BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai sekitar 5% pertumbuhan tiap tahunnya ( menunjukkan bahwa industri berkembang dengan sangat pesat. Hal ini disebabkan karena semakin tingginya permintaan akan suatu produk demi memenuhi kebutuhan hidup manusia yang ditandai oleh nilai GDP dunia sebesar $60-$70 triliun per tahun ( Oleh karena itu, banyak industri yang tumbuh dan bersaing untuk memperoleh pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan keunggulan yang dimilikinya. Dengan persaingan yang semakin tinggi dalam dunia usaha, banyak pengusaha yang berusaha untuk mempertahankan perusahaannya agar dapat tetap hidup dalam jangka waktu yang lama dan dapat terus berkembang serta meningkatkan keuntungan perusahaannya. Perkembangan pasar global yang fluktuatif semakin menuntut perusahaan-perusahaan untuk dapat menciptakan keputusan yang tepat dan cepat. Ketepatan waktu dalam membuat keputusan adalah suatu hal yang sangat penting. Keputusan-keputusan yang baik membutuhkan pertimbangan dan analisa yang baik untuk memastikan agar keputusan yang dipilih merupakan keputusan yang tepat. Dan keputusan-keputusan ini juga harus dilaksanakan dengan cepat. Sehingga dapat menghasilkan keputusan yang efektif.

2 2 Kemampuan perusahaan-perusahaan untuk memprakirakan kondisi yang akan datang menjadi salah satu kunci utama untuk memperoleh keuntungan dan juga untuk mempertahankan keberadaan serta menumbuhkembangkan perusahaan. Hal tersebut berlaku pula pada pasar baja saat ini yang sudah menjadi komoditas yang tidak sedikit pula dipengaruhi oleh keadaan pasar global. Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah PT. Krakatau Steel. PT. Krakatau Steel merupakan suatu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang didirikan pada tahun 1970 dan terletak di daerah Cilegon, Banten, yang bergerak di bidang produksi baja untuk melayani permintaan baja di dalam negeri (nasional) maupun di luar negeri (internasional). PT. Krakatau Steel memproduksi produk-produk baja seperti lembaran baja panas (hot rolled coil), lembaran baja dingin (cold rolled coil), dan batang kawat (wire rod). Produk-produk baja produksi PT. Krakatau Steel tersebut banyak digunakan untuk kebutuhan otomotif, pembuatan pipa atau tabung, pembuatan kawat dan paku, konstruksi kapal, dan lain-lain. PT. Krakatau Steel yang merupakan sebuah perusahaan baja, di mana baja sudah menjadi produk komoditas yang pastinya kondisi pasar baja global akan memiliki dampak terhadap PT. Krakatau Steel. Kemampuan untuk memprakirakan kondisi baja global menjadi salah satu kunci utama bagi PT. Krakatau Steel dalam mempertahankankan usahanya. Dengan mengetahui prakiraan kondisi baja global, maka PT. Krakatau Steel dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang tepat dalam menghadapi kondisi yang akan terjadi.

3 3 Di antara produk-produk PT. Krakatau Steel, produk hot rolled coil (HRC) merupakan produk yang memiliki kapasitas produksi yang paling tinggi yaitu sebesar 2 juta ton kapasitas pertahun di mana untuk produk-produknya seperti cold rolled coil (CRC) dan wire rod memiliki kapasitas produksi sebesar ton per tahun untuk CRC dan ton per tahun untuk wire rod. Dengan kapasitas produksi HRC yang sebesar 2 juta ton per tahun maka produk HRC memiliki pengaruh yang paling besar terhadap keuntungan maupun kerugian yang dialami oleh PT. Krakatau Steel. Maka dari itu, produk HRC merupakan pilihan kami dalam tinjauan penelitian. Untuk produk HRC, PT. Krakatau Steel menerapkan sistem job order, maksudnya barang diproduksi bila sudah terjadi pemesanan oleh konsumen yang ditandai dengan adanya perjanjian kontrak jual beli. Kontrak jual beli tersebut akan mengikat apabila sudah ada jaminan uang cash senilai 30% untuk konsumen baru dan 10% untuk konsumen lama yang memiliki rating yang baik. Sisa pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan LC (letter of credit), di mana LC tersebut harus sudah diterima sebelum barang diproduksi (dilakukan pengerolan). Mengingat waktu mulai dari pemesanan sampai produk jadi dan siap dikirim mencapai kurang lebih 2 bulan, maka peramalan sangat dibutuhkan dalam penentuan harga dasar HRC di PT. Krakatau Steel.

4 Perumusan Masalah PT. Krakatau Steel pernah mengalami pengurangan keuntungan yang cukup besar pada tahun Pada tahun 2008 juga terjadi pengurangan keuntungan dan berlanjut sampai dengan bulan Juli 2009 yang disebabkan karena stok bahan baku dan barang jadi dengan harga yang lama belum terjual. Pada saat itu harga yang tadinya melambung naik tiba-tiba mengalami penurunan harga yang cukup drastis, sehingga PT. Krakatau Steel menanggung pengurangan keuntungan yang cukup besar. Salah satu sebab dari hal ini adalah harga yang ditetapkan tidak sesuai dengan keadaan yang terjadi. Pada saat harga mengalami penurunan drastis PT. Krakatau Steel tetap menetapkan harga yang tinggi, yang berakibat pada tidak terjualnya produk-produk PT. Krakatau Steel. Dalam kasus ini PT. Krakatau Steel belum memiliki sistem yang standar untuk memperkirakan/meramalkan perubahan harga yang akan terjadi. Adapun masalah-masalah yang dihadapi oleh PT. Krakatau Steel adalah : Belum adanya metode standar yang digunakan untuk melakukan analisa perubahan harga dasar di PT. Krakatau Steel yang berguna untuk menentukan harga di kemudian hari. Bagaimana prakiraan harga HRC untuk awal tahun Belum adanya suatu tuntunan yang dapat menggambarkan kondisi yang akan terjadi di masa yang akan datang, dalam hal ini kondisi perkembangan baja yang dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu.

