PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

RESPONSIBILITY ACCOUNTING, COST PRODUCTION SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

ANALISIS PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV CABANG MAKASSAR

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

Handout Akuntansi Manajemen

AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER SYAHRUL RAMBE. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG KOORDINATOR WILAYAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA PUSAT BIAYA PADA PT HERCULON CARPET SEMARANG

Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB II LANDASAN TEORITIS

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada PT. Rahayu Santosa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dengan memperhatikan kelangsungan hidup perusahaan. Kelangsungan hidup

PENERAPAN KEBIJAKAN HARGA TRANSFER BAHAN BAKU UNTUK PENGUKURAN PRESTASI DIVISI PADA PT. HONORIS INDUSTRY

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan

PENERAPAN ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENGUKUR DAN MENILAI KINERJA MANAJER PEMASARAN PADA PT.

ABSTRACT. EFFECT OF ACCOUNTING RESPONSIBILITY TO MANAGER PERFORMANCE OF LIABILITY COSTS (Case Study in PT. SURYANUR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada

ANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENDUKUNG EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PERUSAHAAN (Studi pada Pabrik Gula Lestari, Patianrowo, Nganjuk)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT BRIDGESTONE SUMATRA RUBBER ESTATE KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB 1 PENDAHULUAN. seimbang,dan menunjang antara bidang satu dengan bidang yang lain, sehingga tidak

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Jika pemisahan fungsi organisasi telah terjadi maka kebutuhan untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Jurnal Cendekia Vol 11 No 3 Sept 2013 ISSN

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

ANALISIS KINERJA PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. BALI REKA MAHESA CARGO DI DENPASAR

Sicylia Aliu, Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban.

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya perusahaan merupakan suatu institute ekonomi yang. mencapai tujuannya tersebut tentunya perusahaan harus dikelola

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dalam bab-bab sebelumnya yang. telah penulis sajikan dalam skripsi ini baik mengenai

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2018 BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban dan pengendali biaya (Iswahyudi, 2007).

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis di zaman sekarang ini kebutuhan konsumen yang

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

OPTIMASI BIAYA PROYEK PENGASPALAN JALAN DENGAN PENGATURAN JUMLAH ASPHALT MIXING PLANT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA PUSAT BIAYA. Zellinda Mawarni Endang Dwi Retnani

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KRAKATAU STEEL,Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen.

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Ud Wikrama Nutrisindo Desa Padang Sambian Kaja, Denpasar Barat

Kata kunci : akuntansi pertanggungjawaban, evaluasi kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA PG. PRAJEKAN BONDOWOSO SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PT NARWASTU AGUNG SENTOSA ABSTRACT

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 11 TAHUN 2012 PENGESAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TAHUN ANGGARAN 2012

ABSTRACT. keyword: operating budget, management tools in controlling income.

1. Kuesioner variabel independent

EVALUASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA Studi kasus pada PT. Cahaya Buana Intitama

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA (Studi di Bagian Produksi PT. PAL Surabaya - Divisi Kapal Perang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. informasi yang mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

PERAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENILAIAN KINERJA MANAJER PADA PT. PAKERIN SURABAYA SKRIPSI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA*/** (EB) KODE / SKS : KK / 3 SKS

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA UD. SANGGING SERASI, TABANAN

PENENTUAN HARGA TRANSFER UNTUK PERUSAHAAN DOMESTIK Oleh Margono Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

Transkripsi:

