Abstrak. Kata Kunci : penjadwalan kerja, active schedule, heuristic schedule

dokumen-dokumen yang mirip
PENJADWALAN WAKTU BEBAN KERJA DENGAN METODE ALGORITMA ACTIVE SCHEDULE DAN HEURISTIC SCHEDULE UNTUK EFISIENSI DAYA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ

BAB II LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

JOB SCHEDULING MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA ACTIVE, ALGORITMA NON DELAY DAN HEURISTIC SCHEDULE GENERATION (STUDI KASUS : BOROBUDUR KNITTING)

BAB III LANDASAN TEORI. ilmu yang terkait dalam penyelesaian dalam kerja praktek.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PENGEMBANGAN PENJADUALAN JOB SHOP INSERTED IDLE TIME DENGAN SCHEDULLING GRAPH UNTUK MEMINIMASI BIAYA TARDINESS & EARLINESS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang)

Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang Masalah

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli Dzakiy Sulaiman, Emsosfi Zaini, Arnindya Driyar M.

ANALISA PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AMPBELL DUDECK SMITH, PALMER, DAN DANNENBRING DI PT.LOKA REFRAKTORIS SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. mesin, manusia serta bahan-bahan baku produk merupakan salah satu faktor yang

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MENGGUNAKAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE)

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEKNIK Vol. V, No. 1 Januari 2011 Hal 1-12

PENJADWALAN PRODUKSI JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFFLER THOMPSON

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG)

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri. yang terbatas terhadap pekerjaan yang berlebihan (Pinedo, 1992).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Departemen Machining, 2014

Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANDASAN TEORI

SIDANG TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE INTEGER PROGRAMMING PADA PENJADWALAN PRODUKSI MAKE TO ORDER DENGAN MESIN PARALEL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan produksi merupakan ketepatan suatu perusahaan dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

4.6 Data Waktu Siap Setiap Mesin Pengerjaan Komponenkomponen Screw Conveyor Penentuan Due Date BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

ABSTRAK Giffler dan Thompson

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Diagram Alir Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.

BAB II LANDASAN TEORI

PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

PENJADWALAN PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN ANT COLONY ALGORITHM

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat

Bab 2 Landasan Teori Perencanaan dan Pengendalian Produksi

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah

PENJADWALAN JOB SHOP STATIK DENGAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN

STUDI PENJADWALAN JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN WAKTU KESELURUHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ALGORITMA ARTIFICIAL IMMUNE SYSTEM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif membuat perusahaan

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Manajemen operasi merupakan salah satu dari fungsi utama perusahaan di samping

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

BABI PENDAHULUAN. ~pemrosesan)

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerjakan pada beberapa buah mesin (Rosnani Ginting, 2009). Pekerjaan

PENJADWALAN MESIN PADA SISTEM PRODUKSI FLOW SHOP UNTUK MEMINIMALKAN KETERLAMBATAN

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu (Noviansyah, dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. waktu yang bervariasi akan menemui banyak hambatan bila tidak ada metode

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun industri yang belum siap dan bangkit dari

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan baja di Indonesia, termasuk di Provinsi Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. perencanaan dan pengendalian produksi dan juga merupakan rencana

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam

BAB III LANDASAN TEORI

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MESIN MAJEMUK MELALUI JOB SISIPAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penelitian Awal Identifikasi Masalah Perumusan Masalah

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI PAVING BLOCK PADA CV. EKO JOYO

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat

Transkripsi:

