Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Organisasi Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 bahwa Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban serta norma- norma agama. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan Pemerintah bertanggung jawab terhadap : a. Merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat b. Ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya c. Ketersediaan sumberdaya dibidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yg setinggi-tingginya LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

2 d. Ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya e. Memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan f. Ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau g. Pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi upaya kesehatan perorangan yang dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan Pembangunan Kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional telah ditetapkan dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK ) Tahun pada tahap ke 3 Tahun , kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber daya manusia seperti meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak. Untuk itu Pemerintah Kota Bandung telah menetapkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung yang selanjutnya Untuk Dinas Kesehatan diatur tentang Rincian Tugas Pokok,Fungsi,Uraian Tugas dan tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Bandung melalui Peraturan Walikota Bandung Nomor 1307 Tahun Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung Kedudukan Dinas Kesehatan Kota Bandung merupakan dinas daerah unsur pelaksana otonomi daerah yang masing masing dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan tanggungjawab kepada Walikota melalui Sekertaris daerah dan pada Paragraf 2 pasal 5 Tugas Pokok Dinas Kesehatan LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

3 sebagai berikut : (1) Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah di Bidang Kesehatan. (2) Untuk merlaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini Dinas Kesehatan mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan ; b. Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan, c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan,yang meliputi bina pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, sumber daya kesehatan dan bina program kesehatan; d. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Dinas e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya; Adapun Dalam Melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan tersebut Dinas Kesehatan Kota Bandung memiliki struktur Organisasi sebagai berikut : KEPALA DINAS KESEHATAN SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM SUBAG KEUANGA N SUB BAGIAN KEPEGAWAI AN BIDANG BINA PELAYANAN KESEHATAN BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LING BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN BIDANG BINA PROGRAM KESEHATAN SEKSI PELAYANAN KESEHATAN DASAR SEKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT SEKSI PENDAYAGUNAAN TENAGA DAN SARANA KESEHATAN SEKSI PENYUSUSNAN PROGRAM KESEHATAN SEKSI PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN SEKSI PEMANTAU PENYAKIT SEKSI PROMOSI KESEHATAN SEKSI EVALUASI PROGRAM KESEHATAN SEKSI PELAYANAN KESEHATAN KHUSUS SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN SEKSI FARMASI DAN PERBEKALAN KESEHATAN SEKSI DATA DAN INFORMASI PROGRAM KESEHATAN LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun UPT 3 Puskesmas Kecamatan (43 Puskesmas Jaringan)

4 Untuk mendukung tugas pokok dan fungsi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang handal. Adapun Jumlah Pegawai di Dinas Kesehatan Kota Bandung pada Tahun 2015 adalah sebanyak orang dengan komposisi sebagai berikut : TABEL 1.1 KOMPOSISI PEGAWAI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO URAIAN JUMLAH JUMLAH TOTAL 1 Struktural, terdiri dari 85 Eselon II 1 1 Eselon III 5 5 Eselon IV Fungsional Umum, Terdiri dari : 421 Golongan I 6 Golongan II 129 Golongan III 289 Golongan IV 3 3 Fungsional Tertentu, terdiri dari : 731 Golongan I - Golongan II 136 Golongan III 541 Golongan IV 55 JUMLAH Sumber : Sub Bag Kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pegawai seluruhnya terdapat orang yang terdiri dari Pegawai eselon II sebanyak 1 orang yaitu Kepala Dinas Kesehatan. Pegawai Eselon III sebanyak 5 orang yaitu 1 orang Sekretaris dan 4 Orang Kepala Bidang. Eselon IV sebanyak 79 orang yaitu terdiri dari 12 orang Kepala Seksi, 3 orang Kepala Sub Bag, 32 orang Kepala UPT dan 32 Kepala Subbag Tata Usaha. Sedangkan fungsional umum sebanyak 416 orang yang terdiri dari golongan I sebanyak 11 orang, golongan II sebanyak 135 orang, golongan III sebanyak 256 orang dan golongan IV sebanyak 14 orang. Dinas Kesehatan juga mempunyai tenaga fungsional tertentu sebanyak 827 orang yang terdiri dari Golongan IV LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

5 58 orang, golongan III sebanyak 634 orang dan golongan II sebanyak 135 orang. Dari data struktur diatas terlihat bahwa proporsi tenaga fungsional tertentu lebih banyak daripada jabatan struktural dan fungsional umum. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan dilingkup Dinas Kesehatan lebih banyak bobot pelayanan langsung oleh para tenaga fungsional. 1.3 Issue Strategis yang sedang dihadapi SKPD Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Isu strategis diidentifikasi dari berbagai sumber, diantaranya adalah: Isu strategis dari dinamika internasional, nasional dan regional yang mempengaruhi Kesehatan, Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah (RPJP dan RPJMD) Memperhatikan perkembangan dan tantangan dewasa ini, maka isu strategis yang masih dihadapi oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung berdasarkan tujuan yang ingin dicapai adalah : 1) Meningkatkan kesehatan masyarakat Isu strategis : a. Kesadaran masyarakat untuk persalinan oleh tenaga medis kesehatan belum optimal yang menyebabkan target penurunan jumlah kematian ibu melahirkan belum tercapai; b. Angka fertilitas belum tercapai; c. Angka harapan hidup belum tercapai; d. Belum optimalnya sinergitas pelayanan kesehatan antara pemerintah dengan swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana kesehatan; e. Pelaksanaan terhadap upaya pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu belum optimal, terutama pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin, dan kelompok rentan. LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

6 2) Meningkatkan sanitasi dasar dan prilaku hidup bersih dan sehat masyarakat Isu strategis : a. Meningkatnya prevalensi terjadinya penyakit yang disebabkan karena kepadatan penduduk tinggi dan tekanan masalah lingkungan, sebagai akibat dari [1] sanitasi dan udara yang kotor [2] varians penyakit baru yang menyebar [3] penyakit akibat penyalahgunaan obat. Selain itu penyakit-penyakit degeneratif akibat situasi kondisi perkotaan dan pola hidup juga akan cenderung membesar; b. Penyebaran penyakit-penyakit endemi yang cepat dan mudah mengalami mutasi yang dapat mempengaruhi secara tiba-tiba terhadap tingkat kesehatan penduduk Kota Bandung. Dampak dinamika nasional diantaranya adalah [1] persoalan penyakit endemi yang perlu penanganan bersifat nasional, sehingga kebijakan strategis nasional dapat mempengaruhi kualitas kesehatan di Kota Bandung [2] dukungan logistik obat dan peralatan kesehatan nasional dan kinerja layanan kesehatan di Kota Bandung; 3) Meningkatkan tertib administrasi perkantoran, penyediaan sarana dan prasarana Isu strategis : a. Sistem layanan kesehatan masih menanggung beban lebih besar dibandingkan dengan kapasitasnya, termasuk mekanisme pengelolaannya; b. Sistem perencanaan dan penganggaran Dinas Kesehatan belum optimal. Salah satu sebab adalah kurangnya dukungan informasi kesehatan dari pelaku pemberi pelayanan kesehatan. c. Kapasitas pelayanan Puskesmas belum optimal; LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

7 1.4 Landasan Hukum LAKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung ini disusun berdasarkan beberapa landasan hukum sebagai berikut : 1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 3) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 5) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Kota Bandung (SKKB) 6) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 7) Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2015 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 8) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03Tahun 2015 tentang Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

8 BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tatacara review atas laporan kinerja instansi pemerintah. 2.1 Rencana Strategis Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung adalah merupakan dokumen yang disusun melalui proses sistematis dan berkelanjutan serta merupakan penjabaran dari pada Visi dan Misi Kepala Daerah yang terpilih dan terintegrasi dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Daerah yang bersangkutan, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Bandung telah menyusun Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung yang ditetapkan untuk jangka waktu 5 ( lima ) tahun yaitu dari tahun Penetapan jangka waktu 5 tahun tersebut dihubungkan dengan pola pertanggung jawaban Walikota terkait dengan penetapan / kebijakan bahwa Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung dibuat pada masa jabatannya, dengan demikian akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintah daerah akan menjadi akuntabel. Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung tersebut ditujukan untuk LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