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Abstract ZURAIDAH Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jl. Gajayana No. 50, Tlp 0341-558881, Fax. 0341-558881 e-mail: Idazuraidah94@yahoo.co.id Report would assist management in assessing whether each responsibility center has carried out his duties in accordance with the predetermined budget. Implementation of good accounting would create a system of control and performance assessment which will assist management in decision making. Accounting can also provide the basis to conduct an evaluation of the ability of all levels of management within the company. Once the importance of accounting information for the management of production costs as a tool to assess the performance and production manager as well as an attempt to direct the company's activities so that the goal can be achieved. Responsibility accounting is one of the concepts of accounting and management accounting systems are linked and adapted to the responsibility centers that exist in the organization. Istliah responsibility accounting will lead to accounting reporting process to how best to responsibility center managers can manage the work under the direct supervision and responsibility or who is a system that measures and action plans of each responsibility center. Keywords : responsibility accounting, cost of production, the production manager Abstrak Laporan pertanggungjawaban akan membantu pimpinan dalam menilai apakah setiap pusat pertanggungjawaban telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang baik akan menciptakan suatu sistem pengendalian dan penilaian prestasi yang nantinya akan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan. Akuntansi pertanggungjawaban juga dapat memberikan dasar untuk mengadakan evaluasi atas kemampuan setiap tingkatan manajemen dalam 1

perusahaan. Begitu pentingnya keberadaan informasi akuntansi pertanggungjawaban biaya produksi bagi pimpinan sebagai alat untuk menilai prestasi manajer produksi dan juga sebagai upaya untuk mengarahkan kegiatan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Istilah akuntansi pertanggungjawaban ini akan mengarah pada proses akuntansi yang melaporkan sampai bagaimana baiknya manajer pusat pertanggungjawaban dapat memanage pekerjaan yang langsung dibawah pengawasannya dan yang merupakan tanggung jawabnya atau suatu sistem yang mengukur rencana dan tindakan dari setiap pusat pertanggungjawaban. Kata kunci: akuntansi pertanggungjawaban, biaya produksi, manajer produksi. Adanya pendelegasian wewenang memberikan manfaat bagi perusahaan. Manfaatnya adalah memungkinkan masalah yang besar dan rumit dikelompokkan menjadi bagian yang lebih terkelola sehingga membantu manajer menengah ke bawah dalam pengambilan keputusan dan menyediakan suatu dasar untuk mengevaluasi kinerja dalam pengambilan keputusan. Selain itu dengan adanya pendelegasian wewenang masing-masing manager mempunyai tanggung jawab atas unit kerjanya. Dalam suatu perusahaan unit kerja yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab disebut pusat pertanggungjawaban. Tujuan dari suatu pusat pertanggungjawaban adalah dapat membantu pencapaian tujuan suatu organisasi atau perusahaan. Seorang manager produksi yang memimpin bagian produksi bertanggungjawab untuk menghasilkan produk tertentu dengan biaya atau masukan serendah mungkin sehingga bagian produksi hanya merupakan pusat biaya. Dalam hal ini bagian produksi akan dinilai berhasil apabila dapat menekan biaya produksi yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi. Oleh karena itulah manajemen dituntut untuk melakukan evaluasi atau pengukuran prestasi kerja manajer pusat pertanggungjawaban yang berada di bawah wewenangnya. Laporan pertanggungjawaban akan membantu pimpinan dalam menilai apakah setiap pusat pertanggungjawaban telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Penerapan akuntansi 2

Pusat Pertanggunjawaban pertanggungjawaban yang baik akan menciptakan suatu sistem pengendalian dan penilaian prestasi yang nantinya akan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan. Akuntansi pertanggungjawaban juga dapat memberikan dasar untuk mengadakan evaluasi atas kemampuan setiap tingkatan manajemen dalam perusahaan. Begitu pentingnya keberadaan informasi akuntansi pertanggungjawaban biaya produksi bagi pimpinan sebagai alat untuk menilai prestasi manajer produksi maka perlu dilakukan penelitian tentang akuntansi pertanggungjawaban biaya produksi dalam perusahaan sebagai upaya untuk mengarahkan kegiatan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Gambar 1. Alat evaluasi Pusat Biaya varian Pusat Pendapata n Varian Pusat Laba Lap R/L Kontribusi Pusat Investasi Rate of Return Sumber : Materi akuntansi pertanggungjawaban Dalam penelitian ini penulis melakukan studi kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Malang. PDAM Kabupaten Malang merupakan perusahaan daerah yang memberikan pelayanan, melindungi dan memanfaatkan serta menyelenggarakan fasilitas umum yang ada di Kabupaten Malang. Pada perusahaan ini seorang direktur mendelegasikan tugas dan wewenang kepada manajemen yang ada di bawahnya. Hal ini menimbulkan tanggungjawab bagi manajemen bawah untuk mempertanggungjawabkan tugas dan wewenang kepada manajemen yang ada di atasnya. 3

