BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian dasar dimana adanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari empat primer yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian dasar, sedangkan metode

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

BAB I PENDAHULUAN. Ikan merupakan salah satu makanan yang memiliki nilai gizi yang baik bagi

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

3 Metodologi Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE A. Jenis Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Waktu dan Lokasi Penelitian D. Alat dan Bahan Rizki Indah Permata Sari,2014

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Pengujian DNA, Prinsip Umum

III. Bahan dan Metode

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 Agustus Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

II. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

METODOLOGI. Gambar 1 Bahan tanaman : (a) Tetua IR64; (b) tetua Hawarabunar, dan (c) F 1 (IRxHawarabunar) c a b

3. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER Oleh: Ixora Sartika M ISOLASI DNA PLASMID

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

BAB 4. METODE PENELITIAN

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.

Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan 2 sampel yaitu kultivar pisang Mas Kirana dan pisang Agung

Lampiran 1. Pembuatan Larutan Buffer untuk Dialisa Larutan buffer yang digunakan pada proses dialisa adalah larutan buffer Asetat 10 mm ph 5,4 dan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Materi Sampel Darah Kambing Primer Bahan dan Alat Analisis PCR

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

Bab III Metode Penelitian

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif untuk karakterisasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

Lampiran 1. Bagan prosedur isolasi DNA

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan

III. BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan reagen-reagen untuk tahapan ekstraksi DNA. bio.unsoed.ac.id

Transkripsi:

24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. 3.2 Objek Penelitian DNA ikan gurame (Osphronemus goramy Lac.) yang resisten dan sensitif terhadap bakteri Aeromonas hydrophila yang berasal dari hasil penelitian Saptiani (2005) dan Meita (2005). 3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia. 3.3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2009 sampai bulan September 2009.

25 3.4 Alat dan Bahan 3.4.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Mikropipet dengan ukuran 0,5-10 µl, 2-20 µl, 20-200 µl, 100-1000 µl beserta tipsnya, thermocycler (mesin PCR), vertical elektroforesis, horizontal elektroforesis, UV-transilluminator (λ= 520 nm), mikrosentrifuge, vorteks, lemari es, freezer, waterbath, autoklaf, timbangan digital, botol Duran dengan ukuran 50, 100, 250, 500 dan 1000 ml, tabung mikrosentrifuga ukuran 1,5 ml, tabung PCR, magnetic stirrer with hot plate, oven, shaker dan alat bedah. 3.4.2 Bahan Bahan penelitian yang digunakan antara lain: sisik, daging, dan bagian silur ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac.) populasi Blusafir yang resisten dan sensitif terhadap bakteri Aeromonas hydrophila yang berasal dari penelitian Saptiani (2005) dan Meita (2005) serta DNA gurame yang tidak diinfeksi oleh A. hydrophila, gel poliakrilamida, gel agarosa, bahan reaksi untuk PCR (buffer taq, MgCl 2, taq DNA polymerase, dntps, primer forwardreverse mikrosatelit), Gene Ruler TM DNA Mix Ladder #SM0331 (Fermentas), marker DNA λ dipotong EcoRI/HindIII, deion water (ddh 2 O), larutan buffer TAE (Tris-HCl, asam asetat glasial, EDTA), larutan buffer TBE (Tris-HCl, asam borat, EDTA), bahan isolasi DNA ikan gurame (buffer lisis CTAB + β- mercapethanol, SDS (sodium dedocyl sulfat), potassium asetat, RNAse bebas DNAse (Fermentas), sodium asetat, CIAA (kloroform isoamil alkohol),

