Deskripsi METODE PENGUKURAN NON-DESTRUKTIF LUAS KANOPI TANAMAN DENGAN MENGGUNAKAN CITRA DUA DIMENSI OBJEK TUNTUN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di

BAB IV UJI PENENTUAN POSISI TIGA DIMENSI BUAH JERUK LEMON PADA TANAMANNYA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB I PENDAHULUAN. Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

5. IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN. Pendahuluan

Gambar 17. Tampilan Web Field Server

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium

3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

Laporan Akhir Praktikum Mempelajari Karakterisitk Visual Citra Tomat Menggunakan Image Processing. Avicienna Ulhaq Muqodas F

I. PENDAHULUAN. membutuhkan makanan untuk dapat tumbuh dan melakukan aktivitas sehari-hari.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015 Juni 2015 di Laboratorium

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP.

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan komoditas yang menjadi salah

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tabel 25. Spesifikasi teknis Boom sprayer Spesifikasi Teknis. Condor M-12/BX. Tekanan maksimum (rekomendasi)

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang menjadi sentra penanaman jati adalah puau Jawa (Sumarna, 2007).

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Percobaan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul


BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari

Deskripsi ALAT PENGUKUR BIOMASSA KARBON PADA POHON

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

Kegiatan konversi hutan menjadi lahan pertambangan melepaskan cadangan

DRAF PATEN. Diajukan untuk Memperoleh Paten dari Direktorat Jenderal HKI Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

Lampiran 4.Deskripsi Varietas Tanaman Tomat

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

Pembahasan Video : 2/SMP/Kelas 7/BIOLOGI/BAB 11/BIO smil/manifest.

2 Penggunaan Pestisida kimia sintetis adalah salah satu faktor menurunya kesuburan tanah, selain itu berkurangnya lahan pertanian dalam produksi akiba

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar belakang.

III. METODE PENELITIAN

6. PENDETEKSIAN SERANGAN GULMA. Pendahuluan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2014 di Greenhouse

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peta PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Karawang Sumber: Gambar 3. Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. mulai menopang kehidupan manusia. Teknologi merupakan sebuah hasil

BAB V PEMBAHASAN UMUM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Model Citra (bag. I)

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia merupakan suatu system yang sangat kompleks,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

Transkripsi:

1 Deskripsi METODE PENGUKURAN NON-DESTRUKTIF LUAS KANOPI TANAMAN DENGAN MENGGUNAKAN CITRA DUA DIMENSI OBJEK TUNTUN 1 2 Bidang Teknik Invensi Penemuan ini berhubungan dengan cara mengukur luas kanopi tanaman secara non-destruktif dengan pengambilan citra dua dimensi tanaman menggunakan objek tuntun. Latar Belakang Invensi Kesulitan dalam masalah produksi tanaman baik secara kuantitas maupun kualitas didasarkan pada kenyataan bahwa tanaman adalah agen sistem bio yang bersifat kompleks dan dinamik. Hal ini dicirikan dengan sfifat-sifat tidak linier, pewarisan genetik, peka waktu, dan pengendalian aktivitas fotositesis yang menjadi perilaku kunci agen sistem bio (Seminar, 00). Hubungan lingkungan dengan tanaman sangat kompleks, karena jumlah kombinasi faktor lingkungan dengan jenis tanaman dan interaksi secara kontinyu antara semua faktor lingkungan pada semua tingkatan adalah tak hingga. Pengontrolan lingkungan dengan basis tanaman adalah kontrol masukan yang didasarkan pada pengukuran keluaran yang langsung dari tanaman atau ekofisiologi tanaman. Konsep ini dikenal dengan istilah speaking plant, yang dikemukan antara lain oleh Berckmans dan Pee (1998), Hashimoto (1989), dan Subrata et al. (01). Sampai sekarang, aplikasinya di lapangan masih terbatas pada off line. Tetapi hal ini terus berkembang, terutama penggunaan model black box untuk mencari hubungan set point lingkungan dengan parameter pertumbuhan tanaman. Upaya untuk meminimalkan pengaruh lingkungan terhadap tanaman, biasanya menggunakan rumah tanaman dan dibudidayakan