9 mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun Disamping itu pula, Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung diharapkan dapat mewujudkan sinkronisasi dengan Renstra Kementerian Kesehatan, Bappenas dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sebagai suatu sistem perencanaan pembangunan nasional. Untuk mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun maka perencanaan strategik Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam RPJMD dituangkan dalam Misi ke 3 yaitu Membangun Masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing, seperti pada tabel dibawah ini : TABEL 2.1 MISI 3 RPJMD KOTA BANDUNG MEMBANGUN MASYARAKAT YANG MANDIRI, BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING NO SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tujuan 2: Peningkatan taraf kesehatan masyarakat secara berkelanjutan 1 Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat yang bermutu, merata dan terjangkau. 2 Meningkatnya kesadaran individu, keluarga dan masyarakat melalui promosi, pemberdayaan dan penyehatan lingkungan Peningkatan Pelayanan kesehatan dasar, pengendalian penyakit menular dan tidak menular Peningkatan Pelayanan kepada masyarakat miskin Penguatan pemberdayaan masyarakat, kerjasama dan kemitraan serta penyehatan lingkungan melalui kampanye hidup sehat Meningkatkan pelayanan puskesmas dengan fasilitas ambulance 24 jam Meningkatkan pengendalian penyakit menular dan tidak menular Meningkatkan penataan sistem rujukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin Meningkatakan RW Siaaga Aktif Meningkatkan Sanitasi Total berbasis masyarakat LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

10 Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung telah melalui tahapan - tahapan yang simultan dengan proses penyusunan RPJMD Kota Bandung Tahun dengan melibatkan stakeholders pada saat dilaksanakannya Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, Forum SKPD, sehingga Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung merupakan hasil kesepakatan bersama antara Dinas Kesehatan Kota Bandung dan stakeholder. Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Pemerintah Kota Bandung juga melakukan review terhadap, Visi, Misi, tujuan, sasaran dan Indikator Kinerja, baik tingkat Pemerintah Daerah maupun tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah, dalam melakukan review dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Adapun Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung setelah dilakukan review dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini : TABEL 2. 2 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN SKPD DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Mewujudkan Bandung Kota Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang paripurna, merata, bermutu, dan terjangkau Meningkatkan kesehatan masyarakat Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, kegawatdaruratan dan rujukan khususnya masyarakat miskin Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dengan pengembangan layanan dan sarana prasarana puskesmas Meningkatkan pelayanan puskesmas dengan fasilitas ambulance 24 jam Pengembangan pelayanan kesehatan khusus bagi masyarakat Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin yang dirujuk Penyebaran puskesmas di kecamatan sesuai dengan rasio penduduk Mengembangkan layanan kesehatan khusus di puskesmas dengan menambah jenis layanan di puskesmas Meningkatkan penataan sistem rujukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin Pemerataan pembangunan puskesmas di kecamatan LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

11 VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Meningkatnya kesehatan Masyarakat Pengendalian standar pelayanan di fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin Pemantauan kesehatan ibu dan anak serta status gizi masyarakat Meningkatkan pelayanan bagi fasilitas kesehatan dalam memperoleh sertifikat ijin Deteksi dini kesehatan ibu dan bayi serta pengukuran status gizi masyarakat Mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan dan menggerakkan masyarakat berperilaku hidup sehat Meningkatkan sanitasi dasar dan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat Menurunnya Kejadian penyakit menular di masyarakat Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan Pemantauan penyakit menular Penguatan, kerjasama dan kemitraan dalam pemberdayaan masyarakat Meningkatkan survailence penyakit menular dan menurunkan kasus penyakit menular lainnya Meningkatkan RW Siaga aktif Meningkatkan tata kelola manajemen pembangunan kesehatan Meningkatkan akuntabilitas kinerja birokrasi Meningkatnya Sanitasi Total Berbasis masyarakat dan penggunaan air minum Meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan publik Pengembangan lingkungan sehat dengan peningkatan sanitasi lingkungan Pembinaan, pengawasan, pengendalian kapasitas sumber daya aparatur serta sistem pelaporan capaian kinerja keuangan. Peningkatan akuntabilitas kinerja Dinas Kesehatan Meningkatkan jumlah kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat Menindaklanjuti hasil temuan BPK/Inspektorat Meningkatnya Nilai evaluasi LAKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung 2.2 Indikator Kinerja Utama Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

12 Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Dinas Kesehatan Kota Bandung juga melakukan review terhadap Indikator Kinerja Utama, dalam melakukan review dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Adapun penetapan target Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2015 hasil review berdasarkan Surat Keputusan kepala Dinas Kesehatan Nomor 903/4482-Dinkes Tanggal 3 Maret 2014 Perihal penetapan Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014 sebagai berikut : TABEL 2.3 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO INDIKATOR SATUAN TARGET Persentase pemenuhan pencapaian SPM Penyakit menular yang % 100 ditangani lainnya 2 Persentase Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan % 100 lainnya 3 Persentase Fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki izin % Persentase pasien maskin yang dirujuk dan tangani oleh PPK II % Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas % 70 dibandingkan dengan rasio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk 6 Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) % 73,63 7 Persentase pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan % 85 dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia 8 Persentase balita gizi buruk % Persentase Bumil KEK % 22,95 10 Angka Kematian Ibu Per ,88 kelahiran 11 Angka Kematian Bayi Per ,23 kelahiran Hidup 12 Persentase penurunan penderita penyakit menular Demam % 39,98 Berdarah Dengue (DBD) 13 Persentase penurunan penderita penyakit menular ISPA % 5,1 14 Persentase penurunan penderita penyakit menular Diare % 2,35 15 Persentase penanggulangan kejadian Luar Biasa < 24 jam % Presentase RW siaga aktif % Persentase kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) % Persentase rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun ,8 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

13 2.3 Perjanjian Kinerja Penyusunan Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 mengacu pada dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun , dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015, dokumen Rencana Kerja (Renja) Tahun 2015, dan dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun Dinas Kesehatan Kota Bandung telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 hasil review dengan uraian sebagai berikut : TABEL 2.4 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO SASARAN STRATEGIS 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, kegawatdaruratan dan rujukan khususnya masyarakat miskin 2 Meningkatnya kesehatan masyarakat INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 Persentase pemenuhan pencapaian SPM Penyakit menular yang ditangani lainnya 2 Persentase Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya 3 Persentase Fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki izin 4 Persentase pasien maskin yang dirujuk dan tangani oleh PPK II 5 Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan dengan rasio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk 6 Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 7 Persentase pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia TARGET % 100 % 100 % 100 % 100 % 70 % 73,63 % 85 8 Persentase balita gizi % 0.62 buruk 9 Persentase Bumil KEK % 22,95 10 Angka Kematian Ibu Per kelahiran 69,88 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

14 NO SASARAN STRATEGIS 3 Menurunya kejadian penyakit menular di masyarakat 4 Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan 5 Meningkatnya sanitasi total berbasis masyarakat dan penggunaan air minum 6 Meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan publik INDIKATOR KINERJA URAIAN TARGET 11 Angka Kematian Bayi Per kelahiran Hidup 29,23 12 Persentase penurunan % 39,98 penderita penyakit menular Demam Berdarah Dengue (DBD) 13 Persentase penurunan % 5,1 penderita penyakit menular ISPA 14 Persentase penurunan % 2,35 penderita penyakit menular Diare 15 Persentase % 100 penanggulangan kejadian Luar Biasa < 24 jam 16 Presentase RW siaga % 60 aktif 17 Persentase kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) 18 Persentase rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat 19 Persentase Temuan BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti % 20 % 75,8 % Nilai evaluasi AKIP Angka 68 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2015 terdapat 6 sasaran dengan 20 indikator. LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

15 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Dinas Kesehatan Kota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun maupun Renja Tahun Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi pemerintah. 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama ( IKU ) Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Capaian indikator kinerja utama (IKU) dan capaian indikator kinerja makro diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing- LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

16 masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Dinas Kesehatan Kota Bandung juga melakukan review terhadap Indikator Kinerja Utama, dalam melakukan review dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2014 menunjukan hasil sebagai berikut: TABEL 3.1 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 1 Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia 2 Pemenuhan pencapaian SPM penyakit menular yang ditangani 3 Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya 4 Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin 5 Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II 6 Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk 85 99,45 117, ,19 101, ,96 105, , , ,55 116,50 7 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 73,73 93,15 126,34 8 Balita gizi buruk 0,62 0,57 108,06 9 Bumil KEK 22,95 15,72 131,50 10 Angka kematian Ibu 69,88 53,57 123,34 11 Angka Kematian Bayi 29,23 29,22 100,03 12 Demam berdarah dengue (DBD) 36,98 37,44 98,76 13 Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita 14 Penurunan penderita penyakit menular Diare 5,1 6,2 78,43 2,35 2,23 105,11 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

