FGD PENYELARASAN ROADMAP INDUSTRI DAN PASAR BAJA NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG

HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. ada baru mampu memproduksi 4 juta ton per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual

PROFIL INDUSTRI BAJA

REPUBLIK INDONESIA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN HILIRISASI INDUSTRI DALAM RANGKA MENCAPAI TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI NASIONAL

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries.

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN

Konsumsi Baja per Kapita Tahun 2014

Jakarta, 15 Desember 2015 YANG SAYA HORMATI ;

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk. aplikasi struktural maupun sebagai media pengaliran.

Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

Bedah Permen ESDM No. 7 Tahun Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama akan menjabarkan

Sosialisasi: Peraturan Menteri ESDM No. 48/2017 tentang Pengawasan Pengusahaan di Sektor ESDM (Revisi atas Permen ESDM No.

KEYNOTE SPEECH BIMBINGAN TEKNIS REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

ASSOSIASI MASYARAKAT BAJA INDONESIA (AMBI)

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

Kontribusi Ekonomi Nasional Industri Ekstraktif *) Sekretariat EITI

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 591 /PMK.010/2004 TENTANG

BAB I: PENDAHULUAN. dengan negara lain, seperti Filipina yang mencapai 72 kg/kapita, Malaysia sudah

RENCANA AKSI HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hasil tambang baik mineral maupun batubara merupakan sumber

PERUBAHAN ATAS PP NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT PIMPINAN NASIONAL KADIN TAHUN 2012 YOGYAKARTA, 3 OKTOBER 2012

NERACA BAHAN BAKAR BATUBARA SAMPAI DENGAN TAHUN 2040

Pokok Bahasan PENDAHULUAN PERANAN DAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PROGRAM KERJA DITJEN BIM 2012 PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI (P3DN)

SAMBUTAN MENTERIPERINDUSTRIAN

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

CAPAIAN SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA SEMESTER I/2017

Agus Rusli. External Relation GM PT. Harita Prima Abadi Mineral SARI

Kebijakan Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

Insentif fiskal dan Instrument Pembiayaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengembangan Listrik Perdesaan

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL

Prof. DR. Ir. H.M. Nurdin Abdullah, M.Agr Bupati Bantaeng Jakarta, 16 November 2016

BAB I PENDAHULUAN Kondisi umum Tujuan dan Sasaran Strategi 1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara

Indonesia Water Learning Week

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja

PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan Indonesia dengan jumlah yang sangat besar seperti emas, perak, nikel,

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

KEBIJAKAN EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN HASIL PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi industri-industri secara keseluruhan, baik untuk infrastruktur

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

PERBAIKAN IKLIM INVESTASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010

Peluang & Tantangan Pengembangan Ketenagalistrikan di Kalbar

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

LAPORAN ANALISIS KEBIJAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN PRODUK BESI BAJA NASIONAL

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pemanfaatan cadangan..., Mudi Kasmudi, FT UI, 2010.

Cakupan Paparan : Outlook industri pulp dan kertas (IPK) Gambaran luasan hutan di indonesia. menurunkan bahan baku IPK

SUPPLY DEMAND MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI DALAM RANGKA MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR NASIONAL

Boks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model

Disampaikan Pada: FGD Penyelarasan Road Map Industri & Pasar Baja Nasional Komunitas Teknik Industri Indonesia PII LPPI Kemang, 21 Januari 2015

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rencana Kegiatan Pembinaan Penyusunan RUED

BAB I PENDAHULUAN. faktor, di Indonesia sendiri banyak yang mengemukakan bahwa faktor-faktor

Tadinya, PT Freeport mematok penjualan emas akan 50,5% dibanding tahun lalu

Kebijakan Kapasitas Nasional Kegiatan Usaha Hulu Migas. 24 Agustus 2016 Surabaya

Pembangunan Pertambangan Nasional. Apakah Divestasi Sebagai Salah satu Jawaban?

