1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA A. Kinerja Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu pada RPJMD, RENJA dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur. Pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan pada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penghitungan capaian kinerja memperhatikan karakteristik indikator kinerja yang memiliki kondisi : 1. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik. 2. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja Cara peyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. nilai capaian kinerja dikelompokkan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut : 85 s/d : Sangat berhasil () 70 s/d <85 : Berhasil (B) 55 s/d <70 : Cukup berhasil (CB) 0 s/d <55 : Kurang berhasil (KB)
2 Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. 1. Pengukuran capaian kinerja dengan cara membandingkan target setiap indikator kinerja dengan capaian / realisasinya. Sasaran Strategis 1 Tabel A.1.1 Pengukuran Sasaran Strategis 1 Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 1. Persentase Desa Siaga 80 % 89% 111,25 Berdasarkan tabel A.1.1 menunjukkan bahwa hasil pengukuran capaian kinerja sasaran strategis 1 dengan satu indikator yaitu persentase desa siaga mencapai predikat Sangat Berhasil. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan seperti refreshing kader, pendampingan kader dalam setiap kegiatan, Posyandu balita, lansia, monitoring dll yang juga melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama mampu memberikan dampak ke lingkungan masyarakat Desa untuk selalu menjadi Desa Siaga yang aktif. Sasaran Strategis 2 Tabel A.1.2 Pengukuran Sasaran Strategis 2 Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau bagi masyarakat secara optimal. 2. Angka Kematian Ibu (AKI) 118/.000 KH 98,12/.000 KH 83,15 B 3. Angka Kematian Bayi (AKB) 13,4/0 KH 10,5/0 KH 78,35 B 4. Cakupan Persalinan oleh Nakes 99,95 % 99,95 5. Persentase Faskes sesuai standar 60 % 25% 41,66 KB
3 Berdasarkan tabel A.1.2 hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 2 menunjukkan bahwa 1 indikator mencapai predikat Sangat berhasil, 2 indikator mencapai predikat Berhasil dan 1 indikator mencapai predikat Kurang Berhasil. Dari tabel diketahui Angka Kematian Ibu/Balita berhasil diturunkan, begitu pula dengan capaian persalinan oleh nakes sudah baik meskipun belum mencapai seratus persen namun memberikan dampak dalam upaya menurunkan AKI/AKB. Upaya perbaikan faskes baik itu Puskesmas, Pustu dan Poskesdes terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan setiap tahun guna meningkatkan pelayanan kesehatan termasuk didalamnya menurukan AKI/AKB. Sasaran Strategis 3 Tabel A.1.3 Pengukuran Sasaran Strategis 3 Meningkatnya upaya pengendalian penyakit dan masalah kesehatan akibat bencana secara optimal. 6. Cakupan desa UCI 90 % 92,34% 102.6 7. Persentase Penyakit Penderita DBD yang ditangani 8. Persentase Penderita BTA positive baru ditangani 9. Persentase Penderita pneumonia yang ditangani 10. Persentase Penderita Kusta yang ditangani 11. Persentase Penderita HIV yang ditangani 12. Cakupan KLB Desa/Kelurahan yang ditangani < 24 jam Berdasarkan tabel A.1.3 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 3 dengan 7 indikator mencapai predikat Sangat berhasil. Dari tabel diketahui semua kejadian penyakit dan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat dapat segera ditangani dengan baik oleh petugas kesehatan sehingga meminimalisir kejadian lebih luas
