BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

B A B P E N D A H U L U A N

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

2.1 Rencana Strategis

VISI DAN MISI BUPATI MENUJU KAB BLITAR LEBIH SEJAHTERA, MAJU DAN BERDAYA SAING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

RENSTRA-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

KERTAS KERJA RENSTRA OPD

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN GRESIK PERJANJIAN KINERJA ESELON IV TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PP No 38/2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA PP 65/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN

PROGRAM KEGIATAN DINAS KESEHATAN KELUARGA SEHAT DAN LORONG SEHAT TAHUN dr. Hj. A. Naisyah Azikin, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB IV P E N U T U P

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan

Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

IV-55. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Banten

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

KATA PENGANTAR. Gorontalo, 25 Februari 2017 Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

Tabel 2.1 REKAPITULASI HASIL EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DAN PENCAPAIAN RENSTRA S/D TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEBO

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN

DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS DINAS KESEHATAN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG NOMOR :800/ /PRA/I/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN 2016

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Transkripsi:

1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA A. Kinerja Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu pada RPJMD, RENJA dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur. Pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan pada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penghitungan capaian kinerja memperhatikan karakteristik indikator kinerja yang memiliki kondisi : 1. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik. 2. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja Cara peyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. nilai capaian kinerja dikelompokkan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut : 85 s/d : Sangat berhasil () 70 s/d <85 : Berhasil (B) 55 s/d <70 : Cukup berhasil (CB) 0 s/d <55 : Kurang berhasil (KB)

2 Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. 1. Pengukuran capaian kinerja dengan cara membandingkan target setiap indikator kinerja dengan capaian / realisasinya. Sasaran Strategis 1 Tabel A.1.1 Pengukuran Sasaran Strategis 1 Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 1. Persentase Desa Siaga 80 % 89% 111,25 Berdasarkan tabel A.1.1 menunjukkan bahwa hasil pengukuran capaian kinerja sasaran strategis 1 dengan satu indikator yaitu persentase desa siaga mencapai predikat Sangat Berhasil. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan seperti refreshing kader, pendampingan kader dalam setiap kegiatan, Posyandu balita, lansia, monitoring dll yang juga melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama mampu memberikan dampak ke lingkungan masyarakat Desa untuk selalu menjadi Desa Siaga yang aktif. Sasaran Strategis 2 Tabel A.1.2 Pengukuran Sasaran Strategis 2 Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau bagi masyarakat secara optimal. 2. Angka Kematian Ibu (AKI) 118/.000 KH 98,12/.000 KH 83,15 B 3. Angka Kematian Bayi (AKB) 13,4/0 KH 10,5/0 KH 78,35 B 4. Cakupan Persalinan oleh Nakes 99,95 % 99,95 5. Persentase Faskes sesuai standar 60 % 25% 41,66 KB

3 Berdasarkan tabel A.1.2 hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 2 menunjukkan bahwa 1 indikator mencapai predikat Sangat berhasil, 2 indikator mencapai predikat Berhasil dan 1 indikator mencapai predikat Kurang Berhasil. Dari tabel diketahui Angka Kematian Ibu/Balita berhasil diturunkan, begitu pula dengan capaian persalinan oleh nakes sudah baik meskipun belum mencapai seratus persen namun memberikan dampak dalam upaya menurunkan AKI/AKB. Upaya perbaikan faskes baik itu Puskesmas, Pustu dan Poskesdes terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan setiap tahun guna meningkatkan pelayanan kesehatan termasuk didalamnya menurukan AKI/AKB. Sasaran Strategis 3 Tabel A.1.3 Pengukuran Sasaran Strategis 3 Meningkatnya upaya pengendalian penyakit dan masalah kesehatan akibat bencana secara optimal. 6. Cakupan desa UCI 90 % 92,34% 102.6 7. Persentase Penyakit Penderita DBD yang ditangani 8. Persentase Penderita BTA positive baru ditangani 9. Persentase Penderita pneumonia yang ditangani 10. Persentase Penderita Kusta yang ditangani 11. Persentase Penderita HIV yang ditangani 12. Cakupan KLB Desa/Kelurahan yang ditangani < 24 jam Berdasarkan tabel A.1.3 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 3 dengan 7 indikator mencapai predikat Sangat berhasil. Dari tabel diketahui semua kejadian penyakit dan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat dapat segera ditangani dengan baik oleh petugas kesehatan sehingga meminimalisir kejadian lebih luas

