HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN PIL KOMBINASI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA TAHUN DI WILAYAH KERJA KELURAHAN MEKARSARI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang kita kenal seperti. sekarang ini adalah buah perjuangan yang cukup lama yang dilakukan

INTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL KB KOMBINASI DENGAN HIPERTENSI PADA AKSEPTOR PIL KB DI PUSKESMAS ENEMAWIRA KABUPATEN SANGIHE

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program keluarga berencana (KB) merupakan bagian yang terpadu

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN USIA MENOPAUSE

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Lutfia Kherani Nurhayatun J

HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR.

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR PIL KB KOMBINASI

HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK DMPA DENGAN KEJADIAN AMENORHEA

BAB I PENDAHULUAN. payudara, dan kanker ovarium (Maysaroh, 2013). Salah satu kanker yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

KARAKTERISTIK, STATUS GIZI DAN PRAKTIK MENYUSUI DENGAN POLA MENSTRUASI AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA DOMBO KECAMATAN SAYUNG DEMAK ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

INTISARI. Kata Kunci : Kontrasepsi Suntik, Produksi ASI, 1,2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, 3 Puskesmas Perawatan Kelua Kabupaten Tabalong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

Hubungan antara Tingkat Kepatuhan dengan Keberhasilan Akseptor KB Pil

32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017

Ruth Inggrid E Sadubun *, Suharyo **, Zaenal **

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

The Prevalence of Sexual Dysfunction in Mothers Contraceptive Implant Users at Urban Villages Seputih Gunung Sugih Central Lampung 2013

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN SIKAP AKSEPSTOR KB DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA SUNGAI PUTIH WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR TIMUR TAHUN 2014

Yuyun Oktaviani Dano Nim: Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR. Fitriana Ikhtiarinawati Fajrin* Lilis Oktaviani** ABSTRAK

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPOMEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

Kata Kunci: Akseptor KB suntik 1 bulan, Akseptor KB suntik 3 bulan, pemenuhan kebutuhan seksual.

LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN PENURUNAN LIBIDO DI BPS NY M DESA TOSARI KECAMATAN TOSARI KABUPATEN PASURUAN GALUH SUKMAWATI

The Spotting Risk in Using Depo Medroxy Progesterone Acetat (DMPA) Injection and Implan Contraception at Leyangan, Ungaran Timur, Semarang Regency

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN KEJADIAN SPOTTING PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI KESEHATAN RONGGA MULUT DENGAN KESEHATAN PERIODONTAL IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS X BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa terdiri atas jiwa

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB IMPLAN DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI 02 KABUPATEN KENDAL

BAB V PEMBAHASAN. A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan. 1 tahun masing-masing adalah sebanyak 15 responden (50%), sehingga total

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPM CHOIRUL MALA HUSIN PALEMBANG TAHUN 2015

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

JENIS PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DAN GANGGUAN MENSTRUASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

KOSALA JIK. Vol. 4 No. 2 September Warsini 1, Herlina Puri Rahayu 2. Abstract

MIKIA KEJADIAN AMENORE SEKUNDER PADA AKSEPTOR SUNTIK DMPA. Artikel Penelitian. Nurya Viandika 1 Nurfitria Dara Latuconsina 2

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA WANITA USIA TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTUSSIBAU UTARA KALIMANATAN BARAT

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

ABSTRAK GAMBARAN AKSEPTOR KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

ANALISIS MODEL PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA TUWEL TAHUN 2014

JANGKA REPRODUKSI WANITA DI KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT SEKARWATI SUKMANINGRASA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING PADA AKSEPTOR KB TERHADAP KETEPATAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

STUDI KOMPARASI KENAIKAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN DAN 3 BULAN DI KLINIK GRIYA HUSADA KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.

