Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

dokumen-dokumen yang mirip
V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C.

T E M P E 1. PENDAHULUAN

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:


III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

. Pedoman Teknis Pengolahan Mi Sagu - 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OLEH: YULFINA HAYATI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah.

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari. bungkus tempe dengan berat perbungkus 6 ons.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler.

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU


Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

V. PROFIL INDUSTRI TEMPE. responden yang diambil adalah 31 pengrajin yang semuanya termasuk dalam

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM :

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan

LAMPIRAN GAMBARAN PERUSAHAAN

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGUATAN USAHA OPAK SILI MELALUI PERANCANGAN ALAT PENGHALUS SINGKONG DAN PERBAIKAN PENGEMASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

KRIPIK TEMPE KARTIKASARI...MA NYUS...

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

BAB VII MESIN DAN PERALATAN

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

MODUL 4 PRESTO IKAN. Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue.

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS TAHU KEDELAI DISUSUN OLEH GUNTUR OCTOSA YUDHA WIJAYA

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

METODOLOGI PENELITIAN

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

BAB III METODE PELAKSANAAN. Menengah (UKM teratai) Kelurahan Padebuolo, Kec. Kota Timur Kota

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

3. METODOLOGI PENELITIAN

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

Peluang Bisnis Susu Kedelai, Bisnis Sari Kedelai yang Menggiurkan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

TUGAS PENGANTAR BISNIS Bussines Plan

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

TTL : Boyolali, 07 Mei 1969 : Desa Mayajaya, kecamatan Pamona Selatan Kab.Poso, Provinsi Sulawesi Tengah

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN WALUH SEBAGAI PELUANG USAHA CEMILAN STIK WALUH BIDANG KEGIATAN : PKM-KEWIRAUSAHAAN.

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

MAKALAH PELATIHAN PENGOPERASIAN MESIN SANGRAI MLINJO

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah

CABE GILING DALAM KEMASAN

BAB I PENDAHULUAN. karena air minum merupakan salah satu sumber cairan utama di dalam tubuh,

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kue nusantara sebagai wujud warisan nenek moyang sangatlah bervariasi,

Transkripsi:

Bab 5 Aspek Teknis No 1. 5.1. Perencanaan Produk Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan produk didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut: Tabel 5.1. Daftar pertanyaan dan jawaban dari hasil kuisioner untuk perencanaan produk. Pertanyaan Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Jumlah Responden Yang Memilih A B C D E F Jumlah 26 5 9 40 2. 3. 4. 5. Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai? Kemasan tempe apa yang anda sukai? Apakah faktor aroma Tempe mempengaruhi anda dalam membeli tempe? 34 6 0 40 39 1 0 40 12 28 0 40 29 6 5 40 Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan pada 40 responden untuk menentukan perencanaan produk, maka didapat hasil sebagai berikut: Berdasarkan data diatas, kebanyakan responden menyukai bentuk tempe yang berbentuk kotak seperti pilihan a, dengan persentase sebesar 65% dari total responden. Berdasarkan data diatas, semua responden menyukai tempe yang berwarna putih, dengan persentase sebesar 85% dari total responden. Berdasarkan data diatas, hampir semua responden menyukai tempe yang berbahan full kedelai, dengan persentase sebesar 97,5% dari total responden.

Berdasarkan data diatas, kebanyakan responden lebih menyukai tempe yang dikemas menggunakan daun, dengan persentase sebesar 70% dari total responden. Berdasarkan data diatas, kebanyakan responden menjadikan faktor aroma sebagai salah satu faktor pertimbangan pada saat membeli tempe, dengan persentase sebesar 72,5% dari total responden. Pada dasarnya produk tempe yang dibuat oleh perusahaan ini sama saja dengan kebanyakan tempe-tempe yang sudah ada di pasaran saat ini. Dengan diadakannya proses moderenisasi ini, kedepannya tempe ini akan di produksi untuk dua segmentasi pasar, yaitu pasar tradisional dan moderen. Untuk tempe yang akan dipasarkan di pasar tradisional, spesifikasi tempe yang telah diproduksi perusahaan ini rasanya sudah cukup untuk memenuhi permintaan pasar tradisional. Sedangkan untuk pasar moderen, perusahaan ini harus menambahkan lagi spesifikasi-spesifikasi yang lainnya agar dapat diterima oleh para konsumen pasar moderen, seperti pengemasan yang lebih menarik lagi, kualitas tempe yang lebih baik, dan dengan dicantumkannya seperti label Halal, depkes, komposisi, masa kadaluarsa dan lainnya.