4 kapada masyarakat. Jaring komunikasi yang baik Tim Reaksi Cepat Dinas Kesehatan dengan petugas di lapangan (puskesmas) menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan kejadian penyakit dan bencana secara tepat dan terencana. Sasaran Strategis 4 Tabel A.1.4 Pengukuran Sasaran Strategis 4 Meningkatnya akses terhadap lingkungan sehat 13. Persentase Rumah Tangga akses 75 % 70 % 93,33 sanitasi dasar 14. Persentase pengawasan pengelolaan 80 % 74 % 92,5 makanan Berdasarkan tabel A.1.4 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 4 dengan 2 indikator kinerja mencapai predikat Sangat berhasil. Meskipun sudah mencapai predikat sangat berhasil, dari tabel diketahui indikator persentase rumah tangga akses sanitasi dasar dan indikator persentase pengawasan pengelolaan makanan belum mencapai target. Sasaran Strategis 5 Tabel A.1.5 Pengukuran Sararan Strategis 5 Meningkatnya penanggulangan masalah gizi yang optimal 15. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan Berdasarkan tabel A.1.5 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 5 dengan 1 indikator mencapai predikat Sangat berhasil. Semua balita yang masuk dalam kategori gizi buruk mendapat perhatian khusus dalam penanganannya

5 sehingga tidak sampai menimbulkan kematian dan segera meningkat status kesehatannya dari gizi buruk. Sasaran Strategis 6 Tabel A.1.6 Pengukuran Sasaran Strategis 6 Meningkatnya persediaan farmasi, perbekalan kesehatan dan alkes yang bermutu, bermanfaat dan aman secara optimal. 16. Persentase sedian farmasi, perbekalan 70% 70 B kesehatan dan alkes yang memenuhi syarat Berdasarkan tabel A.1.6 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 6 dengan 1 indikator mencapai predikat Berhasil. Meskipun sudah mencapai predikat berhasil namun realisasi yang dicapai masih kurang dari target. Hal ini disebabkan karena kurangnya anggaran untuk mencukupi semua usulan dari Puskesmas. Usulan yang ada diverifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan Puskesmas. Sasaran Strategis 7 Tabel A.1.7 Pengukuran Sasaran Strategis 7 Meningkatnya pengembangan sumber daya manusia kesehatan secara optimal 17. Rasio Dokter terhadap jumlah 1 : 2.500 1 : 11.184 - KB penduduk 18. Rasio perawat terhadap jumlah 1 : 855 1 : 1.955 - KB penduduk 19. Rasio bidan terhadap jumlah 1 : 850 1 : 1 942 - KB penduduk 20. Persentase nakes yang mendapatkan pelatihan 40 % 16,15 40,37 KB

6 Berdasarkan tabel A.1.7 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 7 dengan 4 indikator mencapai predikat Kurang Berhasil. Kurangnya tenaga medis dan paramedis di Kabupaten Blitar disebabkan karena minimnya rekruitmen tenaga medis dan paramedis di wilayah Kabupaten Blitar. Sasaran Strategis 8 Tabel A.1.8 Pengukuran Sasaran Strategis 8 Meningkatnya pembiayaan kesehatan secara optimal 21. Persentase masyarakat miskin yang terlayani (tercover) Jaminan Pelayanan Kesehatan 22. Cakupan Pelayanan Kesehatan 15 % 9,77 65,13 CB Rujukan pasien masyarakat miskin Berdasarkan tabel A.1.8 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 8 dengan 2 indikator mencapai predikat Sangat Berhasil dan Cukup Berhasil. Sangat berhasil untuk indikator masyarakat miskin yang terlayani (tercover) Jaminan Pelayanan Kesehatan yang artinya semua masyarakat miskin di Kabupaten Blitar sudah tercover Jaminan Pelayanan Kesehatan yang terdiri dari PBI, Jamkesda dan SPM. Sedangkan predikat cukup berhasil untuk indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin dengan realisasi 9,77 dari target 15%. Hal ini menunjukkan pelayanan di faskes tingkat pertama sudah berjalan dengan baik dan hanya pada kasus yang perlu pelayanan spesialistik yang dirujuk untuk penanganan lebih lanjut. Sasaran Strategis 9 Tabel A.1.9 Pengukuran Sasaran Strategis 9 Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi

7 23. Persentase temuan LHP atas penggunaan anggaran keuangan dan aset yang ditindaklanjuti. Berdasarkan tabel A.1.9 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 9 dengan 1 indikator mencapai predikat Sangat Berhasil. Setiap Laporan Hasil Pemeriksaan baik yang dilakukan oleh Inspektorat maupaun BPK selalu ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan. 2. Pengukuran capaian kinerja dengan cara membandingkan realiasasi tahun 2015 dengan realisasi tahun sebelumnya. Tabel A.2.1 Realiasi Kinerja Tahun 2014 dan Tahun 2015 2014 2015 (1) (2) (3) 1. Persentase Desa Siaga 89 % 89% 2. Angka Kematian Ibu (AKI) 3. Angka Kematian Bayi (AKB) 4. Cakupan Persalinan oleh Nakes 5. Persentase Faskes sesuai standar 6. Cakupan desa UCI 7. Persentase Penderita DBD yang ditangani 8. Persentase Penderita BTA positive baru ditangani 9. Penderita pneumonia yang ditangani 10. Penderita Kusta yang ditangani 118/.000 KH 10,84/0 KH 99,89 % 16 % 93,95 % 98,12/.000 KH 10,5/0 KH 99,95 % 25 % 92,34 %

8 11. Penderita HIV yang ditangani 12. Cakupan KLB Desa/Kelurahan yang ditangani < 24 jam 13. Persentase Rumah Tangga akses sanitasi dasar 14. Persentase pengawasan pengelolaan makanan 68 % 70 % 70 % 74 % 15. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 16. Persentase sedian farmasi, perbekalan kesehatan dan alkes yang memenuhi syarat. 70 % 70% 17. Rasio Dokter terhadap jumlah penduduk 18. Rasio perawat terhadap jumlah penduduk 19. Rasio bidan terhadap jumlah penduduk 20. Persentase nakes yang mendapatkan pelatihan 21. Persentase masyarakat miskin yang terlayani (tercover) Jaminan Pelayanan Kesehatan 22. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan pasien masyarakat miskin 1 : 11.184 1 : 1.955 1 : 1 942 12 % 8,23 % 1 : 11.184 1 : 1.955 1 : 1 942 15,16 % 9,77 % 23. Persentase temuan LHP atas penggunaan anggaran keuangan dan aset yang ditindaklanjuti. Berdasarkan tabel A.2.1 capaian realisasi indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar tahun 2015 jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yaitu

9 tahun 2014 mengalami peningkatan yang artinya secara kinerja Dinas Kesehatan telah meningkat. Hanya pada capaian desa UCI capaian kinerjanya menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan ada realokasi sasaran pada tahun 2015 namun demikian capaian desa UCI tahun 2015 sudah melebihi dari target yang telah ditetapkan. 3. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan. Ada beberapa indikator kinerja tahun 2015 yang realisasi capaiannya kurang memenuhi target yang telah ditetapkan. Berikut adalah indikator indikator yang realiasasinya kurang memenuhi dari target : a. Persentase Fasilitas Kesehatan sesuai standart. persentase fasilitas kesehatan sesuai standart pada tahun 2015 adalah 25%. ini belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu 60%. Hal ini dikarenakan kriteria fasilitas kesehatan yang sesuai standart adalah fasilitas kesehatan yang telah terpenuhi SDM, sarana dan prasarana. Untuk itu secara bertahap fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Blitar akan dipenuhi SDM, sarana dan prasarana serta diusulkan untuk memperoleh predikat akreditasi. b. Rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk Jumlah kebutuhan tenaga kesehatan yang terdiri dari rasio Dokter, Perawat dan Bidan terhadap pertumbuhan jumlah penduduk memang belum sebanding. Terlihat dari capaian tahun 2015 untuk rasio dokter 1 : 11.184 yang seharusnya standartnya adalah 1 : 2.500 ; Rasio Perawat 1 : 1.955 yang seharusnya standartnya adalah 1 : 855 dan Rasio Bidan 1 : 1.942 yang seharusnyanya standartnya adalah 1 : 1.000. Diharapkan Pemerintah Kabupaten Blitar ke depan mengadakaan Rekruitmen untuk mencukupi kekurangan kebutuhan tenaga kesehatan sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat lebih optimal. c. Persentase tenaga kesehatan yang mendapatkan pelatihan persentase tenaga kesehatan yang mendapatkan pelatihan pada tahun 2015 adalah 15,16%. Bila dibandingkan dengan target yaitu 40% capaian tersebut masih jauh dari target. Pelatihan yang dimaksud disini adalah pelatihan tenaga

