SINTESIS DAN INTEGRASI PROSES KIMIA

dokumen-dokumen yang mirip
KONTRAK PERKULIAHAN 1. Manfaat Mata Kuliah 2. Deskripsi Mata Kuliah 3. Tujuan Instruksional 4. Strategi Perkuliahan

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA

B T A CH C H R EAC EA T C OR

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna

TUGAS KELOMPOK PERANCANGAN PROSES KIMIA (4 th Week May 2009)

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL OLEAT DARI ASAM OLEAT DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON / TAHUN

BAB II DESKRIPSI PROSES

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar...

Oleh: Sofyan Hadi, ST PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2012

METODOLOGI PENELITIAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

Bahan Baku. Aktivitas Produksi. Limbah

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES

SKRIPSI PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA

Semarang, Agustus 2011 Sekretaris Jurusan Teknik Kimia. Dr. Ir. Ratnawati, MT NIP

PRARENCANA PABRIK (GVL) KAPASITAS KG/TAHUN. Diajukan Oleh : Soegiarto Adi S. NRP : Nova Handoyo NRP :

BAB II DESKRIPSI PROSES

CH 3 -O-CH 3. Pabrik Dimethyl Ether (DME) dari Styrofoam bekas dengan Proses Direct Synthesis. Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Niniek Fajar Puspita, M.

BAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 %

Bab I Pendahuluan - 1 -

Instrumentasi dan Pengendalian Proses

PRARANCANGAN PABRIK BUTENA-1 DENGAN PROSES DEHIDROGENASI N-BUTANA KAPASITAS TON/TAHUN

Potensi Optimasi Reaksi Laboratorium Aturan Dasar untuk Sintesis Berkelanjutan

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK KARBON DISULFIDA DARI METANA DAN BELERANG KAPASITAS TON/TAHUN

BIODATA MAHASISWA. Nama :. NIM :. Tempat/Tanggal Lahir:. Alamat Cilegon :.. . No. Handphone :.

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, September Penyusun,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN OTK di bidang Teknik Kimia?

Retrofit And Evaluation The Heat Exchanger Network In Main Column Fractionator Section Rccu Using Pinch Technology

PRARANCANGAN PABRIK METHACROLEIN DARI PROSES OKSIDASI ISOBUTYLENE DAN UDARA KAPASITAS TON/TAHUN

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara

STRUKTUR MODUL MK REKAYASA PROSES (4 SKS)

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB II DESKRIPSI PROSES

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL AKRILAT DARI ASAM AKRILAT DAN N-BUTANOL MENGGUNAKAN DISTILASI REAKTIF KAPASITAS 60.

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

ANALISIS KINERJA PROSES CO2 REMOVAL PADA KOLOM STRIPPER DI PABRIK AMONIAK UNIT 1 PT. PETROKIMIA GRESIK

ATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T.

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran

Tabel I.1. Kapasitas produksi pabrik PT. Pupuk Kaltim dalam ton per tahun [PT.Pupuk Kalimantan Timur, 2006]

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

III. METODE PENELITIAN

Tujuan Pengendalian 1. Keamanan (safety) 2. Batasan Operasional (Operability) 3. Ekonomi Pengendalian keamanan (safety) reaktor eksotermis isu-isu lin

PRARANCANGAN PABRIK ANILINE

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB II METODE PERANCANGAN SISTEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll.

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D

HUMIDIFIKASI & PENGERINGAN MODUL HUMIDIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

Evaluasi Kinerja Unit Sekunder pada Kilang Minyak dengan Integrasi Panas

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Jurnal Tugas Akhir Teknik Kimia

Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Teknologi Agrokimia, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLAMIDE DARI ACRYLONITRILE MELALUI PROSES HIDROLISIS KAPASITAS TON/TAHUN BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75.

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLONITRILE DENGAN PROSES DEHIDRASI ETHYLENE CYANOHYDRINE KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

EVALUASI KOLOM DISTILASI BUTANOL-AIR DENGAN INTEGRASI PANAS UNTUK MENDAPATKAN TOTAL ANNUAL COST (TAC) MINIMUM

BAB 2 LANDASAN TEORI

PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka

PRARANCANGAN PABRIK METIL LAKTAT DARI ASAM LAKTAT DAN METANOL KAPASITAS TON / TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi Bahan Bakar Diesel Tahunan

PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB II DESKRIPSI PROSES

TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN

MATRIKS RUMUSAN KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

NME D3 Sperisa Distantina BAB V NERACA PANAS

PRARANCANGAN PABRIK BUTADIENASULFON DARI 1,3 BUTADIENA DAN SULFUR DIOKSIDA KAPASITAS TON PER TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI PROPILEN DAN TERT-BUTIL HIDROPEROKSIDA KAPASITAS TON/TAHUN

Soal-soal Open Ended Bidang Kimia

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN SIKAP

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID KAPASITAS TON/TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

Prarancangan Pabrik Sikloheksana dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

Pabrik Ekosemen (Semen dari Sampah) dengan Proses Kering. Oleh : Lailatus Sa adah ( ) Sunu Ria P. ( )

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan mineral. Proses-proses pemisahan senantiasa mengalami. pemisahan menjadi semakin menarik untuk dikaji lebih jauh.

PRARANCANGAN PABRIK ETIL KLORIDA DARI ETANOL DAN HIDROGEN KLORIDA KAPASITAS TON/TAHUN

BAB II DISKRIPSI PROSES

PRARANCANGAN PABRIK DIETIL ETER DARI ETANOL DENGAN PROSES DEHIDRASI KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Transkripsi:

SINTESIS DAN INTEGRASI PROSES KIMIA

Design 2 1. Conceptual design: develop a preliminary flowsheet using approximate methods. 2. Preliminary design: use rigorous simulators to evaluate steady- state and dynamic performance of proposed flowsheet. 3. Detailed design: specify type of trays, no. of sieve tray holes, piping, pumps etc.

Process Design 3 Definisi berikut menurut Douglas (1988) yang menyoroti bahwa merancang proses merupakan suatu kegiatan kreatif: Merancang Proses adalah aktivitas kreatif dimana kita menghasilkan ide-ide dan kemudian menerjemahkannya mereka ke dalam peralatan dan proses untuk memproduksi bahan-bahan baru atau untuk secara signifikan meningkatkan nilai bahan yang ada.

4 Perancangan konseptual menunjukkan bagian dari proyek perancangan yang berhubungan dengan pendefinisian elemen dasar suatu proses: flowsheet, neraca massa dan energi, spesifikasi dan peralatan kinerja, konsumsi utilitas, keamanan dan isu-isu lingkungan, serta efisiensi ekonomi. Oleh karena itu, dalam perancangan konseptual penekanannya adalah pada perilaku proses sebagai sebuah sistem, bukan pada ukuran dari item peralatan.

5 Penting untuk dicatat bahwa perancangan konseptual bertanggung jawab untuk sebagian besar dari biaya investasi dalam sebuah pabrik, bahkan jika fraksi dalam biaya proyek sangat terbatas. Sebuah keputusan yang salah di tingkat konseptual akan menyebarluaskan seluruh mata rantai dari perancangan detil dan pengadaan peralatan. Bahkan jauh lebih tinggi biaya yang diperlukan kemudian dalam operasi untuk memperbaiki kesalahpahaman dalam desain dasar.

6 Insentif ekonomi dalam suatu proyek

Sintesis dan Analisis 7 Metodologi terdiri dari kombinasi langkah analisis dan sintesis. Dalam hal ini konteks, yang kita maksud dengan kegiatan analisis ditujukan untuk pengetahuan elemen sistem, seperti penyelidikan sifat fisik komponen dan campuran, karakteristik kinerja reaktor dan unit operasi, atau evaluasi profitabilitas. Sintesis berkaitan dengan kegiatan yang bertujuan untuk menentukan arsitektur sistem, seperti pemilihan komponen yang sesuai, organisasinya dalam kerangka struktur serta kajian hubungan dan interaksinya.

Synthesis versus Analysis 8

9 Sebuah masalah perancangan selalu underdefined, baik oleh kurangnya data, atau tidak cukup waktu dan sumber daya. Selain itu, masalah desain selalu terbuka (open ended). Tidak pernah ada solusi tunggal. Solusinya tergantung pada keputusan perancangan seorang perancang yang harus mengambil berbagai tahap pengembangan proyek untuk memenuhi teknis atau kendala ekonomis, atau hanya untuk menghindari masalah lisensi.

Intensifikasi Proses 10 Generasi alternatif sistematis adalah fitur yang paling penting dari perancangan konseptual modern. Solusi terbaik adalah diidentifikasi sebagai salah satu yang optimal dalam konteks kendala dengan menggunakan evaluasi yang konsisten dan peringkat alternatif. Tren perancangan proses saat ini adalah pada intensifikasi proses. Intensifikasi proses menunjukkan perkembangan teknik dan peralatan baru yang dapat mencapai perbaikan yang signifikan dalam produktivitas, serta dalam efisiensi energi dan ramah lingkungan proses.

