Moh. Supriatna TS Lokakarya Tata Laksana Sepsis Pediatrik PRAKONIKA XVI Palembang, Agustus 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi

TRANSFUSI DARAH. Maimun ZA. Laboratorium Patologi Klinik FKUB-RSSA Malang

Penatalaksanaan DBD Pada Dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepsis dan syok sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di

Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue pada Dewasa. Dr. Ratih Dewi

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dalam ruang lingkup keilmuan Obstetri Ginekologi.

Angka Kejadian Koagulasi Intravaskular Diseminata pada Pneumonia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Eklamsia didefinisikan sebagai terjadinya kejang dan / atau koma yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan diri dalam bidang life support atau organ support pada pasienpasien

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada sepsis terjadi proses inflamasi sistemik atau systemic inflammatory

Urutan mekanisme hemostasis dan koagulasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

PERDARAHAN DAN PEMBEKUAN DARAH (HEMOSTASIS) Era Dorihi Kale, M.Kep

Rescucitation in Trauma Patient REZA WIDIANTO SUDJUD,DR.,SPAN.,KAKV.,KIC.,M.KES

GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN AKIBAT PATOLOGIS SISTEM KARDIOVASKULAR DAN GANGGUAN PEMBULUH DARAH PERIFER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN HEMATOLOGI : DIC (DISSEMINATED INTRAVASCULAR COAGULATION) BY : HASRAT JAYA ZILIWU, S.Kep

PERBEDAAN MORTALITAS ANTARA PASIEN SEPSIS DAN SEPSIS KOMPLIKASI DISSEMINTED INTRAVASCULAR COAGULATION DI ICU RSUP Dr. KARIADI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Flaviviridae dan ditularkan melalui vektor nyamuk. Penyakit ini termasuk nomor dua

Gangguan Koagulasi pada Sepsis

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut,

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

Mekanisme Pembekuan Darah

Author : Hirawati, S.Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UNRI (

BAB I PENDAHULUAN. Aktivasi koagulasi dan fibrinolitik merupakan bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RS. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara maupun zat buangan yang ada di dalam tubuh. Volume darah pada manusia

Koagulasi Intravaskular Diseminata pada Sepsis

PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS. TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Patogenesis. Sel MM berinteraksi dengan sel stroma sumsum tulang dan protein matriks ekstraselular. Adhesion-mediated signaling & produksi sitokin

BAB I PENDAHULUAN. perekrutan dan aktivasi trombosit serta pembentukan trombin dan fibrin 1. Proses

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang tertinggi seluruh dunia. Sepsis merupakan. penyebab kematian yang ke-10 terbesar di Amerika Serikat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat mungkin terjadi atau dapat dikatakan mengancam jiwa pasien. Pasien sakit

Perdarahan Post Partum. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sepsis adalah suatu kumpulan gejala inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory

BAB III PEMBAHASAN. Dari 2 artikel tentang syok traumatik diatas membahas tentang syok traumatik yaitu syok

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI... ABSTRAK... ABSTRACK... v KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

TRANSFUSI DARAH DI BIDANG OBSTETRI

Hipertensi dalam kehamilan. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. klinis cedera kepala akibat trauma adalah Glasgow Coma Scale (GCS), skala klinis yang

TROMBOSITOPENIA SEBAGAI FAKTOR PROGNOSTIK PADA PENDERITA YANG DIRAWAT DIPERAWATAN INTENSIF

ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN

MANUSIA/MASYARAKAT MAKHLUK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Management of Severe Sepsis and Septic Shock: 2012, sepsis didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. multiorgan, ini disebut septic shock. Sepsis merupakan SIRS (Systemic. tempat infeksi, maka ini disebut dengan sepsis berat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Divisi Infeksi Tropis Bagian IKA FK USU Medan

MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang disiapkan dari fresh frozen plasma (FFP) dengan mencairkannya secara

MANAJEMEN GANGGUAN KOAGULASI PADA SEPSIS

BAB I PENDAHULUAN. satu emerging disease dengan insiden yang meningkat dari tahun ke tahun. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan

Bab 2 Metode Penelitian

Riwayat penyakit lainnya, seperti diabetes, hipertensi, jantung, batuk lama, asma, dan alergi disangkal oleh Os.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Trombosit merupakan sel darah yang berperan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang sering dilakukan adalah sectio caesaria. Sectio caesaria

Fenny, 1 Nadjwa Zamalek Dalimoenthe, 1 Noormartany, 1 Emmy Pranggono, 2 Nina Susana Dewi 1 1

BAB I PENDAHULUAN. peran penting pada angka kesakitan dan kematian di ruang perawatan intensif. ii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasien-pasien dengan penyakit hematologi atau onkologi yang mengalami

PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian Hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak, tetapi lebih banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori.

