PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PT NARWASTU AGUNG SENTOSA ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PT NARWASTU AGUNG SENTOSA ABSTRACT"

Transkripsi

1 1 PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PT NARWASTU AGUNG SENTOSA Lucia Ika Andriningtyas Dini Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT Responsibility accounting can be used as a means of assessing manager performance that is by comparing between budget and actual result or the realization of implementation that is the responsibility of each responsibility center so the targets and the goals which have been set can be reached. The components which support the implementation of responsibility accounting is organization structure, budget, account code, income statement, and operating cost and achievement assessment of each component. The purpose of this research is to evaluate and to assess the marketing manager performance based on the responsibility center at PT Narwastu Agung Sentosa. This research is a qualitative approach type and the data analysis uses qualitative methods in searching, collecting, and then processing the data which has correlation with responsibility accounting. Based on the result of the research which correlated with the implementation of responsibility accounting can be concluded as follow: (1) the company has implemented decentralization system and has organization structure which is supported by clear job description and there is a delegation of responsibility and authority to the divisions in the company, (2) the company has not performed the classification whether the revenue and expenditure is controllable or not so revenue and expenditure control become less effective since the revenue that has been obtained and expenditure that has been expensed cannot be traced directly, (3) The giving of code for each of revenue and expenditure shows that company s revenue and expenditure accounting system is already adequate, only in the classification of revenue, expenditure, and account code the separation has not been carried out clearly, (4) the responsibility report of marketing manager efficient since the revenue can be realized and the realization of expenditure does not over the budget. Keywords: responsibility accounting, budget, expenditure, and manager s achievement ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk untuk mengevaluasi dan menilai prestasi manajer pemasaran berdasarkan pusat pertanggungjawaban pada PT Narwastu Agung Sentosa. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu pelaksanaan analisis data dimana peneliti tidak menggunakan perhitungan statistik, tetapi dilakukan dengan mengemukakan uraian-uraian serta penjelasan. Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan penerapan akuntansi pertanggungjawaban dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Perusahaan telah menerapkan sistem desentralisasi serta memiliki struktur organisasi yang didukung dengan job description yang jelas serta adanya pendelegasian wewenang dan tanggungjawab kepada bagian-bagian dalam perusahaan,(2) Perusahaan belum melakukan klasifikasi berdasarkan terkendali tidaknya suatu pendapatan dan biaya sehingga pengendalian pendapatan dan biaya menjadi kurang efektif karena tidak dapat ditelusuri secara langsung pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan, (3) Pemberian kode untuk masing masing jenis perkiraan dari pendapatan dan biaya menunjukkan bahwa sistem akuntansi pendapatan dan biaya perusahaan memadai, hanya saja dalam pengklasifikasian pendapatan, biaya dan kode rekening belum melakukan pemisahan secara jelas, (4) Laporan pertanggungjawaban manajer pemasaran dikatakan efisien karena pendapatan yang dianggarkan dapat direalisasikan serta realisasi biaya tidak melebihi anggaran. Kata kunci: akuntansi pertanggung jawaban, anggaran, biaya dan prestasi manager

2 2 PENDAHULUAN Kehidupan dunia perekonomian tidaklah semudah yang dibayangkan dan sesederhana seperti apa yang terlihat. Begitu pula dalam menjalankan suatu perusahaan. Tercapainya tujuan perusahaan menjadi salah satu prioritas utama berjalannya suatu perusahaan. Karena setiap perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu baik itu perusahaan yang bergerak di bidang jasa, dagang maupun industri. Untuk perusahaan yang bersifat profit oriented, tujuan perusahaan biasanya dibagi menjadi dua, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Pada umumnya tujuan jangka pendek perusahaan adalah untuk memperoleh laba/ keuntungan seoptimal mungkin. Sedangkan tujuan jangka panjang perusahaan sangat beragam, mulai dari kelangsungan hidup, pertumbuhan perusahaan maupun menciptakan kesejahteraan anggota masyarakat. Pengaruh lingkungan dan perkembangan suatu perusahaan yang semakin kompleks mengakibatkan tugas manajemen puncak dalam mencapai tujuan perusahaan semakin sulit dan kompleks pula. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perusahaan harus senantiasa berusaha meningkatkan efektivitas maupun efisiensi dalam tiap strategi yang dilakukan, baik menjalankan seluruh fungsi yang ada dalam perusahaan maupun mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan pengambilan keputusan. Untuk memastikan bahwa perusahaan melaksanakan strateginya secara efektif dan efisien, manajemen melakukan suatu proses yang disebut dengan pengendalian. Pengendalian dapat dilakukan dengan membentuk unit-unit kekuasaan kecil yang disebut pusat pertanggungjawaban agar mampu menunjang kinerja perusahaan tersebut secara efektif dan efisien. Hal ini juga tidak terlepas dari keterbatasan para pimpinan untuk mengawasi secara langsung dan terus menerus jalannya perusahaan secara keseluruhan. Terlebih bila perusahaan yang memiliki perluasan usaha hingga di beberapa daerah, maka pembentukan pusat pertanggungjawaban adalah suatu keharusan. Dalam kondisi demikian peranan akuntansi sebagai sumber informasi dapat mengisi tugas untuk menyediakan informasi informasi yang diperlukan manajemen, agar manajemen dapat mengetahui segala kejadian kejadian finansial dalam perusahaan setiap saat. Dari segi manajemen, akuntansi sebenarnya merupakan alat manajemen untuk memberi informasi tentang kejadian kejadian selama satu periode waktu, sehingga manajemen sanggup menguasai keadaan perusahaan, mengetahui jalannya operasi dengan baik maupun sanggup menguasai jalannya operasi demi efisiensi kerja. Efisiensi kerja adalah merupakan salah satu tujuan penting bagi manajemen. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu jalan adalah dengan mengadakan pengawasan melalui pengendalian terhadap biaya biaya usaha. Pengendalian yang baik adalah sistem pengendalian manajemen merupakan alat yang baik yang dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan. Hal itu dilaksanakan melalui pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari tingkatan manajemen yang lebih tinggi kepada unit-unit organisasi atau pusat pertanggungjawaban yang masing-masing dipimpin oleh seorang manajer. Manajer tersebut bertanggung jawab atas aktifitas yang menjadi wewenangnya dan setiap pusat pertanggungjawaban tersebut menjalankan peranan yang telah ditentukan. Dalam melaksanakan pengendalian tersebut seorang manajer harus melakukan evaluasi terhadap aktifitas yang telah dilakukan. Proses evaluasi tersebut mencakup penetapan suatu sistem pengukuran, perbandingan hasil yang dicapai dengan standar atau target yang telah ditetapkan sebelumnya dalam periode tertentu. Hasil kerja suatu pusat pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting bagi manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang kemudian dinyatakan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban merupakan tahap yang penting dalam proses pengendalian, yang secara efektif menyampaikan informasi pada semua tingkatan manajemen. Laporan pertanggungjawaban inilah yang nantinya dapat digunakan sebagai

