BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Audit 2.1.1 Pengertian internal audit Internal Auditing adalah penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai keakuratan, dapat dipercaya, efisiensi dan kegunaan dari catatan catatan (akuntansi) perusahaan dan pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan. Informasi yang disajikan hendaknya didukung dengan bukti atau fakta yang dikumpulkan selama proses penilaian, sehingga hasil penilaian tersebut dapat diandalkan keakuratannya. Berkaitan dengan makin berkembangnya kegiatan Internal audit, maka jasa yang diberikan semakin luas. Selain pemberian jasa pemeriksaan intern kepada manajemen, juga membantu mengawasi seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya secara efektif. Internal audit adalah suatu kegiatan memberikan jaminan dan konsultasi yang independent dan obyektif agar dapat membantu suatu organisasi dalam mencapai tujuan melalui pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen resiko, pengendalian dan proses pengelolaan (Sawyer s, 2005:9). Untuk menjalankan suatu pemeriksaan yang efektif dan efisien, diperlukan independensi dari seorang internal auditor. Secara
obyektif, independensi dari internal audit sangatlah penting. Internal audit tidak boleh turut serta dalam merancang dan menerapkan prosedur, catatan, atau turut dalam kegiatan yang biasanya akan direview atau dinilai sendiri oleh internal auditor karena akan mengurangi independensinya. Namun, obyektivitas evaluasi internal audit dipengaruhi oleh ketentuan dan standar pengendalian yang ditetapkan. 2.1.2 Peranan internal auditor Menurut Yayasan Pendidikan Internal Audit yang disampaikan oleh Soekardi Hoesodo (2005:51) Internal Audit terus mengalami perkembangan sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan departemen Internal Audit. Peranan tersebut mempengaruhi kinerja Auditor. Peranan peranan Internal Auditor adalah : a) Internal auditor sebagai Watch Dog Auditor dalam pelaksanaan tugas auditnya akan selalu ada temuan yang diperiksa dan akan dicari solusi perbaikan akan temuan temuan tersebut. b) Internal auditor sebagai Konsultan Internal auditor tidak hanya berperan sebagai pemeriksa jasa saja, tetapi juga sebagai konsultan yang akan memberikan saran saran perbaikan pada manajemen, sebagai partner pihak manajemen untuk dapat melaksanakan pengendalian intern perusahaan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien.
c) Internal auditor sebagai Catalist Sebagai Catalist internal auditor harus melihat hasil atau dampak jangka panjang dari saran saran yang telah diberikan kepada manajemn untuk memperbaiki pengendalian intern suatu perusahaan. 2.1.3 Fungsi internal auditor Dalam melaksanakan tugas pokoknya internal auditor mempunyai fungsi, sebagai berikut : 1. memberikan bimbingan dan pembinaan dalam bidang pengawasan kepada satuan organisasi di lingkungan tersebut, 2. merumuskan program pelaksanaan pengawasan, 3. melaksanakan pemeriksaan terhadap setiap satuan organisasi di lingkungan perusahaan yang dipandang membutuhkan, meliputi pemasaran, operasi, administrasi umum, pelayanan pelanggan, keuangan, sumber daya manusia dan lainnya serta hasil hasil fisik dari pelaksanaan proyek proyek perusahaan, 4. melaksanakan pengujian serta penilaian atas hasil laporan berkala atau sewaktu - waktu dari setiap satuan organisasi di lingkungan perusahaan, 5. membina dan melaksanakan kerjasama dibidang pengawasan dengan instansi pemerintah sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku dan kebijaksanaan pemerintah.