Public Expose. 20 Desember 2016

BAB 11. PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER 11. REGIONAL INCOME

EMISI GAS RUMAH KACA PADA INDUSTRI SEMEN, BAJA, PULP, KERTAS DAN TEKSTIL DI INDONESIA

Ditulis oleh David Dwiarto Kamis, 21 Februari :41 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 21 Februari :47

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk

Salam sejahtera bagi kita semua

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Perkembangan Deregulasi 2015

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I 1. PENDAHULUAN

PT Lionmesh Prima Tbk

PENCAPAIAN TAHUN 2015

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

Peran BARISTAND INDUSTRI SURABAYA LOGO. Dalam Pelaksanaan Standardisasi

L a t a r B e l a k a n g

UPAYA MENINGKATKAN MANFAAT INDUSTRI EKSTRAKTIF BAGI DAERAH DAN MASYARAKAT RISWAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2015

Transkripsi:

FGD PENYELARASAN ROADMAP INDUSTRI DAN PASAR BAJA NASIONAL Disampaikan oleh : Direktur Industri Material Dasar Logam Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Jakarta, 21 Januari 2015

DAFTAR ISI 1. DASAR HUKUM 2. ROADMAP INDUSTRI BAJA 3. SUPPLY DEMAND PRODUK BAJA 5. PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI LAMPIRAN : PRODUK INDUSTRI BAJA NASIONAL 2

1. DASAR HUKUM 3

UUD 1945 Cabang-cabang produksi yang penting dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara (Pasal 33 ayat 2) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat (Pasal 33 ayat 3) UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi wajib meningkatkan nilai tambah mineral melalui pengolahan dan pemurnian di dalam negeri atau bekerjasama dengan Pemegang IUP lain (Pasal 95, 102 dan 103) Pemegang Kontrak Karya (KK) yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian selambatlambatnya 5 (lima) tahun sejak UU 4 tahun 2009 diundangkan (Pasal 170) UU No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Dalam rangka peningkatan nilai tambah Industri guna pendalaman dan penguatan struktur Industri dalam negeri, Pemerintah dapat melarang atau membatasi ekspor sumber daya alam (Pasal 32). PP No 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara Pemegang IUP Operasi Produksi mineral wajib melakukan pengolahan dan pemurnian untuk meningkatkan nilai tambah mineral, baik secara langsung maupun melalui kerja sama dengan pemegang IUP lain (Pasal 93 dan 95) Inpres No.3 Tahun 2013 tentang Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam Negeri : Menteri Perindustrian diamanatkan untuk menyusun Roadmap (Peta Jalan) Industri Berbasis Mineral yang diantaranya adalah Besi dan Baja. 4

2. ROADMAP INDUSTRI BAJA 5

POHON INDUSTRI BESI BAJA 6

NILAI TAMBAH MINERAL BESI 5 6 Slab / Billet (490 US$ / Ton) 8 CRC (715 US$ / Ton) HRC (619 US$ / Ton) 9 10 Galvanized Sheet (828 US$ / Ton) Sponge Iron (400 US$ / Ton) 1 Iron Ore (50 US$/Ton) 7

GAMBARAN INDUSTRI BESI BAJA POTRET INDUSTRI BIJIH BESI/PASIR BESI LOGAM Sumber daya : bijih besi (712 juta ton); Pasir besi ( 2 milyar ton) Cadangan : Bijih besi (65 juta ton) ; Pasir besi (173 juta ton) Produksi: No. 16 di dunia (2011) Produksi Baja : 6 Juta Ton Konsumsi Domestik : 8,6 Juta Ton (2012) PRODUK ANTARA DAN HILIR Ekspor produk 200 ribu ton Impor produk 2,02 juta ton (2012) KONSUMSI PER KAPITA Saat ini: 29.6 kg (2012) Target : 70 kg (2025) SEKTOR INDUSTRI PENGGERAK TRANSPORTASI Terutama untuk industri pembuatan mobil dan perkapalan Pertumbuhan 12% per tahun KONSTRUKSI BANGUNAN Didominasi oleh kebutuhan untuk pembangunan infrastruktur dan konstruksi bangunan INFRASTRUKTUR ENERGI Utamanya digunakan pada pipa industri Minyak, Gas, Geothermal Pertumbuhan 10% per tahun ENGINEERING PROCUREMENT CONSTRUCTION Utamanya digunakan untuk produk produk engineering Pertumbuhan 10% per tahun 8

KONSUMSI BAJA PER KAPITA VS GDP Indonesia : 2012 : 29.6 kg 2020 : 55,9 kg 2025 : 70 kg 9

