Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

dokumen-dokumen yang mirip
Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Pulp - Cara uji bilangan kappa

Pupuk dolomit SNI

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

Pupuk kalium sulfat SNI

Pupuk SP-36 SNI

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Pupuk super fosfat tunggal

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Pupuk amonium klorida

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Teknofisikokimia Puslitbang. Indonesia Batang Jawa Tengah, yaitu limbah cair tekstil

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

LAMPIRAN. 200 mg / L Minyak dan lemak 25 mg/l. Amoniak (N-NH.-,) 0,5 nig/l

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

Air dan air limbah Bagian 12: Cara uji kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode titrimetri

Air dan air limbah Bagian 72: Cara uji Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/ BOD)

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

Lampiran 1 Bagan alir penelitian

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

Peralatan : 1. Labu digesti, sebaiknya gunakan tabung kultur borosilikat dengan tutup (model TFE-lined screw)

Pupuk amonium sulfat

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

PEMERIKSAAN SISA KLOR METODE IODOMETRI

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

Metodologi Penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kegiatan Pengambilan sampel di lapangan Identifikasi di laboratorium Pengolahan data Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

Metodologi Penelitian

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

Minuman sari buah SNI

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Lampiran 1. Perhitungan komposisi pencampuran air

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Cara uji... 1 3.1 Prinsip... 1 3.2 Bahan... 1 3.3 Peralatan... 2 3.4 Persiapan pembuatan pereaksi... 2 3.5 Persiapan pengujian... 3 3.6 Prosedur... 4 3.7 Perhitungan... 4 4 Jaminan mutu dan pengendalian mutu... 4 4.1 Jaminan mutu... 4 4.2 Pengendalian mutu... 4 Lampiran A Pelaporan... 5 Bibliografi... 6 i

Prakata Dalam rangka menyeragamkan teknik pengujian kualitas air dan air limbah sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air dan Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Pengujian Kualitas air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan, maka dibuatlah Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pengujian parameter-parameter kualitas air dan air limbah sebagaimana yang tercantum didalam Keputusan Menteri tersebut. Metode ini merupakan hasil kaji ulang dari SNI yang telah kadaluarsa dan menggunakan referensi dari metode standar internasional Standard Methods. Metode ini telah melalui uji coba di laboratorium pengujian dalam rangka validasi dan verifikasi metode serta di konsensuskan oleh Subpanitia Teknis Kualitas Air, Panitia Teknis 207S, Bidang Manajemen Lingkungan dengan para pihak terkait. Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat maupun daerah pada tanggal 30 Januari 2004 di Serpong, Tangerang Banten. Metode ini berjudul Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida) yang merupakan revisi dari SNI 06-2424-1991 dengan judul Metode pengujian oksigen terlarut dengan titrimetri. ii

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida) 1 Ruang lingkup Metode ini meliputi cara uji kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO) dari contoh air dan air limbah; terutama untuk contoh yang mengandung lebih besar dari 50 µg NO 2 -N/L dan kadar besi (II) lebih kecil dari 1 mg/l dengan menggunakan metode yodometri (modifikasi azida) untuk kadar oksigen terlarut sama atau di bawah kejenuhannya. 2 Istilah dan definisi 2.1 oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO) jumlah miligram oksigen yang terlarut dalam air atau air limbah yang dinyatakan dengan mg O 2 /L 2.2 blind sample larutan baku dengan kadar tertentu 2.3 spike matrix contoh uji yang diperkaya dengan larutan baku dengan kadar tertentu 2.4 Certified Reference Material (CRM) bahan standar bersertifikat yang tertelusur ke sistem nasional atau internasional 2.5 Standard Reference Material (SRM) bahan standar yang mampu telusur ke sistem nasional atau internasional 3 Cara uji 3.1 Prinsip Oksigen terlarut bereaksi dengan ion mangan (II) dalam suasana basa menjadi hidroksida mangan dengan valensi yang lebih tinggi (Mn IV). Dengan adanya ion yodida (I - ) dalam suasana asam, ion mangan (IV) akan kembali menjadi ion mangan (II) dengan membebaskan yodin (I 2 ) yang setara dengan kandungan oksigen terlarut. Yodin yang terbentuk kemudian dititrasi dengan sodium thiosulfat dengan indikator amilum. 3.2 Bahan a) mangan sulfat, MnSO 4.4H 2 O; MnSO 4.2H 2 O atau MnSO 4.H 2 O; b) air suling; c) natrium hidroksida, NaOH atau Kalium hidroksida, KOH; 1 dari 6