5 5 Belum adanya sistem yang terkomputerisasi yang memberi dukungan informasi untuk pengambilan keputusan dalam hal menentukan harga dasar hot rolled coil. Masalah-masalah tersebut kemudian dapat diterjemahkan menjadi bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : Metode apa yang sesuai digunakan untuk menganalisa harga dasar hot rolled coil (HRC) agar dapat diperoleh suatu analisa yang dapat mendukung pengambilan keputusan? Berapa prakiraan harga dasar HRC internasional untuk bulan Januari, Februari, dan Maret 2010? Bagaimana trend yang akan terjadi pada harga dasar HRC internasional untuk awal tahun 2010? Faktor-faktor apa saja yang mempunyai pengaruh besar dalam perubahan harga dasar HRC? Sistem seperti apa yang dibutuhkan PT. Krakatau Steel untuk memberikan informasi dalam pengambilan keputusan dalam hal menentukan harga dasar HRC?

6 Ruang Lingkup Agar penelitian lebih terfokus dan jelas, maka ditentukan pembatasan ruang lingkup penelitian sebagai berikut : Penelitian dilakukan di PT. Krakatau Steel, Direktorat Pemasaran. Objek penelitian ditetapkan pada produk Hot Rolled Coil (HRC) dari PT. Krakatau Steel dan produk HRC secara internasional, mengingat PT. Krakatau Steel memiliki 3 produk besar yaitu : - (HRC), kapasitas produksinya sebesar ton per tahun. - Wire rod, kapasitas produksinya sebesar ton per tahun - Cold Rolled Coil (CRC), kapasitas produksinya sebesar ton per tahun Oleh karena Hot Rolled Coil (HRC) mempunyai kapasitas produksi yang terbesar dan penyumbang terbesar keuntungan dari PT.Krakatau Steel, maka HRC menjadi pilihan penelitian. Data yang diramalkan merupakan data harga dasar internasional HRC dari tahun 2005 sampai tahun Faktor biaya produksi dan biaya lain-lain tidak menjadi perhatian dalam penelitian ini, karena produk yang menjadi obyek penelitian merupakan produk komoditas yang terpengaruh oleh harga internasional. Faktor penggunaan extra price tidak diperhitungkan dalam penelitian ini, karena extra price merupakan kewenangan subdirektorat penjualan dan bukan bagian pemasaran (data terlampir).

7 7 Perhitungan harga landed tidak menjadi perhatian dalam penelitian, karena komponen-komponen seperti PPN impor, PPH, premi asuransi, biaya inklaring dan lain-lain yang digunakan dalam menghitung harga landed sudah bersifat baku (data terlampir). Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data dalam US dollar dan tidak dihitung dalam rupiah. Perhitungan dalam rupiah hanya dilakukan ketika menghitung harga landed (harga import sampai dengan ke gudang pembeli) Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan-tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : Memberikan suatu analisis harga agar dapat digunakan untuk mempertimbangkan keputusan. Dengan Decision Support System (DSS) ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam penentuan harga dasar HRC agar pengambil keputusan, dalam hal ini pihak direksi tidak terlalu subyektif atau mengurangi pengaruh psokologis. Menentukan faktor-faktor penting yang mempengaruhi perubahan harga dasar HRC internasional. Merancang sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan penentuan harga dasar HRC.

8 8 Adapun manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Perusahaan diharapkan dapat mendeteksi prakiraan perubahan harga yang akan terjadi. Dengan bantuan analisis perubahan harga, perusahaan diharapkan dapat menentukan pembagian alokasi produk yang tepat. Pembuatan sistem informasi yang dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan. Meningkatkan efisiensi dengan menggunakan sistem informasi untuk menganalisa perubahan harga. 1.5 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan PT Krakatau Steel (PT KS) didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970, bertepatan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI No. 35 tahun 1970 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT KS. Pembangunan industri baja ini dimulai dengan memanfaatkan sisa peralatan Proyek Baja Trikora, yakni untuk Pabrik Kawat Baja, Pabrik Baja Tulangan dan Pabrik Baja Profil. Pabrik-pabrik ini diresmikan penggunaannya oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 1977.

9 9 Pada tahun 1979 dilangsungkan peresmian penggunaan fasilitasfasilitas produksi seperti Pabrik Besi Spons dengan kapasitas 1,5 juta ton/tahun, Pabrik Billet Baja dengan kapasitas ton/tahun, Pabrik Batang Kawat dengan kapasitas ton/tahun serta fasilitas infrastruktur berupa Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Uap 400 MW, Pusat Penjernihan Air, Pelabuhan Cigading serta sistem telekomunikasi. Pada tahun 1983 diresmikan beroperasinya Pabrik Slab Baja dan Pabrik Baja Lembaran Panas. Pada tahun 1991 Pabrik Baja Lembaran Dingin yang merupakan pabrik baja perusahaan patungan yang berada di kawasan industri Cilegon bergabung menjadi unit produksi PT KS, melengkapi pabrik-pabrik baja lain yang telah ada. PT KS memiliki 10 anak perusahaan, yaitu: 1. PT KHI Pipe Industry Berdiri pada tahun 1972, merupakan satu-satunya industri pipa spiral di Indonesia yang memiliki standar yang diakui Internasional dengan kapasitas produksi 155 ribu ton per tahun. 2. PT Pelat Timah Nusantara Berdiri pada tahun 1983, merupakan satu-satunya produsen baja lapis timah di Indonesia dengan kapasitas produksi 150 ribu ton per tahun. 3. PT Krakatau Wajatama Berdiri pada tahun 1992, merupakan produsen besi beton, besi profil, dan kawat baja dengan kapasitas produksi masing-masing 150 ribu, 150 ribu, dan 20 ribu ton per tahun.

