PEMBUATAN TEKNOLOGI PENYIRAM TANAMAN SEDERHANA (WATER STREAMER) DENGAN PENERAPAN PRINSIP FLUIDA



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM OTOMATIS PENYIRAMAN TANAMAN PADA RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLER MCS-51

Irigasi Tetes: Solusi Kekurangan Air pada Musim Kemarau

I. TINJAUAN PUSTAKA. (a) Pendekatan klimatologi---evaporasi & Transpirasi. (b) Pola trsnpirasi tanaman nanas sebagai tanaman CAM

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari

I. PENDAHULUAN. Hidroponik merupakan cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah tetapi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tebu

TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia (Sunaryo dkk., 2004).

TEKNIK PEMBUATAN pupuk BOKASHI

BAB VII PERANAN AIR BAGI PERTUMBUHAN TANAMAN

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum

PENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

Hidroponik Untuk Pemula. Feri Ferdinan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan Juli sampai November 2013 di Greenhouse Sarwo

Laporan Akhir I - 1 SUMBER DAYA AIR

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu,

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

MODIFIKASI DAN UJI KINERJA APLIKATOR PUPUK CAIR PADA PROSES BUDIDAYA TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.)

PEMBUATAN ALAT MEMASAK HEMAT ENERGI DARI TENAGA SURYA (SOLAR BOX COOKER) UNTUK MENGURANGI EFEK PEMANASAN GLOBAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bulan Februari 230 Sumber : Balai Dinas Pertanian, Kota Salatiga, Prov. Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EXECUTIVE SUMMARY IRIGASI MIKRO BERBASIS MULTI KOMODITAS

HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

BAB I I. PENDAHULUAN

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah.

BAB I PENDAHULUAN. fosfor 40 mg; dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).

Pompa Sentrifugal Pesawat Tenaga Bisrul Hapis Tambunan, ST, MT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

1. Berdasarkan warnanya, tingkat kesuburan tanah dapat diketahui ketika warnanya. a. lebih hitam b. lebih terang c. abu-abu d.

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

Oleh: STAVINI BELIA

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu masalah lingkungan hidup teerutama masalah limbah. proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi dan bahkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

Prima atau tidaknya tanaman kelak bergantung penuh pada bibit awal.

APLIKASI DINAMIKA FLUIDA PADA MESIN CUCI PIRING ERNIATI UMAR H

Sprinkler Tipe BIR Versi 1 Teknologi Tepat, Investasi Hemat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

Analisis Sistem Irigasi Para pada Budidaya Tanaman Selada (Lactuca sativa var. crispa L.) Analysis of Para Irrigation Systemon Selada Cultivation

I. PENDAHULUAN. Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM. Oleh : Medi Humaedi

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PEMBUATAN ALAT PRAKTEK BOTOL SUNTIK LAJU REAKSI

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2014 Januari 2015 di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

Materi Fluida Statik Siklus 1.

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG MKKS KOTA PADANG KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EXECUTIVE SUMMARY JARINGAN IRIGASI PERPIPAAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan

Transkripsi:

PEMBUATAN TEKNOLOGI PENYIRAM TANAMAN SEDERHANA (WATER STREAMER) DENGAN PENERAPAN PRINSIP FLUIDA Dibuat Dalam Rangka Berpartisipasi Pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Fakultas MIPA Fisika Universitas Lambung Mangkurat Tahun 2011 DISUSUN OLEH : MUHAMMAD FIRDAUS KAMAL NIS 3958 RISKA RIZANA FARUZHA ANJARWATI NIS 4001 MUHAMMAD FATHUR RAHMAN NIS 4133 PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 BANJARMASIN 2011

