BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

: Amelia Pujaastuti Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, SSi., MM

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

DAFTAR PUSTAKA. Darmadji, T dan Fakhrudin M.H Pasar Modal di Indonesia Pendekatan. Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.

ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 260

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Financial Laboratory Fakultas Ekonomi

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL MENGGUNAKAN SINGLE INDEX MODEL

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

ANALISIS INVESTASI PORTOFOLIO SAHAM PASAR MODAL SYARIAH DENGAN MODEL MARKOWITZ DAN MODEL INDEKS TUNGGAL

PENGGUNAAN SINGLE INDEX MODEL

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM SAHAM INDEK LQ-45 DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS TUNGGAL DI BEI PERIODE 2006 SAMPAI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

ANALISA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ DAN SINGLE INDEX MODEL PADA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Fuji Nurdiani

Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

Keywords : optimal portfolio, single index method, Kompas 100, IHSG. viii

Amelinda Islamey Suhadak Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB III PEMBAHASAN. goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis.

BAB I PENDAHULUAN. masukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

(Sanusi, 2004). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

Dhea Ayu Pratiwi 1, Irni Yunita 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

PENERAPAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK MENETAPKAN KOMPOSISI PORTOFOLIO OPTIMAL

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan menunjang keberhasilan

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif antar perusahaan dimana perusahaan berlomba-lomba dalam mencari

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE TAHUN

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

Retno Dwi Sulistiani Topowijono Maria Gorreti Wi Endang NP Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Obyek Penelitian Jakarta Islamic Index (JII)

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembangunan ekonomi dengan tujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

Investasi adalah suatu bentuk penanaman

JURNAL FOURIER April 2015, Vol. 4, No. 1, ISSN: X

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB I PENDAHULUAN. aktiva keuangan, biasanya yang mempunyai sifat jangka panjang, dengan

ABSTRAK. Kata Kunci: Model Indeks Tunggal, portofolio optimal, expected return, excess return to beta, cut off rate, risk. viii

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi

APLIKASI SINGLE INDEX MODEL DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM LQ45 DAN JAKARTA ISLAMIC INDEX

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir

BAB 3 METODE PENELITIAN

Total Ekuitas Nilai buku per lbr saham = Jumlah Saham Beredar

BAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL (Studi pada Saham Indeks LQ-45 di BEI Tahun )

Evaluasi Kinerja Portfolio Saham Dana Pensiun Bank Indonesia Pada Tahun 2012

BAB IV PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

II. LANDASAN TEORI. optimal jika pengaturan waktu konsumsi tersebut dapat memaksimumkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

Transkripsi:

58 BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM A. Saham-saham yang membentuk portofolio optimal Portofolio optimal merupakan portofolio yang terdiri atas saham-saham yang memiliki kombinasi imbal hasil harapan dan risiko yang terbaik. Metode indeks tunggal digunakan untuk menntukan portofolio optimal. Penentuan portofolio optimal dengan metode ini melalui beberapa tahapan: 1. Menghitung rata-rata return saham individual (E(Ri)) Return saham individual bisa diperoleh dengan menerapkan rumus 2.1 yaitu mencari selisih harga penutupan saham bulan ini dengan harga penutupan bulan sebelumnya, kemudian ditambah dividen jika ada. Selanjutnya dibagi dengan harga penutupan bulan sebelumnya. Setelah diketahui return saham, langkah berikutnya adalah mencari rata-rata return atau return ekspektasian saham individual dengan menggunakan rumus 2.3. Tabel 4.1 Rata-rata Return saham individual KODE E(Ri) KODE E(Ri) ASRI 0,0384 UNTR 0,0064 UNVR 0,0223 PTBA 0,002 KLBF 0,0210 ASII 0,0007 LPKR 0,0189 LSIP -0,0005 SMGR 0,0167 TLKM -0,0006 INTP 0,0152 ITMG -0,0019 AALI 0,0069 58

59 Rata-rata return saham individual tertinggi dimiliki oleh ASRI dengan nilai sebesar 0,0384, sedangkan return saham individual terendah dimiliki oleh ITMG dengan nilai sebesar -0,0019. Saham yang memiliki return ekspektasi positif adalah saham yang layak dijadikan alternatif dalam berinvestasi. Dari 13 sampel penelitian,ditemukan 3 saham yang memiliki return ekspektasi negatif. Banyaknya return ekspektasi positif mengindikasikan bahwa sepanjang periode 2010-2014 perusahaan berkecenderungan mengalami kenaikan harga. 2. Menghitung Return Pasar (Rm) Return pasar bisa ditemukan dengan menerapkan rumus 2.2 yaitu mencari selisih indeks harga saham JII bulan ini dengan indeks harga saham JII bulan sebelumnya. Kemudian dibagi dengan indeks harga saham bulan sebelumnya. Hasil perhitungan dari rata-rata return pasar (Rm)adalah sebesar 0,0091. Return pasar positif, maka bisa diasumsikan bahwa investasi saham-saham Jakarta Islamic Index memberikan keuntungan. 3. Menghitung risiko Selain menghitung return, risiko juga perlu ditentukan. semakin kecil nilai beta dan varian, maka semakin rendah risiko. Begitu juga sebaliknya. Semakin besar nilai beta dan varian, maka semakin tinggi risiko dalam saham tersebut. Risiko dibagi menjadi dua yaitu : a. Risiko Non Sistematis. Risiko non sistematis atau risiko unik merupakan risiko yang dapat dihilangkan melalui diversifikasi yaitu dengan jalan