d) Na Iodida, NaI atau Kalium Iodida, KI; e) amilum/kanji; f) natrium azida, NaN 3 g) asam salisilat; h) asam sulfat, H 2 SO 4 pekat; i) sodium thiosulfat, Na 2 S 2 O 3.5H 2 O; j) kalium bi-iodat, KH(IO 3 ) 2 ; dan k) kalium dikromat, K 2 Cr 2 O 7. 3.3 Peralatan a) botol Winkler; b) buret mikro 2 ml atau digital buret 25 ml; c) pipet volume 5 ml; 10 ml dan 50 ml; d) pipet ukur 5 ml; e) erlenmeyer 125 ml; f) gelas piala 400 ml; dan g) labu ukur 1000 ml. 3.4 Persiapan pembuatan pereaksi 3.4.1 Larutan mangan sulfat Larutkan 480 g MnSO 4.4H 2 O atau 400 g MnSO 4.2H 2 O atau 364 g MnSO 4.H 2 O dengan air suling ke dalam labu ukur 1000 ml, tepatkan sampai tanda tera. 3.4.2 Larutan alkali yodida azida Larutkan 500 g NaOH atau 700 g KOH dan 135 g NaI atau 150 g KI dengan air suling, encerkan sampai 1000 ml. Tambahkan larutan 10 g NaN 3 dalam 40 ml air suling. 3.4.3 Larutan kanji (amilum/ kanji) Larutkan 2 g amilum dan 0,2 g asam salisilat, HOC 6 H 4 COOH sebagai pengawet dalam 100 ml air suling yang dipanaskan (mendidih). 3.4.4 Asam sulfat 6 N Campurkan 1(satu) bagian volume asam sulfat pekat kedalam 5 bagian air suling. 3.4.5 Larutan sodium thiosulfat 0,025 N Timbang 6,205 g Na 2 S 2 O 3.5H 2 O dan larutkan dengan air suling yang telah dididihkan (bebas oksigen), tambahkan 1,5 ml NaOH 6 N atau 0,4 g NaOH dan encerkan hingga 1000 ml. Lakukan standarisasi dengan larutan kalium bi-iodat. 3.4.6 Larutan baku kalium bi-iodat, KH(IO 3 ) 2 0,0021 M (0,025 N) Larutkan 812,4 mg KH(IO 3 ) 2 dalam air suling dan encerkan sampai 1000 ml. 2 dari 6