26 proteinase-k (Fermentas), TE (Tris-EDTA), ethanol absolute dingin, alkohol 70%, loading dye, ethylene glycol, es batu, bahan untuk pewarnaan perak (CTAB, NH 3, NaOH, AgNO 3, formaldehid (FA), Na 2 CO 3, asam asetat). 3.5 Cara Kerja 3.5.1 Persiapan alat dan bahan Alat dan bahan yang diperlukan dipersiapkan sebelum pelaksanaan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Alat seperti tabung mikrosentifuga 1,5 ml, tabung PCR, tips, botol Duran dan beberapa bahan yang harus disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Bahan-bahan untuk isolasi DNA disiapkan dan disimpan pada suhu ruangan, di dalam lemari es (4 o C), dan di dalam freezer (- 20 o C), sedangkan semua bahan untuk PCR disimpan dalam freezer. 3.5.2 Isolasi DNA Jumlah sampel DNA ikan gurame resisten dan sensitif yang akan dianalisis masing-masing berjumlah 10 sampel DNA. Proses isolasi DNA dilakukan selama tiga hari. Pada hari pertama, DNA gurame diekstraksi dengan cara mengambil bagian sisik, daging atau silur dari ikan gurame, kemudian dimasukkan ke dalam tabung mikrosentrifuga ukuran 1,5 ml. Setelah itu secara berturut-turut ditambahkan 500 µl buffer lisis CTAB 2x fresh dan 7 µl SDS 20%, lalu dihomogenkan. Campuran tersebut diinkubasi pada suhu 65 o C selama 1 jam pada waterbath. Selanjutnya setelah 1 jam,

27 ditambahkan 10 µl proteinase K, kocok sampai homogen yang selanjutnya diinkubasi kembali pada waterbath dengan suhu yang sama selama 2 jam. Setelah 2 jam ditambahkan kembali 5 µl proteinase K, kemudian proses inkubasi dilanjutkan lagi selama + 24 jam. Penambahan enzim proteinase K bertujuan agar protein dalam larutan dapat terdegradasi seluruhnya. Pada hari kedua, sampel diangkat dari waterbath dan selanjutnya ditambahkan potassium asetat 5M sebanyak 1/10 volume total larutan. Campuran kemudian diinkubasi dalam freezer selama 20 menit. Lalu disentrifugasi pada kecepatan 15.000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang terbentuk dipindahkan ke dalam tabung yang baru, kemudian ditambahkan enzim RNAse (bebas DNAse) sebanyak 1/100 dari volume larutan. Larutan diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37 o C untuk mengoptimalkan kerja enzim. Setelah inkubasi selesai ditambahkan kloroform-isoamilalkohol (24:1 v/v) sebanyak ½ volume larutan. Campuran tersebut dihomogenkan dengan cara dibolak-balik, lalu disentrifugasi dengan kecepatan 15.000 rpm selama 10 menit. Supernatan dipindahkan ke dalam tabung yang baru, lalu ditambahkan sodium asetat 3 M sebanyak 1/10 volume larutan. Campuran tersebut dihomogenkan kembali dengan cara dibolak-balik sebanyak minimal 50 kali. Untuk presipitasi DNA, ditambahkan etanol absolut sebanyak 2 kali volume larutan lalu disimpan dalam freezer selama satu malam pada suhu -20 o C. Pada hari ketiga, campuran tersebut disentrifugasi dengan kecepatan 15.000 rpm selama 10 menit. Selanjutnya etanol dibuang secara hati-hati agar DNA tidak ikut terbuang. Kemudian sampel DNA dibilas dengan alkohol 70%

