*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
|
|
- Suparman Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO Septya S. Kaunang* Billy J. Kepel** Nancy S.H. Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya 839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%) dibanding pria (29%). Di Sulawesi Utara prevalensi hipertensi pada tahun 2013 sebanyak 27%. Penggunaan kontrasepsi pil dapat meningkatkan kejadian hipertensi. Hal ini terjadi sebab kontrasepsi pil mengandung hormon estrogen dan progesteron yang akan meningkatkan tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kota Manado. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain case control study. Peneleitian ini dilaksanakan pada 28 Juni sampai 28 Juli Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur (usia tahun) di wilayah kerja Puskesmas Bahu yang berjumlah orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 142 responden dengan 71 responden kasus dan 71 responden kontrol dengan menggunakan teknik purposive sampling dan matching pada umur dan status gizi. Variabel yang diteliti adalah penggunaan kontrasepsi pil pada wanita usia subur. Analisis bivariat menggunakan uji chi square (CI=95%, α=0,05). Pengguna kontrasepsi pil sebanyak 44 responden (33%). Rata-rata tekanan darah sistolik adalah 121 mmhg dan rata-rata tekanan darah diastolik adalah 85,3 mmhg. Hasil uji statistik penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian hipertensi, dengan nilai p=0,001 ; OR=3,458 ; (CI(95%)=1,613-7,413). Terdapat hubungan antara penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Bahu dan pengguna kontrasepsi pil 3,458 kali lebih berisiko menderita hipertensi. Kata Kunci: Hipertensi, Kontrasepsi Pil, Wanita Usia Subur ABSTRACT The World Health Organization (WHO) reported that in 2012 at least there were 839 million cases of hypertension and it is estimated to be 1.15 billion by 2025, or about 29% of the total world population, where the sufferer more in women (30%) than men (29%). In North Sulawesi, the prevalence of hypertension was 27% in The use of contraceptive pills can increase the incidence of hypertension. This happens because the contraceptive pills containing the hormones estrogen and progesterone, which increases blood pressure. The purpose of this research is to analyse the relationship between the use of contraceptive pills with the incident of hypertension in women in reproductive age in the work-area of Bahu Community Health Center, Manado. This study was an observational analytical study with case-control study design. This study held on June 28 until July 28, The population in this study is the whole woman in reproductive age (15-49 years) in the work-area of Bahu Community Health Center were people. The sample in this study were 142 respondents with 71 cases respondents and 71 control respondents by using purposive sampling technique and matching on age and nutritional status. The variables examined is the use of the contraceptive pill in women in reproductive age. Bivariate analysis using chi square test (CI=95%, α=0,05). The number of contraceptive pill users was 44 respondents (33%). The average of systolic blood pressure was 121 mmhg and an average of diastolic blood pressure is 85,3 mmhg. The bivariate analysis between the use of contraceptive pills with the incident of hypertension, with p value = 0.001; OR = 3,458; (CI (95%) = 1,613-7,413). There is a relationship between the use of contraceptive pills with the incident of hypertension in women of fertile age in the work-area of Bahu Community Health Center and contraceptive pill users 3,458 times more suffered from hypertension. Keywords: Hypertension, Contraceptive Pill, Woman in Reproductive Age
2 PENDAHULUAN Salah satu penyakit tidak menular yang banyak ditemukan pada masyarakat saat ini salah satunya adalah hipertensi. World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya 839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%) dibanding pria (29%) (Triyanto,2014). Secara Nasional berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan tingginya prevalensi penyakit tidak menular, dimana hipertensi menempati urutan pertama sebesar 31,7% (Depkes,2008). Prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran tekanan darah berdasarkan Riskesdas tahun 2013 menunjukkan penurunan dari 31,7% pada tahun 2007 menjadi 25,8% tahun 2013 (Kemenkes,2013). Hipertensi disebabkan oleh faktor umur, jenis kelamin, genetik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, obesitas, stress, konsumsi garam dan penggunaan pil KB. Penggunaan kontrasepsi pil (pil KB) dapat meningkatkan kejadian hipertensi (Everett,2008). Hal ini dapat terjadi sebab kontrasepsi pil mengandung hormon estrogen dan progesteron yang akan meningkatkan tekanan darah yang dihubungkan dengan hipertropi jantung dan peningkatan respon presor angiotensin II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System (RAS) (Olatunji dan Soladoye,2008). Berdasarkan hasil pelayanan mandiri BKB-PP Kota Manado tahun 2013 terdapat 135 pengguna kontrasepsi oral pil dari 793 pengguna alat kontrasepsi (BKB- PP,2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan pil KB selama 12 tahun berturut-turut berisiko terkena hipertensi sebesar 5,38 kali dibandingkan wanita yang tidak menggunakan pil KB selama 12 tahun berturut-turut di Kabupaten Karanganyar (Sugiharto,2007). Berdasarkan data laporan bulanan kesakitan tahun 2013, hipertensi merupakan penyakit tertinggi kedua setelah nasopharingitis akuta (common cold). Berkaitan dengan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur (15-49 tahun) di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kota Manado. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian Puskesmas Bahu Kota Manado? Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian Puskesmas Bahu Kota Manado, dengan tiga tujuan khusus berikut:
