PEMBERIAN PROBIOTIK PADA PAKAN YANG DICAMPUR DAUN KALIANDRA (Calliandra callothyrus) TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy Lac) Daherni Saskia 1, M. Amri 2 dan Nawir Muhar 2 1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bunghatta Padang. 2) Dosen Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta Dahernisaskia@gmail.com ABSTRACT The research aim was to determine the concentration of probiotic mixed with Kaliandra leaf (Calliandra calothrysus) in feed on the growth of carp fish seed (Osphronemus gouramy Lac). This research was conducted from April to June 2014 in the Integrated Laboratory, Faculty of Fisheries Oceanography, University of Bung Hatta, Padang. The method used in this research was an experiment with 4 treatments and 3 replications. The treatments used in this study were: Treatment A (Control), Treatment B (15 ml / kg of feed), Treatment C (20 ml / kg of feed), Treatment D (25 ml / kg of feed). Parameters measured were survival rate and growth of absolute weight. The results showed that administration of probiotics are mixed calliandra leaves to seeds carp do not give a real difference to the increase in body weight of carp. The results showed that feeding with treatment D better against absolute weight, and absolute long, (6.74 grams), (4:37 cm). while the survival rates found in treatment C is 98.3%. Key Words : Ospronemus gouramy Lac, Calliandra, Probiotik PENDAHULUAN Ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac) adalah ikan air tawar asli perairan Indonesia yang banyak diminati masyarakat dan ikan ini tergolong komoditas perairan air tawar yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Pemberian pakan buatan pada ikan bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ikan. Untuk meningkatkan kualitas dan kandungan gizi dari pakan, diperlukan bahan baku lain yang ada disekitar kita yang dapat dimanfaatkan untuk ikan. Salah satu dari bahan tersebut adalah daun Kaliandra dan probiotik yang sangat bermanfaat untuk membantu proses pencernaan pada ikan agar kandungan gizi yang terdapat pada pakan dapat diserap dengan baik dan mempercepat pertumbuhan yang baik pula.
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Mikroorganisme yang terkandung pada probiotik mampu membantu pencernaan makanan pada tubuh hewan dan manusia sehingga makanan yang mengandung probiotik akan mampu dicerna dan diserap tubuh dengan baik. Selain itu probiotik mampu meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit dan memperbaiki kualitas lingkungan, juga dapat meningkatkan nilai nutrisi pakan dan laju penyerapan nutrien sehingga memungkinkan ikan gurami ini mencapai pertumbuhan yang maksimum. Daun Kaliandra mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman leguminosa lainnya. Disamping mempunyai banyak fungsi daun kaliandra juga mudah beradaptasi dan mudah berkembangbiak pada berbagai kondisi tanah dan lingkungan. Dari hasil penelitian Fadhillah (2012), menunjukan bahwa pemberian probiotik pada pellet yang mengandung daun Kaliandra berpengaruh terhadap pertumbuhan benih ikan nila. Pemberian probiotik sebesar 15 ml /kg pakan memberikan hasil terbaik terhadap laju pertumbuhan harian sebesar 2,76 % dan rasio konversi pakan yang terendah sebesar 1,48. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pemberian Probiotik Pada Pakan Yang Dicampur Daun Kaliandra (Calliandra Callothyrus) Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Gurami (Osphronemus gouramy Lac) MATERI DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2014 di Laboratorium Terpadu, Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta Padang. 3.2. Materi Penelitian 3.2.1. Alat Alat yang digunakan yaitu Kotak yang terbuat dari kerangka paralon dan waring sebanyak 12 kotak dengan ukuran 50x50x50cm, Kertas Milimeter, Pipet tetes, Timbangan digital, Sprayer, Nampan, mesin penggiling pakan dan ayakan. Untuk mengukur kualitas air digunakan peralatan DO meter, Amoniak test kit, Thermometer, ph meter. 3.2.2. Bahan Benih ikan gurami ( Osphronemus gouramy Lac ) dengan panjang 2-4 cm sebanyak 240 ekor. Pellet remah C.P 901, ditambah dengan 10% tepung daun
