dan perbekalan kesehatan termasuk linen dan bakan bakar dll. Aset rumah sakit perlu dikelola dengan baik mulai dari perencanaan, pengelolaan, pendistribusian, pemeliharaan sampai dengan penghapusan harus memenuhi standar, uji fungsi dan kalibrasi karena merupakan pendukung terhadap mutu pelayanan yang diberikan. Manajemen Informasi Data dalam manajemen merupakan salah satu faktor penting yang harus dikelola dengan baik. Dalam Undang-Undang Rumah Sakit wajib memelihara rekam medis pasien termasuk kerahasiannya, penyimpanan dan pengolahan dan pemusnahannya. Untuk itu seluruh data pasien, RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 4

data pelayanan, data administrasi dan keuangan yang terdapat di rumah sakit sangat komplek sehingga perlu dikelola secara professional dan terstruktur dan sudah tidak memungkinkan dikelola secara manual. Oleh karena itu rumah sakit perlu mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) yang baik. Dalam rangka pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional RSUD sedang mempersiapkan SIM RS, termasuk melakukan sosialisasi kelengkapan catatan medis pasien menggunakan ICD X yang merupakan Kode Diagnosa Internasional dan ICD IX yaitu Kode Tindakan Internasional yang dimulai sejak penerapan Jamkesmas. Manajemen Mutu dan Patien Safety Pelayanan rumah sakit objeknya adalah manusia sehingga mutu dan keselamatan pasien harus diutamakan walaupun rumah sakit menganut azas efisiensi. Keselamatan pasien merupakan salah satu fokus pelayanan karena pasien bukan hanya membutuhkan pengobatan tetapi perlu dilindungi. Untuk melaksanakan upaya keamanan pasien dibentuk Tim Patien Safety yang bertugas menyusun standar, memantau pelaksanaan, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi tindak lanjut bagi manajemen tentang keselamatan pasien Hal lain yang penting dalam penyelenggaraan pelayanan rumah sakit adalah manajemen mutu pelayanan yang mencakup mutu klinik, mutu pembiayaan, dan mutu kinerja. RSUD Kota Bandung telah melaksanakan manajemen mutu yang dilaksanakan dalam bentuk Akreditasi Rumah Sakit. Pada tahun RSUD Kota Bandung telah terakreditasi penuh dalam jenis pelayanan serta memperoleh sertifikasi ISO 9-8. Akreditasi menunjukkan komitmen rumah sakit untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas asuhan pasien, memastikan lingkungan pelayanan aman dan rumah sakit senantiasa berupaya mengurangi resiko bagi para pasien dan staf rumah sakit. RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 5

Manajemen Pelayanan Penyelenggaraan pelayanan menggambarkan inti proses pelayanan rumah sakit yang merupakan pengelolaan pelayanan tiap unit yang ada di RSUD Kota Bandung terhadap pasien mulai masuk sampai keluar dari rumah sakit. Rumah sakit menetapkan alur pelayanan rawat jalan, rawat darurat, rawat inap dan pelayanan penunjang lainnya. Menetapkan jenis pelayanan, struktur organisasi unit, kriteria tenaga dan kompetensi, persyaratan umum dan persyaratan khusus sarana dan prasarana termasuk sarana penunjang, memiliki program pelatihan, serta memiliki standar operasional prosedur, standar peralatan dan standar tata ruang dan lingkungan. Undang-Undang Rumah Sakit Nomor 44 Tahun 9 pasal 36 mengamanatkan Seluruh rumah sakit harus menyelenggarakan Tatakelola Rumah Sakit dan Tatakelola Klinik yang baik yang diatur dalam Hospital by Laws dan Medical staf by Laws. Peraturan Internal Rumah Sakit (hospital by laws) mengatur perbuatan para pihak rumah sakit, pemilik atau yang mewakili dengan pengelola/direktur dan staf medis. Sedangkan Tatakelola Klinik mengatur agar staf medis di rumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis. Komite medis dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien lebih terjamin dan terlindungi...3 Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 6 Tahun 7 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung; RSUD Kota Bandung merupakan Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung di bidang pelayanan kesehatan, dipimpin oleh RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 6

seorang kepala dengan sebutan Direktur yang secara adminstratif bertanggungjawab kepada Walikota Bandung melalui Sekretaris Daerah Kota Bandung, dan secara teknis operasional dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung. Adapun Susunan Organisasinya sebagai berikut: Unsur Pimpinan : Direktur Pembantu Pimpinan, terdiri dari : a. Kepala Bagian Umum Keuangan, membawahkan : ) Ka.Sub.Bag. Umum dan Perlengkapan; ) Ka.Sub.Bag. Pengembangan SDM; 3) Ka.Sub.Bag. Keuangan dan Anggaran. b. Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan, membawahkan : ) Ka.Seksi Pelayanan Medis; ) Ka.Seksi Pelayanan Keperawatan c. Kepala Bidang Penunjang Medis, membawahkan : ) Ka.Seksi Penunjang Diagnostik dan Terapi; ) Ka.Seksi Pemeliharaan dan Pemulasaraan. d. Kepala Bidang Program dan Pemasaran, membawahkan : ) Ka.Seksi Pengendalian Program; ) Ka.Seksi Mutu dan Pemasaran. Selain dibantu oleh kelompok struktural, Direktur dibantu pula oleh kelompok fungsional dan unsur pelaksana pelayanan, yang terdiri dari : a. Satuan Pengawas Intern; b. Komite Medik; c. Komite Keperawatan; d. Panitia Rekam Medis; e. Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit; RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 7