PENJADWALAN KERJA DENGAN METODE ALGORITMA ACTIVE SCHEDULE DAN HEURISTIC SCHEDULE UNTUK MINIMISASI WAKTU PENYELESAIAN (Studi Kasus di PT. InTAC Brass Indonesia) Wiwiek Fatmawati, Irwan Sukendar, Priswanto Suryo Suprobo Program Studi Teknik Industri, Universitas Islam Sultan Agung Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 50012 wiwiekf@yahoo.com Abstrak Waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu pekerjaan memegang peranan penting dalam suatu perusahaan, karena ketepatan waktu yang berkaitan dengan pemenuhan pesanan dari konsumen akan berdampak pada kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Oleh karena itu pengoptimalan waktu kerja yang tersedia perlu dilakukan, baik terhadap operator ataupun mesin-mesin produksi. Optimalisasi waktu kerja ini dapat dicapai salah satunya dengan menganalisa penjadwalan kerja mesin-mesin produksi yang digunakan yang dikenal dengan istilah scheduling. Studi kasus penjadwalan kerja pada penelitian ini dilakukan di PT. InTAC Brass Indonesia yang memproduksi produk kerajinan yang terbuat dari kuningan berupa vas bunga, tempat lilin, dupa dan bel. Penjadawalan active schedule merupakan bentuk sub kelas dari semi-active schedule yaitu penjadwalan yang memastikan bahwa tidak ada operasi yang dapat dimulai lebih awal tanpa menunda operasi yang lain. Sedangkan penjadwalan dengan metode heuristic lebih diprioritaskan untuk memilih operasi yang dikerjakan terlebih dahulu dengan aturan most work reamining. Dari hasil perhitungan diperoleh penjadwalan awal yang dilakukan perusahaan menghasilkan waktu penyelesaian pekerjaan sebesar 2465,54 detik atau 41,03 menit. Sedangkan penjadwalan yang dilaukan dengan menggunaka metoda active schedule menghasilkan waktu penyelesaian produk sebesar 1561,5 detik atau 26,06 menit dan penjadwalan dengan metode heuristic menghasilkan waktu penyelesaian sebesar 1671,04 detik atau 27,85 menit. Algoritma active schedule menghasilkan waktu penyelesaian yang lebih baik dengan tingkat efisiensi waktu sebesar 63,43%. Kata Kunci : penjadwalan kerja, active schedule, heuristic schedule 1. Pendahuluan Penjadwalan oleh Reksohadiprojo, 1994, didefiniskan sebagai suatu proses yang dinamis yang merupakan bagian dari fungsi pengawasan produksi yang menentukan waktu kapan setiap kegiatan harus dilaksanakan pada mesin tertentu agar waktu pengiriman produk dapat terpenuhi. Sedangkan Hantoro, 1993, mendefiniskan penjadwalan sebagai pengurutan proses produkai yang sistematis, sehingga urut-urutan proses dapat berjalan dengan lancar dengan memanfaatkan semua fasilitas yang ada dalam perusahaan. Kenneth. R. Baker menyatakan bahwa penjadwalan adalah suatu proses pengalokasian sumber daya untuk memilih sekumpulan job dalam jangka waktu tertentu. Dalam definisi tersebut terdapat dua pengertian yaitu penjadwalan sebagai suatu fungsi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penentuan proses yang akan dijadwalkan dan penjadwalan sebagai teori dengan prinsip, model teknik dan logika kesimpulan yang dapat membuktikan secara jelas kedalaman fungsi dari penjadwalan itu sendiri. PT. InTAC Brass Indonesia merupakan perusahaan pengecoran logam untuk produk rumah tangga dan dekorasi yang berlokasi di Jalan Raya Semarang Kendal Km. 12. Pada penelitian ini penjdwalan yang dianalisa adalah penjadwalan pada proses produksi vas bunga, tempat lilin, dupa dan bel yang terbuat dari kuningan. Model penjadwalan yang digunakan adalah algoritma active schedule dan heuristic schedule dengan kriteria minimisasi waktu penyelesaian yang dilakukan oleh departemen finishing di PT. InTAC Brass Indonesia, yang kemudian hasil perhitungan yang diperoleh akan dibandingkan untuk memperoleh penjadwalan kerja yang paling optimal. J - 16