17 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 15 Penanggulangan Kejadian Luar Biasa ,00 < dari 24 Jam 16 RW Siaga Aktif 60,00 78,73 131,22 17 Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat 18 Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat 20,00 21,85 109,27 75,8 72,97 96,27 Dari tabel tersebut terlihat bahwa dari 18 indikator terdapat 3 indikator sesuai target (16.67%), 12 indikator melebihi target (66.66%), dan 3 indikator tidak mencapai target (16.67%). Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2015, dapat dilihat pada tabel berikut ; NO TABEL 3.2 PERBANDINGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DAN 2015 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KET KET Persentase Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia 2 Persentase pencapaian SPM penyakit menular yang ditangani 3 Persentase Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya 4 Persentase Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin 5 Persentase Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II , , , , = = LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

18 NO Dinas Kesehatan Kota Bandung INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KET KET Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk 7 Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) , , , , ,34 8 Balita gizi buruk , , ,06 9 Persentase Bumil KEK , , ,5 10 Angka kematian Ibu , , ,34 11 Angka Kematian Bayi , ,22 99,24 100,03 12 Persentase penurunan penderita penyakit menular Demam Berdarah Dengue (DBD) 13 Persentase penurunan penderita penyakit menular ISPA 14 Persentase penurunan penderita penyakit menular Diare 15 Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam 16 Jumlah RW Siaga Aktif 17 Persentase Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat 18 Persentase Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat , , , , , , , , , = = , , , , , , ,27 Dari tabel diatas dapat bahwa untuk realisasi dari 18 indikator ada 13 indikator (72.22%) meningkat, 2 indikator (11.11%) tetap, 3 indikator ( 16,67 %) menurun, sedangkan untuk capaian dari 18 indikator ada 10 indikator (55.55 %) meningkat, 6 indikator (33.33%) tetap, 2 indikator LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

19 ( %) menurun. Karena Indikator IKU Dinas Kesehatan Kota Bandung sama dengan Indikator kinerja yang ada pada Renstra Dinas Kesehatan Tahun , hanya pada IKU tidak ada indikator Temuan BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti dan Nilai evaluasi AKIP, maka untuk Penjelasan umum sasaran dan indikator, Instrumen/cara pengukuran Indikator, Kinerja nyata VS Rencana, Kinerja nyata VS tahun sebelumnya, Perbandingan kinerja dengan instansi lainnya, faktor pendukung dan penghambat serta solusi akan dibahas secara mendalam pada Sub 3.2 yaitu Pengukuran, Evaluasi dan analisis capaian kinerja. 3.2 Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Secara umum Dinas Kesehatan Kota Bandung telah dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai Visi, Misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra secagai berikut : No. Misi Sasaran 1 Misi 1 TABEL 3.3 PENCAPAIAN TARGET MISI dan SASARAN DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Jumlah Indikator Sasaran Tingkat Pencapaian Melampaui Belum Sesuai Target target Mencapai (>100%) 100% Target (<100%) Jumlah % Jumlah % Jumlah % Sasaran , ,57 0,00 Sasaran ,00 0,00 0 0,00 Sasaran , , ,00 2 Misi 2 Sasaran ,00 0,00 0,00 Sasaran ,00 0, ,00 3 Misi 3 Sasaran , ,00 0,00 Jumlah , , ,00 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk pencapaian Misi 1 sasaran 1 dari jumlah indikator sebanyak 7 indikator : 5 indikator (71.43 %) melampaui target, 2 indikator (28,57 %) sesuai target. Pencapaian Misi 1 sasaran 2 dari jumlah indikator sebanyak 4 indikator : 4 indikator (100 %) melampaui target. Pencapaian Misi 1 sasaran 3 dari jumlah indikator sebanyak 4 indikator : 1 indikator (25 %) melampaui target, 1 indikator (25 %) LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

20 sesuai target dan 2 indikator (50%) belum mencapai target. Pencapaian Misi 2 sasaran 1 dari jumlah indikator sebanyak 1 indikator telah melampaui target. Pencapaian Misi 2 sasaran 2 dari jumlah indikator sebanyak 2 indikator : 1 indikator (50 %) melampaui target, dan 1 indikator (50 %) belum mencapai target. Pencapaian Misi 3 sasaran 1 dari jumlah indikator sebanyak 2 indikator : 1 indikator (50 %) melampaui target, dan 1 indikator (50 %) sudah sesuai target. Untuk melihat perbandingan Pencapaian Target Misi Dan Sasaran tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.4 PERBANDINGAN PENCAPAIAN TARGET MISI dan SASARAN DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 Tingkat Pencapaian No. Misi Sasaran Jumlah Indikator Sasaran Melampaui target Sesuai Target (>100%) 100% Belum Mencapai Target (<100%) Jumlah % Jumlah % Jumlah % Misi 1 Sasaran ,14 71, ,57 28,57 1 0,00 0,00 Sasaran ,00 100, ,00 0, ,00 Sasaran ,00 25, ,00 25, ,00 50,00 2 Misi 2 Sasaran ,00 100, ,00-0,00 0,00 Sasaran ,00 50, , ,00 0,00 3 Misi 3 Sasaran ,00 50, ,00 50,00-0,00 0,00 Jumlah Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk Misi 1 sasaran 1 indikator yang melampaui target meningkat dari 4 menjadi 5 indikator. Indikator yang sesuai target tetap sebanyak 2 indikator sedangkan indikator yang belum mencapai target berkurang dari 1 menjadi tidak ada pada tahun Misi 1 sasaran 2 indikator yang melampaui target meningkat dari 1 menjadi 4 indikator. Indikator yang sesuai target berkurang dari 1 menjadi tidak ada sedangkan indikator yang belum mencapai target berkurang dari 2 menjadi tidak ada pada tahun Misi 1 sasaran 3 indikator yang melampaui target tetap sebanyak 1 indikator. Indikator yang sesuai target berkurang dari 2 menjadi 1 sedangkan indikator yang belum mencapai target bertambah dari 1 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

21 menjadi 2 pada tahun Untuk Misi 2 sasaran 1 indikator yang melampaui target tetap sebanyak 1 indikator. Misi 2 sasaran 2 indikator yang melampaui target tetap sebanyak 1 indikator. sedangkan indikator yang belum mencapai target tetap 1. Untuk Misi 3 sasaran 1 indikator yang melampaui target tetap sebanyak 1 indikator. Indikator yang sesuai target tetap sebanyak 1 indikator. Pencapaian Misi Dinas Kesehatan pada tahun 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini : GRAFIK 3.1 PENCAPAIAN MISI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014 Untuk perbandingan Pencapaian Misi Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini : LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

22 GRAFIK 3.2 PENCAPAIAN MISI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk indikator yang melampaui target mengalami peningkatan dari 9 menjadi 13 indikator, sesuai target turun dari 6 menjadi 4 indikator, yang tidak tercapai turun dari 5 menjadi 3 indikator. Berikut di uraikan hasil pengukuran dan analisis pencapaian sasaran strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun Misi 1 Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang paripurna, merata, bermutu, dan terjangkau. Jumlah sasaran pada Misi 1 yang dapat diukur kinerjanya adalah 3 sasaran. Jumlah indikator kinerja yang digunakan 15 indikator. Sebanyak 10 (66.67%) indikator melebihi target, 3 indikator (20%) sesuai target dan 2 (13,33%) belum mencapai target seperti pada grafik dibawah ini : LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

23 GRAFIK 3.3 PENCAPAIAN MISI 1 DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 Rincian pencapaian indikator kinerja pada misi 1 adalah sebagai berikut : Sasaran 1 Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar, kegawatdaruratan dan rujukan khususnya masyarakat miskin Pencapaian sasaran 1 dapat dilihat dengan 7 indikator kinerja seperti tabel dibawah ini : TABEL 3.5 ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 1 MENINGKATKAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR, KEGAWATDARURATAN DAN RUJUKAN KHUSUSNYA MASYARAKAT MISKIN DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 TARGET REALISASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KINERJA ,45 117,00 1 Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia 2 Pemenuhan pencapaian SPM penyakit menular yang ,19 101,19 ditangani 3 Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya ,96 105,96 4 Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin ,00 5 Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II ,00 6 Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas 70 81,55 116,50 dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk 7 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 73,73 93,15 126,34 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