10 kesehatan bersifat teknis yang bersertifikat untuk meningkatkan kapasitas/kompetensi sebagai tenaga kesehatan. Pelatihan-pelatihan ini diselenggarakan oleh pusat (Kemenkes) atau Provinsi sehingga frekuensi penyelenggaraannya terbatas. Ke depan Dinas Kesehatan akan terus berupaya untuk mengadakan pelatihan sendiri yang bersifat teknis bersertifikat dan selalu berkoordinasi dengan BKD dan Provinsi terkait adanya penyelenggaraan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Blitar. B. REALISASI ANGGARAN Program program yang bersumber dana dari APBD adalah sebagai berikut : a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur c. Progrma Disiplin Aparatur d. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur e. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capain Kinerja dan Keuangan f. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan g. Program Upaya Kesehatan Masyarakat h. Program Pengawasan Obat dan Makanan i. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat j. Program Perbaikan Gizi Masyarakat k. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular l. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan m. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas / Puskesmas Pembantu dan Jaringannya n. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia o. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan makanan Jumlah Anggaran untuk Program yang berasal dari APBD sebesar Rp. 66.083.940.200,50,-. Sedang untuk adalah sebesar Rp. 51.694.996.543.00,- ( 78,23 % )

11 Program/Kegiatan yang bersumber dana dari APBD Provinsi antara lain : a. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Puskesmas. b. Pengembangan Taman Posyandu c. Pemberian Tambahan makanan dan Vitamin. Jumlah Anggaran Sebesar Rp. 1.212.966.000,- Rp. 1.011.584.000,- (83,39 %) Sedangkan Kegiatan yang didanai dari dana APBN antara lain : a. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Jumlah Anggaran Sebesar Rp. 2.812.641.000,- Rp. 2.706.557.300,- (96,23 %)

12 BAB. IV P E N U T U P Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan sarana untuk mengukur tingkat capaian tujuan dan sasaran program yang telah ditetapkan dengan dasar penilaian capaian target / realisasi. Berdasarkan LAKIP Kabupaten Blitar tahun 2015 ini secara umum Dinas Kesehatan telah memperlihatkan pencapaian kinerja yang baik atas sasaran-sasaran strategis. Dari dua puluh tiga indikator sebagaimana yang telah tertuang dalam Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015, 73,9 % telah dapat direalisasikan dengan predikat Sangat Berhasil dan Berhasil. Sedangkan 26,1% merupakan indikator dengan predikat cukup berhasil dan kurang berhasil. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap dua puluh tiga indikator dapat disimpulkan bahwa 14 indikator tercapai dengan predikat Sangat Berhasil, 3 indikator tercapai dengan predikat Berhasil, 1 indikator tercapai dengan predikat Cukup Berhasil dan 5 indikator tercapai dengan predikat Kurang Berhasil. Dengan demikian masih terdapat beberapa indikator kinerja yang realisasi kinerjanya belum sesuai dengan target yang diharapkan sehingga perlu perhatian khusus pada tahun berikutnya. Indikator kinerja yang tidak sesuai dengan target adalah : 1. Persentase Fasilitas Kesehatan yang sesuai standart 2. Rasio Dokter terhadap jumlah penduduk 3. Rasio Perawat terhadap jumlah penduduk 4. Rasio Bidan terhadap jumlah penduduk 5. Presentase Nakes yang mendapatkan pelatihan. Akhirnya secara umum dapat disimpulkan bahwa pencapaian target terhadap beberapa indikator kinerja yang tercantum dalam Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015 dapat dipenuhi sesuai dengan harapan. Terhadap indikator kinerja yang realisasinya belum memenuhi target yang telah ditetapkan akan menjadi perhatian dan bahan evaluasi untuk memperbaiki kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar serta akan diupayakan untuk dicapai pada periode selanjutnya sesuai dengan prioritas pembangunan yang akan datang. Semua pihak yang telah bekerjasama ikut membangun/meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Blitar disampaikan terima kasih.