2.1.3.1 Tanggung jawab internal auditor Menurut Statement Arens (2005:36) tanggung jawab pemeriksaan Internal adalah : The respond of Internal Auditor in the organization should be clearly estabilished by management policy. The Internal Auditors should be : a. to Inform and advice manager and to discharge this responsible in a manner that is consistent with code of ethic of the instansion of internal auditor, b. to coordinate Internal Audit activity with other, so as to best achieve the audit objective and the objective of the organization. Tanggung jawab Internal auditor dalam suatu organisasi harus ditetapkan secara jelas dalam bentuk manajemen. a. memberikan informasi dan saran kepada manajer dengan tetap berpegang pada kode etik, b. mengkoordinasi tugas pemeriksa dengan pihak lain agar tujuan pemeriksa maupun tujuan perusahaan dapat tercapai. 2.1.3.2 Wewenang internal auditor Tanggung jawab dan wewenang tetap berada pada pimpinan atau pelaksanaan kegiatan operasional yang bersangkutan, bukan pada Internal auditor. Internal auditor diberikan wewenang untuk meneliti catatan catatan, harta perusahaan
serta pegawai atau karyawan dari bagian yang menjadi obyek. Internal auditor harus bebas memeriksa dan menilai kebijakan, rencana, prosedur, dan catatan perusahaan. 2.1.4 Standar dan pedoman praktik audit internal Pada konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal di Jakarta, tanggal 12 Mei 2004 dijelaskan sebagai berikut : 1. SPAI terdiri atas Standar Atribut, Standar Kinerja, dan Standar Implementasi. Standar Atribut berkenaan dengan karakteristik organisasi, individu, dan pihak pihak yang melakukan kegiatan audit internal. Standar kinerja menjelaskan sifat dari kegiatan audit internal dan merupakan ukuran kualitas pekerjaan audit. Standar kinerja memberikan praktik praktik terbaik pelaksanaan audit mulai dari perencanaan sampai dengan pemantauan tindak lanjut. Standar Atribut dan Standar Kinerja berlaku untuk semua jenis penugasan audit internal, 2. standar implementasi hanya berlaku untuk satu penugasan tertentu. Standar implementasi yang akan diterbitkan dimasa mendatang adalah standar implementasi untuk kegiatan assurance (A), standar implementasi untuk kegiatan consulting (C), standar implementasi kegiatan investigasi (I), dan standar implementasi Control Self Assesment (CSA),
3. standar standar tersebut terdahulu merupakan bagian dari pedoman praktik audit internal. Keseluruhan pedoman praktik audit internal terdiri atas : a. defenisi Audit Internal, b. kode Etik Profesi Audit Internal, c. standar Profesi Audit Internal, d. interpretasi dari pedoman tersebut di atas. 4. pada masa yang akan datang, penerbitan standar standar implementasi dan pedoman lainnya akan didahului dengan penyebarluasan rancangan standar (exposure draft ED). Standar dan pedoman akan disahkan setelah paling sedikit dua bulan diedarkan dalam bentuk ED, dan mendapatkan respon yang memadai. ED akan dimuat dalam media komunikasi, jurnal, dan website yang dimiliki oleh masing masing organisasi profesi anggota konsorsium, serta dalam publikasi lain yang relevan. 2.1.4.1 Standar perilaku auditor internal Pada kode etik Profesi Audit Internal memuat standar perilaku sebagai pedoman bagi seluruh Auditor Internal yang isinya sebagai berikut: 1. auditor internal harus menunjukkan kejujuran, objektivitas, dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawab profesinya,
