BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Penganggaran Perusahaan

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

Bab 5 Penganggaran Modal

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

BAB III METODOLOGI. Penelitiandilakukan di lingkungan PT.DBM, lokasiinidipilihkarenasecarametodologismaupunsecarateknismemenuhipersyarata

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

ABSTRAK. Umur investasi 6 tahun ( ): Payback Period. > 5 tahun. < 1 tahun. Net Present Value. Rp ,- - Rp 978.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel XXIX Aktiva Tetap. No. Keterangan Biaya

BAB I PENDAHULUAN. dapat membantu manajer dalam mengelola sebuah perusahaan. Informasi

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BAB VI ASPEK KEUANGAN

Studi Kasus. Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi

ANALISIS INVESTASI USAHA KONSTRUKSI. Nama : Renaldi Prakoso Soekarno NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Elvia Fardiana,SE.

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA

Kontrak Kuliah. Analisis Biaya/Manfaat. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN PADA USAHA JASA

Judul Penulisan Ilmiah

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

ANALISA BIAYA Dan MANFAAT

METODE PENILAIAN INVESTASI. Jakarta, 20 Oktober 2005

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia itu sendiri berlokasi di 2 tempat, yaitu Office dan juga Work Shop. M No.29 dan Blok B No. 35 Tangerang.

BAB VI ASPEK KEUANGAN

ABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

Studi Kelayakan Investasi Usaha Toko Mebel Sinar Terang di Proyek Bekasi

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

IV. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA COUNTER CULTURE. Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE.

IV METODE PENELITIAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN

VII. ANALISIS FINANSIAL

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Lanjutan

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM

Investasi dalam aktiva tetap

BAB VI ASPEK KEUANGAN

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku

TEKNIK ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

BAB VI ASPEK KEUANGAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta. PT Jaya merencanakan untuk mendirikan pabrik. Biaya yang dikeluarkan sebagai berikut:

PENDAPATAN KENA PAJAK = PENDAPATAN KOTOR BIAYA2 YANG DAPAT DIKURANGKAN

Analisis Biaya Proyek

IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI MESIN DENGAN METODE NET PRESENT VALUE ( NPV ) PADA PT. ECO PLASMA INDONESIA

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI

VII. RENCANA KEUANGAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

TEKNIK ANALISIS BIAYA/MANFAAT

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG DESMOND

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU RUMAH MAKAN SOTO MIE ASLI BOGOR PAK KADIR SEFTIEAN AL RASYID EA02 MANAJEMEN (S1) EKONOMI

Capital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang.

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tiap perusahaan harus mempunyai mesin untuk melakukan produksinya guna menghasilkan suatu barang. Perusahaan tentu ingin agar proses produksinya berjalan lancar, efektif dan efisien. Untuk itu perusahaan harus memelihara mesin yang di milikinya hingga kondisinya baik, mencegah kerusakan yang mendadak dan mengadakan perbaikan bila terjadi kerusakan mesin, akan tetapi pada suatu saat mesin itu harus diganti juga. Jadi penggantian mesin perlu dilakukan karena bila tidak diganti akan menghambat kelancaran proses produksi dan akan berdampak pada turunnya daya saing perusahaan. Disinilah diperlukan adannya investasi yang dilakukan, untu itu dalam bab ini akan dibahas analisis kelayakan investasi penggantian msin dengan metode NPV ( Net Present Value ) yaitu penggantian 3 mesin TIG inventer merk FITECH DC-200AT dengan 2 mesin TIG inventer merk KOBEWEL T-200P. Disini dalam proses produksinya, baik mesin TIG inventer lama maupun TIG inventer baru mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai alat las / pemotong. Tujuan PT.Eco Plasma Indonesia mengganti mesin TIG invente lama merk FITECH DC-200AT dengan mesin TIG inventer baru merk KOBEWEL T-200P adalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan kapasitas produksi 2. Untuk memberikan kontribusi yang bagi kelancaran proses produksi dan juga efisensi produksi 3. Karena mesin lama fungsinya kurang lengkap dibandingkan dengan mesin baru Metode Net Present Value ( NPV ) ini untuk menilai kelayakan investasi penggantian mesin yaitu dengan menggunakan hasil perhitungan biaya operasi pada saat sebelum dan sesudah