3 3 sarana atau alat menilai kinerja manajer yaitu dengan cara membandingkan antara anggaran dengan hasil aktual atau realisasi pelaksanaan yang merupakan tanggung jawab dari masing-masing pusat pertanggungjawaban, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang dapat diungkap adalah Bagaimana penerapan pusat pertanggungjawaban dapat digunakan untuk menilai prestasi manajer pemasaran pada PT Narwastu Agung Sentosa?. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan menilai prestasi manajer pemasaran berdasarkan pusat pertanggungjawaban pada PT Narwastu Agung Sentosa. TINJAUAN TEORETIS Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban banyak dipakai oleh perusahaan dan badan usaha lainnya karena memungkinkan perusahaan untuk merekam seluruh aktivitas usahanya, kemudian mengetahui unit yang bertanggungjawab atas aktivitas tersebut, dan menentukan unit usaha mana yang tidak berjalan secara efisien. Adapun empat karakteristik sistem akuntansi pertanggungjawaban menurut Mulyadi (2009:191), yaitu: 1) Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban; 2) Standar yang ditetapkan sebagai tolak ukur kinerja manajer yang bertanggung jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu; 3) Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dan anggaran; 4) Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan kebijakan yang lebih tinggi. Menurut Ikhsan dan Ishak (2005:139) akuntansi pertanggungjawaban merupakan istilah yang digunakan dalam menjelaskan akuntansi perencanaan serta pengukuran dan evaluasi kinerja sepanjang garis pertanggungjawaban. Hansen dan Mowen (2005: 116), Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Samryn (2006:15-16) akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen. Konsep Dasar Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut Usry dan Hammer (2007:454) konsep dasar akuntansi pertanggungjawaban lebih menunjukkan pada syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban. Konsep dasar sebagai berikut: 1) Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan atas pengelompokan tanggung jawab (departemen-departemen) manajerial pada setiap tingkat dalam suatu organisasi, dengan tujuan membentuk anggaran bagi masingmasing departemen; 2) Titik awal dari sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban terletak pada bagan organisasi dimana ruang lingkup wewenang telah ditentukan. Wewenang mendasari pertanggungjawaban biaya tertentu dan dengan pertimbangan serta kerjasama antar penyelia, kepala departemen atau manajer biaya tersebut dituangkan dalam anggaran perusahaan; 3) Setiap anggaran harus secara jelas menunjukkan biaya-biaya yang terkendali oleh personel yang bersangkutan. Bagan perkiraan harus disesuaikan supaya dapat dilakukan pencatatan atas beban terkendali atau yang dipertanggungjawabkan berdasarkan dalam cakupan wewenang yang dilimpahkan. Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban menurut Sriwidodo (2010) ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas aktivitas yang dilakukan atau unit organisasi yang dipimpinnya. Pusat pertanggungjawaban dapat

4 4 dipandang sebagai suatu sistem yang mengelola masukan (input) menjadi keluaran (output). Input dapat berupa bahan baku, tenaga kerja, atau berbagai jenis jasa lain. Semua bahan masukan diproses dalam pusat-pusat pertanggungjawaban. Supriyono (2008:326) adalah suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas pusat pertanggungjawaban. Dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas ini digunakan sumber-sumber yaitu input biaya yang dibebankan ke pusat pertanggungjawaban dimaksud untuk menghimpun input yang dipakai dalam periode waktu tertentu seperti seminggu atau sebulan. Dari pengertian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam suatu pusat pertanggungjawaban terjadi penggolongan input menjadi output. Hubungan Input dan Output dan Pengukurannya Hubungan input dan output pusat pertanggungjawaban untuk memastikan hubungan yang optimal antara input dan output (Anthony dan Govindarajan, 2009:172). Hubungan antara input (masukan) dan output (keluaran) suatu pusat pertanggungjawaban mempunyai karakteristik tertentu. Hampir semua masukan suatu pusat pertanggungjawaban dapat diukur kuantitatif, namun tidak semua keluaran pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara kuantitatif. Karakteristik hubungan masukan dan keluaran pusat pertanggungjawaban yaitu (Anthony dan Govindarajan, 2009:172): 1) Masukan pertanggungjawaban mempunyai hubungan nyata antara masukan dengan keluaran ditentukan oleh teknologi atau oleh kondisi yang mengharuskan konsumsi sumber daya tertentu untuk menghasilkan keluaran tertentu; 2) Masukan pusat pertanggungjawaban mempunyai hubungan artifisial atau semu dengan keluarannya; 3) Masukan pusat pertanggungjawaban mempunyai hubungan erat dengan keluarannya; 4) Masukan pusat peertanggungjawaban mempunyai hubungan tidak erat dengan keluarannya. Jenis Jenis Pusat Pertanggungjawaban Menurut Anthony dan Govindarajan (2009:175) pusat pertanggung jawaban adalah suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Kegiatannya adalah mengolah masukan (bahan, tenaga kerja atau jasa) menjadi keluaran (barang atau jasa) yang diserahkan kepada pusat pertanggungjawaban yang lain dalam suatu organisasi atau dijual kepada pihak luar yang merupakan penghasilan bagi pusat pertanggungjawaban tersebut. Ada empat jenis pusat tanggung jawab, digolongkan menurut sifat input dan output moneter yang diukur untuk tujuan pengendalian : 1) Pusat Biaya (Cost Center), menurut Hansen dan Mowen (2005:116): Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab hanya terhadap biaya; 2) Pusat Pendapatan (Revenue Center), menurut Supriyono (2008:361) pusat pendapatan adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang kinerjanya dinilai atas dasar pendapatan pusat pertanggungjawaban tersebut; 3) Pusat Laba (Profit Center), adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang kinerja manajemennya dinilai atas dasar selisih pendapatan dengan biaya dalam pusat pertanggungjawaban tersebut. Adapun yang menjadi perhatian dalam pusat pertanggungjawaban itu adalah besar laba yang diperoleh, yaitu dengan membandingkan biaya sebagai input dengan pendapatan sebagai output (Anthony dan Govindarajan, 2009:237); 4) Pusat Investasi (Investment Center), menurut Supriyono (2008:469) pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang manajernya dinilai kinerjanya atas dasar laba yang diperoleh dihubungkan dengan investasinya. Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut Viyanti dan Se Tin (2010), Sistem Akuntansi pertanggungjawaban dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu: 1) Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional

5 5 (traditionally responcibility accounting), yaitu akuntansi pertanggungjawaban yang menfokuskan pengendalian terhadap konsumsi sumber daya oleh responsible manajer; 2). Activity-based responsibility accounting, yaitu akuntansi pertanggungjawaban yang memfokuskan pengendalian terhadap aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya; 3) Sistem biaya standar yaitu akuntansi manajemen tradisional menekankan pengendalian terhadap harga pokok penjualan (product cost). Dalam akuntansi pertanggungjawaban, pihak yang diberi wewenang harus melaporkan hasil kerja yang dicapainya yang disebut laporan pertanggungjawaban karena akuntansi pertanggungjawaban itu sendiri berawal dari adanya tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam struktur organisasi. Pendelegasian wewenang itulah yang akan menimbulkan tanggung jawab kepada orang yang memberi wewenang. Akuntansi pertanggungjawaban mempermudah bagi pimpinan perusahaan dalam pendelegasian wewenang pengambilan keputusan. Setiap manajer pada tingkat menengah akan diberi kekuasaan atas suatu bagian yang lebih kecil dan dalam akuntansi pertanggungjawaban akan di evaluasi prestasinya. Jadi pimpinan perusahaan selain mendapat laporan mengenai informasi akuntansi, juga akan membantu memberikan motivasi bagi setiap manajer. Struktur Organisasi Dalam pusat pertanggungjawaban setiap manajer dalam organisasi bertanggungjawab kepada atasannya atas segala kegiatan yang berada dibawah pengendaliannya. Maka dari itu, perlu disusun suatu struktur organisasi agar wewenang dan tanggungjawab dari setiap pimpinan. Struktur organisasi mencerminkan pembagian dan wewenang dalam perusahaan. Melalui struktur organisasi, manajemen melaksanakan pendelegasian wewenang untuk melaksanakan tugas khusus kepada lower manager agar pembagian kerja yang bermanfaat. Menurut Wahyuningsih (2012) struktur organisasi merupakan alat pengendalian organisasi yang menunjukkan tingkat pendelegasian wewenang manajemen puncak dalam pembuatan keputusan kepada senior manajer dan manajer level menengah yang secara ekstrem dikelompokkan menjadi dua: Sentralisasi dan Desentralisasi. Sedangkan menurut Supriyono (2008:2) struktur organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja bersama sama untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Struktur organisasi merupakan rerangka hubungan antar satuan satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang yang masing masing mempunyai peranan tertentu dalam kesatuan yang utuh. Mulyadi (2009:183) memberikan definisi struktur organisasi sebagai berikut: struktur organisasi mencerminkan pembagian dan hirarki wewenang dalam perusahaan. Melalui struktur organisasi, manajemen melaksanakan pendelegasian wewenang untuk melaksanakan tugas khusus kapada manajemen yang lebih bawah, agar dapat tercapai pembagian pekerjaan yang bermanfaat. Ada tiga struktur yang bisa digunakan oleh perusahaan dengan menyesuaikan tujuan yang ingin dicapai, yaitu (Anthony dan Govindarajan, 2009:180): 1) Struktur organisasi fungsional, berdasarkan fungsi memisahkan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi perusahaan; 2) Sruktur organisasi divisional, dalam struktur organisasi ini pemisahan bagian-bagian tidak berdasarkan fungsi operasi dan staf tetapi berdasarkan jenis produk yang dibuat atau bidang usaha; 3) Struktur organisasi matriks. Dalam organisasi matrik, manajer suatu proyek selain bertanggung jawab terhadap keberhasilan proyeknya, juga bertanggungjawab terhadap unit-unit fungsional. Masalahnya pengendalian manajemen pada organisasi matrik jelas lebih sulit dibandingkan dengan bentuk organisasi lainnya. Perencanaan harus disesuaikan pula dengan kebutuhan program atau proyek dan disesuaikan pula dengan kebutuhan program atau proyek dan disesuaikan pula dengan sumber daya yang tersedia pada unit-unit fungsional.