HALAMAN PENGESAHAN PEMBUATAN TEKNOLOGI PENYIRAM TANAMAN SEDERHANA (WATER STREAMER) DENGAN PENERAPAN PRINSIP FLUIDA DISUSUN OLEH : MUHAMMAD FIRDAUS KAMAL NIS 3958 RISKA RIZANA FARUZHA ANJARWATI NIS 4001 MUHAMMAD FATHUR RAHMAN NIS 4133 Mengetahui : Kepala SMA Negeri 6 Banjarmasin Banjarmasin, 14 April 2011 Guru Pembimbing, Drs. H. Chairil Anwar, M.M Nina Sri Wahyuni, S.Pd NIP. 19540219 197903 1 002 NIP. 19690224 199412 2 003 ii

ABSTRAK Kamal, M.F. 2011. Pembuatan Teknologi Penyiram Tanaman Sederhana (Water Streamer) dengan Penerapan Prinsip Fluida Kata kunci: water streamer, penyiram, pengairan, tanaman Pengairan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Banyak tanaman yang mati akibat kurangnya pengairan pada lahan tanaman tersebut ditanam. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah merancang dan membuat alat bantu penyiram tanaman, menuangkan pengetahuan teori dan praktek hasil pembelajaran dalam bentuk konstruksi nyata dan terapan, dapat memberi contoh pemanfaatan dan pengelolaan air yang efisien dan efektif melalui pemanfaatan teknologi irigasi bertekanan rendah menggunakan water streamer, melakukan konservasi air dengan memanfaatkan air hujan yang ada dengan menampungnya pada bak penampungan air terbuka. Metode penulis yang digunakan adalah metode diskriptif dan eksperimen dengan mengujikan alat penyiram Water Streamer pada lahan penanaman sayur-sayuran yang ada di SMAN 6 Banjarmasin. Selain itu penggunaan teknologi pengairan yang tepat juga dapat mempermudah proses pengairan pada lahan tempat tanaman tumbuh. Kemudian penghematan air untuk proses pengairan juga merupakan hal yang tidak kalah penting karena air merupakan sumber kehidupan, apabila penghematan air tidak dilakukan maka generasi mendatang akan kekurangan air. Oleh karena itu perlu dicarikan suatu teknologi alternatif untuk melakukan proses pengairan yang mudah dan efisien serta dapat menghemat penggunaan air, yaitu dengan penggunaan water streamer. Water streamer dapat dibuat secara mudah dan menggunakan bahan-bahan yang sederhana serta murah. Pengairan dengan teknologi ini tidak membutuhkan bahan bakar dan sangat efisien karena dapat mempermudah proses pengairan pada saat bertani, serta dapat melakukan konservasi air dengan memanfaatkan air hujan yang ada dengan menampungnya pada bak penampungan air yang terbuka. iii

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis berupa penulisan karya tulis ilmiah, yang penulis buat dalam rangka berpartisipasi aktif pada Lomba Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang diselenggarakan oleh Fakultas MIPA Program Studi Fisika Universitas Lambung Mangkurat. Atas selesainya penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga pada pihak SMA Negeri 6 Banjarmasin, khususnya Bapak Drs. H. Chairil Anwar, M.M, selaku Kepala Sekolah, dan Ibu Nina Sri Wahyuni, S.Pd, sebagai pembimbing. Penulis berharap karya tulis yang cukup sederhana ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai sarana informasi yang berguna bagi para generasi muda dalam mengembangkan daya kreatifitas, inovasi, dalam rangka meningkatkan kemampuan akademik khususnya dalam penulisan karya ilmiah berwawasan lingkungan. Harapan penulis tidaklah berlebihan dan penulis hanya ingin agar generasi muda ikut berperan aktif dalam pengaplikasian ilmu fisika dalam bidang teknologi. Akhirnya kepada semua para pembaca Karya Tulis ini, penulis mengharapkan saran serta kritik yang positif dari semua pihak yang berkepentingan. Atas perkenan dari semua yang mendukung tersusunnya karya tulis ini diucapkan terimakasih. Penulis, iv