28 dengan hati-hati dan dibuang kembali alkoholnya. Cairan yang masih tersisa di dalam tabung dikeringkan dengan cara membalikan tabung di atas tissue. Setelah kering, ditambahkan TE sebanyak 30-50 µl. Tabung dijentik-jentik sampai DNA larut dalam TE. Campuran tersebut diinkubasi pada suhu 37 o C selama 15 menit dan disimpan dalam freezer. 3.5.3 Karakterisasi DNA hasil isolasi Sampel DNA dicampurkan dengan loading dye dengan perbandingan sebesar 5:2 (v/v). Campuran DNA dengan loading dye diambil dan dimasukkan dengan hati-hati ke dalam sumur-sumur yang ada pada gel agarosa. Selain itu, dimasukan pula marker DNA lambda HindIII/EcoRI sebanyak 3 µl. Sampel DNA dielektroforesis pada gel agarosa 1% dalam buffer TAE 1x selama 30 menit pada tegangan 100 volt. Setelah selesai elektroforesis, pewarnaan DNA dilakukan dengan cara merendam gel agarosa pada larutan ethidium bromida (10 µg/ml) selama lima menit di atas shaker, kemudian dibilas dengan aquades selama tiga menit di atas shaker juga. Selanjutnya gel diamati pada UV-Transiluminator (λ = 520 nm) dan didokumentasikan menggunakan kamera digital. 3.5.4 Uji Kualitas DNA menggunakan Penanda RAPD OPA2 Sampel DNA hasil isolasi diuji kualitasnya dengan menggunakan penanda RAPD primer OPA2. Penanda ini digunakan karena pada hasil penelitian sebelumnya yaitu Holipah (2006) telah berhasil mengamplifikasi

29 DNA gurame dan mendapatkan pita-pita DNA yang mudah dianalisis. Sampel DNA gurame resisten dan sensitif diencerkan terlebih dahulu dengan perbandingan deion water:dna, yaitu 19:1 (v/v). Komposisi reaksi PCR RAPD dapat dilihat pada Tabel 3.1. Komposisi reaksi yang digunakan adalah komposisi dengan volume ½ reaksi. Kondisi PCR RAPD yaitu denaturasi awal pada suhu 94 o C selama 2 menit, diikuti dengan 35 siklus terdiri dari tahap denaturasi suhu 94 o C selama 1 menit, annealing suhu 35 o C selama 1 menit, ekstensi suhu 72 o C selama 2 menit, kemudian ekstensi akhir suhu 72 o C selama 5 menit. Tabel 3.1 Komposisi Reaksi PCR RAPD Larutan Stok Konsentrasi Konsentrasi Volume Volume Stok Akhir 1 Reaksi ½ Reaksi ddh 2 O - - 16,1 µl 8,05 µl MgCl 2 25 mm 2 mm* 2 µl 1 µl Buffer Taq Polymerase mengandung 2 mm MgCl 2 10x 1x 2,5 µl 1,25 µl dntps 100 mm 200 µm (@ datp, dttp, 0,2 µl 0,1 µl dgtp, dctp) Taq Polymerase 5 U/ µl 1 U 0,2 µl 0,1 µl Primer OPA2-32 ng 2 µl 1 µl DNA - - 2 µl 1 µl Total 25 µl 12,5 µl *Keterangan: total konsentrasi MgCl 2 yang dimasukan adalah 4 mm.

30 3.5.5 Amplifikasi DNA menggunakan Penanda Simple Sequence Repeat (SSR) Amplifikasi DNA dilakukan dengan menggunakan primer SSR atau mikrosatelit pada stok DNA gurame resisten dan sensitif. Primer SSR yang digunakan adalah GE 1.b, GEb 2.4, GE 3.1 dan GE 1.3 dengan motif pengulangan (GTT) 10, (GCA) 10, (TAA) 10 dan (GCTT) 10. Tetapi terlebih dahulu dilakukan optimasi suhu annealing primer SSR dengan menggunakan DNA yang tidak diinfeksi Aeromonas hydrophila. DNA selanjutnya diamplifikasi melalui proses PCR dengan komposisi reaksi berdasarkan metode Prasetiyono et al. (2003b) yang telah dimodifikasi, untuk melakukan Polymerase Chain Reaction (PCR) dalam uji SSR dibutuhkan 20µL yang terdiri atas DNA (1µL), primer forward-reverse (@1µL), 2 µl Taq DNA polymerase reaction buffer, 0,1 µl Taq DNA polymerase, 0,1 µl dntps, 2 µl MgCl 2 dan 12,8 µl ddh 2 O. Amplifikasi dilakukan pada alat Thermocycler yang diprogram untuk melaksanakan beberapa kondisi. Proses amplifikasi ini diawali dengan tahap denaturasi awal pada suhu 94 0 C selama lima menit dan diikuti dengan 35 siklus yang terdiri dari tahap denaturasi pada suhu 94 o C selama satu menit, tahap penempelan primer (annealing) pada suhu 45-50 0 C (tergantung temperature melting primer) selama satu menit, tahap ekstensi pada suhu 72 0 C selama dua menit dan ekstensi akhir pada suhu 72 0 C selama tujuh menit. Komposisi reaksi PCR primer SSR dapat dilihat pada Tabel 3.2.