4 kapada masyarakat. Jaring komunikasi yang baik Tim Reaksi Cepat Dinas Kesehatan dengan petugas di lapangan (puskesmas) menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan kejadian penyakit dan bencana secara tepat dan terencana. Sasaran Strategis 4 Tabel A.1.4 Pengukuran Sasaran Strategis 4 Meningkatnya akses terhadap lingkungan sehat 13. Persentase Rumah Tangga akses 75 % 70 % 93,33 sanitasi dasar 14. Persentase pengawasan pengelolaan 80 % 74 % 92,5 makanan Berdasarkan tabel A.1.4 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 4 dengan 2 indikator kinerja mencapai predikat Sangat berhasil. Meskipun sudah mencapai predikat sangat berhasil, dari tabel diketahui indikator persentase rumah tangga akses sanitasi dasar dan indikator persentase pengawasan pengelolaan makanan belum mencapai target. Sasaran Strategis 5 Tabel A.1.5 Pengukuran Sararan Strategis 5 Meningkatnya penanggulangan masalah gizi yang optimal 15. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan Berdasarkan tabel A.1.5 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 5 dengan 1 indikator mencapai predikat Sangat berhasil. Semua balita yang masuk dalam kategori gizi buruk mendapat perhatian khusus dalam penanganannya
5 sehingga tidak sampai menimbulkan kematian dan segera meningkat status kesehatannya dari gizi buruk. Sasaran Strategis 6 Tabel A.1.6 Pengukuran Sasaran Strategis 6 Meningkatnya persediaan farmasi, perbekalan kesehatan dan alkes yang bermutu, bermanfaat dan aman secara optimal. 16. Persentase sedian farmasi, perbekalan 70% 70 B kesehatan dan alkes yang memenuhi syarat Berdasarkan tabel A.1.6 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 6 dengan 1 indikator mencapai predikat Berhasil. Meskipun sudah mencapai predikat berhasil namun realisasi yang dicapai masih kurang dari target. Hal ini disebabkan karena kurangnya anggaran untuk mencukupi semua usulan dari Puskesmas. Usulan yang ada diverifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan Puskesmas. Sasaran Strategis 7 Tabel A.1.7 Pengukuran Sasaran Strategis 7 Meningkatnya pengembangan sumber daya manusia kesehatan secara optimal 17. Rasio Dokter terhadap jumlah 1 : 2.500 1 : 11.184 - KB penduduk 18. Rasio perawat terhadap jumlah 1 : 855 1 : 1.955 - KB penduduk 19. Rasio bidan terhadap jumlah 1 : 850 1 : 1 942 - KB penduduk 20. Persentase nakes yang mendapatkan pelatihan 40 % 16,15 40,37 KB
6 Berdasarkan tabel A.1.7 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 7 dengan 4 indikator mencapai predikat Kurang Berhasil. Kurangnya tenaga medis dan paramedis di Kabupaten Blitar disebabkan karena minimnya rekruitmen tenaga medis dan paramedis di wilayah Kabupaten Blitar. Sasaran Strategis 8 Tabel A.1.8 Pengukuran Sasaran Strategis 8 Meningkatnya pembiayaan kesehatan secara optimal 21. Persentase masyarakat miskin yang terlayani (tercover) Jaminan Pelayanan Kesehatan 22. Cakupan Pelayanan Kesehatan 15 % 9,77 65,13 CB Rujukan pasien masyarakat miskin Berdasarkan tabel A.1.8 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 8 dengan 2 indikator mencapai predikat Sangat Berhasil dan Cukup Berhasil. Sangat berhasil untuk indikator masyarakat miskin yang terlayani (tercover) Jaminan Pelayanan Kesehatan yang artinya semua masyarakat miskin di Kabupaten Blitar sudah tercover Jaminan Pelayanan Kesehatan yang terdiri dari PBI, Jamkesda dan SPM. Sedangkan predikat cukup berhasil untuk indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin dengan realisasi 9,77 dari target 15%. Hal ini menunjukkan pelayanan di faskes tingkat pertama sudah berjalan dengan baik dan hanya pada kasus yang perlu pelayanan spesialistik yang dirujuk untuk penanganan lebih lanjut. Sasaran Strategis 9 Tabel A.1.9 Pengukuran Sasaran Strategis 9 Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi
7 23. Persentase temuan LHP atas penggunaan anggaran keuangan dan aset yang ditindaklanjuti. Berdasarkan tabel A.1.9 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis 9 dengan 1 indikator mencapai predikat Sangat Berhasil. Setiap Laporan Hasil Pemeriksaan baik yang dilakukan oleh Inspektorat maupaun BPK selalu ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan. 2. Pengukuran capaian kinerja dengan cara membandingkan realiasasi tahun 2015 dengan realisasi tahun sebelumnya. Tabel A.2.1 Realiasi Kinerja Tahun 2014 dan Tahun 2015 2014 2015 (1) (2) (3) 1. Persentase Desa Siaga 89 % 89% 2. Angka Kematian Ibu (AKI) 3. Angka Kematian Bayi (AKB) 4. Cakupan Persalinan oleh Nakes 5. Persentase Faskes sesuai standar 6. Cakupan desa UCI 7. Persentase Penderita DBD yang ditangani 8. Persentase Penderita BTA positive baru ditangani 9. Penderita pneumonia yang ditangani 10. Penderita Kusta yang ditangani 118/.000 KH 10,84/0 KH 99,89 % 16 % 93,95 % 98,12/.000 KH 10,5/0 KH 99,95 % 25 % 92,34 %
8 11. Penderita HIV yang ditangani 12. Cakupan KLB Desa/Kelurahan yang ditangani < 24 jam 13. Persentase Rumah Tangga akses sanitasi dasar 14. Persentase pengawasan pengelolaan makanan 68 % 70 % 70 % 74 % 15. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 16. Persentase sedian farmasi, perbekalan kesehatan dan alkes yang memenuhi syarat. 70 % 70% 17. Rasio Dokter terhadap jumlah penduduk 18. Rasio perawat terhadap jumlah penduduk 19. Rasio bidan terhadap jumlah penduduk 20. Persentase nakes yang mendapatkan pelatihan 21. Persentase masyarakat miskin yang terlayani (tercover) Jaminan Pelayanan Kesehatan 22. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan pasien masyarakat miskin 1 : 11.184 1 : 1.955 1 : 1 942 12 % 8,23 % 1 : 11.184 1 : 1.955 1 : 1 942 15,16 % 9,77 % 23. Persentase temuan LHP atas penggunaan anggaran keuangan dan aset yang ditindaklanjuti. Berdasarkan tabel A.2.1 capaian realisasi indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar tahun 2015 jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yaitu
9 tahun 2014 mengalami peningkatan yang artinya secara kinerja Dinas Kesehatan telah meningkat. Hanya pada capaian desa UCI capaian kinerjanya menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan ada realokasi sasaran pada tahun 2015 namun demikian capaian desa UCI tahun 2015 sudah melebihi dari target yang telah ditetapkan. 3. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan. Ada beberapa indikator kinerja tahun 2015 yang realisasi capaiannya kurang memenuhi target yang telah ditetapkan. Berikut adalah indikator indikator yang realiasasinya kurang memenuhi dari target : a. Persentase Fasilitas Kesehatan sesuai standart. persentase fasilitas kesehatan sesuai standart pada tahun 2015 adalah 25%. ini belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu 60%. Hal ini dikarenakan kriteria fasilitas kesehatan yang sesuai standart adalah fasilitas kesehatan yang telah terpenuhi SDM, sarana dan prasarana. Untuk itu secara bertahap fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Blitar akan dipenuhi SDM, sarana dan prasarana serta diusulkan untuk memperoleh predikat akreditasi. b. Rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk Jumlah kebutuhan tenaga kesehatan yang terdiri dari rasio Dokter, Perawat dan Bidan terhadap pertumbuhan jumlah penduduk memang belum sebanding. Terlihat dari capaian tahun 2015 untuk rasio dokter 1 : 11.184 yang seharusnya standartnya adalah 1 : 2.500 ; Rasio Perawat 1 : 1.955 yang seharusnya standartnya adalah 1 : 855 dan Rasio Bidan 1 : 1.942 yang seharusnyanya standartnya adalah 1 : 1.000. Diharapkan Pemerintah Kabupaten Blitar ke depan mengadakaan Rekruitmen untuk mencukupi kekurangan kebutuhan tenaga kesehatan sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat lebih optimal. c. Persentase tenaga kesehatan yang mendapatkan pelatihan persentase tenaga kesehatan yang mendapatkan pelatihan pada tahun 2015 adalah 15,16%. Bila dibandingkan dengan target yaitu 40% capaian tersebut masih jauh dari target. Pelatihan yang dimaksud disini adalah pelatihan tenaga