24 Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa dari 7 indikator yang ada pada sasaran 1 Misi 1 sebanyak 5 indikator (71.43 %) melampaui target, 2 indikator (28,57 %) sesuai target. Adapun capaian masingmasing indikator dari sasaran 1 adalah sebagai berikut : a. Persentase Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia Akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat yang bermutu, merata dan terjangkau menjadi urusan kesehatan untuk ditingkatkan agar dapat menjamin warganya memperoleh pelayanan kesehatan. Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia adalah nilai agregat dari rata rata seluruh indikator pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia dalam periode tertentu. Cara Perhitungannya adalah persentase nilai realisasi dari seluruh indikator pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia setelah dihitung dari nilai capaian dibagi target x 100 persen dibagi jumlah seluruh indikator. Adapun agregat dari indikator pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia sebagai berikut : TABEL 3.6 ANALISIS PENCAPAIAN AGREGAT DARI INDIKATOR PERSENTASE PEMENUHAN PENCAPAIAN SPM PELAYANAN KESEHATAN DASAR PADA BAYI, BALITA, ANAK USIA SEKOLAH, REMAJA, IBU DAN LANSIA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Cakupan ibu hamil K4, 95 95,45 100,47 2 Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani 80 81,07 101,34 3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 90 94,84 105,38 yang memiliki kompetensi kebidanan 4 Cakupan pelayanan nifas 90 83,55 92,83 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

25 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan pelayanan obstetrik neonatal emergency dasar (PONED) ,33 6 Cakupan peserta KB Aktif 68,8 72,54 105,44 7 Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang ,00 memberikan pelayanan KB sesuai standar 8 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani ,00 9 Cakupan kunjungan bayi 90 95,1 105,67 10 Cakupan Desa kelurahan UCI, ,00 11 Cakupan pelayanan anak balita 90 90,2 100,22 12 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin ,00 13 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan ,00 14 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 15 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SMP/SMA dan setingkat 16 cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin , , ,00 17 Cakupan pelayanan kesehatan dasar terhadap lansia 56 53,43 95,41 18 terpenuhinya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan kebutuhan ,00 Jumlah 1.790,09 Rata-rata 99,45 Untuk Indikator kinerja Persentase Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia sudah melebihi target yaitu dari target 85% telah tercapai %, hal ini disebabkan karena dari 18 agregat yang ada : 6 agregat (33.33%) melebihi target, 9 agregat (50%) sesuai target dan 3 agregat (16.67%) belum mencapai target. Adapun faktor pendorong dari agregat- agregat yang telah mencapai maupun yang melebihi target adalah sebagai berikut : 1) Cakupan ibu hamil K4, Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah : i. Adanya pertemuan Bidan Praktek Mandiri di wilayah Kota Bandung LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

26 ii. Adanya laporan dari Bidan Praktek Mandiri yang sangat membantu hasil pencapaian dari puskesmas iii. Adanya bimbingan teknik yang rutin dilaksanakan ke 73 Puskesmas iv. Adanya Pelaksanaan pelatihan-pelatihan tehnis bagi tenaga puskesmas untuk meningkatkan kompetensi mereka 2) Cakupan peserta KB Aktif adalah : i. Pelaksanaan safari KB ii. Kemandirian masyarakat dalam pelaksanaan KB iii. Adanya pertemuan jaminan mutu dan kajian mandiri dalam pelaksanaan KB iv. Adanya SOP pelayanan KB di puskesmas 3) Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai standar adalah : i. Adanya pertemuan jaminan mutu dan kajian mandiri dalam pelayanan KB ii. Adanya SOP pelayanan KB di puskesmas 4) Cakupan kunjungan bayi adalah : i. Adanya kurang lebih posyandu yang tersebar di seluruh Kota Bandung ii. Adanya kelas ibu dan kelas balita iii. Pelatihan SIDTK dan pelayanan tumbuh kembang di puskesmas dan posyandu 5) Cakupan Desa kelurahan UCI adalah : i. Seluruh petugas pelaksana imunisasi telah mendapatkan pelatihan pengelolaan dan pelayanan imunisasi ii. Tersedianya logistik dan vaksin untuk pelayanan imunisasi iii. Adanya dukungan dari berbagai sector LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

27 6) Cakupan pelayanan anak balita adalah : i. Definisi operasional cakupan pelayanan kesehatan anak Balita sudah difahami dengan baik ii. Pencatatan dan pelaporan register kohort Balita sudah dilaksanakan dengan baik iii. Pendistribusian kohort Balita sudah per Posyandu 7) Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah karena Adanya Dukungan alokasi anggaran dari APBD 8) Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan i. Adanya Dukungan alokasi anggaran dari APBD yang cukup besar ii. Definisi mengenai Cakupan pelayanan Gizi Buruk Mendapat Perawatan tidak hanya terbatas pada rawat inap, namun juga perawatan di tingkat masyarakat, sehingga setiap balita gizi buruk yang ditemukan baik dalam kondisi ringan atau buruk akan mendapatkan perawatan inap maupun rawat jalan iii. Peran serta kader sebagai penggerak masyarakat dalam penyelenggaraan PMT-P dan pelacakan kasus balita gizi buruk meningkat 9) Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah : i. Kalender kegiatan yang jelas ii. Komitmen pengelola Program yang cukup baik iii. Koordinasi lintas program dan lintas sektor berjalan cukup baik iv. Kinerja Tim Pembina UKS Kecamatan cukup baik LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

28 10) Cakupan penjaringan kesehatan siswa SMP/SMA dan setingkat adalah : i. Kalender kegiatan yang jelas ii. Komitmen pengelola Program yang cukup baik iii. Koordinasi lintas program dan lintas sektor berjalan cukup baik 11) Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin adalah : i. Tersedianya dana untuk masyarakat miskin dari APBD Kota Bandung ii. Adanya jaminan kesehatan 12) Terpenuhinya Ketersediaan Obat Dan Perbekalan Kesehatan Sesuai Dengan Kebutuhan adalah : i. Perwal standar harga ditetapkan lebih awal ii. Sarana Penyimpanan obat sudah diperbaiki iii. Adanya faktor penunjang bagi sumberdaya manusia yang ada di seksi farbekes yaitu dengan diberinya makanan dan minuman ketahanan tubuh Sedangkan faktor penghambat dan pemecahan masalah dari agregat- agregat yang belum mencapai target adalah sebagai berikut : 1) Cakupan pelayanan nifas adalah : i. Cakupan pelayanan nifas dinyatakan lengkap jika ibu nifas kontak dengan tenaga kesehatan melewati kunjungan ke-1, ke-2, dan k3.masih banyak ibu nifas yang tidak disiplin kontak dengan tenaga kesehatan baik itu di kunjungan ke-2 maupun ke-3 atau pun lolos tidak tersweeping oleh tenaga kesehatan sehingga tidak memenuhi kriteria sebagai kunjungan nifas lengkap ii. Belum semua sarana kesehatan swasta memberikan laporan iii. Adanya penduduk yang berpindah-pindah sehingga tidak LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

29 terdata dan tidak melanjutkan pemeriksaan Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah : i. Optimalisasi petugas dalam pencatatan ibu nifas melalui kohort ii. Penyuluhan kepada ibu bersalin dan pasca bersalin mengenai kunjungan nifas iii. Meningkatkan kualitas sweeping bagi ibu nifas yang belum melakukan pemeriksaan lengkap 2) Puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan pelayanan obstetrik neonatal emergency dasar (PONED) adalah : Jumlah dan kualifikasi SDM serta sarana sesuai standar belum terpenuhi. Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah : i. Pelatihan SDM ii. Pengadanaan sarana dan prasarana untuk mendukung pelayanan PONED 3) Cakupan pelayanan kesehatan dasar terhadap lansia adalah : Pencatatan dan pelaporan belum optimal, masih ada penduduk usia lanjut usia (Lansia) yang mendapatkan pelayanan kesehatan tetapi belum tercatat dalam sistem pencatatan dan pelaporan Program Lansia Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah : i. Optimalisasi pencatatan dan pelaporan Program Lansia ii. Koordinasi lintas program dan lintas sektor lebih dioptimalkan untuk penjangkauan sasaran Lansia iii. Integrasi program terkait lansia misalnya dengan PROLANIS LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

30 Untuk perbandingan realisasi antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.7 PERBANDINGAN REALISASI AGREGAT DARI INDIKATOR PERSENTASE PEMENUHAN PENCAPAIAN SPM PELAYANAN KESEHATAN DASAR PADA BAYI, BALITA, ANAK USIA SEKOLAH, REMAJA, IBU DAN LANSIA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 TARGET REALISASI CAPAIAN NO INDIKATOR KINERJA KET KET 1 Cakupan ibu hamil K4, , ,47 2 Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani 3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 4 Cakupan pelayanan nifas 5 Puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan pelayanan obstetrik neonatal emergency dasar (PONED) 6 Cakupan peserta KB Aktif 7 Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai standar , , , , , , = = , , = ,00 = 8 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 9 Cakupan kunjungan bayi 10 Cakupan Desa kelurahan UCI, 11 Cakupan pelayanan anak balita = ,00 = , , = ,00 = , ,22 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