3 1. Mengetahui gambaran pengguna kontrasepsi pil pada WUS di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kota Manado 2. Mengetahui gambaran hipertensi pada WUS di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kota Manado 3. Menganalisis hubungan antara penggunaan kontrasepsi pil dengan Puskesmas Bahu Kota Manado TINJAUAN PUSTAKA Hipertensi Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh (Kemenkes,2013). Seventh Report of the Joint National Committee VII (JNC VII) on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure memberikan klasifikasi tekanan darah tinggi sebagai berikut. Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC- VII 2003 Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik (mmhg) Diastolik (mmhg) Normal <120 and <80 Pre Hipertensi or Stadium Stadium Sumber:American Heart Association,2003 Faktor penyebab hipertensi dibedakan atas tidak faktor yang dapat diubah yaitu umut, jenis kelamin dan genetik dan faktor yang dapat diubah yaitu kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, obesitas, stress, konsumsi garam dan penggunaan pil KB. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah membuat kebijakan untuk mengelolah penyakit hipertensi dan penyakit tidak menular lainnya yaitu: 1. Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi secara aktif (skrining) 2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini melalui Posbindu PTM 3. Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi Puskesmas untuk pengendalian PTM melalui peningkatan sumberdaya tenaga kesehatan yang professional dan kompeten dalam upaya pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM di fasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas, peningkatan manajemen pengendalian PTM secara komprehensif (terutama promotif dan preventif) dan holistik, serta peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana promotifpreventif, maupun sarana diagnostik dan pengobatan (Kemenkes RI, 2012). Penggunaan Kontrasepsi Pil Salah satu metode kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi pil (Handayani,2010). Pil kontrasepsi mencakup pil kombinasi yang berisi hormon estrogen dan progesteron, dan pil hanya progesteron yang berisi hormon progesteron (Everett,2008). Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Pil dengan Hipertensi
4 Penggunaan kontrasepsi oral pil dapat meningkatkan tekanan darah sehingga dapat meningkatkan pula risiko stroke (Handayani,2010). Kontrasepsi oral yang mengandung hormon estrogen dan progesteron akan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah yang dihubungkan dengan hipertropi jantung dan peningkatan respon presor angiotensin II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System (Olatunji dan Soladoye,2008). METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain penelitian case control. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kota Manado, yang terbagi atas lima kelurahan yaitu Kelurahan Bahu, Kelurahan Kleak, Kelurahan Batukota, Kelurahan Winangun I, dan Kelurahan Winangun II. Penelitian ini dilakasanakan pada bulan April- Oktober Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh WUS (15-49 tahun) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bahu yang berjumlah orang dengan matching pada umur dan status gizi. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 142 dengan 71 kasus dan 71 kontrol, dengan teknik pengambilan sampel secara purposive. Variabel bebas (Independen): penggunaan kontrasepsi pil. Variabel terikat (Dependen): hipertensi Kuesioner, alat ukur tekanan darah adalah sphygmomanometer air raksa dan stetoskop, timbangan berat badan dan mictoise staturmeter. Data yang diperoleh dilakukan analisis deskriptif (analisis univariat) untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian berdasarkan frekuensi dan distribusinya dengan menggunakan program komputer, dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian Puskesmas Bahu dengan menggunakan uji statistik Chi Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dan perhitungan Odds Ratio (OR) dengan bantuan program komputer. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden Distribusi kearakteristik responden dapat dilihat pada tabel 2. Distribusi responden berdasarkan kelompok umur diketahui bahwa paling banyak responden berumur >35 tahun (80,30%), responden pada kelompok umur tahun sebanyak 19,70% dan tidak terdapat responden pada kelompok umur <21 tahun. Pengelompokkan umur responden berdasarkan usia reproduktif yang berisiko, yaitu <21 tahun (terlalu muda) dan >35 tahun (terlalu tua) merupakan usia reproduksi berisiko sedangkan tahun merupakan usia reproduksi sehat. Seiring dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi semakin besar.