11

12 Pengembangan di bidang ini dapat diklasifikasikan dalam dua wilayah (Stankiewicz dan Moulijn, 2000): 1) Proses-mengintensifkan peralatan, seperti reaktor novel, pencampuran intensif dan peralatan transfer panas dan transfer massa; 2) Proses mengintensifkan metode, seperti integrasi reaksi dan tahap-tahap pemisahan dalam reaktor multifungsi (contoh: distilasi reaktif, reaktor membran, fuel cell), pemisahan hibrid (contoh distilasi membran), sumber energi alternatif, dan mode operasi baru (misalnya operasi periodik).

13 Pertama, intensifikasi proses yang mengarah pada penurunan yang signifikan dalam ukuran peralatan dan biaya. Manfaat lain adalah pengurangan keselamatan dan risiko ekologi karena persediaan yang lebih kecil, khususnya penting dalam kasus bahan berbahaya. Pabrik yang mobile bisa membawa pembuatan bahan kimia berbahaya lebih dekat ke pengguna-akhir, menghilangkan penyimpanan dan transportasi yang mahal. Intensifikasi proses juga diperlukan untuk mengembangkan peralatan untuk teknologi yang sedang berkembang, khususnya dalam rekayasa biokimia.

Integrasi Proses 14 Integrasi proses (PI) muncul pada dekade 1980-1990 sebagai disiplin baru dalam teknik kimia dengan penekanan pada efisiensi penggunaan energi. PI mengungkapkan bahwa penghematan energi yang signifikan dapat dicapai dengan menganalisis masalah hanya dalam konteks dari keseluruhan proses (sistem), dan tidak dari sudut pandang unit yang berdiri sendiri.

15 Pendekatan perancangan proses terintegrasi

Pendekatan Hirarkis 0.Basis Perancangan (masukan informasi) 1. Analisis reaksi kimia dan termodinamika 2. Analisis struktur input/output 3. Struktur recycle pabrik 4. Sistem pemisahan pabrik 5. Integrasi Energi 6. Alternatif desain 7. HAZOP analisis 8. Sistem pengendalian proses 16

17 Pendekatan hirarkis perancangan konseptual

Level 0: Basis Perancangan. 18 Langkah ini terdiri dari pengumpulan teknologi yang mendasar dan data ekonomi yang diperlukan untuk melakukan perancangan konseptual, termasuk kesehatan, keselamatan dan risiko lingkungan.

Level 1: Reaksi Kimia dan Termodinamika. 19 Tingkat ini berkaitan dengan analisis pengetahuan dasar yang dibutuhkan untuk melakukan proses desain konseptual. Penjelasan rinci tentang reaksi kimia sangat penting untuk merancang reaktor kimia, serta untuk menangani keamanan dan isu-isu lingkungan. Di sini, batasan yang ditatur oleh kesetimbangan kimia atau kinetika kimia diindentifikasi. Perilaku nonideal campuran utama dianalisis dalam pandangan pemisahan, yaitu dengan distilasi.

Level 2: Input/output Analisis 20 Tahap ini menetapkan kerangka neraca massa keseluruhan yang dipisahkan oleh bahan baku pada input, dan produk, produk samping dan limbah pada output. Keputusan perancangan utama berkaitan kinerja sistem reaksi. Atas dasar ini, kelayakan awal dievaluasi dengan suatu ukuran potensial ekonomi atau dengan ukuran lain untuk nilai tambah. Analisis ini harus mencakup biaya yang dikeluarkan dalam penanganan masalah lingkungan. Jika reaksi sangat endoterm, perkiraan biaya energi berdasarkan proses yang ada dapat dimasukkan untuk analisis lebih realistis. Perhatikan bahwa potensi ekonomi pada tingkat I/O harus cukup tinggi untuk menerima pengurangan lebih lanjut saat biaya operasional dan modal diperhitungkan.

Level 3: Reaktor/Pemisahan/Recycle. 21 Tingkat ini berkaitan dengan pendefinisian elemen utama arsitektur proses, yaitu reaktor kimia yang berinteraksi dengan pemisahan melalui daur ulang. Penekanan ditempatkan pada perancangan reaktor pada daur ulang berdasarkan basis kinetik. Reaksi sekunder dan pembentukan pengotor dipertimbangkan, setidaknya secara kuantitatif. Desain ini dilakukan tidak hanya sekitar satu titik operasi yang dianggap optimal, tapi dalam suatu "operasi jendela" yang didefinisikan oleh fleksibilitas laju produksi dan variabilitas bahan baku.