f. Panitia Farmasi dan Terapi; g. Tim Patient Safety; h. Staff Medis Fungsional; i. Instalasi/Unit. Unsur Pelaksana Pelayanan, terdiri dari unit, yaitu: a. Rawat Jalan b. Rawat Inap c. Gawat Darurat d. Kamar Besalin e. ICU f. Rehabilitasi Medis & Fisioterapi g. Unit Hemodialisa h. Laboratorium i. Radiologi j. Kamar Bedah k. Farmasi l. Gizi m. Pemeliharaan Sarana RS (IPSRS) n. Pemulasaraan Jenazah o. CSSD p. Kesling q. Laundry instalasi dan Unit terdiri dari : a. Rekam Medis b. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit c. Promosi Kesehatan Rumah Sakit d. Mutu Rumah Sakit e. Pemasaran & Kemitraan f. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 8

g. Pendidikan dan Pelatihan h. Akutansi i. PPATKRS j. Perbendaharaan Kelompok Fungsional terdiri : Staf Medis Fungsional jumlahnya sesuai dengan jenis Dokter/ Dokter Gigi Spesialis (profesi) yang ada di RSUD Kota Bandung, saat ini terdiri dari 7 Spesialistik dan dokter/doker gigi umum, yaitu :. Spesialis Penyakit Dalam. Spesialis Bedah 3. Spesialis Kebidanan dan Kandungan 4. Spesialis Anak 5. Spesialis THT 6. Spesialis Mata 7. Spesialis Kulit Kelamin 8. Spesialis Anesthesi 9. Spesialis Pathologi Klinik. Spesialis Pathologi Anatomi. Spesialis Radiologi. Spesialis Orthodonti 3. Spesialis Syaraf 4. Spesialis Rehabilitasi Medik 5. Spesialis Bedah mulut 6. Spesialis Jiwa 7. Spesialis Orthopedi 8. Dokter Umum 9. Dokter Gigi RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 9

Undang-Undang Rumah Sakit Nomor 44 Tahun 9 Pasal 33 berbunyi : Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel. Organisasi rumah sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi rumah sakit dengan menjalankan tatakelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good Clinical Governance). Struktur Organinsai RSUD Kota Bandung disusun berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46/Menkes/Per/XI/6 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan, dengan klasifikasi kelas C dengan jenis rumah sakit umum yang memberikan pelayanan kesehatan semua bidang dan jenis penyakit. Struktur organisasi berdasarkan azas organisasi hemat struktur dan kaya fungsi, yang menggambarkan kewenangan, tanggung jawab dan komunikasi dalam menyelenggarakan pelayananan, komunikasi antar unit pelayanan serta manajemen Cross fungsional and communication management atau dengan kata lain seluruh struktur merupakan struktur kerja operasional bukan struktur kerja birokrasi yang kaku. Komite medis terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Subkomite yang terbagi menjadi subkomite kredensial, subkomite mutu dan subkomite etika. Direktur rumah sakit bekerjasama dengan komite medis untuk menyusun pengaturan layanan medis agar pelayanan yang professional terjamin mulai saat pasien masuk rumah sakit hingga keluar rumah sakit. Rumah sakit agar dapat memberikan pelayanan yang baik maka dibutuhkan berbagai sumber daya yang harus diatur dengan proses manajemen secara baik. RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8

Gambar. Struktur Organisasi RSUD Kota Bandung DIREKTUR KOMITE MEDIK SPI SMF SMF BAGIAN UMUM & KEUANGAN BIDANG YAN MED & KEPERAWATAN BIDANG PENJ.MEDIS BIDANG PROG. & PEMASARAN SUB BAG UMUM & PERLENGKAPAN. SUB BAG PENGEMBANGAN. SDM SUB BAG KEU.& ANGGARAN SEKSI YAN MED SEKSI PENJ.DIAG.& TERAPI SEKSI PENG. PROGRAM SEKSI YAN KEPERAWAT AN SEKSI PEMELIH.& PEMULASARAAN JENAZAH SEKSI MUTU & PEMASARN KETERANGAN : - - - - - - - - - - - Garis Koordinasi -------------------- Garis Komando INSTALASI UNIT UNIT RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8