60 membentuk portofolio. Risiko ini bersifat unik bagi perusahaan, karena apabila terjadi hal buruk pada suatu perusahaan maka akan diimbangi dengan hal baik yang terjadi di perusahaan lain. Risiko unik tertinggi dimiliki oleh LSIP sebesar 0,026714 dan yang terendah dimiliki oleh SMGR sebesar 0,002893. b. Risiko Sistematis Risiko sistematis atau risiko pasar merupakan bagian dari sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio. Risiko sistematis terjadi karena adanya perubahan tingkat inflasi, naiknya tingkat suku bunga Bank. Risiko sistematis terdiri dari beta ( ) dan varian pasar ( ). Tabel 4.2 Beta, Alpha, dan Risiko Unik (σea²) KODE BETA (β) ALPHA(α) RISIKO UNIK (σea²) AALI 1,292074 0,002488 0,008203 ASII 1,340882-0,00882 0,016945 ASRI 0,486543 0,021191 0,012288 INTP 0,677008 0,006272 0,004743 ITMG 0,374995-0,00957 0,009050 KLBF 1,881529 0,014847 0,017663 LPKR 0,977229 0,007083 0,011398 LSIP 0,925064-0,00632 0,026714 PTBA 1,087919-0,00793 0,006553 SMGR 0,840701 0,004422 0,002893 TLKM 1,068262-0,00909 0,013910 UNTR 0,635408-0,00339 0,004242 UNVR 1,040493 0,01884 0,004502 Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa dari 13 perusahaan yang menjadi sampel penelitian semuanya menghasilkan 2 M

61 beta ( ) positif. Beta tertinggi dimiliki oleh KLBF dengan nilai sebesar 1,881529, dan beta terendah dimiliki oleh ITMG dengan nilai sebesar 0,374995. Varian pasar ( 2 M ) merupakan risiko pasar. Varian pasar pada saham-saham Jakarta Islamic Index yang menjadi sampel penelitian sebesar 0,00198. 4. Portofolio optimal Pembentukan portofolio yang optimal dengan menggunakan indeks tunggal didasarkan pada excess return to beta (ERB). ERB adalah sebuah angka yang dapat digunakan untuk menentukan apakah saham tersebut dapat dimasukkan dalam portofolio optimal. ERB dapat diketahui dengan cara mencari selisih antara return ekspektasi saham individual dengan return aktiva bebas risiko. Kemudian dibagi dengan beta saham. Selanjutnya nilai ERB diurutkan dari yang terbesar sampai yang terkecil. Return aktiva bebas risiko bisa didapatkan dari data Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Nilai aktiva bebas risiko yang digunakan merupakan rata-rata perbulan dari perhitungan nilai SBIS sebesar 0,005033.Selain ERB, Cut-off point (Ci) juga diperlukan sebagai titik pembatas. Saham akan bisa dikategorikan dalam portofolio optimal apabila nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai Ci. Dari tabel dibawah, ditemukan 8 saham yang masuk ke dalam portofolio optimal. Yaitu UNVR, KLBF, ASRI, LPKR, INTP, SMGR, AALI dan UNTR.

