Penyiapan Media Mikroorganisme

dokumen-dokumen yang mirip
Praktik Layanan Kegiatan Praktikum Biologi Anna Rakhmawati Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

Gelas beker 3. Potato Dextrose Agar (PDA) 39 gr/l. Labu Erlenmeyer 4. Daging segar tanpa lemak 200 gr

TEKNOLOGI MEMBUAT MEDIA PDA Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

PERSIAPAN MEDIA DAN LARUTAN PENGENCER\

LEMBAR PENGESAHAN. Laporan lengkap praktikum Mikrobiologi Umum dengan judul MEDIUM. disusun oleh : : Abdul Wahab Hadada NIM :

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

PEMBUATAN MEDIA AGAR MIRING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Zat-zat hara yang ditambahkan kedalam media tumbuh suatu mikroba adalah :

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

RESPIRASI BAKTERI LAPORAN PRAKTIKUM. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi. Yang dibina oleh Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

MEDIA DAN ZAT WARNA YANG DIGUNAKAN PADA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Oleh : Dra. Yanti Hamdiyati, M.Si.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

IV. KULTIVASI MIKROBA

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

Praktikan dapat mengetahui cara pembuatan medium SDA sintetik, SDA, PDA (Potato dextrosa agar), PDB (Potato dextrosa broth) dan TEA

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993).

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu

3 Metode Penelitian 3.1 Alat-alat

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

LAMPIRAN. Ekstraksi dengan 25 ml etil asetat digojog 10 menit dalam corong pemisah. Etil asetat dipisahkan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA DAN TEKNIK PEMINDAHAN SECARA ASEPTIK

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat. Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi, FMIPA. Jika dalam

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema Kerja Penelitian. Peremajaan Isolat. Pembuatan Suspensi Trichoderma spp.

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Sterilisasi dan Pembuatan Medium

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Kultur Starter (modifikasi Koroleva, 1991) S. thermophillus (St) L. bulgaricus (Lb) atau Bifidobacterium BBIV (Bb)

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Penyiapan Media Mikroorganisme Pelatihan Laboratorium Guru SMA Kab. Purworejo 18 Februari 2012 Disusun oleh Anna Rakhmawati Email: anna_rakhmawati@uny.ac.id Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Penyiapan media mikroorganisme 1

Obyek yang digunakan di laboratorium Biologi sangat bervariasi. Makalah ini akan membahas penyiapan obyek Biologi yaitu mikroorganisme. Mikroorganisme seperti organisme yang lain memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, diperlukan media (jamak, medium) untuk kultivasi mikroorganisme. Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi untuk menumbuhkan mikroorganisme. Selain untuk menumbuhkan mikroorganisme, medium dapat digunakan untuk isolasi, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikroorganisme. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyiapan medium supaya mikroorganisme dapat tumbuh baik adalah: 1. Mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba 2. Mempunyai tekanan osmose, tegangan permukaan, dan ph yang sesuai 3. Tidak mengandung zat-zat penghambat 4. Steril Ketepatan komposisi medium tergantung pada kebutuhan species yang akan dikultivasi karena kebutuhan nutrisi sangat bervariasi. Pengetahuan tentang habitat normal mikroorganisme sering berguna untuk menentukan medium yang cocok karena kebutuhan tergantung lingkungan alaminya. Meskipun persyaratan medium untuk menumbuhkan mikroorganisme sangat beragam, namun sebagai organisme hidup mempunyai kebutuhan dasar yang sama yaitu memerlukan sumber karbon, energi, air, nitrogen, fosfat, dan mineral. Medium yang digunakan dalam Mikrobiologi sangat beraneka macam. Medium dapat dibuat secara alami maupun membeli sudah dalam bentuk kemasan jadi. Pembuatan medium menggunakan bahan-bahan alami selain lebih murah juga dapat untuk mengantisipasi jika tidak ada stok dari pabrik. Gambar 1 menunjukkan berbagai medium dalam kemasan dari pabrik (misalnya Oxoid, Difco, dll). Medium dapat dibedakan berdasarkan komposisi kimia, konsistensi, dan fungsinya. Berdasarkan komposisi kimiawi komponen penyusun medium, maka medium dibedakan menjadi 2 kategori yaitu medium kompleks (complex) dan sintetik (defined). Medium kompleks tersusun atas bahan-bahan dengan macam dan komposisi tidak semua diketahui dengan pasti. Contoh medium Penyiapan media mikroorganisme 2

