IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGOLAHAN CITRA TANAMAN TOMAT Pengolahan data tanaman tomat dilakukan dengan menggunakan program pengolahan citra yang berbasiskan pemograman C. Tampilan halaman utama pada program pengolahan citra dapat dilihat pada Gambar 7. Layout program terdiri dari 4 kolom utama yang difungsikan untuk menampilkan data citra tanaman tomat yang dikonversikan ke dalam bentuk angka-angka, yang pada penelitian ini angka-angka yang di konversi berupa panjang dan lebar tanaman, luasan tampak atas dan tampak samping tanaman, serta tingkat warna dari tanaman tomat secara keseluruhan. Kolom Objek Tampak Atas Kolom Objek Tampak Atas (thresholding) Kolom Objek Tampak Samping Kolom Objek Tampak Samping (thresholding) Gambar 7. Tampilan halaman utama program pengolahan citra Terdapat sembilan fungsi tombol perintah pada layout program yang bertujuan untuk menjalankan perintah berdasarkan urutan sehingga didapatkan hasil konversi data citra yang optimal. Tombol-tombol perintah pada program dapat dilihat pada gambar 8. 24

2 Gambar 8. Menu perintah pada program pengolahan citra Perintah open file merupakan langkah pertama dari urutan proses untuk mendapatkan hasil data citra. Perintah ini difungsikan untuk membuka file data citra yang akan diolah (gambar 9). File yang di-input secara berurutan adalah data citra tanaman tomat tampak atas dan data citra tanaman tomat tampak samping. Hasil input akan terlihat pada halaman utama program seprti pada gambar 10. Gambar 9. Tampilan perintah Open File Langkah berikutnya adalah perintah thresholding. Thresholding adalah suatu proses yang digunakan untuk menghasilkan citra biner yaitu citra dengan hanya dua warna, yaitu: hitam dan putih.. Proses ini dapat dilakukan 25

3 apabila kita telah mengetahui brightness level (contrast) dari gambar tersebut. Bentuk teknik Thresholding ada 2 macam, yaitu: Uniform Thresholding dan Adaptive Thresholding (Rafael C. Gonzalez & Richard E. Woods, 2002). Kolom Objek Tampak Atas (thresholding) Kolom Objek Tampak Samping Gambar 10. Tampilan hasil perintah Open Didalam penelitian ini digunakan teknik uniform thresholding. Dimana metode yang digunakan adalah dengan menentukan suatu batas level, yang nantinya akan dipergunakan untuk menentukan warna piksel. Piksel yang levelnya lebih dari threshold level akan dirubah menjadi putih, dan sebaliknya piksel yang levelnya ada di bawah dari level threshold akan dirubah menjadi hitam. Hasil dari proses thresholding pada kedua citra dapat dilihat pada gambar 11. Gambar 11. Tampilan hasil Thresholding 26

4 Perintah erosion dan dilation merupakan proses mengurangi dan menambahkan piksel-piksel pada bidang batas suatu objek citra (Gonzalez,2004). Pada hasil dari proses thresholding masih terdapat noise pada citra. Sehingga dibutuhkan cara untuk memanipulasi noise tersebut sehingga didapatkan hasil yang mendekati citra sebenarnya. Original Erosion Gambar 12. Proses erosion dan dilation pada citra Dilation Data citra kemudian dikonversikan ke dalam bentuk angka-angka. Perintah yang digunakan adalah Areal/shape factor. Data citra kemudian ditampilkan ke dalam jendela hasil yang terdiri dari : a) Area1 dan Area2, merupakan hasil konversi luasan permukaan tampak atas dan tampak samping dari objek dalam satuan pixel b) Panjang1 dan panjang2, merupakan hasil konversi nilai dari titik batas terluar dari objek secara horizontal. (pixel) c) Tinggi1 dan tinggi2, merupakan hasil konversi nilai dari titik batas terluar dari objek secara vertical. (pixel) Gambar 13. Tampilan pada kolom hasil perintah Area/Shape Factor 27

5 Untuk mendapatkan nilai RGB dari objek, perintah selanjutnya yang digunakan adalah Color. Perintah ini mengembalikan warna asli dari objek yang kemudian mengkonversikan warna objek tersebut ke dalam model warna RGB. Gambar 14. Tampilan hasil perintah Color Nilai RGB ini kemudian digunakan untuk melihat tingkat warna hijau pada tanaman tomat, dimana warna hijau pada bagian tanaman terutama daun dan batang, dapat dijadikan sebagai ukuran kesuburan dari tanaman tersebut (Anwar. C, 1999 ) Data-data hasil pengolahan citra digital ini kemudian disimpan ke dalam format data Access. Data-data tersebut dapat diproses lebih lanjut ke dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menentukan pengaruh air irigasi atau pemberian unsur hara pada tanaman terhadap tanaman tomat. 28