10 10 4. PT Krakatau Engineering Berdiri pada tahun 1988, bergerak di bidang jasa engineering dengan total asset pada tahun 2003 senilai Rp 71,5 Milyar. 5. PT Krakatau Industrial Estate Berdiri pada tahun 1992, bergerak di bidang property industri dan komersial dengan total aset pada tahun 2003 senilai Rp 267,6 Milyar. 6. PT Krakatau Information Technology Berdiri pada tahun 1993, menyediakan jasa konsultasi, perencanaan, instalasi, pengembangan, implementasi dan penyedia jasa pendukung termasuk komunikasi dan procurement perangkat lunak sistem informasi dengan total asset pada tahun 2003 senilai Rp 31,4 Milyar. 7. PT Krakatau Daya Listrik Berdiri pada tahun 1996, merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas produksi 400 MW per tahun. 8. PT Krakatau Tirta Industri Berdiri pada tahun 1996, bergerak dibidang pengolahan dan distribusi air bersih bagi industri maupun perumahan dengan kapasitas produksi sebesar 33 Juta M PT Krakatau Bandar Samudra Berdiri pada tahun 1996, merupakan operator dan penyedia jasa pelabuhan dengan dengan total aset pada tahun 2003 senilai Rp 118 Milyar.

11 PT Krakatau Medika Berdiri pada tahun 1996, merupakan pemberi jasa pelayanan kesehatan dan operator rumah sakit dengan total aset pada tahun 2003 senilai Rp 48 Milyar Visi dan Misi Perusahaan Adapun visi dan misi yang dimiliki PT. KS adalah : Visi : Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia. (An integrated steel company with competitive edges to grow continuously toward a leading global enterprise) Misi : Menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran bangsa. (Providing the best-quality steel products and related services for the prosperity of the nation).

12 Proses Produksi Gambar 1.1 Proses Produksi di PT. Krakatau Steel PT. Krakatau Steel memproduksi hot rolled coil, sheet, cold rolled coil, dan wire rod. Untuk kegiatan-kegiatan produksi ini dilakukan pada pabrik PT. Krakatau Steel yang terletak di Cilegon, Banten. Adapun proses-proses yang dilakukan untuk memproduksi produkproduk tersebut di atas dimulai dari iron ore pellet yang dilakukan proses reduksi langsung dengan menggunakan air dan gas alam. Kemudian hasil dari proses reduksi tersebut dilebur di dalam electric arc furnace dengan ditambahkan scrap-scrap. Hasil lelehan baja dari proses tersebut dilanjutkan dengan proses casting yang membentuk baja menjadi bentuk slab dan billet. Hasil dalam bentuk billet kemudian dilakukan pengerolan dalam pabrik

13 13 batang kawat yang kemudian menghasilkan wire rod (batang kawat baja) yang banyak digunakan untuk aplikasi senar piano, mur dan baut, kawat baja, pegas, dan lain-lain. Hasil dalam bentuk slab kemudian diproses dalam hot strip mill yang akan menghasilkan produk hot rolled coil (baja lembaran panas) yang banyak digunakan untuk aplikasi konstruksi kapal, pipa, bangunan, konstruksi umum, dan lain-lain. Dari produk hot rolled coil, dapat pula dibentuk dengan proses lain menjadi sheet atau diproses dalam proses pengerolan dingin untuk menjadi produk cold rolled coil (lembaran baja dingin) yang banyak digunakan untuk aplikasi bagian dalam dan luar kendaraan bermotor, kaleng, peralatan rumah tangga, dan sebagainya Operasional Penentuan Harga HRC Dalam PT. Krakatau Steel, penentuan harga dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang terjadi di dunia. PT. Krakatau Steel melakukan penentuan harga dasar HRC tiap bulan, di mana harga ditentukan pada bulan sebelumnya. Pada proses penentuan harga HRC, terdapat beberapa jenis istilah harga sebagai berikut : Harga dasar (base) Harga yang belum termasuk tambahan harga extra. Harga landed Harga CNF (cost and freight) yang sudah dirupiahkan dan sudah memperhitungkan bea masuk, PPN impor, premi asuransi, inklaring

14 14 (biaya yang dikeluarkan dari pengurusan surat untuk mengeluarkan barang dari gudang pelabuhan sampai dengan pengangkutan barang tersebut ke gudang pembeli), dan lain-lain. Harga efektif Harga dasar yang sudah ditambahkan dengan harga extra. Harga extra Harga yang membebankan cost yang berasal dari grade dan ukuran Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi merupakan suatu diagram yang menunjukkan struktur dari organisasi dan hubungan-hubungan di antara bagian-bagiannya. Dalam struktur organisasi juga ditunjukkan hubungan struktur dari tanggung jawab di antara bagian-bagiannya. PT. Krakatau Steel memiliki struktur organisasi yang dipimpin oleh seorang direktur utama. Direktur utama membawahi beberapa direktorat yaitu direktorat pemasaran, direktorat keuangan, direktorat personalia, direktorat logistik, dan direktorat produksi dan riset. Tiap-tiap direktorat tersebut dipimpin oleh seorang direktur, di mana direktur tiap direktorat membawahi beberapa general manager. Selain itu, direktur utama memiliki seorang sekretaris perusahaan yang setingkat dengan general manager. Pada direktorat pemasaran terdapat dua general manager yaitu general manager pemasaran dan general manager penjualan. General manager pemasaran bertugas memasarkan produk-produk kepada konsumen