Nafisah, et al, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian... Keyword: Oral Contraceptive User, Hypertension. Kata kunci: Hipertensi, Pengguna Pil KB

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATAMPONE

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

Transkripsi:

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN PIL KOMBINASI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA 35-49 TAHUN DI WILAYAH KERJA KELURAHAN MEKARSARI (Studi di Kelurahan Mekarsari Kecamatan Banjar Kota Banjar) Fia Ardhea Garini 1, Siti Novanti 2, Nurlina 3 FIA ARDHEA GARINI (Sukarame, Rt. 06/ Rw. 12, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar. Email :fia.ardhea@yahoo.com) Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan (Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 146 Tasikmalaya 46115 ) ABSTRAK Pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan preparat progesteron yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi melalui penekanan hormon Luteinizing Hormone dan Follicle Stimulating Hormon. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen eksogen pada kontrasepsi oral seing menyebabkan hipertensi sekunder pada wanita. Hipertensi terjadi 2-3 kali lebih sering pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral dibanding wanita dengan usia yang sama tetapi tidak menggunakan kontrasepsi oral. Resiko hipertensi meningkat usia 35-49 tahun, durasi penggunaan kontrasepsi oral dan peningkatan berat badan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama penggunaan pil kombinasi dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 35-49 tahun di wilayah kerja Kelurahan Mekarsari. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Sampel adalah seluruh wanita usia 35-49 tahun di Kelurahan Mekarsari sebanyak 61 orang yang diambil berdasarkan purposive sampling. Hasil uji statistic Chi- square menunjukkan lama penggunaan pil kombinasi 2 tahun (84.2%) dan lama penggunaan pil kombinasi < 2 tahun (17.4%), ada hubungan lama penggunaan pil kombinasi dengan kejadian hipertensi pada wanita 35-49 tahun (p= 0.000; POR= 25.333; CI= 6.331-101.371). Disarankan perlu dilakukan penyuluhan kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang melalui PLKB (Kelurahan Mekarsari untuk

menambah pengetahuan akseptor KB agar memilih alat kontrasepsi yang tepat dan wanita usia > 35 tahun disertai riwayat keluarga tekanan darah tinggi, tidak memakai kontrasepsi pil KB kombinasi karena dapat meningkatkan tekanan darah. Kata kunci : Pil kombinasi, Hipertensi, Wanita usia 35-49 tahun ABSTRACT LONG RELATIONSHIP WITH THE USE OF COMBINATION PILLS IN HYPERTENSION GENESIS WOMEN AGE 35-49 YEARS WORKING IN THE AREA WARD MEKARSARI Pill is a pill that contains a combination of synthetic estrogen and progesterone preparations that prevent pregnancy by inhibiting ovulation through suppression of luteinizing hormone Hormone and Follicle Stimulating Hormone. There is a combination pill that has a low-dose estrogen and there that contain high doses of estrogen. Exogenous estrogen in oral contraceptives seing cause of secondary hypertension in women. Hypertension occurs 2-3 times more often in women who use oral contraceptives than in women of the same age but did not use oral contraceptives. Increased risk of hypertension 35-49 years of age, duration of oral contraceptive use and weight gain. The purpose of this study was to determine the long-standing relationships with the use of combination pills hypertension incidence in women aged 35-49 years in the working area of the Village Mekarsari. This study uses cross-sectional method. The sample is all women aged 35-49 years in the Village Mekarsari as many as 61 people were taken by purposive sampling. Results of Chi-square test statistic indicates long use combination pills 2 years (84.2%) and long use combination pills <2 years (17.4%), there is a long-standing relationship with the use of combination pills hypertension incidence in women 35-49 years (p = 0.000 ; POR = 25,333; CI = 6331-101371). Suggested necessary Contraceptive methods contraceptive counseling through PLKB Long Term (Sub Mekarsari to increase knowledge of family planning acceptors in order to choose the right contraception and women

aged> 35 years with a family history of high blood pressure, do not use combination oral contraceptive pill because it can increase blood pressure. Keywords: combination pills, hypertension, women aged 35-49 years PENDAHULUAN Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi karena paasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah kehamilan, dan setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara penggunaannya (http://www.klikdokter.com). Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten (Sastrawinata, 2000). Pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan preparat progesteron yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon Luteinizing Hormone (hormon luteinisasi) LH dan Follicle Stimulating Hormon (Hormon perangsang folikel) FSH, mempertebal lendir mukosa serviks (leher

rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsy). Pil KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat tidur dan antibiotik) dapat menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil KB. Obat anti-kejang (fenitoin dan fenobarbital) dapat meningkatkan perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil KB (Depkes RI, 2007-2008). Jumlah wanita pasangan usia subur peserta pengguna pil KB kombinasi dengan jumlah sebanyak 556 orang (38,9%). Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Banjar 3 Kota Banjar, jumlah kasus hipertensi pada usia subur sebanyak 1988 orang (74,6%). Menurut jenis kelamin hipertensi pada wanita sebanyak 1419 orang (57,4%), 568 orang (17,2%) pada laki-laki (Dinkes, 2011). Hasil survey awal yang dilakukan pada 10 akseptor pil KB diketahui bahwa 7 orang (70%) diantaranya menderita hipertensi dengan lama rata-rata penggunaan pil KB 2 tahun. Banyaknya penderita hipertensi yang menggunakan alat kontrasepsi pil di masyarakat (Dinkes, 2011). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Metode survey dengan pendekatan Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia 35-49 tahun di Kelurahan Mekarsari dengan populasi 556 orang (38,9%). Sampel penelitian sebanyak 61 orang diperoleh dari perhitungan menggunakan rumus Lameshow.

HASIL PENELITIAN a. Distribusi Frekuensi Hasil Penelitian 1. Usia Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Responden Di Kelurahan Mekarsari Kota Banjar Tahun 2011 No Usia Jumlah Persentase (tahun) 1 35-39 20 32.9 2 40-44 15 24.7 3 45-49 26 42.4 Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari jumlah sampel 61 orang persentase terbesar pasangan usia subur yang berumur 45-49 tahun yaitu sebesar (42.4%), adapun presentase terendah berjumlah (32.9%) responden berumur 35-39 tahun. 2. Pendidikan Responden Tabel. 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Kelurahan Mekarsari Kota Banjar Tahun 2011 No Tingkat Jumlah Persentase Pendidikan 1 Tamat Sarjana/PT 11 18 2 Tamat SLTA 30 49.2 3 Tamat SLTP 16 26.2 4 Tamat SD 4 6.6 Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa dari jumlah sampel 61 orang persentase terbesar dari tingkat pendidikan

responden adalah tamat SLTA yaitu sebesar (49.2%), sedangkan presentase terendah berjumlah (6.6%) responden dengan tingkat pendidikan tamat SD. 3. Pekerjaan Responden Tabel. 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis PekerjaanDi Kelurahan Mekarsari Kota Banjar Tahun 2011 No Jenis Jumlah Persentase Pekerjaan 1 Ibu Rumah Tangga 14 23 2 Wiraswasta 11 18 3 Karyawan Swasta 7 11.5 4 PNS 3 4.8 5 Petani 7 11.5 6 Buruh 12 19.7 7 Dagang 7 11.5 Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa dari jumlah sampel 61 orang persentase terbesar dari jenis pekerjaan responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak (23%), sedangkan presentase terendah berjumlah (4.8%) responden dengan jenis pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil (PNS). 4. Penghasilan Responden Tabel. 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan Di Kelurahan Mekarsari Kota Banjar Tahun 2011 No Penghasilan Jumlah Persentase 1 < UMK (Rp. 950.000) 11 18 2 > UMK (Rp. 950.000) 50 82

Berdasarkan tabel 4.4 d di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (82%) mempunyai penghasilan > UMK (Rp. 950.000). 5. Lama Responden menggunakan Pil Kombinasi Tabel. 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Penggunaan Pil Kombinasi Di Kelurahan Mekarsari Kota Banjar Tahun 2011 No Lama Penggunaan Jumlah Persentase Pil Kombinasi 1 1 tahun 22 36.1 2 2 tahun 11 18 3 3 tahun 5 8.2 4 4 tahun 6 9.8 5 5 tahun 3 4.9 6 6 tahun 5 8.2 7 7 tahun 4 6.6 8 8 tahun 2 3.3 9 9 tahun 2 3.3 10 10 tahun 1 1.6 Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (36.1%) menggunakan pil kombinasi terbanyak ialah 1 tahun, sedangkan sebanyak (1.6%) responden menggunakan pil kombinasi terendah 10 tahun. Tabel. 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Penggunaan Pil Kombinasi Di Kelurahan Mekarsari Kota Banjar Tahun 2011 No Lama Penggunaan Jumlah Persentase Pil Kombinasi 1 2 tahun 38 62.3 2 < 2 tahun 23 37.7 Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (62.3%) menggunakan pil kombinasi