2. Penjadwalan Produksi Perencanaan produksi pada dasarnya ditentukan setelah diketahuinya permintaan produk yang akan dihasilkan. Dalam sistem produksi yang bersifat job order besarnya jumlah produk yang aan diproduksi tergantung pada pesanan atau perkiraan kebutuhan konsumen yang bersifat probabilistik. Sehingga perencanaan produksi yang dilakukan harus tepat karena dalam pelaksanaannya akan melibatkan secara langsung kebutuhan akan tenaga kerja, jam kerja, material, mesin dan fasilitas produksi yang lain. Selanjutnya dilakukan perencanaan untuk penjadwalan produksi, dimana akan ditentukan penugasan untuk mesin-mesin dan fasilitas produksi lainnya. Penjadwalan dilakukan bila terdapat antrian atau banyak pekerjaan yang yang menunggu untuk dilakukan, sehingga perlu dilakukan pengaturan pekerjaan mana yang sebaiknya didahulukan pengerjaannya. Penjadwalan pada suatu proses produksi dilakukan secara sistematis sehingga uruturutan proses produksi dapat berjalan dengan lancar dengan mengotimalkan fasilitas produksi yang tersedia. Tujuan dari penjadwalan produksi adalah untuk memenuhi waktu pengiriman, meminimisasi lead time dan mengoptimalkan sumber-sumber produksi yang digunakan. Beberapa tujuan dari penjadwalan dapat diidentifikasikan sebagai berikut: a. Meningkatkan penggunaan sumber daya atau mengurangi waktu tunggunya, sehingga total waktu pemrosesan dapat berkurang dan produktivitas diharapkan akan meningkat. b. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah pekerjaan yang menunggu dalam antrian ketika sumber daya masih mengerjakan tugas lain. c. Mengurangi beberapa keterlambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu penyelesaian sehingga meminimasi biaya penalti. d. Membantu menambil keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik dan jenis kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang tinggi dapat dihindari Kriteria Performansi Penjadwalan Reinder dan Heizer, 2001 menyatakan bahwa teknik penjadwalan yang baik tergantung pada volume pesanan, ciri operasi dan kompleksitas pekerjaan, dengan memperhatikan empat kriteria penjadwalan yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja penjadwalan, yaitu: 1. Meminimalkan waktu penyelesaian pekerjaan, ang dinilai dari rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan. 2. Memaksimalkan utilitas, yang dinilai dari prosentase waktu utilitas itu digunakan. 3. Meminimalkan persediaan barang dalam proses, yang dinilai dengan menentukan rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem. Semakin tinggi jumlah pekerjaan yang akan dilakukan maka tingkat persediaan barang dalam proses juga tinggi dan berlaku sebaliknya. 4. Meminimalkan waktu tunggu pelanggan, yang dinilai dari rata-rata jumlah keterlambatan yang terjadi. 3. Metode Penjadwalan Heuristik Metode heuristik tidak dapat menghasilkan penjadwalan yang benar-benar optimal meskipun solusi yang dihasilkan cukup baik dan mendekati optimal. Salah satu metode heuristik yang cukup dikenal adalah priority dispatching yang berprinsip pada pembuatan jadwal secara parsial (terpisah) dan terdiri atas dua macam algoritma yaitu algoritma untuk pembuatan jadwal aktif (active schedule generation) dan pembuatan jadwal non delay (non delay schedule). Kedua algoritma ini kemudian dikembangkan menjadi algoritma heuristic schedule generation. Kedua metode tersebut memiliki langkah-langkah prosedur yang sama, tetapi pada langkah ke-3 harus dittapkan aturan priorotas yang akan digunakan. Pada penellitian ini digunakan aturan MWKR (Most Work Remaianing), dimana prioritas tertinggi diberikan kepada operasi dari suatu job yang mempunyai sisa waktu proses terlama, dengan demikian waktu proses akan mempengaruhi urutan pekerjaan. Notasi-notasi yang digunakan dalam prosedur penjadwalan adalah sebagai berikut: PS t : jadwal parsial yang mengandung sejumlah t operasi yang telah dijadwalkan. S t : kumpulan operasi-operasi yang siap dijadwalkan pada stage ke-t. J - 17

