ABSTRAK. Irvan Hadi Purnomo Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA N 10 Pekanbaru, semester

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Seputih Agung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

PENGGUNAAN GAMBAR DALAM PENYAJIAN SOAL CERITA MATEMATIKA DI KELAS I MIN GUNUNG PANGILUN PADANG. Oleh: Nuryasni MTsN Model Padang

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kampar,

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

BAB III METOE PENELITIAN. penelitian ini, hanya menggunakan kelas eksperimen tanpa adanya kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan hasil penelitian yang disajikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan bermaksud mengetahui Pengaruh Metode Discovery Learning

Efektivitas Model Pengajaran Langsung Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas VIII SMP Kristen Dende. Rubianus. Abstrak

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan,

Pertemuan Ke-11. Teknik Analisis Komparasi (t-test)_m. Jainuri, M.Pd

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Metodelogi adalah sekumpulan prosedur yang terdokumentasi. dalam penelitian. Soekidjo Notoatmodjo, (2002:29)

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengampilan data dilakukan pada bulan Juli tahun 2013, tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII (delapan) semester ganjil di

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 12

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapat perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran TSTS (Two Stay

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PRACTICE-REHEARSAL PAIRS

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

M A K A L A H. Disusun oleh : KARTOBI NIM

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

BAB III METODE PENELITIAN. pre test post test with control group. Penelitian ini berupaya untuk

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki

BAB III METODE PENELITIAN

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

A. Pengertian Hipotesis

Musbir dan Osita Sari, Penerapan Model...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan

METODOLOGI PENELITIAN. disengaja ditimbulkan oleh peneliti (Arikunto, 2006:3). Dengan cara ini peneliti sengaja

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOG1 PENELIT1AN. penelitian sangat tergantung pada metode yang digunakan. Tujuan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI 6I KOTA BENGKULU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi, (2003:17) Metodologi penelitian adalah cara yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran dengan jumlah siswa 32 orang. terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. ilmu pengetahuan. Sukardi (2008, 19 ) mengatakan bahwa metodologi

Bab III Metoda Taguchi

BAB V HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bukit Kemuning Tahun Pelajaran

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Ngemplak.Sekolah ini beralamatkan di jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

PENGARUH PENDEKATAN KETERAPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 SEUNUDDON ACEH UTARA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan ini dapat dijadikan landasan

IIL. METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. hanya menggunakan kelas eksperimen tanpa adanya kelas kontrol.

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK MONITORING DAN EVALUASI KINERJA DOSEN DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS TANJUNGPURA

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

Bab V Hasil Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Univ. Muhammadiyah Mataram (

