Memperhatikan : I. PERSIDANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Talak

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Gugat

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA AMBON. Nomor : W24-A/819.a/OT.01.1/VIII/2016 TENTANG

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN

RAPAT KERJA DAERAH PENGADILAN TINGGI AGAMA JAMBI DENGAN PENGADILAN AGAMA SEWILAYAH PENGADILAN TINGGI AGAMA JAMBI TAHUN 2013

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA ANDOOLO Nomor : W21-6 / SK. 1a / HK.00.6 / I /2014

Hakim sebagai pendekar hukum dan pendekar peradilan

BAB IV PENGAWASAN. Apel/upacara bendera setiap hari senin pagi setiap bulannya. Mengadakan arisan Dharma Yukti Karini cabang Kotabumi.

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU

EVALUASI PENETAPAN KINERJA 2016

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR IYAH 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Sistem pelayanan

LAPORAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN (TLHP) HAKIM PENGAWAS BIDANG (HAWASBID) CATURWULAN III TAHUN 2016

REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE TAHUN 2016

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENERIMAAN DAN PEMBUATAN LAPORAN PERKARA BANDING DI PENGADILAN TINGGI AGAMA KUPANG

DRAFT RANCANGAN PROGRAM KERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG DAN PENGADILAN AGAMA SE JAWA BARAT TAHUN 2016

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Petugas Meja I menerima gugatan,

PROGRAM KERJA PENGADILAN AGAMA MASOHI TAHUN 2013

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Persiapan Sidang

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN TENTANG STANDAR LAYANAN KEGIATAN DI PENGADILAN AGAMA BLITAR TAHUN 2013

REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN

PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN AGAMA MAJALENGKA TAHUN 2014

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

A. PELAYANAN MASYARAKAT

Tentang URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEGAWAI PENGADILAN AGAMA MAGELANG. : MUSTAQIMAH, S.Ag. N I P : : Panitera Muda Gugatan

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

KATA PENGANTAR. Laporan Hasil Pengawasan (LHP) Hakim Pengawas Bidang Caturwulan I Tahun 2016 pada

PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEUANGAN PERKARA PADA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA DAN PERADILAN TINGKAT BANDING BAB I PENDAHULUAN

PROGRAM KERJA TAHUN 2012 PENGADILAN AGAMA MUARA TEBO Komplek Perkantoran Seentak Galah Serengkuh Dayung Kabupaten Tebo

Tugas Pokok dan Fungsi. Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

PENGADILAN AGAMA TANGERANG KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA TANGERANG NOMOR : W27-A3/5438/HK.05/X/2015

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Selatan Kota Jakarta Barat Website : pa-jakartabarat.go.

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG

MAKALAH : PEMBAHASAN :

Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Pajak jo Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008; MEMUTUSKAN

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA

BAB III AKU TABILITAS KI ERJA TAHU 2011

HASIL KEPUTUSAN SIDANG KOMISI II BIDANG BINDALMIN SIADPA PLUS

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2011

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut :

Nomor SOP : Tanggal Pembuatan. : Tanggal Revisi : Tanggal Efektif :

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN

PENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651

Dra. Hj. Ernida Basry, M.H NIP PANITERA Judul SOP Persiapan Sidang

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KETUA PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA KELAS II DAN KETUA PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA KELAS I A

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

5. Mengirim surat pemberitahuan untuk melengkapi berkas tersebut melalui bagian umum

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

LAMPIRAN PENETAPAN HASIL RAPAT KOORDINASI PENGADILAN TINGGI AGAMA DAN PENGADILAN AGAMA SEWILAYAH PENGADILAN TINGGI AGAMA MAKASSAR TAHUN 2012

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN Nomor : W2-A/ 1267 /HK.05/V/2010

PROGRAM KERJA PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA KELAS II TAHUN 2012

Kualifikasi Pelaksana: Dasar Hukum:

PROGRAM KERJA PENGADILAN AGAMA MANNA TAHUN 2014

PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA,

PROSDUR BERPERKARA. CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya

Beberapa Catatan tentang Perubahan. pada Buku II Edisi Revisi 2009

Berkas Perkara Buku Register Induk Perkara Gugatan Perangkat Komputer Alat Tulis Pencatatan dan Pendataan:

PEDOMAN PELAKSANAAN MEDIASI PADA PENGADILAN AGAMA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA KALIMANTAN BARAT MENURUT PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) PROSES PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI STANDARD OPERATING PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN TAHUN 2017