62 Tabel 4.3 Perbandingan ERB dengan Cut-off point (Ci) KODE ERB Ci Keterangan UNVR 0,046046 0,006255 masuk portofolio KLBF 0,023585 0,002724 masuk portofolio ASRI 0,017734 0,010496 masuk portofolio LPKR 0,010732 0,004554 masuk portofolio INTP 0,010404 0,005236 masuk portofolio SMGR 0,008701 0,006593 masuk portofolio AALI 0,003837 0,000487 masuk portofolio UNTR 0,00128 0,000736 masuk portofolio ASII -0,00416-0,00101 tidak masuk portofolio PTBA -0,00609-0,00133 tidak masuk portofolio TLKM -0,00609-0,00144 tidak masuk portofolio ITMG -0,00825-0,00233 tidak masuk portofolio LSIP -0,00871-0,00062 tidak masuk portofolio 5. Menentukan proporsi sekuritas Prinsip utama dalam berinvestasi adalah jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Proporsi sekuritas perlu ditentukan oleh seorang investor untuk mengetahui seberapa besar modal yang akan ditanam pada masing-masing saham yang telah dikategorikan kedalam portofolio optimal. Jika investor mengalami kerugian di masa depan, maka seluruh modalnya tidak akan hilang semua. Tabel 4.4 Proporsi masing-masing sekuritas KODE ERB Ci (σea²) βi Zi wi % UNVR 0,046046 0,006255 0,004502 0,374995 3,314399 0,399319 39,93192 KLBF 0,023585 0,002724 0,017663 0,677008 0,799585 0,096334 9,633404 ASRI 0,017734 0,010496 0,012288 1,881529 1,108277 0,133525 13,35253 LPKR 0,010732 0,004554 0,011398 1,292074 0,700336 0,084377 8,437659 INTP 0,010404 0,005236 0,004743 0,977229 1,064794 0,128287 12,82865 SMGR 0,008701 0,006593 0,002893 1,340882 0,977041 0,117714 11,7714 AALI 0,003837 0,000487 0,008203 0,486543 0,198698 0,023939 2,393915 UNTR 0,00128 0,000736 0,004242 1,068262 0,136995 0,016505 1,650522 Total 8,300126 1 100

63 6. Pembahasan Portofolio yang ditentukan dengan menggunakan metode indeks tunggal menghasilkan 8 saham yang sesuai dengan kriteria portofolio optimal. Kriteria portofolio optimal adalah apabila nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik Ci, sedangkan sekuritas yang tidak termasuk portofolio optimal jika nilai ERB lebih kecil dari ERB di titik Ci. 8 saham yang masuk dalam portofolio optimal adalah UNVR yang menempati peringkat pertama dengan nilai ERBi sebesar 0,046046 dan nilai Ci sebesar 0,006255, kedua, KLBF dengan nilai ERBi sebesar 0,023585 dan nilai Ci sebesar 0,002724. Ketiga, ASRI dengan nilai ERBi sebesar 0,017734 dan nilai Ci sebesar 0,010496. Keempat, LPKR dengan nilai ERBi sebesar 0,010734 dan nilai Ci sebesar 0,004554. Kelima, INTP dengan nilai ERBi sebesar 0,010404 dan nilai Ci sebesar 0,005236. Keenam, SMGR dengan nilai ERBi sebesar 0,008701 dan nilai Ci sebesar 0,006593. Ketujuh, AALI dengan nilai ERBi sebesar 0,003837 dan nilai Ci sebesar 0,000487. Kedelapan, UNTR dengan nilai ERBi sebesar 0,00128 dan nilai Ci sebesar 0,000736. Kedelapan sekuritas tersebut mempunyai nilai ERBi lebih besar dengan nilai ERB di titik Ci sehingga layak masuk dalam kategori portofolio optimal. Sedangkan 5 sekuritas yang lainnya yaitu ASII, PTBA, TLKM, ITMG dan LSIP menghasilkan portofolio tidak optimal, karena nilai ERBi lebih kecil dengan nilai ERB di titik Ci. Saham yang masuk dalam portofolio optimal kemudian dihitung proporsi dan besarnya risiko saham. Pada tabel 4.3, telah ditentukan

64 proporsi masing-masing saham. Misalkan ada seorang investor yang memiliki modal sebesar Rp. 100.000.000. Cara mengetahui proporsi dana adalah dengan mengalikan total dana yang dimiliki dengan proporsi sekuritas. Dari pembagian proporsi diatas, investor akan menaruh dana di saham UNVR sebesar Rp. 39.931.920, saham KLBF sebesar Rp. 9.633.404, saham ASRI sebesar Rp. 13.352.530, saham LPKR sebesar Rp. 8.437.659, saham INTP sebesar Rp. 12.828.650, saham SMGR sebesar Rp. 11.771.400, saham AALI sebesar Rp. 2.393.915 dan terakhir saham UNTR sebesar Rp. 1.650.522. B. Penilaian Kinerja Portofolio Saham Kinerja portofolio saham ditentukan melalui indeks Sharpe, Treynor dan Jensen. Metode Sharpe lebih menekankan pada deviasi standar atau risiko total sebagai pembagi. Metode Treynor lebih menekankan pada beta sebagai tolak ukur risiko. Sedangkan Metode Jensen hanya menerima return yang lebih besar dari return ekspektasi. Metode Jensen ini menitikberatkan kepada intersep atau alpha. Tabel 4.5. Kinerja portofolio saham dengan indeks Sharpe, indeks Treynor dan indeks Jensen portofolio AALI ASRI INTP KLBF LPKR SMGR UNTR UNVR Sp (sharpe) 0,0680 0,2720 0,1793 0,1500 0,1509 0,2001 0,0716 0,3134 peringkat 8 2 4 6 5 3 7 1 Tp (treynor) 0,0130 0,0201 0,0149 0,0302 0,0142 0,0120 0,0054 0,0578 peringkat 6 3 4 2 5 7 8 1 Jp (jensen) 0,0022 0,0259-0,0223 0,0105-0,0081-0,0085-0,0114 0,0195 peringkat 4 1 8 3 5 6 7 2