STATISTIKA NON PARAMETRIK

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DEMONTRAI TERHADAP MINAT DAN PRETAI BELAJAR IWA PADA KOMPETENI ITEM LITRIK OTOMOTIF KELA XI PADA JURUAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI MK PIRI YOGYAKARTA Irva Hadi Puromo Mahasiswa Program tudi Pedidika Tekik Otomotif FT UNY ABTRAK Tujua dari peelitia ii adalah: () megetahui miat belajar siswa sebelum da sesudah pembelajara pada kelas eksperime da kelas kotrol, () megetahui prestasi belajar siswa sebelum da sesudah pembelajara pada kelas eksperime da kelas kotrol; Jeis peelitia ii adalah peelitia eksperime dega megguaka desai peelitia Quasi Eksperimet Cotrol Group. subyek yag diguaka dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI Jurusa Tekik Kedaraa Riga MK PIRI Yogyakarta. Jumlah sampel sebayak 60 siswa yag terbagi dalam kelompok eksperime yaitu kelas TKR 5 da kelompok kotrol yaitu kelas TKR. Berdasarka hasil aalisis data peelitia dapat disimpulka bahwa miat belajar siswa yag megguaka metode pembelajara demostrasi lebih tiggi dibadigka dega siswa yag tidak megguaka metode pembelajara demostrasi. Hal tersebut ditujukka dari hasil uji-t dega ilai t=,93 yag ilaiya lebih besar dari t tabel =,676. Prestasi belajar siswa yag megguaka metode pembelajara demostrasi lebih tiggi dibadigka dega siswa yag tidak megguaka metode pembelajara demostrasi. Hal tersebut ditujukka dari hasil uji-t dega ilai t=,344 yag ilaiya lebih besar dari t tabel =,676. Kata Kuci : Miat Belajar, Prestasi Belajar. I. Pedahulua Peelitia dilaksaaka di MK PIRI Yogyakarta yag megambil mata diklat kelistrika otomotif. Berdasarka observasi, peeliti meemuka beberapa masalah yag ada di MK PIRI Yogyakarta. berdasarka kegiata observasi dilapaga, terlihat masih bayak siswa yag kesulita pada mata diklat Listrik Otomotif. hal ii disebabka peguasaa pada kosep dasar yag belum terlalu matag. Kemampua meguasai kosep Listrik Otomotif sagat diperluka utuk peguasaa kompetesi tigkat selajutya, maka dari itu perlu dilakuka upaya utuk meigkatka pemahama kosep Listrik Otomotif salah satuya dega peigkata peraa media pembelajara. Dega memperhatika uraia di atas, maka perlu diugkap media yag efektif da efisie utuk meigkatka kualitas pembelajara Mata diklat Listrik Otomotif. Guru megguaka metode ceramah da mecatat utuk meeragka materi pada siswa. iswa yag gaduh da serig bicara sediri saat diteragka mejadi pegaruh bagi siswa yag lai mejadi gaduh sehigga materipu tidak tersampaika. Peserta didik lebih tertarik pada mata diklat praktik, sehigga mata diklat teori diabaika. Peserta didik kurag aktif dalam bertaya maupu meaggapi da memberi respo pada saat materi tersebut dijelaska. Peserta didik kurag tertarik utuk membaca materi da mecari referesi dari sumber lai. Masalah yag terjadi di Kelas X Tata Busaa B ii memerluka strategi khusus agar peserta didik tertarik da paham dega materi ajar, sehigga berimplikasi pada ketercapaia hasil belajar yag maksimal. Dega adaya latar belakag tersebut peeliti tertarik utuk melakuka peelitia yag berjudul pegaruh pegguaa metode pembelajara demostrasi terhadap miat da prestasi belajar siswa pada kompetesi sistem listrik otomotif kelas xi pada jurusa tekik kedaraa riga di smk piri yogyakarta. Peeliti membatasi pada metode pembelajara demostrasi, miat