6 Gambar 15. Tampilan pada kolom hasil perintah Show Results B. PENGARUH PEMBERIAN AIR IRIGASI Pemberian air irigasi dibedakan menjadi tiga jenis dengan nilai atau tingkat kepekatan larutan nutrisi yang berbeda. Pada skema pemberian larutan nutrisi (gambar.5) terlihat terdapat tiga barisan pipa lateral, yang masingmasing pipa dialirkan larutan dengan tingkat kepekatan berbeda. Pemberian air nutrisi pada tanaman dibedakan menjadi tiga menurut tingkat kepekatan larutan nutrisi, yaitu larutan dengan kepakatan tinggi( >10 ms), kepekatan sedang (2.5 5 ms), dan kepekatan rendah (<2.5 ms). Dosis yang diberikan setiap harinya berbeda menurut fase-fase pertumbuhan pada tanaman tomat. Menurut Nony Fiartasari dalam penelitiannya yang berjudul PENGARUH KONDUKTIVITAS ELEKTRIK (ELECTRICAL CONDUCTIVITY, EC) LARUTAN JORO A&B MIX TERHADAP HASIL DAN KUALITAS BUAH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA HIDROPONIK tingkat kepekatan larutan yang disebut juga dengan konduktivitas elektrik (Electrical Conductivity, EC) yang dimulai pada minggu ke-13 tidak berpengaruh terhadap hasil tanaman tomat, tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap total kandungan padatan terlarut (KPT) buah tomat. 29

7 Pada baris 1 diberikan tingkat kepakatan tinggi (>10 ms), kepekatan sedang (2.5 5 ms) pada baris 2, dan kepekatan rendah (<2.5 ms) pada baris 3. Pertumbuhan tanaman dibagi menjadi 3 fase, yaitu awal pertumbuhan, masa pembungaan dan masa pembentukkan buah. Masing-masing Grafik pertumbuhan tinggi,luas dan warna hijau citra tanaman disajikan pada Gambar 16, Gambar 17 dan Gambar 18. Di dalam grafik tersebut, data yang ditampilkan merupakan data tanaman setiap 3 hari pengambilan data. 1. Fase Pertumbuhan Awal ( 1 15 HST ) Pertumbuhan tinggi pada baris tanaman dengan kepekatan >10 ms dan 2,5 5 ms cenderung memiliki pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih rendah dibandingkan dengan baris tanaman dengan kepekatan kurang dari 2,5 ms. Pertumbuhan rata-rata tinggi pada baris dengan kepekatan >10 ms sebesar 142 mm, pada kepekatan 2,5 5 ms sebesar 133 mm dan pada < 2,5 ms memiliki pertumbuhan rata-rata tinggi tanaman sebesar 178 mm. Pertumbuhan luas pada baris tanaman dengan kepekatan >10 ms dan 2,5 5 ms juga cenderung memiliki pertumbuhan luas tanaman yang lebih rendah dibandingkan dengan baris tanaman dengan kepekatan kurang dari 2,5 ms walaupun perbedaan yang terlihat pada Gambar 19 tidak terlalu jauh. Pertumbuhan rata-rata luas pada baris dengan kepekatan >10 ms sebesar 394 mm 2, pada kepekatan 2,5 5 ms sebesar 882 mm 2 dan pada < 2,5 ms memiliki pertumbuhan rata-rata tinggi tanaman sebesar 1599 mm 2. Pertumbuhan tanaman yang cenderung rendah pada kepekatan >10 ms dan 2,5 5 ms dapat disebabkan oleh tingkat kepekatan larutan yang masih terbilang tinggi untuk umur tanaman. Tingginya konsentrasi atau kepekatan larutan nutrisi berbanding lurus dengan tingkat penyerapan nutrisi oleh akar tanaman, sehingga makin tinggi kepekatan akan semakin rendah tingkat penyerapan larutan oleh akar tanaman. Yang selanjutnya berpengaruh terhadap nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan tanaman.. 30

8 Luasan Penampang Atas Gambar 16. Perbandingan Luasan Rata-rata Penampang Atas Tanaman EC > 10 ms 2.5 < EC < 5 ms EC < 2.5 ms 31 Luas (mm2) 1 HST 4 HST 7 HST 10 HST 13 HST 16 HST 19 HST 22 HST 25 HST 28 HST 31 HST 34 HST 37 HST 40 HST 43 HST 46 HST 49 HST 52 HST 55 HST 58 HST 61 HST 64 HST 67 HST 70 HST 73 HST Fase Pembuahan Fase Pembungaan Fase awal Pertumbuhan