Kaliandra, dan Probiotik yang digunakan dengan merek dagang Minaraya, diproduksi oleh CV. Pradipta Paramita, Solo. Metode Penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Perlakuan A : Pakan tanpa pemberian probiotik (Kontrol) 2. Perlakuan B : Pemberian probiotik 15 ml/kg pakan 3. Perlakuan C : Pemberian probiotik 20 ml/kg pakan 4. Perlakuan D : Pemberian probiotik 25 ml/kg pakan Pakan yang digunakan adalah pakan komersil produk PT.Matahari Sakti, Surabaya dengan no seri C.P 901 langkahlangkah dalam pembuatan pakan ini adalah sebagai berikut : a. Pakan disiapkan masing-masing 100 gr / perlakuan. b. Mempersiapkan daun Kaliandra yang akan dijadikan tepung dengan cara menjemur dan memblender daun, kemudian daun tersebut diayak. Daun Kaliandra digunakan sebanyak 10 % setiap perlakuan pada pakan. c. Mempersiapkan probiotik sesuai dengan dosis perlakuan. d. Setelah disiapkan pakan lalu dilakukan pencampuran probiotik dan daun Kalindra sesuai dosis yang telah disiapkan e. Setelah itu dikering anginkan. Analisa Data Data yang diperoleh dari hasil pengukuran peubah dilakukan analisa varian (sidik ragam) menurut rancangan acak lengkap. Apabila hasil analisa variansi menunjukan bahwa F hitung < F tabel pada taraf kepercayaan 95 % atau 99 %, maka berarti ini tidak ada pengaruh pemberian probitik yang mengandung daun Kaliandra terhadap pertumbuhan benih ikan gurami (Ho diterima, Hi ditolak) sedangkan apabila F hitung > F tabel pada taraf 95 % atau 99 % maka berarti ada pengaruh pemberian probiotik yang mengandung daun kaliandra terhadap pertumbuhan benih ikan gurami (Ho ditolak, Hi diterima ). Untuk melihat adanya perbedaan antar perlakuan dilakukan uji lanjut Duncant multiple Rarge Test.
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gurami Dari hasil penelitian tingkat kelangsungan hidup benih ikan gurami yang Tabel 1. Rata-Rata Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gurami diberi pakan buatan yang dicampurkan dengan daun Kaliandra dan Probiotik, dapat dilihat pada tabel 1. No Perlakuan Sintasan ± SD 1 A 91.6 ± 5,77 2 B 96.6 ± 2,88 3 C 98.3 ± 2,88 4 D 95 ± 5,00 Keterangan : Perlakuan A : Pakan tanpa pemberian probiotik (Kontrol) Perlakuan B : PemberianpProbiotik 15 ml/kg pakan Perlakuan C : Pemberian probiotik 20 ml/kg pakan Perlakuan D : Pemberian Probiotik 25 ml/kg pakan sintasan 120 100 80 60 40 20 0 91.66 96.66 98.33 95 A B C D perlakuan Gambar 1. Grafik Sintasan Benih Ikan Gurami Per Perlakuan Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel (pakan tanpa probiotik (kontrol) ) sebesar 1 dan gambar 1, dapat dilihat bahwa ratarata kelangsungan hidup benih ikan gurami menunjukan bahwa pemberian probiotik dan 91.6 %. Dari hasil analisa varian tertinggi ditunjukan pada perlakuan C daun kaliandra pada pakan tidak (probiotik 20 ml/kg pakan) sebesar 98.3 % berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan kemudian diikuti oleh perlakuan B hidup benih ikan gurami. (probiotik 15 ml/kg pakan) yaitu 96.6 % dan Diduga kecilnya tingkat kematian yang perlakuan D ( probiotik 25 ml/kg pakan) 95 terjadi pada pertumbuhan ikan gurami di % dan sedangkan tingkat kelangsungan karenakan peranan probiotik sebagai hidup terendah terdapat pada perlakuan A