2. auditor internal harus menunjukkan loyalitas terhadap organisasinya atau terhadap pihak yang dilayani. Namun demikian, auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan kegiatan yang menyimpang atau melanggar hukum, 3. auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan atau kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau mendiskreditkan organisasinya, 4. auditor internal harus menahan diri dari kegiatan kegiatan yang dapat menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya, atau kegiatan kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka, yang meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan memenuhi tanggungjawab profesinya secara objektif, 5. auditor internal tidak boleh menerima imbalan dalam bentuk apapun dari karyawan, klien, pelanggan, pemasok, ataupun mitra bisnis organisasinya, sehingga dapat mempengaruhi pertimbangan profesionalnya, 6. auditor internal hanya melakukan jasa jasa yang dapat diselesaikan dengan menggunakan kompetensi professional yang dimilikinya, 7. auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa memenuhi Standar Profesi Audit Internal,
8. auditor internal harus bersikap hati hati dan bijaksana dalam menggunakan informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya. Auditor internal tidak boleh menggunakan informasi rahasia untuk mendapatkan keuntungan pribadi, secara melanggar hukum, atau yang dapat menimbulkan kerugian terhadap organisasinya, 9. dalam melaporkan hasil pekerjaannya, auditor internal harus mengungkapkan semua fakta fakta penting yang diketahuinya, yaitu fakta fakta yang jika tidak diungkap dapat mendistorsi kinerja kegiatan yang direview, atau menutupi adanya praktik praktik yang melanggar hukum, 10. auditor internal harus senantiasa meningkatkan keahlian serta efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugasnya. Auditor internal wajib mengikuti pendidikan professional berkelanjutan. 2.2 Mekanisme Audit 2.2.1 Perencanaan audit Internal Auditor harus merencanakan setiap tugas audit yang akan dilaksanakannya, yaitu pemilihan obyek audit serta menentukan survey pendahuluan. Menurut Mulyadi (2002 : 1), terdapat dua aspek penting, yaitu pemilihan objek audit dan survey pendahuluan. a. Pemilihan Obyek Audit
Pemilihan obyek audit perlu dilakukan berkenaan dengan keterbatasan sumber daya audit dibandingkan dengan kebutuhan audit. Oleh karena itu, tidak setiap unit yang potensial untuk diaudit dari seluruh unit yang ada (audit universe) dapat dimasukkan kedalam rencana audit tahunan. Acuan dasar untuk memilih auditable unit adalah skala prioritas audit berdasarkan besaran (magnitude) dan tingkat signifikan dari resiko yang melekat pada setiap auditable unit. ( YPIA, 2002:2 ) b. Survey Pendahuluan Survey Pendahuluan merupakan proses audit yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai resiko dari suatu auditable unit yang telah dijadwalkan dan atau telah dibuatkan penugasan auditnya. Survey pendahuluan dapat dilakukan dengan menggunakan sejumlah tehnik audit. Penggunaan berbagai macam tehnik audit tersebut dimaksudkan agar tercapai kombinasi optimal dari berbagai upaya untuk memperoleh dan menganalisis informasi yang relevan dengan penilaian resiko secara efisien dan efektif. Terdapat dua klasifikasi utama dari tehnik tehnik audit pada tahap survey pendahuluan, yaitu yang berkaitan dengan langkah langkah survey pendahuluan di kantor internal (on desk/ off site unit) dan dilokasi auditable unit (on site unit). ( YPIA, 2002;8-9)
2.2.2 Persiapan audit Untuk melakukan Internal audit, harus mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan dan mendokumentasikan semua bukti bukti dan informasi yang digunakan untuk menunjang hasil audit supaya cukup, kompeten, relevan dan berguna. Informasi yang cukup adalah informasi yang meyakinkan orang yang diberikan informasi mempunyai kesimpulan yang sama oleh auditor. Informasi yang kompeten adalah informasi yang dapat dipercaya sedangkan informasi yang relevan adalah informasi yang dapat menunjang temuan serta rekomendasi yang dapat membantu dalam pencapaian sasaran. 2.2.3 Program audit Menurut Modul Pelatihan Internal Audit Intern II Tingkat Lanjutan II (2002:24), Audit program berisikan seperangkat prosedur analitis atau langkah langkah pengumpulan dan pengujian pengujian bukti bukti audit, langkah langkah ini bertujuan untuk : a. pengumpulan bukti b. penilaian kecukupan dan efektivitas control c. penilaian efisiensi, ekonomis, dan efektivitas dari kegiatan yang direview Audit program disusun berdasarkan informasi yang diperoleh pada survey pendahuluan. Oleh karena itu, isi audit program akan disesuaikan dengan sasaran, tujuan dan cakupan audit untuk masing