6 6 Anggaran Definisi anggaran (budget) menurut Simamora (2006: 201) yaitu sebuah rencana kuantitatif aktivitas usaha sebuah organisasi. Anggaran mengidentifikasi sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode dianggarkan. Anggaran memperlihatkan bagaimana sumber daya diharapkan akan diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. Dapat juga dikatakan bahwa anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program (programming). Sedang menurut Supriyono, (2008:82) anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Seperti yang dikemukakan oleh Anthony et al. (dalam Wahyuningsih, 2012) bahwa empat tujuan pokok dari penyusunan anggaran adalah: 1) Memperbaiki rencana strategis; 2) Mengkoordinasikan aktivitas berbagai bagian organisasi; 3) Menyerahkan tanggung jawab kepada manajer, memberikan otorisasi besarnya biaya yang boleh dikeluarkan, dan memberikan umpan balik kepada manajer atas kinerja mereka; 4) Sebagai perjanjian dan komitmen yang merupakan dasar untuk mengevaluasi kinerja manajer sesungguhnya. Biaya Menurut Mulyadi (2009:8) biaya adalah sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa biaya berarti pengorbanan ekonomi yang bertujuan untuk memperoleh manfaat saat ini maupun manfaat yang akan datang. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut diatas: 1) Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi; 2) Diukur dalam satuan uang; 3) Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi; 4) Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Klasifikasi biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya ke dalam berbagai kategori untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi biaya yang akan digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Biaya dalam suatu pusat pertanggungjawaban tidak selalu sebagai akibat dari keputusan yang diambil oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan, maka dalam pelaporan biaya setiap pusat pertanggungjawaban, harus dipisahkan antara biaya-biaya yang terkendali dengan biayabiaya yang tidak terkendali. Pemisahan biaya menjadi terkendali dan tidak terkendali bagi seseorang sejak penetapan anggaran adalah sangat penting agar tidak terjadi tanggung jawab ganda terhadap biaya tertentu dan agar setiap pimpinan pusat biaya dapat mengetahui dengan jelas batas-batas tanggung jawabnya. Demikian pula menurut Blocher dan Lin (2002: 96), biaya untuk pengendalian dapat diklasifikasikan menjadi: 1) Biaya terkendali (controllable cost). Biaya dikatakan terkendali jika manajer atau pekerja mempunyai kebijakan dalam keputusan terjadinya biaya atau secara signifikan dapat mempengaruhi jumlah biaya dalam suatu periode tertentu yang biasanya jangka pendek.; 2) Biaya tak terkendali (uncontrollable cost). Biaya dikatakan tak terkendali jika manajer atau pekerja tidak mempunyai kebijakan dalam keputusan terjadinya biaya atau secara signifikan tidak dapat mempengaruhi jumlah biaya dalam satu periode tertentu yang biasanya jangka pendek. Kode Rekening Biaya Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban menghendaki adanya pengumpulan dan pelaporan biaya yang berada dibawah kendali tiap-tiap tingkatan manajemen. Biaya yang terjadi harus

7 7 diklasifikasikan dan diberi kode rekening sesuai dengan pusat-pusat pertanggungjawaban. Pengolahan data akuntansi sangat tergantung pada penggunaan kode untuk mencatat, mengklasifikasikan, menyimpan, dan mengambil data keuangan. Kode adalah suatu rerangka (framework) yang menggunakan angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk memberi tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat. Pemberian kode dapat memudahkan proses pencarian perkiraan yang dibutuhkan, pencatatan, pengklasifikasian, dan pelaporan data akuntansi. Dengan adanya kode akan memudahkan identifikasi dan pembedaan elemen-elemen yang ada dalam suatu klasifikasi. Untuk dapat segera mengetahui dan membedakan perkiraan-perkiraan dalam proses pencarian, maka kode yang digunakan harus disusun secara konsisten. Ada beberapa cara yang digunakan dalam proses pengkodean antara lain dengan menggunakan angka, huruf atau kombinasi keduanya oleh karena biaya yang terjadi dikumpulkan untuk setiap tingkat manajemen, maka biaya-biaya tersebut harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkat-tingkat manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi. Setiap tingkatan manajemen merupakan pusat pertanggungjawaban dan akan dibebani dengan biaya-biaya yang terjadi didalamnya yang dipisahkan antara biaya terkendali dan tidak terkendali. Dua cara yang dapat dilaksanakan dalam pemberian kode (Mulyadi, 2009:198): 1. Metode kelompok (group code method).sifat-sifat khusus dalam metode ini adalah sebagai berikut: (a) Posisi masing-masing angka mempunyai arti, dimana angka yang paling kiri adalah kode golongan perkiraan dan angka paling kanan adalah kode jenis rekening; (b) Setiap kode dalam perkiraan terdiri dari angka-angka yang sudah ditetapkan terlebih dahulu, dimana masing-masing angka mewakili jenis rekening. Rekening buku besar diberi kode angka dengan metode kode kelompok. Dalam keadaan yang ideal, kode rekening pembantu biaya terdiri dari tujuan angka sehingga cara pemberian kodenya nampak pada gambar 1. x x x x xx Kelompok Rekening Biaya Pusat Pertanggungjawaban Direksi Pusat Pertanggungjawaban Departemen Pusat Pertanggungjawaban Bagian Jenis Biaya Sumber: Mulyadi (2009:198) Gambar 1 Arti Posisi Angka Dalam Kode Rekening 2. Kode Blok (Block Code). Kode yang diberikan kepada setiap klasifikasi tidak menggunakan urutan-urutan digit tetapi dengan memberikan satu blok nomer untuk setiap kelompok. Jadi disini, kode diberikan pada setiap kelompok yang dimulai dengan angka-angka tertentu juga merupakan satu blok nomer kode. Contoh kode blok sebagaimana Tabel 1.