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 1. Jenis, Bentuk, dan Umur Tanaman... 1 2. Lokasi dan Kondisi Sekitar Tanaman... 2 3. Jenis Media Tanam... 2 4. Besar Kecilnya Pot... 2 5. Musim... 2 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penulisan... 4 D. Manfaat Penulisan... 4 E. Metode Penulisan... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 5 A. Pentingnya Pengairan pada Tanaman... 5 B. Penggunaan Teknologi Pengairan dalam Bidang Pertanian... 5 C. Konsep Fisika dalam Pembuatan Teknologi Penyiram Tanaman Sederhana (Water Streamer)... 6 BAB III PEMBUATAN TEKNOLOGI PENYIRAM TANAMAN SEDERHANA (WATER STREAMER) UNTUK MEMPERMUDAH PENYIRAMAN TANAMAN... 9 A. Alat dan Bahan... 9 B. Cara Pembuatan Water Streamer... 9 C. Cara Kerja Water Streamer... 10 D. Desain Water Streamer... 11 E. Cara Kerja Water Streamer... 11 F. Penerapan Teknologi Water Streamer... 12 BAB IV PEMBAHASAN... 15 BAB V PENUTUP... 16 A. Kesimpulan... 16 B. Saran... 16 DAFTAR PUSTAKA... 18 v

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 : Desain Water Streamer... 12 Gambar 2 : Penampungan air hujan... 13 Gambar 3 : Drum penampungan air yang digunakan untuk Water Streamer 13 Gambar 4 : Aliran pipa PVC yang digunakan untuk Water Streamer... 14 Gambar 5 : Penerapan Water Streamer... 14 Gambar 6 : Penyiraman dengan Water Streamer... 15 Gambar 7 : Tanaman bayam yang disiram dengan teknologi Water Streamer... 15 Gambar 8 : Pemanenan sayur-sayuran... 16 Gambar 9 : Pemanenan sayur-sayuran yang disiram dengan teknologi Water Streamer... 16 vi

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Data penyiraman tanaman... 17 vii

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan kita sehari-hari, suatu sistem dengan perencanaan yang sangat kompleks sangat dibutuhkan guna mempermudah di dalam membantu kehidupan manusia. Apalagi jika sistem tersebut bergerak dengan suatu kontrol yang terpadu, maka hal ini akan membawa dampak kepada manusia untuk bisa memikirkan dan membuat suatu bentuk kontrol yang sekiranya akan dapat membantu dengan efisien. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam mengembangkan budidaya tanaman tersebut, misalnya faktor suhu, kelembaban, kebutuhan akan penyinaran atau intensitas cahaya yang digunakan, dan lain-lain (Wikipedia, 2007). Salah satu faktor yang mempengaruhi pada perkembangan tanaman yaitu penyiraman. Penyiraman merupakan suatu hal yang tidak dapat dilepaskan di dalam menjaga serta merawat agar tanaman dapat tumbuh dengan subur. Kebutuhan air yang cukup merupakan salah satu hal yang sangat penting. Jika hal ini telah salah digunakan akan berdampak fatal bagi perkembangan tanaman itu sendiri (Wikipedia, 2007). Faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan air pada tanaman adalah: 1. Jenis, Bentuk, dan Umur Tanaman Berdasarkan kebutuhan air, umumnya ada tiga jenis tanaman, yaitu: a. Jenis yang suka air, yaitu tanaman yang memerlukan kebutuhan air yang cukup banyak untuk dapat hidup dengan baik, contohnya jenis Adiantum, Begonia, Calathea, Dracaena, Dieffenbachia, Monstera, Peperomia serta jenis pakis-pakisan. b. Jenis yang menyukai air dalam jumlah sedang, yaitu tanaman yang memerlukan air yang cukup tapi tidak berlebih untuk tumbuh dalam kondisi yang sehat, contohnya adalah Aglaonema, Anthurium, Philodendron, dan lainnya.

