LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS. Pelatihan Pemanfaatan ICT dan Komputer untuk Pembuatan Perangkat Ajar Bagi Guru-Guru SD di Desa Peliatan

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT

PANDUAN PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS TRI HITA KARANA (THK)

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

commit to user BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL

PANDUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS KEARIFAN LOKAL

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

PANDUAN USULAN PROPOSAL P2M DAN DIPA UNDIKSHA TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih.

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

BAB I PENDAHULUAN I.1.

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)

PERNCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH ( Bangwil)

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN

Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Permukiman

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam lokasi kawasan komoditas unggulan nasional pada komoditas padi

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Kebutuhan tersebut terkait untuk pemenuhan kebutuhan hidup

BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

PEDOMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STKIP PGRI LUBUKLINGGAU

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DI KOTA DENPASAR. Diajukan Oleh : EKA VIDYA JAYANI PUTRI

ANALISIS DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT SANUDIN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar pekerjaan utama

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

B A B I PE N D A H U L U A N. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (PENPRINAS MP3EI )

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Hasil program IbM wajib di diseminasikan dalam bentuk artikel ilmiah dan dipublikasikan melalui Jurnal Nasional.

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP)

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASI PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI. Oleh : KADEK DENDY KUSUMANTARA NIM :

PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DI TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMBAR HANDY RUSYDI

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

PENERAPAN IPTEKS ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI. Nurmala Berutu W.Lumbantoruan Anik Juli Dwi Astuti Rohani

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

PANDUAN PROGRAM HIBAH PENERAPAN TEKNOLOGI BAGI MASYARAKAT

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEARIFAN EKOLOGI MASYARAKAT BAYUNG GEDE DALAM PELESTARIAN HUTAN SETRA ARI-ARI DI DESA BAYUNG GEDE, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI

2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis.. 28

BAB I PENDAHULUAN a. Analisis Situasi

Oleh: Dr. I Komang Sudarma, S.Pd., M.Pd Dr. I Made Tegeh, S.Pd., M.Pd. Drs. I Wayan Romi Sudhita, M.Pd Drs. Ign. I Wayan Suwatra, M.Pd.

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA NOMOR : 784/UN48.7/PM/2014 Tentang

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN PPM

Pemantapan Materi Modul Pelatihan Guru Pembelajar bagi Guru-Guru SD Kelas Awal di Kecamatan Buleleng

Pendampingan Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 dengan Pola Lesson Study di Gugus I Kecamatan Sukasada

PENILAIAN EFEKTIVITAS FUNGSI AKUNTANSI PADA PT. BALI BELA BUMI DENGAN PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL. Oleh : I WAYAN ADIANA NIM :

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pola Tanam. yang perlu diperhatikan yaitu jenis tanaman, lahan dan kurun waktu tertentu

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM INDEKS IDX30 DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI. Oleh :

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

HALAMAN PENGESAHAN. Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji

PERANAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BALI SKRIPSI

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN EVALUASI KEMAMPUAN DAN KESESUAIAN LAHAN BAGI WARGA SUBAK LONGSEGEHA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN PERTANIAN DI DESA PEGADUNGAN KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG Oleh I Gede Budiarta, S.Pd., M.Si (Ketua) NIDN 0028078301 I Putu Ananda Citra, S.Pd., M.Sc (Anggota) NIDN 0018088401 I Wayan Krisna Eka Putra, S.Pd., M.Eng (Anggota) NIDN 0820018902 Dibiayai Dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No182/UN48.15/LPM/2015 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015

LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul 2. Ketua Tim Pengusul a. Nama Ketua b. NIP/NIDN c. Bidang Keahlian d. Jabatan/Pangkat/Golongan e. Jurusan/Fakultas f. Alamat Rumah/Telp. Pelatihan Evaluasi Kemampuan dan Kesesuaian Lahan Bagi Warga Subak Longsegeha Untuk Mendukung Pengembangan Pertanian di Desa Pegadungan Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng I Gede Budiarta, S.Pd., M.Si. 19830728 200812 1 001/0028078301 Ilmu lingkungan Dosen/Penata Muda/IIIa Pendidikan Geografi/Ilmu Sosial Jln. Parikesit II Singaraja/081 936 528 737 3. Jumlah Anggota Tim a. Identitas Anggota 1 - Nama Lengkap - NIP - Jabatan/Pangkat/Gol. b. Identitas Anggota 1 - Nama Lengkap - NIDN - Jabatan/Pangkat/Gol. 4. Lokasi Kegiatan 5. Jumlah Biaya Kegiatan 6. Lama Kegiatan 2 orang I Putu Ananda Citra, S.Pd., M.Sc. 19840818 200812 1 001 Dosen/Penata Muda Tk I/IIIb I Wayan Krisna Eka Putra, S.Pd., M.Eng. 0820018901 Desa Pegadungan, Kec. Sukasada, Kab. Buleleng Rp. 7.600.000 7 (tujuh) bulan Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, 8 Oktober 2015 Ketua Pelaksana Prof. Dr. Sukadi, M.Pd., M.Ed NIDN. 0010036302 I Gede Budiarta, S.Pd., M.Si NIDN. 0028078301 Mengetahui Ketua LPM Undiksha, Prof. Dr. Ketut Suma, M.S NIDN. 0001015913 ii

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir pengabdian kepada masyarakat (P2M) yang berjudul Pelatihan Evaluasi Kemampuan dan Kesesuaian Lahan Bagi Warga Subak Longsegeha Untuk Mendukung Pengembangan Pertanian di Desa Pegadungan Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para petani di Subak Longsegeha tentang prosedur evaluasi lahan. Kegiatan ini dapat terlaksana berkat bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penyusunan laporan hasil kegiatan. Untuk itu, melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada 1) Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Undiksha atas dana dan sebagai fasilitator dalam kegiatan ini. 2) Pekaseh Subak Longsegeha dan staf atas kerjasamanya dalam mengkoordinasikan kegiatan dan penyediaan peralatan pendukung. 3) Seluruh peserta, atas partisipasinya untuk mengikuti kegiatan. Demiakian juga kepada semua pihak terkait yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, kami mengucapkan terima kasih. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat untuk para petani Subak Longsegeha, khususnya dalam upaya evaluasi lahan untuk pengembangan pertanian. Singaraja, 8 Oktober 2015 Tim Pelaksana iii

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL..... i HALAMAN PENGESAHAN........ ii PRAKATA...... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN...... 1 1.1 Analisis Situasi... 2 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Kegiatan..... 5 1.4 Manfaat Kegiatan.... 5 1.5 Khalayak Sasaran Strategis.... 6 BAB II METODE PELAKSANAAN...... 6 2.1 Kerangka Pemecahan masalah... 7 2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan... 7 2.3 Rancangan Evaluasi... 7 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.... 8 3.1 Pelaksanaan P2M Subak Longsegeha Kecamatan Sukasada...... 8 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..... 11 4.1 Kesimpulan...... 11 4.2 Saran....... 11 DAFTAR PUSTAKA..... LAMPIRAN-LAMPIRAN iv

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Diagram Alir Pelatihan Evaluasi Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Lahan di Balai Subak Longsegeha, Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng v