Gambar 2. TIPE PUSAT PER TAN GGUNG JAWABAN Pusat Biaya Cost center Pusat Penjualan Revenue center Pusat Laba Profit center Pusat Investasi Investment center Sumber : Materi akuntansi pertanggungjawaban METODE Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode ini adalah metode analisa data dengan mengadakan penganalisaan terhadap hal-hal yang menimbulkan masalah dengan prosedur teoritis serta perkiraan dengan logis. Seperti ; 1. Analisis Struktur Organisasi Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah struktur organisasi yang ada telah sesuai dengan konsep akuntansi pertanggungjawaban dimana terdapat desentralisasi wewenang dan tanggung jawab yang tegas untuk setiap tingkatan manajemen. 2. Analisis Laporan Biaya Produksi Tujuannya untuk mengetahui apakah laporan biaya tersebut mencantumkan anggaran dan realisasi biaya yang terjadi dan disusun menurut tingkatan manajemen pusat pertanggungjawaban. 3. Analisis Terhadap Penggolongan Biaya Tujuannya untuk mengetahui apakah perusahaan sudah melakukan pemisahan dan penggolongan unsur-unsur biaya menjadi biaya terkendali 4

dan biaya tidak terkendali, sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggungjawab atas terjadinya biaya tersebut. 4. Analisis Kode Rekening Biaya Tujuannya untuk mengetahui apakah klasifikasi biaya dan pengkodean rekening yang diterapkan telah sesuai dengan struktur organisasi yang ada sehingga mendukung penerapan akuntansi pertanggungjawaban. 5. Analisis Prestasi Kerja Tujuannya untuk mengetahui prestasi kerja manajer produksi dengan membandingkan antara anggaran dengan realisasinya. 6. Melakukan Analisis Varians Tujuannya untuk mempelajari dan menganalisa penyimpangan yang terkait dengan prestasi kerja manajer produksi dengan menggunakan analisis varians. Gambar 3. Perkembangan Fokus Metode Pengendalian Biaya SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TRADITIONAL RESPON. ACTIVITY BASED RESPON. SISTEM BIAYA STANDAR ACC ACC Fokus pengendalian Fokus pengendalian Fokus pengendalian pada terhadap konsumsi sumber daya oleh terhadap aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya harga pokok produk (product cost) Sumber Daya Aktivitas Produk Nilai sumber daya yang dikonsumsi Aktivitas mengkonsumsi Produk memerlukan Merupakan biaya sumber daya aktivitas 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Prestasi setiap manajer harus dinilai seberapa baik dan mampu ia mengelola hal-hal yang secara langsung berada di bawah pengendalian. Oleh karena itulah muncul adanya akuntansi pertanggungjawaban untuk mengetahui kinerja manajer tersebut dengan melihat pada anggaran dan realisasinya. Sedangkan menurut Mulyadi (2001:218) akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan atau pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok yang bertanggungjawab atas penyimpangan biaya dan atau pendapatan yang dianggarkan. Sulastiningsih dan Zulkifli (1999:278) menyebutkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur rencana (dengan anggaran) dan tindakan (dengan hasil aktual) yang digunakan untuk menilai prestasi pusatpusat pertanggungjawaban. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem untuk menilai prestasi manajer pusat-pusat pertanggungjawaban dengan terlebih dahulu mengklasifikasikan secara seksama biaya dan pendapatan organisasi atau perusahaan sesuai dengan berbagai tingkatan manajemen. Setiap tingkatan manajemen hanya dibebani biaya yang berada dibawah pengendaliannya, dan manajer bertanggungjawab atas penyimpangan antara tujuan yang dianggarkan dengan hasil sesungguhnya. Ketenagakerjaan PDAM Kabupaten Malang memiliki tenaga kerja sebanyak 591 orang yang terdiri atas tiga orang bertindak selaku Direktur, 24 orang di Bagian Umum, 8 orang di Bagian Personalia, 11 orang di Bagian Keuangan, 10 orang di Bagian Pelanggan, 10 orang di Bagian Perencanaan, 11 orang di Bagian Produksi dan Distribusi, 11 orang di Bagian Peralatan, 1 orang di Bagian Poliklinik, 11 orang di 6

