Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009

dokumen-dokumen yang mirip
PERPAJAKAN DI INDONESIA

SERI PERPAJAKAN INDONESIA-6 PPnBM, Revaluasi Aktiva Tetap dan Fasilitas PPh

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

AKUNTANSI PERPAJAKAN

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I. Angka 1 Pasal 1. Cukup jelas. Angka 2 Pasal 2

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

TINJAUAN MATA KULIAH...

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI JILID 2

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

Mudah Mengisi SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi

BAB VI KETENTUAN UMUM TATA CARA PERPAJAKAN

HUKUM PAJAK INDONESIA, oleh Edy Suprianto Hak Cipta 2014 pada penulis

RINGKASAN KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

: Mienati Somya Lasmana Budi Setiorahardjo. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2008

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) (4) Kemampuan Akhir yang diharapkan

RANCANGAN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

Pengertian PPh. Pasal 23

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG

PRAKTIKUM PAJAK PERTAMBAHAN NILAI LANJUTAN

SAP Perpajakan. Dosen : Sugeng Wahono, S.E., Ak., M.M.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

GRAHA ILMU Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG

ii Penyusunan Anggaran Perusahaan

BAB I 1.PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPOR SPT TAHUNAN PPh OP MELALUI INTERNET

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Koordinator : Budi Santoso SE., MM.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan. 2. Fungsi mengatur Fungsi stabilitas

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*9884 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 20 TAHUN 1997 (20/1997) TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4.

Belajar Membuat Iklan Sukses

RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONTRAK PERKULIAHAN PERPAJAKAN 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1997 T E N T A N G PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Definisi. SPT (Surat Pemberitahuan)

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber kas negara yang digunakan untuk pembiayaan

SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ILMU KOMUNIKASI: TEORI & PRAKTIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1997 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui

SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK

ii Pengantar Bisnis

BAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN Ditetapkan tanggal 17 Juli 2007 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH HUKUM PAJAK** (EB) KODE / SKS : KD / 2 SKS

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terjadi pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah

1

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1997 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara

TINJAUAN MATA KULIAH... Kegiatan Belajar 2: SEJARAH PAJAK KONSUMSI SEBAGAI PAJAK NEGARA DAN PERKEMBANGAN

Transkripsi:

PERPAJAKAN Oleh : Casavera Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009 Hak Cipta 2009 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. Candi Gebang Permai Blok R/6 Yogyakarta 55511 Telp. : 0274-882262; 0274-4462135 Fax. : 0274-4462136 E-mail : info@grahailmu.co.id Casavera PERPAJAKAN/Casavera - Edisi Pertama Yogyakarta; Graha Ilmu, 2009 viii + 328 hlm, 1 Jil. : 26 cm. ISBN: 978-979-756-473-5 1. Perpajakan I. Judul

Daftar Isi DAFTAR ISI BAB 1 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN 1 Pendahuluan 2 Sistem Self Assessment 3 Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pengusaha Kena Pajak 4 Surat Pemberitahuan 7 Penyetoran Pajak Terutang 22 Surat Tagihan Pajak 24 Surat Ketetapan Pajak 26 Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak 36 Ragam Cara Penegakan Hukum Perpajakan 43 Imbalan Bunga 58 Kewajiban Menyelenggarakan Pembukuan 60 Wakil Wajib Pajak dalam Menjalankan Hak dan Kewajiban Perpajakan 64 Pembatalan Sanksi Administrasi atau Surat Ketetapan atau Surat Tagihan Pajak Akibat Ketidaktelitian Petugas pajak 65 Menjaga Profesionalisme Pegawai Pajak 66 Ragam Tindak Pidana Perpajakan 70 BAB 2 PAJAK PENGHASILAN 77 Pendahuluan 78 Subjek Pajak Penghasilan 78 Kewajiban Pajak Subjektif 82 Bukan Subjek Pajak Penghasilan 84 Objek Pajak Penghasilan 84 Pajak Final 88 Bukan Objek Pajak Penghasilan 89 v

Bentuk Usaha Tetap (BUT) 91 Biaya untuk Mendapatkan, Menagih, dan Memelihara Penghasilan 93 Penghasilan Tidak Kena Pajak 96 Penghasilan Suami-Isteri 97 Pengeluaran yang Tidak Dapat Dibebankan sebagai Biaya 99 Penyusutan 101 Amortisasi 105 Penjualan, Pertukaran, dan Pengalihan Harta 108 Persediaan 110 Norma Penghitungan Penghasilan Neto 112 Norma Penghitungan Khusus 113 Penghasilan Kena Pajak 113 Tarif Pajak Penghasilan 116 Hubungan Istimewa dan Penghindaran Pajak 117 Penilaian Kembali Aktiva 121 Pelunasan Pajak 121 PPh Pasal 21 121 PPh Pasal 22 124 PPh Pasal 23 126 Kredit Pajak Luar Negeri (PPh Pasal 24) 127 Angsuran Pajak (PPh Pasal 25) 129 PPh Pasal 26 133 Kredit Pajak bagi WP DN dan BUT 136 Fasilitas Perpajakan 136 BAB 3 PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH 167 Pendahuluan 168 Barang Kena Pajak 168 Pengusaha Kena Pajak 170 Pajak Pertambahan Nilai 172 Pajak Masukan dan Pajak Keluaran 178 Pajak Penjualan atas Barang Mewah 186 Saat Terutangnya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah 190 Faktur Pajak 196 Pemungut Pajak Pertambahan Nilai 200 Pajak Tidak Dipungut atau Bebas dari Pengenaan Pajak 201 Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Membangun Sendiri 212 Perlakuan PPN dan PPnBM atas Pemakaian Sendiri 212 BAB 4 PAJAK BUMI DAN BANGUNAN 227 Pendahuluan 228 Objek PBB 229 Subjek PBB 232 Tarif PBB 232 Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PBB 232 vi Perpajakan