No 1. 5.2. Perencanaan Kualitas Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan kualitas didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut: Tabel 5.2. Daftar pertanyaan dan jawaban dari hasil kuisioner untuk perencanaan kualitas. Pertanyaan Faktor apa yang paling mempengaruhi anda ketika membeli tempe? Jumlah Responden Yang Memilih A B C D E F Jumlah 7 4 29 0 40 2. 3. 4. 5. 6. Apakah faktor kebersihan menjadi salah satu pertimbangan anda dalam membeli tempe? Rasa tempe seperti apa yang anda sukai? Dalam kondisi sudah digoreng, jenis tempe seperti apa yang anda suka? Berapa lama ketahanan tempe yang anda inginkan? Karakteristik (ciri-ciri) tempe seperti apa yang anda tidak sukai? 39 1 0 40 0 35 5 40 39 1 40 14 19 6 1 40 - Yang dicampur dengan jagung - Kedelainya kurang padat - Kedelai tidak terpotong-potong dengan benar - Yang berwarna kekuning-kuningan Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan pada 40 responden untuk menentukan perencanaan kualitas, maka didapat hasil sebagai berikut: Berdasarkan data diatas, kebanyakan responden lebih mementingkan rasa tempe yang enak pada saat membeli tempe, dengan persentase sebesar 72,5% dari total responden.

Berdasarkan data diatas, kebanyakan responden sangat memperhatikan faktor kebersihan pada saat membeli tempe, dengan persentase sebesar 97,5% dari total responden. Berdasarkan data diatas, kebanyakan responden lebih menyukai rasa tempe yang gurih, dengan persentase sebesar 87,5% dari total responden. Berdasarkan data diatas, kebanyakan responden lebih menyukai tempe yang kering dalam kondisi sudah digoreng, dengan persentase sebesar 97,5% dari total responden. Berdasarkan data diatas, kebanyakan responden menginginkan tingkat ketahanan tempe selama 2 hari, dengan persentase sebesar 57,5% dari total responden. Tujuan utama dari dibuatnya produk ini, adalah sebagai bahan lauk-pauk atau konsumsi masyarakat. Namun selain fungsi utama diatas, produk ini bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan, seperti cemilan ataupun makanan ringan lainnya sesuai dengan apa yang diinginkan, misalnya keripik tempe. Sedangkan kegunaan atau daya tahan dari produk ini hanya dapat digunakan sekali pakai saja, selebihnya tidak bisa digunakan lagi. Sebelum menggunakan atau mengolah produk ini, kita terlebih dahulu harus mengecek produk ini apakah proses permentasinya sudah benar-benar sempurna matang atau belum, sebab tidak sedikit tempe-tempe yang dijual dipasaran masih belum sempurna matang proses permentasinya.

5.3. Moderenisasi Proses Produksi 5.3.1. Proses Produksi Tempe Konvensional Berikut adalah tata cara pembuatan tempe secara konvensional: Kacang Kedelai 240' 10' o-1 o-2 Merebus (Tungku, Drum) Meniriskan (Drum Plastik) 1200' Merendam o-3 (Drum Plastik) 20' o-4 Memecahkan Kedelai (Alu,Bakul) 25' Ragi Tempe Air o-5 Mencuci (Bakul) 10' o-6 Permentasi (Drum Plastik) 25' o-7 Mencetak (Cetakan, Plastik) 900' o-8 Menumpuk (Cetakan) 1440' o-9 Pematangan (Rak) Gambar 5.1. Peta Proses Operasi Pembuatan Tempe Konvensional Dalam membuat tempe, proses awal yang harus dilakukan yaitu merebus kedelai selama 240 menit dengan menggunakan drum yang dipanaskan diatas tungku. Kemudian kedelai yang sudah direbus tersebut ditiriskan selama 10 menit dengan menggunakan drum plastik, setelah ditiriskan kedelai tersebut kemudian direndam