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM PERKARA PERDATA PELAYANAN PERKARA PRODEO

SURAT KESEPAKATAN PERDAMAIAN TERINTEGRASI DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 9 Juli 1991

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM KERJA TAHUN 2017 PENGADILAN AGAMA SANGGAU

REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS IA

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

SOP WAKIL SEKERTARIS

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

RUMUSAN HASIL KOMISI BIDANG BINDALMIN. : 1. Pengarahan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama MARI

PEDOMAN DASAR EKSAMINASI PUTUSAN

SOP PENGADILAN AGAMA SUNGAILIAT

PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008

EXECUTIVE SUMMARY ( IKHTISAR EKSEKUTIF )

Sidang Keliling PA Mungkid. Balai Desa Kaliang krik Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Ma gelan g

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

Standar Operasional Prosedur Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pengadilan Agama Tangerang Jl. Perintis Kemerdekaan II Cikokol - Tangerang

Tahapan Berperkara TAHAPAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA. {tab=pendaftaran Tingkat Pertama} PENDAFTARAN PERKARA TINGKAT PERTAMA

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Penerimaan Perkara Tingkat Banding

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PENUNJUKAN HAKIM PENGAWAS BIDANG PENGADILAN AGAMA LAMONGAN TAHUN KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

PENGADILAN AGAMA TUAL

Transkripsi:

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA) PENGADILAN AGAMA SEWILAYAH PENGADILAN TINGGI AGAMA KENDARI TANGGAL 29 S/D 31 MARET 2012 BERTEMPAT DI HOTEL PLAZA INN JL. ANTERO HAMRA NO. 57-59 KENDARI - SULAWESI TENGGARA Memperhatikan : 1. Sambutan dan pengarahan Bapak Dirjen Badan Peradilan Agama MARI pada pembukaan rapat Kerja Daerah Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Kendari. 2. Pemaparan Bapak Ketua Pengadilan Tinggi Agama Kendari. 3. Masukan dan pengarahan Bapak Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Kendari. 4. Masukan dan usul serta saran dari para peserta Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Kendari. I. PERSIDANGAN A. Persiapan Persidangan 1. Penetapan majelis hakim selambat-lambatnya dalam waktu 7 hari kerja setelah perkara didaftarkan. 2. Jika Ketua Pengadilan Agama berhalangan, maka tugas tersebut seluruhnya atau sebagiannya dilimpahkan kepada wakil ketua atau hakim senior. 3. Susunan majelis hakim hendaknya ditetapkan secara tetap minimal 6 bulan maksimal setahun. 4. Ketentuan ketua majelis, Ketua dan wakil ketua selalu menjadi ketua majelis, kecuali satu majelis dengan ketua pengadilan. 5. Ketua majelis didasarkan pada senioritas, senioritas hakim didasarkan pada lamanya menjadi hakim, kecuali tidak mampu melaksanakan tugas tersebut. 6. 3 (tiga) orang hakim yang menempati senioritas terakhir dapat saling menjadi ketua majelis dalam perkara yang berlainan. 7. Untuk memeriksa perkara yang dianggap rawan dan menjadi perhatian publik, Ketua Pengadilan dapat membentuk majelis khusus. 8. Majelis hakim dibantu oleh panitera pengganti. 9. Penetapan majelis hakim dicatat dalam buku register. 1

B. Penunjukan Panitera Pengganti 1. Panitera menunjuk panitera pengganti untuk membantu majelis hakim dalam menangani perkara. 2. Panitera pengganti membantu majelis hakim dalam persidangan. 3. Penunjukan panitera pengganti dibuat dalam bentuk surat penunjukan yang ditanda tangani oleh panitera dan distempel. C. Penetapan Hari Sidang 1. Perkara yang sudah ditetapkan majelis hakimnya segera diserahkan kepada majelis hakimnya yang ditunjuk. 2. Ketua majelis setelah mempelajari berkas perkara dalam waktu selambat-lambatnya 4 hari kerja harus menetapkan hari sidang, sedang untuk perkara cerai talak paling lambat 15 hari kerja harus disidangkan. 3. Dalam menetapkan hari sidang harus dimusyawarahkan dengan para anggota majelis hakim. 4. Setiap majelis harus mempunyai jadwal sidang. 5. Perkara yang akan disidangkan harus dicatat dipapan pengumuman atau layar monitor (media center). D. Penunjukan Jurusita/Jurusita pengganti Panitera menunjuk Jurusita/Jurusita pengganti untuk melaksanakan panggilan atau pemberitahuan putusan atas perintah ketua majelis atau Ketua Pengadilan. E. Pemanggilan Para Pihak 1. Para pihak dipanggil ditempat tinggalnya, jika tidak ditemukan disampaikan kepada Lurah atau Kepala Desa untuk diteruskan kepada para pihak. 2. Pihak yang berada diluar yurisdiksi dipanggil dengan jalan meminta bantuan kepada Pengadilan dimana pihak berada. 3. Surat Panggilan kepada tergugat/termohon untuk sidang pertama harus dilampirkan surat gugatan/permohonan. 4. Untuk perkara yang tergugat/termohonnya tidak diketahui alamatnya di wilayah Republik Indonesia dipanggil melalui media massa/elektronik/website dan ditempelkan pada pengumuman Pengadilan Agama. 2