5 Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Karakteristik Kasus Kontrol Total n % n % n % Umur > 35 tahun 57 80, , , tahun 14 19, , ,70 < 21 tahun Status Gizi Gemuk (IMT 25) 21 29, , ,58 Tidak Gemuk (IMT < 25) 50 70, , ,42 Tempat Tinggal Bahu 15 21, , ,13 Kleak 19 26, , ,76 Batukota 14 19, , ,72 Winangun I 12 16, , ,90 Winangun II 11 15, , ,49 Pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) 52 73, , ,31 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 8 11, , ,49 Swasta/Karyawan 4 5,63 6 8, ,04 Wiraswasta 7 9,86 3 4, ,04 Penghasilan < Rp , , ,48 Rata-Rata Keluarga per Bulan Rp , , ,52 Penelitian yang dilakukan oleh Nurwidayanti tinggi dibandingkan dengan seorang yang dan Wahyuni (2013) menunjukkan bahwa karakteristik umur lebih dari 40 tahun berisiko 4,96 kali menderita hipertensi. Hal ini disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai akibatnya adalah meningkatnya tekanan darah sistolik (Depkes,2006). Distribusi responden berdasarkan status gizi, responden dengan status gizi tidak gemuk (IMT<25) sebanyak 70,42% responden dan 29,58% responden dengan status gizi gemuk (IMT 25) baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang gemuk lima kali lebih badannya normal (Depkes,2006). Distribusi responden berdasarkan tempat tinggal, diketahui bahwa sebagian besar responden bertempat tinggal di Kelurahan Kleak yaitu 38 responden (26.76%) dan paling sedikit responden bertempat tinggal di Kelurahan Winangun II yaitu 22 responden (15,49%), sedangkan untuk Kelurahan Bahu, Kelurahan Batukota, dan Kelurahan Winangun I masing-masing sebanyak 21,13%, 19,72% dan 16,90%. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan, pekerjaan WUS terbanyak yaitu Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu sebanyak 100 responden (70,42%), baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol masing-masing 52 responden (73,24%) dan 48 responden
6 (67,61%). Pekerjaan WUS yang terendah pada kelompok kasus yaitu Swasta/Karyawan sebanyak 4 responden (5,63%) dan atau tidak memiliki pengaruh yang berarti terhadap kejadian hipertensi Dilihat dari pendapatan keluarga per bulan berdasarkan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2012 sebagian besar responden memiliki pendapatan Rp per bulan (53,52%) yang terbagi atas kelompok kasus (54,93%) dan kelompok kontrol (52.11%). Diketahui juga responden dengan penghasilan <Rp per bulan (46,48%) yang terbagi atas kelompok kasus (45,07%) dan kelompok kontrol (47,89%). 2. Penggunaan Kontrasepsi Pil Responden peserta program KB dalam penelitian ini sebanyak 104 responden (73%), yang terdiri atas 53 responden kasus dan 51 responden kelompok kontrol. Hampir 70% akseptor KB menggunakan metode kontrasepsi hormonal, sebab metode ini dapat diandalkan, dengan mudah dapat kembali subur dan mereka tetap memegang kendali (Everett,2008). Jenis kontrasepsi hormonal terdiri atas kontrasepsi pil, suntik/injeksi dan implant (Handayani,2010). Pada penelitian ini responden kelompok kasus sebesar 71,70% menggunakan kontrasepsi pil dan sebagian besar kelompok kontrol menggunakan kontrasepsi suntik yaitu sebesar 50,98%. Pengguna kontrasepsi pil dalam penelitian ini pada kelompok kasus terdapat sebanyak 53,52% dan sebanyak 26,76% responden pada kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan pengguna kontrasepsi pil ( 1 tahun) dalam penelitian Wiraswasta yaitu 3 responden (4,23%) pada kelompok kontrol. Pekerjaan WUS dalam penelitian ini dapat dikatakan hanya sedikit ini sebanyak 31%. Pengguna kontrasepsi pil pada kelompok kasus terdapat 31 responden dan 13 responden pada kelompok kontrol. 3. Hipertensi Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada responden baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol diperoleh rata-rata tekanan darah sistolik responden 121 mmhg dan rata-rata tekanan darah diastolik responden 85,3 mmhg. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 98,59% responden telah menderita hipertensi 1 tahun, 1,41%. lainnya telah menderita hipertensi <1 tahun. Untuk konsumsi obat antihipertensi, sebanyak 56,34% responden kelompok kasus yang sementara mengkonsumsi obat antihipertensi dan 43.66% tidak sementara mengkonsumsi obat anti hipertensi. 4. Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Pil dengan Kejadian Hipertensi Perhitungan menggunakan uji Chi-square dengan bantuan program komputer menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,001 dengan kesalahan (α) 0,05. Tabel 3. Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Pil dengan Kejadian Hipertensi