Juta Ton 25 Kebutuhan dan Pasokan Baja (Crude Steel) Taget penambahan kapasitas produksi 6 juta ton dan tambahan energi 480 MW 20 15 Penambahan kapasitas produksi 4 juta ton dan tambahan energi 374 MW 10,84 Juta Ton Penambahan kapasitas produksi 4 juta ton dan tambahan energi 320 MW 14,84 Juta Ton 14,57 Juta Ton 20,84 Juta Ton 19,12 Juta Ton 10 10,29 Juta Ton 5 1, 71 Juta Ton 0, 55 Juta Ton 0, 26 Juta Ton 0 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025-5 Produksi Demand Impor 10

Penjelasan Kebutuhan dan Pasokan Baja 1. Pada tahun 2015, KS Posco mulai berproduksi dengan kapasitas 3 juta ton crude steel dan peningkatan kapasitas produksi KS sebesar 1 juta ton crude steel, sehingga menambah kapasitas produksi domestik menjadi 10,84 Juta Ton. 2. Pada Tahun 2020 ditargetkan penambahan kapasitas sebesar 4 Juta Ton dari perluasan PT. Krakatau Posco tahap II (3 Juta Ton) dan pengolahan produk yang dihasilkan PT. Jogja Magasa Iron (1 juta Ton), sehingga menambah kapasitas produksi domestik menjadi 3. Pada Tahun 2025 ditargetkan tambahan produksi 6 Juta Ton untuk memenuhi kebutuhan crude steel pada tahun 2025 yang diperkirakan mencapai 20 Juta Ton. 4. Total Investasi yang dibutuhkan s.d tahun 2025 guna membangun fasilitas smelter industri besi baja dengan total kapasitas 14 Juta Ton adalah USD ± 14 miliar atau setara Rp 140 Triliun. 5. Total Kebutuhan Energi s.d tahun 2025 guna membangun fasilitas smelter industri besi baja dengan total kapasitas 14 Juta Ton adalah sebesar 1.174 MW. 6. Untuk memenuhi demand produk besi/baja dari tahun 2013 s/d tahun 2025 dengan mengoptimalkan bahan baku dari dalam negeri, diperkirakan setidaknya harus membutuhkan bahan baku bijih besi sebesar 250 juta ton dan pasir besi sebesar 110 juta ton. 11

Kebutuhan Logam, Mineral, dan listrik KEBUTUHAN LOGAM (Ribu Ton) KEBUTUHAN MINERAL (Ribu Ton) KEBUTUHAN LISTRIK (MW) 2015 2020 2025 2015 2020 2025 2015 2020 2025 Crude Steel 10.290 14.570 19.120 17,34 23,24 33,34 867 1.187 1.667 Aluminium Ingot 990 1.480 2.730 1.280 6.000 14.000 1.024 4.800 11.200 Copper Cathode 520 940 1.370 13.070 19.750 26.430 235 355 475 Stainless Steel 300 400 200 54.000 74.000 84.000 1.080 1.480 1.680 12

3. SUPPLY DEMAND PRODUK BAJA 13

Indikator Kinerja Utama Industri Besi Baja No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 Jumlah Perusahaan Unit 294 313 318 322 325 352 2 Jumlah Tenaga Kerja Orang 81.424 83.468 84.357 85.628 86.352 114.596 3 Pertumbuhan ** % -2,04-4,28 2,30 12,85 6,43 10,74 4 Utilisasi ** % 59,8 58,81 60,28 65,03 63,15 68,59 5 Ekspor Juta USD 2.428,1 1.479,0 1.996,2 2.501,7 2.159,9 1.914,0 6 Impor Juta USD 10.349,3 6.110,2 8.464,1 10.726,5 13.399,2 12.599,4 7 Total Investasi (1 US$ : Rp 9.000-Rp. 11.740) Triliun Rp. 32,6 34,6 35,6 37,2 38,4 55,8 a. Investasi dalam USD Juta USD 1.972,5 2.025,5 2.122,8 2.201,3 2.201,3 3.571,5 b. Investasi dalam Rp. Miliar Rp. 14.804,7 16.408,7 16.541,3 17.406,2 18.546,8 21.891,6 Catatan : *) Angka Pertumbuhan dan Utilisasi pada kolom Trend (%) (2008-2013) adalah angka rata-rata (2008-2013) 14