selama 1200 menit dengan menggunakan drum plastik. Kemudian setelah direndam kedelai tersebut dipecahkan dengan menggunakan alu dan bakul selama 20 menit, setelah itu kemudian dicuci selama 25 menit. Setelah kedelai yang sudah dipecahkan tersebut dicuci bersih, kemudian kedelai tersebut disimpan dalam drum plastik selama 10 menit dengan mencampurkan air dan ragi untuk proses permentasi. Setelah itu, kedelai tersebut dicetak dengan menggunakan cetakan yang telah dilapisi oleh pelastik yang telah dilubang-lubangi selama 25 menit. Setelah beres dicetak, kemudian cetakan-cetakan yang telah berisi kedelai tersebut ditumpuk selama 900 menit. Kemudian proses terakhir yaitu proses pematangan, kedelai yang telah berbentuk tempe kemudian disimpan pada rak selama 1440 menit sampai benar-benar matang dan siap jual. 5.3.2. Konversi Alat atau Mesin Berikut ini adalah tabel konversi peralatan atau mesin pembuatan tempe dari tradisional ke moderen: No Konvensional Moderen Nama Alat atau Mesin Nama Alat atau Mesin 1. Drum Besi Dandang stainless steel 2. Kayu Bakar Kompor Gas Semawar 3. Drum Plastik Drum Plastik 4. Alu+Bakul Mesin Kedelai 5. Bakul Bakul 6. Cetakan Kayu Cetakan Kayu 7. Plastik Pembungkus Plastik Pembungkus 8. Rak Rak 9. Kompor Mesin pemanas ruangan Dari tabel diatas, terdapat empat alat atau mesin yang diganti, diantaranya yaitu Drum besi, Kayu bakar, Alu+bakul dan kompor pemanas. Dengan digantinya empat alat atau mesin tersebut, diharapkan dapat meningkatkan epektifitas dalam proses produksi tempe, baik menurut kesehatan maupun kecepatan.

Adapun alasan dari digantinya keempat alat atau mesin tersebut adalah sebagai berikut: Mesin Kedelai Dengan digunakannya Mesin kedelai ini, diharapkan akan mempercepat proses penghancuran atau pemecahan kedelai dibandingkan dengan menggunakan Bakul+alu. Selain untuk mempercepat, dengan digunakannya mesin inipun tingkat kesehatannya bisa lebih terjamin lagi. Dandang stainless steel Dengan digunakannya alat ini, akan terasa sangat menguntungkan bila dibanding dengan tetap memakai drum bekas oli untuk merebus kedelainya. Meskipun harga drum oli relatif murah, yaitu berkisar antara Rp 100.000 Rp 200.000 per unit, ada beberapa kelemahan dari penggunaan drum bekasi oli, yaitu tidak higienis, karena akan mengalami korosi atau berkarat dan masa pakai yang pendek, kurang dari satu tahun. Sementara jika dibandingkan dengan dandang stainless steel, drum stainless steel ukurannya dapat disesuaikan dengan ukuran tubuh produsen, sehingga memudahkan ketika bekerja. Selain itu masa pakainya bisa mencapai 10 tahun bahkan lebih. Memang harga dandang stainless steel bisa mencapai 10 kali lipat dari harga drum bekas oli, namun jika mengingat masa pakainya yang jauh lebih lama dan aspek higienitas produksi, para produsen sesungguhnya mendapatkan keuntungan lebih. Kompor Gas Semawar Saat memakai kayu bakar, dapur yang sempit biasanya akan dipenuhi dengan asap dan berhawa panas. Hawa panas ini membuat para pekerja gerah dan akhirnya tidak mengenakan baju saat bekerja. Ketika beralih menggunakan kompor gas semawar, diharapkan pekerja tidak lagi merasa kegerahan dan telah merasakan efisiensi dari segi tenaga dan waktu sehingga sekarang mereka lebih nyaman bekerja di dapur.