31 Tabel 3.2 Komposisi Reaksi PCR SSR Larutan Stok Konsentrasi Konsentrasi Volume Stok Akhir 1 Reaksi ddh 2 O - - 12,8 µl MgCl 2 25 mm 2 mm* 2 µl Buffer Taq Polymerase mengandung 2 mm MgCl 2 10x 1x 2 µl dntps 100 mm 200 µm (@ datp, dttp, 0,1 µl dgtp, dctp) Taq Polymerase 5 U/ µl 1 U 0,1 µl Primer reverse - 32 ng 1 µl Primer forward - 32 ng 1 µl DNA - - 1 µl Total 20 µl *Keterangan: total konsentrasi MgCl 2 yang dimasukan adalah 4 mm. 3.5.6 Elektroforesis DNA hasil PCR DNA yang telah diperbanyak melalui proses PCR selanjutnya dielektroforesis pada gel agarosa untuk cek awal ada tidaknya pita. DNA dielektroforesis pada gel agarosa 3% buffer TBE 0,5x selama 2 jam 30 menit pada tegangan 50 volt. Kemudian pewarnaan DNA dilakukan dengan cara merendam gel agarosa pada larutan ethidium bromida (10 µg/ml) selama lima menit di atas shaker dan dibilas dengan aquades selama tiga menit di atas shaker juga. Selanjutnya gel diamati pada UV-Transiluminator (λ = 520 nm) dan didokumentasikan menggunakan kamera digital. Selanjutnya, elektroforesis pada gel poliakrilamida digunakan untuk separasi yang lebih baik. Elektroforesis dilakukan pada gel poliakrilamida konsentrasi 8% dalam 1x buffer TBE. Tahap-tahap pembuatan gel

32 poliakrilamida 8% antara lain 28,5 ml deion water dicampurkan dengan 4,5 ml TBE 10x dan 12 ml akrilamid 30%. Campuran tersebut diaduk dengan menggunakan stirrer. Setelah larutan tercampur, 220 µl ammonium persulfat dan 25 µl TEMED dimasukan dan distirrer kembali sebentar. Kemudian larutan gel poliakrilamida dimasukan dengan cepat ke dalam cetakan. DNA sampel yang akan dimasukkan ke dalam sumur gel dicampurkan dengan loading dye terlebih dahulu dengan perbandingan 5:2 (v/v). DNA marker λ dipotong EcoRI/HindIII atau Gene Ruler TM DNA Mix Ladder #SM0331 yang merupakan larutan DNA yang sudah diketahui ukuran-ukurannya dielektroforesis bersama-sama dengan DNA sampel sehingga larik DNA sampel dapat diperkirakan ukurannya dengan cara membandingkan dengan ukuran larik DNA marker. Elektroforesis dilakukan selama 4,5 jam pada tegangan 150 volt. Setelah itu gel divisualisasikan dengan pewarnaan perak (silver staining). 3.5.7 Pewarnaan Perak Visualisasi gel poliakrilamida dengan pewarnaan perak berdasarkan Tegelstrom (1986) modifikasi Aryani (2001). Pewarnaan gel poliakrilamida dilakukan di atas shaker. Gel direndam dalam larutan 1 yang terdiri atas 100 ml ddh 2 O + 0,1 gram CTAB selama 20 menit. Kemudian gel poliakrilamida dicuci dengan 100 ml ddh 2 O selama 20 menit. Selanjutnya gel direndam dalam larutan 2 yang terdiri atas 100 ml ddh 2 O + 1,2 ml NH 3 selama 15 menit. Selanjutnya gel direndam dalam larutan 3 yang terdiri dari 100 ml