C j : saat paling awal operasi j = St dapat diselesaikan (r j = C j + t ij ) t ij : waktu proses pekerjaan i pada operasi j. 4. Data dan Analisa Penelitian dilakukan pada PT. InTAC Brass Indonesia yang memproduksi barang-barang kerajinan dari kuningan. Pada penelitian ini penjadwalan pekerjaan dibatasi pada pekerjaan finishing yang dilakukan dalam menyelesaikan pekerjaan untuk 4 job yaitu : Job 1 : Tempat Lilin Job 3 : Dupa Job 2 : Vas Bunga Job 4 : Bel Penyelesaian pekerjaan dilakukan menggunakan 4 mesin, yaitu : Mesin A : Mesin Bubut Mesin B : Mesin Bubut Tangan Mesin C : Mesin Gerinda Mesin D : Mesin Las Data urutan pekerjaan penyelesaian untuk masing-masing job dapat dilihat pada Tabel 1 dan data waktu proses untuk masing-masing operasi dapat dilihat pada Tabel 2. JOB Tabel 1. Data urutan pekerjaan Routing Mesin Operasi 1 Operasi 2 Operasi 3 Operasi 4 1 A B C - 2 A B C - 3 B C - - 4 B A D C Tabel 2. Data waktu penyelesaian pekerjaan per produk Waktu Proses (detik) Operasi 1 Operasi 2 Operasi 3 Operasi 4 1 213,4 388,6 55,5 - JOB 2 308,3 440,1 53,7-3 306,2 52,9 - - 4 282,9 143,4 76,5 54,04 Sedangkan data waktu penyelesaian untuk keseluruhan produk pesenana sebanyak 300 pieces produk dapat dilihat pada Tabel 3. JOB Tabel 3.Data waktu penyelesaian pesanan Waktu Proses (detik) Operasi 1 Operasi 2 Operasi 3 Operasi 4 1 1065 1943 277,5-2 1541,5 2200,5 268,5-3 1981 264,5 - - 4 1414,5 717 382,5 270,2 4.1. Penjadwalan Mesin Kondisi Aktual Kondisi aktual di PT. InTAC BRASS INDONESIA penjadwalan pekerjaan yang diterapkan adalah dengan mengurutkan pekerjaan berdasarkan aliran kerja yang umumnya dilakukan dalam arti dikerjakan menurut kebiasaan tanpa menggunakan prioritas waktu dalam menjadwalkannya. Dalam hal ini pesanan yang datang lebih dahulu atau pesanan dengan jumlah terbesar dikerjakan lebih dulu. Tabel Penjadwalan kerja kondisi aktual dapat dilihat pada Tabel 4. J - 18

Mesin Tabel 4. Penjadwalan Mesin Kondisi Aktual Pengurutan job A 1,1,A 2,1,A 4,2,A - B 1,2,B 2,2,B 3,1,B 4,1,B C 1,3,C 2,3,C 3,2,C 4,4,C D 4,3,D - - - ISBN : 978-602-95235-0-8 Pada kondisi aktual penjadwalan mesin yang dilakukan PT. InTAC BRASS INDONESIA untuk memproduksi keempat jenis produk dengan jumlah pesanan masing-masing sebanyak 300 pieces adalah sebesar 9973,7 menit atau 166,23 jam. Langkah-langkah penjadwalan mesinnya dpat dilihat pada Gantt Chart pada Gambar 1. Gambar 1. Gantt Chart kondisi aktual 4.2. Penjadwalaan Metode Algoritma Active Schedule Generation Langkah-langkah dalam penjadwalan dengan menggunakan algoritma Active Schedule adalah sebagai berikut : a. Semua kerjaan dimulai pada t = 0, karena belum ada proses yang dijadwalkan. b. Menentukan job, operasi dan mesin yang akan dijadwalkan pada PS t. Pekerjaan yang dijadwalkan adalah {( 1,1, A ),(2,1, A),(3,1, B),(4,1, B) }. Dari job yang akan dijadwalkan ditentukan waktu mulai dan waktu proses sehingga diketahui waktu penyelesaiannya. c. Menentukan waktu penyelesaian (r j ) yang paling minimum untuk job yang akan direalisasikan yaitu pada detik ke 213.4. d. Menentukan job yang akan direalisasikan dengan waktu penyelesaian yang paling minimum pada stage 1 yaitu job 1 operasi 1 dikerjakan pada mesin A dan dimasukkan dalam PS t. e. Mengeluarkan job yang telah dijadwalkan dan memasukkan operasi selanjutnya dari job yang sama ke dalam S t. f. Kembali ke langkah 2 untuk setiap alternatif jadwal parsial PS t yang dapat dibuat pada langkah ke 3. Lanjutkan proses ini sampai selesai. Penjadwalan mesin dengan menggunakan metode active schedule menghasilkan waktu penyelesaian produk sebesar 7809,2 menit atau 130,15 jam, dengan hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5 dan urutan pekerjaan pada Gambar 2. J - 19