8 8 Tabel 1 Nomer Rekening Kode Blok Golongan Perkiraan Nomor Rekening a. Aktiva b. Utang c. Modal d. Pendapatan e. Biaya Sumber: Mulyadi (2009:198) 3. Setsel Rekening Desimal. Melalui cara ini, perkiraan ini diklasifikasikan menjadi golongan, kelompok, dan jenis rekening. Masing-masing berjumlah maksimal 10. Seperti kelompok golongan maupun jenis perkiraan diberi nomer kode mulai dari 0 sampai 9. Sistem Pelaporan Bentuk pertanggungjawaban dari akuntansi pertanggungjawaban disajikan dalam laporan tertulis, atau disebut performance report. Dari laporan tersebut manajemen dapat mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga dapat segera membuat keputusan tindakan koreksi yang bisa diambil. Selain itu dari laporan yang dibuat, manajemen dapat memperoleh gambaran untuk menilai sampai dimana kemampuan karyawannya dalam menjalankan tugas yang diberikan. Laporan yang dibuat harus disesuaikan dengan tindakan manajemen yang menerimanya (Mulyadi, 2009:182) Setiap pusat pertanggungjawaban yang ada perlu memberikan laporannya, guna mengevaluasi hasil pekerjaan, mempermudah dalam kinerja manajer. Ada dua tipe laporan yang berkenaan dengan tujuan tersebut, yaitu: 1) Laporan pelaksanaan. Laporan pelaksanaan dirancang untuk menunjukkan bagaimana sebaiknya pusat pertanggungjawaban sebagai kesatuan ekonomi; 2. Laporan ertanggungjawaban. Sistem pelaporan diperlukan dalam penilaian prestasi karena dapat memantau kinerja masingmasing pusat pertanggungjawaban. Biasa disebut juga sebagai laporan kinerja atas perannya dalam penilaian kinerja manajer. Informasi akuntansi sangat berguna, baik untuk pihak intern organisasi perusahaan maupun untuk pihak ekstern perusahaan. Laporan pertanggungjawaban berisi perbandingan antara rencana kerja yang tertuang dalam anggaran dengan pelaksanaan sesungguhnya. Dengan laporan pertanggungjawaban, atasan dapat mengetahui sampai seberapa jauh pelaksanaan tugas-tugas yang didelegasikan kepada bawahan dengan membandingkannya dengan anggaran. Laporan pertanggungjawaban dalam akuntansi pertanggungjawaban disusun secara periodik dan lebih terarah pada kemampuan para manajer dalam mengendalikan biaya sesuai dengan wewenang dan tingkatan manajemen dalam rangka penilaian kinerja. Penilaian Prestasi Prestasi kerja atau yang biasa juga disebut kinerja adalah kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian tujuan perusahaan (Sriwidodo, 2010). Menurut Mulyadi (2009:415) penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode dan teknik yang digunakan dalam mengukur tindakan dan prilaku yang dihubungkan dengan suatu evaluasi kinerja juga akan mempengaruhi motivasi dari anggota organisasi. Lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan produktivitas dan sebaliknya lingkungan kerja yang buruk akan menghasilkan semangat kerja yang rendah serta menurunkan motivasi dalam memenuhi rencana yang telah ditetapkan.

9 9 Tujuan penilaian kinerja menurut Mulyadi (2009:416) adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar prilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar memperoleh hasil yang diinginkan. Standar prilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Manfaat yang akan diperoleh evaluasi kinerja bagi manajemen, menurut Mulyadi (2009:416), adalah untuk: 1) Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimal; 2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer dan pemberhentian; 3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan; 4) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka; 5) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Rerangka Pemikiran Rerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu bagan seperti yang tersaji pada gambar 2. Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Menilai Prestasi Manajer Struktur Organisasi Sistem Anggaran Klasifikasi Kode Rekening Laporan Pertanggungjawaban Manajer Penilaian Kinerja Manajemen Mengevaluasi hasil Penilaian Kinerja Manajemen Memberikan Usulan Perbaikan atas Kinerja Manajemen yang memiliki kelemahan Gambar 2 Rerangka Pemikiran METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Objek Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif karena penulis tidak sedang menguji suatu hipotesis tetapi untuk mengungkapkan suatu dugaan dengan menganalisis, menilai dan memberi simpulan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang terjadi. Merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dan perilaku yang diamati seperti yang dinyatakan oleh Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2004:4). Adapun

10 10 metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus (case study) dimana penelitian ini dilakukan berdasarkan fakta-fakta yang telah terjadi dalam perusahaan dan menyajikan data yang diperoleh secara apa adanya, kemudian melakukan analisis terhadap fakta tersebut untuk membuat suatu simpulan yang dapat menjawab masalah yang telah dirumuskan sebelumnya serta memberikan alternatif pemecahannya.objek dalam penelitian ini adalah perusahaan dagang PT Narwastu Agung Sentosa melalui perusahaan ini peneliti mendapatkan data data baik yang berupa angka maupun fakta sesuai dengan judul yang diambil oleh peneliti sebagai hasil dari wawancara langsung dengan perusahaan. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data dalam usaha memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian adalah studi lapangan dengan cara-cara: 1) Dokumentasi; 2) Observasi; 3) Wawancara Satuan Kajian 1. Organisasi, adalah suatu bagan yang menggambarkan tugas, wewenang dan tanggung jawab di masing-masing tingkatan manajemen. 2. Sistem Anggaran, adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit moneter (financial). 3. Klasifikasi Kode Rekening; klasifikasi dan kode rekening untuk akuntansi pertanggungjawaban harus disusun sedemikian rupa sehingga menunjukkan pengumpulan dan pelaporan biaya terkendali pada masing-masing tingkatan manajemen yang menjadi pusat biaya. 4. Laporan Pertanggungjawaban, merupakan laporan yang digunakan untuk mempertanggungjawabkan perencanaan dari pusat pertanggungjawaban dimana laporan tersebut berisikan pelaporan biaya kepada manajer yang bersangkutan. 5. Penilaian Kinerja, merupakan suatu penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditentukan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Teknik Analisis Data Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif dengan analisis secara kualitatif. Metode kualitatif merupakan serangkaian observasi dimana setiap observasi yang terdapat pada sampel atau populasi tergolong pada salah satu dari kelaskelas yang eksklusif secara bersama-sama (mutual exclusive) dan kemungkinan tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka (Soeratno dan Arsyad 2003:7). Oleh sebab itu, metode kualitatif pada penelitian ini dapat disimpulkan merupakan metode dengan pengumpulan data yang berwujud informasi tentang keterangan baik secara tertulis maupun lisan yang diperoleh dalam suatu pengamatan atau penelitian, yaitu mengenai akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai prestasi manajer pemasaran pada PT Narwastu Agung Sentosa. Kemudian dari data yang terkumpul tersebut diolah menjadi kalimat yang dapat menjelaskan suatu permasalahan, kemudian diperoleh hasil pengolahan data yang dibandingkan dengan teori yang ada, dimana teori tersebut menunjang pelaksanaan penelitian.