65 Tabel.4.4 diatas memperlihatkan ada tiga kinerja portofolio saham. Pertama, metode Sharpe. Semakin tinggi nilai yang dihasilkan, maka semakin baik kinerjanya. Perhitungan melalui metode Sharpe menunjukkan bahwa yang menempati peringkat tertinggi pada periode 2010-2014 adalah saham UNVR sebesar 0,3134 atau sebesar 31%. Peringkat kedua ditempati oleh ASRI sebesar 0,2720 atau 27% dan peringkat ketiga dimiliki oleh SMGR sebesar 0,2001 atau 20%. Jika dilihat secara merata, tidak ada yang bernilai negatif. Maka, bisa dikatakan bahwa kinerja portofolio tersebut baik. Metode Treynor lebih menekankan beta sebagai pembagi. Semakin tinggi nilai yang dihasilkan, maka semakin baik kinerjanya. Beta menunjukkan besar kecilnya perubahan risiko suatu portofolio saham terhadap perubahan risiko pasar. Beta masing-masing portofolio saham berada 1. Delapan saham tersebut bisa dikatakan beresiko lebih kecil dari risiko portofolio pasar. Pada periode 2010-2014, saham UNVR tetap menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 0,0578 atau 5,7%. Posisi kedua ditempati oleh KLBF sebesar 0,0302atau 3% dan posisi ketiga dimiliki oleh ASRI sebesar 0,0201atau 2%. Metode Jensen menggunakan alpha sebagai tolak ukur yang mengestimasikan tingkat return selama periode investasi dengan risiko sistematik yang sama. Dari perhitungan pada tabel 4.4, ditemukan hasil negatif dan positif. Nilai yang positif menunjukkan bahwa manajer keuangan mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik daripada indeks pasar. Begitu pula sebaliknya. Portofolio saham yang memperoleh nilai tertinggi pada periode 2010-2014 adalah saham ASRI sebesar 0,0259 atau 2,6%. Peringkat

66 kedua dimiliki oleh UNVR sebesar 0,0195 atau 2% dan peringkat ketiga ditempati oleh KLBF sebesar 0,0105 atau 1,1%. Dalam portofolio JII yang terbentuk diatas, belum semuanya bernilai positif. Dari ketiga pengukur kinerja tersebut, dapat diketahui bahwa saham ASRI, UNVR, KLBF dan SMGR menghasilkan kinerja yang baik dan dapat digunakan dalam mempengaruhi keinginan para investor untuk membeli saham tersebut serta memasukannya kedalam portofolio investasi. Jika dilihat dari proporsi sekuritas, peringkat pertama ditempati oleh UNVR, kedua KLBF dan yang ketiga adalah ASRI. Sedangkan SMGR menempati posisi keenam. Ada perbedaan pemeringkatan antara pengukur kinerja dan proporsi sekuritas. Namun, hal tersebut tidak menjadi perbedaan yang signifikan. Karena baik metode indeks tunggal maupun penilaian kinerja dengan indeks Sharpe, Treynor dan Jensen mengeluarkan tiga kode saham yang sama. Yakni UNVR, KLBF dan ASRI. Di penghujung tahun 2014, harga penutupan saham UNVR adalah Rp. 32.300, KLBF Rp. 1.830, SMGR Rp. 16.200 dan ASRI Rp. 560. Harga saham juga mencerminkan kinerja emiten. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula kinerja emiten tersebut. Jika kinerja emiten tinggi, maka nilai emiten akan tinggi juga. Kinerja emiten yang semakin baik mengindikasikan bahwa prestasi emiten tersebut semakin baik. Apabila prestasi emiten semakin baik maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar.

67 Dalam pengambilan keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya. Jika harga pasar saham lebih rendah dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut sebaiknya dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika kemudian harga naik. Jika harga pasar sama dengan nilai intrinsiknya, maka jangan melakukan transaksi. Jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian. Dalam berinvestasi, investor memperhitungkan return dan resiko sejumlah dana yang akan diinvestasikan sehingga diperoleh return yang optimal dan risiko sekuritas individual dapat digunakan untuk menentukan portofolio yang optimal.