15 15 dan general manager penjualan bertugas menangani penjualan kepada konsumen. General manager penjualan membawahi beberapa manager yang bertugas menangani penjualan produk-produk tertentu dan kepada pasar tertentu. Manager-manager penjualan tersebut adalah manager penjualan HRC, manager penjualan CRC, manager penjualan wire rod, manager penjualan export, dan manager penjualan proyek. General manager pemasaran membawahi beberapa manager yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Manager-manager pemasaran tersebut adalah manager pelayanan pelanggan, manager profit analysis, dan manager market research. Adapun fungsi dari bagian market research yang dipimpin oleh manager market research adalah merencanakan, mengarahkan, mengkoordikasikan, dan mengendalikan kegiatan penyelidikan pasar, penelitian pasar (market research) dan pengembangan pasar serta penyediaan informasi pasar jangka panjang dan jangka pendek untuk mendukung kegiatan penjualan. Adapun fungsi dari bagian profit analysis yang dipimpin oleh manager profit analysis adalah menganalisis keuntungan (profit), menetapkan harga, memberikan laporan kinerja, dan memonitor penjualan. Di mana dalam bagian profit analysis tersebut dibedakan lagi menjadi profitabilitas HRC, profitabilitas CRC dan kinerja pemasaran, dan profitabilitas wire rod dan promosi.

16 16 Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, struktur organisasi yang terdapat pada PT. KS dapat dilihat dalam gambar 1.1 dan gambar 1.2. Pada gambar terdapat gambaran umum mengenai struktur organisasi dari perusahaan yang terdiri dari lima direktorat. Dalam penelitian ini hanya dijelaskan secara mendetail mengenai struktur organisasi pada direktorat pemasaran karena lingkup penelitian berada pada direktorat pemasaran.

17 STRUKTUR ORGANISASI PT. KRAKATAU STEEL Direktur Utama Direktorat Pemasaran Direktorat Keuangan Direktorat Personalia Direktorat Logistik Direktorat Produksi dan Riset Sekretaris Perusahaan Keterangan : : Struktur organisasi lanjutan Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Krakatau Steel

18 STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT PEMASARAN PT. KRAKATAU STEEL Direktorat Pemasaran General Manager Pemasaran General Manager Penjualan Manager Pelayanan Pelanggan Manager Profit Analysis Manager Market Research Manager Penjualan HRC Manager Penjualan CRC Manager Penjualan Export Manager Penjualan Wire Rod Manager Penjualan Proyek Profitabilitas HRC Profitabilitas CRC dan Kinerja Pemasaran Profitabilitas Wire Rod dan Promosi Keterangan : : Struktur organisasi lanjutan Gambar 1.2 Struktur Organisasi Direktorat Pemasaran PT. Krakatau Steel.

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di indonesia. BUMN yang didirikan pada tahun 1971, PT Krakatau Steel adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut PT.KS merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. ada baru mampu memproduksi 4 juta ton per tahun.

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. ada baru mampu memproduksi 4 juta ton per tahun. BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN Di dalam negeri, kebutuhan besi baja industri nasional belakangan ini begitu tinggi. Namun, produksi industri besi baja nasional belum mampu menutupi kebutuhan, akibatnya pintu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu elemen perusahaan yang sangat penting adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Pengelolaan SDM dari suatu perusahaan sangat mempengaruhi cara kerja dari perusahaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN DOKUMEN PADA DIVISI OPERASI SISTEM INFORMASI PT.KRAKATAU STEEL CILEGON

PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN DOKUMEN PADA DIVISI OPERASI SISTEM INFORMASI PT.KRAKATAU STEEL CILEGON PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN DOKUMEN PADA DIVISI OPERASI SISTEM INFORMASI PT.KRAKATAU STEEL CILEGON Laporan Kerja Praktek Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek Program strata satu Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis global adalah merupakan kegiatan atau aktivitas pemenuhan kebutuhan dengan membeli dan menjual barang dan jasa dari atau ke Negara yang berbeda. Aktivitas global

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Adapun pembahasan mengenai Objek Penelitian dapat dilihat pada

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Adapun pembahasan mengenai Objek Penelitian dapat dilihat pada BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Adapun pembahasan mengenai Objek Penelitian dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini. 3.1.1 Sejarah Singkat PT. Krakatau Steel merupakan Pabrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan baja yang masih terus tumbuh didukung oleh pembangunan sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual Growth Rate/CAGR (2003 2012)

Lebih terperinci

Konsumsi Baja per Kapita Tahun 2014

Konsumsi Baja per Kapita Tahun 2014 Kg/Kapita BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri baja merupakan salah satu industri pendukung pembangunan nasional yang sesuai dengan rencana strategis yang sedang direncanakan oleh Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan besar pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan besar pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan besar pada berbagai bidang salah satunya di bidang industri. Semakin tinggi tingkat

Lebih terperinci

Usulan Penentuan Harga HRC dengan Simulasi Sistem Dinamis di PT. KS

Usulan Penentuan Harga HRC dengan Simulasi Sistem Dinamis di PT. KS Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol., No., September 0 75 Usulan Penentuan Harga HRC dengan Simulasi Sistem Dinamis di PT. KS Nunung Nurhasanah *, Luhur Anggito Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama akan menjabarkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama akan menjabarkan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama akan menjabarkan tentang hubungan antara perkekonomian negara dengan industri manufaktur yang telah dijalankan oleh PT. Krakatau