9 Pada respon warna citra tanaman, grafik warna hijau tanaman ketiga baris tanaman memiliki perubahan naik-turun yang sangat besar. Namun besar perubahan sebenarnya yang terjadi adalah sebesar 0,01 0,02. Nilai fraksi hijau tertinggi selama fase pertumbuhan sebesar 0,43 bagian. Nilai yang digunakan merupakan nilai fraksi warna RGB yang terdiri dari warna merah,hijau dan biru. Nilai 0,42 pada warna hijau berarti warna tanaman memiliki 0,42 bagian atau 42% dari keseluruhan warna tanaman. Grafik citra hijau tanaman selama fase pertumbuhan awal yang didapat memiliki perubahan naik-turun yang cukup besar. Hal ini dapat dikarenakan kondisi penyerapan nutrisi tanaman oleh akar yang belum terserap dengan baik. 2. Fase Pembungaan ( HST ) Pertumbuhan tinggi pada baris tanaman dengan kepekatan >10 ms cenderung memiliki pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih rendah dibandingkan dengan baris tanaman dengan kepekatan kurang dari 2,5 ms dan 2,5 5 ms. Pertumbuhan rata-rata tinggi pada baris dengan kepekatan >10 ms sebesar 340 mm, pada kepekatan 2,5 5 ms sebesar 389 mm dan pada < 2,5 ms memiliki pertumbuhan rata-rata tinggi tanaman sebesar 418 mm. Pertumbuhan luas pada baris tanaman dengan kepekatan 2,5 5 ms juga cenderung memiliki pertumbuhan luas tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan baris tanaman dengan kepekatan >10 ms dan kurang dari 2,5 ms. Pertumbuhan rata-rata luas pada baris dengan kepekatan >10 ms sebesar 9447 mm 2, pada kepekatan 2,5 5 ms sebesar mm 2 dan pada < 2,5 ms memiliki pertumbuhan rata-rata tinggi tanaman sebesar 8991 mm 2. Pertumbuhan tanaman yang cenderung rendah pada kepekatan >10 ms disebabkan oleh tingkat kepekatan larutan yang tinggi sehingga sulit diserap oleh akar tanaman. Pertumbuhan pada baris tanaman 32

10 dengan kepekatan kurang dari 2,5 ms menjadi menurun dibandingkan dengan baris tanaman pada kepekatan 2,5 5 ms. Hal ini disebabkan tingkat nuttrisi yang dibutuhkan oleh tanaman juga ikut meningkat akibat proses pembentukkan bunga oleh tanaman. Sehingga tingkat konsentrasi yang dibutuhkan juga ikut meningkat dibandingkan pada fase sebelumnya. Pada respon warna citra tanaman, grafik warna hijau tanaman ketiga baris tanaman masih memiliki perubahan naik-turun yang cukup besar walaupun tidak sama besar pada fase pertumbuhan awal. Nilai fraksi hijau tertinggi selama fase pembungaan sebesar 0,46 bagian. 3. Fase Pembuahan ( HST ) Pertumbuhan tinggi pada baris tanaman dengan kepekatan >10 ms dan 2,5 5 ms cenderung memiliki pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih rendah dibandingkan dengan baris tanaman dengan kepekatan kurang dari 2,5 ms. Pertumbuhan rata-rata tinggi pada baris dengan kepekatan >10 ms sebesar 1191 mm, pada kepekatan 2,5 5 ms sebesar 1385 mm dan pada < 2,5 ms memiliki pertumbuhan rata-rata tinggi tanaman sebesar 1397 mm. Pertumbuhan luas pada baris tanaman dengan kepekatan >10 ms dan 2,5 5 ms juga cenderung memiliki pertumbuhan luas tanaman yang lebih rendah dibandingkan dengan baris tanaman dengan kepekatan kurang dari 2,5 ms walaupun perbedaan yang terlihat pada Gambar 19 tidak terlalu jauh. Pertumbuhan rata-rata luas pada baris dengan kepekatan >10 ms sebesar 394 mm 2, pada kepekatan 2,5 5 ms sebesar 882 mm 2 dan pada < 2,5 ms memiliki pertumbuhan rata-rata tinggi tanaman sebesar 1599 mm 2. Pertumbuhan tanaman yang cenderung rendah pada kepekatan >10 ms dan 2,5 5 ms dapat disebabkan oleh tingkat kepekatan larutan yang masih terbilang tinggi untuk umur tanaman. Tingginya konsentrasi atau kepekatan larutan nutrisi berbanding lurus dengan tingkat penyerapan nutrisi oleh akar tanaman, sehingga makin tinggi kepekatan 33