lebih dari 2 tahun, sedangkan sebanyak (37.7%) responden menggunakan pil kombinasi kurang dari atau sama dengan 2 tahun. 6. Tempat Responden mendapatkan Pil Kombinasi Tabel. 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat mendapatkan Pil Kombinasi Di Kelurahan Mekarsari Kota Banjar Tahun 2011 No Tempat mendapatkan Pil Kombinasi Jumlah Persentase 1 Bidan 9 14.8 2 Puskesmas 23 37.7 3 Apotik 29 47.5 Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (47.5%) mendapatkan pil kombinasi dengan membeli di Apotik, sedangkan sebanyak (14.8%) responden mendapatkan pil kombinasi dari bidan. 7. Tekanan Darah Responden Tabel. 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pertanyaan Tekanan Darah Di Kelurahan Mekarsari Kota Banjar Tahun 2011 Pertanyaan Jumlah Persentase Apakah dilakukan pemeriksaan tekanan darah setiap kunjungan KB? a. Ya b. Tidak 46 15 75.4 24.6

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (75.4%) dilakukan pemeriksaan tekanan darah setiap kunjungan KB. 8. Hipertensi Responden Tabel. 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pertanyaan Diagnosis Hipertensi Di Kelurahan Mekarsari Kota Banjar Tahun 2011 Pertanyaan Apakah pernah responden didiagnosis hipertensi dalam 3 bulan terakhir oleh petugas kesehatan? c. Ya d. Tidak Jumlah Persentase 14 23 47 77 Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (47%) tidak didiagnosis hipertensi dalam 3 bulan terakhir ini. 9. Riwayat Hipertensi Tabel. 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Hipertensi Di Kelurahan Mekarsari Kota Banjar Tahun 2011 No Riwayat Hipertensi Jumlah Persentase Keluarga 1 Ya 14 23 2 Tidak 47 77

Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (77%) tidak mempunyai riwayat hipertensi sebelum menggunakan pil Kombinasi. 10. Hipertensi pada Responden Tabel. 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Hipertensi Di Kelurahan Mekarsari Kota Banjar Tahun 2011 No Kejadian Hipertensi Jumlah Persentase 1 Hipertensi 36 59 2 Tidak Hipertensi 25 41 Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (59%) tidak hipertensi, sedangkan sebanyak (41%) mengalami hipertensi. 11. Efeksamping Penggunaan Pil Kontrasepsi Tabel. 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Efek Samping Selama Menggunakan Pil Kontrasepsi Di Kelurahan Mekarsari Kota Banjar Tahun 2011 No Efek Samping Jumlah Persentase Pil Kontrasepsi 1 Pusing dan sakit kepala 33 54.1 2 Berat badan bertambah 18 29.5 3 Gangguan haid 7 11.5 4 Bercak hitam di pipi 12 19.7 6 Mual dan muntah 9 14.8 7 Tidak ada 17 27.9

Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah sampel 61 orang persentase terbesar (54.1%) responden merasakan efek samping pengguanaan pil kombinasi adalah pusing dan sakit kepala. Tabulasi Silang Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat a. Tabulasi Silang antara Lama Penggunaan Pil Kombinasi dengan Kejadian Hipertensi pada Responden Tabel. 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Lama Penggunaan Pil Kombinasi dengan Kejadian Hipertensi Di Kelurahan Mekarsari Kota Banjar Tahun 2011 Lama Penggunaan Pil Kombinasi Hipertensi Ya Tidak Total POR Nilai p 2 tahun < 2 tahun 32 4 84.2 17.4 6 19 15.8 82.6 38 23 100 100 25.333 (6.331-101.371) 0.000 Jumlah 36 59 25 41 61 100 Table 4.12 menunjukan hipertensi lebih banyak didapatkan pada responden dengan lama penggunn pil kombinasi 2 tahun (84,2%) dibandingkan yang lama penggunaan pil kombinasi < 2 tahun (17,4%). Dari hasil uji Chi Square dengan koreksi Continuity Correction diperoleh nilai POR= 25.333 artinya responden yang menggunakan pil