Lebih terperinci

PROFIL INDUSTRI BAJA

PROFIL INDUSTRI BAJA PROFIL INDUSTRI BAJA Profil Industri Baja I. Pendahuluan Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, peran pemerintah dalam mendorong kemajuan sektor industri ke depan dilakukan

Lebih terperinci

PT. KRAKATAU STEEL(PERSERO) TBK

PT. KRAKATAU STEEL(PERSERO) TBK Nama Kelas : Resty F.Y Daulay : 1EB15 NPM : 28211088 PT. KRAKATAU STEEL(PERSERO) TBK LATAR BELAKANG PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di Indonesia. BUMN yang berlokasi di Cilegon, Banten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum 3.1.1 Objek Penelitian Untuk penulisan skripsi ini, penulis mengambil lokasi penelitian pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penghasil baja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga konsumsi baja dapat digunakan sebagai indikasi kemajuan suatu negara (Hudson, 2010). Kecenderungan konsumsi

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKSESUAIAN KUAT TARIK DENGAN SPESIFIKASI STANDAR MELALUI DIAGRAM ISHIKAWA

ANALISIS KETIDAKSESUAIAN KUAT TARIK DENGAN SPESIFIKASI STANDAR MELALUI DIAGRAM ISHIKAWA Paper of The Month PM3I Agustus 2017 ANALISIS KETIDAKSESUAIAN KUAT TARIK BAJA HRC DENGAN SPESIFIKASI STANDAR MELALUI DIAGRAM ISHIKAWA ADDIN HADINATA A Teknik Metalurgi UNTIRTA I. Latar Belakang Hot Strip

Lebih terperinci

Mempelajari Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT Krakatau Steel Divisi Wire Rod Mill. Disusun Oleh : Retno Fitri Wulandari ( )

Mempelajari Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT Krakatau Steel Divisi Wire Rod Mill. Disusun Oleh : Retno Fitri Wulandari ( ) Mempelajari Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT Krakatau Steel Divisi Wire Rod Mill Disusun Oleh : Retno Fitri Wulandari (36412165) LATAR BELAKANG KECELAKAAN KERJA FAKTOR-FAKTOR DAN POTENSI

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN. dengan negara lain, seperti Filipina yang mencapai 72 kg/kapita, Malaysia sudah

BAB I: PENDAHULUAN. dengan negara lain, seperti Filipina yang mencapai 72 kg/kapita, Malaysia sudah BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri baja merupakan salah satu industri pendukung pembangunan nasional yang sesuai dengan rencana strategis yang sedang direncanakan oleh Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries.

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries. SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries 21 Mei 2015 Yang Saya Hormati: 1. Walikota Bekasi; 2. CEO dan Direksi PT. Bakrie

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi industri-industri secara keseluruhan, baik untuk infrastruktur

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi industri-industri secara keseluruhan, baik untuk infrastruktur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri baja sebagai industri strategis yang digunakan sebagai bahan baku penting bagi industri-industri secara keseluruhan, baik untuk infrastruktur (pembangunan

Lebih terperinci

Public Expose. 20 Desember 2016

Public Expose. 20 Desember 2016 Public Expose KANTOR PUSAT Jl. Industri No. 5 P.O. Box 14 Cilegon, Banten 42435 Telepon : (+62 254) 392159, 392003 (Hunting) Faksimili : (+62 254) 372246 20 Desember 2016 KANTOR JAKARTA Gedung Krakatau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan oleh pelaksana pelayanan kesehatan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan oleh pelaksana pelayanan kesehatan, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya dalam mewujudkan Indonesia sehat 2010, adalah meningkatkan kualitas pelayanan oleh pelaksana pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas dan Rumah

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISA PENGARUH KONDISI OLI TERHADAP PERFORMA TRANSFORMATOR PADA SWEAT GEARS 30KV DI WIRE ROD MILL PT KRAKATAU STEEL (PERSERO)Tbk Laporan Kerja Praktek Ini Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG

HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG Disampaikan oleh : Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Jakarta, 16 Februari 2016 1 TOPIK BAHASAN A PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja

Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Negara yang berkembang, Indonesia berusaha keras dalam memajukan sektor perindustrian agar dapat bersaing dengan Negara lain di dunia Internasional, terutama

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM Sejarah Singkat PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon

BAB III ANALISA SISTEM Sejarah Singkat PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon 43 BAB III ANALISA SISTEM 3.1 Tinjauan Organisasi 3.1.1. Sejarah Singkat PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon adalah anak perusahaan PT. Krakatau Steel sejak tanggal

Lebih terperinci

HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG

HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG Disampaikan oleh : Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Jakarta, 16 Februari 2016 1 TOPIK BAHASAN A PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk. aplikasi struktural maupun sebagai media pengaliran.