. Sumber Daya RSUD Kota Bandung... Sumber Daya Manusia SDM RSUD Kota Bandung terus berkembang baik jenis maupun jumlahnya seiring perkembangan jenis pelayanan. Meliputi jenjang pendidikan tingkat menengah setingkat SLTP sampai jenjang S. Total jumlah SDM pada tahun 9 berjumlah 335 orang, pada tahun 3 berkembang menajdi 54 orang terdiri dari PNS 336 orang dan tenaga BLUD 68 orang. Berdasarkan jenjang pendidikan tenaga terbanyak adalah kelompok D3 sedang jenis pendidikan terbanyak adalah tenaga perawat. Tabel. SDM Dokter Spesialis RSUD Kota Bandung NO JENIS TENAGA JUMLAH (Org) STATUS PEGAWAI I Dokter Spesialis Penyakit Dalam 3 PNS, Non PNS (BLUD) Anak 3 PNS 3 Kandungan Dan 3 Kebidanan PNS 4 Bedah 3 PNS, Non PNS (BLUD) 5 THT PNS 6 Mata PNS 7 Kulit dan Kelamin PNS 8 Syaraf PNS, Non PNS (BLUD) RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8

9 Orthodonti PNS Orthopedi Non PNS (BLUD) Rehabilitasi Medik PNS Anestesi PNS 3 Pathologi Klinik PNS 4 Pathologi Anatomi PNS 5 Jiwa Non PNS (BLUD) 6 Bedah mulut PNS 7 Radiologi PNS II Dokter/Dokter Gigi Dokter Umum PNS, Fungsional 8, srtukural 4 Dokter Gigi 4 PNS, fungsional, struktural Tabel. Perkembangan Jenis Tenaga RSUD Kota Bandung Tahun 9-3 Jenis Tenaga Th. 9 Th. Th. Th. Th. 3 Dokter Umum 4 5 Dokter Gigi 3 3 3 5 4 Dokter Spesialis 4 4 3 Keperawatan 3 5 68 6 Non Keperawatan 55 55 77 7 9 Non Kesehatan 4 9 5 3 4 JUMLAH 38 336 49 45 55 RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 3

... Aset dan Modal. Bangunan Rumah Sakit Memiliki akses yang mudah dijangkau dengan berbagai alat tranportasi roda dan 4, dengan luas lahan ±.8 M² dan luas bangunan.99 M² dan terus dikembangkan secara vertikal maupun horizontal. Berdasarkan persyaratan RS Kelas C luas lahan tersebut kurang memenuhi standar minimal 3. M², namun memiliki utilitas publik lainnya yang memadai seperti air bersih, sumber listrik dengan gardu tersendiri, jaringan telepon dan internet, pembuangan limbah dengan telah menerapkan studi kelayakan dampak lingkungan dalam bentuk implementasi Upaya Kesehatan lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL/UPL) yang secara rutin di laporkan. Melaksanakan pengelolaan limbah padat infeksius dan non infeksius walaupun fasilitas pemusnahannya dilaksanakan oleh pihak ke III yang telah mendapatkan ijin dari Pemerintah termasuk fasilitas pengelolaan limbah cair IPAL Sewage Treatment Plant dan Hospital Waste Water Treatment Plant, fasilitas pengelolaan limbah cair maupun padat dari Instalasi radiologi serta fasilitas Pengolahan Air Bersih (Water Treatmen Plant), pengolahan air Reverse Osmosis untuk unit Hemodialisa, Laboratorium, Gizi, CSSD dan lainlain. Fasilitas rawat inap berlokasi di area belakang cukup mengurangi dampak kebisingan dan mendapatkan lingkungan yang tenang. Rancang RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 4

bangun RSUD Kota Bandung dilaksanakan berdasarkan master plan serta studi kelayakan yang telah disusun sebelumnya walaupun dalam perjalanannya dapat saja dilakukan perubahan sesuai kebutuhan yang mendesak. Massa bangunan telah mempertimbangkan faktor keselamatan terhadap bahaya kebakaran (termasuk pengadaan alat APAR dan pelatihan penanggulangan kebakaran bagi seluruh petugas), sirkulasi udara dan pencahayaan, kenyamanan, keselarasan dan kenyamanan lingkungan, taman dan halaman tetap tersedia. Pembagian area zonasi diupayakan sesuai dengan kondisi ruang yang ada, kebutuhan luas lantai diupayakan mendekati ketentuan yaitu 8 M² /tempat tidur (.99 M²/5 TT). Untuk pembagian area fasilitas rumah sakit idealnya mengacu kepada Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Kelas A, B, C yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina Pelayanan Penunjang Medis tahun serta Undang-Undang Rumah Sakit Nomor 44 Tahun 9 tentang Bangunan Gedung, menyebutkan bahwa bangunan gedung penting sebagai tempat manusia melakukan kegiatan, maka perlu diperhatikan keamanan, keselamatan, kenyamanan dan kemudahan. Undang-Undang Rumah Sakit Nomor 44 Tahun 9 menyatakan bahwa bangunan rumah sakit paling sedikit terdiri atas ruang rawat jalan, ruang rawat inap, ruang rawat darurat, ruang operasi, ruang tenaga kesehatan, ruang radiologi, ruang laboratorium, ruang sterilisasi, ruang farmasi, RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 5