kompleks adalah Nutrien Agar (NA) yang mengandung beef extract dan pepton. Medium sintetik tersusun atas bahan-bahan kimia murni dengan macam dan komposisinya diketahui dengan pasti. Misalnya medium untuk menumbuhkan Escherichia coli mengandung komponen-komponen sebagai berikut (gr/l): glukosa (1,0); Na 2 HPO 4 (16,4); KH 2 PO 4 (1,5); (NH 4 ) 2 SO 4 (2,0); MgSO 4.7H 2 O (0,2); CaCl 2 (0,01); dan FeSO 4.7H 2 O (0,0005). Gambar 1. Medium dalam kemasan Medium dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan konsistensinya yaitu medium cair, semipadat, dan padat. Medium cair (liquid, broth) hanya mengandung nutrien-nutrien yang dilarutkan dalam aquades (Gambar 2). Contoh medium cair adalah Nutrient Broth (NB), glukosa broth, dan lain-lain. Medium ini dapat digunakan untuk perbanyakan (propagasi) mikroorganisme dalam jumlah besar, uji fermentasi, dan berbgai uji lain. Gambar 3 menampakkan media cair dalam erlenmeyer yang digunakan untuk perbanyakan mikroorganisme. Gambar 4 memperlihatkan medium cair yang digunakan untuk uji fermentasi gula. Gambar 2. Medium Nutrien Broth dalam tabung reaksi Penyiapan media mikroorganisme 3

Gambar 3. Medium nutrien broth dalam erlenmeyer Gambar 4. Medium uji fermentasi gula Medium padat (solid) mengandung nutrien-nutrien yang dilarutkan dalam aquades ditambah bahan pemadat (solidifying agent) yaitu agar. Kriteria baan pemadat yang baik yaitu tidak digunakan oleh mikroorganisme, tidak menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dan tidak mencair pada temperatur kamar. Medium padat sering digunakann untuk isolasi mikroorganisme, uji aktivitas biokimiawi, perhitungan jumlah mikroorganisme, dan lain-lain. Gambar 5 memperlihatkan isolasi metode streak plate pada medium Nutrien Agar (NA) dalam petridish. Gambar 6 menunjukkan uji aktivitas amilolitik mikroorganisme menggunakan medium Starch Agar (SA). Zona jernih di sekitar koloni setelah ditetesi iod menunjukkan hasil positif. Penyiapan media mikroorganisme 4

Medium semipadat (semisolid) sama dengan medium padat tetapi konsentrasi bahan pemadat (agar atau gelatin) lebih sedikit sehingga konsistensinya seperti jeli. Medium semisolid terutama digunakan untuk eksperimen motilitas mikroorganisme ataupun hidrolisis gelatin. Gambar 5. Isolasi mikroorganisme pada medium Nutrien Agar Gambar 6. Uji aktivitas amilolitik pada medium Starch Agar Medium menurut kegunaannya dibedakan menjadi 3 yaitu media selektif, diferensial, dan pengayaan. Medium selektif merupakan medium yang ditambah zat kimia tertentu bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme lain sehingga hanya mikroorganisme tertentu yang dapat tumbuh contohnya medium MacConkey Agar untuk mendeteksi E. coli. Medium diferensial merupakan medium yang dapat digunakan untuk membedakan jenis mikroorganisme yang satu dengan yang lain ditandai dengan adanya suatu reaksi atau ciri khas misalnya Blood Agar. Medium diperkaya (enrichment medium) merupakan medium yang ditambah zat-zat tertentu (serum, darah, Penyiapan media mikroorganisme 5

ekstrak tumbuh-tumbuhan, dll) sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme tertentu. Tahap-tahap pembuatan medium dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pencampuran bahan-bahan Medium biasanya dibuat dengan melarutkan semua bahan dalam akuades, diurutkan dengan resep, dan dipanaskan sampai semua baan larut. Apabila selama melarutkan bahan-bahan tersebut volume akuadesnya berkurang maka sebelum disterilakan harus ditambahkan akuades sesuai resep. selama pencampuran dan pemanasan medium dilakukan pengadukan dan dijaga jangan sampai meluap. Gambar 7 sampai 9 memperlihatkan beberapa tahap pembuatan medium sebelum sterilisasi. Gambar 7. Penimbangan Gambar 8. Pemanasan Gambar 9. Media larut sempurna 2. Penyaringan medium Beberapa jenis medium kadang perlu disaring menggunakan kertas saring atau kain tipis 3. Pengaturan ph Medium kadangkala memerlukan nilai ph tertentu sehingga perlu dilakukan pengaturan ph. Pengaturan ph dapat dilakukan dengan penambahan larutan NaOH atau HCl. Penambahan HCl dilakukan apabila Penyiapan media mikroorganisme 6