Perkembangan Kapasitas Industri Besi Baja No. Kelompok Jumlah Persh. 2013 Kapasitas 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 Besi Spons 1 2.300 1.106,9 1.272,3 1.227,8 1.191,9 1.283,0 2 Slab Baja 1 1.850 940,5 1.083,6 1.013,5 1.166,3 1.319,2 3 Billet/Ingot/Bloom 40 8.770 3.123,9 3.254,9 3.686,0 4.181,2 4.616,1 4 Besi Beton/Profile 66 7.255 1.862,5 1.910,4 2.031,2 2.270,0 2.402,1 5 Batang Kawat Baja 10 1.560 1.066,1 922,3 1.025,7 1.129,1 1.232,5 6 HRC 2 2.550 1.773,8 2.041,4 2.295,3 2.471,6 2.701,2 7 Plate 4 920 886,3 818,7 848,8 879,0 914,7 8 Pipa Las Lurus/Spiral 29 2.243 641,2 669,5 681,7 704,6 727,6 9 CRC 8 1.540 787,5 829,9 872,3 914,7 957,1 10 BjLS/warna 16 1.200 363,0 379,0 401,8 424,5 447,3 11 Tin Plate 1 130 99,9 104,3 108,7 110,0 111,3 15

PROYEKSI DEMAND BAJA NASIONAL BAJA UTAMA Satuan: 1000 MT Produk 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 HRC 4,494 4,045 4,344 4,665 5,011 5,381 5,780 6,207 Steel Plate 1,701 1,531 1,710 1,796 1,885 1,980 2,079 2,182 CRC 2,152 1,937 2,043 2,155 2,274 2,399 2,531 2,670 Bj. Tul. B 2,085 2,241 2,398 2,566 2,746 2,938 3,144 3,364 Bj. Profil 368 383 640 666 692 720 749 779 Wire Rod 1,361 1,463 1,573 1,691 1,818 1,954 2,100 2,258 Sumber data: SEAISI, IISIA, Perindustrian 2013 16

PROYEKSI KAPASITAS DAN SUPPLY BAJA NASIONAL PROYEKSI KAPASITAS Satuan: 1000 MT Produk 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 HRC 2700 2700 2700 4200 7700 7700 7700 7700 Plate 1000 2500 2500 2800 2800 2800 2800 2800 CRC 1690 1690 1690 1960 2960 2960 2960 2960 Bj. Tulangan 4512 4512 4512 5012 5262 5262 5262 5262 Bj. Profil 1330 1330 1330 1830 2080 2080 2080 2080 Wire Rod 1577 1577 1577 1577 1577 1577 1577 1577 PROYEKSI SUPPLY DN Satuan: 1000 MT Produk 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 HRC 1837 2066 2066 3213 5891 6237 6237 6237 Plate 864 1866 1766 2036 2036 2036 2036 2036 CRC 1351 1351 1351 1567 2527 2527 2527 2527 Bj. Tulangan 2042 2042 2707 2757 3157 3157 3420 3683 Bj. Profil 380 400 640 732 832 832 832 832 Wire Rod 1185 1254 1375 1371 1366 1361 1355 1348 Sumber data: SEAISI, IISIA, Perindustrian 2013 17

UTILISASI KAPASITAS PRODUK BAJA UTAMA 2013-2020 Produk 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 HRC 69% 85% 85% 85% 85% 90% 90% 90% Steel Plate 91% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% CRC 56% 59% 70% 70% 75% 75% 80% 80% Bj. Tul. B 45% 45% 60% 55% 60% 60% 65% 70% Bj. Profil 29% 30% 48% 40% 40% 40% 40% 40% Wire Rod 78% 82% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 18

5. PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI 19

Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan industri logam berbasis mineral NO ASPEK PERMASALAHAN 1 Bahan Baku Belum adanya data sumber daya dan cadangan mineral dan batubara. Belum adanya penyediaan pasokan bahan baku (Domestic M arket Obligation) Belum adanya jaminan kemudahan suplai bahan baku impor jika pasokan dalam negeri tidak mencukupi. Belum tepatnya pembangunan smelter dengan teknologi yang sesuai dengan potensi sumber daya yang ada. 2 Energi Belum tersedianya penyediaan pasokan energi listrik untuk smelter Belum adanya jaminan harga listrik yang sesuai untuk smelter 3 Infrastruktur Belum meratanya dukungan pemerintah membangun infrastruktur (jalan, pelabuhan, bandara) melalui APBN atau Public Private Partnership (PPP) 4 Insentif Belum optimalnya insentif untuk smelter (tax holiday, tax allowance) 5 Pasar Belum optimalnya TKDN untuk pengadaan barang pemerintah, BUMN, dan BUMD Penerapan safeguard, SNI, anti-dumping yang masih belum optimal Produk smelter yang belum terdiversifikasi 6 Perijinan Belum jelasnya perijinan smelter (IUI vs IUP-OP) Perlu terobosan mempercepat penyelesaian RTRW dan kepemilikan lahan 7 Lingkungan Perlunya mempercepat pembicaraan pengelolaan limbah B3 Perlunya desentralisasi penanganan limbah sesuai prinsip Good Governance 20

