BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENGUMPULAN DATA. Perdanakusuma tahun Data hujan yang diperoleh selanjutnya direview

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrologi merupakan salah satu cabang ilmu bumi (Geoscience atau

BAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. adalah merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dalam RTRW

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA

BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

4. BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

Analisa Frekuensi dan Probabilitas Curah Hujan

Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

BAB V ANALISIS DATA HIDROLOGI

BAB IV ANALISA HIDROLOGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI

BAB II BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... PENGANTAR...

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS DAN HASIL. Sungai

TUGAS AKHIR. Program Strata Satu (S1) Disusun Oleh : : Wandy Hartanto NIM : Program Studi : Teknik Sipil

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HIDROLOGI. dalam perancangan bangunan-bangunan pengairan. Untuk maksud tersebut

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK

ABSTRAK. Kata kunci : Tukad Unda, Hidrgraf Satuan Sintetik (HSS), HSS Nakayasu, HSS Snyder

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK MEMBUAT KURVA INTENSITY-DURATION-FREQUENCY (IDF) DI KAWASAN KOTA LHOKSEUMAWE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

EVALUASI TEKNIS SISTEM DRAINASE DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI. ABSTRAK

BAB III ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI DAERAH SIMO GUNUNG, SIMO MULYO BARAT, SIMO MULYO, DARMO SATELIT, DAN DARMO INDAH YANG BERADA DI SURABAYA BARAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN POMPA AIR JEMURSARI TERHADAP SISTEM DRAINASE WONOREJO

PENDAMPINGAN PERENCANAAN BANGUNANAN DRAINASE DI AREA PEMUKIMAN WARGA DESA TIRTOMOYO KABUPATEN MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Menurut Dr.Ir. Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase mempunyai arti

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF

PENATAAN SISTEM DRAINASE DESA TAMBALA KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

BAB IV ANALISA DATA Ketersediaan Data

BAB II LANDASAN TEORI

PENATAAN DRAINASE DI KAWASAN KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK KELURAHAN BUMI NYIUR KOTA MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada Semester A tahun ajaran dan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan

PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI KEMUNING, SAMPANG BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode Rasional di Kampus I Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK

Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. menyimpan semua atau sebagian air yang masuk (inflow) yang berasal dari

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV DATA DAN ANALISIS

PENATAAN SISTEM DRAINASE DI KAMPUNG TUBIR KELURAHAN PAAL 2 KOTA MANADO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENDUGAAN DEBIT PUNCAK DENGAN METODE HASPERS PADA DAS KALI BLAWI KABUPATEN LAMONGAN. Dwi Kartikasari*)

BAB VI DEBIT BANJIR RENCANA

EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN MEDAN JOHOR ALFRENDI C B HST

PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA

BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA. Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena

MENU PENDAHULUAN ASPEK HIDROLOGI ASPEK HIDROLIKA PERANCANGAN SISTEM DRAINASI SALURAN DRAINASI MUKA TANAH DRAINASI SUMURAN DRAINASI BAWAH MUKA TANAH

Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap beberapa bagian sungai. Ketika sungai melimpah, air menyebar pada

Perencanaan Sistem Drainase Pada Sungai Buntung Kabupaten Sidoarjo ABSTRAK:

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA

ANALISA CURAH HUJAN DALAM MEBUAT KURVA INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF) PADA DAS BEKASI. Elma Yulius 1)

Kata kunci : banjir, kapasitas saluran, pola aliran, dimensi saluran

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGENDALIAN BANJIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BATU BUSUK (BATANG KURANJI) KOTA PADANG

ANALISIS PENANGANAN BANJIR DENGAN KOLAM RETENSI (RETARDING BASIN) DI DESA BLANG BEURANDANG KABUPATEN ACEH BARAT TUGAS AKHIR.

TUGAS AKHIR PENANGANAN SISTEM DRAINASE SUNGAI TENGGANG SEMARANG DENGAN PEMODELAN MENGGUNAKAN EPA SWMM

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Berita Acara Tugas Akhir... Lembar Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

Perencanaan Perbaikan Sungai Batan Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri. Oleh : AVIDITORI

PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM :

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

BAB III METODE ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NORMALISASI KALI KEMUNING DENGAN CARA PENINGGIAN TANGKIS UNTUK MENGURANGI LUAPAN AIR DI KABUPATEN SAMPANG MADURA JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENGUMPULAN DATA 4.1 Tahapan Pengolahan Data IV - 1 Perolehan data hujan didapatkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Jakarta, berupa curah hujan bulanan Stasiun Halim Perdanakusuma tahun 1999-013. Data hujan yang diperoleh selanjutnya direview untuk menganalisa hujan rencana. 4.1.1 Analisa Data Dari hasil review data curah hujan yang terkumpul mulai tahun 1999-013 tersedia lebih dari 10 tahun serta menerus, hal ini cukup memenuhi untuk dianalisa. Analisa dilakukan dengan (dua) metode, Metode Gumbel dan Metode Log Person III. Tabel 4.1 Data Hujan yang Dianalisa No Stasiun Tahun CH max 1 Halim Perdana Kusuma 1999 147 Halim Perdana Kusuma 000 68 3 Halim Perdana Kusuma 001 10 4 Halim Perdana Kusuma 00 4 5 Halim Perdana Kusuma 003 00 6 Halim Perdana Kusuma 004 19 7 Halim Perdana Kusuma 005 14 8 Halim Perdana Kusuma 006 7 9 Halim Perdana Kusuma 007 35 10 Halim Perdana Kusuma 008 193 11 Halim Perdana Kusuma 009 13 1 Halim Perdana Kusuma 010 97 13 Halim Perdana Kusuma 011 305 14 Halim Perdana Kusuma 01 94 15 Halim Perdana Kusuma 013 161 Sumber : BMKG dan data konsultan

4.1. Analisa Frekuensi Ada beberapa jenis distribusi statistik yang dapat dipakai untuk menentukan besarnaya curah hujan rencana, seperti distribusi Gumbel, Log Pearson III, Log Normal dan beberapa cara lain. Metode-metode ini harus diuji mana yang bisa dipakai dalam perhitungan. Pengujian tersebut melalui pengukuran dispersi. Untuk melakukan pengukuran dispersi, terlebih dahulu harus diketahui faktorfaktor berikut : 1. Harga rata-rata ( ) Rumus : di mana : Xi = Besarnaya curah hujan daerah (mm) = Rata-rata curah hujan maksimum daerah (mm). Standar Deviasi (Sd) (Soemarto, 1999) Rumus : ( ) di mana : Sd = Deviasi standar Xi = Nilai variant ke i = Rata-rata variant n = jumlah data 3. Koefisien Skewness (Cs) (Soemarto, 1999) Rumus : ( ) ( ) ( ) 4. Koefisien Curtosis (Ck) (Soemarto, 1999) Rumus : ( ) IV -

5. Koevisien Variasi (Cv) Rumus : Untuk menghitung faktor-faktor tersebut, diperlukan parameter-parameter perhitungan faktor-faktor tersebut, yang disajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 4. Parameter Uji Distribusi Statistik No R (Xi) (Xi-Xr) (Xi-Xr) (Xi-Xr) 3 (Xi-Xr)4 1 305 151.06 819.1 3447056.81 5071401.87 4 88.06 7754.56 68866.87 6013356.63 3 34.7 80.76 65.18 56731.06 4538800.65 4 199.7 45.76 093.98 9580.41 438474.19 5 19.7 38.76 150.34 5830.61 57018.6 6 161 7.06 49.84 351.90 484.38 7 147.1-6.84 46.79-30.01 188.89 8 19.3-4.64 607.13-14959.67 368606.35 9 14.1-9.84 890.43-6570.30 79857.75 10 1.5-31.44 988.47-31077.61 977080.06 11 10-33.94 1151.9-39096.9 13697.98 1 97-56.94 34.16-184608.80 1051164.81 13 94-59.94 359.80-1535.65 190837.71 14 7-81.94 6714.16-550158.57 4507999.85 15 68-85.94 7385.68-63475.65 545483.4 Jumlah (Σ) 309.1 Xr (ratarata) 153.94 Sumber : hasil perhitungan (Xi-Xr) = 65361.58 (Xi-Xr) 3 = 3114188.1 (Xi-Xr) 4 = 75654454.6 Dari tabel di atas dapat dihitung faktor-faktor uji distribusi sebagai berikut : 1. Harga rata-rata ( ) Rumus :. Standar Deviasi (Sd) Rumus : 3. Koefisien Skewness (Cs) Rumus : ( ) ( ) IV - 3

4. Koefisien Curtosis (Ck) Rumus : 5. Koevisien Variasi (Cv) Rumus : Tabel 4.3 Parameter Uji Distribusi Statistik dalam Log No R (Xi) Log Xi (LogXi - (LogXi - (LogXi - (LogXi - LogXr) LogXr) LogXr) 3 LogXr)4 1 305.4843 0.336 0.1131 0.0380 0.018 4.3838 0.358 0.0556 0.0131 0.0031 3 34.7.3705 0.5 0.0495 0.0110 0.004 4 199.7.3004 0.153 0.03 0.0035 0.0005 5 19.7.849 0.1368 0.0187 0.006 0.0004 6 161.068 0.0588 0.0035 0.000 0.0000 7 147.1.1676 0.0196 0.0004 0.0000 0.0000 8 19.3.1116-0.0365 0.0013 0.0000 0.0000 9 14.1.0938-0.0543 0.009-0.000 0.0000 10 1.5.0881-0.0599 0.0036-0.000 0.0000 11 10.079-0.0689 0.0047-0.0003 0.0000 1 97 1.9868-0.1613 0.060-0.004 0.0007 13 94 1.9731-0.1749 0.0306-0.0054 0.0009 14 7 1.8573-0.907 0.0845-0.046 0.0071 15 68 1.835-0.3155 0.0996-0.0314 0.0099 Jumlah (Σ) 309.1 3.08 = Xr (ratarata) = 0.0000 153.94.1481 0.517 = 0.00 = 0.0379 Sumber : hasil perhitungan Dari tabel di atas dapat dihitung faktor-faktor uji distribusi sebagai berikut : 1. Harga rata-rata ( ) Rumus :. Standar Deviasi (Sx) Rumus : 3. Koefisien Skewness (Cs) Rumus : ( ) ( ) IV - 4