33 ddh 2 O + 40 µl NaOH 10N + 0,16 gram AgNO 3 + 0,4 ml NH 3 selama 15 menit. Kemudian gel dicuci dengan 100 ml ddh 2 O selama satu menit. Selanjutnya gel direndam dalam larutan 4 yang terdiri dari 200 ml ddh 2 O + 100 ml FA 37% + 4 gram Na 2 CO 3 sampai muncul pita-pita DNA. Langkah terakhir adalah gel direndam dalam larutan 5 yang terdiri dari 100 ml ddh 2 O + 0,1 ml CH 3 COOH selama satu menit. Selanjutnya gel dikeringkan dengan posisi vertikal lalu diamati dan didokumentasikan menggunakan kamera digital. 3.6 Analisis Data Analisis data dilakukan berdasarkan pola larik DNA pada gel poliakrilmida. Proporsi larik monomorfik dan polimorfik dihitung untuk masingmasing primer. Selanjutnya larik DNA hasil elektroforesis diinterpretasikan menjadi angka satu (1) untuk kehadiran larik dan angka nol (0) untuk ketidakhadiran larik. Data matriks tersebut dianalisis untuk mencari nilai heterozigositas dan koefisien kesamaan genetik. Rumus koefisien kesamaan Nei & Lie (1979) adalah: S xy =2N xy /N x +N y Keterangan: S xy = Koefisien kesamaan genetik N xy = Jumlah larik yang dihasilkan oleh individu x dan individu y N x = Jumlah larik yang dihasilkan individu x N y = Jumlah larik yang dihasilkan oleh individu y

34 Data hasil perhitungan koefisien kesamaan dengan menggunakan persamaan Nei & Lie tersebut, dikonstruksi dendogram dengan menggunakan metode klaster unweighted pair group method with arithmetic averages (UPGMA) dengan menggunakan software MVSP 3.1 (Multy Variate Statistical Package). Kemudian dihitung nilai heterozigositas menurut Lynch & Milligan (1994) dan Polymorphic Information Content (PIC) agar dapat diketahui seberapa besar kemampuan atau kekuatan dari setiap pasang primer dari lokus mikrosatelit untuk membedakan variasi genetik pada tiap individu ikan gurame yang resisten dan sensitif terhadap A. hydrophila. Keterangan: Rumus heterozigositas pada lokus I adalah: H (i) = 2q(i)[1-q(i)]+2 var[q(i)] q(i) = nilai frekuensi dan heterozigositas dari populasi Var [q(i)] = [1-x(i)], dengan N adalah ukuran sampel 4N Keterangan: Adapun untuk menghitung nilai q(i) tersebut adalah: x (i) = frekuensi homozigot resesif null pada lokus i, dan Var [x(i)] = x(i) x [1-x(i)], dengan N adalah ukuran sampel N Adapun rumus PIC yaitu sebagai berikut (Liu, 1998), pi 2 = frekuensi alel ke-i.

35 3.7 Alur Penelitian Persiapan Isolasi DNA gurame resisten dan sensitif Karakterisasi DNA dengan elektroforesis gel agarosa Ada pita Smear Uji kualitas DNA dengan PCR menggunakan OPA 2 Amplifikasi DNA menggunakan SSR Elektroforesis hasil PCR dengan gel agarosa 3% Elektroforesis hasil PCR dengan gel poliakrilamida 8% Analisis data Kesimpulan Gambar 3.1 Alur Penelitian