31 NO INDIKATOR KINERJA 12 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin 13 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 14 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 15 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SMP/SMA dan setingkat 16 cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakt miskin 17 Cakupan pelayanan kesehatan dasar terhadap lansia 18 terpenuhinya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan kebutuhan TARGET REALISASI CAPAIAN KET KET = ,00 = = ,00 = = ,00 = , = ,00 = , , = ,00 = Dari tabel diatas dapat bahwa untuk realisasi dari 18 agregat ada 7 agregat (38.89%) meningkat, 9 agregat (50%) tetap, 2 agregat ( 11,11 %) menurun, sedangkan untuk capaian dari 18 agregat, ada 6 agregat (33,33 %) meningkat, 9 agregat (50%) tetap, 3 agregat ( 16,67 %) menurun. b. Persentase Pemenuhan Pencapaian SPM Penyakit menular yang ditangani Penyakit menular tidak mengenal batasan wilayah dan waktu dan dapat terjadi sepanjang tahun. Penyakit menular yang tidak ditangani dapat menimbulkan angka kesakitan yang tinggi bahkan kematian. Maka bila ada penyakit menular harus segera ditangani seluruhnya. Persentase Pemenuhan Pencapaian SPM Penyakit menular yang ditangani adalah nilai agregat dari rata-rata seluruh LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

32 indikator penyakit menular dalam periode tertentu. Cara perhitungannya adalah dengan menghitung Persentase nilai realisasi dari seluruh indikator penyakit menular setelah dihitung dari nilai capaian dibagi target x 100 persen dibagi jumlah indikator. Adapun agregat dari indikator Persentase Pemenuhan Pencapaian SPM Penyakit menular yang ditangani seperti tabel dibawah ini : TABEL 3.8 ANALISIS AGREGAT DARI PENCAPAIAN INDIKATOR PERSENTASE PEMENUHAN PENCAPAIAN SPM PENYAKIT MENULAR YANG DITANGANI DI KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Penemuan AFP Rate per 100,000 pddk ,14 < 15 th 2 Penderita DBD yang ditangani ,00 3 Penemuan Penderita Pneumonia Balita ,00 4 Penemuan pasien baru TB BTA (Positif) ,00 5 Penemuan Penderita Diare ,00 6 Penderita penyakit menular lainnya yang ditangani ,00 Jumlah 607,14 Rata-rata 101,19 Untuk Indikator kinerja Persentase Pemenuhan Pencapaian SPM Penyakit menular yang ditangani sudah melebihi target yaitu % dari target 100%. Hal ini disebabkan karena dari 6 agregat, 5 agregatnya (83,33%) sudah mencapai target dan 1 5 agregat (16,67%) sudah melebihi target. Adapun faktor pendorong dari 5 agregat - 5 agregat yang telah mencapai maupun yang melebihi target adalah sebagai berikut : 1) Penemuan AFP Rate per 100,000 pddk < 15 th, adalah : i. Tenaga surveilance puskesmas dan Dinas aktif ii. Adanya Respon yang cepat dari tenaga kesehatan baik di Dinas maupun puskesmas iii. Masyarakat telah dilatih tentang surveilance berbasis LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

33 masyarakat 2) Penderita DBD yang ditangani adalah : i. Semua puskesmas dapat melaksanakan deteksi dini kasus DBD ii. Puskesmas memiliki tenaga surveilance untuk penyelidikan epidemiologi kasus DBD iii. RS dapat melaksanakan penanganan penderita sesuai tingkatannya iv. Tersedianya sarana dan prasarana penanggulangan fokus DBD di lapangan 3) Penemuan Penderita Pneumonia Balita adalah karena Petugas kesehatan di puskesmas telah dilatih on the job training mengenai tatalaksana pneumonia, sehingga kemampuan petugas dalam mendeteksi kasus pneumonia meningkat 4) Penemuan pasien baru TB BTA (Positif) adalah karena Pelaksanaan program TB dengan DOTS di layanan selain puskesmas meningkatkan cakupan penanganan pasien TB sesuai standar 5) Penemuan Penderita Diare adalah : i. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas dengan OJT tatalaksana diare ii. Sarana penunjang program diare dipenuhi dengan anggaran APBD II maupun provinsi iii. Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan ibu pengasuh balita dalam rehidrasi rumah tangga diare 6) Penderita penyakit menular lainnya yang ditangani adalah : i. Adanya petugas yang telah di latih tatalaksanan filariasi LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

34 ii. Adanya sarana/logistik untuk penanganan filariasi iii. Adanya dukungan dana baik dari APBD maupun provinsi Untuk perbandingan realisasi antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : NO TABEL 3.9 PERBANDINGAN PERSENTASE PEMENUHAN PENCAPAIAN SPM PENYAKIT MENULAR YANG DITANGANI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KET Penemuan AFP Rate per 100,000 pddk < 15 th 2 Penderita DBD yang ditangani , , = 100, = KET 3 Penemuan Penderita Pneumonia Balita 4 Penemuan pasien baru TB BTA (Positif) 5 Penemuan Penderita Diare 6 Penderita penyakit menular lainnya yang ditangani = 100, = = 100, = = 100, = = 100, = Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa jumlah 5 agregat yang meningkat ada 1 5 agregat (16,67%) sedangkan 5 agregat lainnya (83,33%) tetap. c. Persentase Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya Kebutuhan akan pelayanan kesehatan terus berkembang dan pelayanan kesehatan lainnya merupakan indikator yang digunakan dalam pelayanan kesehatan dasar lainya diluar SPM dan MDGs. Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya adalah nilai agregat dari rata-rata seluruh indikator pelayanan kesehatan lainnya dalam periode tertentu. LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

35 Cara Perhitungannya merupakan persentase nilai realisasi dari seluruh indikator pelayanan kesehatan lainnya setelah dihitung dari nilai capaian dibagi target x 100 persen dibagi jumlah indikator. Adapun 5 agregat indikatornya adalah seperti tabel dibawah ini : TABEL 3.10 ANALISIS PENCAPAIAN AGREGAT DARI INDIKATOR PERSENTASE PEMENUHAN PENCAPAIAN PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Persentase balita ditimbang berat badannya 85 91,29 107,40 D/S 2 Jumlah puskesmas yang melaksanakan ,00 pembinaan anak berkebutuhan khusus 3 Jumlah puskesmas yang dibina dalam ,00 pelayanan kesehatan matra 4 Jumlah puskesmas yang melaksanakan ,00 pelayanan kesehatan indera dimasyarakat dalam wilayah kerjanya 5 Jumlah puskesmas yang melaksanakan ,00 pelayanan kesehatan jiwa dasar di masyarakat. 6 Jumlah puskesmas yang melaksanakan ,00 pelayanan kesehatan kerja dasar di masyarakat 7 Jumlah puskesmas yang melaksanakan ,00 pembinaan sarana kesehatan tradisional 8 Jumlah puskesmas yang melaksanakan ,00 pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di masyarakat 9 Jumlah puskesmas yang melaksananakan ,00 pembinaan sarana olah raga di wilayah kerjanya 10 Industri rumah tangga Pangan yang memiliki ,00 sertifikat P-IRT 11 sarana pelayanan kefarmasian yang dibina 32 32,3 100,94 12 orang yang berumur 15 Th atau lebih yang 1,5 0,9 60,00 menerima konseling dan testing HIV 13 Kecamatan yang melaksanakan advokasi dan ,00 sosialisasi pencegahan dan penularan 14 Cakupan KK Rawan yang dibina 40 90,8 227,00 15 Cakupan pelayanan kesehatan dasar, swasta ,00 sesuai standar 16 Persentase puskesmas yang melaksanakan pemerikasaan faktor resiko PTM ,00 100,00 Jumlah 1.695,34 Rata-rata 105,96 Untuk Indikator kinerja Pemenuhan pencapaian pelayanan LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