MAKALAH HEMATOLOGI Percobaan Pembendungan (Rumple Leed Test)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak negara tropis dan subtropis. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah sepsis sendiri sering disama artikan dengan septikemia dan bakterimia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tetap terjadi perubahan dalam morfologi, biokimia, dan metabolik yang disebut

BAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi virus dengue maupun demam berdarah dengue (DBD) merupakan

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv LEMBAR KEASLIAN KARYA TULIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) tanda-tanda kegagalan sirkulasi (WHO, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buruknya derajat kesehatan perempuan di Indonesia. di tunjukan dengan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) INSTALASI GIZI RSU HAJI SURABAYA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penanganan khusus di ruang rawat intensif (ICU). Pasien yang dirawat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

Lama waktu : ( Jumlah Cairan x 60) / (jumlah tetesan dalam menit x 60)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pascaoperasi (postoperative mortality) adalah kematian yang

Diabetes Mellitus Type II

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitif sampai manusia. Keadaan fisiologik menunjukan darah selalu berada

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI

BAB I. PENDAHULUAN. Wilayah yang berstatus KLB (Kejadian Luar Biasa) juga cukup banyak, yakni 12

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi bakteri yang berkembang menjadi sepsis, merupakan suatu respons

Transkripsi:

Gangguan Koagulasi pada Sepsis Berat Moh. Supriatna TS Lokakarya Tata Laksana Sepsis Pediatrik PRAKONIKA XVI Palembang, 22-23 Agustus 2014

Tujuan pembelajaran v Memahami patomekanisme ganguan koagulasi pada sepsis berat v Mampu mendiagnosis dan melakukan tata laksana gangguan koagulasi pada sepsis berat

Pendahuluan v Sepsis berat dan syok sep0k berkaitan erat dengan mul$ple organ failure/mof (angka mortalitas di seluruh dunia 40%) v Thrombocytopenia- associated mul$ple organ failure (TAMOF) luaran buruk v Prevalensi DIC pada sepsis: 7,5 49% v DIC prediktor luaran sepsis (mortalitas 30-60%) v Pemahaman patomekanisme dan tata laksana yang baik dapat menurunkan mortalitas

Aktivasi koagulasi pada sepsis Bakteri Toksin Aktivasi koagulasi Sel Mononuklear Sitokin Tissue factor

Gangguan koagulasi pada sepsis v Pada sepsis terjadi aktivasi koagulasi dan inhibisi fibrinolisis trombosis v Terdapat 3 fenotip TAMOF: 1. Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP) 2. Secondary thrombotic microangiopathy nonkonsumtif 3. DIC konsumtif

Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP) Nguyen TC, Carillo JA. Bench-to-bedside review: Thrombocytopenia-associated multiple organ failure a newly appreciated syndrome in the critically ill. Critical Care 2006(10);6:1-8.

Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP) v Gejala dan tanda: ü Demam ü Gangguan status mental dan atau kejang ü Trombositopenia ü Disfungsi ginjal ü Hemolisis mikroangiopati: LDH

Secondary Thrombotic Microangiopathy (TMA) Nguyen TC, Carillo JA. Bench-to-bedside review: Thrombocytopenia-associated multiple organ failure a newly appreciated syndrome in the critically ill. Critical Care 2006(10);6:1-8.

Secondary Thrombotic microangiopathy (TMA) v Gejala dan tanda: ü MOF ü Trombositopenia ü PT/aPTT normal atau sedikit meningkat ü Faktor V, VIII, X dan fibrinogen normal ü Peningkatan D-dimer v Tata laksana = TTP

Tata laksana TTP dan TMA Streroid Plasma exchange Vinkristin

Diseminated intravascular coagulation (DIC) Nguyen TC, Carillo JA. Bench-to-bedside review: Thrombocytopenia-associated multiple organ failure a newly appreciated syndrome in the critically ill. Critical Care 2006(10);6:1-8.

