OPTIMASI BIAYA PROYEK PENGASPALAN JALAN DENGAN PENGATURAN JUMLAH ASPHALT MIXING PLANT
|
|
- Sugiarto Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: OPTIMASI BIAYA PROYEK PENGASPALAN JALAN DENGAN PENGATURAN JUMLAH ASPHALT MIXING PLANT Widyawati Budikusuma Program Pascasarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI Pengaspalan jalan dengan aspal hot mix memerlukan peralatan Asphalt Mixing Plant (AMP). Terbatasnya jumlah peralatan ini akan menyebabkan waktu pelaksanaan proyek menjadi panjang. Namun, semakin banyak jumlah peralatan yang digunakan, maka makin bertambah biaya proyek. Untuk mendapatkan durasi proyek yang memenuhi ketentuan dengan biaya yang paling rendah, diperlukan upaya dalam menentukan jumlah, lokasi, dan kapasitas AMP yang dibutuhkan. Metode Pendekatan Vogel (Vogel s Approximation Method / VAM) digunakan dalam kasus proyek pengaspalan jalan di 33 kecamatan di Kabupaten Malang tahun anggaran 2011 dengan empat alternatif jumlah AMP, yaitu 1, 2, 3 dan 4, untuk mendapatkan alokasi aspal dari masing-masing AMP, sehingga biaya masing-masing alternatif paling rendah dan waktu pelaksanaan proyek paling efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan 1 AMP diperoleh durasi pelaksanaan proyek selama 192 hari, dengan 2 AMP 126 hari, dengan 3 AMP 82 hari, dan dengan 4 AMP 53 hari. Dengan batas waktu pelaksanaan proyek selama 120 hari, maka alternatif yang memenuhi syarat adalah alternatif dengan 3 AMP dan 4 AMP. Tetapi alternatif terpilih adalah alternatif dengan 3 AMP karena biayanya lebih rendah daripada alternatif dengan 4 AMP. Kata kunci: Waktu, Biaya, Alokasi AMP. PENDAHULUAN Latar Belakang Jalan merupakan prasarana pendukung dalam pengembangan daerah, baik pengembangan ekonomi maupun sosial. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas prasarana jalan untuk pengembangan wilayah, Pemerintah Kabupaten Malang setiap tahunnya memrogramkan pelaksanaan perbaikan maupun pemeliharaan jalan dengan perkerasan hotmix di berbagai tempat. Sesuai dengan ketersediaan anggaran setiap tahunnya, maka pelaksanaan pengaspalan hot-mix tahun anggaran 2011 diprogramkan di 33 kecamatan yang ada di seluruh Kabupaten Malang, dimana pada setiap kecamatan terdapat beberapa lokasi. 90
2 Optimasi Biaya Pengaspalan Jalan Widyawati Budikusuma Pelaksanaan pengaspalan hot mix membutuhkan aspal hot mix yang ditebar dengan Asphalt Mixing Plant (AMP). Selama ini pelaksanaan proyek pengaspalan jalan masih mengalami kendala dalam jumlah, kapasitas, maupun lokasi AMP yang tersedia, sehingga penyelesaian proyek secara keseluruhan mengalami keterlambatan. Proyek yang baik adalah proyek yang biayanya efisien, waktunya tidak melampaui ketentuan, dan mutunya sesuai dengan yang disyaratkan (Kerzner, 2006). Untuk dapat memenuhi persyaratan ini telah tersedia caracara perencanaan penjadwalan proyek, misalnya dengan menggunakan metode Jalur Kritis (Critical Path Method / CPM) (Antil and Woodhead, 1990; Soeharto, 1999). Sedangkan untuk meminimalkan biaya maupun waktu pelaksanaan proyek tersedia juga bermacam-macam metode optimasi (Bronson, 1982; Taha, 1996). Khusus untuk proyek jalan yang membutuhkan transportasi material yang cukup jauh (Suwandira dkk, 2006) telah menerapkan metode Penugasan (Assignment Method) untuk mengoptimasi biaya proyek dalam distribusi aspal dari beberapa AMP ke lokasi-lokasi proyek, sedangkan metode pendekatan Vogel dan Transshipment digunakan oleh Wardhani (2006) untuk mengoptimasi pendistribusian material beton Ready Mix dari beberapa gudang ke lokasi-lokasi proyek. Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan proyek jalan hot mix di Kabupaten Malang adalah transportasi aspal ke lokasi-lokasi proyek yang dapat dioptimalkan dengan menerapkan salah satu metode Operations Research seperti yang dilakukan oleh Suwandira dkk (2006). Dalam hal ini metode pendekatan Vogel (Vogel s Approximation Method / VAM) dicoba untuk mendapatkan penyelesaiannya. Maksud dan Tujuan Penelitian ini dimaksudkan untuk membantu memberikan cara penyelesaian yang baik kepada Pemerintah Kabupaten Malang dalam masalah pelaksanaan proyek pengaspalan jalan dengan menggunakan aspal hot-mix yang tersebar di banyak lokasi dalam 33 kecamatan agar waktu pelaksanaannya tidak melebihi waktu yang ditentukan dengan biaya yang serendah mungkin. METODOLOGI Permasalahan yang dihadapi adalah berapa jumlah dan kapasitas AMP yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pengaspalan jalan yang lokasinya tersebar di 33 kecamatan agar waktu pelaksanaannya tidak melebihi waktu yang ditentukan dengan biaya yang serendah mungkin. Untuk menyelesaikan masalah ini digunakan metode optimasi, khususnya metode transportasi. Metode ini digunakan karena masalah yang dihadapi adalah pengalokasian aspal dari beberapa AMP ke beberapa lokasi proyek. 91
3 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: Metode transportasi merupakan bagian dari metode Linear Programming, khususnya Integer Programming yang mengatur distribusi material dari sumber-sumber penyedia (supply) ke tempat-tempat yang membutuhkan (demand) secara optimal (Bronson, 1982; Subagyo, dkk, 1986). Dalam hal ini material yang dimaksud adalah aspal hot-mix, sumber penyedia adalah AMP, dan tempat-tempat yang membutuhkan adalah lokasi-lokasi proyek. Fungsi tujuan dari metode ini dinyatakan sebagai berikut (Subagyo, dkk, 1986): dengan batasan-batasan: dan 1. Apabila demand = supply: 2. Apabila demand < supply: 3. Apabila demand > supply: 92