Dukungan Pemerintah yang diharapkan dalam Pengembangan Industri Logam Berbasis Mineral NO ASPEK PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH 1 Bahan Baku - Integrasi data sumber daya dan cadangan mineral dan batubara - Pasokan bahan baku (Domestic Market Obligation) - Kemudahan supply bahan baku impor 2 Energi - Pasokan energi listrik untuk smelter - Jaminan harga listrik yang bersahabat 3 Infrastruktur Dukungan pemerintah dalam bentuk pembangunan infrastruktur (jalan, pelabuhan, bandara) melalui APBN atau skema Public Private Partnership 4 Insentif Insentif smelter seperti Tax Holiday, Tax Allowance, dan Pembebasan Bea Masuk Barang Modal Untuk Investasi dan Perluasan 5 Pasar Optimalisasi TKDN dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah termasuk juga BUMN 6 Perijinan Memperjelas status perijinan smelter (IUI vs IUP- OPP) 7 Lingkungan - Kejelasan tata cara pengelolaan limbah B3 - Desentralisasi penanganan limbah sesuai prinsip good governance Dukungan pemerintah dalam bentuk pembangunan infrastruktur (jalan, pelabuhan, bandara) melalui APBD atau skema Public Private Partnership Optimalisasi TKDN dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah termasuk juga BUMD - Fasilitasi percepatan penyelesaian RT/RW daerah Provinsi / Kabupaten - Fasilitasi kemudahan pengurusan izin seperti izin lokasi dan izin lingkungan - Fasilitasi pembebasan lahan rencana peruntukan smelter Kejelasan pengaturan baku mutu lingkungan daerah setempat 21

22

LAMPIRAN : PRODUK INDUSTRI BAJA NASIONAL 23

Produk Baja Kawat Baja Beton Pratekan : PC Strand Produsen: PT. Kingdom Indah PT. Sumiden Serasi Wire Products PT. Walsin Lippo Kapasitas: 120.000 Ton/Tahun 24

Produk Baja Kawat Baja Beton Pratekan : PC Wire Perusahaan: PT. Kingdom Indah PT. Sumiden Serasi Wire Products PT. Walsin Lippo Kapasitas: 54.000 Ton/Tahun 25

Produk Baja Kawat Baja Beton Pratekan : PC Bar Perusahaan: PT. Kingdom Indah PT. Sumiden Serasi Wire Products Kapasitas: 50.400 Ton/Tahun 26

Produk Baja Profil: Baja Profil Siku Sama Kaki Perusahaan: PT. Ispat Bukit Baja PT. Karawang Prima Sejahtera Steel PT. Inti General Jaya Steel PT.Gunung Gahapi Sakti PT. Growth Sumatera Industry PT.Krakatau Waja Tama Kapasitas: 440.000 Ton/Tahun 27

Produk Baja Profil: Baja Profil H Beam Perusahaan: PT. Gunung Garuda PT. Cigading H-Beam PT. Krakatau Waja Tama Kapasitas: 400.000 Ton/Tahun 28

Produk Baja Profil: Baja Profil I Beam Perusahaan: PT. Gunung Garuda PT. Krakatau Waja Tama Kapasitas: 300.000 Ton/Tahun 29

Produk Baja Profil: Baja Profil WF Perusahaan: PT. Gunung Garuda PT. Krakatau Waja Tama Kapasitas: 300.000 Ton/Tahun 30

Produk Baja Profil: Baja Profil Kanal U Perusahaan: PT. Jatim Taman Steel Mfg PT. Karawang Prima Sejahtera Steel PT. Krakatau Waja Tama Kapasitas: 240.000 Ton/Tahun 31

Produk Baja Long Product: Baja Tulangan Beton Perusahaan: (Daftar terlampir, 26 perusahaan) Kapasitas: 5.949.000 Ton/Tahun 32