investasi penggantian mesin sehingga menghasilkan perbedaan arus kas keluar bersih. Yang nantinya akan di gunakan untuk menilai kelayakan investasi mesin Pada tahun 2010 PT.Eco Plasma Indonesia melakukan penggantian mesin TIG INVENTER ( alat pemotong ),yaitu mengganti mesin TIG Inventer merek FITECH DC-200 AT berjumlah 3 mesin menjadi 2 mesin TIG Inventer merek kobewel T-200 P. Yang semula pada tahun 2005 mesin TIG Inventer berjumlah 12 setelah melakukan penggantian pada tahun 2010 mesin tersebut menjadi 11.mesin. Mesin yang diganti hanyalah 3 mesin TIG Inventer merek FITECH DC 200 AT karena mesin tersebut sudah tidak layak lagi dipakai/ Mengalami kerusakan. Berikut ini adalah tabel data sebelum dan sesudah penggantian mesin TIG Inventer tahun 2005 2010 dan 2010 di PT. Eco Plasma Indonesia

4.1 Perhitungan Pembelian Mesin Baru ( cash outflow ) Pengeluaran kas terdiri dari pembelian 2 mesin TIG inventer baru merk Kobewel tipe T-200P, pengaruh pajak, dan hasil penjualan 3 mesin TIG inventer lama merek Fitech tipe DC-200 AT. Harga pasar untuk 1 mesin TIG inventer baru merk Kobewel tipe T-200 P adalah Rp 10.200.000,00, perusahaan menggunakan 2 unit mesin TIG inventer tersebut, jadi totalnya adalah Rp 10.200.000,00 x 2 unit = Rp 20.400.000,00 sebagai pembelian mesin baru Pembelian mesin TIG inventer lama merk Fitech DC-200 AT seharga Rp 10.500.000,00 lima tahun lalu. Mesin tersebut di harapkan berumur 10 tahun dengan nilai sisa Rp 1.050.000,00. Dengan penyusutan garis lurus, biaya penyusutan selama 5 tahun sebesar Rp 1.890.000,00, maka nilai buku mesin tersebut sekarang adalah Rp 8.610.000,00 ( Rp.10.500.000,00 Rp.1.890.000,00) + Rp 1.050.000,00 ( nilai sisa ) = Rp 9.660.000,00. Sedangkan nilai pasar sekarang untuk mesin TIG Inventer lama merk Fitech DC-200AT adalah Rp.1.050.000,00. Maka penghematan pajak = ( rugi ) x ( tarif pajak ) = Rp.8.610.000,00 x 0,3 = Rp.2.583.000,00. Penghematan pajak terjadi karena mesin TIG Inventer lama yang bernilai buku Rp.9.660.000,00 akan di hapuskan sebesar Rp.8.610.000,00 ( Rp.9.660.000,00 dikurangi nilai sisa Rp.1.050.000,00 )

Jadi pengeluaran kas ( cash outflow ) adalah pembelian mesin TIG Inventer baru merk kobewel tipe T-200 P ( Penghematan pajak + nilai sissa mesin lama ) perhitungannnya adalah sebagai berikut : Pembelian mesin TIG Inventer baru : Rp.20.400.000,00 Penghematan pajak : ( Rp. 2.583.000,00 ) Nilai sisa mesin TIG lama : ( Rp. 1.050.000,00 ) Pengeluaran ( Cash Outflow ) Rp. 16.767.000,00 4.2 Perhitungan Biaya Operasi Pada saat sebelum dan sesudah investasi penggantian mesin Berikut ini akan di lakukan perhitungan penghematan biaya operasi pada saat sebulum dan sesudah penggantian mesin, hal yang pertama di hitung : 4.2.1 Perhitungan Biaya Operasional Pada saat sebelum penggantian mesin Untuk mesin TIG inventer lama merk Fitech tipe DC-200 AT A. Harga pasar untuk 1 mesin TIG inventer lama merk fitech tipe DC-200 AT adalah Rp 3.500.000,00 dengan nilai sisa umur ekonomis 5 tahun. Perusahaan menggunakan 3 unit mesin TIG inventer tersebut, jadi totalnya Rp 3.500.000,00 x 3 unit = Rp 10.500.000,00