BAB I PENDAHULUAN Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaan (perfomance) lahan jika dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei dan studi bentuklahan, tanah, vegetasi, iklim, dan aspek lahan lainnya, agar dapat mengidentifikasi, dan membuat perbandingan berbagai penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976; dalam Arsyad, 1989). Menurut Peraturan Menetri Pertanian Nomor 79/Permentan/ OT.140 /8/2013, kesesuaian lahan (land suitability) berbeda dengan kemampuan lahan (land capability). Kemampuan lahan lebih menekankan kepada kapasitas berbagai penggunaan lahan secara umum yang dapat diusahakan di suatu wilayah. Jadi semakin banyak jenis tanaman yang dapat dikembangkan atau diusahakan di suatu wilayah maka kemampuan lahan tersebut semakin tinggi. Sebagai contoh suatu lahan yang topografi atau reliefnya datar, kedalaman perakaran tanahnya dalam, tidak dipengaruhi banjir dan iklimnya cukup basah, kemampuan lahan pada umumnya cukup baik untuk pengembangan tanaman semusim maupun tanaman tahunan. Jika kedalaman tanahnya kurang dari 50 cm, lahan tersebut hanya mampu dikembangkan untuk tanaman semusim atau tanaman lain yang mempunyai zona perakaran dangkal. Sementara itu, Kesesuaian Lahan adalah kecocokan dari sebidang Lahan untuk tipe penggunaan tertentu (land utilization type), sehingga harus mempertimbangkan aspek manajemennya. Misalnya untuk padi sawah irigasi atau sawah pasang surut, jagung, kedelai, dan ubi kayu/ubi jalar. Pengelolaan lahan harus sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahan agar tidak menurunkan produktivitas lahan. Kemampuan lahan merupakan sifat dasar kesanggupan lahan memberikan hasil untuk penggunaan tertentu secara optimal dan lestari. Pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan potensi lahan di samping memberikan resiko kegagalan, juga dapat memicu terjadinya degradasi lingkungan. Sehingga dengan demikian, masukan metode yang adaptif dan mampu menjadi solusi alternatif dalam upaya memajukan pertanian sangat perlu untuk dikembangkan. Salah 1

satu upaya yang bisa dilakukan adalah menganalisis karakteristik lahan untuk menggali informasi kemampuan serta kesesuaian lahan untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana potensi wilayah bersangkutan sehingga informasi tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam penatagunaan lahan secara lebih terarah. Evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan yang diterapkan pada suatu wilayah akan memberikan gambaran secara jelas terkait dengan kondisi eksisting kualitas dan karakteristik lahan di daerah bersangkutan. Kualitas dan karakteristik lahan tersebut diperoleh dari hasil observasi dan pengukuran langsung di lapangan, serta berdasarkan hasil analisis laboratorium. Informasi kualitas dan karakteristik lahan yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dan disesuaikan dengan pedoman penentuan kemampuan dan kesesuaian lahan. Hasil analisis selanjutnya menunjukkan kelas kemampuan dan kesesuaian lahan. Kelas kemampuan dan kesesuaian lahan yang tinggi akan memberi peluang lebih besar untuk menghasilkan komoditas seperti yang diharapkan. Sebaliknya, kelas kemampuan dan kesesuaian lahan yang rendah, akan memberikan batas-batas penggunaan tertentu terhadap lahan dan dibutuhkan upaya konservasi untuk dapat memanfaatkan lahan secara berkesinambungan. Berdasarkan fenomena tersebut maka kegiatan evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan memegang peranan penting dalam dinamika pertanian di pedesaan. Informasi yang diperoleh akan sangat membantu para petani dalam aktivitas pertanian yang dilakukannya. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, dengan metode-metode pertanian yang lebih adaptif terhadap lingkungan. 1.1 ANALISIS SITUASI Pemanfaatan lahan yang baik seharusnya memperhatikan potensi lahan yang ada. Potensi lahan yang dimaksudkan di sini adalah potensi kemampuan dan kesesuaian lahan. Penggunaan lahan yang sesuai dengan potensi yang ada memberikan peluang keberhasilan yang lebih besar dalam usaha pertanian. Demikian 2