nilai ph terlalu tinggi, untuk perbedaan ph besar digunakan 1 N HCl sedangkan kalau perbedaan ph kecil digunakan 0,1 N HCl. Prosedur sama dilakukan apabila ph terlalu rendah hanya saja larutan yang digunkan adalah NaOH. Pengaturan ph dapat dilakukan sebelum sterilisasi. 4. Penambahan antibiotik Antibiotik kadang diperlukan untuk mencegah pertumbuhan jenis mikroorganisme lain yang tidak dikehendaki. Misalnya penambahan chloramfenicol untuk mencegah pertumbuhan bakteri ketika kita ingin menumbuhkan fungi. Penambahan antibiotik dapat dilakukan sebelum atau sesudah sterilisasi tergantung jenis antibiotiknya tahan panas atau tidak. 5. Pemasukan medium dalam tempat (wadah) tertentu Tahap ini perlu dilakukan sebelum sterilisasi. Wadah yang dapat digunakan misalnya tabung reaksi atau erlenmeyer. Wadah tersebut harus bersih, bebas debu, dan tidak terkontaminasi. Tabung reaksi digunakan misalnya untuk pembuatan agar miring dan agar tegak, sedangkan erlenmeyer digunakan untuk medium yang akan dituang dalam petridish. Medium dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak ± 5-6 ml (agar miring) atau ±7-8 ml (agar tegak), tergantung tabung reaksi yang digunakan. Gambar 10 memperlihatkan berbagai tampilan media padat dalam tabung reaksi. Medium yang akan disterilkan dalam erlenmeyer tidak boleh lebih dari 2/3 volume erlenmeyer untuk menghindari menyemburnya media ke tutup. Hal ini dapat terjadi karena prinsip sterilisasi menggunakan uap panas bertekanan. Tabung reaksi dan erlenmeyer selanjutnya disumbat dengan kapas atau penutup tahan panas lain. Sumbat ini harus dapat menutup wadah dengan kuat dan rapat tetapi masih dapat dibuka dengan menjepitnya memakai jari kelingking. Pembuatan medium agar tegak dilakukan dengan memposisikan tabung secara tegak secepatnya setelah sterilisasi. Sedangkan pembuatan medium agar miring dengan meletakkan tabung miring dengan kemiringan tertentu dan dibiarkan sampai medium memadat. Kemiringan medium dapat kita atur sesuai tujuan misalnya untuk penyimpanan (stock culture) Penyiapan media mikroorganisme 7

atau pembuatan suspensi (Gambar 11). Medium dalam erlenmeyer setelah disterilisasi dapat dituang sebanyak ± 15 ml tiap petridish. Proses penuangan medium ke dalam petridish dilakukan secara aseptik (Gambar 12). Medium steril dalam erlenmeyer dapat dituang ke dalam petridish steril apabila suhu medium ± 60 C (tidak terlalu panas tetapi masih cair) untuk menghindari terjadinya penjendalan dan uap air dalam petridish. Medium apabila telah memadat maka harus dicairkan kembali dalam penangas air dan jangan memanaskan langsung di atas api. a. Agar miring b. Agar tegak Gambar 10. Berbagai tampilan medium padat a. Stock culture b. Pembuatan suspensi Gambar 11. Posisi agar miring dalam tabung reaksi Penyiapan media mikroorganisme 8

Gambar 12. Proses penuangan medium ke petridish 6. Sterilisasi mediumm Sterilisasi medium dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung macamnya medium. Salah satu cara yang paling sering digunakan adalah menggunakan otoklaf. Prinsip kerja otoklaf adalah uap panas bertekanan (tekanan 1 atm; suhu 121 C selama 15 menit) Cara lain yaitu dengan pasteurisasi untuk medium yang mengndung bahan-bahan yang tidak tahan panas tinggi. Pengecekan apakah medium yang disterilisasi tidak terkontaminasi maka medium didiamkan semalam sebelum digunakan. Medium yang telah terkontaminasi tidak boleh disteril 2 x karena akan merusak mediumm tersebut. 7. Penyimpanan medium Medium yang sudah dibuat dan sudah steril mungkinn tidak langsung digunakan sehingga sebaiknya disimpan di refrigerator (lemari es). Medium apabila disimpan dalam suhu kamar untuk periode lama maka cenderung kehilangan kelembaban (dehidrasi) dan lebih mudah terkontaminasi. Penyiapan media mikroorganisme 9