4 Optimasi Biaya Pengaspalan Jalan Widyawati Budikusuma Dimana: : banyaknya aspal yang dikirim dari AMP i ke lokasi proyek j : biaya pengiriman setiap satuan aspal dari AMP i ke lokasi proyek j : aspal yang tersedia di AMP i (i = 1, 2, 3,., m) : aspal yang dibutuhkan di lokasi proyek j (j = 1, 2, 3,., n) Walaupun persoalan transportasi material ini dapat dipecahkan melalui metode Linear Programming, namun metode pendekatan Vogel (VAM) juga dapat diterapkan dengan menggunakan tabel seperti terlihat pada Tabel 1 (Bronson, 1982; Taha, 1996). Dari Ke Tabel 1. Transportasi Material Proyek 1 Proyek 2 Proyek 3. Proyek n Kapasitas (Suplai) AMP AMP 1 c 11 c 12 c 13. x 11 x 12 x 13 x 1n c 1n a 1 AMP 2 c 21 c 22 c 23. x 21 x 22 x 23 x 2n c 2n a 2 AMP 3 c 31 c 32 c 33. x 31 x 32 x 33 x 3n c 3n a AMP m Kebutuhan proyek c m1 c m2 c m3. x m1 x m2 x m3 x mn b 1 b 2 b 3. b n c mn a m Perhitungan dengan menggunakan VAM didasarkan atas pengalokasian material sebanyak-banyaknya ke tempat yang membutuhkan dengan harga satuan (c ij ) yang termurah dari sumber yang mempunyai perbedaan harga satuan terkecil dan terkecil kedua paling besar. Hal ini dimaksudkan untuk menekan pengalokasian material yang berlebihan dari sumber ke tempat yang biaya satuannya lebih besar. Dengan menerapkan langkah-langkah dalam VAM (Subagyo, dkk, 1986; Taha, 1996) akan didapat alokasi aspal (x ij ) untuk masing-masing lokasi proyek dari masing-masing AMP yang akan menimbulkan biaya total (z) paling rendah. Biaya langsung proyek adalah biaya mobilisasi AMP ditambah dengan biaya-biaya bahan, alat dan tenaga kerja. Namun, didalam perhitungan dengan VAM ini biaya yang diminimumkan adalah biaya mobilisasi AMP saja, karena biaya bahan, alat dan tenaga kerja tidak mempengaruhi alokasi aspal dari AMP ke proyek. Berhubung biaya yang akan diminimumkan adalah biaya mobilisasi AMP dan biaya ini ke semua proyek dalam satu kecamatan adalah sama 93
5 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: sehingga c ij untuk semua proyek dalam satu kecamatan adalah sama, maka untuk meminimumkan biaya ini pengalokasian aspal untuk proyek-proyek dalam satu kecamatan dilakukan sebanyak-banyaknya dari AMP yang biaya mobilisasinya ke kecamatan itu termurah. Dan karena c ij untuk semua proyek dalam satu kecamatan adalah sama, maka pengalokasian yang efektif akan diperoleh apabila dilakukan dengan urutan dari proyek yang mempunyai kebutuhan dari yang terbesar ke yang terkecil. Apabila di dalam masalah transportasi pada umumnya suplai material dibatasi oleh kapasitas sumber, maka di dalam masalah alokasi aspal ini berhubungan dengan waktu, karena kapasitas AMP adalah banyaknya aspal yang dapat diproduksi per hari. Oleh karena itu dalam menyelesaikan masalah ini langkah-langkah VAM diterapkan lebih dahulu secara harian, yaitu sampai kapasitas harian semua AMP terpenuhi. Jadi a i (i = 1, 2, 3, m) dalam Tabel 1 adalah kapasitas harian masing-masing AMP. Apabila aspal yang diperlukan oleh semua proyek melebihi kapasitas harian semua AMP, maka pengalokasian selanjutnya dilakukan lagi dengan cara yang sama untuk sisa kebutuhan yang belum terpenuhi. Dengan cara ini maka akan diperoleh pengalokasian aspal pada masing-masing lokasi proyek dengan biaya yang terendah dan waktu yang efektif. Berdasarkan kapasitas suplai masing-masing AMP per hari, maka waktu yang diperlukan oleh masing-masing AMP untuk menyelesaikan seluruh proyek akan bisa dihitung dari jumlah aspal yang harus disediakan oleh masing-masing AMP dibagi dengan kapasitas AMP per hari, sehingga waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proyek adalah waktu terlama yang diperlukan oleh salah satu dari AMP-AMP itu. Cara perhitungan dengan VAM diterapkan untuk masing-masing kecamatan, yang mana pada masing-masing kecamatan terdapat beberapa lokasi proyek. Setiap perhitungan dilakukan dengan alternatif jumlah AMP = 1, 2, 3, dan 4, sehingga untuk masing-masing kecamatan diperoleh jumlah aspal yang sebaiknya dialokasikan oleh masing-masing AMP. Dari jumlah aspal yang harus dilayani oleh masing-masing AMP biaya total pengaspalan pada masing-masing kecamatan bisa didapat. Biaya bahan, alat dan tenaga kerja juga diperhitungkan berdasarkan volume aspal yang dibutuhkan dan harga satuannya masing-masing yang ditunjukkan dalam Tabel 4. Biaya total seluruh proyek di semua kecamatan adalah jumlah dari biaya masing-masing kecamatan, dan waktu yang diperlukan adalah jumlah dari waktu yang diperlukan pada masing-masing kecamatan. Dari keempat alternatif jumlah AMP itu dipilih alternatif yang mempunyai waktu yang memenuhi ketentuan dengan biaya yang paling rendah. Sebagai kasus contoh digunakan proyek jalan yang dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Malang tahun 2011, yaitu sebanyak 410 paket proyek yang tersebar di 33 kecamatan dengan waktu yang disediakan selama 120 hari kerja dan AMP yang tersedia hanya 1, yaitu di Kecamatan 94