sebaliknya, pemanfaatan lahan yang tidak mengacu kepada informasi sumberdaya lahan, akan memberikan risiko kegagalan yang lebih besar. Kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan di Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Desa ini berbatasang dengan desa Petandakan di sebelah utara, Desa Alasangker di sebelah timur, Desa Pegayaman di sebelah selatan, dan Desa Padangbulia di sebelah barat. Berdasarkan hasil pengamatan sementara yang dilakukan, para petani yang terdapat di Desa Pegadungan melakukan aktivitas pertanian berdasarkan pada tradisi yang sudah dilakukan secara turun-temurun. Aktivitas pertanian ini meskipun tidak menunjukkan adanya suatu kegagalan namun masih belum menerapkan suatu metode pertanian yang terukur. Masukan metode pertanian yang adaptif, seperti metode penentuan potensi lahan melalui evaluasi lahan sangat perlu untuk dikembangkan di desa ini. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan para petani untuk dapat menilai langsung potensi lahannya sehingga pada akhirnya bermuara pada peningkatan produktivitas pertanian. Pengetahuan tentang metode penentuan potensi lahan akan memberikan pilihan-pilihan yang lebih tepat terhadap komoditas yang akan dikembangkan, sehingga dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Pertanian pun akan dapat dilakukan secara lebih sistematis. Desa Pegadungan merupakan salah satu desa di Kecamatan Sukasada yang mayoritas mata pencaharian masyarakatnya adalah sebagai petani. Jika dilihat dari rencana jangka panjang, misi pembangunan Desa Pegadungan antara lain 1) mewujudkan Desa Pegadungan yang sejahtera melalui pemberdayaan potensi pertanian dan perkebunan yang didukung pelestarian sumberdaya alam yang menunjang perkembangan agrowisata; 2) mewujudkan Desa Pegadungan yang sejahtera melalui penguatan kelompok-kelompok tani dan industri kerajinan kecil, peningkatan akses pemasaran serta kemitraan antarlembaga pemerintah terkait maupun swasta. Berdasarkan visi tersebut maka kegiatan yang berorientasi kepada pemberdayaan potensi pertanian tentu sangat penting untuk dilaksanakan. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat terkait penentuan potensi lahan, diharapkan dapat memberikan kompetensi bagi kelompok tani, khususnya Subak Longsegeha 3

dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian dan meningkatkan kesejahteraan para petani. Pertanian merupakan mata pencaharian utama di Desa Pegadungan. Hampir seluruh masyarakat Desa Pegadungan bermata pencaharian sebagai petani. Namun di lain pihak, aktivitas pertanian yang dilakukan oleh para petani belum menunjukkan adanya suatu penerapan metode evaluasi lahan. Setidaknya ada dua permasalahan yang menghambat kemajuan pertanian di wilayah ini, yaitu 1) pemanfaatan lahan belum mempertimbangkan informasi yang bersumber dari hasil evaluasi lahan; 2) belum adanya masukan teknologi bagi para petani sehingga petani tidak memiliki cukup pengetahuan untuk melakukan evaluasi terhadap lahan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terasa penting untuk dilakukan, untuk memberikan pengetahuan kepada para petani sehingga para petani tersebut mampu melakukan evaluasi lahan dan menentukan potensi lahan. 1.2 IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan analisis situasi yang telah dikemukakan maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang terdapat pada masyarakat (sasaran) dalam hal ini petani di Subak Longsegeha Desa Pegadungan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain 1) penggunaan lahan untuk pertanian yang belum optimal dan belum merujuk kepada informasi kemampuan dan kesesuaian lahan hasil evaluuasi lahan, 2) belum adanya masukan teknologi yang dapat diterapkan oleh masyarakat, 3) masyarakat belum memiliki kompetensi untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi kemampuan dan kesesuaian lahan akibat belum adanya suatu pelatihan/pendampingan. Kondisi tersebut terasa sangat kontradiktif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tenkologi dalam bidang pertanian dewasa ini. Dengan demikian maka dirasa sangat penting untuk dilakukan suatu pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kemampuan para petani dalam mengenali potensi wilayahnya. Pengabdian ini akan menjadi bagian dari upaya meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian. 4

Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut maka perumusan masalah diprioritaskan kepada hal-hal yang menyangkut 1) upaya mentransfer metode evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan kepada para petani; 2) meningkatkan kemampuan dan pemahaman para petani agar dapat melakukan suatu evaluasi untuk mengidentifikasi potensi wilayah mereka masing-masing. 1.3. TUJUAN KEGIATAN Kegiatan yang dirancang adalah dalam bentuk pelatihan, dan setelah berakhirnya kegiatan, diharapkan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik bagi khayalak sasaran. Perubahan tersebut terkait dengan a. Terbentuknya pengetahuan dan pemahaman para petani dalam hal evaluasi lahan untuk mengidentifikasi potensi lahan. b. Memfasilitasi para petani dengan metode evaluasi lahan yang dirancang secara sederhana. 1.4. MANFAAT KEGIATAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa a. Para petani dapat memahami metode penilaian kualitas lahan (kemampuan dan kesesuaian lahan), serta dapat mengaplikasikannya dalam aktivitas pertanian yang dilakukan. b. Menyiapkan sumber daya manusia (petani) yang memiliki pengetahuan tentang metode pertanian yang lebih modern, khususnya metode evaluasi lahan, serta antisipasi terhadap laju degradasi lingkungan. c. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang evaluasi sumberdaya lahan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di waktu yang datang. 5