belajar siswa da prestasi belajar siswa. Dega adaya batasa tersebut peeliti megambil rumusa masalah : a. Apakah ada perbedaa miat belajar siswa pada kelas yag megguaka metode pembelajara demostrasi dega kelas yag tidak megguaka metode pembelajara demostrasi? b. Apakah ada perbedaa prestasi belajar siswa pada kelas yag megguaka metode pembelajara demostrasi dega kelas yag tidak megguaka metode pembelajara demostrasi? II. Kajia teori Berdasarka judul yag diambil oleh peeliti, kajia teori yag dipakai atara lai deskripsi de pembelajara demostrasi, miat belajar siswa, da prestasi belajar siswa. Meurut Muhibbi yah (00:08), metode demostrasi adalah metode megajar dega cara memperagaka barag, kejadia, atura da uruta melakuka suatu kegiata, baik secara lagsug maupu melalui pegguaa media pembelajara yag releva dega pokok bahasa atau materi yag sedag disajika, Mafaat psikologis dari metode demostrasi : a. Perhatia siswa dapat lebih dipusatka. b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yag sedag dipelajari. c. Pegalama da kesa sebagai hasil pembelajara lebih melekat dalam diri siswa. Metode demostrasi juga memiliki beberapa kelemaha, di ataraya : a. Metode demostrasi memerluka persiapa yag lebih matag, sebab tapa persiapa yag memadai demostrasi bisa gagal sehigga dapat meyebabka metode ii tidak efektif lagi. b. Demostrasi memerluka peralata, baha-baha da tempat yag memadai berarti pegguaa metode ii memerluka pembiayaa yag lebih mahal dibadigka dega ceramah. c. Demostrasi memerluka kemampua da keterampila guru yag khusus sehigga guru ditutut utuk bekerja dega lebih profesioal. Disampig itu demostrasi juga memerluka kemaua da motivasi guru yag bagus utuk keberhasila proses pembelajara. Meurut Baharuddi (003:3) miat ialah suatu pemusata perhatia yag tidak disegaja yag terlahir dega peuh kemauaya da yag tergatug dari bakat da ligkuga. Meurut Dakir (978: 0), prestasi merupaka perubaha yag meuju ke arah yag lebih maju da perubaha itu didapat karea adaya latiha-latiha yag disegaja, sebab hasil belajar tidak ditemuka secara kebetula. III. Metode Peelitia Desai Peelitia Pada peelitia ii aka dicari da diteliti, bagaimaa pegaruh pegguaa metode pembelajara demostrasi terhadap miat da prestasi belajar siswa. Jeis peelitia yag diguaka adalah peelitia eksperime. Meurut ugiyoo (006: 07), peelitia eksperime adalah peelitia yag diguaka utuk mecari pegaruh perlakua tertetu, terhadap yag lai dalam kodisi yag terkedali. Desai peelitia yag diguaka dalam peelitia ii adalah Quasi Exsperimetal Desig, yaitu Noequivalet Cotrol Group Desig. ubyek dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI Jurusa Tekik Kedaraa Riga MK PIRI Yogyakarta yaitu: kelas XI TKR, TKR 5 dega jumlah seluruhya 60 siswa. Prosedur peelitia pada peelitia ii meliputi tahap persiapa peelitia da tahap pelaksaaa peelitia.. Tahap Persiapa Peelitia meliputi : Peyiapa metode pembelajara demostrasi sesuai dega materi yag aka diajarka, Peetua kelompok eksperime, kelompok kotrol da kelompok uji istrumet, Melakuka Pretest, Proses belajar-megajar (PBM) pada kelas

eksperime, Proses belajar-megajar (PBM) pada kelas cotrol, Melakuka Posttest, Aalisis data, Pembuata lapora. Tahap Pelaksaaa Peelitia : a. Kelas Kotrol : Pre experimet Measuremet, Pemberia materi pembelajara, Pemberia Post tes b. Kelas Eksperime : Pre experimet Measuremet, Pemberia perlakua, Pemberia Post tes Tujua dari pegguaa istrume adalah utuk memudahka peeliti dalam megambil da megolah data. Meurut udjaa da Ibrahim (00: 99), istrume peelitia sebagai alat pegumpul data dibedaka mejadi: () test; () wawacara da koesioer (agket); (3) daftar ivetaris; (4) skala pegukura; (5) observasi; (6) sosiometri. Pada peelitia ii istrume yag diguaka adalah berupa kuesioer da tes prestasi. Kuesioer atau agket adalah sejumlah pertayaa atau peryataa tertulis, yag diguaka utuk memperoleh iformasi dari respode. Pada agket ii diguaka skala likert dega alteratif jawaba yag disediaka yaitu sagat setuju (), setuju (), tidak setuju (T), sagat tidak setuju (T), dega skor masig-masig butir adalah 4, 3,, utuk peryataa positif da,, 3, 4 utuk peryataa egatif. Pada peelitia ii tekik aalisis data yag diguaka adalah statistik deskriptif da utuk pegujia hipotesis diguaka Uji-t dua sampel idepede. ebelum pegujia hipotesis terlebih dahulu dilakuka pegujia prasyarat aalisis, yaitu: Uji Normalitas da Uji Homogeitas data.. Pegujia Prasyarat Aalisis a. Uji Normalitas Pegguaa statistik Parametris utuk pegujia hipotesis memerluka prasyarat data variabel berdistribusi ormal (ugiyoo, 007: 75).. Uji ormalitas data dilakuka dega megguaka uji satu sampel Kolmogorov-mirov (Oe ampel Kolmogorov-mirov Test) b. Uji Homogeitas Uji Homogeitas diguaka utuk megetahui apakah kelompok berasal dari populasi yag homoge atau tidak dega membadigka kedua variasya. Uji homogeitas dilakuka pada data variabel sebelum da setelah perlakua. elai itu pegujia homogeitas juga diguaka sebagai pertimbaga pada uji-t. Pegujia homogeitas dilakuka dega aalisis Oe-Way Aova.. Pegujia Hipotesis Dalam peelitia ii, pegujia hipotesis pertama megguaka Uji-t komparatif dua sampel idepede, yaitu utuk megetahui miat belajar siswa dega metode pembelajara demostrasi lebih tiggi daripada siswa yag tapa dega metode pembelajara demostrasi. Utuk meguji hipotesis kedua juga megguaka Uji-t komparatif dua sampel idepede, yaitu megetahui prestasi belajar siswa dega metode pembelajara demostrasi lebih tiggi daripada siswa tapa metode pembelajara demostrasi. IV. Hasil Peelitia Da Pembahasa Pegguaa metode pembelajara demostrasi telah bayak memberika kotribusi terhadap tiggiya miat belajar siswa. Hal ii ditujukka pada deskripsi data dimaa kelompok eksperime memiliki skor rata-rata miat belajar = 86,97 da kelompok kotrol memiliki skor rata-rata 85,73. Ii meujukka skor rata-rata miat belajar kelompok eksperime lebih tiggi dari kelompok kotrol sebesar,4. Besarya skor rata-rata miat belajar siswa setelah perlakua kelompok eksperime dari skor maksimal adalah (90,30/0) x 00% = 75,5 %. Besarya skor rata-rata miat belajar