6 Optimasi Biaya Pengaspalan Jalan Widyawati Budikusuma Bululawang; dalam pelaksanaannya ternyata seluruh proyek ini mengalami keterlambatan. Kebutuhan aspal hot-mix dan estimasi durasi pelaksanaannya apabila hanya dilayani oleh 1 AMP saja seperti terlihat pada Tabel 2, sedangkan lokasi dan kapasitas AMP yang digunakan seperti pada Tabel 3. Biaya mobilisasi AMP diasumsi sesuai dengan jaraknya dan dibagi ke dalam 3 kategori, yaitu: untuk jarak dekat Rp 5 juta, untuk jarak sedang Rp 6 juta, dan untuk jarak jauh Rp 7 juta, sehingga biaya mobilisasi masing-masing AMP ke masing-masing kecamatan menjadi seperti terlihat dalam Tabel 4. HASIL DAN ANALISANYA Sebagai contoh perhitungan per kecamatan diambil Kecamatan Bululawang. Apabila digunakan 1 AMP saja yang berada di Kecamatan Bululawang, maka seluruh kebutuhan aspal akan disuplai dari AMP ini seperti terlihat dalam Tabel 2. Tabel 5, 6 dan 7 menunjukkan alokasi aspal dari 2, 3 dan 4 AMP untuk masing-masing proyeknya. Perhitungan biaya proyek dan waktu yang diperlukan di Kecamatan Bululawang ini dengan 1, 2, 3, dan 4 AMP ditunjukkan masing-masing dalam Tabel 8. Cara yang sama diterapkan untuk kecamatan-kecamatan yang lain dan hasilnya diringkas dalam Tabel 9 untuk biaya proyek dan waktu yang diperlukan. Dari Tabel 9 terlihat bahwa: 1. Makin banyak AMP yang digunakan, makin pendek waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaannya. Waktu tersingkat adalah dengan menggunakan 4 AMP. 2. Sebaliknya dengan biaya, makin banyak AMP yang digunakan, makin tinggi biayanya. Biaya yang diperlukan paling rendah terdapat pada alternatif dengan 1 AMP. 3. Dilihat dari aspek waktu dari keempat alternatif itu yang memenuhi ketentuan (maksimum 120 hari) adalah alternatif dengan 3 dan 4 AMP, namun dari aspek biaya alternatif dengan 3 AMP lebih baik dari pada alternatif dengan 4 AMP, sehingga alternatif terbaik dari keempat alternatif ini adalah alternatif dengan 3 AMP. Dengan cara ini Pemerintah Kabupaten Malang dapat memperkirakan waktu dan biaya proyek pengaspalan jalan. Namun demikian perhitungan di atas perlu diteliti lebih lanjut apabila alternatif penggunaan AMPnya diubah, karena makin dekat lokasi AMP dengan proyek, makin rendah biayanya. Jadi apabila pemilihan AMP dapat dilakukan secara acak, sebaiknya AMP yang dipilih adalah AMP yang dekat dengan lokasi proyek. Menerapkan cara ini dengan membatasi per kecamatan adalah untuk mempermudah perhitungan. Namun efektifitas AMP kadang-kadang akan terabaikan. Waktu yang diperlukan untuk satu kecamatan dihitung dari waktu terlama yang diperlukan oleh salah satu dari AMP-AMP yang digunakan (lihat Tabel 5, 6 atau 7). Jadi untuk AMP yang sudah bisa 95
7 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: menyelesaikan tugasnya kurang dari waktu ini seakan-akan tidak termanfaatkan karena untuk penugasan ke kecamatan yang lain menunggu AMP-AMP yang lain. Oleh karena itu perlu dipikirkan lebih lanjut cara perhitungan yang lebih baik lagi untuk mengefektifkan semua AMP. Juga apabila kebutuhan aspal di proyek-proyek dalam satu kecamatan kecil sekali sehingga dapat dilayani oleh 1 AMP saja dalam waktu 1 hari, seperti yang terjadi di Kecamatan Sumberpucung di mana kebutuhan aspal hanya 270,95 ton, maka pada hari tersebut AMP-AMP yang lain diperhitungkan tidak beroperasi, sehingga dari segi waktu tidak efektif, walaupun dari segi biaya akan minimum. Apabila dalam hal ini kebutuhan aspal tersebut akan dibebankan secara merata kepada AMP-AMP yang lain untuk mengefektfkan waktunya, maka biayanya akan meningkat. Oleh karena itu hal ini juga masih perlu diteliti kembali untuk mendapatkan jalan keluar yang terbaik. Pengalokasian aspal ke masing-masing lokasi proyek dari masingmasing AMP tergantung dari harga satuan alokasi materialnya (c ij ). Apabila harga satuan ini sama besarnya untuk semua proyek di satu kecamatan dari satu AMP, maka pengalokasiannya memprioritaskan proyek dengan volume kebutuhan aspal yang lebih besar pada AMP dengan biaya mobilisasi yang lebih murah. Perhitungan ini dilakukan hanya dengan menyederhanakan biaya mobilisasi dari lokasi AMP ke kecamatan-kecamatan menjadi tiga kategori saja. Apabila diinginkan hasil yang lebih akurat, maka perhitungan dapat dilakukan dengan biaya mobilisasi AMP yang lebih akurat, misalnya berdasarkan biaya mobilisasi per kilometer. Namun seberapa perlunya perhitungan semacam ini dilakukan masih perlu diteliti lebih lanjut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil perhitungan yang diperoleh adalah: proyek pengaspalan jalan hot mix di Kabupaten Malang tahun anggaran 2011 sebaiknya dilaksanakan dengan 3 AMP yang berlokasi di Bululawang- Kabupaten Malang, Pandaan-Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Mojokerto, sehingga dapat dilaksanakan dalam waktu 82 hari dengan biaya Rp 87,308 milyar. Walaupun cara ini sudah dapat diterapkan untuk proyek-proyek yang akan datang, namun disarankan sebaiknya dilakukan penelitian selanjutnya untuk: (1) mengefektifkan waktu perpindahan peralatan dari satu kecamatan ke kecamatan yang lain, (2) mengefektifkan waktu dan mengefisienkan biaya untuk kecamatan dengan kebutuhan proyek yang kecil, dan (3) melihat pengaruh penggunaan biaya mobilisasi AMP yang lebih akurat. 96