Diseminated intravascular coagulation (DIC) v Gejala dan tanda: ü MOF ü Perdarahan ü Trombositopenia ü Pemanjangan PT/aPTT ü Penurunan: Faktor V, X, fibrinogen, AT III, dan protein C ü Peningkatan D-dimer

Gambaran Klinis DIC Aktivasi koagulasi sistemik Deposisi fibrin Gagal organ intravaskuler Konsumsi platelet dan faktor Perdarahan koagulasi

Diagnosis DIC ü Terdapat penyakit yang mendasari!! ü Klinis sesuai Bukti klinis trombosis dan atau perdarahan ü Pemeriksaan laboratorium Tidak ada pemeriksaan tunggal yang akurat Pemeriksaan serial lebih bermanfaat à Skoring DIC

Step 1. Penyakit dasar? (sepsis) STOP NO YES Step 2. Pemeriksaan koagulasi Jumlah trombosit (x 10 9 /L ): > 100 = 0; 100 = 1; < 50 = 2 Pemanjangan PT (de0k): < 3 = 0; 3-6 = 1; 6 = 2 (dibandingkan kontrol) Fibrinogen (g/l): > 1 = 0; 1 = 1 FDP: 0dak meningkat = 0; meningkat sedang = 2; sangat meningkat = 3 NOTE: ü Nilai normal PT: 11-13,5 de0k. Pemanjangan PT harus dibandingkan kontrol ü FDP/D- Dimer (ug/ml): 4 = 0; > 4-8,2 = 2; > 8,2 = 3 * * Lehman et al. Analytic Validation and Clinical Evaluation of the LIA Test Immunoturbidimetric D-Dimer Assay for the Diagnosis of Disseminated Intravascular Coagulation. American Journal of Clinical Pathology. 2004:122

Step 3. Menghitung skor Step 4. Jika 5 Step 4. Jika < 5 Overt DIC Non overt DIC Hitung skor tiap hari Hitung ulang skor 1-2 hari Dimodifikasi dari NEJM, 1999;341:586-591

Tata laksana 1. Mengatasi penyakit dasar 2. Terapi suportif dan replacement 3. Kontrol koagulasi

Rekomendasi Pediatric Consideration

Gangguan Koagulasi pada Sepsis Berat Moh. Supriatna TS Lokakarya Tata Laksana Sepsis Pediatrik PRAKONIKA XVI Palembang, 22-23 Agustus 2014

Cytokines TFPI Tissue Factor ( + factor VIIa) Plasminogen F IX a + F VIII AT III + Heparin F X a + F V Factor IIa (thrombin) Fibrinogen Fibrin Low level anlcoagulant - anlthrombin III - Protein- C - TFPI Plasminogen aclvators PAI- 1 Protein C Fibrin Plasmin FDPs Thrombin formalon mediated by TF Impairment of anlcoagulant pathway Fibrinolysis suppression by PAI- 1 Excess of fibrin formalon Thrombosis Inadequate fibrin removal Coagulopathy consumlve, secondary Bleeding hyperfibrinolysis NEJM, 1999;341:586-91

Transfusi PRC v Dosis: ü Volume (ml) = 4,8 x ΔHb (g/dl) x BB (kg) atau ü Volume (ml) = 1,6 x ΔHt (%) x BB (kg) v Kecepatan: ü 2-4 jam v Target: ü Hb meningkat sesuai diharapkan (10 mg/dl)

Transfusi FFP v Dosis: ü BB < 30 kg = 10 ml/kgbb ü BB 30 kg = 1 flabot standar (300 ml) v Kecepatan: ü 2 4 jam v Target: ü Meningkatkan 20 30% faktor koagulasi

Transfusi cryoprecipitate v Diberikan bila: ü Fibrinogen < 1 g/l atau rendah ü Keadaan urgency (tidak dapat menunggu pemeriksaan fibrinogen) v Dosis: ü 1 unit setiap 5 10 kgbb v Kecepatan: ü 10-30 menit/dosis. v Target: ü Meningkatkan fibrinogen 0,5 1 g/l

Transfusi trombosit v 2 jenis sediaan trombosit: ü Paket standar (donor single pediatrik) 40-60 ml ü Trombosit apheresis v Dosis: ü 5 20 ml/kgbb v Kecepatan: ü 3 ml/kgbb/jam ü Dapat lebih cepat (30 menit), waspada reaksi transfusi v Target: ü Meningkatkan trombosit 50.000 100.000/L