36 kesehatan lainnya sudah melebihi target yaitu 105,96% dari target 100%, hal ini disebabkan karena dari 16 agregat, 12 agregatnya (75%) sudah mencapai target dan 3 agregat (18.75%) sudah sesuai target dan 1 agregat (6.25%) belum sesuai target. Adapun faktor pendorong dari agregat - agregat yang telah mencapai maupun yang melebihi target adalah sebagai berikut : 1) Persentase balita ditimbang berat badannya D/S adalah : i. Jumlah Posyandu meningkat ii. semakin banyak kader terlatih materi kesehatan sehingga dapat mengedukasi masyarakat iii. Masyarakat semakin terpapar dengan manfaat posyandu iv. Peningkatan peran posyandu dengan bertambahnya meja pelayanan yaitu perkembangan perekonomian dan pelayanan hukum v. Peran serta anggota TP PKK Kota, Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandung meningkat 2) Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan anak berkebutuhan khusus adalah : i. Adanya pendataan atau validasi data Anak Berkebutuhan Khusus di wilayah Puskesmas masing-masing ii. Adanya kerjasama lintas sektor dan LSM sehingga kasuskasus dapat ditangani dengan baik iii. Adanya pendanaan APBD Kota Bandung lingkup Program Kesehatan Anak Berkebutuhan Khusus 3) Jumlah puskesmas yang dibina dalam pelayanan kesehatan matra adalah : i. Adanya pembinaan mengenai pelayanan kesehatan matra ii. Adanya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi tenaga dokter dan perawat iii. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang menunjang kesehatan Matra (Ambulans, alat kesehatan, alat penunjang komunikasi medik / HT) LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

37 4) Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan indera dimasyarakat dalam wilayah kerjanya adalah : i. Ada dukungan anggaran ii. Adanya peningkatan kompetensi tenaga kesehatan melalui pelatihan pelayanan kesehatan indra baik untuk dokter maupun perawat iii. Adanya dukungan dari lintas sektor seperti RSPMN Cicendo dan Helen Keller International dalam melaksanakan pelayanan kesehatan indra 5) Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa dasar di masyarakat adalah : Adanya pelatihan kesehatan jiwa untuk tenaga kesehatan di masyarakat 6) Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan kerja dasar di masyarakat adalah : i. Adanya dukungan anggaran ii. Adanya peningkatan kompetensi tenaga kesehatan di bidang pelayanan kesehatan kerja 7) Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan sarana kesehatan tradisional adalah : i. Pembinaan sarana pelayanan kesehatan tradisional yang berkesinambungan ii. Monitoring dan evaluasi pencatatan dan pelaporan program pelayanan kesehatan tradisional iii. Pelatihan Akupresur untuk petugas puskesmas 8) Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di masyarakat adalah : i. Adanya pelatihan untuk tenaga kesehatan di Puskesmas ii. Tersedianya dukungan anggaran untuk sarana dan prasarana LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

38 9) Jumlah puskesmas yang melaksananakan pembinaan sarana olah raga di wilayah kerjanya adalah : i. Kegiatan Program Kesehatan Olah Raga cukup sederhana ii. Peran lintas program dan lintas sektor cukup optimal 10) Industri rumah tangga Pangan yang memiliki sertifikat P-IRT adalah : i. Adanya tambahan tenaga Drug Food Inspektion (DFI) di seksi farbekes ii. Meningkatnya kesadaran dari Industri rumah tangga pangan untuk mengikuti penyuluhan keamanan pangan iii. Adanya dukungan dana dari APBD untuk pelatihan ini 11) Sarana pelayanan kefarmasian yang dibina adalah karena Terlaksananya supervisi, monitoring dan evaluasi ke fasilitas kesehatan swasta dan pemerintah. 12) Kecamatan yang melaksanakan advokasi dan sosialisasi pencegahan dan penularan adalah karena terbentuknya forum warga peduli AIDS di kecamatan 13) Cakupan KK Rawan yang dibina adalah : i. Tersedianya dana untuk pembinaan keluarga rawan, ii. Kerjasama dengan kader kesehatan, iii. peran serta dengan mahasiswa STIKES dalam membina keluarga rawan. 14) Cakupan pelayanan kesehatan dasar, swasta sesuai standar adalah karena ada koordinasi dengan puskesmas dalam pembinaan sarana pelayanan kesehatan dasar LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

39 15) Persentase puskesmas yang melaksanakan pemeriksaan faktor resiko PTM adalah karena peralatan yang disediakan sudah tersedia untuk 73 Puskesmas. Sedangkan faktor penghambat dan pemecahan masalah dari agregat - agregat yang belum mencapai target adalah sebagai berikut : 1) Orang Yang Berumur 15 Th Atau Lebih Yang Menerima Konseling Dan Testing HIV adalah : i. Test HIV AIDS di fasilitas pelayanan kesehatan oleh petugas dilakukan melalui proses penawaran test pada pasien TB dan Bumil ii. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang melaksanakan konseling dan testing HIV masih sedikit terkait keterbatasan SDM, karena SDM tersebut harus dilatih secara khusus. iii. Pelayanan Tes HIV sangat tergantung dengan kesadaran masyarakat, sementara selama ini masih ada stigma negatif tentang HIV AIDS di masyarakat iv. Jumlah kader untuk menjangkau atau melakukan penjangkauan masyarakat untuk test HIV sangat kurang Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah : i. Penambahan SDM di layanan Konseling Testing sukarela (VCT) ii. Penambahan layanan Konseling Testing sukarela iii. Menambah jumlah tenaga penjangkau iv. Penambahan logistik (Reagen, obat-obatan) v. Dikeluarkannya Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan sebagai penguatan regulasi aturan kepada pelayanan kesehatan pemerintah atau swasta yang menolak untuk melakukan pelayanan program HIV. LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

40 Untuk perbandingan realisasi antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : NO TABEL 3.11 PERBANDINGAN AGREGAT DARI INDIKATOR PEMENUHAN PENCAPAIAN PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KET Persentase balita ditimbang berat badannya D/S 2 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan anak berkebutuhan khusus 3 Jumlah puskesmas yang dibina dalam pelayanan kesehatan matra 4 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan indera dimasyarakat dalam wilayah kerjanya 5 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa dasar di masyarakat. 6 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan kerja dasar di masyarakat 7 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan sarana kesehatan tradisional 8 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di masyarakat 9 Jumlah puskesmas yang melaksananakan pembinaan sarana olah raga di wilayah kerjanya 10 Industri rumah tangga Pangan yang memiliki sertifikat P-IRT , ,40 4 Puskesmas 32 Puskesmas 30 Puskesmas 32 Puskesmas 12 Puskesmas 10 Puskesmas 52 Puskesmas 4 Puskesmas 5 4 Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas 5 4 Puskesmas , ,00 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun KET 30 = ,00 = , , ,00 52 = ,00 = ,00 100% % 100 = ,00 =

41 NO INDIKATOR KINERJA Dinas Kesehatan Kota Bandung TARGET REALISASI CAPAIAN KET sarana pelayanan kefarmasian yang dibina 12 orang yang berumur 15 Th atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV 13 Kecamatan yang melaksanakan advokasi dan sosialisasi pencegahan dan penularan 14 Cakupan KK Rawan yang dibina 15 Cakupan pelayanan kesehatan dasar, swasta sesuai standar 16 Persentase puskesmas yang melaksanakan pemerikasaan faktor resiko PTM , ,94 1 1, , , = ,00 = , , , ,00 KET Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk realisasi jumlah agregat yang meningkat ada 12 agregat (75%) dan 4 agregat nya (25%) tetap. Sedangkan untuk capaian jumlah agregat yang meningkat ada 11 agregat (68,75%) dan 4 agregat nya (25%) tetap, 1 agregat (6,25%) turun. d. Persentase Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin Untuk menjamin setiap fasilitas kesehatan laik dalam memberikan pelayanan kesehatan maka perlu disertifikasi/memperoleh ijin operasional. Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin adalah nilai agregat dari rata-rata seluruh indikator fasilitas kesehatan yang memenuhi persyaratan mendapatkan sertifikat izin dalam periode tertentu. Cara Perhitungannya adalah Persentase nilai realisasi dari seluruh indikator Fasilitas kesehatan yang memenuhi persyaratan mendapatkan sertifikat izin setelah dihitung dari nilai capaian dibagi target x 100 persen dibagi jumlah indikator. Adapun agregat dari LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

42 indikator fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin seperti pada tabel dibawah ini : TABEL 3.12 ANALISIS PENCAPAIAN AGREGAT DARI INDIKATOR FASILITAS KESEHATAN YANG MEMILIKI SERTIFIKAT IJIN TAHUN 2015 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Tenaga Kesehatan yang memiliki sertifkat ijin 2 Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin Jumlah 200 Rata-rata 100 Untuk Indikator kinerja Pemenuhan Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin capaiannya adalah 100% telah sesuai dari target yaitu 100%. Indikator ini merupakan gabungan dari 2 agregat seperti pada tabel diatas. Jika dibandingkan dengan tahun 2015 maka capaiannya adalah tetap 100%. Untuk perbandingan Tenaga Kesehatan yang memiliki sertifkat ijin antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.13 PERBANDINGAN TENAGA KESEHATAN YANG MEMILIKI SERTIFKAT IJIN DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 No Jenis Izin A Surat Izin Praktek 1 Dokter umum Dokter spesialis Dokter Gigi Dokter Gigi Spesialis PPDS Apoteker Bidan LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