11 akan semakin rendah tingkat penyerapan larutan oleh akar tanaman. Yang selanjutnya berpengaruh terhadap nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan tanaman.. Pada respon warna citra tanaman, grafik warna hijau tanaman ketiga baris tanaman memiliki perubahan naik-turun yang sangat besar. Namun besar perubahan sebenarnya yang terjadi adalah sebesar 0,01 0,02. Nilai fraksi hijau tertinggi selama fase pertumbuhan sebesar 0,43 bagian. Nilai yang digunakan merupakan nilai fraksi warna RGB yang terdiri dari warna merah,hijau dan biru. Nilai 0,42 pada warna hijau berarti warna tanaman memiliki 0,42 bagian atau 42% dari keseluruhan warna tanaman. Grafik citra hijau tanaman selama fase pertumbuhan awal yang didapat memiliki perubahan naik-turun yang cukup besar. Hal ini dapat dikarenakan kondisi penyerapan nutrisi tanaman oleh akar yang belum terserap dengan baik. 34

12 Pertumbuhan Tinggi Tanaman 250 Tinggi (mm) 150 > 10 ms ms < 2,5 ms 50 1 HST 4 HST 7 HST 10 HST 13 HST Umur Tanaman Gambar 17a. Perbandingan Tinggi Rata-rata Tanaman (Fase Pertumbuhan Awal) 600 Pertumbuhan Tinggi Tanaman 500 Tinggi (mm) > 10 ms ms < 2,5 ms HST 19 HST 22 HST 25 HST 28 HST Umur Tanaman Gambar 17b. Perbandingan Tinggi Rata-rata Tanaman (Fase Pembungaan) 35

13 Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tinggi (mm) > 10 ms ms < 2,5 ms HST 34 HST 37 HST 40 HST 43 HST 46 HST 49 HST 52 HST 55 HST 58 HST 61 HST 64 HST 67 HST 70 HST 73 HST Umur Tanaman Gambar 17c. Perbandingan Tinggi Rata-rata Tanaman (Fase Pembuahan) 36

14 Warna Hijau Citra Tanaman > 10 ms 2,5-5 ms 0.48 < 2,5 ms 0.46 fraksi hijau citra Fase awal Pertumbuhan Fase Pembungaan HST 7 HST 13 HST 19 HST 25 HST 31 HST 37 HST 43 HST 49 HST 55 HST 61 HST 67 HST 73 HST Fase Pembuahan Gambar 18. Perbandingan Warna Hijau Citra Tanaman 37

15 Gambar 19. Pemasangan Tali Untuk Ketgakkan Tanaman Pada grafik pertumbuhan terdapat penurunan tinggi tanaman dimana hal tersebut seharusnya tidak mungkin terjadi. Namun hal tersebut terlihat pada penelitian ini. Adapun penurunan tinggi tanaman tersebut dapat terjadi karena beberapa hal. Perubahan pemasangan tali untuk membantu ketegakkan batang tanaman, posisi kamera untuk pengambilan citra yang berubah dan juga kondisi layu tanaman saat diambil citranya. Kondisi layu pada tanaman menyebabkan pucuk atas tanaman terlihat membungkuk. Kondisi ini disebabkan akibat tidak terserapnya larutan nutrisi dengan baik, sehingga proses fotosintesis tidak memberikan hasil yang baik untuk keseluruhan tanaman.. ( Tetranichus sp. ) Gambar 20. Foto tanaman yang terserang bakteri 38

16 Penurunan juga terlihat pada grafik luas tanaman. Hal tersebut disebabkan adanya proses perempelan cabang dan daun pada tanaman yang dilakukan setiap harinya. Perempelan dilakukan pada daun dan cabang yang berada pada bagian paling bawah tangkai tanaman. Namun perempelan juga dilakukan pada daun yang mengalami penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang daun. Penyerapan air nutrisi yang baik merupakan syarat bagi terpenuhinya kecukupan unsur hara bagi tanaman. Dan penyerapan nutrisi sangat tergantung pada tingkat kepekatan nutrisi yang diberikan (Colheedas, 1997). Sehingga, melihat adanya perbedaan tingkat kepekatan nutrisi yang diberikan akan terlihat pula perbedaan pada respon tanaman pada masing-masing perlakuan yang diberikan. Pada penelitian ini perbedaan ditemukan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman dan luasan permukaan terutama pada fase pembuahan dimana pada fase ini kebutuhan nutrisi diperlukan lebih banyak dibandingkan fase-fase sebelumnya. Ada pun selama pengambilan data citra, terdapat kesulitan-kesulitan dalam pengambilan citra yang diakibatkan dari lingkungan sekitar tanaman itu sendiri. Seperti pada background tanaman yang dapat mempengaruhi hasil citra yang diambil, walaupun hal tersebut selama penelitian telah diatasi dengan pemberian layar/background dibelakang tanaman sehingga mengurangi perngaruh objek-objek dibelakang tanaman. Dan juga pengaruh intensitas cahaya selama pengambilan data citra yang dapat berubah sewaktuwaktu. 39

PENELITIAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGANALISA RESPON TANAMAN TOMAT TERHADAP PEMBERIAN AIR IRIGASI. Oleh : LUQMAN HAKIM F

PENELITIAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGANALISA RESPON TANAMAN TOMAT TERHADAP PEMBERIAN AIR IRIGASI. Oleh : LUQMAN HAKIM F PENELITIAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGANALISA RESPON TANAMAN TOMAT TERHADAP PEMBERIAN AIR IRIGASI Oleh : LUQMAN HAKIM F14104047 2010 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROGRAM PENGOLAHAN CITRA BIJI KOPI Citra biji kopi direkam dengan menggunakan kamera CCD dengan resolusi 640 x 480 piksel. Citra biji kopi kemudian disimpan dalam file dengan

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hidroponik menjadi salah satu alternatif yang bagus untuk menanam sayuran di daerah perkotaan yang umumnya kekurangan lahan untuk pertanian. Hidroponik adalah budidaya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengukuran Parameter Mutu Jeruk Pontianak Secara Langsung Dari Hasil Pemutuan Manual Pemutuan jeruk pontianak secara manual dilakukan oleh pedagang besar dengan melihat diameter

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pesan terkadang mengandung sebuah informasi yang sangat penting yang harus dijaga kerahasiaannya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI ALAT Perhitungan benih ikan dengan image processing didasarkan pada luas citra benih ikan. Pengambilan citra menggunakan sebuah alat berupa wadah yang terdapat kamera

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L) merupakan sayuran daun yang cukup digemari oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan mentah dan dijadikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap

Lebih terperinci

2 Penggunaan Pestisida kimia sintetis adalah salah satu faktor menurunya kesuburan tanah, selain itu berkurangnya lahan pertanian dalam produksi akiba

2 Penggunaan Pestisida kimia sintetis adalah salah satu faktor menurunya kesuburan tanah, selain itu berkurangnya lahan pertanian dalam produksi akiba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mentimun adalah salah satu jenis sayuran yang digemari masyarakat. Salah satu jenis mentimun yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak dicari ialah mentimun Jepang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. mendeteksi tempat parkir yang telah selesai dibuat. Dimulai dari pengambilan

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. mendeteksi tempat parkir yang telah selesai dibuat. Dimulai dari pengambilan BAB IV PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem yang dilakukan merupakan pengujian terhadap program mendeteksi tempat parkir yang telah selesai dibuat. Dimulai dari pengambilan citra dari webcam, pengolahan citra

Lebih terperinci

Eko Purwanto WEBMEDIA Training Center Medan

Eko Purwanto WEBMEDIA Training Center Medan Menguasai Adobe Photoshop 7.0 Eko Purwanto epurwanto@webmediacenter.com WEBMEDIA Training Center Medan www.webmediacenter.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di 1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di Greenhouse dan Ruang Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di 12 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di Laboraturium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan, Jurusan Teknik Pertanian

Lebih terperinci

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Image Enhancement Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Cara-cara yang bisa dilakukan misalnya dengan fungsi transformasi, operasi matematis,

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra

Lebih terperinci

Penghitung Kendaraan Menggunakan Background Substraction dengan Background Hasil Rekonstruksi

Penghitung Kendaraan Menggunakan Background Substraction dengan Background Hasil Rekonstruksi Penghitung Kendaraan Menggunakan Substraction dengan Hasil Rekonstruksi Mohammad Musa Sanjaya #1, Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. *2, Muhtadin,ST.,MT #3 Jurusan Teknik Elektro, ITS Surabaya 1 musopotamia@gmail.com

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Program Pengolahan Citra untuk Pengukuran Warna pada Produk Hortikultura Pengembangan metode pengukuran warna dengan menggunakan kamera CCD dan image processing adalah dengan

Lebih terperinci

5. IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN. Pendahuluan

5. IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN. Pendahuluan 5. IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN Pendahuluan Tujuan aplikasi berbasis sensor adalah melakukan penyemprotan dengan presisi tinggi berdasarkan pengamatan real time, menjaga mutu produk dari kontaminasi obat-obatan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 44 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa yang dilakukan terdiri dari : a. Analisa terhadap permasalahan yang ada. b. Analisa pemecahan masalah. 3.1.1 Analisa Permasalahan Pengenalan uang kertas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. B. Bahan dan Peralatan. C. Metodologi

III. METODOLOGI. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. B. Bahan dan Peralatan. C. Metodologi III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung dari minggu pertama April 2010 sampai minggu kedua juni 2010 di Laboratorium Teknik Pengolahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan B. Bahan Dan Peralatan C. Metodologi

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan B. Bahan Dan Peralatan C. Metodologi III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung dari minggu kedua April 2009 sampai minggu awal Juli 2009 di Laboratorium Teknik Pengolahan

Lebih terperinci

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY Minati Yulianti 1, Cucu Suhery 2, Ikhwan Ruslianto 3 [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof.