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk. aplikasi struktural maupun sebagai media pengaliran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa baja merupakan salah satu produk turunan dari baja yang dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk aplikasi struktural maupun sebagai

Lebih terperinci

IV KONDISI PENELITIAN

IV KONDISI PENELITIAN 50 IV KONDISI PENELITIAN Berikut ini diuraikan kondisi daerah penelitian, yaitu propinsi Banten, khususnya kota Cilegon. Kondisi kabupaten Serang akan dilihat secara khusus karena lokasinya paling dekat

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 85/M-DAG/PER/12/2016 tentang Pelayanan Terpadu Perdagangan (Berita Negara Republik Indonesia

2017, No Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 85/M-DAG/PER/12/2016 tentang Pelayanan Terpadu Perdagangan (Berita Negara Republik Indonesia No.1205, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/M-DAG/PER/8/2017

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Berdirinya PT. Krakatau Steel

BAB III PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Berdirinya PT. Krakatau Steel BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1. Sejarah Berdirinya PT. Krakatau Steel PT. Krakatau Steel merupakan Pabrik Baja terbesar di Indonesia. PT. Krakatau Steel yang menempati lokasi

Lebih terperinci

I. BAB I - PENDAHULUAN. Perusahaan Logistik X (PT. X ) adalah perusahaan yang bergerak dalam

I. BAB I - PENDAHULUAN. Perusahaan Logistik X (PT. X ) adalah perusahaan yang bergerak dalam I. BAB I - PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perusahaan Logistik X (PT. X ) adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis penyediaan jasa logistik atau pengiriman barang dari industri-industri yang terkait

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 591 /PMK.010/2004 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 591 /PMK.010/2004 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 591 /PMK.010/ TENTANG PROGRAM HARMONISASI TARIF BEA MASUK TAHUN 2005-2010 UNTUK PRODUK-PRODUK PERTANIAN, PERIKANAN, PERTAMBANGAN, FARMASI, KERAMIK, DAN BESI-BAJA

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja Praktik dilaksanakan di Perusahaan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., perusahaan ini bergerak di bidang produksi baja lembaran dan gulungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang permasalahan yang mendasari terciptanya inisiatif untuk membuat Tesis Perencanaan Strategis Sistem Informasi dengan Studi Kasus di PT.Krakatau Steel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dari tahun ke tahun. Hal ini berdampak pada kemudahan di segala

BAB I PENDAHULUAN. pesat dari tahun ke tahun. Hal ini berdampak pada kemudahan di segala 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi semakin bertambah pesat dari tahun ke tahun. Hal ini berdampak pada kemudahan di segala bidang. Salah satunya

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMILIHAN SUPLAI BAHAN BAKU GAS NM3 DI PABRIK CRM PT. KS

OPTIMASI PEMILIHAN SUPLAI BAHAN BAKU GAS NM3 DI PABRIK CRM PT. KS OPTIMASI PEMILIHAN SUPLAI BAHAN BAKU GAS NM3 DI PABRIK CRM PT. KS Ratna Ekawati 1*, Manuhara Bramandipo T 2 12 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten Jalan Raya Jakarta KM. 04, Kec. Serang, Banten

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari 59 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari tiga BUMN Niaga yaitu PT. Dharma Niaga, PT. Pantja Niaga dan PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari alokasi belanja modal sebesar 216,1 triliun rupiah, sebesar 203,7 triliun

BAB I PENDAHULUAN. Dari alokasi belanja modal sebesar 216,1 triliun rupiah, sebesar 203,7 triliun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan belanja infrastruktur yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, pemerintah melakukan penambahan alokasi anggaran infrastruktur dalam Anggaran

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN A. SEJARAH SINGKAT PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Perturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan akte Notaris Imas Fatimah

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia usaha dewasa ini sangat dituntut untuk lebih bersikap tanggap dan jeli dalam menghadapi era globalisasi sehingga perusahaan dapat tetap bertahan serta berkembang di tengah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS INVESTASI YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS INVESTASI YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS INVESTASI YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Terletak di Jakarta Utara, pabrik accupied 4,6 hektar lahan, PT. INTERWORLDSTEELMILLSIndonesia didirikan pada tahun 1970 sebagai sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk PT. Krakatau Steel secara formal didirikan pada tahun 1970 ketika pemerintah Indonesia mengeluarkan PP No. 35 tanggal

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG 1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Dalam pengalokasian sumber dana untuk pelaksanaan proyek, material merupakan sumber daya yang mengadopsi terbesar sumber dana proyek. Manajemen material di bidang

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) perusahaan PT Krakatau Steel yang berdiri pada tanggal 12 Juni 1982 dan

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) perusahaan PT Krakatau Steel yang berdiri pada tanggal 12 Juni 1982 dan 4 BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) merupakan anak perusahaan PT Krakatau Steel yang berdiri pada tanggal 12 Juni 1982 dan bergerak di

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANTARA PEMUNGUTAN DAN PEMOTONGAN

PERBEDAAN ANTARA PEMUNGUTAN DAN PEMOTONGAN PA JAK PENGHASILAN PASAL 22 PERBEDAAN ANTARA PEMUNGUTAN DAN PEMOTONGAN Pemotongan Pemungutan Menunjuk pada objek yang dikenakan pemotongan Mengurangi kas yang diterima oleh penerima penghasilan Menunjuk

Lebih terperinci

LAPORAN INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI SEBAGAI LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DINAS PUSAT BENGKEL INSTRUMENT ( PBI ) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON BANTEN

LAPORAN INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI SEBAGAI LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DINAS PUSAT BENGKEL INSTRUMENT ( PBI ) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON BANTEN LAPORAN INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI SEBAGAI LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DINAS PUSAT BENGKEL INSTRUMENT ( PBI ) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON BANTEN KALIBRASI TIMBANGAN TRANSAKSI DAN TIMBANGAN CONVEYOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas pengelolaannya. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. usaha dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas pengelolaannya. Dalam hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi dalam dunia usaha secara umum, dimana dunia usaha dituntut untuk lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedua negara berada pada tingkat yang bisa dibilang sangat baik. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. kedua negara berada pada tingkat yang bisa dibilang sangat baik. Hubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Walaupun hubungan Indonesia dengan Tiongkok banyak mengalami pasang surut sejak pertama kali kedua negara menggalang hubungan diplomatik 65 tahun silam tepatnya pada