2 c. Jenis yang menyukai sedikit air, yaitu jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik dalam keadaan sedikit air, contohnya berbagai jenis tanaman sukulen, kaktus, Sansiviera, Chryptanthus dan lainnya. 2. Lokasi dan Kondisi Sekitar Tanaman Lokasi juga mempunyai peran yang besar di dalam menentukan banyaknya air untuk penyiraman. Tanaman di dalam pot yang diletakkan di bawah naungan dengan yang langsung di bawah sinar matahari akan mempunyai perbedaan kebutuhan air. Umumnya tanaman yang berada di daerah naungan membutuhkan jumlah air yang relatif lebih sedikit dari pada tanaman yang terkena sinar matahari langsung. 3. Jenis Media Tanam Media merupakan material yang bersentuhan langsung dengan akar, bagian tanaman yang sangat penting untuk penyerapan air dan unsur hara lainnya.. Media tanaman yang umum digunakan adalah tanah, humus, sekam, cocopeat, pasir malang, dan akar pakis. Masingmasing jenis mempunyai daya ikat air yang berbeda-beda. 4. Besar Kecilnya Pot Pot yang kecil akan mempunyai tingkat kelembaban yang lebih kecil jika dibandingkan dengan media pada pot yang besar. Tetapi pot yang besar mempunyai kelebihan dalam pertumbuhan akar tanaman. Banyaknya ruang yang tersedia dapat memberikan ruang yang cukup untuk bernafasnya akar. 5. Musim Dua musim utama di Indonesia, musim kering dan musim hujan, akan mempengaruhi penyiraman terhadap tanaman. Pada musim kering, tanaman harus diperiksa apakah memerlukan penyiraman satu-dua hari sekali sedangkan musim hujan apakah harus disiram setiap hari atau tidak. Jika hal ini tidak dilakukan maka tanaman akan cepat mengalami kematian. (kebonkembang.com).

3 Kenyataan menunjukkan bahwa banyak masyarakat terutama petani yang mengalami kesulitan dalam memberikan penyiraman pada tumbuhan yang ditanaminya, baik itu perkebunan, sebenarnya untuk mengatasi keadaan tersebut, pemakaian penyiraman baik yang digerakkan oleh listrik maupun tenaga air telah lama dikenal oleh masyarakat maupun petani, tetapi pada kenyataannya masih banyak masyarakat dan petani yang belum memilikinya. Hal ini disebabkan karena kemampuan daya beli masyarakat dan petani masih terbatas. Penaggulangan masalah penyediaan penyiraman tanaman pada kegiatan pertanian, maka dibutuhkan penyiram yang sangat sederhana, baik dalam pembuatannya dan juga dalam pemeliharaannya mempunyai prospek yang baik. Streamer ini bekerja tanpa menggunakan bahan bakar. Streamer ini memanfaatkan tenaga aliran air yang jatuh dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah atau dialirkan langsung ke streamer. Penggunaan streamer memiliki keuntungan tidak membutuhkan bahan bakar, tidak membutuhkan pelumas, bentuknya sederhana. Streamer ini sangat tepat untuk daerah-daerah dengan populasi masyarakat dan petani yang mempunyai keterampilan terbatas, karena pemeliharaan yang dibutuhkan sederhana. Karya tulis ini menunjukkan bahwa siapapun yang memiliki kemampuan teknis minimal dapat melakukan survey, merencanakan dan membuat sendiri water streamer dari bahan-bahan yang mudah diperoleh, dan melakukan pemeliharaan yang diperlukan. Akhirnya dalam karya tulis ini penulis berharap hal ini dapat memberikan keterangan yang diperlukan untuk merangsang perhatian masyarakat khususnya masyarakat petani, sehingga dapat meringankan beban kerja serta meningkatkan produktivitas hasil pertanian. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dikemukakan adalah: 1. Bagaimana cara merancang dan membuat teknologi penyiram tanaman sederhana? 2. Bagaimana pemanfaatan dan pengelolaan air yang efisien dan efektif? 3. Bagaimana melakukan konservasi air dengan memanfaatkan air hujan?