11 11 Pembahasan Analisis struktur organisasi PT Narwastu Agung Sentosa Salah satu komponen dalam melaksanakan akuntansi pertanggungjawaban dalam organisasi adalah adanya struktur organisasi perusahaan yang memadai. Sistem akuntansi pertanggungjawaban menghendaki adanya struktur organisasi yang terdesentralisasi dimana setiap divisi merupakan pusat pertanggungjawaban. Dalam hal ini pimpinan disetiap divisi akan mempertanggungjawabkan kegiatan operasionalnya ke manajer puncak, sedangkan manajer puncak akan mengalokasikan target target sasaran serta sumber daya yang diperlukan untuk memungkinkan tercapainya target tersebut dan memberi kebebasan kepada pimpinan dari setiap pusat pertanggungjawaban untuk mengukur perilakunya dalam mencapai target tersebut. Struktur organisasi yang diterapkan oleh PT Narwastu Agung Sentosa sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya struktur organisasi yang menggambarkan dengan jelas aliran pertanggungjawaban dan pendelegasian wewenang, serta pusat pusat pertanggungjawaban yang dibentuk perusahaan tersebut, sehingga pelaksanaan wewenangnya berjalan dari pimpinan paling atas ke pimpinan paling bawah. Berbagai tugas dan wewenang dari direktur telah didelegasikan kepada masing masing pimpinan pusat pertanggungjawaban yang ada dibawahnya dalam batas batas tertentu. Dengan demikian perusahaan tersebut telah menggunakan sistem desentralisasi yang merupakan salah satu syarat dari penerapan akuntansi pertanggungjawaban. Sistem ini memungkinkan organisasi untuk menetapkan tanggung jawab dan wewenang yang jelas bagi setiap divisi/unit yang merupakan pusat pertanggungjawaban sehingga pusat pertanggungjawaban dapat membuat keputusan yang tidak melampaui garis wewenang yang diterima. Analisis Sistem Penyusunan Anggaran Anggaran digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan hal hal yang menjadi sasaran suatu organisasi dan juga untuk mengintegrasikan seluruh kegiatan organisasi tersebut ke seluruh tingkatan manajemen. Anggaran sangat penting dalam suatu organisasi terutama untuk tujuan pengendalian karena anggaran dapat digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan aktifitas masing masing bagian atau unit. Sebelum melaksanakan kegiatan operasionalnya, PT Narwastu Agung Sentosa menyusun anggaran untuk periode satu tahun anggaran. Anggaran ini disusun untuk melakukan pengendalian terhadap perencanaan perusahaan pada masing masing manajer pusat pertanggungjawaban. Anggaran PT Narwastu Agung Sentosa ini disusun dengan mengikutsertakan bagian yang terendah sampai bagian yang tertinggi. Dengan adanya partisipasi dalam proses penyusunan anggaran akan mendorong pimpinan tiap tiap pusat pertanggungjawaban untuk berperan aktif dalam pencapaian target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena manajer merasa bahwa anggaran yang disusun merupakan anggaran yang dirancangnya sehingga mereka merasa bertanggungjawab terhadap rencana yang telah disusunnya dan bersedia untuk dinilai kinerjanya. Anggaran dapat memberikan motivasi kepada karyawan agar bekerja secara sungguh sungguh untuk mencapai sasaran seperti yang telah ditetapkan dalam anggaran. Keberhasilan pimpinan tiap tiap pusat pertanggungjawaban dalam menjalankan kegiatan operasionalnya berdasarkan anggaran, dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam penyusunan anggaran tahun berikutnya. Ditinjau dari prosesnya, penyusunan anggaran pada PT Narwastu Agung Sentosa menerapkan konsep partisipatif, meskipun pengajuan anggaran ini dimulai dari pimpinan divisi akan tetapi dominasi manajemen puncak dalam menentukan jumlah anggaran masih sangat dominan. Memang dengan penyusunan anggaran secara top down lebih sedikit pekerjaan, tapi komitmen dari bawahan akan berkurang. Sebenarnya partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran akan lebih menghasilkan efek positif, yaitu ada semacam

12 12 kemauan menerima yang lebih besar terhadap target yang telah ditetapkan jika melibatkan bawahan. Analisis Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Sistem Kode Rekening Penggunaan kode rekening akan memudahkan mencatat, mengklasifikasikan dan pelaporan. Selain untuk memudahkan mencari rekening yang diinginkan dari arsip juga mempercepat pemberian informasi penyajian data keuangan. Sistem kode rekening yang digunakan PT Narwastu Agung Sentosa sudah mengarah pada sistem pengkodean menurut akuntansi pertanggungjawaban, tetapi belum menunjukkan adanya kode rekening biaya terkendali dan tidak terkendali. Biaya biaya yang terjadi tidak dapat ditelusuri ke tingkat pusat pertanggungjawaban, karena rekening rekening biaya tidak mencantumkan kode pusat pertanggungjawaban.pemberian kode rekening dalam akuntansi pertanggungjawaban harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengumpulan biaya terkendali dan tidak terkendali pada masing masing tingkatan manajemen. Untuk kepentingan tersebut, maka kode rekening selain mampu menunjukkan jenis biaya yang terjadi dan tempat terjadinya biaya, juga harus menunjukkan kode tingkat pimpinan manajemen yang bertanggungjawab. Pengolahan data akuntansi tergantung pada penggunaan kode untuk mencatat, mengklasifikasikan, menyimpan dan mengambil data keuangan. Pemberian kode rekening pada umumnya didasarkan pada kerangka kerja pemberian kode tertentu, sehingga memudahkan pemakai dalam penggunaannya. Pemberian kode rekening tidak dimaksudkan agar pemakai menghafalkan kode kode rekening yang disusun, namun memudahkan pemakai mengikuti kerangka logika pemberian kode rekening, sehingga dapat menggunakan rekening yang disusun untuk pemberian transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Dalam pemberian kode rekening pada PT Narwastu Agung Sentosa agar memenuhi terlaksananya penerapan akuntansi pertanggungjawaban, maka berikut ini contoh klasifikasi dan kode rekening disajikan sebagai berikut : Rekening buku besarnya dibagi menjadi lima kelompok Kode rekening Kelompok rekening 1 Aktiva 2 Hutang 3 Modal 4 Penghasilan 5 Biaya Susunan dan Kode rekening bagian organisasi yang diusulkan General manager 100 Manager operasional 200 Coordinator security 300 Susunan dan kode rekening pendapatan operasional Hasil penjualan Produk margarin Produk Shortening Produk Frying Fat Susunan dan kode rekening pembantu biaya Bahan baku dan bahan pembantu Bahan pokok Bahan pembantu lainnya Biaya pemasaran Biaya reklame Biaya komisi

13 Biaya distributor reward Biaya rapat Biaya pengiriman barang Biaya gaji bagian pemasaran Biaya komunikasi Pemasaran Biaya seragam bagian pemasaran Biaya promosi Biaya administrasi dan umum Biaya keamanan Biaya alat tulis kantor Biaya barang cetakan Biaya kebutuhan gudang Biaya perijinan/ho Biaya langganan dan iuran Biaya alat kebersihan Biaya rapat Kode biaya yang dikendalikan dan biaya yang tidak dapat dikendalikan, diberikan pada digit terakhir kode rekening. Biaya terkendali di beri kode, dan untuk biaya tidak terkendali di beri kode 2 Berikut ini memperlihatkan suatu cara pemberian kode rekening pembantu biaya yang diusulkan pada PT Narwastu Agung Sentosa adalah sebagai berikut : (contoh) Biaya pemasaran Pusat biaya pemasaran Biaya coordinator marketing 600 Jenis biaya - reklame 221 Biaya dapat dikendalikan Kode perkiraan biaya Kode kelompok biaya Kode sub kelompok biaya Kode sub-sub kelompok biaya Klasifikasi Biaya Klasifikasi biaya yang ada dalam perusahaan selama ini hanya dihubungkan dengan aktivitas usaha untuk menghasilkan informasi laba operasional. Pemisahan antara biaya terkendali dan biaya tidak terkendali pada masing masing pusat pertanggungjawaban tidak dinyatakan secara jelas. Karena tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban hanya sebatas pada biaya yang dapat dikendalikan saja, maka pemisahan tersebut harus jelas untuk pelaksanaan proses pengendalian dan penilaian prestasi kerja manajer pusat pertanggungjawaban atas biaya yang terjadi yang berada dalam batas tanggungjawabnya. Dalam menetapkan besarnya biaya yang dapat dibebankan sebagai tanggung jawab setiap individu dalam setiap pertanggungjawaban maka yang harus diperhatikan adalah adanya wewenang terhadap terjadinya pengeluaran biaya sehingga biaya yang akan digunakan tidak terjadi pemborosan biaya yang sebenarnya tidak perlu. Pengklasifikasian biaya yang dilakukan PT Narwastu Agung Sentosa belum jelas. Untuk biaya tidak memisahkan antara biaya pemasaran, sehingga tidak diketahui mana biaya terkendali dan biaya tak terkendali yang menjadi tanggung jawab dari setiap individu

14 14 dalam setiap pusat pertanggungjawaban. Dalam hal ini harus diadakan klasifikasi biaya yang jelas dengan memisahkan biaya yang dapat dikendalikan dengan biaya yang tidak dapat dikendalikan oleh setiap pusat pertanggungjawaban serta pengklasifikasian atas dasar sifat terkendalinya pusat pertanggungjawaban biaya berupa biaya terkendali maupun biaya tak terkendali oleh pusat pertanggungjawaban bagian marketing pada PT Narwastu Agung Sentosa. Sehingga dengan adanya klasifikasi biaya tersebut dapat mempermudah bagi pimpinan untuk mengantisipasi penyimpangan yang terjadi maka dapat diambil tindakan dan menilai prestasi kerja masing masing bagian. Berikut pemisahan biaya berdasarkan dapat dikendalikan atau tidak dapat dikendalikan biaya tersebut oleh manajer yang bersangkutan pada tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Klasifikasi Atas Dasar Sifat Keterkendaliannya Pusat Pertanggungjawaban Bagian Pemasaran PT Narwastu Agung Sentosa Kode Rekening Jenis Biaya Terkendali/Tidak Terkendali Biaya Pemasaran Biaya reklame Biaya komisi Biaya distributor reward Biaya rapat Biaya pengiriman barang Biaya gaji bagian pemasaran Biaya komunikasi pemasaran Biaya seragam bagian pemasaran Biaya promosi Tidak terkendali Tidak terkendali Tidak terkendali Terkendali Terkendali Terkendali Terkendali Terkendali Terkendali Sumber : (diolah) Sistem Pelaporan Setelah tugas dari pimpinan telah dilaksanakan oleh karyawan dan dapat diselesaikan, maka kegiatan tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan. Penyampaian laporan kegiatan oleh karyawan secara tertulis dan periodik akan terlebih menjamin kepastian hukum. Selain itu pemberi tugas atau pimpinan akan lebih mudah melakukan analisis dan menilai perkembangan dari hasil pelaksanaan tugas tersebut. Dengan demikian baik karyawan maupun pimpinan mempunyai pedoman yang tetap sebagai standar pelaksanaan kegiatan. Sedangkan penyampaian secara periodik akan menghasilkan pengendalian yang efisien, karena usaha untuk mengawasi dan mengendalikan kegiatan akan lebih mudah dilakukan. Hal tersebut diharapkan dapat berdampak positif terhadap aktivitas pengendalian manajemen. Pencatatan pendapatan dan biaya yang telah menggunakan kode rekening sebenarnya merupakan dasar untuk dapat menerapkan akuntansi pertanggungjawaban dengan baik, tetapi pencatatan tersebut tidak diikuti dengan pembuatan laporan yang juga mencantumkan kode rekening pendapatan dan biaya Laporan hanya menyajikan pendapatan dan jenis biaya yang terjadi, realisasi pendapatan dan biaya, anggaran dan selisih antara anggaran dan realisasi. Dalam laporan tidak terlihat adanya kode rekening pendapatan dan biaya serta klasifikasi biaya terkendali dan biaya tidak terkendali. Dengan format laporan tersebut, pihak manajemen akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi biaya mana saja yang dapat dikendalikan secara langsung untuk manajer yang bertanggungjawab. Untuk memperoleh informasi yang cepat dan sesuai dengan kebutuhan manajemen dan pengambilan keputusan, maka proses penyusunan laporan pertanggungjawaban disusun sebagai berikut: 1) Berdasarkan bukti bukti dasar atau bukti pendapatan dan

15 15 pengeluaran biaya dilakukan pencatatan pada kartu pendapatan dan biaya yang telah digolongkan menurut jenis pendapatan dan biaya; 2) Setiap periode tertentu pendapatan dan biaya biaya yang telah dicatat dalam kartu pendapatan dan biaya diadakan penjumlahan dan disajikan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban menurut pusat biaya yang mengeluarkan dan pemasukan pendapatan; 3) Penyusunan laporan pertanggungjawaban pendapatan dan biaya diadakan pemisahan biaya sesuai dengan tingkat pertanggung-jawaban diatasnya. Semakin ke atas laporan pertanggungjawaban semakin ringkas/mengerucut. Laporan pertanggungjawaban untuk menilai prestasi manajer pemasaran yang bersangkutan, karena pusat pertanggungjawaban membuat laporan atas pelaksanaan kegiatan yang terjadi dibagiannya, sehingga pendapatan dan biaya yang terjadi dapat ditelusuri kebagian yang memperoleh dan kebagian yang mengeluarkannya. Pada laporan pertanggungjawaban pendapatan dan biaya, laporan pertanggungjawaban PT Narwastu Agung Sentosa tidak jelas pemisahan biaya terkendali dan biaya tak terkendali, sehingga apabila terjadi penyimpangan terhadap biaya tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan dan ditelusuri biaya mana yang menjadi tanggungjawabnya. Maka usulan laporan pertanggungjawaban pendapatan dan biaya yang disusun untuk tingkatan manajer pemasaran dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3 Laporan Pertanggungjawaban Pendapatan Operasional PT Narwastu Agung Sentosa tahun 2013 Kode Rek Pendapatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Prosentase (%) Anggaran (Unit) Realisasi (Unit) Selisih (Unit) Penjualan Margarin Penjualan Shortening Penjualan Frying Fat 440,700, ,000, ,000, ,622, ,331, ,112, ,70 104,24 109, Total pendapatan operasional 1,165,700,000 1,225,066, , Sumber data: (diolah) Tabel 4 Laporan Pertanggungjawaban Biaya Sub Coordinator Marketing PT Narwastu Agung Sentosa tahun 2013 Kode Rekening Jenis Biaya Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Prosentase (%) Biaya distributor reward Biaya pengiriman barang Biaya seragam pemasaran 4,400,000 6,500,000 20,000,000 5,496,550 7,725,350 18,250, Total Biaya terkendali sub coordinator 30,900,000 31,471, ,85 marketing Sumber data: (diolah) Analisis laporan pertanggungjawaban Fokus akuntansi pertanggungjawaban terletak pada sistem pelaporan, oleh karena itu laporan merupakan elemen yang sangat penting dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban. Laporan merupakan media untuk mempertanggung jawabkan tugastugas yang telah didelegasikan dan keputusan yang diambil, sekaligus sebagai alat untuk memantau pelaksanaan anggaran. Pencatatan biaya yang telah menggunakan kode rekening sebenarnya merupakan dasar untuk dapat menerapkan akuntansi pertanggungjawaban dengan baik, tetapi pencatatan tersebut tidak diikuti dengan pembuatan laporan yang juga mencantumkan kode rekening biaya, seperti terlihat pada tabel 3 dan tabel 4, laporan hanya menyajikan jenis biaya yang terjadi, realisasi biaya, anggaran dan selisih antara anggaran

16 16 dan realisasi biaya. Dalam laporan tidak terlihat adanya kode rekening serta klasifikasi biaya terkendali dan biaya tak terkendali. Dengan format laporan tersebut, pihak manajemen akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi biaya mana saja yang dapat dikendalikan secara langsung untuk manajer yang bertanggungjawab. Pelaporan biaya yang tidak disusun untuk masing-masing tingkatan manajemen, melainkan hanya satu laporan untuk seluruh departemen, belum memenuhi konsep akuntansi pertanggungjawaban. Dengan penyusunan sebuah laporan yang menyajikan biaya produksi secara keseluruhan, pihak manajemen belum dapat memperoleh informasi memadai mengenai tempat terjadinya biaya dan manajer yang bertanggungjawab apabila terjadi penyimpangan. Oleh karena itu supaya sistem laporan biaya yang diselenggarakan dapat memenuhi penerapan akuntansi pertanggungjawaban sehingga dapat digunakan untuk pengendalian biaya yang ada di departemen produksi dan departemen teknik produksi, maka laporan biaya yang dibuat harus menyajikan rincian realisasi biaya beserta kode rekening dan memisahkan antara biaya yang terkendali dan biaya tidak terkendali tersebut pada bulan tertentu sampai dengan bulan tertentu tersebut pada pusat biaya yang bersangkutan dan juga dicantumkan selisih antara anggaran dengan realisasinya. Isi laporan pertanggungjawaban biaya harus diuraikan dengan tingkat manajemen yang menerimanya, dengan demikian laporan pertanggungjawaban biaya tersebut dapat digunakan untuk mengukur prestasi masing-masing manajer atau penanggung jawab pusat biaya yang ada dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu untuk mengukur prestasi manajer pusat pertanggungjawaban biaya dengan menggunakan laporan pertanggungjawaban biaya yang membandingkan antara anggaran dengan realisasinya dimnana laporan ini dimaksudkan untuk mengukur efisiensi juga untuk memberikan informasi bagi manajer mengenai kemungkinan terjadinya biaya dibawah atau melebihi yang dianggarkan. Hal tersebut melalui wawancara dengan bapak Broto Wahono selaku manager marketing mengutarakan: Secara prosedural, departemen pemasaran telah melakukan serangkaian kegiatan yang mendukung proses penyusunan laporan pertanggungjawaban pendapatan dan biaya, yaitu pengumpulan bukti kas masuk dan kas keluar, pencatatan biaya, serta rekapitulasi biaya, walaupun laporan pertanggungjawaban tersebut belum memenuhi konsep akuntansi pertangggungjawaban. (Wawancara, Tgl 14 April 2014) Analisis Penilaian Prestasi Manajer Pemasaran Penilaian prestasi kerja dimaksudkan untuk menilai hasil yang telah dicapai oleh suatu bagian apabila dihubungkan dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Penilaian prestasi kerja pusat pertanggungjawaban dapat berupa evaluasi terhadap pendapatan yang telah diperoleh dan biaya biaya yang telah dikeluarkan selama periode tertentu, dimana pendapatan dan biaya yang terjadi dibandingkan dengan anggarannya. Pada PT Narwastu Agung Sentosa, sistem penilaian prestasi kerja masing masing pusat pertanggungjawaban dilakukan melalui efisiensi sumber daya yang telah dialokasikan yang tercermin dalam laporan pertanggungjawaban. Efisiensi atau tidaknya tergantung pada prosentase (%) perbandingan antara anggaran pendapatan dan biaya yang telah ditetapkan sebelumnya dengan realisasi pendapatan dan biaya. Dalam laporan pertanggungjawaban terlihat jelas prosentase (%) perbandingan antara anggaran dengan realisasi. Dari besarnya presentase (%) tersebut akan digunakan sebagai tolok ukur atas kinerja pusat laba dalam mengalokasikan sumber daya. Realisasi pendapatan jika melebihi anggaran yang telah ditetapkan pusat pertanggungjawaban biaya dianggap dapat memanfaatkan sumber daya yang ada secara efisien dan biaya yang terjadi jika melebihi anggaran yang telah ditetapkan pusat pertanggungjawaban biaya dianggap tidak dapat memanfaatkan sumber daya yang ada secara efisien, maka dilakukan tindakan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. sesuai dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi.hal ini dilakukan. berkembang dan mendapatkan laba yang optimal.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. sesuai dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi.hal ini dilakukan. berkembang dan mendapatkan laba yang optimal. BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Penerapan akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja atau prestasi manajer. Akuntansi pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Semakin berkembangnya suatu perusahaan baik dalam aktivitas maupun organisasinya maka semakin besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. aktivitas yang tidak terbatas. Sedangkan anggaran adalah sejumlah rupiah yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. aktivitas yang tidak terbatas. Sedangkan anggaran adalah sejumlah rupiah yang 22 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Anggaran Penganggaran adalaha proses alokasi sumber-sumber yang terbatas kepada aktivitas yang tidak terbatas. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengendalian Manajemen Pengendalian pada umumnya adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Each responsibility center have manager in charge

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pusat Pertanggungjawaban 1. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Penelitian Terdahulu Rina MS dan Farid D (2012) Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Studi Kasus Bagian PT. PAL Surabaya-Divisi Kapal Perang).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalannya suatu perusahaan. Karena setiap perusahaan didirikan untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalannya suatu perusahaan. Karena setiap perusahaan didirikan untuk mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan dunia perekonomian tidaklah semudah yang dibayangkan dan sesederhana seperti apa yang terlihat. Begitu pula dalam menjalankan suatu perusahaan. Tercapainya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. wewenang pada waktu wewenang tersebut akan dilaksanakan. Menurut Trisnawati

BAB II LANDASAN TEORI. wewenang pada waktu wewenang tersebut akan dilaksanakan. Menurut Trisnawati BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban muncul sebagai akibat dari adanyapendelegasian wewenang. Pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenang oleh manajer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori Pada perusahaan yang sederhana pemimpin perusahaan dapat mengambil keputusan dan dapat mengawasi kegiatan perusahaan seorang diri. Dengan semakin besar dan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu :

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu : BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban Sistem akuntansi manajemen merupakan sistem yang memainkan peranan yang sangat penting dalam mengukur suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 2.1. Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi dalam buku yang berjudul "Sistem Akuntansi" menyatakan bahwa : "Prosedur adalah suatu urutan kegiatan krelikal, biasanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, akuntan melaporkan kepada setiap manajer hanya informasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Gagasan dibalik akuntansi pertanggungjawaban adalah bahwa kinerja setiap manajer harus seberapa baik dia mengelola hal-hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Evaluasi Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2001;310) yang ditulis oleh Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan Nasional, pengertian kata evaluasi adalah: Evaluasi: penilaian.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. suatu unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan proses sistem ini

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. suatu unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan proses sistem ini BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Sistem Suatu sistem terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem merupakan suatu unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Menurut Kamus Bahasa Indonesia, peranan diartikan sebagai fungsi (function). Sedangkan peranan atau fungsi (function) menurut Komaruddin (1994: 768), sebagai berikut

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT BRIDGESTONE SUMATRA RUBBER ESTATE KABUPATEN SIMALUNGUN

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT BRIDGESTONE SUMATRA RUBBER ESTATE KABUPATEN SIMALUNGUN PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT BRIDGESTONE SUMATRA RUBBER ESTATE KABUPATEN SIMALUNGUN Oleh: Dika Wahyu Agus Miran S1 Akuntansi Yansen Siahaan, Mahaitin H.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu konsep dari akuntansi manajemen dan merupakan

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PTP Nusantara X (Persero) Kebun Kertosari Jember

Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PTP Nusantara X (Persero) Kebun Kertosari Jember 1 Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PTP Nusantara X (Persero) Kebun Kertosari Jember The Analysis Of Accounting Accountabilityapplication As A Means Of

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan secara pesat membuat perusahaan semakin mudah dalam melakukan aktivitas perusahaan. Dampak

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV CABANG MAKASSAR

ANALISIS PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV CABANG MAKASSAR ANALISIS PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV CABANG MAKASSAR Rosida Maedina Agus Sekolah Tinggil Ilmu Ekonomi YPUP Jl. Andi Tonro No.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. informasi yang mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. informasi yang mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen, dimana bentuk formal yang dihasilkan adalah berupa

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA PUSAT BIAYA. Zellinda Mawarni Endang Dwi Retnani

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA PUSAT BIAYA. Zellinda Mawarni Endang Dwi Retnani Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 2, Februari 2016 ISSN : 2460-0585 1 PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA PUSAT BIAYA Zellinda Mawarni Lynda.mawarni93@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu 7 BAB II DASAR TEORI 2.1. Anggaran 2.1.1. Definisi Anggaran Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu rencana rinci yang memperlihatkan bagaimana sumber-sumber daya diharapkan akan diperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Zuraidah Abstrak. Laporan pertanggungjawaban akan membantu pimpinan dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA Vinsensia Luki Windaratri Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Berbagai rumusan mengenai akuntansi pertanggungjawaban menurut pendapat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA MANAJEMEN PADA PT. ARISTA WAHANA MANUNGGAL

EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA MANAJEMEN PADA PT. ARISTA WAHANA MANUNGGAL EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA MANAJEMEN PADA PT. ARISTA WAHANA MANUNGGAL 1 Tutut Renitha Irine Putri Irine_poe@yahoo.co.id Endang Dwi Retnani Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan semakin ketat serta semakin kompleks permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Pada perusahaan berskala besar tentunya pimpinan perusahaan tidak dapat mengendalikan secara

Lebih terperinci

Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pusataka 2.1.1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada perusahaan yang cukup besar, pimpinan perusahaan harus mendelegasikan wewenangnya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang manajer harus dibebani tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN PADA PT. SIANTAR TOP, Tbk

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN PADA PT. SIANTAR TOP, Tbk ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN PADA PT. SIANTAR TOP, Tbk Selina Sevika H. Usman, Masyhad, Ali Rasyidi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dalam dunia usaha di negara Indonesia mengalami situasi perekonomian yang tidak menentu. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada Badger Invaders Bandung, mengenai peranan akuntansi pertanggungjawaban dalam menunjang efektivitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

Handout Akuntansi Manajemen

Handout Akuntansi Manajemen Handout Akuntansi Manajemen RESPONSIBILITY ACCOUNTING INFORMATION (INFORMASI AKUNTASI PERTANGGUNGJAWABAN) 1 PERKEMBANGAN FOKUS METODE PENGENDALIAN BIAYA SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TRADITIONAL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Anggaran II.1.1 Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seperti yang kita ketahui bersama bahwa air adalah salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan. Di kota yang sedang berkembang seperti kota Serang, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Dengan semakin luas dan rumitnya masalah-masalah yang ada pada perusahaan, maka ruang lingkup dan tugas yang dipikul oleh manajemen semakin bertambah besar. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyusunan anggaran merupakan suatu kegiatan yang penting dalam perusahaan. Anggaran dapat dijadikan pedoman untuk melakukan aktivitas perusahaan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Slamet Sugiri (2004:194) menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah penyusunan laporan prestasi yang dikaitkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

PERAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENILAIAN KINERJA MANAJER PADA PT. PAKERIN SURABAYA SKRIPSI

PERAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENILAIAN KINERJA MANAJER PADA PT. PAKERIN SURABAYA SKRIPSI PERAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENILAIAN KINERJA MANAJER PADA PT. PAKERIN SURABAYA SKRIPSI Oleh : Bayu Hariyanto 0513010028/FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat telah mempengaruhi dunia usaha terutama dalam bidang jasa. Dalam hal ini perusahaan jasa semakin dirasakan manfaatnya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran perusahaan dapat dianggap sebagai suatu sistem tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

Lebih terperinci

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada PT. Rahayu Santosa

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada PT. Rahayu Santosa JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 9 No. 2, Oktober 2009 : 97 103 PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada Oleh * Supardji dan Yulian Suherlin *Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seimbang,dan menunjang antara bidang satu dengan bidang yang lain, sehingga tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. seimbang,dan menunjang antara bidang satu dengan bidang yang lain, sehingga tidak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang meliputi segala bidang bidang. Pelaksanaan pembangunan diupayakan berjalan selaras, seimbang,dan

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KRAKATAU STEEL,Tbk

ANALISIS AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KRAKATAU STEEL,Tbk 55 ANALISIS AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KRAKATAU STEEL,Tbk Widya Pratiwi Yosina Sainyakit, Widya Susanti, Juliani Pudjowati Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANGGARAN DALAM PENILAIAN KINERJA MANAJEMEN. RUDDY VIALI PANGAU Endang Dwi Retnani

PENGGUNAAN ANGGARAN DALAM PENILAIAN KINERJA MANAJEMEN. RUDDY VIALI PANGAU Endang Dwi Retnani 1 PENGGUNAAN ANGGARAN DALAM PENILAIAN KINERJA MANAJEMEN RUDDY VIALI PANGAU Ruud.el_chino@yahoo.com Endang Dwi Retnani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perekonomian Indonesia saat ini mengalami penurunan dalam berbagai sektor industri, salah satunya dapat dilihat dari semakin banyaknya pengangguran akibat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi khususnya akuntansi biaya. Menurut pendapat Carter dan Usry (2006 : 33) :

BAB II URAIAN TEORITIS. biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi khususnya akuntansi biaya. Menurut pendapat Carter dan Usry (2006 : 33) : BAB II URAIAN TEORITIS A. Akuntansi Biaya. 1. Defenisi Akuntansi Biaya. Istilah akuntansi biaya bukanlah suatu istilah yang baru. Pengertian akuntansi biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perencanaan dan pengendalian operasional Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak memberikan peran bagi para kepala

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENGUKUR DAN MENILAI KINERJA MANAJER PEMASARAN PADA PT.

PENERAPAN ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENGUKUR DAN MENILAI KINERJA MANAJER PEMASARAN PADA PT. PENERAPAN ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENGUKUR DAN MENILAI KINERJA MANAJER PEMASARAN PADA PT. AKE ABADI MANADO IMPLEMENTATION OF ACCOUNTING ACCOUNTABILITY INFORMATION ANALYSIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Jika pemisahan fungsi organisasi telah terjadi maka kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Jika pemisahan fungsi organisasi telah terjadi maka kebutuhan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya untuk mencapai tujuannya, setiap perusahaan akan menggunakan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk beroperasi, termasuk sumber daya manusia. Semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Konsep pertanggungjawaban merupakan bagian dari akuntansi manajemen, dimana disajikan informasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

Sicylia Aliu, Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban.

Sicylia Aliu, Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban. PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI DAN PENILAIAN KINERJA Oleh : Sicylia Aliu Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado email: lya_aliu@yahoo.com

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER SYAHRUL RAMBE. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER SYAHRUL RAMBE. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER SYAHRUL RAMBE Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Pertumbuhan dan persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 1.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

PENGANGGARAN PERUSAHAAN PENGANGGARAN PERUSAHAAN Merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia juga semakin gencar dan giat membangun di segala bidang. Bukan saja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. The American Accounting Association (AAA) memberikan definisi akuntansi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. The American Accounting Association (AAA) memberikan definisi akuntansi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Akuntansi 1. Definisi Akuntansi The American Accounting Association (AAA) memberikan definisi akuntansi sebagai berikut (Belkaoui, 2000:15): Accounting

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

1. Kuesioner variabel independent

1. Kuesioner variabel independent 1. Kuesioner variabel independent No. Pertanyaan SS S RR TS STS A Syarat-syarat Akuntansi Pertanggungjawaban ~ Struktur Organisasi 1 Menurut Penilaian anda, Sruktur Organisasi perusahaan secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan sektor industri di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya industri-industri yang didirikan baik oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PADA PT NARWASTU AGUNG SENTOSA

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PADA PT NARWASTU AGUNG SENTOSA PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PADA PT NARWASTU AGUNG SENTOSA Oleh: LUCIA IKA ANDRININGTYAS NPM: 09.1.01.05722 Program Studi: Akuntansi SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia telah cukup mendorong para pelaku ekonomi baik swasta, asing

Lebih terperinci

RESPONSIBILITY ACCOUNTING, COST PRODUCTION SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

RESPONSIBILITY ACCOUNTING, COST PRODUCTION SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG RESPONSIBILITY ACCOUNTING, COST PRODUCTION SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Zuraidah Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrhim Malang Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya perusahaan merupakan suatu institute ekonomi yang. mencapai tujuannya tersebut tentunya perusahaan harus dikelola

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya perusahaan merupakan suatu institute ekonomi yang. mencapai tujuannya tersebut tentunya perusahaan harus dikelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya perusahaan merupakan suatu institute ekonomi yang didirikan dengan maksud untuk melaksanakan segala kegiatan ekonomi untuk memperoleh laba dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Proses Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. 2.1.2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tentang Pengaruh Sebuah perusahaan harus mengembangkan usaha sedemikian rupa agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Jika perusahaan semakin berkembang maka aktifitas

Lebih terperinci

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

Bab II Elemen dan Prosedur SIA Bab II Elemen dan Prosedur SIA Pertanyaan Dalam Merancang SIA 1. Bagaimana mengorganisasi kegiatan agar aktivitas bisnis berjalan dengan efektif dan efisien? 2. Bagaimana mengumpulkan dan memproses data

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Budgeting, Responsibility Accounting, Cost Efficiency, Marketing, Quality of Decision Making. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Budgeting, Responsibility Accounting, Cost Efficiency, Marketing, Quality of Decision Making. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The purpose of this study was to determine the relationship of budgeting and responsibility accounting in supporting the quality of decision making in order to achieve cost efficiency of marketing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Peranan Konsep tentang peranan yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (2002:243) adalah : Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang

Lebih terperinci