B. Perusahaan menggunakan 1 orang karyawan untuk 1 mesin dengan gaji perbulan Rp. 1.500.000,00 diasumsikan bila biaya tenaga kerja tidak terjadi perubahan selama umur mesin jadi selama 1 tahun total biaya tenaga kerja langsung : = gaji perbulan x jumlah bulan x jumlah pekerja = Rp.1.500.000,00 x 12 x 3 = Rp.54.000.000,00 pertahun C. Tenaga kerja tidak langsung perusahaan berupa 2 orang teknisi yang di gunakan untuk seluruh mesin. Gaji untuk 1 orang teknisi sebesar Rp. 1.600.000,00 setiap bulannya, di asumsikan bila biaya teknisi tidak terjadi perubahan selama umur mesin, jadi total biaya teknisi selama 1 tahun. = Gaji perbulan x jumlah bulan x jumlah pekerja = Rp.1.600.00,00 x 12 x 2= Rp.38.400.000,00 pertahun Karena teknisi bekerja untuk 12 mesin maka di asumsikan biaya tidak langsung untuk 3 mesin TIG Inventer adalah : = Jumlah mesin x biaya teknisi 1 tahun Total mesin = 3/12 x Rp. 38.400.000,00 = Rp.9.600.000,00 pertahun D. Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan di hitung dari harga oli per liter sebesar Rp.40.000,00 x 2 ( setiap bulan membutuhkan 2 liter ) x 12 unit mesin yang ada di perusahaan = Rp.960.000 adalah biaya pemeliharaan mesin 1 bulan, jadi di asumsikan untuk 3 mesin TIG Inventer merk fitech tipe DC-200 AT adalah

= 3 x Rp.960.000,00 ( biaya pemeliharaan ) = Rp.240.000,00 perbulan 12 = 12 bulan x Rp.240.000,00 = Rp.2.880.000,00 pertahun E. Biaya tenaga listrik yang di keluarkan selama 1 bulan Biaya tenaga listrik keseluruhan mesin perusahaan Rp. 75.000.000,00 di bagi 50 mesin yang ada di perusahaan = Rp. 1.500.000,00 u/ tiap mesin Maka biaya untuk 12 mesin saja : 12 mesin x Rp. 1.500.000,00 = Rp.18.000.000,00, maka biaya listrik untuk 3 mesin TIG Inventer merk Fitech DC- 200 AT,di asumsikan sebagai berikut: = jumlah daya mesin TIG x biaya tenaga listrik Total daya keseluruhan mesin = 1200 x Rp. 18.000.000,00 = Rp. 1.300.000,00 perbulan 16.500 Jadi biaya total 1 tahun adalah: Rp.1.300.000,00 x 12 = Rp.15.600.000,00 pertahun F. Biaya modal ( WACC ) sebesar 14% yang merupakan bunga pinjaman rata-rata Bank Umum. Jadi bunga untuk 3 mesin TIG Inventer merk Fitech tipe DC-200 AT adalah : = Bunga x harga perolehan = 14% x Rp.10.500.000,00 = Rp1.470.000,00 pertahun

G. Penyusutan/depresiasi mesin TIG merk Fitech tipe DC-200 AT dengan metode garis lurus. Harga pasar untuk 3 mesin TIG Inventer merk fitech tipe DC-200 AT sebesar Rp.10.500.000,00. Umur mesinnya 10 tahun dengan nilai sisa Rp.1.050.000,00 adalah Depresiasi = harga pasar nilai sisa Umur mesin = Rp.10.500.000,00 Rp.1.050.000,00 10 = Rp.945.000,00 pertahun Setelah semua biaya operasional mesin TIG Inventer yang lama di hitung dari A sampai G dan hasil biaya perhitungan pertahun didapat, maka langkah selanjutnya adalah memasukan biaya pertahun tersebut kedalam tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Perhitungan Biaya Operasi 3 Mesin TIG Inventer lama merk Fitech tipe DC-200 AT Tahun 2010 Keterangan Mesin TIG Inventer lama Biaya tenaga kerja langsung Rp. 54.000.000,00 Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 9.600.000,00 Biaya pemeliharaan Rp. 2.880.000,00 Biaya tenaga listrik Rp. 15.600.000,00 Biaya bunga Rp. 1.470.000,00 Biaya penyusutan Rp. 945.000,00 Total biaya operasi Rp. 84.495.000,00 Sumber : diolah 4.2.2 Perhitungan Biaya operasional sesudah penggantian mesin Untuk mesin TIG Inventer baru merk kobewel tipe T-200 P A. Harga pasar untuk 1 mesin TIG Inventer baru merk kobewel tipe T-200 P adalah Rp. 10.200.000,00 dengan umur ekonomis 10 tahun. Perusahaan mengasumsikan nilai sisa sebesar 10% dari harga perolehan. Perusahaan menggunakan 2 unit mesin TIG Inventer tersebut, Jadi totalnya Rp. 10.200.000,000 x 2 unit = Rp.20.400.000,00