4 C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang akan dicapai dalam pembuatan water streamer ini adalah sebagai berikut : 1. Merancang dan membuat alat bantu penyiram tanaman. 2. Menuangkan pengetahuan teori dan praktek hasil pembelajaran dalam bentuk konstruksi nyata dan terapan. 3. Dapat memberi contoh pemanfaatan dan pengelolaan air yang efisien dan efektif melalui pemanfaatan teknologi irigasi bertekanan rendah menggunakan water streamer. 4. Melakukan konservasi air dengan memanfaatkan air hujan yang ada dengan menampungnya pada bak penampungan air terbuka. D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang akan dicapai dalam pembuatan streamer ini adalah : 1. Dapat membantu pekerjaan bagi mereka yang memiliki kesibukan dan tidak mempunyai waktu luang untuk merawat tanaman mereka. 2. Diharapkan dengan adanya water streamer ini penyriraman tanaman dapat dikerjakan dengan mudah. 3. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang ilmu teknologi terapan. 4. Kita dapat melakukan penghematan air pada proses pengairan pada tanaman. E. Metode Penulisan Pada penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode diskriptif dan eksperimen dengan mengujikan alat penyiram Water Streamer pada lahan penanaman sayur-sayuran yang ada di SMAN 6 Banjarmasin.

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pentingnya Pengairan pada Tanaman Pertumbuhan tanaman sangat peka terhadap kekurangan air. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengairan. Jenis tanah adalah bagian yang harus diperhitungkan dalam pengairan, artinya kita akan mengukur tingkat kadar ph dalam air demi memperoleh kecocokan yang berkesinambungan dengan tanah untuk memudahkan perkembangan akar. (Depdiknas, 2008:281). Pemberian air yang cukup dapat membantu menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut pupuk. Kelembapan tanah jangan kurang dari 60 70% dari kapasitas lapangan jadi sebagian besar lahan memerlukan pengairan tambahan agar pertumbuhan dapat terjadi secara optimal (Depdiknas, 2008:196). Dalam melakukan pengairan hal yang harus diperhatikan antara lain: Jumlah air yang di siram tidak menyebabkan tanaman tergenang, sebaiknya dilakukan per periodik yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan jenis tanaman yang ditanam, dan waktu penyiraman paling baik dilakukan sewaktu suhu masig rendah pada waktu awal pagi atau sore hari (Depdiknas, 2008:292). B. Penggunaan Teknologi Pengairan dalam Bidang Pertanian Air yang diberikan pada kisaran yang tepat dengan bergantung pada sifatsifat fisika tanah dan dibantu dengan teknologi pengairan yang baik mampu menjamin pola tanam dalam setahun dan pengaturan waktu tanam, sehingga efisiensi penggunaan air meningkat, yang pada akhirnya mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang bertani melalui diversifikasi tanaman. Teknologi pengairan yang tepat, efisien, dan efektif akan meningkatkan produktivitas tanaman 2 3 kali lipat dari sistem pertanian yang disiram secara manual. Hal ini ditunjukkan dari data Badan Pusat Statistika (BPS) berikut ini: pada tahun 1997 produksi bayam di Indonesia mencapai 73.790 ton dan bawang merah mencapai 294.423 ton, sedangkan pada tahun 2009 produksi bayam di Indonesia mengalami peningkatan hingga 2 kali lipat dari jumlah semula yaitu