ruang pendidikan dan latihan, ruang kantor dan adminstrasi, ruang ibadah, ruang tunggu, ruang menyusui, ruang mekanik, ruang dapur, laundry, kamar jenazah, taman, pengolahan sampah dan pelataran parkir yang mencukupi. Bangunan dan peralatan rumah sakit diatur dalam Buku Pedoman Sarana dan Prasarana Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Pusat Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan, Sekretariat Jendral, KEMKES-RI. Berdasarkan standar RS Kelas C (4 Spesialis dasar) RSUD Kota Bandung telah memenuhi standar, namun karena jumlah pelayanan spesialis telah berkembang menjadi 7 Spesialistik beberapa jenis peralatan masih harus dikembangkan antara lain peralatan orthopedi, rehabilitasi medis, NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan ICU (Intencive Care Unit) baik pengadaan baru maupun penambahan kapasitas. Saat ini RSUD Kota Bandung memiliki jumlah tempat tidur 5 TT, namun dengan bertambahnya jumlah pelayanan spesialistik serta jumlah dokter spesialis maka masik dibutuhkan penambahan TT. Perkembangan rumah sakit yang pesat menjadikan jumlah kunjungan yang meningkat pula sehingga untuk kecepatan pelayanan administrasi pasien perlu dibangun sarana informasi yang memadai termasuk untuk kebutuhan manajerial yaitu membangun SIM RS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit). RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 6

. Anggaran Sumber keuangan RSUD Kota Bandung berasal dari pendapatan operasional, APBD I, APBD II dan APBN. Grafik. TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN OPERASIONAL RSUD KOTA BANDUNG TAHUN -3 Sejak RSUD Kota Bandung ditetapkan menjadi BLUD pendapatan operasional RS terus meningkat namun belum optimal karena beberapa kendala seperti perubahan tarif yang tertunda dari tahun sampai sekarang sehingga ada perubahan penurunan target. Sumber keuangan lainnya adalah APBD dan APBN sebagaimana tergambar dalam table berikut : RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 7

Tabel.3 Alokasi Anggaran APBD dan APBN RSUD Kota Bandung Tahun -3 No Sumber Dana Tahun APBD Kota I Bandung 3. Belanja Langsung 9.66.35.773 9.975.976..768.5.855 9.6.35.4. Belanja Tidak Langsung.43.3.59 5.59.84.94 7.4.883.45 9.45.36.74 Jumlah.94.59.3 5.35.6.94 7.8.34.6 49.7.34.36 II APBD Provinsi. Alat Kedokteran Bedah.... Alat Kedokteran Rehab Medik 4... 3. Beasiswa Tugas Belajar 3.683.4 Jumlah 6.3.683.4 III APBN. Tugas Perbantuan (TP) 4.... Dana Alokasi Khusus (DAK).8.5. Jumlah.8.5. 4.....3 Unit Pelayanan Sebagai Unit Usaha Penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit menggambarkan pengelolaan pelayanan tiap unit terhadap pasien mulai masuk sampai keluar dari rumah sakit. Untuk memudahkan pengguna layanan, rumah sakit menetapkan alur pelayanan baik secara umum maupun pelayanan khusus per unit pelayanan dengan memperhatikan beberapa prinsip berdasarkan: cara pasien datang (dikirim/dirujuk oleh fasilitas pelayanan kesehatan lain/dokter/bidan praktek perorangan, atau datang atas kemauan sendiri). Berdasarkan kecepatan RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 8

pelayanan dapat dibedakan pasien yang dapat menunggu (berobat jalan/tidak dalam keadaan gawat darurat) dan pasien yang perlu pertolongan segera (pasien gawat darurat) juga pasien yang membutuhkan rawat inap. Sedangkan berdasarkan jenis kedatangannya dapat dibedakan pasien baru (baru pertama kali datang ke rumah sakit umtuk keperluan pelayanan kesehatan dan menerima nomor rekam medis) dan pasien lama (pasien yang pernah datang sebelumnya untuk keperluan kesehatan dan mempergunakan nomor rekam medis yang telah ada). Pelayanan pasien yang diselenggarakan di RSUD Kota Bandung sesuai dengan fasilitas dan jenis tenaga medis yang tersedia serta penunjangnya. Sesuai dengan rumah sakit kelas C RSUD Kota Bandung telah mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 4 (empat) pelayanan spesialis dasar, namun telah berkembang ditambah 4 (empat) spesialis penunjang medik dan 8 (delapan) spesialis lainnya, apabila mencukupi (dua) subspesialis dasar dan spesialis jantung dan paru sudah dapat masuk kelompok rumah sakit kelas B. Peralatan yang ada telah diupayakan memenuhi standar minimal peralatan rumah sakit, persyaratan umum dan khusus peralatan serta kapasitas pelayanan termasuk pengembangan alat canggih seperti CT Scan, fluoroskopi, laparoskopi, peralatan rehabilitasi medik, laboratorium, set peralatan operasi baik jenis maupun jumlahnya. RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 9