7 Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan kontrasepsi pil dengan hipertensi pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kota Manado. Hipertensi terjadi 2-3 kali lebih sering pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral dibanding wanita dengan usia yang sama tetapi tidak menggunakan kontrasepsi oral (Sanif,2009). Hal ini dapat terjadi dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System (RAS), kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen dan progesteron yang akan meningkatkan tekanan darah yang dihubungkan dengan hipertropi jantung dan peningkatan respon presor angiotensin II (Olatunji dan Soladoye,2008). Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian hipertensi menunjukkan nilai p<0,05 (p = 0,001),dan hasil perhitungan statistik diperoleh OR >1 yaitu OR=3,458 (CI(95%)= 1,613 7,413) maka dapat dikatakan bahwa wanita usia subur pengguna kontrasepsi pil di wilayah kerja Puskesmas Bahu 3,458 kali lebih berisiko menderita hipertensi daripada WUS yang tidak menggunakan kontrasepsi pil. Penelitian kasus kontrol tentang faktorfaktor risiko hipertensi grade II pada masyarakat (studi kasus di Kabupaten Karanganyar) yang dilakukan oleh Sugiharto (2007) pada 310 sampel, menunjukkan bahwa penggunaan pil KB selama 12 tahun berurutturut berisiko 5,38 kali menderita hipertensi. Hasil penelitian kasus kontrol tentang analisis hubungan penggunaan pil KB dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di Kecamatan Tombariri dengan jumlah responden 90 sampel, yang dilakukan oleh Langi (2012), menunjukkan bahwa WUS pengguna kontrasepsi pil berisiko 17,2 kali menderita hipertensi daripada WUS yang tidak menggunakan kontrasepsi pil. Hasil penelitian kasus kontrol di Jakarta Barat oleh Kurniawati (2010) menunjukkan bahwa pemakaian pil kombinasi mempunyai hubungan bermakna dengan tekanan darah tinggi, dengan risiko sebesar 3,05 kali. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada WUS di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kota Manado dan dari hasil analisis data diperoleh : 1. Pengguna kontrasepsi pil dalam penelitian ini sebanyak 44 responden (33%). 2. Rata-rata tekanan darah sistolik responden adalah 121 mmhg dan ratarata tekanan darah diastolik responden adalah 85,3 mmhg. 3. Terdapat hubungan antara penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian Puskesmas Bahu dan pengguna kontrasepsi pil 3,458 kali lebih berisiko menderita hipertensi. Saran 1. Bagi Puskesmas Bahu Perlu dilakukan promosi kesehatan (penyuluhan kesehatan, sosialisasi dan pembagian poster dan sejenisnya) sebagai upaya pencegahan dan pengendalian
8 hipertensi dan memberi informasi tentang kelebihan dan kekurangan pemakaian berbagai metode kontrasepsi, serta bidan/ perawat sebagai pelaksana pelayanan KB perlu melakukan skrining terhadap WUS untuk memastikan bahwa tidak terdapat kontraindikasi bagi pemakaian kontrasepsi pil serta memberi informasi kepada WUS tentang kontrasepsi hormonal dan nonhormonal. 2. Bagi Wanita Usia Subur Perlu dilakukan kontrol tekanan darah secara aktif yaitu 6 bulan sekali, terutama bagi penderita hipertensi dan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran untuk menjaga pola hidup sehat. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan jenis kontrasepsi hormonal lainnya terhadap kejadian hipertensi DAFTAR PUSTAKA Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Manado Laporan Pelayanan KB Mandiri BKB-PP. Manado Departemen Kesehatan Republik Indonesia Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia Everett S Handbook of Contraception and Reproductive Sexual Health,2nd. Terjemahan oleh Nike Budi Subekti Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Handayani S Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama Kementerian Kesehatan RI Masalah Hipertensi di Indonesia, Available from w=2&id=1909 Diakses pada 27 Februari 2013 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia Kurniawati H Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Pil KB Kombinasi dengan Tekanan Darah Tinggi pada Wanita Pasangan Usia Subur di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Kota Administrasi Jakarta Barat Tahun Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Langi GG Analisis Hubungan Penggunaan Pil KB dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Tombariri. Manado : Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Olatunji LA., Soladove AO Oral Contraceptive Induced Blood Pressure Is Prevented By Renin Angiotensin Suppression In Female Rats But Not By Sympathetic Nervous System Blokade. Indian Journal of Experimental Biology, 46(11): Puskesmas Bahu Profil Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang. Manado Sanif E Hipertensi Pada Wanita. Available from ertensi/78.html Diakses pada tanggal 24 September 2014 Sugiharto A Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II Pada Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar). Semarang : Universitas Diponegoro Triyanto E Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta : Graha Ilmu
9
Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PIL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Chaterine J. M. Tulenan*, Budi T. Ratag *, Shane