F. Pelaksanaan Persidangan 1. Ketentuan umum persidangan a. Ketua majelis hakim bertanggung jawab atas kelancaran jalannya persidangan. b. Sebelum persidangan dimulai majelis hakim sudah lebih dahulu mempersiapkan pertanyaan yang akan diajukan kepada para pihak. c. Sidang dimulai pada pukul 09.00 waktu setempat, kecuali dalam hal tertentu sidang dapat dimulai lewat jam 09.00 dan harus diumumkan sebelumnya kepada para pihak. d. Jika dalam waktu lebih dari 6 bulan perkara belum diputus, maka ketua majelis harus melaporkan kepada Ketua Mahkamah Agung melalui Ketua Pengadilan Agama dengan menyebut sebab keterlambatannya. e. Jika kedua belah pihak hadir, maka majelis hakim harus mengupayakan perdamaian melalui proses mediasi, dengan menetapkan mediator yang ditunjuk oleh para pihak atau yang ditunjuk oleh majelis, dengan menunda persidangan selama 14 hari kerja, dan apabila mediasi gagal/tidak berhasil, majelis hakim tetap berkewajiban mendamaikan para pihak. f. Apabila ketua majelis berhalangan, persidangan dibuka oleh hakim anggota yang senior untuk menunda persidangan. g. Apabila majelis hakim semuanya berhalangan, maka panitera mengumumkan pada papan pengumuman tentang penundaan persidangan yang akan ditentukan kemudian. 2. Berita acara persidangan a. Segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan harus dituangkan dalam berita acara persidangan. b. Ketua majelis dan panitera pengganti bertanggung jawab atas pembuatan dan penandatanganan berita acara persidangan. c. Panitera pengganti membuat berita acara persidangan dengan memuat hari, tanggal dan tempat serta susunan persidangan dengan mencantumkan pula hadir atau tidaknya para pihak secara jelas. d. Berita acara persidangan harus selesai dibuat sebelum sidang berikutnya. e. Nomor halaman berita acara harus dibuat secara bersambung. f. Jawaban, replik, duplik dan kesimpulan tertulis menjadi satu kesatuan berita acara dan diberi nomor halaman. 3

G. Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim. 1. Rapat musyawarah majelis hakim bersifat rahasia, dan apabila dipandang perlu dan mendapat persetujuan majelis, panitera sidang dapat ikut bermusyawarah. 2. Ketua Majelis mempersilahkan hakim anggota II untuk mengemukakan pendapatnya, disusul oleh hakim anggota I dan terakhir oleh Ketua Majelis. 3. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat dari majelis hakim maka perbedaan pendapat tersebut harus dimuat dalam putusan (dissentting opinion). H. Penyelesaian Putusan. Pada waktu pembacaan putusan, putusan harus sudah jadi dan langsung ditandatangani oleh Majelis Hakim dan Panitera Pengganti. II. KEPANITERAAN 1. Untuk menertibkan penerimaan perkara, pencari keadilan harus mendaftarkan perkaranya secara langsung tanpa melalui perantara, kecuali menggunakan jasa kuasa hukum (Advokat). 2. Pembayaran panjar biaya perkara harus disetor secara langsung oleh pencari keadilan ke Bank yang telah ditentukan setelah ditaksir oleh meja I. 3. Pengembalian sisa panjar biaya perkara diusahakan agar diberikan segera setelah sidang pembacaan putusan selesai dengan menggunakan instrumen pengembalian sisa panjar kepada pihak berperkara. 4. Untuk mengefektifkan upaya pengembalian sisa panjar biaya perkra perlu dibuatkan papan pengumuman bertuliskan sisa panjar dapat diambil melalu kasir setelah putusan dibacakan selambat-lambatnya 6 bulan dan jika lewat 6 bulan sisa panjar belum diambil, maka uang sisa panjar tersebut disetorkan ke Kas Negara. 5. Untuk terlaksananya pengadministrasian perkara dengan tertib, seperti pengisian register gugatan/permohonan maka harus mengaktifkan instrumen-instrumen perkara. 6. Slip setoran Bank tidak perlu dimasukkan di dalam bundel perkara tetapi disimpan pada bundel tersendiri. 7. Dalam mengoptimalkan pengiriman salinan putusan/penetapan kepada pegawai pencatat nikah sebagaimana yang diperintahkan di dalam amar putusan/penetapan, dikirim melalui jasa Pos. 8. Dalam rangka keseragaman biaya pemeriksaan setempat (Descente), akan diterbitkan surat keputusan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Kendari berdasarkan masukan dari Ketua Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Kendari. 4