43 No Jenis Izin B Surat Izin Kerja 1 Apoteker Asisten Apoteker Bidan Perawat Perawat Gigi Refraksionis Optisien (RO) Radiografer Terapi Okupasi 3 7 C Surat Tanda Terdaftar Pengobat Tradisional 1 Surat Tugas Tenaga Pengobatan Komplementer Alternatif 3 - Jumlah Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk jumlah tenaga kesehatan meningkat jumlahnya dari 2785 menjadi Untuk perbandingan Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.14 PERBANDINGAN FASILITAS KESEHATAN YANG MEMILIKI SERTIFIKAT IJIN DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 No Jenis Izin A Surat Izin Mendirikan 1 Klinik Pratama Klinik Utama Rumah Sakit Khusus 3 1 B Surat Izin Operasional 1 Klinik Pratama LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

44 No Jenis Izin Klinik Utama Rumah Sakit 4 - Umum Khusus Apotek Laboratorium Optik Pedangan Eceran Obat C SERTIFIKAT 1 Penyuluhan Keamanan Pangan P-IRT Laik Hygiene Sanitasi a. Restoran 4 17 b. Jasaboga c. Hotel Jumlah Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk jumlah fasilitas kesehatan meningkat jumlahnya dari 582 menjadi 916. e. Persentase Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II Untuk memberikan jaminan pemerataan pelayanan kesehatan kepada pasien miskin yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan rujukan di PPK II. Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II adalah nilai agregat dari rata-rata seluruh indikator pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II dalam periode tertentu Cara Perhitungannya Persentase nilai realisasi dari seluruh indikator pasien miskin yang mendapat pelayanan di PPK II setelah dihitung dari nilai capaian dibagi target x 100 persen dibagi jumlah LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

45 indikator. Adapun agregat dari indikator Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II seperti dibawah ini : TABEL 3.15 ANALISIS PENCAPAIAN AGREGAT DARI INDIKATOR PASIEN MISKIN YANG DIRUJUK DAN DILAYANI OLEH PPK II TAHUN 2015 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani sarana kesehatan (RS) di Kabupaten kota 2 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Jumlah 200 Rata-rata 100 Untuk Indikator kinerja Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II realisasi sudah mencapai target yaitu 100% dari target 100%. Indikator ini merupakan gabungan dari 2 indikator seperti pada tabel diatas. Perbandingan antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.16 ANALISIS PENCAPAIAN INDIKATOR PASIEN MISKIN YANG DIRUJUK DAN DILAYANI OLEH PPK II TAHUN 2014 dan 2015 NO INDIKATOR KINERJA TAHUN 2014 TAHUN 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI KET Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani sarana kesehatan (RS) di Kabupaten kota 2 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin = LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

46 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk agregat Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani sarana kesehatan (RS) di Kabupaten kota realisasinya meningkat dari 93,73 menjadi 100% sedangkan untuk Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin realisasinya tetap 100%. Untuk perbandingan angka Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani sarana kesehatan (RS) di Kabupaten kota dan Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.17 PERBANDINGAN ANGKA PENCAPAIAN INDIKATOR PASIEN MISKIN YANG DIRUJUK DAN DILAYANI OLEH PPK II TAHUN 2014 dan 2015 NO INDIKATOR KINERJA Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani sarana kesehatan (RS) di Kabupaten kota 2 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani sarana kesehatan (RS) di Kabupaten kota mengalami peningkatan dari 30 menjadi 32 sedangkan untuk Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin mengalami penurunan dari menjadi Untuk Nama Rumah Sakit yang memberikan pelayanan gawat darurat level 1 dapat di lihat pada tabel di bawah ini : LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

47 TABEL 3.18 NAMA RUMAH SAKIT YANG MEMBERIKAN PELAYANAN GAWAT DARURAT LEVEL 1 TAHUN 2015 NO JENIS RUMAH SAKIT NAMA RUMAH SAKIT RS UMUM 1 Pemerintah Pusat RSUP dr. Hasan sadikin 2 Pemerintah Daerah RSUD Kota Bandung 3 TNI / POLRI RSU dr Salamun 4 RSU Bhayangkara Sartika Asih 5 RSU Sariningsih 6 Swasta RSU Advent 7 RSU Santo Borromeus 8 RSU Immanuel 9 RSU Al Islam 10 RSU Santosa 11 RSU Santosa Kopo 12 RSU Kebon Jati 13 RSU Santo Yusuf 14 RSU Muhammadiyah 15 RSU Hermina Arcamanik 16 RSU Rajawali 17 RSU Bungsu 18 RSU Pindad RS KHUSUS 19 Pemerintah Pusat RS Paru dr. H. A Rotinsulu 20 RS Mata Cicendo 21 Pemerintah Daerah RSKIA Kota Bandung 22 RSGM Kota Bandung 23 RSGM Unpad 24 Swasta RSGM Maranatha 25 RSIA Hermina Pasteur 26 RSIA Limijati 27 RSIA Melinda 28 RSIA Humana Prima 29 RSIA Harapan Bunda 30 RS Ginjal Ny. R.A Habibie 31 RS Bedah Halmahera Siaga 32 RS Bedah Melinda 2 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

48 f. Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk Untuk meningkatkan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka di setiap kecamatan harus memiliki puskesmas sesuai standar (ratio puskesmas dengan jumlah penduduk). Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk adalah Kecamatan yang memiliki puskesmas sesuai standar dibandingkan dengan jumlah kecamatan dalam periode tertentu. Cara Perhitungannya : Persentase dari jumlah kec yg memiliki puskesmas sesuai standar dibagi jumlah kecamatan x 100%. Untuk Indikator kinerja Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk realisasi sudah melebihi target yaitu 81.55% dari target 70%, Hal ini karena Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2015 sudah memiliki sebanyak 77 Puskesmas, hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.19 PERSENTASE KECAMATAN DENGAN PEMENUHAN PUSKESMAS DIBANDINGKAN RATIO JUMLAH PUSKESMAS DAN JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2015 INDIKATOR TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN KINERJA KET Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa realisasi Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk telah melebihi target yaitu 81,55 dari 70%. LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

49 Untuk perbandingan realisasi antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.20 PERBANDINGAN PERSENTASE KECAMATAN DENGAN PEMENUHAN PUSKESMAS DIBANDINGKAN RATIO JUMLAH PUSKESMAS DAN JUMLAH PENDUDUK DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KET 1 Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa realisasi dan capaian pada tahun 2015 mengalami peningkatan dari 60% (75 puskesmas) menjadi (77 puskesmas), hal ini disebabkan karena pada tahun 2015 telah disediakan anggaran untuk pembangunan 2 puskesmas Sukaraja dan Cigadung. g. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Kualitas pelayanan publik sebagai tujuan akhir dari pelaksanaan reformasi birokrasi menjadi sasaran yang diindikasikan dengan tercapaianya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Nilai IKM dihitung berdasarkan nilai rata-rata tertimbang masing-masing unsur pelayanan dari sejumlah pernyataan ukuran pelayanan publik yang diberikan kepada sejumlah responden yang berkunjung ke puskesmas dalam periode tertentu. Cara perhitungannya adalah : Persentase total dari nilai persepsi per unsur dibagi dengan total unsur yang terisi dikalikan nilai penimbang x 100 %. LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

50 TABEL 3.21 PERSENTASE INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2015 INDIKATOR TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN KINERJA KET Persentase Indeks Kepuasan (IKM) Masyarakat Untuk Indikator kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada tahun 2015 ini sudah melebihi target yaitu dari target 73,73. Untuk perbandingan realisasi antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.22 PERBANDINGAN PERSENTASE INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) KET Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa realisasi dan capaian pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 27,2 poin dari 65,95% menjadi 93,15%. LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

51 Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian Sasaran 1 sampai dengan tahun 2015 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra adalah sebagai berikut : Tabel 3.23 PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 1 TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG TAHUN 2018 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN 1 Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia 2 Pemenuhan pencapaian SPM penyakit menular yang ditangani 3 Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya 4 Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin 5 Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II REALISASI S/D. TAHUN 2015 RENCANA SESUAI DENGAN RENSTRA TAHUN 2018 PERSENTASE CAPAIAN KINERJA (%) KESENJANGAN % 99, ,68 4,45 % 101, ,19 1,19 % 105, ,96 5,96 % ,00 0 % , Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk 7 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) % 81, ,55-18,45 % 93,15 84,68 110,00 8,47 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sasaran 1 tahun 2015 yang terdiri dari 7 indikator : 1 indikator (14.29%) belum sesuai dengan Renstra Tahun 2018, 2 indikator (28.57%) yang sudah sesuai dan 4 indikator (57,14%) telah melebihi target. LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