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Histogram dan Operasi Dasar Pengolahan Citra Digital 3 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 MAMPIR SEB EN TAR Histogram Histogram citra

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Digital Secara harafiah, citra (image) adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinu dari intensitas cahaya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Istilah citra biasanya digunakan dalam bidang pengolahan citra yang berarti gambar. Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi, di mana dan adalah

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB 1V HASIL SIMULASI DAN ANALISIS BAB 1V HASIL SIMULASI DAN ANALISIS Hasil simulasi yang didapat dari script coding atau program simulasi menggunakan Matlab. Hasil yang dianalisis pada Tugas akhir ini yaitu luas area objek buah semangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Perancangan Perangkat Lunak. Pembuatan Sistem. Uji. Selesai. Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Perancangan Perangkat Lunak. Pembuatan Sistem. Uji. Selesai. Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Diagram blok penelitian yang akan dilakukan dapat digambarkan pada gambar berikut: Mulai Studi Pustaka Perancangan Perangkat Lunak Pembuatan Sistem

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Desember 2007 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media tanah. Sebagai ganti tanah digunakan larutan mineral yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. media tanah. Sebagai ganti tanah digunakan larutan mineral yang mengandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah. Sebagai ganti tanah digunakan larutan mineral yang mengandung nutrisi. Karena metode cocok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam tugas akhir ini penguji melakukan pengujian dari judul tugas akhir sebelumnya, yang dilakukan oleh Isana Mahardika. dalam tugas akhir tersebut membahas pendeteksian tempat

Lebih terperinci

PENGARUH BERBAGAI MACAM SUMBER NUTRISI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Licopersicum esculentum Mill) PADA SISTEM HIDROPONIK SUMBU

PENGARUH BERBAGAI MACAM SUMBER NUTRISI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Licopersicum esculentum Mill) PADA SISTEM HIDROPONIK SUMBU PENGARUH BERBAGAI MACAM SUMBER NUTRISI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Licopersicum esculentum Mill) PADA SISTEM HIDROPONIK SUMBU Skripsi Diajukan kepada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CITRA BILANGAN DESIMAL 0-9 BERBASIS LEARNING VECTOR QUANTIZATION SECARA REAL TIME

IDENTIFIKASI CITRA BILANGAN DESIMAL 0-9 BERBASIS LEARNING VECTOR QUANTIZATION SECARA REAL TIME Jurnal POROS TEKNIK, Volume 4, No. 1, Juni 2012 : 24-29 IDENTIFIKASI CITRA BILANGAN DESIMAL 0-9 BERBASIS LEARNING VECTOR QUANTIZATION SECARA REAL TIME Gunawan Rudi Cahyono (1) (1) Staf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra.

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra. BAB III METODE PENELITIAN Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam melaksanakan tugas akhir, ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan berupa pencarian

Lebih terperinci

BAB IV METODA PENGAMBILAN dan PENGOLAHAN DATA

BAB IV METODA PENGAMBILAN dan PENGOLAHAN DATA BAB IV METODA PENGAMBILAN dan PENGOLAHAN DATA 4.1 METODA PENGAMBILAN DATA Proses pengambilan data mengetahui fenomena microbubble yang terjadi setelah keluar dari test section diambil berdasarkan hasil

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Citra Menggunakan Metode Contrast Stretching (Improvement of image quality using a method Contrast Stretching)

Perbaikan Kualitas Citra Menggunakan Metode Contrast Stretching (Improvement of image quality using a method Contrast Stretching) Perbaikan Kualitas Citra Menggunakan Metode Contrast Stretching (Improvement of image quality using a method Contrast Stretching) Nur Wakhidah Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang 23 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Deskripsi Sistem Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang sesuai kemudian dihubungkan dengan komputer yang akan mengolah gambar seperti

Lebih terperinci

Deskripsi METODE PENGUKURAN NON-DESTRUKTIF LUAS KANOPI TANAMAN DENGAN MENGGUNAKAN CITRA DUA DIMENSI OBJEK TUNTUN

Deskripsi METODE PENGUKURAN NON-DESTRUKTIF LUAS KANOPI TANAMAN DENGAN MENGGUNAKAN CITRA DUA DIMENSI OBJEK TUNTUN 1 Deskripsi METODE PENGUKURAN NON-DESTRUKTIF LUAS KANOPI TANAMAN DENGAN MENGGUNAKAN CITRA DUA DIMENSI OBJEK TUNTUN 1 2 Bidang Teknik Invensi Penemuan ini berhubungan dengan cara mengukur luas kanopi tanaman