2 1 2 secara hidroponik, terutama tanaman yang dalam budidayanya rumit, seperti ketimun mini. Karena kondisi nutrisi dan lingkungan relatif terpenuhi, tidak jarang pertumbuhan vegetatif tanaman lebih aktif dari pertumbuhan reproduktif. Pertumbuhan vegetatif yang berlebihan berakibat kepada terhambatnya pertumbuhan reproduktif, sehingga keseimbangan antara pertumbuhan vegetatif dan reproduktif perlu dipertahankan pada tingkatan tertentu. Hal ini tidak saja bermanfaat untuk produksi yang lebih tinggi tetapi juga untuk menghindari pemberian nutrisi yang berlebihan yang akhirnya tidak menguntungkan secara ekonomi dan juga merusak lingkungan. Karena pertumbuhan fase vegetatif menentukan fase reproduktif, sehingga perlu upaya menentukan kondisi optimal fase ini. Salah satu indikator yang biasanya digunakan untuk memprediksi fase reproduktif adalah rasio berat kering batang dan berat kering akar, semakin kecil nilai rasio ini semakin baik. Hal ini dikarenakan makin besar pertumbuhan batang akan mengakibatkan proses pembungaan yang buruk (Morimoto dan Hasyimoto, 1998). Namun demikian, karena pengukuran pertumbuhan daun lebih mudah daripada akar dan makin luas pertumbuhan daun akan meningkatkan produksi fotosintesis daun. Morimoto dan Hasyimoto (1998) melakukan pengukuran daun, dan menggunakan rasio panjang daun dengan diameter batang sebagai indikator peramalan fase reproduktif, dan semakin tinggi nilai rasio ini makin baik. Pengukuran luas daun tidak efektif untuk memprediksi fase pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkan tidak semua daun pada tanaman berfotosintesis secara maksimal karena ada yang tidak kena sinar matahari. Oleh karena itu, peramalan fase pertumbuhan lebih baik dengan mengukur luas kanopi tanaman. Peramalan fase reproduktif adalah rasio luas kanopi-diameter batang pada fase vegetatif. Hal ini mempertimbangkan bahwa

3 1 2 sebagian besar cahaya matahari yang mengenai tanaman adalah daun bagian atas. Selain itu, pengukuran luas kanopi dan diameter batang tidak merusak tanaman. Pengukuran kanopi dilakukan dengan cara mengambil citra dari atas kanopi menggunakan kamera lalu diproses dengan komputer (image processing) untuk mengetahui luas kanopinya tanpa harus merusak tanaman. Hal ini memungkinkan, terutama untuk atanaman sayuran yang kanopinya tidak terlalu luas, seperti pada paprika, tomat, ketimun mini dan lain-lain. Makin besar rasio luas kanopi-diameter batang akan menghasilkan pertumbuhan reproduktif yang makin baik, yaitu buah yang memenuhi standar makin banyak (berat). Dokumen paten yang berkaitan dengan pengukuran luas kanopi tanaman adalah US Patent No. 6393927 (Biggs et al., 02) yang menggunakan sensor untuk mengukur kanopi tanaman. US Paten No. 8328 (Yamamoto et al., 13) menggunakan alat penangkap citra dengan fisheye lens mounted untuk mengukur mahkota pohon. Hain invensi-invensi tersebut menggunakan alat yang canggih untuk mengukur luas kanopi tanaman. Invensi yang diajukan sederhana dan tidak memerlukan kamera khusus, sehingga mudah dan murah dalam aplikasi pengukuran luas kanopi tanaman. Untuk mengurangi pengaruh faktor jarak pada saat pengambilan foto kanopi tanaman, maka digunakan objek tuntun yang ikut dalam pengambilan foto kanopi. Objek tuntun merupakan suatu objek yang telah diketahui luasnya. Penggunaan objek tuntun dimaksudkan untuk meningkatkan akurasi pengukuran luas kanopi tanaman. Ringkasan Invensi Pengukuran luas kanopi tanaman untuk mengetahui pertumbuhan fase reproduktif tanaman. Pengukuran luas kanopi dimaksudkan untuk mengetahui luas daun yang kena sinar matahari