4. Koefisien Curtosis (Ck) Rumus : 5. Koevisien Variasi (Cv) Rumus : Dari faktor-faktor di atas dapat ditentukan metode mana yang bisa dipakai, seperti disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.4 Hasil Uji Distribusi Statistik Jenis Distribusi Syarat Perhitungan Kesimpulan Normal Gumbel Log Pearson tipe III Cs 0 Cs = 0,8046 Tidak Ck = 0 Ck =,31395 memenuhi Cs 1,1396 Cs = 0,8046 Ck 5,400 Ck =,31395 Memenuhi Cs 0 Cs = 0.05 Memenuhi Log Normal Cs 3 Cv + Cv = 0,3 Cs 3 Cv + Cv = 0,76 Sumber : hasil perhitungan Tidak memenuhi Sehingga, metode yang dipakai untuk perhitungan besarnya curah hujan rencana menggunakan metode Gumbel dan Log Pearson tipe III. 4.1.3 Analisa Hujan Rencana Analisa hujan rencana Kota Bekasi (Stasiun Halim Perdanakusuma) dilakukan sesuai dengan ketersedian data yang ada, berupa curah hujan harian maksimum. Analisa dilakukan dengan (dua) metode yakni Metode Gumbel dan Log Person III. 4.1.3.1 Metode Gumbel Distribusi Gumbel digunakan untuk analisis data maksimum, misalnya untuk analisis frekwensi banjir. Distribusi Gumbel mempunyai koefisien IV - 5

kemencengan (Coefisien of skwennes) atau CS = 1,139 dan koefisien kurtosis (Coeficient Curtosis) atau Ck< 5,400. Pada metode ini biasanya menggunakan distribusi dan nilai ekstrim dengan distribusi dobel eksponensial. Analisa Distribusi Harga Ekstrim Metode Gumbel, St. Halim Perdanakusuma (1999-013). 1. Merangking data curah hujan maksimum bawah ini: Tabel 4.5 Merangking Data Curah Hujan Maksimum No. Urut (Xi) CHH Max (Ri) P (%) (R i -R r ) 1 305 6.5 819 4 1.50 7755 3 35 18.75 65 4 00 5.00 094 5 193 31.5 150 6 161 37.50 50 7 147 43.75 47 8 19 50.00 607 9 14 56.5 890 10 13 6.50 988 11 10 68.75 115 1 97 75.00 34 13 94 81.5 3593 14 7 87.50 6714 15 68 93.75 7386 Total Ri = 309 (Ri- Rr )²= 6536 Sumber : Hasil Analisa, 015 Contoh perhitungan Data Tabel Curah Hujan Maksimal. Saya lampirkan di X a) Menghitung nilai persentase (%) : 1 100 1100 P 6,5% 1 15 1 X total R 309 b) Menentukan nilai hujan rata-rata : total R r 153, 94 X 15 total IV - 6

c) Menentukan selisih curah hujan maksimum terhadap hujan rata-rata: R R 305 153,94 819 1 r 3 3 R R 305 153,94 3447057 1 r 4 4 R R 305 153,94 507140 1 r. Analisa Hujan Rencana Kala Ulang Metode Gumbel a) Menentukan standar deviasi : S d Ri Rr n 1 6536 68,33 15 1 b) Menentukan Nilai koefisien skewness : (Soemarto, 1999) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) c) Menentukan Nilai koefisien Curtosis (Ck) (Soemarto, 1999) ( ) ( ) d) Menghitung Koefisien Variasi (Cv) e) Menghitung Faktor Frekuensi (K) Rumus : K t Yt Y S n n IV - 7

di mana : K= Faktor Frekuensi Yn = Harga rata-rata reduce variate (Tabel 4.7) Sn = Reduced standard deviation (Tabel 4.8) Yt = Reduced variated (Tabel 4.6) Tabel 4.6 Periode Ulang ( T ) dengan Reduksi Variant dari Variable ( Y ) T (tahun) Y t 0.3665 5 1.4999 10.50 5 3.1985 50 3.9019 100 4.6001 Sumber :Hidrologi, Aplikasi Metode Satistik untuk analisa data ( Soewarnno,1995 ; 17 ) f) Menentukan nilai Yn dan Sn yang tergantung pada n Tabel 4.7 Hubungan Reduced Mean Yn dengan Besarnya Sampel n n Yn n Yn N Yn n Yn n Yn 10 0.495 9 0.5353 48 0.5477 67 0.5538 86 0.558 11 0.4996 30 0.536 49 0.5481 68 0.554 87 0.5581 1 0.5035 31 0.5371 50 0.5485 69 0.5543 88 0.5583 13 0.5070 3 0.538 51 0.5489 70 0.5545 89 0.5585 14 0.5100 33 0.5388 5 0.5493 71 0.5545 90 0.5586 15 0.518 34 0.5396 53 0.5497 7 0.5548 91 0.5587 16 0.5157 35 0.540 54 0.5501 73 0.555 9 0.5589 17 0.5181 36 0.541 55 0.5504 74 0.555 93 0.5591 18 0.50 37 0.5418 56 0.5508 75 0.5559 94 0.559 19 0.50 38 0.544 57 0.5511 76 0.5561 95 0.5593 0 0.536 39 0.543 58 0.5515 77 0.5563 96 0.5595 1 0.55 40 0.5436 59 0.5518 78 0.5565 97 0.5596 0.568 41 0.544 60 0.551 79 0.5567 98 0.5598 3 0.583 4 0.5448 61 0.554 80 0.5569 99 0.5599 IV - 8

n Yn n Yn N Yn n Yn n Yn 4 0.596 43 0.5453 6 0.557 81 0.557 100 0.56 5 0.5309 44 0.5458 63 0.557 8 0.557 6 0.530 45 0.5463 64 0.553 83 0.5574 7 0.533 46 0.5468 65 0.5533 84 0.5576 8 0.5343 47 0.5473 66 0.5535 85 0.5578 Sumber : Hidrologi Teknik CD, Soemarto Tabel 4.8 Hubungan Reduced Mean Sn dengan Besarnya Sampel n n Sn n Sn n Sn n Sn n Sn 10 0.9496 9 1.1086 48 1.1574 67 1.184 86 1.198 11 0.9676 30 1.114 49 1.159 68 1.1834 87 1.1987 1 0.9833 31 1.1159 50 1.1607 69 1.1844 88 1.1994 13 0.9971 3 1.1193 51 1.163 70 1.1854 89 1.001 14 1.0095 33 1.16 5 1.1638 71 1.1863 90 1.007 15 1.006 34 1.155 53 1.1658 7 1.1873 91 1.013 16 1.0316 35 1.185 54 1.1667 73 1.1881 9 1.0 17 1.0411 36 1.1313 55 1.1681 74 1.189 93 1.06 18 1.0493 37 1.1339 56 1.1696 75 1.1898 94 1.03 19 1.0565 38 1.1363 57 1.1708 76 1.1906 95 1.038 0 1.068 39 1.1388 58 1.171 77 1.1915 96 1.044 1 1.0696 40 1.1413 59 1.1734 78 1.193 97 1.049 1.0754 41 1.1436 60 1.1747 79 1.193 98 1.055 3 1.0811 4 1.1458 61 1.1759 80 1.1938 99 1.06 4 1.0864 43 1.148 6 1.17 81 1.1945 100 1.065 5 1.0915 44 1.1499 63 1.178 8 1.1953 6 1.0961 45 1.1519 64 1.1793 83 1.1959 7 1.1004 46 1.1538 65 1.1803 84 1.1967 8 1.1047 47 1.1557 66 1.1814 85 1.1973 Sumber : Hidrologi Teknik CD, Soemarto Maka : Dengan n = 15 Yn = 0,518 Sn = 1,006 K t Yt Yn S n 0,3665 0,518 0,1433 1,006 g) Menentukan hujan rencana untuk kala ulang tahun R R R K S d 0,1433 68,33 144mm t r t thn 153,94 IV - 9

Dimana : Rt = Hujan dalam periode ulang tahun Rr = Harga rata rata K = Faktor Frekuensi Sd = Standar deviasi Dari perhitungan di atas maka didapatkan Tabel Analisa Hujan Rencana Kala Ulang Metode Gumbel, dilampirkan pada Tabel 4.9 berikut : Tabel 4.9 Analisa Hujan Rencana Kala Ulang Metode Gumbel Kala Ulang R t Yt Kt (tahun) (mm) 0.3665-0.1433 144 5 1.4999 0.967 0 10.50 1.703 70 5 3.1985.6315 334 50 3.9019 3.307 381 100 4.6001 4.0048 48 Sumber : Hasil Analisa, 015 4.1.3. Metode Log Pearson Tipe III Distribusi Log Pearson III banyak digunakan dalam analisis hidrologi, terutama dalam analisis data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum) dengan nilai extrim. 1. Analisa Distribusi Log Pearson Tipe III Tabel 4.10 Analisa Distribusi Log Pearson Tipe III No. Urut (Xi) CHH Max (Ri) Log R i (Log R -Log R) (Log R -Log R) 3 1 305.48 0.1063 0.0346 4.38 0.0508 0.0115 3 35.37 0.0450 0.0096 IV - 10