Mesin pemanas ruangan Alat ini dapat digunakan untuk memanaskan ruangan pada saat suhu dingin, dengan suhu antara 30 0 C sampai dengan 50 0 C. Pemanas ruangan tenaga listrik ini bersifat portable (mudah dibawa atau dipindahkan) dan suhu output dari pemanas ruangan ini juga dapat diatur. 5.3.3. Proses Produksi Tempe Moderen Berikut adalah tata cara pembuatan tempe secara moderen: Kacang Kedelai 240' 10' o-1 Merebus (Kompor Gas,Dandang stainless steel) Meniriskan o-2 (Drum Plastik) 1200' Merendam o-3 (Drum Plastik) 2' o-4 Memecahkan Kedelai (Mesin kedelai) 25' Ragi Tempe Air o-5 Mencuci (Bakul) 10' o-6 Permentasi (Drum Plastik) 25' o-7 Mencetak (Cetakan, Plastik) 900' o-8 Menumpuk (Cetakan) 1440' o-9 Pematangan (Rak) Gambar 5.2. Peta Proses Operasi Pembuatan Tempe moderen

Dalam membuat tempe, proses awal yang harus dilakukan yaitu merebus kedelai selama 240 menit dengan menggunakan dandang stainless steel yang dipanaskan diatas kompor gas. Kemudian kedelai yang sudah direbus tersebut ditiriskan selama 10 menit dengan menggunakan drum plastik, setelah ditiriskan kedelai tersebut kemudian direndam selama 1200 menit dengan menggunakan drum plastik. Kemudian setelah direndam kedelai tersebut dipecahkan dengan menggunakan mesin kedelai selama 2 menit, setelah itu kemudian dicuci selama 25 menit. Setelah kedelai yang sudah dipecahkan tersebut dicuci bersih, kemudian kedelai tersebut disimpan dalam drum plastik selama 10 menit dengan mencampurkan air dan ragi untuk proses permentasi. Setelah itu, kedelai tersebut dicetak dengan menggunakan cetakan yang telah dilapisi oleh pelastik yang telah dilubang-lubangi selama 25 menit. Setelah beres dicetak, kemudian cetakancetakan yang telah berisi kedelai tersebut ditumpuk selama 900 menit. Kemudian proses terakhir yaitu proses pematangan, kedelai yang telah berbentuk tempe kemudian disimpan pada rak selama 1440 menit sampai benar-benar matang dan siap jual. 5.3.4. Mesin Atau Alat Yang Digunakan Adapun peralatan atau mesin yang digunakan dalam proses produksi tempe moderen ini, diantaranya yaitu: Mesin Kedelai Stainless Steel Gambar 5.3. Gambar Mesin Kedelai Stainless Steel

Mesin PAK-20 Kapasitas: 10-20 kg / jam Bahan : Hoper Stainless Steel, Rangka Besi Dimensi : 60x35x98 cm Listrik : 370 watt Harga:Rp. 4.000.000 Mesin PAK-50 Kapasitas: 40-50 kg / jam Bahan : Hoper Stainless Steel, Rangka Besi Dimensi : 75x50x100 cm Listrik : 750 watt Harga:Rp. 5.750.000 Mesin PAK-100 Kapasitas: 100-120 kg / jam Bahan : Hoper Stainless Steel, Rangka Besi Dimensi : 90x50x125 cm Listrik : 2200 watt Harga : Rp. 8.250.000 Mesin Pemanas Ruangan Gambar 5.4. Gambar Mesin Pemanas Ruangan