Rumah sakit menerima imbalan atas pelayanan yang telah diberikan dalam bentuk tarif yang harus dibayar oleh masyarakat. Jenis pembayaran tarif layanan ada dalam betuk tunai yaitu untuk pasien umum, ada pula dalam bentuk jaminan seperti asuransi kesehatan (Askes, Jamkesmas, Jamsostek, Asuransi Swasta atau yang dijamin langsung oleh perusahaan/kontrak pelayanan). Tarif layanan Rumah Sakit selama ini diatur oleh Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Kota Bandung, namun setelah ditetapkan menjadi BLUD maka tarif cukup ditetapkan oleh Keputusan Kepala Daerah disampaikan kepada DPRD..3. Kinerja Pelayanan Pelayanan Pasien Rawat Jalan Pelayanan di rawat jalan diberikan kepada pasien yang datang ke unit rawat jalan (poliklinik) di rumah sakit. Di unit rawat jalan terdapat tenaga kesehatan dokter, dokter gigi dan perawat serta tenaga pendukung untuk fungsi adminstratif yang harus mampu bekerjasama dan berkoordinasi sebagai tim kesehatan. RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 3

GRAFIK. KUNJUNGAN RAWAT JALAN RSUD KOTA BANDUNG 9-3 8 8445 849 8344 949 9858 6 4 9 3 GRAFIK.3 KUNJUNGAN GAKIN DAN NON GAKIN RAWAT JALAN RSUD KOTA BANDUNG TAHUN 9-3 8 6 4 949 9858 8445 849 8344 67697 66346 788 64437 768 75 84 6753 7783 697 KUNJUNGAN GAKIN KUNJUNGAN NON GAKIN TOTAL 9 3 Kunjungan rawat jalan secara umum dalam kurun 5 tahun terus mengalami peningkatan, namun terdapat kecenderungan peningkatan pada pelayanan keluarga miskin (Peserta Jamkesmas, Jamkesda dan pasien tidak mampu). RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 3

Pola penyakit pada kunjungan rawat jalan besar bervariasi dari berbagai kelompok spesialistis..4 BESAR PENYAKIT RAWAT JALAN RSUD KOTA BANDUNG TAHUN 3 diare 556 vulnus laceratum 439 8% 8% % 3% % cerument 5 gastritis 7 dyspepsia 663 % 4% 5% 9% 9% stroke 678 asma bronchiale 73 TB paru 93 hyperaemia pulpa 99 asthenopia.5 Kunjungan Pasien Rawat Jalan RSUD Kota Bandung -3 RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 3

Pelayanan Gawat Darurat Instalasi Gawat Darurat adalah unit pelayanan di rumah sakit yang tersedia 4 jam untuk memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi disiplin. Permenkes Nomor tahun tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat yang terdiri dari unsur pelayanan pra rumah sakit, pelayanan di rumah sakit, dan pelayanan antar rumah sakit. Sistem ini dibagi lagi menjadi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Sehari-hari (SPGDT-S) yang menangani kasus gawat darurat perorangan sehari-hari dan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Bencana (SPGDT-B) yang khusus dipakai saat kondisi bencana. Pelayanan IGD RSUD Kota Bandung mengacu kepada Standar Pelayanan Gawat Darurat Kepmenkes Nomor 856 atunh 9 termasuk Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level II sebagai standar minimal untuk RS Kelas C. Dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi sebagai salah satu program Milenium Development Goals (MDG s) RSUD Kota Bandung mengembangkan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif bersama unit lain terkait. Saat ini kondisi IGD RSUD Kota Bandung masih memerlukan pengembangan agar sesuai standar yang ditentukan termasuk persyaratan SDM, persyaratan umum maupun persyaratan khusus. Tenaga di IGD telah mengikuti kursus/pelatihan dan mendapat serifikat gawat darurat, namun dokter spesialis 4 dasar belum on site (siaga di tempat dalam 4 jam) tetapi masih on call, dokter umum dengan kualifikasi tertentu, RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 33

memiliki alat transportasi untuk rujukan dan alat komunikasi yang siaga 4 jam. Jumlah kunjungan IGD dari tahun 9-3 terus mengalami peningkatan, demikian pula dengan pelayanan Jamkesmas dan Jamkesda. 3 5 5 5 GRAFIK.6 KUNJUNGAN IGD RSUD KOTA BANDUNG 9-3 866 93 55 476 5835 9 3 3 5 5 5 GRAFIK.7 KUNJUNGAN GAKIN DAN NON GAKIN IGD RSUD KOTA BANDUNG TAHUN 9-3 55 866 93 69 676 7 46 44 355 396 476 938 399 4436 9 3 5835 GAKIN NON GAKIN TOTAL RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 34