No. Urut (Xi) CHH Max (Ri) Log R i (Log R -Log R) (Log R -Log R) 3 4 00.30 0.00 0.009 5 193.8 0.0160 0.000 6 161.1 0.004 0.0001 7 147.17 0.0001 0.0000 8 19.11 0.00-0.0001 9 14.09 0.004-0.0003 10 13.09 0.0049-0.0003 11 10.08 0.0063-0.0005 1 97 1.99 0.094-0.0050 13 94 1.97 0.0343-0.0064 14 7 1.86 0.0906-0.073 15 97 1.99 0.094-0.0050 Total ( ) 338 3.38 0.441 0.0157 Sumber : Hasil Analisa, 015 Contoh perhitungan dari table diatas pada no. urut tabel 1 : a) Menghitung logaritma curah hujan maksimum (log Ri) : log R 1 log 305, 48 b) Menghitung harga tengahnya ( log R ) log R LogR n 3,38,158 15 c) Menghitung nilai (log R1- log R )² = (,48,158 ) ² = 0,1063 d) Menghitung nilai (log R1- log R )³ = (,48,158 ) ³ = 0,0346 e) Menghitung nilai(log R1- log R )⁴ IV - 11

= (,48,158 ) ⁴ = 0,0113. Analisa Hujan Rencana Kala Ulang Metode Log Person Tipe III a) Menentukan standar deviasi : LogRi LogR Sd n 1 b) Menghitung koefisien asimetri (Cs) : 3 n. LogRi log R C s x 0,441 0,178 15 1 15 0,0157 3 n 1 n S 1413 0,178 3 0,3 c) Menentukan Faktor Kerapatan Kf (lihat tabel di bawah ini) : Tabel 4.11 Nilai Kf untuk Metode Log Pearson Tipe III Interval Ulang, tahun Koefisien 1.001 1.50 5 10 5 50 100 Asimetri (C s ) Persen Peluang 99 80 50 0 10 4 1 3.0-0.667-0.636-0.396 0.40 1.180.78 3.15 4.051.8-0.714-0.666-0.384 0.460 1.10.75 3.114 3.973.6-0.769-0.696-0.368 0.499 1.38.67 3.071 3.889.4-0.83-0.75-0.351 0.537 1.6.56 3.03 3.800. -0.905-0.75-0.330 0.574 1.84.40.970 3.705.0-0.990-0.777-0.307 0.609 1.30.19.91 3.605 1.8-1.087-0.799-0.8 0.643 1.318.193.848 3.499 1.6-1.197-0.817-0.54 0.675 1.39.163.780 3.388 1.4-1.318-0.83-0.5 0.705 1.337.18.706 3.71 1. -1.449-0.844-0.195 0.73 1.340.087.66 3.149 1.0-1.588-0.85-0.164 0.758 1.340.043.54 3.0 0.8-1.733-0.856-0.13 0.780 1.336 1.993.453.891 0.6-1.880-0.857-0.099 0.800 1.38 1.939.359.755 0.4 -.09-0.855-0.066 0.816 1.317 1.880.61.615 0. -.178-0.850-0.033 0.830 1.301 1.818.159.47 0.0 -.36-0.84 0.000 0.84 1.8 1.751.054.36-0. -.47-0.830 0.033 0.850 1.58 1.680 1.945.178-0.4 -.615-0.816 0.066 0.855 1.31 1.606 1.834.09-0.6 -.755-0.800 0.099 0.857 1.00 1.58 1.70 1.880-0.8 -.891-0.780 0.13 0.856 1.166 1.448 1.606 1.733-1.0-3.0-0.758 0.164 0.85 1.18 1.366 1.49 1.588-1. -3.149-0.73 0.195 0.844 1.086 1.8 1.379 1.449-1.4-3.71-0.705 0.5 0.83 1.041 1.198 1.70 1.318-1.6-3.388-0.675 0.54 0.817 0.994 1.116 1.166 1.197-1.8-3.499-0.643 0.8 0.799 0.945 1.035 1.069 1.087 -.0-3.605-0.609 0.307 0.777 0.895 0.959 0.980 0.990 -. -3.705-0.574 0.330 0.75 0.844 0.888 0.900 0.905 IV - 1

Interval Ulang, tahun Koefisien 1.001 1.50 5 10 5 50 100 Asimetri (C s ) Persen Peluang 99 80 50 0 10 4 1 -.4-3.800-0.537 0.351 0.75 0.795 0.83 0.830 0.83 -.6-3.889-0.499 0.368 0.696 0.747 0.764 0.768 0.769 -.8-3.973-0.460 0.384 0.666 0.70 0.71 0.714 0.714-3.0-7.051-0.40 0.396 0.636 0.660 0.666 0.666 0.667 Sumber : Soewarno, Hidrologi 1995 Maka : dengan nilai Cs = 0,3 nilai Kf didapatkan dari interpolasi dari Koefisien Asimetri (Cs) antara 0, dan 0,4. Cs = 0,3 0,3 (0,0) 0,033 x 0,40 (0,0) K tahun 0,066 ( 0,033 0, 038 0,3 (0,0) 5 0,830 x 0,40 (0,0) K tahun 0,816 (0,830 0, 88 0,3 (0,0) 10 1,301 x 0,40 (0,0) K tahun 1,317 1,301 1, 303 0,3 (0,0) 5 1,818 x 0,40 (0,0) K tahun 1,880 (1,818 1, 88 0,3 (0,0) 50,159 x 0,40 (0,0) K tahun,61 (,159, 175 0,3 (0,0) 100,475 x 0,40 (0,0) K tahun,615 (,47, 494 d) Menentukan hujan rencana untuk kala ulang tahunan : log R log R log R R R 10 log 14mm R ( KxS,158 ( 0,0381x0,1777),15,15 x ) IV - 13

Tabel 4.1 Hasil Analisa Hujan Rencana Kala Ulang Metode Log Pearson Tipe III Kala Ulang R t K Log R t (tahun) (mm) -0.038.1516 14 5 0.88.3054 0 10 1.303.3900 45 5 1.88.4831 304 50.175.5448 351 100.494.6015 400 Sumber : Hasil Analisa, 015 4.1.4 Uji Keselarasan Sebaran Analisa uji konsistensi data dialkukan dengan (dua) metode, yakni Metode Smirnov-Kolmogorov dan Metode Chi Kuadrat (Chi-Square). Uji konsistensi data dilakukan untuk menganalisa kembali keselarasan data curah hujan harian maksimum yang dianalisa menggunakan Metode Gumbel dan Log Pearson Tipe III. 4.1.4.1 Uji Sebaran dengan Chi Kuadrat 1. Metode Gumbel Untuk menguji keselarasan sebaran Metode Gumbel, digunakan uji sebaran Chi Kuadrat, dengan persamaan-persamaan sebagai berikut : X i1 ( Oi Ei Ei N ) K = 1+3,3 log n K = Jumlah Kelas = 1+3,3 log 15 n = Jumlah data = 4,91 5 DK = K-1-m = 5-1 - = DK = derajat kebebasan IV - 14

m = parameter, untuk chi kuadrat = n Ei K 15 3 5 dimana n = jumlah data, K = jumlah kelas Menggunakan derajat kepercayaan 5% karena merupakan nilai peluang dari tingkat kesalahan yang dapat diterima,nilai 5% tersebut merupakan nilai yang paling sering digunakan oleh banyak peneliti. Nilai f cr dicari pada Tabel 4.10 dengan menggunakan nilai DK = dan derajat kepercayaan 5%, lalu bandingkan dengan nilai f hasil perhitungan yang dapat dilihat pada Tabel 4.11. Syarat yang harus dipenuhi yaitu f hitungan < f cr (Soewarno, 1995). Tabel 4.13 Nilai f cr Derajat Kebebasan Derajat Kepercayaan (%) 0. 0.1 0.05 0.01 0.001 1 1.64.706 3.841 6.635 10.87 3.19 4.605 5.991 9.1 13.815 3 4.64 6.51 7.815 11.345 16.68 4 5.989 7.779 9.488 13.77 18.465 5 7.89 9.36 11.07 15.086 0.517 6 6.558 10.645 1.59 16.81.457 7 9.803 1.017 14.067 18.475 4.3 8 11.03 13.36 15.507 0.09 6.15 9 1.4 14.684 16.919 1.666 7.877 10 13.44 15.987 18.307 3.09 9.588 11 14.631 17.75 19.675 4.75 31.64 1 15.81 18.549 1.06 6.17 3.909 13 16.985 19.81.36 7.688 34.58 14 18.151 1.064 3.685 9.141 36.13 15 19.311.307 4.996 30.578 37.697 16 0.465 3.54 6.96 3 39.5 IV - 15

Derajat Kebebasan Derajat Kepercayaan (%) 17 1.615 4.769 7.587 33.409 40.79 18.76 5.989 8.869 34.805 4.31 19 3.9 7.04 30.144 36.191 43.8 0 5.038 8.41 31.41 37.566 45.315 Sumber : Soewarno, 1995 Data Curah Hujan maksimal dari urutan terbesar ke urutan terkecil : Tabel 4.14 Analisa Distribusi Harga Ekstrim Metode Gumbel No. Urut CHH Max P (Xi) (Ri) (%) (R i -R r ) 1 305 6.5 819 4 1.50 7755 3 35 18.75 65 4 00 5.00 094 5 193 31.5 150 6 161 37.50 50 7 147 43.75 47 8 19 50.00 607 9 14 56.5 890 10 13 6.50 988 11 10 68.75 115 1 97 75.00 34 13 94 81.5 3593 14 7 87.50 6714 15 68 93.75 7386 Total 309 6536 R rerata 153.940 SD 68.38 Sumber : Analisa Data Tabel 4.15 Pengujian Nilai Distribusi Frekuensi Chi-Kuadrat Pr Tr Yt Sd Yn Sn K X 0.000 5.00 1.500 68.38 0.513 1.01 0.967 0.08 40.000.50 0.67 68.38 0.513 1.01 0.1557 164.580 60.000 1.67 0.087 68.38 0.513 1.01-0.4168 15.461 IV - 16