kombinasi 2 tahun mempunyai risiko 25,333 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan yang menggunakan pil kombinasi < 2 tahun. Hasil uji statistic diperoleh pula nilai p=0.000 maka dapat disampaikan bahwa ada hubungan antara lama penggunaan pil kombinasi dengan kejadian hipertensi. PEMBAHASAN Penulis menyadari adanya keterbatasan dan kekurangan dalam penelitian ini, diantara keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah: 1. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan mengamati semua variabel yang diteliti pada waktu yang sama dalam arti hanya dilakukan pada satu kali penelitian, sehingga masih ada kekurangan dalam hasil penelitian yang didapatkan. Kurangnya kedisiplinan dari setiap sub KB di kelurahan Mekarsari, sehingga data pengguna KB yang diberikan melebihi dari waktu yang ditentukan setiap bulannya. Maka dari itu peneliti memerlukan waktu yang cukup sampai data tersebut sampai terkumpul. 2. Sekalipun sudah dilakukan persamaan persepsi jawaban responden dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner, tetap saja ada keterbatasan kemampuan dalam melakukan penelitian pada sampel tersebut. Karena setian reponden yang akan dimintai keteranga banyak yang menolak, sehingga peneliti harus dapat mencari responden yang lain yang dapat dimintai mengisi kuisioner.keterbatasan-keterbatasan ini kemungkinan dapat mempengaruhi hasil penelitian sehingga ditemukan keadaan yang tidak sesuai dengan harapan.

Deskripsi Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Hubungan Lama Penggunaan Pil Kombinasi dengan Kejadian Hipertensi Berdasarkan hasil wawancara pada saat penelitian bahwa dari keseluruhan responden yaitu sebanyak 61 responden. Hasil pengolahan data mengenai hubungan lama penggunaan pil kombinasi dengan kejadian hipertensi dari 61 responden, sebanyak (84.2%) responden yang menggunakan pil kombinasi 2 tahun mengalami hipertensi. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai POR=25.333. Berarti responden yang menggunakan pi kombinasi 2 tahun sebesar risiko 25.333 kali menderita hipertensi dibandingakan dengan responden yang menggunakan pil < 2 tahun. Diperoleh pula (p=0.000) lebih kecil dari α 0.05 berarti adanya hubungan anatara lama penggunaan pil kombinasi dengan kejadian hipertensi. Menurut Baziad (2002: 73) berdasarkan teori, hipertensi dijumpai pada 2-4 % wanita pengguna pil KB, terutama yang mengandung etilestradiol. Keadaan ini erat kaitannya dengan usia wanita dan lama penggunaan. Hipertensi pada wanita yang telah menghentiakan pil KB lebih dari 10 tahun, tidak berbeda dengan wanita yang tidak pernah menggunakan pil KB sama sekali. Kejadian hipertensi meningkat sampai 2-3 kali lipat setelah 4 tahun pengguna pil KB yang mengandung estrogen. Efek samping dari pil KB juga yaitu mual, nyeri tekan pada payudara, pertambahan berat badan, sakit kepalsa, perdarahan tidak teratur (umumnya menghilang setelah 3 bulan pemakaian), hipertensi (dapat kembali normal bila pil kombinasi dihentikan). Menurut penelitian Harbanu Maryono, pengguna pil KB akan meningkatkan angka kejadian penyakit jantung koroner, hipertensi dan stroke. Risiko ini dihubungkan dengan lama penggunaan pil KB, dan adanya faktor risiko yang lain seperti usia lanjut, merokok dan kegemukan. Selama penggunaan pil KB terjadi peningkatan ringan tekanan darah sistolik dan diastolic, terutama pada 2 tahun pertama penggunaannya. (http:/www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/3/16/kes). Menurut dr. M.N Bustan, beberapa ahli mengatakan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi oral (pil) berisiko lebih besar terkena penyakit hipertensi.