Lampiran: Produsen BTB dan Baja Profil No NAMA PERUSAHAAN KAPASITAS PRODUKSI PRODUK 1 PT Alim Ampuh 110 Baja Profil 2 PT Cigading H-Beam 100 Baja Profil H 3 PT Ispat Bukit Baja 120 BJ P profil siku sama kaki 4 PT Karawang Prima Sejahtera Steel 100 Bj P profil siku sama kaki, Bj P profil kanal U 5 PT BANGUN SARANA BAJA 120 Bj TB 6 PT Bhirawa Steel 250 Bj TB 7 PT Hanil Jaya Steel 300 Bj TB 8 PT Indo Baja Daya Tama 350 Bj TB 9 PT Inter World Steel 230 BJ TB 10 PT Ispat Panca Putera 200 Bj TB 11 PT Jakarta Cakra Tunggal Steel 360 Bj TB 12 PT Jakarta Central Asia 650 Bj TB 13 PT Lautan Steel Indonesia 200 Bj TB 14 PT Power Steel Indonesia 120 Bj TB 15 PT Pulo Gadung Steel 110 Bj TB 16 PT Tobu Steel Indonesia 120 Bj TB 17 PT Toyogiri Iron & Steel 200 Bj TB 18 PT Tunggal Jaya Steel 600 Bj TB 19 The Master Steel Mfg 360 Bj TB 20 PT Central Steel Indonesia 144 Bj TB & Billet 21 PT Gunung Gahapi Sakti 120 Bj TB, Billet, Wire Rod, Bar in Coil, Profil Siku, 22 PT Jatim Taman Steel Mfg 140 Bj TB, Bj P kanal 23 PT Inti General Jaya Steel 100 Bj TB, Bj P siku sama kaki 24 PT Krakatau Waja Tama 150 Bj TB, Bj Profil 25 PT Pangeran Karang Murni 395 Bj TB, Bj profil Wire Rod 26 PT Gunung Garuda 300 Bj TB, Profil (I, H, WF), Wire rod 33

Produk Baja Long Product: Baja Tulangan Beton Dalam Bentuk Gulungan Perusahaan: PT. Gunung Gahapi Sakti Kapasitas: 48.000 Ton/Tahun 34

Produk Baja Tulangan Beton dan Baja Profil/Beam: Aplikasi High Rise Buiding Apartment Hotel Office Building Landmarks Gas Processing & Distribution Terminal & Cargo Handling System Low Rise Building Housing/Residence Hospital Office Building Airport/Hangar School Bridges Girder Bridging Truss Bridging Cantilever Bridging Arch Bridging Suspension Bridging Cable-stayed Bridging Railway Bridging Commercial Building Show Room Supermarket & Hypermarket Industrial Buildings Air Pollution Control Cement Plants Chemical & Petroleum Plant Factory Iron & Steel Mill Oil Refinery Pulp, Paper Mill & Wood Process Warehouse Workshop Towers Transmission Tower Substation Tower Telecommunication Tower Pole Tower Monumental Tower Billboard Monitoring Tower Watertank Tower 35

Produk Baja Flat Product : Baja Canai Panas (BjP/HRC/HRP) Perusahaan: PT. Krakatau Steel PT. Gunung Rajapaksi PT. Gunawan Dianjaya Steel PT. Jayapari Steel PT. Krakatau Posco Kapasitas: 5.100.000 Ton/Tahun 36

Produk Baja Flat Product : Baja Canai Dingin (BjD/CRC/CRP) Perusahaan: PT. Krakatau Steel PT.Essar Indonesia PT. Little Giant PT. Gunung Raja Paksi PT.Raja Besi Kapasitas: 1.780.000 Ton/Tahun 37

Produk Baja Flat Product : Pipa Spiral SAW (Submerged Arc Welding) dan Pipa ERW (Electric Resistance Welding) Perusahaan: SAW Pipe: PT KHI Pipe Industies PT Indal Steel Pipe PT Swarna Baja PT Bumi Kaya Steel Pipe PT Gunung Garuda PT Steel Pipe Indonesia PT Alim Ampuh Kapasitas SAW : 625.000 Ton/Tahun; Kapasitas ERW: 1.467.000 Ton/Tahun ERW Pipe: Bakrie Pipe Industries South East Asia Pipe Steel Pipe Industry of Indonesia Indonesia Steel Tube Works PT Super Tata Raya Steel PT Alim Surya Co. PT Bumi Kaya Steel Industies Others (11 companies) 38