Pelayanan Rawat Inap Pelayanan rawat inap diberikan kepada pasien yang diindikasikan untuk rawat inap. Pasien rawat inap harus melalui rawat jalan dan atau gawat darurat. Pelayanan Rawat Inap mencakup pelayanan medik, pelayanan keperawatan, pelayanan penunjang medik (gizi, radiologi, pengambilan sample laboratorium, konsultasi anestesi, farmasi depo/klinik), dan rehabilitasi medik. RSUD Kota Bandung memiliki tipe rawat inap sebagai berikut yaitu VIP, Kls I, Kls II, Kls III dan VVIP yang dimodifikasi sesuai kondisi rumah sakit yaitu kelas Junior Suite. Untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan seperti pasien menular, pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau, pasien yang gaduh/gelisah pada ruangan observasi atau isolasi. Pelayanan rawat inap paling banyak membutuhkan sumber daya baik tenaga (perawat 3 shif + shitf libur dan shitf lepas), dokter, tenaga administrasi, tenaga POS (pembantu orang sakit/housekeeping), dll. Jumah pasien rawat inap terus meningkat seiring dengan penambahan tempat tidur dari tahun 9 berjumlah TT menjadi 5 TT pada tahun 3. RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 35

6 4 8 6 4 GRAFIK.8 KUNJUNGAN RAWAT INAP RSUD KOTA BANDUNG 9-3 9949 389 3893 3985 583 9 3 6 4 8 6 4 GRAFIK.9 KUNJUNGAN GAKIN DAN NON GAKIN RAWAT INAP RSUD KOTA BANDUNG 9-3 9949 5645 434 4773 389 846 858 3893 3985 53 49 964 673 583 836 9 3 GAKIN NON GAKIN TOTAL RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 36

Kunjungan pasien Gakin cenderung meningkat, karena kapasitas relatif tetap mengakibatkan penurunan untuk pasien umum. Berikut adalah efektifitas dan efisiensi pemanfaatan rumah sakit dapat dilihat dari indikator rumah sakit yang terdiri dari BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR. 9 88 86 84 8 8 78 76 74 7 INDIKATOR BOR (BED OCCUPANCY RATE ) RSUD KOTA BANDUNG 85.39 88.53 85.68 8.5 9 3 78.36.7.65.6.55.5.45.4.35.3.5 INDIKATOR LOS ( LENGTH OF STAY ) RSUD KOTA BANDUNG.68.53.49.4 9 3.63 4 8 6 4 INDIKATOR BTO ( BED TURN OVER ) RSUD KOTA BANDUNG 8.56.5 4.5 6. 99.89 9 3.9.8.7.6.5.4.3.. INDIKATOR TOI ( TURN OVER INTERVAL ) RSUD KOTA BANDUNG.5.35.4.4 9 3.79 RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 37

INDIKATOR NDR (NET DEATH RATE) RSUD KOTA BANDUNG IDIKATOR GDR (GROSS DEATH RATE) RSUD KOTA BANDUNG 8 6 5.95 7.5 7.37 6.75 8.5 5 5 7..58 8.54 5.56 6.7 4 5 9 3 9 3 Standar nilai Bed Occupancy Rate (BOR) pada kisaran 75-8%, Average Length Of Stay) (AvLOS)3-5 Hari, Turn Over Interval (TOI) -3 hari, Bed Turn Over (BTO) 4-5 kali, Net Death Rate (NDR) < 5, sedangkan Gross Death Rate (GDR)<45. BOR pada kisaran 77-85 %, namun AvLOS, TOI dan BTO tidak sesuai standar artinya RS masih kekurangan TT untuk memberikan pelayanan yang bermutu terlihat dari lama perawatan yang pendek, TOI yang singkat dan BTO yang tinggi. Sedangkan Angka Kematian Kurang 48 jam NDR dan Angka Kematian Kasar (GDR) masih dalam batas normal.. BESAR PENYAKIT RAWAT INAP RSUD KOTA BANDUNGTAHUN 3 diare 799 asfiksia 73 8% 8% 6% 4% % % dengue fever 45 DHF 363 8% % 3% % meconium plug syndrom 96 neonatal hyperbilirubinemia 86 BP (bronchopneumonia) 7 typoid 4 stroke infark 47 sepsis neonatorum 5 RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 38