10 kesehatan bersifat teknis yang bersertifikat untuk meningkatkan kapasitas/kompetensi sebagai tenaga kesehatan. Pelatihan-pelatihan ini diselenggarakan oleh pusat (Kemenkes) atau Provinsi sehingga frekuensi penyelenggaraannya terbatas. Ke depan Dinas Kesehatan akan terus berupaya untuk mengadakan pelatihan sendiri yang bersifat teknis bersertifikat dan selalu berkoordinasi dengan BKD dan Provinsi terkait adanya penyelenggaraan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Blitar. B. REALISASI ANGGARAN Program program yang bersumber dana dari APBD adalah sebagai berikut : a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur c. Progrma Disiplin Aparatur d. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur e. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capain Kinerja dan Keuangan f. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan g. Program Upaya Kesehatan Masyarakat h. Program Pengawasan Obat dan Makanan i. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat j. Program Perbaikan Gizi Masyarakat k. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular l. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan m. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas / Puskesmas Pembantu dan Jaringannya n. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia o. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan makanan Jumlah Anggaran untuk Program yang berasal dari APBD sebesar Rp. 66.083.940.200,50,-. Sedang untuk adalah sebesar Rp. 51.694.996.543.00,- ( 78,23 % )
11 Program/Kegiatan yang bersumber dana dari APBD Provinsi antara lain : a. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Puskesmas. b. Pengembangan Taman Posyandu c. Pemberian Tambahan makanan dan Vitamin. Jumlah Anggaran Sebesar Rp. 1.212.966.000,- Rp. 1.011.584.000,- (83,39 %) Sedangkan Kegiatan yang didanai dari dana APBN antara lain : a. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Jumlah Anggaran Sebesar Rp. 2.812.641.000,- Rp. 2.706.557.300,- (96,23 %)
12 BAB. IV P E N U T U P Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan sarana untuk mengukur tingkat capaian tujuan dan sasaran program yang telah ditetapkan dengan dasar penilaian capaian target / realisasi. Berdasarkan LAKIP Kabupaten Blitar tahun 2015 ini secara umum Dinas Kesehatan telah memperlihatkan pencapaian kinerja yang baik atas sasaran-sasaran strategis. Dari dua puluh tiga indikator sebagaimana yang telah tertuang dalam Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015, 73,9 % telah dapat direalisasikan dengan predikat Sangat Berhasil dan Berhasil. Sedangkan 26,1% merupakan indikator dengan predikat cukup berhasil dan kurang berhasil. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap dua puluh tiga indikator dapat disimpulkan bahwa 14 indikator tercapai dengan predikat Sangat Berhasil, 3 indikator tercapai dengan predikat Berhasil, 1 indikator tercapai dengan predikat Cukup Berhasil dan 5 indikator tercapai dengan predikat Kurang Berhasil. Dengan demikian masih terdapat beberapa indikator kinerja yang realisasi kinerjanya belum sesuai dengan target yang diharapkan sehingga perlu perhatian khusus pada tahun berikutnya. Indikator kinerja yang tidak sesuai dengan target adalah : 1. Persentase Fasilitas Kesehatan yang sesuai standart 2. Rasio Dokter terhadap jumlah penduduk 3. Rasio Perawat terhadap jumlah penduduk 4. Rasio Bidan terhadap jumlah penduduk 5. Presentase Nakes yang mendapatkan pelatihan. Akhirnya secara umum dapat disimpulkan bahwa pencapaian target terhadap beberapa indikator kinerja yang tercantum dalam Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015 dapat dipenuhi sesuai dengan harapan. Terhadap indikator kinerja yang realisasinya belum memenuhi target yang telah ditetapkan akan menjadi perhatian dan bahan evaluasi untuk memperbaiki kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar serta akan diupayakan untuk dicapai pada periode selanjutnya sesuai dengan prioritas pembangunan yang akan datang. Semua pihak yang telah bekerjasama ikut membangun/meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Blitar disampaikan terima kasih.