staf SPI, 6 orang di bagian honorer SPI atau Satpam dan 5 orang di koperasi. Adapun pegawai yang lainnya tersebar di 23 unit PDAM Kabupaten Malang. Berikut ini data pegawai PDAM Kabupaten Malang berdasarkan unit kerja: No. Tabel 1. PDAM Kabupaten Malang Data Pegawai Berdasarkan Unit Kerja Nama Unit Kerja Karyawan (Orang) Keterangan Karyawati (Orang) Jumlah (Orang) 1. Unit Lawang 34 16 50 2. Unit Singosari 20 12 32 3. Unit Karangploso 16 8 24 4. Unit Pujon 14 2 16 5. Unit Ngantang 7 2 9 6. Unit Kepanjen 24 7 31 7. Unit Pakisaji 19 9 28 8. Unit Bantur 9 2 11 9. Unit Donomulyo 10 1 11 10. Unit Ampelgading 7-7 11. Unit Dampit 13 3 16 12. Unit Turen 15 3 18 13. Unit Gondanglegi 15 3 18 14. Unit Bululawang 15 4 19 15. Unit Tumpang 13 5 18 16. Unit Sumbermanjing Wetan 8 1 9 17. Unit Pakis 25 8 33 18. Unit Poncokusumo 14 7 21 19. Unit Tajinan 17 3 20 20. Unit Ngajum 10 4 14 21. Unit Jabung 7 2 9 22. Unit Dau 14 3 17 Jumlah 326 105 431 Sumber : PDAM Kabupaten Malang (diolah) 7

Anggaran Penyusunan anggaran sangatlah penting bagi perusahaan. Di antaranya adalah untuk menentukan perkiraan seluruh pendapatan dalam tahun yang akan datang berdasarkan evaluasi dari pelaksanaan anggaran tahun sebelumnya. Selain itu anggaran juga digunakan sebagai pedoman untuk menentukan prioritas program kerja sesuai dengan kemampuan dana yang ada sehingga pelaksanaan kerja dapat mencapai hasil guna dan daya guna yang optimal. Adapun proses penyusunan anggaran pada PDAM Kabupaten Malang adalah sebagai berikut: Bagan 2 PDAM Kabupaten Malang Bagan Proses Penyusunan Anggaran Direksi 2 5 3 4 Bupati Tim Anggaran 1 6 Bagian/Unit Sumber : PDAM Kabupaten Malang (diolah) Analisis Sistem Pelaporan Biaya Sistem pelaporan biaya dalam akuntansi pertanggungjawaban pada penelitian ini ditekankan untuk penilaian kerja manajer pusat biaya. Melalui laporan ini akan diketahui perbandingan antara anggaran dan biaya aktual. Bentuk pelaporan yang sesuai dengan konsep akuntansi pertanggungjawaban menunjukkan adanya sistem pelaporan yang bergerak dari 8

bawah ke atas yaitu bergerak dari pusat pertanggungjawaban yang terendah hingga pusat pertanggungjawaban yang tertinggi. Agar pelaporan biaya yang dilakukan memenuhi syarat yang diterapkan dalam akuntansi pertanggungjawaban maka perusahaan perlu membuat laporan pertanggungjawaban yang sesuai dengan struktur organisasi yang ada. Dalam laporan pertanggungjawaban harus menunjukkan adanya anggaran, realisasi dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Selain itu dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban juga harus mengelompokkan biaya-biaya yang ada menurut dapat tidaknya biaya tersebut dikelompokkan oleh pusat biaya yang bersangkutan. Analisis Varian a. Varians Biaya Bahan Baku 1) Varians harga bahan Varians harga bahan (harga per unit aktual harga per unit standar) x kuantitas yang dibeli (Rp 25.00 Rp 25.00) x Rp 190.792 0 2) Varians kuantitas bahan Varians kuantitas bahan (kuantitas aktual pemakaian kuantitas standar yang dijalankan) x harga/unit standar (934.5 m 3 946 m 3 ) x Rp 25 Rp 2787,5 Dari perhitungan varians biaya bahan baku dapat diketahui bahwa selisih harga bahan adalah 0 (nol). Ini berarti bahwa perusahaan tidak mengalami laba atau keuntungan. Sedangkan untuk selisih kuantitas bahan mengalami keuntungan 9