B. Mesin TIG Inventer merk kobewel tipe T-200 P perusahaan menggunakan 1 orang untuk setiap unit mesin dengan gaji perbulan Rp.1.500.000,00 Jadi selama 1 tahun total biaya tenaga kerja langsung : = gaji perbulan x jmlh bulan x jumlah pekerja = Rp.1.500.000,00 x 12 x 2 = Rp. 36.000.000,00 pertahun C. Tenaga kerja tidak langsung perusahaan berupa 2 orang teknisi yang di gunakan untuk seluruh mesin. Gaji untuk 1 orang teknisi sebesar Rp. 1.600.000,00 setiap bulannya, di asumsikan bila biaya teknisis tidak terjadi perubahan selama umur mesin, jadi total biaya teknisi selama 1 tahun. = Gaji perbulan x jumlah bulan x jumlah pekerja = Rp.1.600.00,00 x 12 x 2= Rp.38.400.000,00 pertahun Karena teknisi bekerja untuk 11 mesin saja maka diasumsikan biaya tidak langsung untuk 2 mesin TIG Inventer baru adalah = jumlah mesin x biaya teknisi 1 tahun Total mesin = 2 x Rp.38.400.000,00 = Rp.6.981.800 pertahun 11 D. Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan di hitung dari harga oli per liter sebesar Rp.40.000,00 x 2 ( setiap bulan membutuhkan 2 liter ) x 11 unit mesin yang ada di

perusahaan = Rp.880.000,00 adalah biaya pemeliharaan mesin, jadi di asumsikan untuk 2 mesin TIG Inventer merk kobewel T-200 P adalah sebesar : = Jumlah Mesin x biaya pemeliharaan perbulan Total mesin = 2 x Rp880.000,00 = Rp.160.000,00 pertahun 11 Jadi, total biaya pemeliharaan selam 1 tahun adalah = jumlah bulan x biaya pemeliharaan perbulan = 12 bulan x Rp 160.000,00 = Rp.1.920.000,00 pertahun E. Biaya tenaga listrik untuk 11 mesin x Rp.1.500.000,00 = Rp.16.500.000,00 Diasumsikan bila biaya listrik tidak terjadi perubahan selama umur mesin, maka biaya listrik untuk 2 mesin TIG Inventer tipe kobewel T-200 P diasumsikan sebagai berikut : = Jumlah daya mesin TIG Inventer x biaya tenaga listrik Total daya keseluruhan mesin = 900 x Rp.16.500.000,00 = Rp. 916.600,00 16200 Jadi total biaya untuk 1 tahun adalah : = Rp. 916.000,00 x 12 = Rp.10.999.200,00 pertahun

F. Biaya modal ( WACC ) sama seperti sebelum investasi yaitu 14% Jadi bunga untuk 2 mesin TIG merk kobewel tipe T-200 P adalah : = bunga x harga perolehan = 14% x Rp.20.400.000,00 = Rp. 2.856.000,00 pertahun G. Penyusutan/depresiasi mesin TIG Inventer merk kobewel tipe T-200 P dengan menggunakan metode garis liurus. Harga 2 unit mesin adalah Rp.20.400.000,00 dan umur mesinnya 10 tahun dengan nilai sisa Rp.2.040.000,000 Depresiasi = harga pasar nilai sisa Umur mesin = Rp.20.400.000,00 2.040.000,00 10 = Rp. 1.836.000 Sama seperti biaya operasional mesin lama, biaya operasional mesin baru pertahun pun di masukan ke dalam tabel berikut :

Tabel 4.4 Perhitungan Biaya Operasi 2 mesin TIG baru merk kobewel tipe T-200 P Keterangan Mesin TIG Inventer Biaya tenaga kerja langsung Rp. 36.000.000,00 Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 6.981.800,00 Biaya pemeliharaan Rp. 1.920.000,00 Biaya tenaga listrik Rp. 10.999.200,00 Biaya bunga Rp. 2.856.000,00 Biaya penyusutan Rp. 1.836.000,00 Total biaya operasi Rp. 60.5931.000,00 Data : diolah Setelah semua biaya operasional baik mesin lama maupun mesin baru di temukan hasil pertahunnya dan di masukan ke dalam tabel 4.3 dan tabel 4.4, maka langkah selanjutnya adalah memasukan ke dalam tabel 4.5 untuk dibandingkan.