Dimana : Pr Tr Yt Sd Yn Sn K X 80.000 1.5-0.476 68.38 0.513 1.01-0.9687 87.749 Sumber : Analisa Perhitungan Tr = 100 /Pr, 100 / 0 = 5 Yt = Ln ( Tr -1 /Tr ) = Ln 5-1 /5 = 1,5 Sd =nilai Standart Deviasi Yn = Nilai Dari table 4.4 Reduced mean Sn = Nilai Dari table 4.5 Standart Deviasion K = Yt Yn / Sn = 1,5 0,513 / 1,01 =0,967 X = Nilai Kelas, R ratax + ( Sd x K) = 153,94 + ( 68,38 x 0,967 ) = 0,08 Contoh Perhitungan : Tabel 4.16 Perhitungan Nilai f Batas Kelas Jumlah Data Ei Oi f=((oi-ei) )/Ei 0-87.7489 3.00 3 0.000 87.7489-15.4615 3.00 5 1.333 15.4615-164.5799 3.00 0.333 164.5799-0.077 3.00 3 0.000 0.077 - ~ 3.00 0.333 Jumlah 15.00 15.000 Sumber : Hasil Analisa, 015 F = ( Oi Ei )²/Ei F = ( 3 3 ) ² / 3 = 0 Derajat Signifikasi (α) = 5% f hasil hitungan =,00 IV - 17

f cr (Tabel 4.13) = 5,991 Dilihat hasil perbandingan di atas bahwa ternyata f hitungan < f cr, maka hipotesa yang di uji dapat diterima.. Metode Log Pearson Tipe III Untuk menguji keselarasan sebaran Metode Log Pearson Tipe III, digunakan uji sebaran Chi Kuadrat, dengan persamaan-persamaan sebagai berikut : N ( Oi Ei) X Ei i1 K = 1+3,3 log n K = Jumlah Kelas = 1+3,3 log 15= 4,91 5 n = Jumlah data DK = K-1-m = 5-1 - = n Ei K 15 5 3 Nilai f cr dicari pada Tabel 4.13 dengan menggunakan nilai DK = dan derajat kepeecayaan 5% lalu bandingkan dengan nilai f hasil perhitungan yang dapat dilihat pada Tabel 4.15. Syarat yang harus dipenuhi yaitu f hitungan < f cr (Soewarno, 1995). Tabel 4.17 Analisa Distribusi Log Pearson Tipe III No. Urut (Xi) CH Max (Ri) Log R i 1 305.48430 4.3838 3 35.37051 4 00.30038 5 193.8488 6 161.0683 7 147.16761 IV - 18

No. Urut CH Max (Xi) (Ri) Log R i 8 19.11160 9 14.09377 10 13.08814 11 10.07918 1 97 1.98677 13 94 1.97313 14 7 1.85733 15 68 1.98677 Log X rerata =.158 SD = 0.178 Cs = 0.31 Tabel 4.18 Pengujian Chi-Kuadrat Pr Tr S Log X Anti Log Dimana : 0.000 0.88 0.178.305 0.040 40.000 0.51 0.178.03 159.535 60.000-0.309 0.178.103 16.890 80.000-0.851 0.178.007 101.661 Tr = Dari Hasil Nilai Interpolasi Pr = Persen Peluang Sd = nilai Standart Deviasi Log X = Nilai Kelas, R ratax + ( Tr x S) =,158 + (0,88 x 0,178) =,305 Anti Log = anti Log nilai Log X Tabel 4.19 Perhitungan Nilai f Batas Kelas Ei Oi f =((Oi-Ei) )/Ei 0-101.661 3.00 4 0.333 IV - 19

Batas Kelas Ei Oi f =((Oi-Ei) )/Ei 101.661-16.890 3.00 4 0.333 16.890-159.535 3.00 0.333 159.535-0.040 3.00 0.333 0.040 - ~ 3.00 3 0.000 Jumlah 15.00 15 1.333 Sumber : Hasil Analisa, 015 Contoh Perhitungan F = ( Oi Ei )²/Ei F = ( 3 3 ) ² / 3 = 0 Derajat Signifikasi (α) = 5% f hasil hitungan = 1,333 f cr (Tabel 4.13) = 5,991 Dilihat hasil perbandingan di atas bahwa ternyata f hitungan < f cr, maka hipotesa yang di uji dapat diterima. 4.1.4. Uji Sebaran dengan Smirnov-Kolmogorof 1. Metode Gumbel Uji keselarasan Smirnov-Kolmogorov, sering juga uji kecocokan non parametrik (non parametrik test), karena pengujian tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu. Syarat diterimanya uji sebaran dengan Smirnov- Kolmogorov adalah apabila max < cr. Hasil perhitungan uji keselarasan sebaran dengan Smirnov-Kolmogorov untuk Metode Gumbel dapat dilihat pada Tabel 4.0 berikut. Xi = curah hujan rencana Xrt = rata-rata curah hujan = 153,94 mm IV - 0

Sd = Standar Deviasi = 68,38 n = jumlah data = 15 Tabel 4.0 Uji Keselarasan Sebaran Smirnov-Kolmogorov No. Urut CHH Max P (Xi) (Ri) (%) k Pt max = Pe - Pt 1 305 6.5.11 89.618 83.368 4 1.50 1.89 75.911 63.411 3 35 18.75 1.18 73.589 54.839 4 00 5.00 0.670 59.938 34.938 5 193 31.5 0.567 56.718 5.468 6 161 37.50 0.103 40.58 3.08 7 147 43.75-0.100 33.11 10.638 8 19 50.00-0.361 3.830 6.170 9 14 56.5-0.437 1.75 34.975 10 13 6.50-0.460 0.509 41.991 11 10 68.75-0.497 19.334 49.416 1 97 75.00-0.833 10.016 64.984 13 94 81.5-0.877 9.033 7.17 14 7 87.50-1.199 3.64 83.876 15 68 93.75-1.58.967 90.783 Sumber : Hasil Analisa, 015 Di mana: P = Probabilitas (%) metode Weibull m P 1 100% n m n = nomor urut data yang telah diurutkan = Banyaknya data k = (Xi-Xrerata)/Sd =( 305 153,94 ) / 68,38 =,11 Pt Pe = Peluang Teoritis = Peluang Empiris (P=probabilitas) max = selisih antara peluang teoritis dan peluang empiris Δmax = P- Pt = 93,75,967 = 90,783 IV - 1

Derajat signifikasi = 0,05 (5%) max = max/100 = 0,9078 cr = 0,410 untuk n =15, lihat Tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 Nilai cr n % 1% 5% 10 0.45 0.51 0.56 15 0.30 0.370 0.410 0 0.70 0.300 0.340 5 0.30 0.60 0.90 30 0.1 0.4 0.7 35 0.19 0. 0.4 40 0.18 0. 0.3 45 0.17 0.19 0.1 50 0.16 0.18 0. Sumber : Surpin,Drainase Perkotaan Dilihat dari perbandingan di atas bahwa max > cr, maka metode sebaran yang di uji tidak diterima.. Metode Log Pearson Tipe III Uji keselarasan Smirnov-Kolmogorov, sering juga uji kecocokan non parametrik (non parametrik test), karena pengujian tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu. Syarat diterimanya uji sebaran dengan Smirnov- Kolmogorov adalah apabila max < cr. Hasil perhitungan uji keselarasan sebaran dengan Smirnov-Kolmogorov untuk Metode Log Pearson Tipe III dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut. Log Xi = curah hujan rencana Log Xrt = rata-rata curah hujan =,158 mm Sd = Standar Deviasi = 0,31 n = jumlah data = 15 IV -

Tabel 4. Interpolasi nilai Cs Interval Ulang, tahun Cs 1.001 1.50 5 10 5 50 100 Persen Peluang 99 80 50 0 10 4 1 40 60 0.4 -.09-0.855-0.066 0.816 1.317 1.880.61.615 0.80-0.390 0. -.178-0.850-0.033 0.830 1.301 1.818.159.47 0.547-0.3053 0.3 -.155 -.851 -.038.88 1.303 1.88.175.494.51 -.309 Keterangan : Tabel di atas digunakan untuk mencari nilai interpolasi dari Cs yang kemudian digunakan untuk menentukan nilai Pr pada Tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Uji Keselarasan Sebaran Smirnov-Kolmogorov No. Urut CHH Max P (Xi) (Ri) (%) Log R i G Pr P'(Xm) [P(Xm) - P(x)] 1 305 6.5.48430 1.834 40.881 59.119 5.869 4 1.50.3838 1.69 1.751 98.49 85.749 3 35 18.75.37051 1.194 4.514 95.486 76.736 4 00 5.00.30038 0.799 19.085 80.915 55.915 5 193 31.5.8488 0.71.304 77.696 46.446 6 161 37.50.0683 0.73 38.50 61.480 3.980 7 147 43.75.16761 0.05 46.666 53.334 9.584 8 19 50.00.11160-0.63 58.303 41.697 8.303 9 14 56.5.09377-0.363 6.006 37.994 18.56 10 13 6.50.08814-0.395 63.177 36.83 5.677 11 10 68.75.07918-0.445 65.037 34.963 33.787 1 97 75.00 1.98677-0.965 57.703 4.97 3.703 13 94 81.5 1.97313-1.04 59.318 40.68 40.568 14 7 87.50 1.85733-1.694 73.018 6.98 60.518 15 68 93.75 1.98677-0.965 57.703 4.97 51.453 Sumber : Hasil Analisa, 015 Dimana : G = Log r1 Log ratax / Sd =,48430,158 / 0,31 = 1,834 IV - 3