imunostimulan, dimana probiotik juga mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri pathogen, yang menghasilkan antibiotik, serta peningkatan kualitas air ( Watson, 2008 ). 4.2. Pertumbuhan Bobot Mutlak Data hasil pengamatan pertumbuhan bobot benih ikan gurami selama penelitian diperoleh data pertumbuhan bobot mutlak, seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata Pertambahan Bobot Benih Ikan Gurami No Perlakuan Awal Akhir Pertumbuhan ± SD 1 A 2.23 8.39 6.17 ± 1.98 2 B 1.43 7.47 6.04 ± 1.56 3 C 1.59 8.24 6.65 ± 0.95 4 D 1.40 8.14 6.74 ± 1.01 Keterangan : Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D : Pakan tanpa pemberian probiotik (Kontrol) : PemberianpProbiotik 15 ml/kg pakan : Pemberian probiotik 20 ml/kg pakan : Pemberian Probiotik 25 ml/kg pakan 8 7 6 6.16 6.04 6.65 6.74 bobot (gr) 5 4 3 2 1 0 A B C D perlakuan Gambar 2. Grafik rata-rata pertumbuhan bobot mutlak benih ikan gurami
Tabel 2 diatas memperlihatkan rata-rata pertumbuhan bobot benih ikan gurami yang tertinggi pada perlakuan D yaitu pemberian probiotik 25 ml/kg pakan sebesar (6.74 gr), kemudian diikuti oleh perlakuan C yaitu pemberian probiotik 20 ml/kg pakan sebesar (6.65 gr), perlakuan A yaitu pakan tanpa probiotik (kontrol) sebesar (6.17 gr), sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan B yaitu pemberian probiotik 15 ml/kg pakan (6.04 gr). Hasil analisa keragaman memperlihatkan bahwa peningkatan bobot tubuh ikan gurami yang tidak signifikan terhadap pemberian probiotik pada pakan yang dicampur dengan daun kaliandra. Perlakuan tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap peningkatan bobot tubuh ikan gurami ( P>0.05). Pemberian probiotik 25 ml/kg pakan pada perlakuan yang tertinggi ini diduga karena tingginya tingkat kecernaan pakan yang disebabkan adanya aktivitas bakteri probiotik dalam pakan ikan yang kemudian masuk kedalam saluran pencernaan dan menekan bakteri patogen yang ada didalam usus sehingga dapat membantu proses penyerapan makanan lebih cepat, yang mampu meningkatkan pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, dan sistem kekebalan tubuh pada ikan. Nahashon (1996) Bambang (2000) dalam Gandara (2002) menyatakan bahwa pemberian probiotik secara langsung memberikan keuntungan bagi hewan akuatik dengan peningkatan nafsu makan, meningkatkan mikroba dalam usus, mensintesis vitamin dam menstimulasi sistem kekebalan tubuh. Peranan bakeri dalam probiotik menurut Samadi (2002) dalam Arief dkk (2008) adalah mampu menyeimbangkan mikroba didalam saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan daya cerna ikan dengan cara mengubah karbohidrat menjadi asam laktat yang dapat menurunkan ph, sehingga merangsang produksi enzim untuk meningkatkan penyerapan nutrisi, pertumbuhan dan menghalangi organisme patogen. Adanya penambahan bobot tubuh ikan juga berkaitan dengan keefisienan ikan dalam memanfaatkan pakan yang diberikan. Menurut Sucipto dan Prihartono (2005) dalam Setiawan (2011) peningkatan bobot tubuh ikan berkaitan dengan kemampuan ikan dalam memanfaatkan dan mencerna pakan yang diberikan. Pada pelet yang mengandung kaliandra yang digunakan 10 % merupakan salah satu alternatif yang dapat menghasilkan pakan yang terbaik. Saluran pencernaan ikan pada ukuran benih masih belum sempurna sehingga ikan