8 Optimasi Biaya Pengaspalan Jalan Widyawati Budikusuma Tabel 2. Paket Proyek Aspal Hot-mix No. Kecamatan Jumlah Kebutuhan aspal Estimasi paket (ton) waktu * ) (hari) 1 Ampelgading ,18 4,15 2 Bantur ,71 7,49 3 Bululawang 7 911,68 3,04 4 Dampit ,89 7,16 5 Dau ,52 4,48 6 Donomulyo ,44 6,56 7 Gedangan ,23 8 Gondanglegi ,31 10,81 9 Jabung ,41 10 Kalipare 6 827,32 2,76 11 Karangploso ,63 7,93 12 Kasembon ,30 2,00 13 Kepanjen ,76 18,31 14 Kromengan 4 433,51 1,45 15 Lawang ,36 6,40 16 Ngajum ,06 17 Ngantang ,37 2,79 18 Pagak ,61 5,78 19 Pagelaran ,15 7,15 20 Pakis ,02 12,73 21 Pakisaji 5 800,79 2,67 22 Poncokusumo ,73 3,88 23 Pujon 9 820,13 2,73 24 Singosari ,77 8,03 25 Sumbermanjing Wetan ,05 6,14 26 Sumberpucung 2 270,95 0,90 27 Tajinan ,63 5,32 28 Tirtoyudo ,39 2,92 29 Tumpang ,31 9,77 30 Turen ,52 10,82 31 Wagir ,66 3,50 32 Wajak 7 935,26 3,12 33 Wonosari 6 523,49 1,74 Total ,98 191,24 Keterangan: * ) Estimasi waktu pelayanan oleh AMP 1 saja (kapasitas 300 t/hari). Tabel 3. Lokasi dan Kapasitas AMP AMP Lokasi Kapasitas (t/hari) AMP 1 Bululawang Kab. Malang 300 AMP 2 Pandaan Kab. Pasuruan 200 AMP 3 Kab. Mojokerto 300 AMP 4 Kab. Blitar
9 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: Tabel 4. Biaya mobilisasi AMP No Ke Kecamatan Biaya Mobilisasi (Rp juta) AMP-1 AMP-2 AMP-3 AMP-4 1 Ampelgading Bantur Bululawang Dampit Dau Donomulyo Gedangan Gondanglegi Jabung Kalipare Karangploso Kasembon Kepanjen Kromengan Lawang Ngajum Ngantang Pagak Pagelaran Pakis Pakisaji Poncokusumo Pujon Singosari Sumbermanjing Wetan Sumberpucung Tajinan Tirtoyudo Tumpang Turen Wagir Wajak Wonosari
10 Optimasi Biaya Pengaspalan Jalan Widyawati Budikusuma No Tabel 5. Alokasi Aspal di Kecamatan Bululawang dengan 2 AMP Dari Ke AMP-1 C i1 = Rp 5 juta AMP-2 C i2 = Rp 6 juta Kebutuhan Aspal (ton) Urutan 1 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Bakalan Urek Urek 220, , Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Bululawang Jambearjo 18,806 88, ,040 4,6 3 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Gading Sukonolo 60,210 60, Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Krebet Senggrong Kasembon 155, , Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Lumbangsari Gading 74, Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Pringu Sudimoro 88,308 88, Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Sempalwadak Wadanpuro 204, ,881 2 Suplai / Total 600, , ,680 Keterangan: Kapasitas AMP-1 = 300 t/hr, kapasitas AMP-2 = 200 t/hr; kapasitas 2 AMP = 500 t/hr Sisa kebutuhan setelah 1 hari = 911,680 t 500 t = 411,680 t dibebankan ke AMP t dan ke AMP-2 111,680 t pada hari kedua Tabel 6. Alokasi Aspal di Kecamatan Bululawang dengan 3 AMP Dari AMP-1 AMP-2 AMP-3 Kebutuh. No C i1 = Rp C i2 = Rp C i3 = Rp Aspal Urutan Ke 5 jt 6 jt 7 jt (ton) 1 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Bakalan Urek Urek 220, , Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Bululawang Jambearjo 44,557 62, ,040 4, 7 3 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Gading Sukonolo 60,210 60, Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Krebet Senggrong Kasembon 155, , Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Lumbangsari Gading 74,928 74, Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Pringu Sudimoro 88,308 88, Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Sempalwadak Wadanpuro 190,910 13, ,881 2, 9 Suplai / Total 411, , , ,680 Keterangan: Kapasitas AMP-1 = 300 t/hr, kapasitas AMP-2 = 200 t/hr, kapasitas AMP 3 = 300 t/hr; kapasitas 3 AMP = 800 t/hr Sisa kebutuhan setelah 1 hari = 911,680 t 800 t = 111,680 t dibebankan ke AMP-1. 99
11 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: Tabel 7. Alokasi Aspal di Kecamatan Bululawang dengan 4 AMP No Dari AMP-1 AMP-2 AMP-3 AMP-4 Kebutuh Urutan C i1 = C i2 = C i3 = C i4 = Aspal Ke Rp 5 jt Rp 6 jt Rp 7 jt Rp 5 jt (ton) 1 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan 220, ,770 Bakalan Urek Urek 2 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Bululawang Jambearjo 88,234 18, ,040 5, 7 3 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Gading Sukonolo 60,210 60, Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Krebet Senggrong Kasembon 155, , Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan 23,458 51,470 74,928 8, 10 Lumbangsari Gading 6 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Pringu Sudimoro 88,308 88, Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Sempalwadak 79, ,881 2, 4 Wadanpuro Suplai / Total 300, , , , ,680 Keterangan: Kapasitas AMP-1 = 300 t/hr, kapasitas AMP-2 = 200 t/hr, kapasitas AMP-3 = 300 t/hr, kapasitas AMP-4 = 300 t/hr; kapasitas 4 AMP = 1100 t/hr Kebutuhan seluruhnya dapat dilayani 4 AMP dalam 1 hari. Tabel 8. Biaya dan Waktu Pelaksanaan Proyek di Kecamatan Bululawang sesuai Jumlah AMP Satuan biaya: Rp Uraian 1 AMP 2 AMP 3 AMP 4 AMP Biaya mobilisasi Biaya bahan, alat, , , , ,07 tenaga kerja Biaya Total , , , ,07 Waktu (hari) 3,04 2 1,37 1 Keterangan: Volume pekerjaan = 911,680 ton Harga satuan bahan, alat dan tenaga kerja = Rp ,66 /ton 100