Risiko terkena penyakit hipertensi meninggi dengan lamanya pemakaian pil KB, meninggi 5 kali dibanding pemakaian 1 tahun (Bustan M.N, 19997). Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2006: 102), bahwa ada hubungan antara penggunaan antara pil kontrasepsi dengan kejadian hipertensi dengan besar risiko (POR: 8,65 ; 95% CI POR: 3,02-24,79)(p=0,001). Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesterone saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntik/ injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant (Handayani, 2010: 35-36). Dari penelitian di Kelurahan Mekarsari Kota Banjar, responden kasus banyak yang menggunakan pil kombinasi lebih atau sama dengan 2 tahun sebanyak 62,3%, dibandingkan dengan penggunaan pil kombinasi kurang dari 2 tahun sebanyak 37,7%. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasilpenelitian yang dilaksanakan di Keluraha Mekarsari Kecamatan Banjar Kota Banjar dan dari hasil analisis data dapat ditari kesimpulan yaitu ada hubungan antara lama penggunaan pil kombinasi dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 35-49 tahun dengan besar risiko (POR:25.333;95% CI POR:6.331-101.371) (p=0.000). B. Saran 1. Bagi Masyarakat a. Wanita pasangan usia subur dengan umur > 35 tahun disertai riwayat keluarga tekanan darah tinggi, agar tidak memakai kontrasepsi pil KB kombinasi, informasikan untuk memakai kontrasepsi yang lebih aman b. Wanita pasangan usia subur dengan tekanan darah tinggi, disarankan untuk menghindari pemakaian kontrasepsi pil KB kombinasi karena dapat meningkatkan tekanan darah

c. Wanita pasangan usia subur pemakai kontrasepsi pil KB kombinasi berusia > 35 tahun, lama pemakaian >2 tahun, terutama diperoleh dari Posyandu agar disertai anjuran untuk mengontrol tekanan darah minimal 6 bulan 1 kali untuk mencegah resiko terjadinya tekanan darah tinggi 2. Bagi Instansi Kesehatan a. Menginformasikan tentang kontraindikasi yang mungkin timbul dari penggunaan alat kontrasepsi pada lama pengguna pil kombinasi dan kiranya terlebih dahulu mengenal berbagai faktor risiko pengguna khususnya wanita seperti melakukan anamnesis yang baik b. Apabila menjumpai wanita PUS dengan hasil pemeriksaan tekanan darah sistole 140 dan atau diastole 90 mm Hg agar ditanyakan riwayat pemakaian alat kontrasepsi untuk menghindari peningkatan tekanan darah yang disebabkan pemakaian kontrasepsi hormonal. 3. Bagi Penelitian selanjutnya Untuk pengembangan penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih jauh tentang efek samping pil kombinasi dari penggunaan alat kontrasepsi serta dosis yang terkandung dalam setiap alat kontrasepsi yang mengakibatkan hipertensi atau penyakit lainnya.

DAFTAR PUSTAKA Arjatmo, T, Hendra, U. Prevalensi Hipertensi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarata : 2001 Baequni. Program Pelayanan Keluarga Berencana, Jakarta : 2001 Bangnes. Gambaran Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan KB, Jogjakarta : 2011 Baziad, A. Kontrasepsi Hormonal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta : 2002 Cristina. Manfaat, Efek Samping dan Kontraindikasi, Jakarta : 2003 Cuningham. Pil Kombinasi, Kontraindikasi Hormonal, Jakarta : 2005 Diehl. Waspada Diabetes, Kolesterol, Hipertensi, Indonesia Publising House, Bandung : 1990 Dinkes. Profil Dinas Kesehatan, Banjar : 2011 Everet. Metode Pemilihan Kontrasepsi, Kekurangan dan Kelebihan Alat Kontrasepsi Jakarta : 2005 Ganiswara. Pil KB pada Tubuh,Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Bagi Wanita, Jakarta : 2005 Hanafi. Pengendalian Hipertensi laporan Komisi Pakar WHO, Bandung : 1994 Penerbit ITB, Keluarga Berencana, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, http://www.klikdokter.com, Balai Pustaka : 2002 Koran Tempo. Keluarga Berencana Indonesia, Jakarta : 2002

Nursyahidah, U. Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Wanita Usia Subur, Banjar : 2011 Pajario, A. Petunjuk Praktis dan Mengobati Hipertensi, PT. Gramedia Pustak Utama, Jakarta : 2002 Sanif, E. Faktor Risiko Pil Kombinasi, hipertensi, Jakarta 2009 Saswono. Farmasi dan Industri Kesehatan, Jakarta : 2009 Sastrawinata. Pil Kontrasepsi, Kesmas, Unsoed, Purwokerto : 2000 Sulastri, L. Tentang Tekanan Darah Tinggi, Jakarta : 2004 Sunarya. Penyakit Jantung, Hipertensi dan Nutrisi, Bumi Aksara, Jakarta : 2009 Yono. Keberhasilan Program Keluarga Berencana, Jakarta : 2011