6 mencapai 173.750 ton dan bawang merah mengalami peningkatan hingga 3 kali lipat yaitu mencapai 965.164 ton. Namun, penerapan teknologi pengairan pertanian perlu dilakukan secara bertahap dan didukung oleh penelitian terpadu dengan mempertimbangkan kebutuhan petani. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain: 1. Sifat-sifat tanah yang berkaitan dengan teknik pengairan 2. Sumber air pengairan yang tersedia layak secara sosial-ekonomis dan aman bagi lingkungan 3. Nilai ekonomi komoditas yang dibudidayakan 4. Jumlah dan distribusi hujan, kebutuhan air tanaman untuk setiap fase pertumbuhan, dan jumlah air yang harus disediakan 5. Teknik pengairan yang tepat, efektif, efisien, frekuensi pemberian, biaya, dan dampaknya terhadap produksi, serta biaya dan keuntungan 6. Dampak negatif sistem pengairan dalam jangka panjang C. Konsep Fisika dalam Pembuatan Teknologi Penyiram Tanaman Sederhana (Water Streamer) Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Oleh karena itu yang termasuk fluida hanyala zat cair dan gas. Konsekuensi dari sifat ini adalah hukum Pascal yang menekankan pentingnya tekanan dalam mengarakterisasi bentuk fluid. Pada pembuatan teknologi penyiram tanaman sederhana (water streamer) menggunakan prinsip fluida yaitu mekanika fluida. Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida statik dan fluida dinamik. Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam sementara, sedangakan fluida dinamis mempelajari fluida yang bergerak. Pada fluida statis terdapat persamaan tekanan, sedangkan pada fluida dinamis terdapat persamaan debit aliran dan azas bernoulli. 1. Fluida Statis a. Tekanan Tekanan (P) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A), maka besarnya tekanan adalah gaya dibagi

7 dengan luas. Tekanan zat cair disebarkan ke segala arah dengan sama rata. Dirumuskan dengan persamaan : Keterangan: P = Tekanan (Pa) F = Gaya (N) A = Luas permukaan (m 2 ) 2. Fluida Dinamis a. Debit Aliran Volume fluida tiap satuan waktu yang mengalir dalam pipa disebut debit. Dirumuskan dengan persamaan: Keterangan: b. Azas Bernoulli Pada azas Bernoulli berlaku hubungan antara tekanan (P), kecepatan alir (v), dan tinggi tempat (h) dalam satu garis lurus. Sehingga azas Bernoulli dapat didefinisikan yaitu tekanan fluida di tempat yang kecepatannya tinggi lebih kecil daripada di tempat yang kecepatannya lebih rendah. Jadi semakin besar kecepatan

8 fluida dalam suatu pipa maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya makin kecil kecepatan fluida dalam suatu pipa maka semakin besar tekanannya. Dirumuskan dengan persamaan: Keterangan: P = Tekanan (Pa)

9 BAB III PEMBUATAN TEKNOLOGI PENYIRAM TANAMAN SEDERHANA (WATER STREAMER) UNTUK MEMPERMUDAH PENYIRAMAN TANAMAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan dalam pembuatan teknologi penyiram tanaman sederhana (water streamer) adalah sebagai berikut : a. Gergaji besi b. Palu c. Paku 2. Bahan Bahan yang digunakan dalam pembuatan teknologi penyiram tanaman sederhana (water streamer) adalah sebagai berikut : a. Drum (tempat penampungan air) b. Pipa PVC c. Lem pipa d. Seal tape (selotip pipa) e. Kran pengatur debit f. Pipa siku-siku g. Penutup pipa B. Cara Pembuatan Water Streamer Langkah-langkah cara membuat water streamer adalah sebagai berikut : 1. Potonglah pipa PVC menjadi beberapa bagian, kemudian lubangi salah satu bagian pipa PVC yang telah dipotong tadi dengan menggunakan paku. 2. Lilitkan selotip pipa pada pipa yang tidak berlubang lalu berikan lem, setelah itu masukkan pipa ke bak penampungan air yang telah dilubangi