4 1 2 untuk proses fotosinetsis. Peramalan luas kanopi dilakukan dengan mengambil citra kanopi tanaman dan pada saat yang bersamaan disertakan objek tuntun yang telah diketahui luasnya. Pemrosesan luas kanopi dilakukan menggunakan komputer dengan terlebih dahulu mengukur jumlah piksel pada objek tuntun, dan citra kanopi tanaman pada foto. Berdasarkan jumlah piksel tersebut dapat dihitung luas kanopi tanaman sebenarnya. Tanaman yang diukur tidak melebihi 2 meter dengan diameter kanopi tanaman kurang lebih 1 meter. Uraian Lengkap Invensi Tanaman yang dapat diukur kanopi pada metode ini adalah tanaman hortikultura yang tingginya tidak melebihi 2 meter dan daun-daunnya membentuk kanopi yang diameternya lebih kurang 1 meter. Untuk mendapatkan hasil pengambilan gambar kanopi yang baik maka bagian di bawah daun ditutup dengan kertas karton putih agar yang terambil gambarnya hanyalah daun-daun kanopi yang hijau. Pada samping kanopi yang akan diambil gambarnya diletakkan objek tuntun yang terbuat dari kertas karton hitam berbentuk bujur sangkar dengan sisi cm. Pengambilan gambar kanopi harus menggunakan kamera digital dan berada tegak lurus dari atas kanopi tanaman. Gambar kanopi yang telah diperoleh kemudian ditransfer ke dalam komputer untuk diukur jumlah piksel pada objek tuntun dan gambar kanopi yang sudah dimasukkan ke dalam komputer. Berhubung jumlah luas sebenarnya dan jumlah piksel objek diketahui, maka dapat dihitung luas kanopi tanaman sebenarnya dengan berdsaarkan jumlah piksel gambar kanopi tanaman.

Klaim 1. Metode pengukuran luas kanopi tanaman dengan menggunakan objek tuntun dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: a. Penentuan tanaman hortikultura yang tingginya tidak melebih 2 meter, b. Menutupi bagian bawah daun dengan kertas karton, c. Meletakkan objek tuntun di samping kanopi tanaman, d. Pengambilan citra kanopi tanaman pada ketinggian 1 meter di atas kanopi tanaman. e. Penghitungan luas kanopi denga berdasarkan luas objek tuntun. 1 2. Jenis tanaman hortikultura sebagaimana dinyatakan dalam klaim 1 tidak melebihi 2 meter dan harus tidak merambat, dan daun-daunnya tersusun meluas dan tidak banyak bertumpuktumpuk sehingga membentuk suatu kanopi tanaman. 3. Sebagaimana dinyatakan dalam klaim 1 bahwa bagian bawah daun ditutup dengan kertas karton yang berwarna kontrak dengan warna daun dan kertas karton tersebut harus dilebihkan dari kanopi tanaman yang berada di atasnya. 2 4. Objek tuntun seperti pada klaim 1, diletakkan disamping kanopi tanaman harus diletakkan berdekatan dengan kanopi tetapi tidak bersinggungan dengan kanopi tanaman, dimana objek tuntun berwarna hitam dan berbentuk bujur sangkar dengan sisi cm.. Sebagaimana dinyatakan dalam klaim 1, pengambilan citra kanopi tanaman diakukan dengan menggunakan kamera digital, dan sewaktu pengambilan gambar kanopi harus tegak lurus di atas kanopi pada jarak 1 meter.

6 6. Penghitungan luas kanopi seperti dinyatakan pada klaim 1, sebenarnya dilakukan dengan mengukur jumlah piksel pada objek tuntun dan kanopi pada hasil pengambilan gambar.

7 Abstrak 1 2 METODE PENGUKURAN NON-DESTRUKTIF LUAS KANOPI TANAMAN DENGAN MENGGUNAKAN CITRA DUA DIMENSI OBJEK TUNTUN Peramalan pertumbuhan fase reproduktif tanaman bisanya dilakukan dengan rasio berat kering batang dan berat kering akar, semakin kecil nilai ini semakin baik. Metode destruktif tersebut tidak efisien dan oleh karena itu digunakan metode non-destruktif dengan memanfaatkan pengambilan kanopi tanaman menggunakan objek tuntun. Metode ini selain bersifat nondestruktif juga lebih mewakili jumlah luas daun pada tanaman yang langsung kena sinar matahari untuk melakukan proses fotosintesis. Pengukuran daun satu persatu tidak efektif karena memakan waktu dan juga ada daun yang tidak terkena sinar matahari dan bertumpuk-tumpuk tidak representatif untuk memprediksi jumlah daun yang berperan aktif dalam fotosintesis untuk proses pertumbuhan fase reproduksif. Kanopi yang akan diambil citra kanopinya harus ditutup bagian bawah kanopi agar pengambilan gambar lebih jelas. Pada samping kanopi diletakkan objek tuntun terbuat dari karton hitam berbentuk bujur sangkar dengan sisi cm. Pengambilan citra kanopi dilakukan dengan menggunakan kamera digital pada ketinggian 1 meter di atas kanopi tanaman pada posisi tegak lurus. Gambar yang telah diperoleh ditransfer ke dalam komputer untuk diukur jumlah piksel pada objek tuntun dan citra kanopi tanaman. Berdasarkan jumlah piksel maka dapat ditentukan luas kanopi tanaman sebeanrnya tanpa harus merusak tanaman.