Pelayanan Intensif Merupakan pelayanan pasien dalam keadaan belum stabil sehingga memerlukan pemantauan ketat secara intensif dan tindakan segera dengan pelayanan komprehensif dan berkesinambungan selama 4 jam. Pelayanan intensif di RSUD Kota Bandung berkapasitas Tempat Tidur. Dengan jumlah tempat tidur rumah sakit 5 TT sekurang-kurangnya memiliki 3 TT ICU untuk memenuhi persyaratan standar ICU yang memadai baik sarana prasarana dan SDM. Perawatan pelayanan intensif termasuk kategori full care karena hampir % pasien tergantung kepada perawat, sehingga ratio tenaga dengan TT : belum termasuk kepala ruangan, administrasi, POS, dll. Membutuhkan banyak peralatan yang relatif canggih dan mahal dan harus dipenuhi sesuai standar. Tim pelayanan intensif adalah tim dipimpin oleh dokter spesialis anestesiologi, dokter spesialis lain, perawat anestesi/perawat. Pelayanan Anestesi. Pelayanan anestesiologi dan terapi intensif adalah tindakan medis yang dilakukan oleh dokter spesialis anestesiologi dalam keja sama tim meliputi penilaian pra operatif (pra anesthesia), intra anesthesia dan pasca anesthesia serta pelayana lain sesuai bidang anestestesiologi antara lain terapi intensif, gawat darurat dan penatalaksanaan nyeri. Saat ini RSUD Kota Bandung telah melaksanakan pelayanan anestesi untuk mendukung pelayanan intensif dan pembedahan dengan sumberdaya (satu) orang dokter spesialis anestesi dan 5 orang penata anestesi. RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 39

Pelayanan Operasi Ruang operasi adalah suatu unit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut, yang memebutuhkan kondisi streril dan kondisi khusus lainnya. Memiliki persyaratan khusus sesuai standar dengan faktor keselamatan yang tinggi. RSUD Kota Bandung memiliki 3 kamar operasi yang digunakan untuk pelayanan bedah umum, orthopedi, kebidanan dan kandungan, bedah mulut, THT, dan mata. 5 5 5 GRAFIK. JUMLAH PEMBEDAHAN BERDASARKAN JENIS OPERASI DI RSUD KOTA BANDUNG 9-3 34 37 6 3 6 7 7 693 75 549 496 444 484 45 46 53 33 56 74 5 46 89 8 77 9 3 98 OPERASI KHUSUS OPERASI BESAR OPERASI SEDANG OPERASI KECIL TOTAL Pelayanan Kandungan dan Kebidanan Meliputi pelayanan ante natal, persalinan, pelayanan nifas, pelayanan KB, pelayanan tindakan operasi kebidanan, dan pelayanan lain di bidang kebidanan. RSUD Kota Bandung telah menerapkan program PONEK yaitu pelayanan Emergensi Obstetri dan Neonatal Komprehensif yang terintegrasi dengan pelayanan lainnya seperti kegawatdaruratan, intensif care, kamar operasi, NICU/perinatology. RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 4

5 873 GRAFIK.3 PERSALINAN NORMAL DAN KOMPLIKASI DI RSUD KOTA BANDUNG 9-3 93 939 9 996 798 75 5 73 65 PERSALINAN NORMAL KOMPLIKASI 5 9 3 GRAFIK.4 PERSALINAN SECTIO CAESARIA DI RSUD KOTA BANDUNG 9-3 89 8 6 58 66 86 87 4 9 3 Terjadi peningkatan pelayanan persalinan dengan komplikasi yang dilayani sedangkan persalinan normal terjadi penurunan sehingga fungsi rujukan sudah berjalan sesuai komptensi RS. Namun terjadi peningkatan tindakan sectio caecaria (SC) sejalan dengan meningkatnya persalinan dengan komplikasi. Ratio SC dari tahun 9-3 adalah %, 7 %, 3 %, % dan 3% sedangkan SPM tindakan SC adalah %. RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 4

4 35 3 5 5 5 GRAFIK.5 JUMLAH BAYI LAHIR BERDASARKAN BERAT BADAN DI RSUD KOTA BANDUNG 9-3 358 343 33 934 95 889 49 34 679 69 55 6 69 564 6 9 3 KELAHIRAN HIDUP TOTAL < 5 >5 Pelayanan Rehabilitasi Medik Pelayanan Rehabilitasi medik bertujuan memberikan tingkat pengembalian fungsi tubuh semaksimal mungkin kepada pasien sesudah kehilangan/berkurangnya fungsi dan kemampuan yang meliputi, upaya pencegahan / penanggulangan, pengembalian fungsi dan mental pasien. Sebagai upaya memberikan pelayanan paripurna RSUD Kota Bandung sedang mengembangkan pelayanan rehabilitasi medik dengan memenuhi standar baik SDM, sarana prasarana dan lingkup pelayanan yang lengkap baru dimulai pada tahun 3 dengan SDM terdiri dari (satu) dokter spesialis rehabilitasi medik ditunjang (dua) tenaga fisioterapis dimana pelayanannya telah berlangsung ± tahun. Tindakan fisioterapi yang dilaksanakan pada tahun 3 sebanyak 439 tindakan sedangakan latihan fisik sebanyak 4 latihan. RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 4