10 pada bagian dasarnya. Letak bak penampungan air harus lebih tinggi daripada letak tanaman yang akan diairi. 3. Gunakan pipa siku-siku untuk membelokkan arah pipa. 4. Sambungkan pipa PVC dengan kran pengatur debit air untuk memudahkan pengaturan debit air yang digunakan. Gunakan selotip pipa dan lem pipa untuk memperkuat sambungan antar pipa satu dengan lainnya. 5. Setelah kran pengatur debit air dipasang sambungkan pipa PVC yang tidak berlubang dengan pipa PVC yang telah dilubangi. 6. Gunakan penutup pipa pada bagian ujung pipa PVC untuk mencegah keluarnya air dari ujung pipa PVC. 7. Water streamer pun siap untuk digunakan untuk menyiram tanaman. C. Cara Kerja Water Streamer Prinsip dari water streamer adalah pemberian air pada tanaman yang dilakukan dengan menggunakan jaringan pipa bertekanan rendah, yang dipasangi dengan penetes (emitter) dan ditempatkan sepanjang baris-baris tanaman (Baars, 1976). Dasar operasi water streamer adalah memberikan air ke tanaman dengan menggunakan jaringan pipa yang ekstensif pada tekanan rendah (1 2 atm) yang diletakan di dekat tanaman yang akan diairi. Air keluar dari jaringan pipa melalui lubang-lubang penetes dalam bentuk tetesan (trickle), karena adanya perbedaan tinggi tekan antara sumber air dan penetes. Salah satu ciri khas water streamer adalah bahwa air dialirkan dari sumbernya ke tanaman yang akan diairi melalui jaringan pipa yang ektensif. Komponen-komponen yang digunakan dalam sistem ini meliputi pengendali tinggi tekan, jaringan pipa, dan unit penetes. Sasaran utama dari perancangan dan pengelolaan sistem irigasi yang baik adalah memperoleh kapasitas sistem yang bisa mencukupi kebutuhan air seluruh tanaman. Hubungan antara debit penetes minimum dan rata-rata merupakan faktor terpenting dalam pemakaian sistem irigasi ini. Tingkat keseragaman sistem irigasi tetes dinyatakan sebagai keseragaman tetesan (Emission Uniformity, EU).

11 D. Desain Water Streamer Bak Penampungan Air Keterangan: 1. Aliran air pada pipa 2. Kran pengatur debit 3. Air yang keluar dari pipa 1 2 3 Bak Penanaman Gambar 1. Desain water streamer E. Cara Penggunakan Water Streamer Cara penggunakan teknologi water streamer adalah sebagai berikut : 1. Tampung lah air pada bak penampungan air. Penggunaan air hujan juga dapat dilakukan sebagai salah satu bentuk konservasi air. Tambahkan senyawa HCO 3 (zat kapur) sebagai penetralisir zat asam yang terkandung dalam air hujan. 2. Putar dan aturlah kran pengatur debit air agar air dapat mengalir pada pipa PVC. 3. Air akan mengalir dan keluar dari lubang-lubang yang ada pada pipa PVC. 4. Apabila kelembapan tanah dan tanaman dirasa sudah cukup maka putar kran pengatur debit air untuk menutup aliran air agar aliran air pada pipa PVC menjadi berhenti.

12 F. Penerapan Teknologi Water Streamer Ini merupakan foto-foto dari penerapan teknologi water streamer yang ada di sekolah kami : Gambar 2. Penampungan air hujan Gambar 3. Drum penampungan air yang digunakan untuk water streamer

13 Gambar 4. Aliran pipa PVC yang digunakan untuk water streamer Gambar 5. Penerapan water streamer Gambar 6. Penyiraman dengan water streamer

14 Gambar 7. Tanaman bayam yang disiram dengan teknologi water streamer Gambar 9. Pemanenan sayur-sayuran yang disiram dengan teknologi water streamer