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PENGGUNAAN PIL KELUARGA BERENCANA PADA WANITA USIA SUBUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PINELENG KABUPATEN MINAHASA Bill S. I. Risakota*, Billy J. Kepel**,
Lebih terperinciPHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Ceidy Silva Tamunu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah istilah medis untuk penyakit tekanan darah tinggi, dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak diderita di seluruh dunia, termasuk
Lebih terperinciHIPERTENSI PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DENGAN LAMA PENGGUNAAN PIL KB ABSTRAK
HIPERTENSI PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DENGAN LAMA PENGGUNAAN PIL KB Sepriandi 1), Sri Mudayatiningsih 2), Susmini 3) 1 ) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL KB KOMBINASI DENGAN HIPERTENSI PADA AKSEPTOR PIL KB DI PUSKESMAS ENEMAWIRA KABUPATEN SANGIHE
HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL KB KOMBINASI DENGAN HIPERTENSI PADA AKSEPTOR PIL KB DI PUSKESMAS ENEMAWIRA KABUPATEN SANGIHE Cici Sumiati Tatali Rina M. Kundre Yolanda B. Bataha Program Studi Ilmu
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ** Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN PIL KELUARGA BERENCANA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Frinny P. Rumerung*,Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan ancaman serius dan tantangan utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Global
Lebih terperinciKata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO
HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Oleh: dr. Budi T. Ratag, MPH, dkk. Dipresentasikan dalam
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN
ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN, Ana Ulfah Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Email: perdana_182@yahoo.co.id ABSTRAK Menurut WHO (World Health Organization)
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 25-65 TAHUN DI DESA KAPOYA KECAMATAN TARERAN SULUUN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Emmelia livi lapian *, Nancy S H Malonda *,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya arus globalisasi di segala bidang dengan adanya perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kabo (2010) hipertensi adalah suatu penyakit kronis dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh Report of the Joint National Committe
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA TAHUN DI INDONESIA TAHUN 2013 (ANALISIS DATA RISKESDAS 2013)
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi... (Lamria Pangaribuan dan Dina Bisara Lolong) HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA 15-49 TAHUN DI INDONESIA TAHUN 2013 (ANALISIS
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciKAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI
KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI Oleh: ALIN YAMA PUSPITA K100100081 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009 Yufita Yeni, Sitti Nur Djannah, Solikhah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPOMEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DI PUSKESMAS RANOTANA WERU
HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPOMEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DI PUSKESMAS RANOTANA WERU Bella Tendean Rina Kundre Rivelino S. Hamel Program Studi Ilmu
Lebih terperinciKata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR MINAHASA Trifena Manaroinsong*, Woodford B. S Joseph*,Dina V Rombot** *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
PENGARUH MEDIA LEAFLET TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN WUS (WANITA USIA SUBUR) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERINE DEVICE) DI DESA TEGALREJO KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI PUBLIKASI ILMIAH
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI
HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI Indah Putri Lestari*) Wagiyo**), Elisa**) *)Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang, **)
Lebih terperinciINTISARI ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN
INTISARI ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN Ana Ulfah¹; Aditya Maulana²; Rony³ Menurut WHO (World Health Organization) 2011, sekitar 1 milyar penduduk di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer dengan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOMPASO KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA Pratiwi N. Wowor *, Nancy S. H. Malonda*, Shane H. R. Ticoalu** *Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA Merlisa C. Talumewo*, Budi T. Ratag*, Jantje D. Prang** *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, hipertensi adalah peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008) mengatakan bahwa program keluarga berencana merupakan suatu tindakan yang membantu pasangan suami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara kronik. Joint National Committee VII (the Seventh US National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi secara paralel, transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengubah pola penyebaran penyakit dari penyakit