Lebih terperinci

Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Point Process

Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Point Process Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Point Process Faisal Ridwan FaizalLeader99@yahoo.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

SKRIPSI. PEMUTUAN BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis (L) Osbeck) MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGOLAHAN CITRA. Oleh: MARIA YUSTINA TAMPUBOLON F

SKRIPSI. PEMUTUAN BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis (L) Osbeck) MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGOLAHAN CITRA. Oleh: MARIA YUSTINA TAMPUBOLON F SKRIPSI PEMUTUAN BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis (L) Osbeck) MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGOLAHAN CITRA Oleh: MARIA YUSTINA TAMPUBOLON F14101109 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Usaha Tani PT JORO merupakan sebuah perusahaan agribisnis hortikultura yang meliputi budidaya, sarana budidaya, distributor benih, produsen pupuk dan konsultan pertanian..

Lebih terperinci

Bab III Perangkat Pengujian

Bab III Perangkat Pengujian Bab III Perangkat Pengujian Persoalan utama dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan metode pengukuran jarak menggunakan pengolahan citra tunggal dengan bantuan laser pointer dalam suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah kegiatan memanipulasi citra yang telah ada menjadi gambar lain dengan menggunakan suatu algoritma atau metode tertentu. Proses ini mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret hingga Juli 2011, bertempat di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN UMUM

BAB V PEMBAHASAN UMUM BAB V PEMBAHASAN UMUM Penelitian ini pada prinsipnya bertujuan untuk menghasilkan sebuah metode dan algoritma yang dapat digunakan untuk menentukan posisi tiga dimensi dari obyek pertanian, yaitu jeruk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayuran. Kebutuhan pupuk untuk pertanian semakin banyak sebanding dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Metha Riandini 1) DR. Ing. Farid Thalib 2) 1) Laboratorium Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS & PEMBAHASAN. sumber nutrisi memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

HASIL ANALISIS & PEMBAHASAN. sumber nutrisi memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman IV. HASIL ANALISIS & PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Penggunaan berbagai macam sumber nutrisi memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Tomat pada Sistem Hidroponik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Bab ini berisi tentang teori yang mendasari penelitian ini. Terdapat beberapa dasar teori yang digunakan dan akan diuraikan sebagai berikut. 2.1.1 Citra Digital

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB II LANDASAN TEORI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TESIS... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii SARI...

Lebih terperinci

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Material dan Peralatan Penelitian Penelitian ini menggunakan material besi silinder pejal carbonsteel setara ST 41 dengan diameter 20 mm sejumlah 10 buah sampel.

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mampu membangun struktur data untuk merepresentasikan citra di dalam memori computer Mampu melakukan manipulasi citra dengan menggunakan

Lebih terperinci

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop Adobe Photoshop CS3 Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop Mengapa Photoshop? Adobe Photoshop adalah perangkat lunak yang menjadi standar dalam industri digital imaging. Sekarang, memiliki keahlian dalam menggunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK Jurnal Dinamika, April 2017, halaman 18-29 P-ISSN: 2087-889 E-ISSN: 2503-4863 Vol. 08. No.1 PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra (image processing) merupakan proses untuk mengolah pixel-pixel dalam citra digital untuk tujuan tertentu. Beberapa alasan dilakukan pengolahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II CITRA DIGITAL

BAB II CITRA DIGITAL BAB II CITRA DIGITAL DEFINISI CITRA Citra adalah suatu representasi(gambaran),kemiripan,atau imitasi dari suatu objek. DEFINISI CITRA ANALOG Citra analog adalahcitra yang bersifat kontinu,seperti gambar

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari - Maret Penelitian

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari - Maret Penelitian I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari - Maret 2017. Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13

Lebih terperinci

Dasar-dasar Photoshop

Dasar-dasar Photoshop B a b 1 Dasar-dasar Photoshop Bab 2 Memperbaiki Foto 2.1 Pencahayaan Gambar 2.1 Melihat distribusi cahaya dan warna melalui histogram 1 Bab 2 Jumlah pixel dalam gambar Gelap (shadow) Terang (highlight)

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Model Citra (bag. 2)

Model Citra (bag. 2) Model Citra (bag. 2) Ade Sarah H., M. Kom Resolusi Resolusi terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Resolusi spasial 2. Resolusi kecemerlangan Resolusi spasial adalah ukuran halus atau kasarnya pembagian kisi-kisi

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Diagram Percobaan

Gambar 4.1 Diagram Percobaan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kerangka Percobaan Pada bab ini dilakukan pembahasan dari implementasi terhadap sistem yang telah dirancang, berupa cara kerja sistem dan pembahasan data-data percobaan yang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA

IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA IMAM SUBEKTI 2209106021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng. Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST, MT. Latar