Spesifikasi: - Dimensi 40 cm x 40 cm x 50 cm (P x Lx T). - Kebutuhan listrik 1500 Watt. - Termostat untuk mengatur suhu. - Fan industrial untuk mendistribusikan panas. - Portable ( mudah dibawa dan dipindahkan). Harga: Rp. 4.500.000,- Dandang Stainless Steel Gambar 5.5. Gambar Dandang Stainless Steel Kapasitas: 50 Kg. Bahan : Stainless Steel Dimensi : tinggi 85 cm, diameter 50 cm Harga: Rp. 600.000,- Tabung Gas Gambar 5.6. Gambar Tabung Gas (Rp 150.000)

Drum Plastik Gambar 5.7. Gambar Drum Plastik (Rp 200.000) Bakul Gambar 5.8. Gambar Bakul (Rp 20.000) Cetakan Kayu Gambar 5.9. Gambar Cetakan (Rp 10.000)

Plastik Pembngkus Gambar 5.10. Gambar Plastik pembungkus (Rp 15.000) Rak Kompor Gas Semawar Gambar 5.11. Gambar Rak (Rp 200.000) Gambar 5.12. Gambar Kompor Gas Semawar (Rp 105.000)

5.3.5. Tata Letak (Layout) Area Allocation Diagram (AAD) merupakan template secara global karena informasi yang dapat dilihat hanya pemanfaatan area saja. Berikut gambar AAD PD. Sari Rasa: Sawah Kompor, Drum (Merebus) Drum Plastik (Meniriskan, Merendam) Mesin Giling (Menggiling) Cetakan (Menumpuk) Kebun Bakul (Mencuci) Drum Plastik (Permentasi) Rak (Pematangan) Kolam Ikan Bak Air Cetakan (Mencetak) Jalan Gambar 5.12. Area Allocation Diagram PD. Sari Rasa Sedangkan gambar visualisasi secara lengkap dapat dilihat pada template. Berikut ini gambar template PD. Sari Rasa: Sawah Kebun Kolam Ikan Bak Air Jalan Gambar 5.13. Template PD. Sari Rasa

5.4. Perencanaan Kapasitas Adalah suatu tingkat keluaran atau suatu kuantitas keluaran dalam periode tertentu, dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin selama periode waktu tersebut. Adapun perencanaan kapasitas untuk produksi tempe ini adalah sebagai berikut: Dengan ketentuan: 1 hari kerja 1 minggu kerja 1 tahun kerja = 5 jam = 7 hari = 51 minggu Maka perhitungan KPT (Kapasitas Produksi Terpasang) untuk unit/jam dari total produksi selama 1 tahun sebesar 91250 kg/tahun, yaitu: KPT Unit kapasitas produksi per tahun jam ker ja x hari ker ja x min gguker ja 91250 5 x 7x51 = 52 kg/jam

Mesin Pemanas Ruangan Cuaca di Indonesia termasuk juga di daerah Subang, akhir-akhir ini sangat tidak menentu, kadang panas, kadang juga hujan. Cuaca seperti ini sangat mempengaruhi produksi tempe, khususnya dalam proses permentasinya. Dalam proses permentasi tempe, dibutuhkan suhu sekitar 30 0 C. Oleh karna itu, untuk mengantisipasi cuaca yang tidak menentu, dibutuhkan alat atau mesin pemanas ruangan. Berikiut ini adalah salah satu jenis pemanas ruangan: Pemanas ruangan atau tungku pengering tenaga listrik Alat ini dapat digunakan untuk memanaskan ruangan pada saat suhu dingin, dengan suhu antara 35 0 C sampai dengan 50 0 C. Pemanas ruangan tenaga listrik ini bersifat portable (mudah dibawa atau dipindahkan) dan suhu output dari pemanas ruangan ini juga dapat diatur.

... Dalam proses moderenisasi pengembangan produksi tempe ini, tidak hanya dilakukan pada proses pemasarannya saja, akan tetapi dilakukan juga pada proses produksinya. Proses moderenisasi yang dilakukan pada proses produksi yaitu diantaranya dengan mengganti dan menambah peralatan dan mesin yang masih konvensional dengan yang lebih moderen dan lebih terjamin lagi sisi kesehatannya.