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA ASUPAN NATRIUM DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS TUMARATAS KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA Fifi Mamoto *, Grace D. Kandou
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Giroth Linda Julia*, Angela F. C. Kalesaran*, Sekplin
Lebih terperinciKata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI YANG BERUSIA 40 TAHUN KE ATAS DI KELURAHAN BAHOI KECAMATAN TAGULANDANG KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO Indra Galia Kudati*, Budi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol, Hipertensi
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS TUMARATAS KEC. LANGOWAN BARAT KAB. MINAHASA Diyan, N.Oroh *, Grace D.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah arterial yang abnormal. Berdasarkan etiologi, hipertensi dibedakan menjadi hipertensi primer dan sekunder (Lewis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya penyempitan pembuluh darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit degeneratif, yang salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Berdasarkan data WHO (2013), pada tahun 2008 angka kematian Penyakit Tidak Menular
Lebih terperinciKata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Frisca Kalangie* Dina V. Rombot**, Paul A. T. Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciKata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, INDEKS MASSA TUBUH DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT TK.III R. W. MONGISIDI MANADO Pretisya A. N. Koloay*, Afnal Asrifuddin*, Budi T. Ratag*
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah banyak.
Lebih terperinciKata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Cheryn D. Panduu *, Jootje. M. L. Umboh *, Ricky.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi kognitif merupakan bagian dari fungsi kortikal luhur, dimana pengetahuan fungsi kognitif luhur mengaitkan tingkah laku manusia dengan sistem saraf. Fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DEWASA AWAL (18-40 TAHUN) DI WILAYAH PUSKESMAS BROMO MEDAN TAHUN 2017
PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DEWASA AWAL (18-40 TAHUN) DI WILAYAH PUSKESMAS BROMO MEDAN TAHUN 2017 Rina Andriani Harahap, et al PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG
AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PERIODE DESEMBER 2013- MEI 2014 Finsie L. Waas*, Budi T. Ratag*, Jootje M.L.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal. Joint National Committee
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. diambil dari para wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Jebres Surakarta dari tanggal 26 Oktober sampai dengan 7 November 2015. Data diambil dari para
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,
PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT, BAHAN ANTI NYAMUK DAN KEBIASAAN KELUAR RUMAH MALAM HARI TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI DESA LOBU DAN LOBU II KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA TAHUN
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR
ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR Sri Wahyuni 1 dan Yohana Wulan Rosaria 2 Program Studi Kebidanan Bogor, Jl. Dr. Semeru No.116Bogor - 16111 Email: joan_jack423@yahoo.com
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN UMUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA KOTA MANADO
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN UMUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA KOTA MANADO Sustina Febelin Capon Demonamang*, Nancy S.H Malonda*, Budi T. Ratag* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Presentase penduduk lansia Indonesia telah mencapai angka diatas 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur usia tua atau lansia. Derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi merupakan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN
An Nadaa, Vol 1 No.2, Desember 2014, hal 72-76 ISSN 2442-4986 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN The Associated
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI USIA 41-65 TAHUN DI DESA SINUIAN KECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 Rion Adam, Maureen I. Punuh, Nova H. Kapantow * Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL
ABSTRAK PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL Lidya Lustoyo Putrajaya, 2012 Pembimbing I : Dr. Iwan Budiman, dr., M.S., M.M., M.Kes., AIF. Pembimbing II : Ellya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Taufiqurahman, 2010).