9. Untuk mengoptimalkan penerimaan PNBP agar berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008 dan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah penerimaan harus disetor ke kas negara. 10. Untuk memperlancar tugas-tugas kepaniteraan wajib melaksanakan aplikasi SIADPA Plus/SIADPTA. 11. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan aplikasi SIADPA/SIADPTA diperlukan pelatihan SIADPA/SIADPTA yang dilaksanakan oleh Pengadilan Tinggi Agama Kendari dan diusulkan pada tahun anggaran 2013. 12. Untuk menjaga keamanan arsip perkara harus ditempatkan pada tempat yang khusus dan aman dan disimpan dalam bentuk Arsip Data Komputer (ADK). 13. Untuk menyamakan pola tindak dan pola pikir dalam melaksanakan administrasi perkara perlu mengoptimalkan Surat Keputusan Mahkamah Agung Nomor KMA/032/SK/IV/2006 tentang Pemberlakuan Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan, baik pengadilan tingkat pertama maupun pada tingkat banding. III. KESEKRETARIATAN A. Kepegawaian 1. Mengoptimalkan pengisian jabatan yang kosong sewilayah PTA Kendari. 2. Peningkatan SDM karyawan dengan melakukan Diklat di Tempat Kerja (DDTK) oleh pejabat sesuai bidangnya masing-masing. Peningkatan rekruitmen pegawai sesuai kebutuhan organisasi. 3. Mengusulkan penambahan pegawai sesuai kebutuhan organisasi. 4. Pembentukan komunitas IT/ SIADPA. 5. Mengikutsertakan pegawai PTA dan PA ujian sertifikasi untuk menjadi pejabat pengadaan barang dan jasa yang biayanya dibebankan pada DIPA masing-masing satker. 6. Peningkatan disiplin pegawai berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 dan KMA Nomor 071 Tahun 2008. 7. Peningkatan Pengawasan hakim daerah sebagai pengawas bidang. 8. Mengoptimalkan analisis jabatan untuk menghindari penumpukan tenaga profesional pada satker tertentu. 5

B. BIDANG KEUANGAN 1. Mengusulkan penambahan alokasi Belanja Modal untuk melanjutkan pembangunan gedung Kantor Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Kendari terutama Pengadilan Agama baru (Pengadilan Andoolo dan Pasar Wajo). 2. Mengusulkan alokasi dana untuk pengadaan tanah dan pembangunan rumah dinas Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Kendari. 3. Mengusulkan alokasi anggaran untuk sarana dan prasarana lingkungan Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Kendari. 4. Mengusulkan alokasi anggaran untuk pengadaan meubelair, ATK, Alat Pengolah Data, AC dan alat transportasi roda dua dan roda empat. C. BIDANG UMUM a. Penertiban Barang Milik Negara (BMN). b. Tanah yang belum atau sudah bersertifikat dialihkan menjadi atas nama Pemerintah RI cq. Mahkamah Agung RI. c. Penghapusan Barang Milik Negara (meubelair, kendaraan, dan lain-lain) yang sudah rusak berat atau tidak layak pakai. d. Opname fisik Barang Milik Negara dan barang persediaan setiap semester. e. Mengoptimalkan laporan SIMAK-SAKPA setiap bulan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja bulan berikutnya. Kendari, 31 Maret 2012 Tim Perumus : 1. Drs. Izzuddin H.M., S.H., M.H. (Ketua) 2. Drs. H. A. Majid Jalaluddin, M.H. (Sekretaris) 3. Drs. Syamsur Rijal Aliyah, S.H. (Anggota) 4. Drs. Farid (Anggota) 5. Drs. Hasnawir Badru, M.H (Anggota) 6