Pr = nilai peluang P Xm = 100 Pr = 100-40,881 = 59,119 P Xm P ( x ) = 59,119 6,5 = 5,869 max = selisih antara peluang teoritis dan peluang empiris Derajat signifikasi = 0,05 (5%) max = max/100 = 0,8575 cr = 0,410 untuk n =15 Dilihat dari perbandingan di atas bahwa max > cr, maka metode sebaran yang di uji tidak diterima. Selanjutnya, dari analisa uji konsistensi data didapatkan distribusi terbaik untuk analisa intensitas hujan. Analisa uji konsistensi data dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Analisa Hujan Uji Konsistensi Data St. Halim Perdanakusuma Th. 1999-013 (mm/hari) Stasiun Metode Pengujian Gumbel Log Pearson Tipe III St. Halim Perdana Kusuma Th. 1999-013 Sumber : Hasil Analisa, 015 Smirnov Kolmogorov Dmaks < Dkritis Chi Square Xmaks < Xkritis 0.9078 < 0.410 0.8575 < 0.410 tidak diterima tidak diterima.000 < 5.991 1.333 < 5.991 diterima diterima 4.1.5 Kesimpulan Data Analisa Hidrologi Hasil analisa dan review data curah hujan maksimum yang diperoleh dengan menggunakan metode Gumbel dan Log Pearson Tipe III, selanjutnya dilakukan Uji Konsistensi Data dengan metode Smirnov Kolmogorov dan Chi Square seperti pada Tabel 4.4. Berikut ini merupakan ringkasan hasil analisa hujan rencana IV - 4

yang sudah dipilih berdasarkan metode terbaik dan uji konsistensi data yang diterima, yang selanjutnya digunakan untuk merencanakan desain saluran drainase. Tabel 4.5 Hasil Analisa Hujan Rencana Stasiun Halim Perdanakusuma (mm/hari) St. Halim Perdana Kusuma (1999-013) Kala Ulang Gumbel Log Pearson III Rata-rata wilayah R 144 14 143 R 5 0 0 11 R 10 70 45 58 R 5 334 304 319 R 50 381 351 366 R 100 48 400 414 Sumber : Hasil Analisa, 015 Berdasarkan analisa hujan rencana, untuk analisa hidrolika menggunakan St. Halim Perdanakusuma. Hujan rencana yang digunakan adalah dengan nilai yang paling besar (dari Metode Gumbel). 4.1.6 Analisa Intensitas Hujan Dengan interval tahun diperoleh hujan rencana untuk berbagai kala ulang sebesar 144 mm/hari. Maka untuk waktu t = 0 menit didapatkan intensitas hujan sebesar : IV - 5

R 4 3 144 4 3 I 60 104mm / 4 t 4 0 jam Sehingga secara tabelaris dengan mengikuti langkah di atas untuk waktu berikutnya didapatkan hasilnya seperti Tabel 4.6 dan digambarkan dalam bentuk grafik di Gambar 4.1 berikut: Tabel 4.6 Analisa Intensitas Hujan Rata-Rata T (Waktu) 144 0 70 334 381 48 (menit) Int Int 5 Int 10 Int 5 Int 50 Int 100 0 104 159 195 41 75 308 40 65 100 13 15 173 194 60 50 76 94 116 13 148 80 41 63 77 96 109 1 100 36 54 67 8 94 105 10 31 48 59 73 83 93 140 8 43 53 66 75 84 160 6 40 49 60 69 77 180 4 37 45 56 63 71 00 34 4 5 59 66 0 1 3 39 49 56 6 40 0 30 37 46 5 59 60 19 9 35 44 50 56 80 18 7 34 41 47 53 300 17 6 3 40 45 51 30 16 5 31 38 43 49 340 16 4 9 36 4 47 360 15 3 8 35 40 45 380 15 7 34 39 43 400 14 6 33 37 4 40 14 1 6 3 36 41 440 13 0 5 31 35 39 460 13 0 4 30 34 38 480 1 19 3 9 33 37 500 1 19 3 8 3 36 Sumber : Analisa Perhitungan IV - 6

350 Intensitas (mm/jam) 300 50 00 150 100 50 0 144 Int 0 Int 5 70 Int 10 334 Int 5 48 Int 100 0 80 140 00 60 30 380 440 500 Waktu (menit) Gambar 4. 1 Analisa Intensitas Hujan Rata-rata St.Halim Perdanakusuma (Tahun 1999-003) 4. Analisa Debit Banjir Perhitungan debit banjir rencana untuk saluran sekunder pada sistem drainase saluran Boulevar Hijau dilakukan berdasarkan hujan harian maksimum yang terjadi pada suatu periode ulang tertentu. Hal ini mengingat adanya hubungan antara hujan dan aliran sungai dimana besarnya aliran sungai ditentukan dari besarnya hujan, intensitas hujan, luas daerah hujan, lama waktu hujan, luas daerah aliran sungai (saluran) dan ciri-ciri daerah alirannya. Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana yaitu dengan menggunakan Metode Rasional. Metode ini dipakai apabila data aliran saluran tidak mencukupi sehingga digunakan data hujan serta debit aliran perkotaan. Persamaan yang dipakai adalah sebagai berikut : Q t 0, 78 C C s I A Q t 0,78 0,79 0,93 56.84 0,4389 5.09 dimana : Q = Debit banjir rencana (m 3 /det) IV - 7

C = Koefisien Pengaliran yang tergantung dari permukaan tanah daerah perencanaan. Cs = Koefisien penyimpangan C s t t c c t d I = Intensitas hujan (mm/jam) A = Luas daerah aliran (catchment area) (Km ) Persamaan yang dipakai terdapat intensitas curah hujan yaitu ketinggian curah hujan yang terjadi persatuan waktu. Sedangkan untuk menghitung intensitas curah hujan menggunakan persamaan berikut : 3 R4 4 144 4 I 56,84 4 4 49,47 mm/jam t c Pada persamaan di atas terdapat waktu konsentrasi (t c ) dan nilainya dapat di t c t 0 t d cari dengan persamaan : 3 Contoh perhitungan debit air dengan metode rasional pada saluran Sekunder Komplek Boulevar Hijau dengan hujan rencana periode ulang tahun adalah sebagai berikut : Untuk menghitung t 0 dipakai rumus : 0,77 L0 407,77 t 0 0,0195 0,0195 41,9 S 0,0004 dimana : IV - 8

t 0 L 0 S = waktu konsentrasi (menit) = jarak titik terjauh dengan saluran (m) = kemiringan daerah saluran/sungai = H / L H L = Selisih tinggi (m) = Panjang saluran (m) Untuk menghitung t d dipakai rumus : L t f dengan V V H 7 L 0,6 t f V L 859 7 859 0.6 7,56 dimana : t f = waktu yang diperlukan air untuk mengalir disepanjang channer flowing (jam) H = Selisih tinggi (m) L = Panjang saluran (m) Hasil perhitungan untuk banjir kala ulang -tahunan disajikan dalam Tabel 4.7 dan ditampilkan pada Gambar 4.. Tabel 4.7 Hasil Analisa Debit Saluran di Komplek Boulevar Hijau (mm/hari) Sub Area Area (komul) Koef. rata-rata L To Intensitas Qin Ruas Saluran m m C (m) (mnt) mm/jam (m 3 /dtk) KOMPLEK BOULEVAR HIJAU S.A0 - S.A1 438887 438887 0.79 859 41.91 56.84 5.09 S.A1 - S.A 880419 1319306 0.79 146 0.00 48.9 1.6 S.A - S.A3 9811 139117 0.79 183 0.00 47.83 13.86 T.A0 - T.A1 8795 8795 0.79 8 6.4 174.9 0.9 T.B0 - T.A1 1654 1654 0.79 30.50 397.99 0.14 T.A1 - T.A 4 10473 0.79 6 0.00 174.78 0.40 T.C0 - T.C1 1760 1760 0.79 105 1.3 495.07 0.16 IV - 9

Sub Area Area (komul) Koef. rata-rata L To Intensitas Qin Ruas Saluran m m C (m) (mnt) mm/jam (m 3 /dtk) T.D0 - T.C1 1430 1430 0.79 87 0.88 603.47 0.16 T.C1 - T.C 3 313 0.79 7 0.00 488.5 0.34 T.E0 - T.C 1577 1577 0.79 87 0.90 346.4 0.09 T.C - T.C3 314 5104 0.79 30 0.00 38.56 0.35 T.F0 - T.C3 1600 1600 0.79 88 0.96 459.36 0.13 T.C3 - T.C4 3 678 0.79 6 0.00 35.7 0.48 T.G0 - T.C4 1455 1455 0.79 89 0.80 440.97 0.11 T.C4 - T.C5 30 8485 0.79 9 0.00 30.6 0.54 T.H0 - T.C5 093 093 0.79 90 0.89 46.0 0.16 T.C5 - T.C6 16 10595 0.79 6 0.00 301.51 0.70 T.I0 - T.C6 580 580 0.79 89 1.40 404.4 0.19 T.C6 - T.C7 30 13477 0.79 41 0.00 77.77 0.78 T.J0 - T.C7 1941 1941 0.79 88 1.16 466.17 0.16 T.C7 - T.C8 5 15444 0.79 8 0.00 75.69 0.93 T.K0 - T.C8 053 053 0.79 91 1.38 445.46 0.17 T.C8 - T.A 374 17871 0.79 43 0.00 41.67 0.87 T.A - T.A3 779 91 0.79 11 0.00 155.49 0.9 T.L0 - T.L1 85 85 0.79 107 1.4 46.10 0.09 T.M0 - T.M1 811 811 0.79 139.56 38.7 0.5 T.N0 - T.M1 3719 3719 0.79 144.65 319.54 0.3 T.M1 - T.L1 173 13663 0.79 69 0.00 9.50 0.83 T.L1 - T.A3 9 15976 0.79 6 0.00 45.56 0.86 T.A3 - S.A3 14 453 0.79 13 0.00 154.96 1.54 T.O0 - T.O1 10397 10397 0.79 77 3.45 0.53 0.41 T.P0 - T.P1 340 340 0.79 156.0 87.31 0.17 T.Q0 - T.P1 704 704 0.79 14 0.87 70.4 0.11 T.P1 - T.P 617 0.79 7 0.00 69.5 0.36 T.R0 - T.P 363 363 0.79 143 1.48 99.96 0.18 T.P - T.P3 395 10154 0.79 4 0.00 50.70 0.53 T.S0 - T.P3 3187 3187 0.79 14 1.30 310.64 0.16 IV - 30