sebesar Rp 2787,5. Hal ini disebabkan karena kuantitas sesungguhnya yang dipergunakan lebih kecil daripada kuantitas standar yang disyaratkan. b. Varian biaya tenaga kerja langsung 1) Penetapan tarif biaya tenaga kerja langsung a) Tarif standar biaya tenaga kerja langsung Jumlah anggaran biaya tenaga kerja langsung standar Jumlah jam kerja standar Rp 2.040.000.000,00 2.016 Rp 1.011.904,762 b) Tarif aktual biaya tenaga kerja langsung Rp 1.641.786.304,00 2.184 Rp 751.733,656 2) Varians Biaya Tenaga Kerja Langsung a) Varians Tarif Pekerja Varians tarif pekerja (tarif aktual pekerja tarif standar b) Varians efisiensi pekerja Varian efisiensi pekerja Jumlah biaya tenaga kerja langsung aktual Jumlah jam kerja aktual pekerja) x jam kerja aktual (Rp 751.733,656 Rp 1.011.904,762) x 2.184 Rp 568.213.695,5 M (jam kerja aktual jam kerja standar) x tarif pekerja standar (2.184 2.016) x Rp. 1.011.904,762 Rp 170.000.000 (M) Dari hasil perhitungan varian tenaga kerja langsung dapat diketahui bahwa selisih tarif pekerja menguntungkan sebesar Rp 568.213.695,5. Hal ini disebabkan karena tarif yang sesungguhnya tidak melebihi tarif standar perusahaan. Sedangkan untuk selisih efisiensi pekerja juga menguntungkan 10

perusahaan karena tarif yang sesungguhnya tidak melebihi tarif standar perusahaan. c. Varian Overhead Pabrik 1) Penetapan tarif biaya overhead pabrik a) Tarif biaya overhead pabrik Tarif biaya overhead pabrik : Rp 2.947.204.309,00 2.016 Rp 1.461.906,89 b) Tarif biaya overhead pabrik tetap Tarif biaya overhead pabrik tetap : Rp 2.478.404.309 2.016 Rp 1.229.367,217 c) Tarif biaya overhead pabrik variabel Tarif biaya overhead pabrik variabel: Rp 370.000.000,00 2.016 Rp 183.531,746 2) Analisis varians biaya overhead pabrik a) Metode dua varian Varians terkendali - Biaya overhead pabrik aktual Rp 2.511.057.631 - Anggaran Jumlah anggaran biaya overhead pabrik Jumlah jam standar Jumlah anggaran biaya overhead pabrik tetap Jumlah jam standar Jumlah anggaran biaya overhead pabrik variabel Jumlah jam standar Biaya overhead pabrik tetap Rp 2.478.404.309 Biaya overhead pabrik variabel 11

(Rp 183.531,746 x 2.016) Rp 370.000.000 + Rp 2.484.404.309 - Rp 337.346.678 (M) Varians volume - Anggaran Rp 2.848.409.309 - FOH disyaratkan (Rp 1.169.525,52 x 2.184) Rp 2.947.204.290 Rp 98.799.981,24 (M) b) Metode tiga varians Varians pengeluaran - FOH Aktual Rp 2.511.057.631 - FOH disyaratkan FOH tetap Rp 2.478.404.309 + FOH variabel (Rp 183.531,75 x 2.184) Rp 400.833.333 + Rp 2.879.237.642 - Rp 368.180.011 (M) Varians kapasitas menganggur - FOH disyaratkan Rp 2.947.204.290 - FOH disyaratkan (2.184 x Rp 1.461.906,89) Rp 3.192.804.648 - Rp 245.600.358 (M) Varians efisiensi Varians efisiensi (jam kerja aktual jam kerja standar yang dibebankan pada produksi) x tarif FOH (2.016 2.184) x Rp. 1.461.906,89 c) Metode empat varians Varians pengeluaran Varians Kapasitas Menganggur Perhitungan varians pengeluaran dan varians kapasitas menganggur sama dengan perhitungan pada metode tiga varians di atas. 12