Lebih terperinci

1. Baja dan Paduannya 1.1 Proses Pembuatan Baja

1. Baja dan Paduannya 1.1 Proses Pembuatan Baja 1. Baja dan Paduannya 1.1 Proses Pembuatan Baja Pembuatan Baja diawali dengan membuat besi kasar (pig iron) di dapur tinggi (blast furnace) di Gbr.1.1 Besi oksida (umumnya, Hematite Fe 2 O 3 atau Magnetite,

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU

LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU Tahun Sidang : 2011-2012 Masa Persidangan : I Rapat ke : 16 Jenis Rapat : Rapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor telekomunikasi telah berperan signifikan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor telekomunikasi telah berperan signifikan bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Sektor telekomunikasi telah berperan signifikan bagi perkembangan perekonomian global. Hal ini disebabkan telekomunikasi merupakan infrastruktur pendukung utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin ketat menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin ketat menuntut setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan strategi bisnisnya. Strategi bisnis sebelumnya mungkin sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat konsumsi baja nasionalnya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional Indonesia,

Lebih terperinci

Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 11 Agustus 2015

Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 11 Agustus 2015 Paparan Publik Tahunan Jakarta, 11 Agustus 2015 KAPASITAS PRODUKSI 2015 Produk Peleburan Metric Ton/Tahun Kawat Tembaga 15,000 MT Kawat Aluminium 12,000 MT Produk Kabel Kabel Listrik Tembaga 26,000 MT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baja adalah logam paduan dengan besi (Fe) sebagai unsur dasar dan karbon (C) sebagai unsur paduan utamanya. Baja merupakan bahan dasar vital untuk industri otomotif,

Lebih terperinci

FGD PENYELARASAN ROADMAP INDUSTRI DAN PASAR BAJA NASIONAL

FGD PENYELARASAN ROADMAP INDUSTRI DAN PASAR BAJA NASIONAL FGD PENYELARASAN ROADMAP INDUSTRI DAN PASAR BAJA NASIONAL Disampaikan oleh : Direktur Industri Material Dasar Logam Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Jakarta, 21 Januari

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI

KETERBUKAAN INFORMASI KETERBUKAAN INFORMASI Dalam rangka memenuhi Peraturan Bapepam LK No. IX.E.1 Tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu ALAMAT Kantor Pusat: Jl. Industri No. 5 POBOX 14 Cilegon

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi serta eksplorasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi serta eksplorasi dan eksploitasi sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri dan organisasi saat ini bergerak dinamis, berbagai peristiwa dan fenomena terkait industri dan organisasi dapat dijumpai di berbagai perusahaan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No. 5768 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEPABEANAN. Perdagangan. Ekspor. Impor. Kawasan Berikat. Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 279). PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Profil Perusahaan Nama PT. Pembangunan Perumahan (Persero) secara resmi digunakan pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada tahun 1953 dan PT Pembangunan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan

Lebih terperinci

2018, No /M-DAG/PER/12/2016 tentang Ketentuan Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya; Mengingat : Peraturan Menteri Perdaga

2018, No /M-DAG/PER/12/2016 tentang Ketentuan Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya; Mengingat : Peraturan Menteri Perdaga No.109, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Impor Jagung. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5 BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Argha Karya Prima Industri didirikan pada pertengahan tahun 1982 dan terletak di Citeureup kabupaten Bogor, Jawa Barat. Perusahaan ini bergelut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat dalam bab pendahuluan ini meliputi latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat dalam bab pendahuluan ini meliputi latar belakang masalah, BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi tentang hal-hal yang mendasari dilakukannya penelitian serta pengidentifikasian masalah penelitian. Komponen-komponen yang terdapat dalam bab pendahuluan ini

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PADA LINI PRODUKSI CONTINUOUS TANDEM COLD MILL (CTCM) MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL DI UNIT PABRIK COLD ROLLING MILL (CRM) PT. KRAKATAU

Lebih terperinci

EMISI GAS RUMAH KACA PADA INDUSTRI SEMEN, BAJA, PULP, KERTAS DAN TEKSTIL DI INDONESIA

EMISI GAS RUMAH KACA PADA INDUSTRI SEMEN, BAJA, PULP, KERTAS DAN TEKSTIL DI INDONESIA J Tek Ling Edisi Khusus Hal 35-39 Jakarta, Juni 2009 ISSN 1441-318X EMISI GAS RUMAH KACA PADA INDUSTRI SEMEN, BAJA, PULP, KERTAS DAN TEKSTIL DI INDONESIA Widiatmini Sih Winanti, Prasetiyadi, Wiharja, Teguh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada risiko tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehingga akan

BAB I PENDAHULUAN. pada risiko tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehingga akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Persediaan merupakan salah satu elemen yang penting dalam operasianal perusahaan. Tanpa adanya persediaan, perusahaan dihadapakan pada risiko tidak dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Latar Belakang dan Sejarah PT. Krakatau Steel PT. Krakatau Steel yang berlokasi di Cilegon merupakan industri pengolah baja terbesar di Indonesia. Pabrik ini merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Pembangunan Proyek Percepatan Pembangkit Tenaga Listrik berbahan bakar batubara berdasarkan pada Peraturan Presiden

Lebih terperinci

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA (KKM) 2012 PERAN PUBLIC RELATIONS INTERNAL DALAM MENJAGA SALURAN KOMUNIKASI ORGANISASI DI PERUSAHAAN BAJA