Bab IV Hasil dan Analisis

saluran yang ada tidak mampu lagi menampung air hujan, maka alternatif yang akan diambil adalah dilakukan normalisasi, tetapi apabila kondisi lapangan yang terjadi adalah sebaliknya maka saluran yang ada perlu dikaji kembali apakah masih relevan dipertahankan sampai tahun proyeksi. 4.3.1. Full Bank Capacity Existing Full Bank Capacity Existing adalah besarnya debit tampungan pada saluran sesuai dengan keadaan di lapangan. Perhitungan ini diperlukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan penampang saluran untuk menampung limpasan air hujan. 4.3.. Kapasitas Saluran Eksisting Kapasitas saluran eksisting adalah batas maksimum suatu saluran untuk menampung debit air yang akan ditampungnya. Saluran memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain. Hal ini dikarenakan dimensi, bahan dasar saluran dan kemiringan saluran setiap saluran berbeda. Oleh sebab itu untuk merencanakan kapasitas saluran faktor-faktor di atas harus diperhatikan dan dihitung dengan teliti. 4.3.3. Perbandingan Kapasitas Saluran Eksisting dengan Debit Rencana Perbandingn kapasitas saluran eksisting dengan debit rencana adalah cara membandingkan kapasitas saluran dengan debit rencana. Apabila kapasitas saluran lebih besar daripada debit rencana, maka saluran tersebut dapat dikatakan aman. Tetapi, apabila debit rencana lebih besar dari pada kapasitas saluran maka saluran tersebut luber. IV - 3

4.3.4. Analisis Kapasitas Rencana Saluran Sekunder Analisa kapasitas rencana saluran sekunder adalah merencanakan dimensi saluran pada saluran yang luber. Dimensi saluran yang dirubah adalah lebar bawah, tinggi saluran dan kemiringan saluran. Cara yang dilakukan untuk mendapatkan tinggi rencana dan kemiringan saluran sekunder dengan metode Trial and Error pada saluran sekunder di Komplek Boulevar Hijau. Saluran yang berada di Komplek Boulevar Hijau dibagi menjadi 46 segmen dengan kemiringan dasar saluran yang berbeda diambil menyesuaikan dengan kemiringan lahan setempat. Saluran drainase menggunakan penampang saluran trapesium dan persegi. Data eksisting saluran yang akan dinormalisasi akan dicantumkan pada Tabel 4.8 berikut : B = Lebar bawah saluran H = tinggi saluran M = nilai talud saluran ( side slope ) untuk saluran trapezium nilai m = 0,5, untuk saluran persegi nilai m = 0 I = slope dasar saluran n =koefisien kekasaran 4.4 Analisa Dimensi Saluran Rencana Contoh perhitungan analisis kapasitas rencana saluran sekunder dengan metode Trial and error pada Saluran Komplek Boulevar Hijau adalah : IV - 33

Bab IV Hasil dan Analisis

Bab IV Hasil dan Analisis

Segment Area Area (Comul) B sal h air M A P R I n V Qo (m ) (m) (m) - (m ) (m) (m) - - (m/dt) (m 3 /dt) T.A0 - T.A1 8,795 8,795 0.60 0.50 0.0 0.30 1.6 0.19 0.00351 0.00 0.97 0.9 T.B0 - T.A1 1,654 1,654 0.50 0.30 0.0 0.15 1.1 0.14 0.00497 0.00 0.93 0.14 T.A1 - T.A 4 10,473 0.80 0.50 0.0 0.40 1.8 0. 0.00300 0.00 1.00 0.40 T.C0 - T.C1 1,760 1,760 0.50 0.40 0.0 0.0 1.3 0.15 0.00319 0.00 0.81 0.16 T.D0 - T.C1 1,430 1,430 0.50 0.40 0.0 0.0 1.3 0.15 0.00307 0.00 0.79 0.16 T.C1 - T.C 3 3,13 0.60 0.50 0.0 0.30 1.6 0.19 0.0048 0.00 1.14 0.34 T.E0 - T.C 1,577 1,577 0.50 0.30 0.0 0.15 1.1 0.14 0.00196 0.00 0.59 0.09 T.C - T.C3 314 5,104 0.60 0.50 0.0 0.30 1.6 0.19 0.0051 0.00 1.18 0.35 T.F0 - T.C3 1,600 1,600 0.50 0.30 0.0 0.15 1.1 0.14 0.00405 0.00 0.84 0.13 T.C3 - T.C4 3 6,78 0.80 0.50 0.0 0.40 1.8 0. 0.0045 0.00 1.0 0.48 T.G0 - T.C4 1,455 1,455 0.50 0.30 0.0 0.15 1.1 0.14 0.0086 0.00 0.71 0.11 T.C4 - T.C5 30 8,485 0.80 0.70 0.0 0.56. 0.5 0.007 0.00 0.96 0.54 T.H0 - T.C5,093,093 0.50 0.40 0.0 0.0 1.3 0.15 0.0039 0.00 0.8 0.16 T.C5 - T.C6 16 10,595 0.80 0.70 0.0 0.56. 0.5 0.00387 0.00 1.5 0.70 T.I0 - T.C6,580,580 0.50 0.40 0.0 0.0 1.3 0.15 0.0040 0.00 0.93 0.19 T.C6 - T.C7 30 13,477 0.80 0.70 0.0 0.56. 0.5 0.00477 0.00 1.39 0.78 T.J0 - T.C7 1,941 1,941 0.50 0.40 0.0 0.0 1.3 0.15 0.0030 0.00 0.81 0.16 T.C7 - T.C8 5 15,444 1.00 0.70 0.0 0.70.4 0.9 0.00365 0.00 1.33 0.93 T.K0 - T.C8,053,053 0.50 0.40 0.0 0.0 1.3 0.15 0.0034 0.00 0.84 0.17 T.C8 - T.A 374 17,871 1.00 0.70 0.0 0.70.4 0.9 0.00319 0.00 1.4 0.87 T.A - T.A3 779 9,1 1.00 0.70 0.0 0.70.4 0.9 0.00357 0.00 1.31 0.9 T.L0 - T.L1,85,85 0.50 0.30 0.0 0.15 1.1 0.14 0.0001 0.00 0.59 0.09 T.M0 - T.M1 8,11 8,11 0.80 0.70 0.0 0.56. 0.5 0.0013 0.00 0.93 0.5 T.N0 - T.M1 3,719 3,719 0.60 0.50 0.0 0.30 1.6 0.19 0.0016 0.00 0.76 0.3 IV - 36

Segment Area Area (Comul) B sal h air M A P R I n V Qo (m ) (m) (m) - (m ) (m) (m) - - (m/dt) (m 3 /dt) T.M1 - T.L1 1,73 13,663 1.00 0.70 0.0 0.70.4 0.9 0.0088 0.00 1.18 0.83 T.L1 - T.A3 9 15,976 1.00 0.70 0.0 0.70.4 0.9 0.0031 0.00 1.3 0.86 T.A3 - S.A3 14 45,3 1.0 0.90 0.0 1.08 3.0 0.36 0.00315 0.00 1.4 1.54 T.O0 - T.O1 10,397 10,397 0.80 0.50 0.0 0.40 1.8 0. 0.00309 0.00 1.0 0.41 T.P0 - T.P1 3,40 3,40 0.50 0.40 0.0 0.0 1.3 0.15 0.00347 0.00 0.85 0.17 T.Q0 - T.P1,704,704 0.50 0.40 0.0 0.0 1.3 0.15 0.00157 0.00 0.57 0.11 T.P1 - T.P 6,17 0.60 0.50 0.0 0.30 1.6 0.19 0.00540 0.00 1.0 0.36 T.R0 - T.P 3,63 3,63 0.60 0.40 0.0 0.4 1.4 0.17 0.0040 0.00 0.76 0.18 T.P - T.P3 395 10,154 0.80 0.70 0.0 0.56. 0.5 0.004 0.00 0.95 0.53 T.S0 - T.P3 3,187 3,187 0.50 0.40 0.0 0.0 1.3 0.15 0.0033 0.00 0.8 0.16 T.P3 - T.P4 19 13,360 0.80 0.70 0.0 0.56. 0.5 0.0043 0.00 1.31 0.73 T.T0 - T.P4 3,661 3,661 0.50 0.40 0.0 0.0 1.3 0.15 0.00517 0.00 1.03 0.1 T.P4 - T.P5 487 17,508 1.00 0.70 0.0 0.70.4 0.9 0.00301 0.00 1.1 0.84 T.U0 - T.P5 3,750 3,750 0.50 0.40 0.0 0.0 1.3 0.15 0.00408 0.00 0.9 0.18 T.P5 - T.O1 1 1,70 1.0 0.70 0.0 0.84.6 0.3 0.0097 0.00 1.8 1.08 T.V0 - T.O1 1,034 1,034 0.50 0.30 0.0 0.15 1.1 0.14 0.0011 0.00 0.46 0.07 T.O1 - S.A3 45 3,747 1.0 0.90 0.0 1.08 3.0 0.36 0.00334 0.00 1.46 1.58 S.A3 - S.A4 63,061 1,470,147.50 1.4 0.3 5.04 6.0 0.83 0.0005 0.0 1.8 9.18 S.A4 - OUT 537,075,007,.50 1.44 0.3 5.46 6.3 0.87 0.001 0.0 1.90 10.37 Sumber : Hasil Analisa, 015 B = Lebar bawah saluran H = tinggi saluran M = nilai talud saluran ( side slope ) untuk saluran trapezium nilai m = 0,5, untuk saluran persegi nilai m = 0 I = slope dasar saluran n =koefisien kekasaran IV - 37

Contoh Perhitungan : Kapasitas saluran drainase Sekunder existing Segmen SA 0 SA 1 1,1 m Dik : nilai M =0,3 N = 0,0 I = 0,004,00 0,51,101,10, 50 A ( b m. h) h Z =. Z = 0.951794 P = b + h P = +. 1,1 1 + 0,951794² P = 4,3 R = A/ P R =,5 / 4,3 R = 0,587 V 1 1 1 3 3 R n I 1 0,0 0,59 0,004 1,51m/s Q V. A IV - 38

Q 1,51,50 3,77 m 3 /dt Perhitungan Kapasitas Saluran Sekunder existing segmen SA 0 S A 1 menghasilkan Q = 3,77 m3 / dt,sedangkan hasil nilai perhitungan debit puncak ( Qp )pada saluran sekunder segmen SA 0 SA 1 = 5,09,maka Akan ada kelebihan Aliran air sebesar 1,3 m3/dt yang akan meluap. Untuk itu ukuran saluran drainase sekunder perlu di normalisasi supaya dapat menampung debit. Analisa perhitungan saluran sekunder yag harus di perbesar adalah sebagai berikut. P = h 3 A = h² 3 R = h / Q = A x V Q = h² x x ( )⅔ s½ 5,09 = h² x x ( )⅔.5 h = 1,4 m IV - 39

. Perhitungan Perubahan dimensi saluran bias menggunakan metode trial dan eror,dengan rumus seperti ini : Dimensi saluran diperhitungkan dengan rumus Manning sebagai berikut : Q V. A Q 5,09 V 1,55 m A 3,9 V 1 R n 3 I 1 Q 1 ( b m. h) h ( b m. h) h n b h 1 m 3 I Setelah dicoba trial and error, diperoleh h = 1,4 m 5,09 (,00 0,5.1,4) 1,4 1,55 1,55 Dimana : 1 0.0 1 (,00 0,5.1,4)1,4 1,4 1 0,5 3 0,00196 1 Q V = Debit air di saluran (m 3 /det) = Kecepatan air dalam saluran (m/det) A = Luas penampang basah (m ) R = jari - jari hidrolis (m) P = Keliling basah saluran (m) IV - 40

Kapasitas saluran drainase Tersier existing Segmen T A 0 T A 1 0,5 m 0,6 Dik : N = 0,0 I = 0,00351 0,6 0,5 0, 3 A ( b. h) P = b + h P = 0,6 +. 0,5 P = 1,6 m m R = A/ P R = 0,3 / 1,6 R = 0,1875 = 0,19 m V 1 1 1 3 3 R n I 1 0,00 0,19 0,00351 0,97 m/s Q V. A Q 0,97 0,3 0,9 m 3 /dt Perhitungan Kapasitas Saluran Tersier existing segmen TA 0 TA 1 menghasilkan Q = 0,9 m3 / dt,sedangkan hasil nilai perhitungan debit puncak ( Qp )pada saluran sekunder segmen TA 0 TA 1 =0,9,maka IV - 41

Kapasitas saluran tersier pada segmen tersebut masih dapat menampung debit air. Perhitungan Perubahan dimensi saluran bias menggunakan metode trial dan eror,dengan rumus seperti ini : Dimensi saluran diperhitungkan dengan rumus Manning sebagai berikut : Q V. A Q 0,9 V 0,97 m A 0.30 V 1 R n 3 I 1 Q 1 B h B h n b h 3 I 1 Q 0,60 0,50 0,97 0,97 Dimana : 1 0,0 0,60 0,50 0,60 0,50 3 0,00351 1 Q V = Debit air di saluran (m 3 /det) = Kecepatan air dalam saluran (m/det) A = Luas penampang basah (m ) R = jari - jari hidrolis (m) P = Keliling basah saluran (m) IV - 4

4.6 Perbandingan Kapasitas Saluran Eksisting dengan Debit Rencana Perbandingan perhitungan dimensi saluran eksisting dan dimensi saluran rencana akan ditampilkan sebagai berikut : Tabel 4.31 Perbandingan Kapasitas Eksisting dan Kapasitas Rencana Ruas Saluran Qin M I n Q eks Q rencana B Eksisting h eksisting B rencana h rencana KOMPLEK BOULEVAR HIJAU S.A0 - S.A1 4.63 0.5 0.00 0.0 3.77 5.09.00 1.10.00 1.40 S.A1 - S.A 11.7 0.5 0.0019 0.0 6.95 1.6.50 1.46 4.00 1.50 S.A - S.A3 11.60 0.5 0.0019 0.0 7.16 13.86.50 1.50 4.0 1.50 T.A0 - T.A1 0.16 0.00 0.0035 0.00 0.9 0.9 0.60 0.50 0.60 0.50 T.B0 - T.A1 0.14 0.00 0.0050 0.00 0.14 0.14 0.50 0.30 0.50 0.30 T.A1 - T.A 0.31 0.00 0.0030 0.00 0.40 0.40 0.80 0.50 0.80 0.50 T.C0 - T.C1 0.07 0.00 0.003 0.00 0.16 0.16 0.50 0.40 0.50 0.40 T.D0 - T.C1 0.07 0.00 0.0031 0.00 0.16 0.16 0.50 0.40 0.50 0.40 T.C1 - T.C 0.14 0.00 0.0048 0.00 0.34 0.34 0.60 0.50 0.60 0.50 T.E0 - T.C 0.03 0.00 0.000 0.00 0.09 0.09 0.50 0.30 0.50 0.30 T.C - T.C3 0.0 0.00 0.005 0.00 0.35 0.35 0.60 0.50 0.60 0.50 T.F0 - T.C3 0.05 0.00 0.0040 0.00 0.13 0.13 0.50 0.30 0.50 0.30 T.C3 - T.C4 0.5 0.00 0.004 0.00 0.48 0.48 0.80 0.50 0.80 0.50 T.G0 - T.C4 0.04 0.00 0.009 0.00 0.11 0.11 0.50 0.30 0.50 0.30 T.C4 - T.C5 0.31 0.00 0.003 0.00 0.54 0.54 0.80 0.70 0.80 0.70 T.H0 - T.C5 0.06 0.00 0.0033 0.00 0.16 0.16 0.50 0.40 0.50 0.40 T.C5 - T.C6 0.38 0.00 0.0039 0.00 0.70 0.70 0.80 0.70 0.80 0.70 T.I0 - T.C6 0.08 0.00 0.004 0.00 0.19 0.19 0.50 0.40 0.50 0.40 T.C6 - T.C7 0.47 0.00 0.0048 0.00 0.78 0.78 0.80 0.70 0.80 0.70 T.J0 - T.C7 0.07 0.00 0.003 0.00 0.16 0.16 0.50 0.40 0.50 0.40 T.C7 - T.C8 0.54 0.00 0.0036 0.00 0.93 0.93 1.00 0.70 1.00 0.70 T.K0 - T.C8 0.07 0.00 0.0034 0.00 0.17 0.17 0.50 0.40 0.50 0.40 T.C8 - T.A 0.63 0.00 0.003 0.00 0.87 0.87 1.00 0.70 1.00 0.70 T.A - T.A3 0.96 0.00 0.0036 0.00 0.9 0.9 1.00 0.70 1.00 0.70 IV - 43

Ruas Saluran Qin M I n Q eks Q rencana B Eksisting h eksisting B rencana h rencana KOMPLEK BOULEVAR HIJAU T.L0 - T.L1 0.04 0.00 0.000 0.00 0.09 0.09 0.50 0.30 0.50 0.30 T.M0 - T.M1 0.7 0.00 0.001 0.00 0.5 0.5 0.80 0.70 0.80 0.70 T.N0 - T.M1 0.1 0.00 0.00 0.00 0.3 0.3 0.60 0.50 0.60 0.50 T.M1 - T.L1 0.47 0.00 0.009 0.00 0.83 0.83 1.00 0.70 1.00 0.70 T.L1 - T.A3 0.5 0.00 0.0031 0.00 0.86 0.86 1.00 0.70 1.00 0.70 T.A3 - S.A3 1.50 0.00 0.003 0.00 1.54 1.54 1.0 0.90 1.0 0.90 T.O0 - T.O1 0.19 0.00 0.0031 0.00 0.41 0.41 0.80 0.50 0.80 0.50 T.P0 - T.P1 0.07 0.00 0.0035 0.00 0.17 0.17 0.50 0.40 0.50 0.40 T.Q0 - T.P1 0.04 0.00 0.0016 0.00 0.11 0.11 0.50 0.40 0.50 0.40 T.P1 - T.P 0.1 0.00 0.0054 0.00 0.36 0.36 0.60 0.50 0.60 0.50 T.R0 - T.P 0.07 0.00 0.004 0.00 0.18 0.18 0.60 0.40 0.60 0.40 T.P - T.P3 0.1 0.00 0.00 0.00 0.53 0.53 0.80 0.70 0.80 0.70 T.S0 - T.P3 0.06 0.00 0.003 0.00 0.16 0.16 0.50 0.40 0.50 0.40 T.P3 - T.P4 0.8 0.00 0.004 0.00 0.73 0.73 0.80 0.70 0.80 0.70 T.T0 - T.P4 0.09 0.00 0.005 0.00 0.1 0.1 0.50 0.40 0.50 0.40 T.P4 - T.P5 0.39 0.00 0.0030 0.00 0.84 0.84 1.00 0.70 1.00 0.70 T.U0 - T.P5 0.08 0.00 0.0041 0.00 0.18 0.18 0.50 0.40 0.50 0.40 T.P5 - T.O1 0.47 0.00 0.0030 0.00 1.08 1.08 1.0 0.70 1.0 0.70 T.V0 - T.O1 0.0 0.00 0.001 0.00 0.07 0.07 0.50 0.30 0.50 0.30 T.O1 - S.A3 0.69 0.00 0.0033 0.00 1.58 1.58 1.0 0.90 1.0 0.90 S.A3 - S.A4 14.87 0.5 0.000 0.0 9.18 14.60.50 1.4 4.30 1.50 S.A4 - OUT 16.79 0.5 0.001 0.0 10.37 11.39.50 1.44 4.30 1.50 Sumber : Hasil Analisa Dari hasil analisa, saluran sekunder tidak mampu menampung debit aktual yang ada, sehingga perlu dilakukan normalisasi dengan memperdalam saluran maupun dengan memperlebar saluran. IV - 44