BAB II METODE PELAKSANAAN Kegiatan ini menargetkan para petani Subak Longsegeha Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Kegiatan akan dilaksanakan di Banjar Longsegeha, Desa Pegadungan. Alternatif dalam pemecahan masalah yang dihadapi mitra dijabarkan sebagai berikut. a. Memberikan arahan secara menyeluruh melalui tatap muka di lokasi kegiatan. b. Menyiapkan materi serta pedoman evaluasi lahan yang dikemas secara sederhana. c. Pemaparan teknis evaluasi lahan yang dilanjutkan dengan kerja lapangan. Setelah dicermati dan didiskusikan dengan seksama, alternatif kedua dan ketiga menjadi pilihan dalam memecahkan permasalahan karena alternatif tersebut memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap mitra, meskipun akan menghabiskan waktu, biaya, dan tenaga yang lebih besar. Secara lebih rinci mengenai tahapan pemecahan masalah dijabarkan sebagai berikut. 1. Menyiapkan Materi Pedoman Evaluasi Lahan Evaluasi lahan (kemampuan dan kesesuaian lahan) membutuhkan tahapantahapan tertentu yang harus dilalui secara sistematis sehingga diperlukan suatu pedoman yang memudahkan pelaksanaan evaluai. Pedoman yang disiapkan akan dikemas secara sederhana sehingga memudahkan para petani untuk memahami isi pedoman tersebut. Terkait masalah tersebut, maka kegiatan pertama yang akan dilakukan oleh tim adalah menyusun pedoman evaluasi lahan, menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan, serta menyusun indikator pemahaman terhadap metode evaluasi lahan bagi para petani. 6

2. Bimbingan Teknis Evaluasi Lahan Bimbingan teknis dilaksanakan di Balai Banjar Longsegeha Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten buleleng. Langkah-langkah dalam evaluasi lahan dimulai dari penentuan unit lahan hingga identifikasi kualitas dan karakteristik lahan untuk menentukan kemampuan dan kesesuaian lahan di lahan bersangkutan. 3. Kerja Lapangan Observasi langsung di lapangan untuk mengukur karakteristik lahan yang tidak memerlukan uji laboratorium. Sedangkan untuk karakteristik lahan yang memerlukan uji laboratorium, akan dilakukan pengujian di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana. 4. Mengevaluasi Tingkat Keberhasilan Evaluai Lahan Tingkat keberhasilan dalam pelatihan evaluasi lahan ditentukan berdasarkan beberapa indikator, antara lain penentuan unit lahan, pengukuran karakteristik lahan di lapangan, serta penentuan kemampuan dan kesesuaian lahan berdasarkan kualitas dan karakteristik lahan dari masing-masing unit lahan. Jika tingkat pemahaman petani mencapai 85 %, tergolong kategori baik, 70-84 % tergolong sedang, dan 69 % tergolong rendah. 7

Penyiapan Materi dan Pedoman Evaluasi Kemampuan Lahan Tim Pelatih Tim Pelatih, Peserta BimbinganTeknis Evaluasi Kemampuan Lahan Evaluasi Hasil Evaluasi Kemampuan Lahan Penyiapan Materi dan Pedoman Evaluasi Kesesuaian Lahan Tim Pelatih Tim Pelatih Tim Pelatih, Peserta BimbinganTeknis Evaluasi Kesesuaian Lahan Evaluasi Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan Tim Pelatih Gambar 2.1 Diagram Alir Pelatihan Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah dalam bentuk bimbingan teknis, dengan rancangan kegiatan berupa a. Penyampaian materi evaluasi lahan (kemampuan dan kesesuaian lahan) secara sederhana agar mudah dipahami oleh para warga subak. b. Bimbingan teknis evaluasi lahan yang difokuskan kepada proses peningkatan pemahaman dan kemampuan petani dalam menguasai metode evaluasi lahan. c. Cek lapangan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengukur secara langsung parameter pendukung maupun pembatas kemampuan dan kesesuaian lahan. d. Analisis kualitas dan karateristik lahan, baik yang dilakukan di lapangan maupun di laboratorium. 8

BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan P2M Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2015 di Balai Subak Longsegeha, Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng (seperti terlampir). Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang anggota subak. Jumlah peserta tersebut melebihi perkiraan, karena kegiatan awal dirancang dengan melibatkan 15 anggota subak. Namun karena antusias yang sangat tinggi dari anggota subak, maka peserta menjadi lebih banyak. Hal ini tidak menjadi kendala yang berarti mengingat persiapan dan koordinasi yang sudah dilaksanakan dengan baik oleh tim pelaksana P2M. Hal ini juga membuktikan bahwa kegiatan ini dirasa sangat bermanfaat oleh masyarakat, sehingga mereka sangat termotivasi untuk mengikuti pelatihan dengan harapan agar dapat memahami materi yang diberikan, khususnya mengenai evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan. Kegiatan ini melibatkan beberapa orang mahasiswa, dengan harapan agar para mahasiswa memiliki pengalaman terkait dengan bagaimana berinteraksi dengan masyarakat. Selain itu diharapkan agar mahasiswa memiliki wawasan terkait dengan bagaimana proses pengambilan data, khususnya dalam hal ini data mengenai karakteristik lahan, sehingga nantinya dapat mendukung kegiatan mereka dalam tugas-tugas akademik maupun nonakademik. Menyadari akan hal itu, para mahasiswa geografi dengan jumlah 6 orang yang ikut membantu pelaksanaan kegiatan, sangat antusias dalam melayani masyarakat (petani) untuk kelancaran kegiatan. Berdasarkan diskusi saat pelatihan, para anggota subak belum pernah melaksanakan evaluasi lahan, baik evaluasi kemampuan lahan maupun evaluasi kesesuaian lahan. Para petani hanya melaksanakan kegiatan bercocok tanam berdasarkan pengalaman dari masa ke masa serta tradisi yang sudah biasa diterapkan. Para petani sangat antusias untuk mengetahui dan memahami bagaimana mekanisme evaluasi lahan untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya potensi lahan yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan para petani untuk dapat menilai 9

langsung potensi lahannya sehingga pada akhirnya bermuara pada peningkatan produktivitas pertanian. Pengetahuan tentang metode penentuan potensi lahan akan memberikan pilihan-pilihan yang lebih tepat terhadap komoditas yang akan dikembangkan, sehingga dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Pertanian pun akan dapat dilakukan secara lebih sistematis. Kegiatan P2M ini dilaksanakan dalam dua tahap, tahap yang pertama adalah terkait dengan pelatihan evaluasi kemampuan lahan, sedangkan tahap yang kedua adalah pelatihan evaluasi kesesuaian lahan. Namun sebelum pelaksanaan kegiatan, tim pelaksana terlebih dahulu telah mempersiapkan materi berupa pedoman evaluasi lahan yang terdiri dari pedoman evaluasi kemampuan lahan serta pedoman evaluasi kesesuaian lahan. Pedoman tersebut mengacu kepada sumber resmi seperti peraturan perundang-undangan namun dikemas secara sederhana dengan harapan agar dapat dipahami dengan mudah oleh para anggota subak peserta pelatihan. Pelatihan berjalan dengan baik, di mana pemaparan juga didukung dengan media berupa LCD projector sehingga para petani bisa lebih fokus melihat bagaimana mekanisme yang harus dilaksanakan jika ingin melakukan evaluasi terhadap lahan mereka masing-masing. Tim pelaksana berusaha menjelaskan dengan baik setiap detil kegiatan yang harus dilalui dalam proses evaluasi lahan. Pada sesi diskusi ada beberapa peserta yang bertanya bagaimana hasil evaluasi terhadap lahannya. Tim menjelaskan bahwa hasilnya tidak langsung bisa diketahui pada saat itu, melainkan harus menunggu komparasi pengukuran parameter di lapangan dengan pedoman yang ada. Di samping itu, beberapa parameter yang menjadi penentu dalam evaluasi lahan tidak secara langsung dapat diukur di lapangan, melainkan harus diukur di laboratorium. Seperti misalnya unsur hara tanah. Kendala yang paling utama dalam kegiatan pelatihan adalah para petani tidak langsung memperoleh hasil tentang bagaimana kemampuan lahan maupun kesesuaian lahan yang terdapat pada masing-masing lahan milik mereka. Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa ada banyak parameter yang diukur, terutama untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan. Ada parameter yang langsung bisa diukur di 10