PBB Terutang 233 Tahun Pajak, Saat, dan Tempat Pajak Terutang 234 Surat Pemberitahuan Objek Pajak, Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Jatuh Tempo Pembayaran, dan Surat Ketetapan Pajak 235 Tata Cara dan Tempat Pembayaran serta Penagihan PBB 236 Keberatan dan Banding 237 Pembagian Hasil Penerimaan PBB 240 Pengurangan atas PBB Terutang 240 Sanksi Pidana 243 BAB 5 BIAYA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN 247 Pendahuluan 248 Objek Pajak BPHTB 249 Objek Pajak yang Tidak Dikenakan BPHTB 251 Subjek Pajak BPHTB 252 Tarif Pajak BPHTB 252 Dasar Pengenaan BPHTB 253 Cara Penghitungan BPHTB 255 Saat dan Tempat BPHTB Terutang 256 Pembayaran, Penetapan, dan Penagihan BPHTB 257 Keberatan dan Banding 260 Pengurangan BPHTB 262 Pengembalian Kelebihan Pembayaran 268 Pembagian Hasil Penerimaan BPHTB 269 Ketentuan Bagi Pejabat 269 BAB 6 BEA METERAI 271 Pendahuluan 272 Objek Bea Meterai 272 Tarif Bea Meterai 273 Bukan Objek Bea Meterai 275 Saat Terutangnya Bea Meterai 275 Benda Meterai, Penggunaan, dan Cara Pelunasan 276 Pemeteraian Kemudian 278 Ketentuan Khusus 279 Ketentuan Pidana 279 Daluwarsa Bea Meterai 280 KUMPULAN FORMULIR 281 Daftar Isi vii

Bab 1 Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pendahuluan Sistem Self Assessment NPWP dan PKP Surat Pemberitahuan Penyetoran Pajak Terutang Surat Tagihan Pajak Surat Ketetapan Pajak Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Ragam Cara Penegakkan Hukum Perpajakan Imbalan Bunga Kewajiban Menyelenggarakan Pembukuan Wakil Wajib Pajak dalam Menjalankan Hak dan Kewajiban Perpajakan Pembatalan Sanksi Administrasi atau Surat Ketetapan atau Surat Tagihan Pajak akibat Ketidaktelitian Petugas Pajak Menjaga Profesionalisme Pegawai Pajak Ragam Tindak Pidana Perpajakan

Pendahuluan Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan No 6 tahun 1983 dilandasi falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang di dalamnya tertuang ketentuan yang menjunjung tinggi hak warga negara dan menempatkan kewajiban perpajakan sebagai kewajiban kenegaraan. Undang-Undang ini memuat ketentuan umum dan tata cara perpajakan yang pada prinsipnya diberlakukan bagi undang-undang pajak material, kecuali dalam undang-undang pajak yang bersangkutan telah mengatur sendiri mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakannya. Sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi informasi, sosial dan politik, disadari bahwa perlu dilakukan perubahan Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Sejauh ini, Undang-undang No 6 tahun 1983 telah mengalami beberapa kali perubahan, yang meliputi: UU No 11 Tahun 1994 UU No 16 Tahun 2000 UU No 28 Tahun 2007 Perubahan yang termuat dalam Undang-undang No 28 tahun 2007 dilakukan dengan tujuan untuk lebih memberikan keadilan, meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak, meningkatkan kepastian dan penegakan hukum, serta mengantisipasi kemajuan di bidang teknologi informasi dan perubahan ketentuan material di bidang perpajakan. Selain itu, perubahan tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme aparatur perpajakan, meningkatkan keterbukaan administrasi perpajakan dan meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak. Sistem, mekanisme dan tata cara pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan yang sederhana menjadi ciri dan corak dalam perubahan Undang-Undang ini dengan tetap menganut sistem self assessment. Perubahan tersebut khususnya berkaitan dengan peningkatan keseimbangan hak dan kewajiban bagi masyarakat Wajib Pajak sehingga masyarakat Wajib Pajak dapat melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya dengan lebih baik. Dengan berpegang teguh pada prinsip kepastian hukum, keadilan dan kesederhanaan, arah dan tujuan perubahan Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ini mengacu pada kebijakan pokok sebagai berikut: a. meningkatkan efisiensi pemungutan pajak dalam rangka mendukung penerimaan negara; b. meningkatkan pelayanan, kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat guna meningkatkan daya saing dalam bidang penanaman modal, dengan tetap mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah; c. menyesuaikan tuntutan perkembangan sosial ekonomi masyarakat serta perkembangan di bidang teknologi informasi; d. meningkatkan keseimbangan antara hak dan kewajiban; e. menyederhanakan prosedur administrasi perpajakan; Perpajakan