siswa setelah perlakua pada kelompok kotrol dari skor maksimal adalah (85,77/0) x 00 % = 7,46 %. Perbadiga skor miat belajar siswa setelah perlakua pada kelompok kotrol da kelompok eksperime, meujukka skor kelompok eksperime lebih tiggi dari kelompok kotrol sebesar 75,5% - 7,46% = 3,79% dari skor maksimal. perbadiga ilai miat belajar siswa setelah perlakua dega metode pembelajara demostrasi atara kelompok kotrol, kelompok eksperime, da ilai total dapat dilihat pada Gambar. Gambar. Nilai Miat Belajar Kelas Eksperime da Kelas Kotrol Pegguaa metode pembelajara demostrasi juga telah bayak memberika kotribusi terhadap tiggiya prestasi belajar siswa. Hal ii ditujukka pada deskripsi data dimaa utuk ilai prestasi belajar, kelompok eksperime setelah perlakua memiliki ilai rata-rata = 7,70 da kelompok kotrol setelah perlakua memiliki ilai rata-rata 6,75. Ii meujukka ilai rata-rata prestasi belajar kelompok eksperime lebih tiggi dari kelompok kotrol sebesar 0,95. Besarya skor rata-rata prestasi belajar siswa setelah perlakua pada kelompok eksperime dari skor maksimal adalah (7,70/0) x 00 % = 77,0%. Besarya skor rata-rata prestasi belajar siswa setelah perlakua pada kelompok kotrol dari skor maksimal adalah (6,75/0) x 00 % = 67,5%. Perbadiga skor prestasi belajar siswa setelah perlakua pada kelompok kotrol da kelompok eksperime, meujukka skor kelompok eksperime lebih tiggi dari kelompok kotrol sebesar 77,0% - 67,5% = 9,5% dari skor maksimal. perbadiga ilai prestasi belajar siswa setelah perlakua dega metode pembelajara demostrasi atara kelompok kotrol, kelompok eksperime, da ilai total dapat dilihat pada Gambar. Gambar. Nilai Prestasi Belajar Kelas Eksperime da Kelas Kotrol