Tabel 4.5 Perhitungan Biaya Operasi Mesin TIG Inventer merk Fitech tipe DC-200 AT ( 3 unit ) dan Mesin TIG Inventer merk Kobewel Tipe T-200 P Tahun 2010 Keterangan Mesin Lama Mesin Baru Biaya tenaga kerja langsung Rp. 54.000.000,00 Rp. 36.000.000,00 Biaya tenaga kerja tidak Rp. 9.600.000,00 Rp. 6.981.800,00 langsung Biaya pemeliharaan Rp. 2.880.000,00 Rp. 1.920.000,00 Biaya tenaga listrik Rp. 15.600.000,00 Rp. 10.999.200,00 Biaya bunga Rp. 1.470.000,00 Rp. 2.856.000,00 Biaya penyusutan Rp. 945.000,00 Rp. 1.836.000,00 Total biaya operasi Rp. 84.495.000,00 Rp. 60.593.000,00 Sumber : data diolah Jadi, di simpulkan bahwa bahwa biaya operasional menggunakan mesin lama lebih besar dibandingkan biaya operasi menggunakan mesin baru. Setelah biaya operasional mesin lama dan mesin baru di bandingkan, maka langkah selanjutnya adalah memasukan ke dalam tabel 4.6 untuk menghitungkan arus kas keluar bersih.

4.3 Perhitungan arus kas keluar bersih Tabel 4.6 Tabel perhitungan arus kas keluar bersih ( dalam rupiah ) Keterangan Tanpa investasi baru Dengan investasi baru Perbedaan arus kas Biaya operasi bersih per 83.550.000 58.757.000 24.793.000 kas Pajak ( T= 0,3 ) (25.065.000) (17.627.100) (7.437.900) Biaya setelah pajak 58.485.000 40.947.900 17.537.100 Biaya penyusutan. ( 945.000 ) (1.836.000) ( 891.000) Arus kas keluar bersih 57.540.000 39.111.900 18.428.100 Sumber : data diolah Adanya perbedaan arus kas keluar bersih yang di dapat pada saat perusahaan sebelum investasi baru dan sesudah investasi baru merupakan penghematan biaya. Perbedaan arus kas keluar bersih inilah yang akan di pakai nanti dalam perhitungan kelayakan investasi mesin dengan metode Net Present Value ( NPV ) Setelah perhitungan arus kas keluar bersih di dapat, maka langkah selanjutnya adalah menghitung kelayakan investasi mesin dengan metode NPV pada tabel 4.7 dengan menggunakan hasil perbedaan yang di dapat dari perhitungan arus kas keluar bersih tersebut.

Tabel 4.7 Tabel perhitungan analisis kelayakan investasi penggantian mesin dengan Metode Net Present Value ( NPV ) Keterangan Proceed investasi PVIF i = 14%,t = 10 th Jumlah ( dalam rupiah ) 18.428.100 0,877 16.161.444 18.428.100 0,769 14.171.209 18.428.100 0,675 12.438.968 18.428.100 0,592 10.909.435 18.428.100 0,519 9.564.184 18.428.100 0,456 8.403.214 18.428.100 0,400 7.371.240 18.428.100 0,351 6.468.263 18.428.100 0,308 5.675.855 18.428.100 0,270 4.975.587 Nilai sisa mesin baru 2.040.000 0,270 550.800 ( cash inflow ) Total penerimaan 96.690.199 kas ( cash inflow ) Total pengeluaran (16.767.000) kas ( cash outflow ) NPV 79.923.199 Sumber : data diolah Dari hasil perhitungan pada tabel 4.7 di atas, dapat di ketahui nilai Net Present Value ( NPV ) Adalah Rp. 79.923.199. sehingga nilai tesebut adalah positif dan investasi penggantian mesin TIG Inventer yang di lakukan layak.