Pelayanan Hemodialisa Merupakan pelayanan bagi pasien yang membutuhkan fasilitas cuci darah akibat terjadinya gangguan pada ginjal. RSUD Kota Bandung telah memiliki 4(empat) fasilitas mesin pencuci darah dan mulai beroperasi pada tahun 3 telah melakukan cuci darah sebanyak 333 kali. Pelayanan Radiologi Rumah sakit menyelenggarakan pelayana radiologi sebagai penunjang medis selama 4 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Pelayanan radiologi telah memiliki persyaratan perizinan dari institiusi yang berwenang untuk penyimpanan, penggunaan sampai pembuangan radioaktif dengan sumber daya yang dibutuhkan disesuaikan dengan jenis kegiatan yang dilakukan. RSUD Kota Bandung sedang mengembangkan pelayanan radiodiagnostik adalah pelayanan untuk menegakkan diagnosis dengan menggunakan radiasi pengion yaitu Computed Tomography Scan yang beroprasi mulai tahun 4. 5 GRAFIK.6 JUMLAH PEMERIKSAAN RADIOLOGI DI RSUD KOTA BANDUNG 9-3 8 8459 53 396 633 5 9 3 RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 43

Pelayanan Jiwa RSUD Kota Bandung telah membuka pelayanan jiwa yang meliputi pelayan di unit rawat jalan dan konsultasi termasuk rawat inap, kebutuhan pengobatan maupun medical check up yang dilayani oleh dokter spesialis jiwa. Untuk pasien yang membutuhkan perawatan rawat inap dengan kelainan jiwa karena belum memiliki sarana perawatan maka di rujuk ke RS Jiwa yang ada di Kota Bandung. Pelayanan Farmasi Meliputi pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, pelayanan farmasi klinik dan konseling/pelayanan informasi obat. Dilaksanakan di rawat jalan/apotik dan depo rawat inap dengan standar obat sesuai formularium dan ketentuan kefarmasian. Penyelenggaraan pelayanan farmasi dibantu oleh Komite Farmasi dan Terapi. Pengadan barang farmasi mengacu kepada formularium yang ditetapkan secara Nasional. 5 5 5 GRAFIK.7 JUMLAH PELAYANAN RESEP GENERIK DAN NON GENERIK DI RSUD KOTA BANDUNG 9-3 3393 84 67549 53574 334 3386 78767 8944 576 985 55599 645 8939 3888 48949 GENERIK NON GENERIK TOTAL 9 3 RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 44

Pelayanan Laboratorium Mampu melayani bidang keahlian yaitu pathologi klinik, pathologi anatomi dari pasien rawat inap rawat jalan serta rujukan dari fasilitas lain. 35 3 GRAFIK.8 JUMLAH PEMERIKSAAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DI RSUD KOTA BANDUNG 9-3 9955 5 448 459 8466 3495 5 5 9 3 Pemeriksaan patologi klinik meliputi pemeriksan rutin darah, faeces, urine dan cairan tubuh lain, pemeriksaan serologi, dan kimia dengan peralatan Kimia Klinik, Imunoserologi, Coagulasi, Sysmex CBC 5 Diff, Analisa Gas Darah. GRAFIK.9 JUMLAH PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI DI RSUD KOTA BANDUNG 9-3 5 95 9 85 74 5 987 994 95 9 3 RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 45

Merupakan pemeriksaan histopathology terhadap jaringan tubuh yang mengalami kelainan yang dilaksanakan oleh dokter spesialis pathologi anatomi. Bank Darah Bank Darah Rumah Sakit merupakan suatu unit pelayanan yang bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk transfusi yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menerima darah dari UTD, menyimpan, memantau persediaan, melakukan pemeriksaan golongan darah, melakukan uji silang serasi darah donor dan resipien, menyerahkan darah yang cocok dan melacak penyebab terjadinya reaksi transfusi. Bank darah baru mulai dibuka pada pertengahan 3 dan telah melayani 46 pasien dengan jumlah labu darah jenis wholeblood berjumlah 6 labu, PRC 49 labu, trombosit 48 labu, lainnya 38 labu darah. Pelayanan Pemulasaraan Jenazah Meliputi penyimpanan sementara, memandikan /dekontaminasi, dan pemulasaraan. Karena belum memiliki ahli forensik maka belum melaksanakan otopsi jenzah. 5 4 3 GRAFIK. JUMLAH KUNJUNGAN PEMULASARAAN JENAZAH DI RSUD KOTA BANDUNG 9-3 37 77 354 97 445 9 3 RENSTRA RSUD Kota Bandung Tahun 3-8 46