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik dengan metode cross sectional. Cross sectional merupakan metode penelitian dengan menghubungkan antara
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN KONTAK SERUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Tiara Purba*, Sekplin A. S. Sekeon*, Nova H. Kapantow*
Lebih terperinciOleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH
Artikel Article : Hubungan Antara Keluar Malam Dan Pengetahuan Tentang Malaria Pada Masyarakat Di Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 : The Relationship Between Night
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama. Peningkatan atau
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI PUSKESMAS POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015
UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015 PUTU AYU PEGGY ARISTYA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014
PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014 Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH : I KETUT ERI DARMAWAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai oleh penduduk dunia yang mengalami pergeseran pola pekerjaan dan aktivitas. Dari yang sebelumnya memiliki pola kehidupan agraris berubah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular (communicable disease) dan penyakit tidak menular (non-communicable disease). Data tahun
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL 1) Rustam I. Laboko 1) Dinas Kesehatan Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah ABSTRAK Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan besar di seluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular dimana penderita memiliki tekanan darah diatas normal. Penyakit ini diperkirakan telah menyebabkan peningkatan
Lebih terperinci*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK, AKTIFITAS FISIK DAN KONSUMSI ALKOHOL PADA LAKI-LAKI USIA 18 TAHUN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA PULISAN TAHUN 2017 Indah Hamadi*, Grace D. Kandou*,Afnal Asrifuddin*
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA UMUR, KEPADATAN HUNIAN DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBEKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH Indri Surentu*, Wulan P. J. Kaunang*, Woodford B. S. Joseph* * Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat
Lebih terperinciTedy Candra Lesmana. Susi Damayanti
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG Diabetes mellitus DAN DETEKSI DINI DENGAN MINAT DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI DESA DRONO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN 1 Tedy Candra Lesmana 2 Susi Damayanti 1,2 Dosen
Lebih terperinciJurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22
HUBUNGAN PENIMBANGAN BALITA BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) TERHADAP STATUS GIZI BADUTA BAWAH GARIS MERAH (BGM) (Relationship between weighing of Children Under Two Years (BADUTA) With Nutrition Status of Below
Lebih terperinciRuth Inggrid E Sadubun *, Suharyo **, Zaenal **
1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI PIL DI PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2012 Ruth Inggrid E Sadubun *, Suharyo **,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA DAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA DAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk melakukan Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013
FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013 ARTIKEL ILMIAH Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DI WILAYAH MASYARAKAT PESISIR DESA MARINSOW KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2017 Jessica J. Pinontoan*, Grace
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan serta kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang
Lebih terperinciHUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN
HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI Melza Tatiana, et al. HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI Melza Tatiana 1, Heru Santosa, Taufik Ashar 3 1 Mahasiswa Program Magister
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR
HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO Yosprinto T. Sarampang 1), Heedy
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA TAHUN
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 18-44 TAHUN Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Besar Kecamatan Banjarbaru Selatan
Lebih terperinciINTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN
INTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN Shela Fuspita Maharani 1 ; Riza Alfian 2 ; Erny Karmila 3 Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmhg. 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah gizi ganda diantaranya prevalensi gizi kurang dan meningkatnya prevalensi obesitas. Obesitas tidak lagi di anggap sebagai masalah kesehatan
Lebih terperinci