12 Optimasi Biaya Pengaspalan Jalan Widyawati Budikusuma Tabel 9. Biaya dan Waktu Pelaksanaan Proyek di Kabupaten Malang sesuai Jumlah AMP Satuan biaya: Rp juta Satuan waktu: hari No Kecamatan 1 AMP 2 AMP 3 AMP 4 AMP Biaya Waktu Biaya Waktu Biaya Waktu Biaya Waktu 1 Ampelgading 1.915,74 4, ,74 2, ,74 2, ,74 1,13 2 Bantur 3.450,57 7, ,57 5, ,57 3, ,57 2,04 3 Bululawang 1.402,13 3, ,13 2, ,13 1, ,13 1,00 4 Dampit 3.299,12 7, ,12 4, ,12 3, ,12 1,95 5 Dau 2.064,91 4, ,91 3, ,91 3, ,91 1,22 6 Donomulyo 1.546,82 6, ,82 4, ,82 3, ,82 0,91 7 Gedangan 4.708,95 10, ,95 6, ,95 4, ,95 2,79 8 Gondanglegi 4.975,30 10, ,30 6, ,30 4, ,30 2,95 9 Jabung 1.572,04 3, ,04 2, ,04 2, ,04 0,93 10 Kalipare 1.272,85 2, ,85 2, ,85 1, ,85 0,75 11 Karangploso 3.653,73 7, ,73 5, ,73 3, ,73 2,16 12 Kasembon 927,47 2,00 934,47 1,34 941,47 1,00 948,47 0,55 13 Kepanjen 8.422,53 18, ,53 11, ,53 7, ,53 4,99 14 Kromengan 670,35 1,45 676,35 1,00 683,35 1,00 688,35 0,39 15 Lawang 2.949,92 6, ,92 5, ,92 3, ,92 1,75 16 Ngajum 2.330,99 5, ,99 3, ,99 2, ,99 1,38 17 Ngantang 1.287,71 2, ,71 2, ,71 1, ,71 0,76 18 Pagak 2.661,72 5, ,72 3, ,72 2, ,72 1,58 19 Pagelaran 3.292,39 7, ,39 4, ,39 3, ,39 1,95 20 Pakis 5.860,10 12, ,10 8, ,10 5, ,10 3,47 21 Pakisaji 1.232,20 2, ,20 2, ,20 1, ,20 0,73 22 Poncokusumo 1.789,92 3, ,92 2, ,92 2, ,92 1,22 23 Pujon 1.262,83 2, ,83 2, ,83 1, ,83 0,75 24 Singosari 3.697,38 8, ,38 7,04 3,708,38 3, ,38 2,19 25 Smbrmanjing Wetan 2.826,37 6, ,37 4, ,37 2, ,37 2,00 26 Sumberpucung 420,22 0,90 420,22 0,90 420,22 0,90 420,22 0,90 27 Tajinan 2.450,27 5, ,27 3, ,27 2, , Tirtoyudo 1.348,05 2, , ,05 2, ,05 0,8 29 Tumpang 4.498,70 9, ,70 6, ,70 4, ,70 2,67 30 Turen 4.977,15 10, ,15 6, ,15 4, ,15 2,95 31 Wagir 1.612,04 3, ,04 2, ,04 1, ,04 0,95 32 Wajak 1.438,27 3, ,27 2, ,27 1, ,27 0,85 33 Wonosari 807,24 1,74 813,24 1,08 820,24 1,00 825,24 0,48 Total ,99 191, ,99 125, ,99 81, ,99 52,60 DAFTAR PUSTAKA Antil, James M. and Ronald W. Woodhead Critical Path Method. Fourth Ed. USA: John Wiley & Sons, Inc. Kerzner, Harold Project Management: A Systems Approach to Planning, Scheduling and Controlling. Ninth Ed. USA: John Wiley & Sons, Inc. Subagyo, Pangestu, Marwan Asri dan T. Hani Handoko Dasar-Dasar Operations Research. Edisi Kedua Cetakan Kedua. Yogyakarta: BPFE. Suwandira, G.N.P., R. Indrayani dan Ida Ayu Rai Widhiawati Optimasi Biaya Pekerjaan Aspal Hot Mix dengan Model Penugasan (Assignment) pada Proyek Jalan di Bali. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil ITS Vol. 10 No. 1 Januari Wardhani, K Optimasi Distribusi Material dengan Model Transportasi pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Simpang Susun Waru Bandara Juanda Surabaya. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. 101
BUPATI MALANG BUPATI MALANG,
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENDAPATAN PADA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG KOORDINATOR WILAYAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG
BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG KOORDINATOR WILAYAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : bahwa dengan memperhatikan luas wilayah
Lebih terperinciBUPATI MALANG BUPATI MALANG,
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) SEKOLAH MENENGAH PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciANALISIS POTENSI EKONOMI SUBSEKTOR PERTANIAN UNGGULAN PADA TINGKAT KECAMATAN DI KABUPATEN MALANG
ANALISIS POTENSI EKONOMI SUBSEKTOR PERTANIAN UNGGULAN PADA TINGKAT KECAMATAN DI KABUPATEN MALANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi Oleh: YENI NUR HIDAYATI 08630074
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk indonesia.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan
Lebih terperinciBUPATI MALANG BUPATI MALANG,
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALANG
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KARTU KEPEMILIKAN TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KABUPATEN MALANG
PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KABUPATEN MALANG Siti Rahmatia Pratiwi 1), Joni Hermana 1 dan Rachmat Boedisantoso 1 1) Teknik Lingkungan,
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2018 BUPATI MALANG,
BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2018 BUPATI MALANG, Menimbang : bahwa untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH
1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG NOMOR : 420/ / /2018
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A L A N G DINAS PENDIDIKAN Jalan Penarukan No. 1 Telpon (0341) 39393537, Fax (0341) 393935 Email: dispendik@malangkab.go.id Website http://www.malangkab.go.id KEPANJEN
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG NOMOR : 420/ / /2017
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A L A N G DINAS PENDIDIKAN Jalan Penarukan No. 1 Telpon (0341) 39393537, Fax (0341) 393935 Email: dispendik@malangkab.go.id Website http://www.malangkab.go.id KEPANJEN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis. Tanah yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis. Tanah yang dimiliki mampu ditanami berbagai macam jenis tanaman holtikultura. Bahan pencukup kebutuhan manusia yang
Lebih terperinciR. Prayudha Chandra Putra, Nurudin Santoso 1, Ekojono 2. Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang.