Table 5. Penjadwalan Algoritma Active Schedule Stage Mesin (detik) C S j t ij r j A B C D t (Menit) (Menit) (Menit) * r j m * PS t 0 0 0 0 0 1,1,A 0 1065 1065 1065 A 1,1,A 2,1,A 0 1541,5 1541,5 3,1,B 0 1981 1981 4,1,B 0 1414,5 1414,5 1 1065 0 0 0 1,2,B 1065 1943 3008 4,1,B 2,1,A 1065 1541,5 2606,5 3,1,B 0 1981 1981 4,1,B 0 1414,5 1414,5 1414,5 B 2 1065 1414,5 0 0 1,2,B 1414,5 1943 3357,5 4,2,A 2,1,A 1065 1541,5 2606,5 3,1,B 1414,5 1981 3395,5 4,2,A 1414,5 717 2131,5 2131,5 A 3 2131,5 1414,5 0 0 1,2,B 1414,5 1943 3357,5 D 4,3,D 2,1,A 2131,5 1541,5 3673 3,1,B 1414,5 1981 3395,5 4,3,D 2131,5 382,5 2514 2514 4 2131,5 1414,5 0 2514 1,2,B 1414,5 1943 3357,5 C 4,4,C 2,1,A 2131,5 1541,5 3673 3,1,B 1414,5 1981 3395,5 4,4,C 2514 270,2 2784,2 2784,2 5 2131,5 1414,5 2784,2 2514 1,2,B 1414,5 1943 3357,5 3357,5 B 1,2,B 2,1,A 2131,5 1541,5 3673 3,1,B 1414,5 1981 3395,5 6 2131,5 3357,5 2784,2 2514 1,3,C 3357,5 277,5 3635 3635 C 1,3,C 2,1,A 2131,5 1541,5 3673 3,1,B 3357,5 1981 5338,5 7 2131,5 3357,5 3635 2514 2,1,A 2131,5 1541,5 3673 3673 A 2,1,A 3,1,B 3357,5 1981 5338,5 8 3673 3357,5 3635 2514 2,2,B 3673 2200,5 5873,5 B 3,1,B 3,1,B 3357,5 1981 5338,5 5338,5 9 3673 5338,5 3635 2514 2,2,B 5338,5 2200,5 7539 C 3,2,C 3,2,C 5338,5 264,5 5603 5603 10 3673 5338,5 5603 2514 2,2,B 5338,5 2200,5 7539 7539 B 2,2,B 11 3673 7539 5603 2514 2,3,C 7539 270,2 7809,2 7809,2 C 2,3,C Gambar 2. Gantt Chart Penjadwalan Algoritma Active Shedule J - 20

Table 6. Penjadwalan Mesin dengan metode Algoritma Active Schedule Mesin Pengurutan job A 1,1,A 4,2,A 2,1,A - B 4,1,B 1,2,B 3,1,B 2,2,B C 4,4,C 1,3,C 3,2,C 2,3,C D 4,3,D - - - 4.3. Penjadwalan Metode Heuristic Generation Langkah-langkah dalam penjadwalan dengan menggunakan algoritma Active Schedule adalah sebagai berikut : a. Semua pekerjaan dimulai pada t = 0, karena belum ada proses yang dijadwalkan. b. Menentukan job, operasi dan mesin yang akan dijadwalkan pada PS t. Yang dijadwalkan adalah{ ( 1,1, A),(2,1, A),(3,1, B),(4,1, B) } Dari job yang akan dijadwalkan ditentukan waktu mulai dan waktu proses sehingga diketahui waktu penyelesaiannya. c. Menentukan waktu awal yang paling minimum untuk job yang akan direalisasikan. d. Menentukan job yang akan direalisasikan berdasarkan urutan prioritas yang digunakan yaitu prioritas tertinggi diberikan kepada operasi yang mempunyai sisa waktu proses operasi terlama. Yang mempunyai sisa waktu proses operasi terlama adalah job 2 operasi 1 dikerjakan pada mesin bubut kemudian dimasukkan ke dalam PS t. e. Mengeluarkan job yang telah dijadwalkan dan memasukkan operasi selanjutnya dari job yang sama ke dalam S t. f. Kembali ke langkah 2 untuk setiap alternatif jadwal parsial PS t yang dapat dibuat pada langkah ke 3. Kemudian lanjutkan proses ini sampai selesai. Penjadwalan mesin dengan menggunakan metode heuristik menghasilkan waktu penyelesaian produk sebesar 8355,2 menit atau 139,25 jam, dengan hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 7 dan urutan pekerjaan pada Gambar 3. Tabel 7. Penjadwalan dengan Metode Heuristic Algortihm Stage Mesin (detik) MWKR C S j MWKR * t Priority A B C D PS t 0 0 0 0 0 1,1,A 0 3285,5 2,1,A 2,1,A 0 4010,5 4010,5 3,1,B 0 2245,5 4,1,B 0 2784,2 1 1541,5 0 0 0 1,1,A 1541,5 3285,5 3285,5 1,1,A 2,2,B 1541,5-3,1,B 0 2245,5 4,1,B 0 2784,2 2 2606,5 0 0 0 1,2,B 2606,5-4,1,B 2,2,B 1541,5-3,1,B 0 2245,5 4,1,B 0 2784,2 2784,2 3 2606,5 1414,5 0 0 1,2,B 2606,5-3,1,B 2,2,B 1541,5-3,1,B 1414,5 2245,5 2245,5 4,2,A 1414,5-4 2606,5 3395,5 0 0 1,2,B 3395,5 2220,5 2,2,B 2,2,B 3395,5 2469 2469 J - 21