(lanjutan) 22 Fitur lainnya adalah analisis awal tentang integrasi panas reaktor kimia, sebelum menerapkan analisis pich-pich point untuk keseluruhan flowsheet. Reaksi yang sangat eksotermis merupakan bagian utama yang berkenaan dengan (1) stabilitas sistem reaksi kimia yang dihadapkan pada umpan balik dari bahan-bahan dan energi, dan (2) penggunaan energi yang optimum untuk menutupi kebutuhan sendiri dan mengekspor surplus tersebut. Pada sisi lain, reaksi endotermis dibatasi oleh ketersediaan utilitas, serta dengan perangkat mahal untuk menghasilkan panas dan listrik.

(lanjutan) 23 Jika Level 3 diselesaikan dengan baik, pengembangan flowsheet harus mengikuti trek hampir berurutan terdiri dari sintesis subsistem dan memecahkan masalah integrasi lokal. Secara khusus, penghematan energi dapat membawa beberapa modifikasi mengenai sistem pemisahan, tapi tanpa mempengaruhi baik desain reaktor kimia atau struktur daur ulang. Jadi, level reaktor/pemisah/aurulang muncul sebagai bagian paling penting dalam hierarki perancangan konseptual.

Level 4: Sistem Pemisahan. 24 Setelah memecahkan split terlebih dulu, masalah sintesis dibagi menjadi submasalah untuk menangani fluida homogen, yang pada gilirannya menghasilkan subsistem pemisahan untuk gas, cairan dan padatan. Tujuannya adalah menemukan pemisahan urutan pemisahan optimum untuk setiap subsistem. Pendekatan ini terdiri dari mengidentifikasi tugas pemisahan dengan cara pemilih logis, yang memiliki efek pengurangan signifikan dalam mencari ruang. Peringkat teknik pemisahan ini didasarkan pada indentifikasi dari properti karakteristik antara komponen campuran. Penyusunan urutan pemisahan bergantung pada sebagian besar heuristik, meskipun mungkin termasuk metode optimasi.

(lanjutan) Pada akhir level 4, hasilnya adalah flowsheet proses yang mendekati optimum bersama dengan neraca massa yang konsisten. Tingkat berikutnya akan memiliki sebagai tujuan solusi dari masalah yang berhubungan dengan penggunaan optimal dari sumber daya energik dan bahan utilitas, serta dengan minimisasi limbah dan proses plantwide kontrol. 25

Level 5: Integrasi Energi Tingkat ini melibatkan berbagai kegiatan perancangan yang berkaitan dengan meminimalkan energi dan utilitas material. Ini bisa diklasifikasikan sebagai berikut: 5a. Analisis Pinch point untuk panas yang optimal dan konsumsi daya. 5b. Perancangan pemisahan energi yang terintegrasi. 5c. Perancangan sistem pendingin (refrigerasi). 26 5d. Minimisasi Air: merancang sistem yang efisien untuk daur ulang air. 5e. Minimisasi Pelarut: merancang sistem yang efisien untuk daur ulang pelarut. 5f. Integrasi tempat untuk energetik dan material.

Level 6: HAZOP dan Lingkungan 27 Karena faktor yang menyebabkan bahaya dan masalah lingkungan ditangani pada tahap awal, pada tahap ini seharusnya hanya menerapkan evaluasi kuantitatif terhadap efek dengan konsekuensi yang terbatas pada perancangan konseptual

Level 7: Sistem Pengendalian (control) Proses 28 Isu-isu penting proses dinamis dan pengendalian, yaitu kebijakan umpan segar dan stabilitas operasi pada sistem reaksi/pemisahan/daur ulang, diselesaikan di Level 3. Sehingga, pelaksanaan sistem pengendalian proses dapat direalisasikan tanpa mempengaruhi struktur flowsheet dasar, tetapi dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengendalian proses yang mendasar. Bagian selanjutnya akan menjelaskan secara lebih rinci isi dari level yang berbeda.

29 Metodologi di atas berlaku untuk semua jenis industri proses kimia. Hasil yang terbaik akan diperoleh ketika pengguna berjalan melalui semua langkah-langkah, menghindari godaan reproduksi flowsheets ada. Pendekatan ini berharga tidak hanya untuk proses baru, tetapi juga untuk perbaikan proses yang sudah ada (revamping dan retrofitting), di mana dimulai dari "awal" adalah cara terbaik untuk merangsang ide inovatif.

Flowsheet 30

PFD 31

PFD- heat integration 32