sulit dalam memanfaatkan serat dimana ikan memiliki keterbatasan dalam hal ketersediaan enzim selulotik dalam saluran pencernaannya. Selain itu ikan juga memerlukan protein yang cukup tinggi untuk menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Pakan yang bermutu baik salah satunya ditentukan oleh kandungan nutrisi ( Protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral ) dalam komposisi yang tepat dan seimbang. Menurut Webster dan Lin (2002), kadar protein yang optimal dalam menunjang pertumbuhan ikan berkisar antara 28-40 %. 4.3. Kualitas air Pengamatan parameter kualitas air media pemeliharaan ikan uji dilakukan 2 kali selama penelitian yaitu pengukuran kualitas air yang pertama dan pengukuran kualitas air yang kedua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut : Tabel 4. Parameter kualitas air media pemeliharaan No Parameter Satuan Awal penelitian Akhir penelitian Baku Mutu 1 Suhu ºC 27-28 27-28 30 2 ph - 7 7 7 3 DO ppm 5.5 5.4 5 4 Amoniak ppm - 0.20 0.5 Rata-rata suhu air selama penelitian berada pada kisaran optimal yaitu 27-30 ºC. keadaan perairan yang seperti ini masih baik untuk pertumbuhan ikan. Menurut Khairuman dan Amri, (2002) Suhu yang baik untuk kehidupan ikan adalah suhu yang berkisar antara 20-30ºC. Derajat keasaman (ph) hasil pengukuran dinyatakan dalam taraf wajar dan masih layak. Sebagaimana dinyatakan Boyd dalam Darwin (2003), pertumbuhan ikan yang baik pada ph 6,5 9,0 dan ikan dapat menyesuaikan diri terhadap ph 4,5 10,8 namun diluar batas tersebut ikan akan mati. Kadar Oksigen terlarut selama penelitian 5,5 ppm, oksigen terlarut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan. Untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan dan nafsu makan sebaiknya kadar oksigen minimum adalah 3 5 ppm Puspowardoyo, H dalam Dasril (2002). Kadar amoniak selama penelitian 0,20 ppm. Susanto (1986) menyatakan bahwa amoniak untuk budidaya ikan berkisar antara 0,6 0,20 ppm. Dalam penelitian ini kualitas
air yang ada masih berada dalam batas normal untuk menunjang kehidupan ikan gurami. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tingkat kelangsungan hidup yang terbaik terdapat pada perlakuan C (98,3 %) yaitu pemberian probiotik 20 ml/kg pakan dan yang terendah pada perlakuan A ( 91,6 % ) yaitu pakan tanpa probiotik (kontrol). 2. Untuk pertumbuhan bobot mutlak terbaik terdapat pada perlakuan D (6,74 gr) dan yang terendah pada perlakuan B (6,04 gr) Daftar Pustaka Arief, M, Dkk. 2008. Pengaruh Penambahan Probiotik Pada Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Dan Rasio Konversi Pakan Ikan Nila Gift ( Oreochromis Niloticus ). Berkala Ilmiah Perikanan Vol. 3 No.2. Darwin, H. 2003. Waktu Pemberian Cacing Tubifex sp yang Tepat dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Larva Ikan Hias. Skripsi. Fakultas Perikanan Universitas Bunghatta Padang. Gandara, E. 2002. Pengaruh Penambahan Probiotik Bacillus Sp Pada Pakan Komersil Terhadap Konversi Pakan dan Pertumbuhan Ikan Patin (Panganius Hypopthalamus ). Skripsi. IPB. Tidak Dipublikasikan. Puspowardoyo, H. 1992. Membudayakan Ikan Gurami Secara Intensif. Penerbit Kanisius. Jakarta. Setiawan, G. D. 2011. Pengaruh Tingkat Kepadatan Terhadap Laju Pertumbuhan dan Rasio Konversi Pakan Benih Ikan Nila Nirwana. Skripsi. Fakultas Perikanan Universitas Padjadjaran. Tidak Dipublikasikan. Silviana Fadhilah P. 2012. Pengaruh Pemberian Bakteri Probiotik Pada Pelet yang Mengandung Daun Kaliandra (Calliandra Calothyrsus) Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Jurnal Perikanan Dan Kelautan.Vol.3,No.4 Edisi Tahun 2012. Susanto, H. 1986. Budidaya Ikan Di Perkarangan. P.T. Penebar Swadaya. Jakarta. 76 Halaman. Watson Ak, Kaspar H, Lategan Mj, Dan Gibson L. 2008. Probiotics In Aquaculture: The Need, Principles And Mechanisms Of Action And Screening Processes. Aquaculture 274:1 14. Webser, C.D And C. Lim. 2002. Nutrient Requirement And Feeding Of Finfish For Aquaculture. Aquaculture Research Center. Kentucky State University.