Stage Mesin (detik) A B C D S t C j MWKR Priority 3,2,C 3395,5 264,5 MWKR * 4.2.A 2606,5 1369,7 5 2606,5 5596 0 0 1,2,B 5864,5 2220,5 2220,5 1,2,B 2,3,C 5864,5-3,2,C 3395,5 264,5 4,2,A 2606,5 1369,7 6 2606,5 7539 0 0 1,3,C 8085-4,2,A 2,3,C 5864,5-3,2,C 3395,5 264,5 4,2,A 2606,5 1369,7 1369,7 7 3323,5 7539 0 0 1,3,C 8085-3,2,C 2,3,C 5864,5-3,2,C 3395,5 264,5 264,5 4,3,D 3976,2-8 3323,5 7539 3660 0 1,3,C 8085 277,5 4,3,D 2,3,C 5864,5 268,5 4,3,D 3976,2 652,7 652,7 9 3323,5 7539 3660 3706 1,3,C 8085 277,5 277,5 1,3,C 2,3,C 5864,5 268,5 4,4,C 4628,9-10 3323,5 7539 7816,5 3706 2,3,C 8362,5 268,5 111,875 2,3,C 4,4,C 8362,5-11 3323,5 7539 8085 3706 4,4,C 8631 270,2 270,2 4,4,C 12 3323,5 7539 8355,2 3706 PS t 5. Kesimpulan Gambar 3. Gantt Chart penjadwalan dengan metode heuristik a. Berdasarkan perhitungan diperoleh penjadwalan terbaik dengan menggunakan metode algoritma Active Schedule dengan urutan job sebagai berikut : Mesin A : Job 1 operasi 1 (1,1,A), job 4 operasi 2 (4,2,A), dan job 2 operasi 1 (2,1,A). Mesin B : Job 4 operasi 1 (4,1,B), job 1 operasi 2 (1,2,B), job 3 operasi 1 (3,1,B), job 2 operasi 2 (2,2,B). J - 22

Mesin C : Job 4 operasi 4 (4,4,C), job 1 operasi 3 (1,3,C), job 3 operasi 2 (3,2,C) dan job 2 operasi 3 (2,3,C). Mesin D : Job 4 operasi 3 (4,3,D). b. Dengan menggunakan penjadwalan algoritma active schedule diperoleh waktu penyelesaian pekerjaan selama 7809,2 menit atau 130,15 jam untuk meyelesaian pekerjaan pembuatan 4 macam produk dengan jumlah 300 unit untuk setiap macamnya. 5. Daftar Pustaka Hantoro, Sirod, 1993, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Kedua, UPP IKIP Yogyakarta. Kusuma, Hendra, 1999, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Andi Offset, Yogyakarta. Nasution Hakim, Arman, 2003, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Pertama, Guna Widya, Surabaya. Reksohadiprojo, Sukanto, 1994, Perencanaan dan Pengawadan Produksi, BPFE UGM, Yogyakarta Render. B, Heizer. J, 2001, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta. J - 23