lokasi kegiatan, seperti misalnya parameter fisik lahan, namun tidak sedikit juga parameter yang memerlukan analisis laboratorium. Terlepas dari kendala tersebut, pelatihan ini memberikan pemahaman baru kepada para petani bahwa potensi lahan yang ada dapat diketahui dengan suatu metode evaluasi lahan. Potensi lahan yang diketahui tentunya akan memudahkan dalam perencanaan penggunaan lahan, sehingga dapat dikatakan bahwa pemahaman tentang potensi lahan yang ada akan memberikan kemudahan-kemudahan dalam diversifikasi tanaman sehingga pada akhirnya diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal. 11

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Kegiatan P2M yang dilaksanakan di Balai Subak Longsegeha Desa Pegadungan Kecamatan Sukasada merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada warga subak mengenai mekanisme evaluasi kemampuan lahan dan kesesuaian lahan. Kegiatan telah dilaksanakan pada Bulan Juni 2015 dengan format pelaksanaan menggunakan format pelatihan. Dalam kegiatan tersebut, luaran yang dihasilkan adalah pedoman evaluasi kemampuan lahan dan pedoman evaluasi kesesuaian lahan yang dikemas secara sederhana agar mudah dipahami oleh para petani. 4.2 Saran 1. Diharapkan dengan adanya pelatihan evaluasi lahan, para petani menjadi termotivasi dan lebih produktif dalam melakukan kegiatan pertanian. 2. Instansi yang terkait dengan kegiatan pengembangan pertanian hendaknya lebih memperhatikan kendala-kendala yang dihadapi oleh para petani di lapangan, sehingga program-program yang telah dicanangkan akan memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. 12

Daftar Pustaka Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor Institut Pertanian Bogor. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah. Peraturan Menteri Pertanian No.79/Permentan/OT.140/8/2013 Tentang Pedoman Kesesuaian Lahan Pada Komoditas Tanaman Pangan. Sitorus, S.R.P. 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung Tarsito. Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta ANDI. 13

Lampiran Pelaksanaan Kegiatan Persiapan Pembukaan Kegiatan P2M Pemaparan Materi Evaluasi Lahan Oleh Tim Pelaksana Kegiatan 14

Peserta Kegiatan Melontarkan Pertanyaan Terkait Mekanisme Evaluasi Lahan Warga Tampak Antusias Mengikuti Kegiatan 15

Tahap Kerja Lapangan Dibantu Oleh Mahasiswa Warga Subak Antusias Mengikuti Kegiatan Evaluasi Lahan 16

Pelaksana Memberikan Contoh Kepada Peserta Kegiatan Pengarahan Akhir Mengenai Teknis Evaluasi Lahan 17

Peta Lokasi Kegiatan Desa Alasangker Br. Longsegeha Br. Pasutkatiasa Br. Pegadungan Desa Padangbulia Br. Batudinding Desa Pegayaman LEGENDA Batas Desa Sawah Jalan Belukar Permukiman Kebun Campuran 0 0,2 0,4 0,6 Kilometer Sumber Peta Rupa Bumi Digital Indonesia (2001), Citra Landsat 7 ETM (2002) Daerah yang Dipetakan 18