masing auditable unit. Berdasarkan langkah langkah audit yang disusun dalam audit program, auditor diharapkan mampu mengungkapkan kelemahan sekaligus membantu auditee meningkatkan cakupan dan efektifitas control atas resiko yang berdampak signifikan 2.2.4 Pelaksanaan audit 2.2.4.1 Kertas kerja audit Kertas Kerja Audit merupakan dokumentasi dari program audit. Tiga aspek utama yang didokumentasi menurut Institute Pendidikan dan Pelatihan Internal audit adalah, langkah langkah audit dalam tahap persiapan, pelaksanaan dan pelaporan hasil audit, bukti bukti yang dikumpulkan selama proses audit, dan analisa, kesimpulan, temuan dan laporan yang dihasilkan, ditulis oleh auditor. (YPIA, 2002;47). Kertas Kerja Audit harus lengkap sehingga dapat mendukung kesimpulan hasil audit. Oleh karena itu, menurut Modul Penelitian Internal Audit Intern II Tingkat Lanjutan II ( 2002 : 48) Kertas Kerja Audit harus berisikan: 1. dokumentasi persiapan dan perencanaan audit, dan audit program, 2. kuesioner, flowchart, checklist dan narasi yang menguraikan sistem pengendalian internal,
3. catatan dan memo hasil wawancara, 4. data organisasi auditee, 5. salinan kontrak dan perjanjian yang penting, 6. uraikan kebijakan operasi dan keuangan auditee, 7. hasil pengujian atas pengendalian internal, 8. surat hasl konfirmasi dan representasi dari manajemen auditee, 9. analisa dan pengujian atas transaksi, proses dan laporan kegiatan auditee, 10. hasil analisa dan pengujian serta kesimpulan audit, 11. temuan audit, 12. laporan hasil audit dan tanggapan managemen audit atas laporan. 2.2.4.2 Review Menurut Modul Pelatihan Internal Audit Intern II Tingkat Lanjutan II (2002: 54). Ada beberapa hal umum yang harus diperhatikan Internal Audit dalam melakukan review, yaitu : 1. kesesuaian dengan tujuan audit, 2. ketaatan pada standar profesi, 3. ketepatan langkah pengujian, 4. cakupan data dan informasi,
5. keberadaan bukti yang cukup, kompeten, relevan dan berguna, 6. ketepatan perhitungan, 7. kewajiban analisa dan kesimpulan kecermatan judgement auditor, 8. kemungkinan potensi temuan audit yang terlewatkan, 9. kemungkinan penyempurnaan dan perbaikan Kertas Kerja Audit. 2.2.5 Temuan sementara Temuan sementara yang didapat oleh auditor dengan hanya melihat secara garis besar saja berdasarkan bukti, laporan dan informasi yang didapat. 2.2.6 Temuan akhir Temuan akhir dari seluruh yang didapat, yang sudah disimpulkan oleh Internal Audit. 2.2.7 Laporan internal audit Laporan pemeriksaan yang ditulis secara professional memperhatikan beberapa unsur, yaitu : a. struktur, b. kejelasan, c. keringkasan, d. nada laporan,
e. pengeditan. Dalam Internal Audit Report terdapat berbagai hal yang harus ada, yaitu : a. disclosure of Findings, b. discription of Findings, c. suggestion for Correction, d. documentation of plans and Clarification of View of Audite, e. balanced Audit Report Presesntation Guidelines. Dalam laporan internal audit tersebut haruslah mengungkapkan positif audit findingsnya juga, tidak hanya negative findingsnya saja. 2.2.8 Tindak lanjut internal audit Setelah dilakukan seluruh pelaksanaan audit oleh internal auditor, selanjutnya akan ditemukan apakah terdapat kejanggalan kejanggalan yang berarti atau tidak bagi lapran perusahaan. Hal ini amat bermanfaat bagi peningkatan produktivitas kerja. Pelaksanaan rekomendasi yang diajukan oleh internal auditor, merupakan tanggung jawab pimpinan unit atau perusahaan, dimana mereka mempunyai wewenang dalam pelaksanaan rekomendasi kepada bawahan mereka. Oleh karena itu, hendaknya internal auditor diberikan wewenang untuk mengawasi
sampai berapa jauh tindakan yang diambil dan dilaksanakan atas rekomendasi yang diberikan oleh Internal Auditor.