3.4.7 Larutan baku kalium dikromat, K 2 Cr 2 O 7 0,025 N Larutkan 1,2259 g K 2 Cr 2 O 7 (yang telah dikeringkan pada 150 o C selama 2 jam dengan air suling dan tepatkan sampai 1000 ml. 3.5 Persiapan pengujian a) Sediakan botol Winkler b) Masukkan contoh uji ke dalam botol Winkler sampai meluap, hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara, kemudian tutup rapat jangan sampai ada gelembung udara didalam botolnya. c) Lakukan pengujian contoh uji segera setelah contoh uji di ambil. 3.5.1 Penetapan larutan thio sulfat dengan kalium bi-iodat a) Larutkan lebih kurang 2 g KI dalam erlenmeyer dengan 100 ml sampai dengan 150 ml air suling. b) Tambah 1 ml H 2 SO 4 6N atau beberapa tetes asam sulfat pekat. c) Pipet 20,0 ml larutan baku kalium bi-iodat dan tambahkan ke dalam erlenmeyer yang berisi KI. d) Encerkan sampai 200 ml dan titar yodin yang terbebaskan dengan menggunakan larutan thio sulfat sampai warna kuning muda. e) Tambahkan larutan indikator amilum/kanji lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang. f) Hitung normalitas larutan Na 2 S 2 O 3 dengan rumus sebagai berikut : N Na S O = dengan pengertian: N adalah normalitas Na 2 S 2 O 3 ; V 1 adalah ml Na 2 S 2 O 3 ; 2 2 3 N 2 V xv V 2 adalah ml kalium bi-iodat yang digunakan; N 2 adalah normalitas larutan kalium bi-iodat. 3.5.2 Penetapan larutan thio sulfat dengan kalium dikromat 1 2 a) Larutkan 4.904 g K 2 Cr 2 O 7 (p.a) dalam air suling dan larutkan hingga 1000 ml untuk mendapatkan larutan 0,1000 N. Simpan di botol tertutup. b) Kedalam 80 ml air suling, tambahkan sambil diaduk 1 ml H 2 SO 4 pekat, 10,00 ml. 0,1000 N K 2 Cr 2 O 7 dan 1 g KI, aduk dan simpan ditempat gelap selama 6 menit. c) Titrasi dengan 0,1 N Na 2 S 2 O 3 sampai terjadi perubahan warna. d) Hitung normalitas larutan Na 2 S 2 O 3 dengan rumus sebagai berikut : N 2 xv2 N Na2S 2O3 = V1 dengan pengertian : N adalah normalitas Na 2 S 2 O 3 ; V 1 adalah ml Na 2 S 2 O 3 ; N 2 adalah ml K 2 Cr 2 O 7 yang digunakan; 3 dari 6

V 2 adalah normalitas larutan K 2 Cr 2 O 7. 3.6 Prosedur a) Ambil contoh yang sudah disiapkan b) Tambahkan 1 ml MnSO 4 dan 1 ml alkali iodida azida dengan ujung pipet tepat di atas permukaan larutan c) Tutup segera dan homogenkan hingga terbentuk gumpalan sempurna. d) Biarkan gumpalan mengendap 5 menit sampai dengan 10 menit. e) Tambahkan 1 ml H 2 SO 4 pekat, tutup dan homogenkan hingga endapan larut sempurna. f) Pipet 50 ml, masukkan ke dalam erlenmeyer 150 ml g) Titrasi dengan Na 2 S 2 O 3 dengan indikator amilum/kanji sampai warna biru tepat hilang. CATATAN Penambahan volume pereaksi diatas berdasarkan botol winkler 250 ml sampai dengan 300 ml, bila menggunakan botol winkler dengan volume yang lain agar dihitung secara proporsional. 3.7 Perhitungan V Oksigen Terlarut ( mg / L) = x N x 8000 x F 50 dengan pengertian: V adalah ml Na 2 S 2 O 3 ; N adalah normalitas Na 2 S 2 O 3 ; F adalah faktor (volume botol dibagi volume botol dikurangi volume pereaksi MnSO 4 dan alkali iodida azida) pada langkah 3.6 butir b). 4 Jaminan mutu dan pengendalian mutu 4.1 Jaminan mutu a) Gunakan bahan kimia berkualitas pro analisa (p.a). b) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi. c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi. d) Dikerjakan oleh analis yang kompeten. 4.2 Pengendalian mutu Lakukan analisis duplo untuk kontrol ketelitian analis Relative Percent Different (RPD) 10%. 4 dari 6

Lampiran A (normatif) Pelaporan Catat pada buku kerja hal-hal sebagai berikut: 1) Parameter yang dianalisis. 2) Nama analis dan tanda tangan. 3) Tanggal analisis. 4) Rekaman hasil pengukuran duplo, triplo dan seterusnya. 5) Rekaman kurva kalibrasi atau kromatografi. 6) Nomor contoh uji. 7) Tanggal penerimaan contoh uji. 8) Batas deteksi. 9) Rekaman hasil perhitungan. 10) Hasil pengukuran persen spike matrix atau crm atau blind sample (bila dilakukan). 10.1 Kadar DO dalam contoh uji. 5 dari 6

Bibliografi Leonore S.F. Cleveri et al. 1988, Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater., No. 4500-O C,20 th Edition, Washington DC ;APHA, AWWA,WEF. 6 dari 6