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan (RSDAL), Jurusan Teknik Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk IV. RANCANG BANGUN SISTEM 4.1 Analisis dan Spesifikasi Sistem Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyisipkan label digital, mengekstraksi label digital, dan dapat

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK FILTERING ADAPTIVE NOISE REMOVAL PADA GAMBAR BERNOISE

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK FILTERING ADAPTIVE NOISE REMOVAL PADA GAMBAR BERNOISE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK FILTERING ADAPTIVE NOISE REMOVAL PADA GAMBAR BERNOISE Aeri Rachmad Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana Oleh: Riza Prasetya Wicaksana 2209 105 042 Pembimbing I : Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. NIP. 196907301995121001 Pembimbing II : Muhtadin, ST., MT. NIP. 198106092009121003 Latar belakang Banyaknya

Lebih terperinci

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) ISSN : 1693 1173 Abstrak Pengenalan obyek pada citra merupakan penelitian yang banyak dikembangkan. Salah satunya pengenalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu semai bibit tomat sampai tanaman dipindahkan di polybag adalah 3 minggu. Pengukuran tinggi tanaman tomat dimulai sejak 1 minggu setelah tanaman dipindahkan

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN HALANGAN PADA ROBOT CERDAS PEMADAM API MENGGUNAKAN KAMERA DENGAN INTEGRAL PROYEKSI

PENDETEKSIAN HALANGAN PADA ROBOT CERDAS PEMADAM API MENGGUNAKAN KAMERA DENGAN INTEGRAL PROYEKSI PENDETEKSIAN HALANGAN PADA ROBOT CERDAS PEMADAM API MENGGUNAKAN KAMERA DENGAN INTEGRAL PROYEKSI Setiawardhana 1), Nana Ramadijanti 2), Rizky Yuniar Hakkun 3), Aji Seto Arifianto 4) 1,2,3) Dosen Jurusan

Lebih terperinci

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP. 1202 109 022 Teknologi fotografi pada era sekarang ini berkembang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan adanya kamera digital. Bentuk dari kamera digital pada umumnya kecil,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN Rudy Adipranata 1, Liliana 2, Gunawan Iteh Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

meter dan percabangannya monopodial. Batangnya berwarna merah (Henssayon, 1985). Daun tanaman bayam adalah daun tunggal. Berwarna kehijauhan, bentuk bundar telur memanjang (ovalis). Panjang daun 1,5 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kerusakan tanaman akibat serangan hama menjadi bagian budidaya pertanian sejak manusia mengusahakan pertanian ribuan tahun yang lalu. Mula-mula manusia membunuh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi GUI GUI diimplementasikan sesuai dengan program pengolah citra dan klasifikasi pada tahap sebelumya. GUI bertujuan untuk memudahkan pengguna mengidentifikasi

Lebih terperinci

Data eksperimen didapat melalui pengolahan data skala centimeter dan skala

Data eksperimen didapat melalui pengolahan data skala centimeter dan skala BAB IV DATA, HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Eksperimen Data eksperimen didapat melalui pengolahan data skala centimeter dan skala milimeter. Citra untuk skala centimeter diperoleh dengan menggunakan kamera

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id Pembentukan Citra Citra ada 2 macam : 1. Citra Kontinu Dihasilkan dari sistem optik yang menerima

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai dengan Oktober 2010. Perancangan alat dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai Agustus 2010 di Bengkel Departemen

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Citra Digital Berbasis Color Constancy Menggunakan Gray World

Peningkatan Kualitas Citra Digital Berbasis Color Constancy Menggunakan Gray World Peningkatan Kualitas Citra Digital Berbasis Color Constancy Menggunakan Heri Priya Waspada, *, Supeno Mardi Susiki Nugroho, Eko Mulyanto Yuniarno S Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA CONNECTED-LABELLING UNTUK MENDETEKSI OBJEK BINTANG PADA CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI ALGORITMA CONNECTED-LABELLING UNTUK MENDETEKSI OBJEK BINTANG PADA CITRA DIGITAL Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 6 November 2017 IMPLEMENTASI ALGORITMA CONNECTED-LABELLING UNTUK MENDETEKSI OBJEK BINTANG PADA CITRA DIGITAL Ericks Rachmat Swedia 1), M. Ridwan Dwi Septian

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 di lahan percobaan Fakulas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Bahan dan Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi, kemiripan atau imitasi dari suatu objek atau benda, misal: foto seseorang mewakili entitas dirinya sendiri di depan kamera. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Implementasi Aplikasi Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi aplikasi yang telah dibuat setelah melakukan analisa dan perancangan aplikasi filter sobel

Lebih terperinci

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI Marina Gracecia1, ShintaEstriWahyuningrum2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Katolik Soegijapranata 1 esthergracecia@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci