Resensi Buku: Melawan Gurita Neoliberalisme. Oleh: Sugiyarto Pramono

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. demi stabilitas keamanan dan ketertiban, sehingga tidak ada lagi larangan. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang mencakup:

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. bebasnya telah menjadi dasar munculnya konsep good governance. Relasi

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

GLOBALISASI, KAPITALISME DAN PERLAWANAN ERIC HIARIEJ

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap

BAB 5 Penutup. dalam ciri-ciri yang termanifes seperti warna kulit, identitas keagamaan

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Sejak Edisi Pertama diterbitkan pada tahun 2008 sudah banyak perubahan yang terjadi baik

Memahami Politik Luar Negeri Indonesia Era Susilo Bambang Yudhoyono secara Komprehensif: Resensi Buku

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

POLA STRATEGI DAN KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF AGRIBISNIS JAWA TIMUR

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

ANALISIS KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN RESPON TERHADAP ISU AKTUAL I. PENDAHULUAN

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI DAN HIPOTESIS

BISNIS DAN LINGKUNGANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor keuangan..., Hendra, FE UI, Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. bukanlah merupakan mereka yang tingkat kesejahteraannya tinggi. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

PEMDA DAN RUU KAMNAS Oleh: Muradi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN. sama lain. Lebih jauh standarisasi ini tidak hanya mengatur bagaimana

PERAN ILMU-ILMU SOSIAL DALAM MENYAMBUT MEA

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. comparative advantage menjadi competitive advantage. Seiring dengan. lingkungan yang terus berubah ataupun semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa tahun kemudian atau di tahun 1970-an, fakta

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah tiga institusi pilar Globalisasi.(Amin Rais, 2008: i)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini pertama-tama bertujuan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengendalian intern merupakan salah satu alat bagi manajemen

A. Pengertian Pancasila

BAB V KESIMPULAN. A. Melihat Pola Relasi Rentenir dan Pedagang Pasar Tradisional dalam. Rentenir pasar merupakan sebuah fenomena yang nyata adanya di

PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

BAB V KESIMPULAN & SARAN. penelitian ini. Pertama, bagaimana praktik pembajakan digital dalam budaya

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

BAB V KESIMPULAN. bergabung dengan Uni Eropa, dalam memperoleh keanggotaan sebagai pengguna mata

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang baik, maka akan menghasilkan SDM (sumber daya manusia)

Sudahkah kita memimpin ASEAN?

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

Politik Global dalam Teori dan Praktik

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada masalah krisis keuangan global. Krisis ini berlanjut terus

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN PERSATUAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

Daya Saing Indonesia. Agrimedia. Rubrik Utama Rubrik Utama. Prof. Dr. H. Boediono, ME.c

Oleh: Dabukke Muhammad. Frans Betsi M. Iqbal Eddy S. Yusuf

BAB V PENUTUP. Dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya dari analisis berbagai data dan fakta yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

KERAKYATAN VERSUS NEOLIBERAL Oleh Ichsanuddin Noorsy

PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A

Modul ke: GLOBALISASI. 15Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi semakin menyuguhkan dinamika perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. prestasi organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Disamping itu,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi

RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia

Revolusi Paradigma Pendidikan Monday, 31 August :21

BAB I PENDAHULUAN. Inspirasi yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah adanya

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Pudarnya Akal Sehat dalam Pilkada DKI Jakarta

E-BISNIS INTERIM MANAGEMENT REPORT ( SAP ) Disusun oleh : Bil Muammar ( ) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

2) Sanggupkah Pancasila menjawab berbagai tantangan di era globalisasi tersebut?

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa pemahaman masyakarat kian terbuka akan pentingnya

Membangun Masyarakat Sejahtera Berdasarkan UU Perlindatayan 1 dan UU Desa

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB 4 PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

PERENCANAAN PARIWISATA PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT Sebuah Pendekatan Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

2014 PEMIKIRAN MUBYARTO TENTANG EKONOMI INDONESIA

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

Transkripsi:

Resensi Buku Melawan Gurita Neoliberalisme Oleh: Sugiyarto Pramono Resensi Buku: Judul : Melawan Gurita Neoliberalisme Penulis : Budi Winarno Tebal : 174 halaman + x Penerbit : Erlangga Kota terbit : Jakarta Tahun terbit : 2010 Globalisasi dengan aneka implikasi ekonomi-politiknya menjadi realitas yang nyaris tidak dapat dielaki bila enggan untuk mengatakan tidak bisa sama sekali. Efeknya tidak hanya dapat dirasakan namun samapai pada tahap mampu mengendalikan hingga bagian kehidupan kita yang paling pribadi sekalipun. Baik menolak maupun menerima realitas globalisasi, setiap negara atau bahkan individu di dalamnya, tetap dipaksa untuk masuk ke dalam arus besar ini, sehingga satu-satunya cara yang paling rasional adalah masuk ke dalamnya sembari terusmenerus mempertangguh diri. Neoliberalisme sebagai ideologi dan pasar bebas sebagai implementasinya yang diusung oleh globalisasi tak pelak memiliki efek ganda yang sekaligus bertolak belakang. Ekspolitasi sumber daya dan pemiskinan masal di negaranegara dunia ketiga di satu sisi sebagai keniscayaan yang tidak dapat dipungkiri dan kebangkitan ekonomi Cina dan India di sisi lain sebagai fakta yang disuguhkan secara gamblang dan kasat mata merupakan fenomena yang tidak dapat ditolak. Terhadap dua implikasi yang kontradiktif ini, maka menerima pasar bebas begitu saja atau sebaliknya menolak sama sekali kehadirannya merupakan dua cara yang sulit diterima akal sehat. SPEKTRUM 1

Cara paling rasional adalah mensiasati kehadiran arus besar neoliberal secara cerdas. Sudah seyogyanya negara merespon kehadiran arus besar neoliberal dengan tidak berpijak pada ideologi buta seperti mengenakan kacamata kuda, namun berbasis pada kepentingan nasional. Membuka pasar dengan mengurangi tarif dan memberi subsidi ataupun sejumlah kebijakkan lainnya menjadi langkah cerdas dalam situasi pasar domestik yang mapan, namun menjadi kebodohan yang sulit diterima ketika para pemain ekonomi nasional lemah, sebagaimana pula sebaliknya menutup pasar dengan menaikkan tarif dan menambah subsidi maupun serangkaian kebijakkan sejenis menjadi tindakan bodoh ketika pasar domestik bergerak progresif namun menjadi kebijakkan brilian dalam keadaan para pelaku ekonomi nasional memang membutuhkan perlindungan negara. Demikian substansi argumentasi yang dibangun dalam buku Melawan Gurita Neoliberalisme karya Prof. Dr. Budi Winarno, MA. Dalam karya tersebut beliau samapai pada formula, negara tidak dapat begitu saja menyerahkan nasib ekonominya kepada mekanisme pasar bebas. Negara yang dalam hal ini diperankan oleh pemerintah diwajibkan memegang kedali perekonomiannya. Kendali atas nasib penghidupan warga negaranya tidak selalu diterjemahkan sebagai pemegang otoritas pasar, namun negara dituntut agar sangat sadar terhadap setiap kebijakkan yang ia ambil. Ketika negara harus mengambil kebijakkan liberalisasi pasar maka negara harus dapat memastikan bahwa kebijakannya itu akan memberikan kontribusi pada pembangunan ekonominya, sebagaimana sebaliknya keika ia harus membatasi derajat liberalisasi bahkan hingga tahap yang paling ekstrem maka negara juga harus sangat sadar bahwa kebijakkan itu akan memulihkan perekonomiannya. Dari sudut pandang trikotomi besar dalam studi Ekonomi Politik Global (EPG), (Merkantilisme, Liberalisme dan Strukturalisme) pikiran yang ditawarkan penulis dapat dikategorikan dalam paradigma klasik Merkantilisme. Hal ini nampak sangat jelas dalam kalimat pertama sub bab ke tiga dari bab terakhir buku ini, di sana beliau menulis dengan sangat tegas, negara-negara harus tetap melakukan peran krusial dan menentukan dalam era globalisasi ekonomi neoliberal sekarang ini, terutama dalam mengatasi apa yang disebut sebagai the blind forces of market (Hal: 157). Secara gamblang penulis menguraikan kerumitan akut SPEKTRUM 100

dimensi ekonomi politik dari hubungan internasional menjadi sangat sederhana, mudah dipahami namun tidak mereduksi substansi pembahasan. Konstalasi ekonomi politik global dijelaskan melalui interaksi antara negara dan pasar (Bab 1) dengan sangat apik, dalam bagian ini penulis bermaksud memberikan landasan bagi serangkaian argumentasi terkait yang lebih rumit dan mendalam pada bagian selanjutnya. Kendati penulis mengakui ensistensi mekanisme pasar dalam fenomena ekonomi politik global, namun penulis sangat konsisten dengan perspektif yang ia gunakan, Merkantilisme, di mana penulis mengangkat kembali perdebatan peran negara (Bab 2). Kerapuhan praktik pasar bebas yang berbasis neoliberalisme dipaparkan secara lugas dalam uraian bagian ketiga buku ini, di bawah tajuk, globalisasi dan krisis pembangunan (Bab 3). Memperkuat argumentasi yang dibangun secara konsisten pada bagian-bagian sebelumnya, penulis selanjutnya membahas model peran negara bangsa di era globalisasi dan liberalisasi ekonomi (Bab 4), kemudian isu good governance (Bab 5) yang sejatinya merupakan respon dari respon balik serangan kelompok anti neoliberal atas kegagalan resep yang mereka tawarkan terhadap dunia ke tiga dibahas dengan sangat argumentatif. Kooptasi kebijakan publik dan demokrasi poliarki dibahas dalam bab 6, di mana dua bab setelahnya (Bab 7 dan 8) merupakan studi kasus dua negara dunia ke tiga, Indonesia yang ditinjau dari sudut ketahanan pangan dan Cina dari segi ketangguhan ekonomi. Kedua negara tersebut kendati merupakan negara dunia ke tiga namun dalam perjalanannya seiring dengan terpaan arus globalisasi dan neoliberalisme justru melahirkan fenomena yang kontras, dalam pembahasan tentang Indonesia, penulis menginvestigasi kegagalan resep IMF dalam ketahanan pangan, sementara dalam kasus Cina penulis menganalisis sejumlah faktor kunci keberhasilan perekonomian Cina. Penulis selanjutnya menutup buku ini dengan bab yang menguraikan serangkaian pelajaran dari aneka kegagalan yang diderita negara-negara dunia ke tiga (Bab 9). Gagasan yang ditawarkan penulis dalam buku ini tidak hanya akan berkontribusi pada khasanah studi EPG dan umumnya ilmu Hubungan Internasional (HI) semata, namun aneka rekomendasi dari buah pikir guru besar UGM ini tentu juga sangat layak diperhatikan para pembuat kebijakkan di negeri ini. Ngabean Kulon, Sleman, Yogyakarta, 20 Januari 2011 SPEKTRUM 101

SPEKTRUM 102