15 BAB IV PEMBAHASAN Pengairan merupakan suatu hal yang penting dalam dunia pertanian, dengan pengairan maka dapat membantu menstabilkan kelembaban tanah dan sebagai pelarut pupuk pada tanah. Tanpa pengairan yang tepat tanaman tidak akan dapat tumbuh dengan baik. Selain itu penggunaan teknologi pengairan yang tepat juga dapat mempermudah proses pengairan pada lahan tempat tanaman tumbuh. Kemudian penghematan air untuk proses pengairan juga merupakan hal yang tidak kalah penting karena air merupakan sumber kehidupan, apabila penghematan air tidak dilakukan maka generasi mendatang akan kekurangan air. Oleh karena itu perlu dicarikan suatu teknologi alternatif untuk melakukan proses pengairan yang mudah dan efisien serta dapat menghemat penggunaan air, yaitu dengan penggunaan water streamer. Hal ini ditunjukkan dalam data berikut ini : Tabel 1. Data penyiraman tanaman Metode Alat penyiram Ember Water streamer Penyiraman tanaman manual Lahan 2m x 12m 2m x 12m 2m x 12m Volume air 10 liter/ember 7 liter/penyiram 200 liter/drum Usaha 4 kali/ember 6 kali/penyiram 1 kali/drum Penyiraman Waktu 7 menit 15 menit 4 menit Water streamer dapat dibuat secara mudah dan menggunakan bahan-bahan yang sederhana serta murah. Pengairan dengan teknologi ini tidak membutuhkan bahan bakar dan sangat efisien karena dapat mempermudah proses pengairan pada saat bertani, serta dapat melakukan konservasi air dengan memanfaatkan air hujan yang ada dengan menampungnya pada bak penampungan air yang terbuka..

16 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengairan merupakan suatu hal yang penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman karena dapat menstabilkan kelembaban pada tanah dan sebagai pelarut pupuk. 2. Penggunaan teknologi pengairan yang tepat juga dapat mempermudah proses pengairan pada lahan tempat tanaman tumbuh. Kemudian penghematan air untuk proses pengairan juga merupakan hal yang tidak kalah penting karena air merupakan sumber kehidupan, apabila penghematan air tidak dilakukan maka generasi mendatang akan kekurangan air. Oleh karena itu perlu dicarikan suatu teknologi alternatif untuk melakukan proses pengairan yang mudah, murah, dan efisien serta dapat menghemat penggunaan air, yaitu dengan penggunaan teknologi Water Streamer. 3. Water Streamer dapat dibuat secara mudah dan menggunakan bahanbahan yang sederhana serta murah. Pengairan dengan teknologi ini tidak membutuhkan bahan bakar dan sangat efisien karena dapat mempermudah proses pengairan pada saat bertani, serta dapat melakukan konservasi air dengan memanfaatkan air hujan yang ada dengan menampungnya pada bak penampungan air yang terbuka. B. Saran Berdasarkan hasil yang dilakukan, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Hendaknya kita menggunakan teknologi Water Streamer untuk melakukan proses pengairan pada tanaman kita, karena dengan penggunaan teknologi ini kita dapat menghemat waktu, tenaga, dan

17 melakukan konservasi air yang sangat berguna sebagai sumber kehidupan bagi generasi mendatang agar tidak kekurangan air. 2. Penggunaan Water Streamer patut dimasyarakatkan untuk mempermudah masyarakat melakukan proses penyiraman pada tanaman yang dimilikinya.

18 DAFTAR PUSTAKA Adhi Nugroho, Prihanantho. 2008. Sistem Otomatis Penyiraman Tanaman pada Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler MCS-51. Semarang: Undip Anonim.Badan Pusat Statistika. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=55& notab=15 Anonim.Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/pertanian Anonim.Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/mekanika_fluida Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Jakarta: Depdiknas Kurnia, Undang. 2004. Prospek Pengairan Pertanian Tanaman Semusim Lahan Kering. Bogor: Balai Penelitian Tanah Sintia, Mona. 2008. Dasar Pengetahuan Kebutuhan Air pada Tanaman. http://www.kebonkembang.com/component/content/article/151.html?josccle an=1&comment_id=96 Siswanto dan Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta: Depdiknas