Varians efisiensi tetap Varians efisiensi tetap Varians efisiensi variabel Varians efisiensi variabel (jam kerja aktual jam kerja standar dijalankan) x tarif FOH tetap (2.016 2.184) x Rp 1.229.367,217 Rp 206.533.692,4 (M) (jam kerja aktual jam kerja standar dijalankan) x tarif FOH variabel (2.016 2.184) x Rp 183.531,746 Rp 30.833.333,33 (M) d) Varians FOH total - FOH Aktual Rp 2.511.057.631 - FOH disyaratkan (Rp 1.461.906,89 x 2.184) Rp 3.192.804.648 - Rp 681.747.017 (M) Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa varian overhead pabrik total menguntungkan, yaitu sebesar Rp 681.747.017,00. Melalui perhitungan varians dengan menggunakan berbagai metode di atas dapat diketahui adanya selisih terkendali yang menguntungkan, selisih volume yang menguntungkan dan selisih efisiensi yang menguntungkan. Adapun adanya selisih tersebut disebabkan karena biaya overhead pabrik aktualnya lebih kecil daripada biaya overhead pabrik yang disyaratkan. 13

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penerapan struktur organisasi PDAM Kabupaten Malang sudah berjalan dengan baik. Tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing bagian atau unit sudah jelas. Hubungan kerja antara bagian yang satu dengan bagian yang lain juga sudah ditetapkan secara tegas. Penyusunan anggaran yang dilakukan oleh PDAM Kabupaten Malang sudah melibatkan seluruh bagian dalam organisasi perusahaan. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban biaya produksi sebagai alat untuk menilai prestasi kerja manajer produksi dapat dilakukan dengan analisis varians yang meliputi varians bahan baku, varians tenaga kerja langsung, dan varians overhead pabrik. Saran Perusahaan hendaknya memisahkan biaya berdasarkan dapat tidaknya biaya tersebut dikendalikan. Hal ini dimaksudkan mempermudah manajemen untuk mengendalikan biaya yang menjadi tanggung jawabnya. Pemberian kode rekening hendaknya disusun berdasarkan tingkatan manajemen yang ada pada struktur organisasi perusahaan. Sistem pelaporan biaya yang dibuat secara periodik oleh perusahaan hendaknya benar-benar merupakan umpan balik dari wewenang dan tanggungjawab yang dilimpahkan oleh manajer pusat pertanggungjawaban. Sistem pelaporan biaya hendaknya dibuat sesuai dengan tingkatan manajemen struktur organisasi yang ada sehingga dapat dijadikan sebagai alat penilaian prestasi manajer produksi dalam perusahaan. 14

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Anthony, Dearden, Bedford. 1992. Hakekat Pengendalian Manajemen. Dalam Maulana, Agus. Sistem Pengendalian Manajemen. Baridwan, Zaki. 1998. Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode. Yogyakarta: YPFE. Horngern, Charles, George Foster. 1991. Akuntansi Biaya: Suatu Pendekatan Manajerial. Jilid I. Jakarta: Erlangga. Harnanto. 1992. Akuntansi Biaya: Perhitungan Harga Pokok Produksi. Edisi I. Yogyakarta: BPFE. Hariadi, B. 1992. Akuntansi Manajemen: Suatu Pengantar. Yogyakarta: BPFE. Matz, Adolph, Milton F. Usry. 1996. Akuntansi biaya: Perencanaan dan Pengendalian. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya: Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya. Yogyakarta: BPFE. Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sugiri, S. 1999. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta. AMP YKPN. Supriyono, RA. 1999. Akuntansi Manajemen: Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Proses Perencanaan. Yogyakarta: BPFE. 15