4.7 Kemiringan Talud Kemiringan Talud Saluran Pasangan Batu Kali. Kemiringan talud disesuaikan dengan karakteristik tanah setempat yang pada umumnya berkisar antara 1 : 0,5 sampai dengan 1 : 0,30. 4.8 Tinggi Jagaan (F) Tinggi jagaan adalah jarak vertikal dari permukaan air sungai sampai puncak tanggul pada kondisi perencanaan, jarak tersebut harus sedemikian rupa sehingga dapat mencegah peluapan air akibat gelombang serta fluktuasi permukaan air pada sungai. Tinggi jagaan minimum untuk saluran dengan pasangan direncanakan = 0,50 m. IV - 45

Sehingga didapatkan dimensi seperti yang tercantum pada Tabel 4.9 berikut : Tabel 4.9 Hasil Analisa Dimensi Saluran di Komplek Boulevar Hijau Ruas Saluran Qin b (bawah) Lebar Atas Saluran b h air M A P R I n V Qo Hulu Hilir KOMPLEK BOULEVAR HIJAU S.A0 - S.A1 5.09.00.85.85 1.40 0.5 3.9 4.89 0.67 0.000 0.0 1.55 5.09 S.A1 - S.A 1.6 4.00 4.90 4.90 1.50 0.5 6.56 7.09 0.93 0.000 0.0 1.9 1.6 S.A - S.A3 13.86 4.0 5.10 5.10 1.50 0.5 6.86 7.9 0.94 0.001 0.0.0 13.86 T.A0 - T.A1 0.9 0.60 0.60 0.60 0.50 0.00 0.30 1.60 0.19 0.0035 0.00 0.97 0.9 T.B0 - T.A1 0.14 0.50 0.50 0.50 0.30 0.00 0.15 1.10 0.14 0.0050 0.00 0.93 0.14 T.A1 - T.A 0.40 0.80 0.80 0.80 0.50 0.00 0.40 1.80 0. 0.0030 0.00 1.00 0.40 T.C0 - T.C1 0.16 0.50 0.50 0.50 0.40 0.00 0.0 1.30 0.15 0.003 0.00 0.81 0.16 T.D0 - T.C1 0.16 0.50 0.50 0.50 0.40 0.00 0.0 1.30 0.15 0.0031 0.00 0.79 0.16 T.C1 - T.C 0.34 0.60 0.60 0.60 0.50 0.00 0.30 1.60 0.19 0.0048 0.00 1.14 0.34 T.E0 - T.C 0.09 0.50 0.50 0.50 0.30 0.00 0.15 1.10 0.14 0.000 0.00 0.59 0.09 T.C - T.C3 0.35 0.60 0.60 0.60 0.50 0.00 0.30 1.60 0.19 0.005 0.00 1.18 0.35 T.F0 - T.C3 0.13 0.50 0.50 0.50 0.30 0.00 0.15 1.10 0.14 0.0040 0.00 0.84 0.13 T.C3 - T.C4 0.48 0.80 0.80 0.80 0.50 0.00 0.40 1.80 0. 0.004 0.00 1.0 0.48 T.G0 - T.C4 0.11 0.50 0.50 0.50 0.30 0.00 0.15 1.10 0.14 0.009 0.00 0.71 0.11 T.C4 - T.C5 0.54 0.80 0.80 0.80 0.70 0.00 0.56.0 0.5 0.003 0.00 0.96 0.54 IV - 46

Ruas Saluran Qin b (bawah) Lebar Atas Saluran b h air M A P R I n V Qo Hulu Hilir KOMPLEK BOULEVAR HIJAU T.H0 - T.C5 0.16 0.50 0.50 0.50 0.70 0.00 0.0 1.30 0.15 0.0033 0.00 0.8 0.16 T.C5 - T.C6 0.70 0.80 0.80 0.80 1.00 0.00 0.56.0 0.5 0.0039 0.00 1.5 0.70 T.I0 - T.C6 0.19 0.50 0.50 0.50 0.70 0.00 0.0 1.30 0.15 0.004 0.00 0.93 0.19 T.C6 - T.C7 0.78 0.80 0.80 0.80 1.00 0.00 0.56.0 0.5 0.0048 0.00 1.39 0.78 T.J0 - T.C7 0.16 0.50 0.50 0.50 0.70 0.00 0.0 1.30 0.15 0.003 0.00 0.81 0.16 T.C7 - T.C8 0.93 1.00 1.00 1.00 1.00 0.00 0.70.40 0.9 0.0036 0.00 1.33 0.93 T.K0 - T.C8 0.17 0.50 0.50 0.50 0.70 0.00 0.0 1.30 0.15 0.0034 0.00 0.84 0.17 T.C8 - T.A 0.87 1.00 1.00 1.00 1.00 0.00 0.70.40 0.9 0.003 0.00 1.4 0.87 T.A - T.A3 0.9 1.00 1.00 1.00 1.00 0.00 0.70.40 0.9 0.0036 0.00 1.31 0.9 T.L0 - T.L1 0.09 0.50 0.50 0.50 0.60 0.00 0.15 1.10 0.14 0.000 0.00 0.59 0.09 T.M0 - T.M1 0.5 0.80 0.80 0.80 1.00 0.00 0.56.0 0.5 0.001 0.00 0.93 0.5 T.N0 - T.M1 0.3 0.60 0.60 0.60 0.80 0.00 0.30 1.60 0.19 0.00 0.00 0.76 0.3 T.M1 - T.L1 0.83 1.00 1.00 1.00 1.00 0.00 0.70.40 0.9 0.009 0.00 1.18 0.83 T.L1 - T.A3 0.86 1.00 1.00 1.00 1.00 0.00 0.70.40 0.9 0.0031 0.00 1.3 0.86 T.A3 - S.A3 1.54 1.0 1.0 1.0 1.0 0.00 1.08 3.00 0.36 0.003 0.00 1.4 1.54 T.O0 - T.O1 0.41 0.80 0.80 0.80 0.80 0.00 0.40 1.80 0. 0.0031 0.00 1.0 0.41 T.P0 - T.P1 0.17 0.50 0.50 0.50 0.70 0.00 0.0 1.30 0.15 0.0035 0.00 0.85 0.17 T.Q0 - T.P1 0.11 0.50 0.50 0.50 0.70 0.00 0.0 1.30 0.15 0.0016 0.00 0.57 0.11 T.P1 - T.P 0.36 0.60 0.60 0.60 0.80 0.00 0.30 1.60 0.19 0.0054 0.00 1.0 0.36 T.R0 - T.P 0.18 0.60 0.60 0.60 0.70 0.00 0.4 1.40 0.17 0.004 0.00 0.76 0.18 T.P - T.P3 0.53 0.80 0.80 0.80 1.00 0.00 0.56.0 0.5 0.00 0.00 0.95 0.53 T.S0 - T.P3 0.16 0.50 0.50 0.50 0.70 0.00 0.0 1.30 0.15 0.003 0.00 0.8 0.16 T.P3 - T.P4 0.73 0.80 0.80 0.80 1.00 0.00 0.56.0 0.5 0.004 0.00 1.31 0.73 T.T0 - T.P4 0.1 0.50 0.50 0.50 0.70 0.00 0.0 1.30 0.15 0.005 0.00 1.03 0.1 T.P4 - T.P5 0.84 1.00 1.00 1.00 1.00 0.00 0.70.40 0.9 0.0030 0.00 1.1 0.84 T.U0 - T.P5 0.18 0.50 0.50 0.50 0.70 0.00 0.0 1.30 0.15 0.0041 0.00 0.9 0.18 T.P5 - T.O1 1.08 1.0 1.0 1.0 1.00 0.00 0.84.60 0.3 0.0030 0.00 1.8 1.08 T.V0 - T.O1 0.07 0.50 0.50 0.50 0.60 0.00 0.15 1.10 0.14 0.001 0.00 0.46 0.07 IV - 47

Ruas Saluran Qin b (bawah) Lebar Atas Saluran b h air M A P R I n V Qo Hulu Hilir KOMPLEK BOULEVAR HIJAU T.O1 - S.A3 1.58 1.0 1.0 1.0 1.0 0.00 1.08 3.00 0.36 0.0033 0.00 1.46 1.58 S.A3 - S.A4 14.61 4.30 5.0 5.0 1.80 0.5 7.01 7.39 0.95 0.003 0.0.08 14.60 S.A4 - OUT 11.39 4.30 5.0 5.0 1.80 0.5 7.01 7.39 0.95 0.0014 0.0 1.6 11.39 Sumber : Hasil Analisa, 015 IV - 48