. Uji Hipotesis Berdasarka deskripsi data da uji persyarata aalisis, telah meujukka bahwa data berdistribusi ormal da homoge, maka pegujia hipotesis dapat dilaksaaka. Pegujia hipotesis dilakuka dega megguaka Uji-t komparatif dua sampel idepede (uji satu pihak) dega rumus: t = X X r Keteraga: X = Rata-rata sampel X = Rata-rata sampel = impag baku sampel = impaga baku sampel = Varias sampel = Varias sampel r = Korelasi atara dua sampel Hasil aalisis pada peelitia dapat dilihat pada table dibawah ii : a. Hasil Uji-t Komparatif Dua ampel Idepede Variabel Miat Belajar Variabel Dk t hit tt,5 % µ-µ 58,93,676 Keteraga: µ = Miat belajar kelompok eksperime. µ = Miat belajar kelompok kotrol. dk = Derajat kebebasa. t hit = Nilai t hitug. tt, 5 % = Nilai t tabel dega taraf sigifikasi 5 %. Dega membadigka besarya ilai t dari perhituga data da besar t tabel maka dapat diketahui bahwa t hitug > t tabel yaitu:,93 >,676. Hasil t hitug lebih besar dari t tabel, maka hipotesis ol ditolak, hal ii berarti miat belajar siswa yag megguaka metode pembelajara demostrasi lebih tiggi daripada siswa yag tidak megguaka metode pembelajara demostrasi. b. Hasil Uji-t Komparatif Dua ampel Idepede Variabel Prestasi Belajar Variabel dk t hit tt,5 % µ-µ 58,344,676 Keteraga: µ = Prestasi belajar kelompok eksperime. µ = Prestasi belajar kelompok kotrol.

dk = Derajat kebebasa. t hit = Nilai t hitug. tt, 5 % = Nilai t tabel dega taraf sigifikasi 5 %. Dega membadigka besarya ilai t dari perhituga data da besar t tabel maka dapat diketahui bahwa t hitug > t tabel yaitu:,344 >,676. Hasil t hitug lebih besar dari t tabel, maka hipotesis ol ditolak, hal ii berarti Prestasi belajar siswa yag megguaka metode pembelajara demostrasi lebih tiggi daripada siswa yag tidak megguaka metode pembelajara demostrasi. V. Kesimpula Da ara Berdasarka pegolaha data da pembahasa yag dipaparka pada Bab IV, maka kesimpula dari peelitia ii sebagai berikut:. Miat belajar siswa yag megguaka metode pembelajara demostrasi lebih tiggi dibadigka dega siswa yag tidak megguaka metode pembelajara demostrasi. Hal tersebut ditujukka dari hasil uji-t dega ilai t=,93 yag ilaiya lebih besar dari t tabel =,676.. Prestasi belajar siswa yag megguaka metode pembelajara demostrasi lebih tiggi dibadigka dega siswa yag tidak megguaka metode pembelajara demostrasi. Hal tersebut ditujukka dari hasil uji-t dega ilai t=,344 yag ilaiya lebih besar dari t tabel =,676. Berdasarka kesimpula, keterbatasa peulis dalam megiterprestasika hasil peelitia da implikasi maka, dapat dikemukaka sara-sara sebagai berikut :. Perlu adaya metode pembelajara demostrasi dalam peyampaia materi pelajara, karea disampig dapat memperlacar proses belajar megajar juga dapat meigkatka miat terutama pada idikator perhatia da prestasi belajar siswa.. Guru perlu melakuka pemataua tigkah laku siswa salah satuya miat belajar selama proses pembelajara. Hal ii aka membatu guru utuk memahami setiap masalah yag mucul da dapat dipakai utuk upaya peigkata itesitas belajar siswa. Daftar Pustaka [] Muhibbi yah. (00). Psikologi Pedidika Dalam Pedekata Baru. Badug:PT. Remaja Rosdakarya. [] Baharudi. (003). Psikologi Pedidika Refleksi Teoritis Terhadap Feomea.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media [3] ugiyoo.(006). Metode Peelitia Pedidika (Pedekata Kuatitatif, Kualitatif, da R & D). Badug: Alfabeta [4] Naa udjaa da Ibrahim. (00). Peelitia da Peilaia Pedidika. Badug: iar Baru Algesido. [5] ugiyoo (007). Metode Peelitia Kuatitatif Kualitatif da R&D. Badug: Alfabeta.