Heparinisasi v Pada DIC tanpa perdarahan dan gejala dominan adalah trombosis v Langkah-langkah: ü Periksa aptt awal sebagai data dasar ü Berikan bolus heparin 75 unit/kgbb ü Lanjutkan infus kontinyu, dosis sesuai umur: < 1 tahun : 28 unit/kg/jam > 1 tahun dengan BB <30 kg: 20 unit/kg/jam 30 kg : 18 unit/kg/jam ü Monitor aptt tiap 4 jam (target 50-80 detik), bila stabil maka pemeriksaan tiap 12 jam ü Lakukan penyesuaian dosis sebagai berikut:

Heparinisasi ü Lakukan penyesuaian dosis sebagai berikut: aptt (delk) Bolus (unit/ kg) Stop infus (menit) Perubahan rate (%) < 40 50 0 + 10% 4 jam 40 49 0 0 + 10% 4 jam 50 80 0 0 0 12 jam 81 90 0 0-10% 4 jam 91 115 0 30-10% 4 jam >115 0 60-15% 4 jam Ulang aptt

KASUS Anak laki-laki 6 th, 20 Kg, perawatan hari ke-2 di PICU dengan bronkopneumonia dan gagal napas. KU: somnolen (on sedasi), pucat, NGT cairan coklat kehitaman Tanda vital: HR : 120 x/mnts RR : sesuai VM (A/C) Suhu : 38.5 C TD : 100/70 mmhg SaO 2 : 97%

PF: Dada: retraksi (-), hantaran (+), RBH (+) Abdomen: datar, supel, hepatomegali Ekstremitas: hangat, CRT <2, hematom (+) di bekas tusukan jarum Hasil laboratorium: Hb : 6,8 g/dl Ht : 20 % Lekosit : 3.100/mm 3 Trombosit : 18.000/mm 3

Apa diagnosis kerja Anda? Gagal napas Bronkopneumonia Sepsis Suspek DIC Trombositopenia Anemia

Kenapa curiga DIC? Penyakit dasar Bukti klinis Hasil laboratorium

Apa rencana Anda? Terapi Tranfusi TC Transfusi PRC Transfusi FFP Pemeriksaan laboratorium: Studi koagulasi PT, aptt, TF, FDP (D-dimer) Skrining MOF LFT RFT LDH

Hasil laboratorium PT : 27" (13") aptt : 68" (35") Fibrinogen : 80 mg/dl atau 0,8 g/l D-Dimer : 6500 mg/l atau 6,5 ug/ml Ureum : 80 mg/dl Kreatinin : 1 mg/dl SGOT : 250 IU/L SGPT : 380 IU/L LDH : 175 IU/L (N: 100-250 IU/L)

Skoring DIC Skor Trombosit : 18.000/mm 3... 2 PT : 27" (13")... 2 Fibrinogen : 80 mg/dl atau 0,8 g/l... 1 D-Dimer : 6500 mg/l atau 6,5 ug/ml.. 2 Skor total... 7 OVERT DIC

Apa diagnosis Anda? Gagal napas Bronkopneumonia Sepsis Berat DIC

Terapi Transfusi TC: Dosis? Cara? Target?

Transfusi trombosit v Dosis: ü 5 20 ml/kgbb... 200 cc (3-4 unit) v Kecepatan: ü 3 ml/kgbb/jam... 60 cc/jam ü Dapat lebih cepat (30 menit), waspada reaksi transfusi v Target: ü Meningkatkan trombosit 50.000 100.000/L

Terapi Transfusi PRC: Dosis? Cara? Target?

Transfusi PRC v Dosis: ü Volume (ml) = 4,8 x ΔHb (g/dl) x BB (kg) 4,8 x 3,2 x 20 = 307,2 cc v Kecepatan: ü 2-4 jam v Target: ü Hb meningkat sesuai diharapkan (10 mg/dl)

Terapi Transfusi FFP: Dosis? Cara? Target?

Transfusi FFP v Dosis: ü BB < 30 kg = 10 ml/kgbb ü BB 30 kg = 1 flabot standar (300 ml) 10 ml x 20 = 200 ml v Kecepatan: ü 2 4 jam v Target: ü Meningkatkan 20 30% faktor koagulasi

Terapi Transfusi Cryopresipitate: Dosis? Cara? Target?

Transfusi cryoprecipitate v Dosis: ü 1 unit setiap 5 10 KgBB 20 Kg = 2-4 unit v Kecepatan: ü 10-30 menit/dosis. v Target: ü Meningkatkan fibrinogen 0,5 1 g/l