PROSEDUR PEMBUATAN MEDIA ALAMI A. Media taoge cair 1. Bahan: Taoge... 100 g Sukrosa (gula pasir)... 60 g Akuades... 1.000 ml 2. Cara pembuatan: a. Taoge direbus dengan akuades sampai mendidih (1-2 jam). b. Disaring kemudian ditambahkan sukrosa kemudian didihkan lagi sampai semua sukrosa larut c. Ditambahkan aquades yang hilang karena penguapan sampai volume 1.000 ml d. Dimasukkan tabung. e. Sterilisasi dengan otoklaf (121 C; 15 menit) atau panci presto (mendidih; 20 menit) B. Media taoge agar Susunan dan cara membuatnya sama seperti media taoge cair dengan ditambah agar-agar 1,5 2 %. Agar-agar yang digunakan dapat berupa tepung agar (swallow globe). Penambahan dilakukan bersama dengan sukrosa. C. Media wortel agar 1. Bahan: Wortel... 100 g CaSO 4... 2 g Agar-agar... 4 g Akuades... 200 ml 2. Cara pembuatan: a. Wortel digiling/diparut sampai hancur, b. Ditambahkan akuades sebanyak 200 ml dan didihkan selama 10 menit. c. Ditambahkan akuades yang hilang selama pemanasan d. Disaring dengan kain dan ditambahkan CaSO 4 dan agar-agar. Penyiapan media mikroorganisme 10

e. Didihkan lagi sampai semua larut kemudian dimasukkan tabung atau erlenmeyer f. Sterilisasi dengan otoklaf (121 C; 15 menit) atau panci presto (mendidih; 20 menit) D.Media dari bahan penyedap rasa 1. Bahan: Gula pasir... 3 g MSG... 1 g Agar-agar... 1,5 g Akuades... 100 ml 2.Cara pembuatan a. Panaskan semua bahan sampai larut kemudian masukkan ke dalam wadah (tabung/erlenmeyer) b. Sterilisasi dengan otoklaf (121 C; 15 menit) atau panci presto (mendidih; 20 menit) E. Potato Dekstrosa Agar (PDA) 1. Bahan: Kentang... 200 g Dekstrosa... 10 g Agar-agar... 15 g Akuades... 1.000 ml 2.Cara pembuatan Kupas kentang dan cuci bersih, kemudian potong-potong menjadi kotak-kotak kecil (2x2 cm). Rebus potongan kentang tersebut dalam 500ml aquades selama 1,5-2 jam. Saring campuran dengan kain tipis berlapis kapas sehingga diperoleh cairan ekstrak kentang yang bening. Tambahkan dekstrosa dan agar, panaskan, dan aduk hingga homogen. Tambahkan aquades hingga diperoleh volume akhir 1.000 ml. Sterilisasi dengan otoklaf (121 C; 15 menit) atau panci presto (mendidih; 20 menit) Penyiapan media mikroorganisme 11

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2005. Media of microorganism. http://www. biology.clc.uc.edu 3 Maret 2005, 15.00 WIB Atlas, R.M., A.E. Brown, K.W.Debra, and L.Miller. 1984. Experimental Microbiology: fundamental and applications. Macmillan publishing company, New York Benson, H.J. 1998. Microbiogical applications: laboratory manual in general Microbiology, 7th edition, WCB McGraw-Hill, Boston USA Cappucino, J.E and N. Sherman. 1987. Microbiology, a Laboratory Manual. The Benjamin Cummings Publishing company, Inc, California, USA Claus, G.W. 1989. Understanding microbes, a laboratory textbook for Microbiology, W.H. Freeman and Company, USA Hudson, B.K. and L.Sherwood. 1997. Explorations in Microbiology, a discoverybased approach, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey, USA Penyiapan media mikroorganisme 12

Penyiapan media mikroorganisme 13