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR BERBASIS GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS) MENGGUNAKAN METODE BAYES Studi Kasus : BPBD Kabupaten Malang R. Prayudha Chandra Putra, Nurudin Santoso
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2017
196 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2017 Rencana program dan kegiatan prioritas merupakan uraian rinci yang menjelaskan nama program/kegiatan, indikator kinerja program/kegiatan, tahun
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Wilayah Kabupaten Malang memiliki luas 3.534,86 km 2 atau 353,486 ha , ,00 Bujur Timur,
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kabupaten Malang Wilayah Kabupaten Malang memiliki luas 3.534,86 km 2 atau 353,486 ha dan terletak antara koordinat 112 0 17 10,90-112 0 57 00,00
Lebih terperinciBAB VIII STANDAR PERJALANAN DINAS
BAB VIII STANDAR PERJALANAN DINAS A. STANDAR PERJALANAN DINAS TUJUAN 1. Di Dalam Wilayah Kabupaten Malang a. Tingkat A: Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRD dan Wakil Ketua DPRD Uang Harian Biaya Transpostasi
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Malang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Malang Tahun 2013 sebanyak 328.031 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Malang Tahun 2013 sebanyak 46 Perusahaan Jumlah
Lebih terperinciREKAPITULASI JUMLAH PPS, PENDUDUK, PEMILIH DAN TPS PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF KABUPATEN MALANG TAHUN 2004 JUMLAH PENDUDUK
REKAPITULASI PPS, PENDUDUK, PEMILIH DAN TPS PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF KABUPATEN MALANG TAHUN 2004 NO NAMA KECAMATAN PPS PENDUDUK PEMILIH 1 2 3 4 5 6 7 TPS 1 KASEMBON 6 29.602 21.193 86 2 PUJON 10
Lebih terperinciPenataan Menara BTS (Cell Planning)
50 Penataan Menara BTS (Cell Planning) Wahju Adi Prijono Abstrak - Penataan menara/bts merupakan proses master plan penataan menara telekomunikasi seluler berdasarkan estetika dan kesesuaian dengan KKOP
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG NOMOR: 420/2043/ /2015
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A L A N G DINAS PENDIDIKAN Jalan Penarukan No. 1 Telpon (0341) 393935-37, Fax (0341) 393935 Email: dispendik@malangkab.go.id Website http://www.malangkab.go.id KEPANJEN
Lebih terperinciDINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN JL. TRUNOJOYO KAV. IV TELP (0341) 393926 /FAX (0341) 394939 Email:peternakan@malangkab.go.id Website:www.peternakan.malangkab.go.id KEPANJEN
Lebih terperinciPENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Zuraidah Abstrak. Laporan pertanggungjawaban akan membantu pimpinan dalam
Lebih terperinciNOTULENSI RAPAT PEMANTAUAN PENCAPAIAN KINERJA TRIWULAN I TAHUN 2014 DAN SOSIALISASI PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 29 TAHUN 2014
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN JL. TRUNOJOYO KAV. IV TELP (0341) 393926 /FAX (0341) 394939 Emailpeternakan@malangkab.go.id Websitewww.peternakan.malangkab.go.id KEPANJEN
Lebih terperinciPROFIL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN MALANG
PROFIL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN MALANG I. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALANG Wilayah Kabupaten Malang memiliki luas 3.534,86 km 2 atau 353.486 ha dan terletak pada koordinat 112 o
Lebih terperinciACARA 4. ASPEK PEMASARAN
ACARA 4. ASPEK PEMASARAN!! Instruksi Kerja : a. Mengidentifikasi pemasaran produk pertanian di wilayah praktek lapang b. Setiap praktikan mencari jurnal tentang pemasaran produk pertanian. c. Identifikasi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN Jl. Panji No. 120 Kepanjen Telp. (0341) 393730 M A L A N G P E N G U M U M A N RENCANA UMUMM PENGADAAN BARANG DAN JASAA TAHUN ANGGARAN 2011 Nomor: 442.1/ 808
Lebih terperinciRUTE AMAN ANAK DARI DAN KE SEKOLAH PAKISAJI KEPANJEN KEC/SEKOLAH KET. Jl.Raya Kebonagung. No. 22. Jl.Raya. Ngadilangkung 31
RUTE AMAN ANAK DARI DAN KE NO KEC/ PAKISAJI 1. SDN Kebonagung 5 Jl.Raya No. 22 Kebonagung 2. SDN Kebonagung II dan IV Jl.Raya Kebonagung 3. SDN Pakisaji 01 Jl. Raya Pakisaji 41 Tlp : 835970 4. SD Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekretariat DPRD Kabupaten Malang berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2007 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Malang Dalam Urusan Wajib Dan Pilihan merupakan
Lebih terperinciBUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 11 TAHUN 2012 PENGESAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TAHUN ANGGARAN 2012
7 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 11 TAHUN 2012 PENGESAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TAHUN ANGGARAN 2012 Menimbang : a. bahwa dengan berakhirnya Tahun Anggaran
Lebih terperinciSeluruh Pejabat Struktural dan Staf Subag Perencanaan WIB WIB Evaluasi kinerja tahun 2014 dan Perencanaan kinerja tahun 2015
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN JL. TRUNOJOYO KAV. IV TELP (0341) 393926 /FAX (0341) 394939 Email:peternakan@malangkab.go.id Website:www.peternakan.malangkab.go.id KEPANJEN
Lebih terperinciAPLIKASI INTEGER PROGRAMMING UNTUK PEMERATAAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA PROYEK
B-10-1 APLIKASI INTEGER PROGRAMMING UNTUK PEMERATAAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA PROYEK * Iswanto, Abdullah Shahab Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Teknologi e-mail : * iswan_bwi@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN SATUAN PENDIDIKAN FORMAL PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR BUPATI MALANG
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR BUPATI MALANG Menimbang : bahwa sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah
Lebih terperinciRESPONSIBILITY ACCOUNTING, COST PRODUCTION SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG
RESPONSIBILITY ACCOUNTING, COST PRODUCTION SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Zuraidah Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrhim Malang Jl.
Lebih terperinciPERSEPSI NASABAH TERHADAP IMPLEMENTASI AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH DALAM OPERASIONAL PERBANKAN BERBASIS SYARIAH DI INDONESIA.
Adi Prasetyo PERSEPSI NASABAH TERHADAP IMPLEMENTASI AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH DALAM OPERASIONAL PERBANKAN BERBASIS SYARIAH DI INDONESIA Adi Prasetyo Staf Pengajar Jurusan Akutansi, Fakultas Ekonomi dan
Lebih terperinciRANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN LOGISTIK DENGAN PENDEKATAN SISTEM TERTUTUP (STUDI KASUS: DISTRIBUSI LPG 3 KG DI KAB./KOTA MALANG DAN KOTA BATU)
RANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN LOGISTIK DENGAN PENDEKATAN SISTEM TERTUTUP (STUDI KASUS: DISTRIBUSI LPG 3 KG DI KAB./KOTA MALANG DAN KOTA BATU) Faizatul Widad, I Nyoman Pujaan Jurusan Teknik Industri Institut
Lebih terperinciBUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pada era millenium Millenium Development Goals (MDG s) adalah menuju kemitrasejajaran laki-laki dan perempuan dengan meningkatkan keadilan
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA KABUPATEN MALANG TAHUN BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS BINA MARGA KABUPATEN MALANG NOMOR: 188.4/ /KEP/35.07.109/2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 RENCANA
Lebih terperinciPENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Abstract ZURAIDAH Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Lebih terperinciKUOTA EFISIENSI KAB. MALANG TAHUN 2016
Lampiran : Surat : Ketua BAP-S/M Provinsi Jawa Timur Tentang : Edaran perubahan kuota akreditasi sekolah/madrasah 2016 Nomor : 132/BAP-S/M/TU/V/2016 Tanggal : 19 Mei 2016 KUOTA EFISIENSI KAB. MALANG TAHUN
Lebih terperinciMODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM
MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM PERSOALAN TRANSPORTASI Metode transportasi adalah suatu metode dalam Riset Operasi yang digunakan utk mengatur distribusi dari sumber-sumber yg menyediakan produk
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN JALAN TEMBUS LAWANG - BATU. Aryo Yudhanto W. Abstraks
EXTRAPOLASI Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya P-ISSN: 1693-8259 Desember 2015, Vol. 8 No. 2, hal. 235 252 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN JALAN TEMBUS LAWANG - BATU Aryo Yudhanto W FakultasTeknik,
Lebih terperinciRENCANA UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA Nomor : 602/1.RUP.PAK/ /2016
RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA Nomor : 602/1.RUP.PAK/35.07.111/2016 K/L/D/I : Kabupaten Malang Satuan Kerja : DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG Tahun Anggaran : 2016 No Nama Paket Langsung 1 Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR : 2 TAHUN 2011 TANGGAL : 13 Mei 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Malang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN MALANG TAHUN
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2010-2015 TAHUN 2011 PEMERINTAH KABUPATEN
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi
Lebih terperinciPokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70
METODE TRANSPORTASI Metode Kuantitatif. 70 POKOK BAHASAN VI METODE TRANSPORTASI Sub Pokok Bahasan : 1. Metode North West Corner Rule 2. Metode Stepping Stone. 3. Metode Modi 4. Metode VAM Instruksional
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PERT DAN CPM PADA SUATU JARINGAN KERJA (NETWORK) SERTA MENGOPTIMALKAN WAKTU PENYELESAIAN PROYEK
Media Informatika Vol. 6 No. 2 (2007) PENERAPAN METODE PERT DAN CPM PADA SUATU JARINGAN KERJA (NETWORK) SERTA MENGOPTIMALKAN WAKTU PENYELESAIAN PROYEK Yenita Juandy Sekolah Tinggi Manajemen Informatika
Lebih terperinciDAFTAR NAMA PNS KABUPATEN MALANG YANG MENJALANI IBADAH HAJI
Nomor Nama NIP Pangkat_Gol Jabatan Satuan_kerja 1. HERU SUCAHYO, SH., MSi 196111081997031001 Pembina 2. AVIVAH TRI CAHYANINGSIH, S.Pd 197303021998072001 Penata Muda 3. MURWANTO, S.Pd 196002201983031009
Lebih terperinciBUPATI MALANG PENGUMUMAN NOMOR : 800/ 4673/ /2014 TENTANG
BUPATI MALANG PENGUMUMAN NOMOR : 800/ 4673/42.202/204 TENTANG SELEKSI PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 204 BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat literatur dan melakukan studi kepustakaan untuk mengkaji dan menelaah berbagai buku, jurnal, karyai lmiah, laporan dan berbagai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN MALANG TAHUN
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2010-2015 TAHUN 2011 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciVISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI
VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI Agus Sasmito Aribowo Jurusan Teknik Informatika UPN "Veteran" Yogyakarta Jl. Babarsari no 2 Tambakbayan 55281 Yogyakarta
Lebih terperinciPROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL UNLAM
Bahan kuliah Riset Operasional ASSIGNMENT MODELING Oleh: Darmansyah Tjitradi, MT. PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL UNLAM 2005 1 Background Assignment Modeling Metode ini dikembangkan oleh seorang berkebangsaan
Lebih terperinciDRAFT RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN
DRAFT RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2020 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH JL. PANJI NO 156 KEPANJEN, KABUPATEN MALANG,
Lebih terperinciKUOTA AKREDITASI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN MALANG TAHUN MTs An Nur Jl. Diponegoro IV Bululawang Bululawang
KUOTA AKREDITASI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN MALANG TAHUN 2013 KUOTA MTS NO NAMA SEKOLAH NSS/NIS/NSM 1 MTs An Nur 121235070014 Jl. Diponegoro IV Bululawang Bululawang 2 MTs Al Aziz 121235070023 KH. Ahmad
Lebih terperinciMetode Transportasi. Rudi Susanto
Metode Transportasi Rudi Susanto Pendahuluan METODE TRANSPORTASI Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Malang, Maret 2017 BUPATI MALANG. Dr. H. RENDRA KRESNA
KATA PENGANTAR Puji Syukur patut kita panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan Kinerja (LKj) memuat informasi kinerja, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan program prioritas untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, handal, cakap dan kompeten dalam rangka mendukung keberhasilan pembangunan secara
Lebih terperinciOptimasi Penugasan Menggunakan Metode Hungarian Pada CV. L&J Express Malang (Kasus Minimasi)
Optimasi Penugasan Menggunakan Metode Hungarian Pada CV. L&J Express Malang (Kasus Minimasi) 1 Dwi Harini 1 Sistem Informasi, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 Kediri, Indonesia E-mail: 1 Dwiharini1970@yahoo.com
Lebih terperinciMODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi
Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XI : MODEL TRANSPORTASI e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Model Transportasi Merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Pendistribusian barang atau jasa merupakan salah satu bagian penting dari kegiatan sebuah instansi pemerintah ataupun perusahaan tertentu Masalah transportasi merupakan
Lebih terperinciKODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG
1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
Lebih terperinciPENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI (Optimum Product Distribution Using Transportation Method) Jevi Rosta*, Hendy Tannady** Fakultas Teknik Jurusan
Lebih terperinciProf. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALANG RANCANGAN AKHIR RENCANA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2018
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG RANCANGAN AKHIR RENCANA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2018 TAHUN 2017 00 LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI MALANG NOMOR : 188.4/ /KEP/35.07.206/2017
Lebih terperinciANALISA KELAYAKAN INVESTASI AKIBAT KETERLAMBATAN DIMULAINYA PEMBANGUNAN PROYEK DI KOTA MALANG (STUDI KASUS MALANG TRADE CENTER BLIMBING)
ANALISA KELAYAKAN INVESTASI AKIBAT KETERLAMBATAN DIMULAINYA PEMBANGUNAN PROYEK DI KOTA MALANG (STUDI KASUS MALANG TRADE CENTER BLIMBING) Lukman Kurniawan (1) Subandiyah Azis (2 Tiong Iskandar (3) (1)(2)(3)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang mengalami pertumbuhan jumlah penduduk cukup pesat. Pertambahan jumlah penduduk berdampak
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PEMINDAHAN IBU KOTA KABUPATEN MALANG DARI WILAYAH KOTA MALANG KE WILAYAH KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan pembangunan di segala bidang semakin dirasakan, terutama di negara yang sedang berkembang, hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyatnya.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) Menurut Sri Mulyono (1999), Program Linier (LP) merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai
Lebih terperinciBuku Manual Web Site SKPD Pemerintah Kabupaten Malang
Buku Manual Web Site SKPD Pemerintah Kabupaten Malang Situs web Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Malang didesain untuk bisa dirubah atau diupdate secara mudah menggunakan content management
Lebih terperinciBUPATI MALANG PENGUMUMAN NOMOR : 800/ 4673/ /2014 TENTANG SELEKSI PENERIMAAN GALON PEGAWAI PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014
BUPATI MALANG PENGUMUMAN NOMOR : 800/ 4673/42.202/204 TENTANG SELEKSI PENERIMAAN GALON PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 204 BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK
STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT SEMEN GRESIK Ikhyandini GA dan Nadjadji Anwar Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU)
Majalah Ilmiah INTI, Volume 12, Nomor 2, Mei 217 ISSN 2339-21X IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU) Mohd. Rifqi Lutfir
Lebih terperinciLAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN
LAPORAN INFORMASI KINERJA INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH LINGKUNGAN (IKPLHD) HIDUP DAERAH KABUPATEN (IKPLHD) MALANG TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017
Lebih terperinciR PROGRAM APLIKASI PENYELESAIAN MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT MENGGUNAKAN METODE MEHAR
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dunia bisnis, manajemen rantai suplai merupakan strategi klasik yang banyak digunakan oleh industri atau perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Salah satu tingkat
Lebih terperinciLAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (IKPLHD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (IKPLHD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR LAPORAN KABUPATEN MALANG TAHUN
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Masalah Riset Operasi (Operation Research) pertama kali muncul di Inggris selama Perang Dunia II. Inggris mula-mula tertarik menggunakan metode kuantitatif dalam
Lebih terperinciNo No Peserta Nama Mapel Instansi Kota/Kab. Rombel Kelompok Hotel
Lampiran Surat Nomor : E.5.c/024/PSG144-UMM/X/2016 Tanggal : 31 Oktober 2016 DAFTAR NAMA PESERTA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) TAHAP III SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2016 PANITIA SERTIFIKASI
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh Segala puji bagi allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkah dan rahmatnya yang tak ternilai sehingga kami dapat menyusun Buku
Lebih terperinciRANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS KECAMATAN BULULAWANG BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI MALANG NOMOR: 188.45/ /KEP.35.07.03/2016 TENTANG PENGESAHAN RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS
Lebih terperinciLAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (IKPLHD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (IKPLHD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR LAPORAN KABUPATEN MALANG TAHUN
Lebih terperinciOperations Management
6s-1 Linear Programming Operations Management MANAJEMEN William J. Stevenson 8 th edition 6s-2 Linear Programming METODE TRANSPORTASI suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber
Lebih terperinciPENERAPAN PROGRAM DINAMIS PROBABILISTIK PADA PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN
Program Dinamis Probabilistik Lila Ayu Ratna Winanda PENERAPAN PROGRAM DINAMIS PROBABILISTIK PADA PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN Lila Ayu Ratna Winanda Dosen Program Studi Teknik Sipil FTSP ITN
Lebih terperinciDIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DOKUMEN PENDUKUNG
PENETAPAN KELOMPOK KKN DAN DPL Halaman : 1 dari 6 LOKASI DAN DPL KKN SEMESTER GANJIL 2017/2018 24 Juli s/d 23 Agustus 2017 NO NAMA, FAK, & NO HP DPL KLP KAB/KEC 1 Yana Syafriyana, SIP, M.I.P 1 FISIP, HP
Lebih terperinciDINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2014
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur tercurahkan ke hadirat Tuhan yang Maha
Lebih terperinciNo Kecamatan Kegiatan Magang Desa Kelompok Tani. Talangagung Dinas Cipta Karya Rudi 3 Lumbung Desa Moderen Cempokomulyo DISTANBUN Adi A KEPANJEN
Lampiran 13 : TEMPAT MAGANG PESERTA PENAS PETANI NELAYAN XIV TAHUN 2014 PADA 35 TEMPAT MAGANG TERSEBAR PADA 23 KECAMATAN SE KABUPATEN MALANG DIRENCANAKAN SELAMA 3 (TIGA) HARI DARI TANGGAL 8 S.D 10 JUNI
Lebih terperinciBUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN KODE WILAYAH TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Distribusi merupakan proses pemindahan barang-barang dari tempat produksi ke berbagai tempat atau daerah yang membutuhkan. Kotler (2005) mendefinisikan bahwa
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Undang-Undang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Istilah Riset Operasi (Operation Research) pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh Mc Closky dan Trefthen di suatu kota kecil Bowdsey Inggris. Riset Operasi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
Lebih terperinciMetode Transportasi. Muhlis Tahir
Metode Transportasi Muhlis Tahir Pendahuluan Metode Transportasi digunakan untuk mengoptimalkan biaya pengangkutan (transportasi) komoditas tunggal dari berbagai daerah sumber menuju berbagai daerah tujuan.
Lebih terperinciManajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 5 MODEL TRANSPORTASI. 5.1 Pengertian Model Transportasi
Modul 5 MODEL TRANSPORTASI 5.1 Pengertian Model Transportasi Model transportasi adalah kelompok khusus program linear yang menyelesaikan masalah pengiriman komoditas dari sumber (misalnya pabrik) ke tujuan
Lebih terperinciRiset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan
Masalah transportasi, pada umumnya, berkaitan dengan mendistribusikan sembarang komoditi dari sembarang kelompok pusat pemasok (yang disebut SUMBER) ke sembarang pusat penerima (yang disebut TUJUAN) dalam
Lebih terperinciBAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).
BAB III MODEL TRANSPORTASI. Pendahuluan Permasalahan transportasi berkaitan dengan pendistribusian beberapa komoditas dari beberapa pusat penyediaan, yang disebut dengan sumber menuju ke beberapa pusat
Lebih terperinciPENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia
PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang penerapan Metode
Lebih terperinci