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA (KKM) 2012 PERAN PUBLIC RELATIONS INTERNAL DALAM MENJAGA SALURAN KOMUNIKASI ORGANISASI DI PERUSAHAAN BAJA LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA (KKM) 2012 PERAN PUBLIC RELATIONS INTERNAL DALAM MENJAGA SALURAN KOMUNIKASI ORGANISASI DI PERUSAHAAN BAJA PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Oleh : NOVITA CANDRA DEWI NIM. D1609060

Lebih terperinci

PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG

PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG Dibawakan oleh Bp. Ir. Wilfred I. A. singkali *) PENGERTIAN PASAR : Pasar Produk Industri Pracetak dan Prategang : Adalah pasar konstruksi yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat PT. Itochu Logistics Indonesia Itochu Logistics Indonesia dibentuk pada tahun 2002, menyediakan solusi logistik sepenuhnya untuk pelanggan dan mengurus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pertumbuhan industri baja saat ini sedang tumbuh dengan cepat (fast growing), seiring meningkatnya konsumsi baja nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil

Lebih terperinci

2016, No turunannya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Me

2016, No turunannya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Me No.1922, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMDAG. Besi. Baja Paduan. Produk Turunan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/M-DAG/PER/12/2016 TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI ATAU BAJA,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Definisi pajak berdasarkan pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah : Pajak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis kurir dan logistik di Indonesia secara umum saat ini sangat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan semakin banyaknya bisnis jual

Lebih terperinci

Paparan Publik Tahun 2016 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk Jakarta, 10 Agustus 2016

Paparan Publik Tahun 2016 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk Jakarta, 10 Agustus 2016 Paparan Publik Tahun 2016 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk Jakarta, 10 Agustus 2016 Profil Perusahaan 1. PT KMI Wire and Cable Tbk didirikan tahun 1972 2. Kantor dan pabrik terletak di atas tanah seluas ± 10

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 28 4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Produk perikanan indonesia merupakan aset yang potensial, namun kurang tergarap dengan baik. Penerapan sistem manajeman yang kurang tertata

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang BAB II GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, persediaan di perusahaan jasa pun merupakan asset

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, persediaan di perusahaan jasa pun merupakan asset BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan merupakan hal yang tidak asing di dalam perusahaan, baik perusahaan industri, perdagangan, maupun jasa. Keberadaan persediaan di suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. PAL INDONESIA(Persero) Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di sektor Industri Maritim

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. PAL INDONESIA(Persero) Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di sektor Industri Maritim BAB II GAMBARAN UMUM PT. PAL INDONESIA(Persero) 2.1 Sejarah Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di sektor Industri Maritim maka dalam hal ini pemerintah membuka perusahaan galangan kapal yaitu PT. PAL

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh perusahaan besar di setiap negara. Tidak sedikit perusahaan yang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh perusahaan besar di setiap negara. Tidak sedikit perusahaan yang Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada saat terjadinya krisis global yang melanda seluruh negara di dunia, tentunya perekonomian di setiap negara akan menjadi goyah. Keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini disebabkan karena adanya perubahan kondisi situasi pasar serta perekonomian dan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Perusahaan Bengkel Naga Mas, sesuai dengan nama perusahaan tersebut pada awalnya berdiri pada tahun 1989 yang hanya berupa bisnis perantara bagi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pramudiani Ayu Prihastiti, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pramudiani Ayu Prihastiti, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan sehari-hari masyarakat baik dalam aktivitas di lingkungan perumahan, perkantoran, tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perseroan terbatas nomor 11. PT.Putra Salfan berkedudukan di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perseroan terbatas nomor 11. PT.Putra Salfan berkedudukan di 8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Putra Salfan PT.Puta Salfan didirikan pada tanggal 09 September 2011 dengan akta pendirian perseroan terbatas nomor 11. PT.Putra Salfan berkedudukan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi secara legalitas berdiri pada tanggal 25 Januari 1997 sesuai dengan akta pendirian perseroan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek penelitian III. 1.1 Sejarah Singkat PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh perusahaan adalah dalam bidang perkebunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun 17 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini banyak muncul industri-industri yang menawarkan serta memasarkan sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan pernyataan Persatuan Pengusaha Grafika Indonesia bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan pernyataan Persatuan Pengusaha Grafika Indonesia bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pernyataan Persatuan Pengusaha Grafika Indonesia bahwa industri pada bidang percetakan hingga saat ini semakin berkembang sehingga tren industri percetakan

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek PT. Super Steel Indah

Laporan Kerja Praktek PT. Super Steel Indah BAB II PROFIL PT. SUPER STEEL INDAH 2.1 Sejarah Singkat PT. Super Steel Indah PT. Super Steel Indah adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri baja yang didirikan pada tahun 1973 dimana perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah PT INTI PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) resmi berdiri melalui Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1974. Sejak tanggal 28 Desember 1974 dengan Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengatasi pasar persaingan yang semakin ketat di zaman globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengatasi pasar persaingan yang semakin ketat di zaman globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk mengatasi pasar persaingan yang semakin ketat di zaman globalisasi seperti saat ini perusahaan harus terus meningkatkan kulitas sistem di dalam perusahaannya.

Lebih terperinci

Jumlah Persentase Nama Pemegang Saham Saham Kepemilikan Pengendali : Javas Premier Venture Capital Limited, Malaysia

Jumlah Persentase Nama Pemegang Saham Saham Kepemilikan Pengendali : Javas Premier Venture Capital Limited, Malaysia Public Expose 2013 Jakarta, 27 Juni 2013 1 PEMEGANG SAHAM Jumlah Persentase Nama Pemegang Saham Saham Kepemilikan Pengendali : Javas Premier Venture Capital Limited, Malaysia 1.991.145.000 49,7% Non Pengendali

Lebih terperinci