52 Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada pencapaian sasaran 1 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.24 EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 1 TAHUN 2014 No Sasaran 1 Indikator Kinerja 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, kegawat daruratan dan rujukan khususnya masyarakat miskin Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia Tahun 2015 % Tahun 2014 Efesiensi Target Realisasi Anggaran Realisasi % 85 99, ,09 26,48 2 Pemenuhan ,19 101,19 pencapaian SPM penyakit menular yang ditangani 3 Pemenuhan ,96 105,96 pencapaian pelayanan kesehatan lainnya 4 Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin 5 Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II 6 Kecamatan 70 81,55 116,5 dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk 7 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 73,73 93,15 126,34 JUMLAH 109, ,09 26,48 Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja untuk sasaran 1 adalah sebesar %, sedangkan penyerapan anggarannya sebesar % sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 1 adalah sebesar 26.48% (109.57% % ). LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

53 Sasaran 2 Meningkatnya Kesehatan Masyarakat Untuk Mencapai Sasaran 2 yaitu Meningkatnya Kesehatan Masyarakat, maka indikator yang harus dicapai adalah Balita gizi buruk, Bumil KEK, Angka kematian Ibu, Angka Kematian Bayi seperti tabel dibawah ini : TABEL 3.25 ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 2 MENINGKATNYA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN KINERJA Balita gizi buruk 0,62 0,57 108,06 2 Bumil KEK 22,95 15,72 131,50 3 Angka kematian Ibu 69,88 53,57 123,34 4 Angka Kematian Bayi 29,23 29,22 100,03 Dari tabel diatas dapat dilihat dari 4 indikator yang ada, seluruh indikatornya telah melampaui target (100%). Perbandingan indikator Sasaran 2 yaitu Meningkatnya Kesehatan Masyarakat antara tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.26 PERBANDINGAN PENCAPAIAN SASARAN 2 MENINGKATNYA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 CAPAIAN TARGET REALISASI INDIKATOR KINERJA KINERJA Persentase Balita gizi buruk , , ,1 2 Persentase Bumil KEK , , ,5 3 Angka kematian Ibu , , ,3 4 Angka Kematian Bayi , , ,03 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 4 indikator ada keempat indikator (100%) mengalami penurunan sesuai dengan yang di targetkan. LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

54 Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian Sasaran 2 sampai dengan tahun 2015 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra adalah sebagai berikut : Tabel 3.27 PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 2 TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG TAHUN 2018 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN REALISASI S/D. TAHUN 2015 RENCANA SESUAI DENGAN RENSTRA TAHUN 2018 PERSENTASE CAPAIAN KINERJA (%) KESENJANGAN 1 Balita gizi buruk % 0,57 0,42 64,29 0,15 2 Bumil KEK % 15, ,20 0,72 3 Angka kematian Ibu Per kelahiran hidup 4 Angka Kematian Bayi Per kelahiran hidup 53,57 66,17 119,04-12,6 29,22 28,87 98,79-0,35 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sasaran 2 tahun 2015 yang terdiri dari 4 indikator : 3 indikator (75%) belum sesuai dengan Renstra Tahun 2018, 1 indikator (25%) telah melebihi Renstra Tahun Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada pencapaian sasaran 2 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : No Sasaran 3 1 Meningkatnya kesehatan masyarakat Tabel 3.28 EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 2 TAHUN 2015 Indikator Kinerja Balita gizi buruk Tahun 2015 Tahun 2014 % Target Realisasi Anggaran Realisasi % Efesiensi 0,62 0,57 108, ,18 63,55 2 Bumil 22,95 15,72 131,5 KEK 3 Angka 69,88 53,57 123,34 kematian Ibu 4 Angka Kematian Bayi 29,23 29,22 100,03 JUMLAH 115, ,18 63,55 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

55 Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja untuk sasaran 1 adalah sebesar %, sedangkan penyerapan anggarannya sebesar % sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 2 adalah sebesar 63.55% (115.73% % ). Adapun capaian masing-masing indikator dari sasaran 2 adalah sebagai berikut : a) Persentase Balita gizi buruk Untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat, salah satu indikator yang digunakan untuk melihat penurunan jumlah penderita balita gizi buruk di Kota Bandung. Balita gizi buruk adalah Jumlah balita gizi buruk dalam periode tertentu. Cara Perhitungan : Persentase dari jumlah balita gizi buruk dibagi dengan jumlah balita seluruhnya x 100 %. Untuk Indikator kinerja Balita gizi buruk realisasinya adalah 0,57% sudah sesuai dengan harapan yaitu dibawah target yang ditetapkan 0.62%. Adapun jumlah balita gizi buruk yang ada di Kota Bandung adalah sebanyak 374 mengalami penurunan dari 407pada tahun Hal ini karena program dan kegiatan yang dilaksanakan sudah ditujukan untuk menanggulangi permasalahan balita gizi buruk yang ada di Dinas Kesehatan Kota Bandung. b) Persentase Bumil KEK Bumil KEK adalah Ibu Hamil resiko tinggi (Risti) dengan lingkar lengan atas <23,5 cm tanpa penyakit penyerta. Cara Perhitungan : Jumlah Bumil KEK tanpa penyakit penyerta yang mendapat PMT dibagi jumlah Bumil Resti di suatu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun. Untuk Indikator kinerja Bumil KEK realisasi sebesar 15,72% sudah sesuai dengan harapan yaitu dibawah target yang ditetapkan 22.95%, hal ini berarti menunjukan adanya penurunan Bumil KEK yang disebabkan karena adanya beberapa faktor pendorong sebagai berikut : LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

56 i. Pelayanan Kesehatan sudah optimal dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil akan pentingnya pelayanan kesehatan dalam masa kehamilan dan kesehatan reproduksi remaja. ii. Jumlah tenaga kesehatan, kualitas sarana kesehatan, kualitas tenaga kesehatan, dan peran serta masyarakat serta tingkat daya beli dan sosial budaya sudah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. c) Angka kematian Ibu Untuk melihat resiko yang dihadapi ibu hamil selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian komplikasi selama kehamilan dan kelahiran, serta gambaran tersedianya dan penggunaan fasilitas kesehatan pelayanan prenatal dan obstetri. Angka kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan, masa nifas dalam suatu wilayah dan periode tertentu. Untuk Indikator kinerja Angka kematian Ibu realisasi sudah melebihi target yang ditentukan yaitu 53,37 dari target yang ditetapkan yaitu % (Data Jumlah kematian ibu dan penyebabnya terlampir). Hal ini berarti menunjukan adanya penurunan Angka kematian Ibu yang disebabkan karena adanya beberapa faktor pendorong sebagai berikut : i. Adanya kegiatan audit maternal perinatal yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dengan cara mencari penyebab kematian ibu. Tim AMP terdiri dari perwakilan bidan praktek swasta, puskesmas, organisasi profesi IBI, FOGI dan IDAI dimana tim ini akan melakukan pembahasan tentang kematian ibu. ii. Meningkatnya kegiatan promosi dan deteksi dini risti ibu hamil melalui kelas ibu hamil, PPIA iii. Meningkaynya penanganan komplikasi kebidanan dengan adanya kegiatan peningkatan kompetensi tin PONED LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

57 iv. Hasil Rekomendasi dari Tim AMP Kota Bandung pada tahun 2014 Telah dilaksanakannya pada tahun 2015 yaitu : Pemerikasaan ANC berkualitas wajib dilakukan di fasilitas kesehatan dasar baik pemerintah maupun swasta dengan pemantauan dari Dinkes dan IBI sebagai induk organisasi yang membina bidan praktek swasta secara langsung Informasi dari pemanfaatan buku KIA dimanfaatkan oleh semua fihak baik oleh puskesmas, dokter prakter swasta Penguatan system rujukan RW siaga aktif untuk dapt mendeteksi dini resiko ibu hamil Peningkatan peran lingkat sektor dan lintas program dalam menurunkan akngka kematian ibu dan bayi d) Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi adalah untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan ante natal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA & KB serta kondisi lingkungan & sosial ekonomi. Angka kematian bayi dapat dilihat Jumlah kematian bayi di bawah usia 1 tahun di wilayah tertentu selama 1 tahun dibandingkan dengan jumlah lahir hidup di wilayah dan periode waktu yang sama 1000 KH. Untuk Indikator kinerja realisasi Angka kematian Bayi realisasi sudah melebihi target yang ditentukan sebesar 29,22% dari target yang ditetapkan yaitu 29.23% (Data jumlah kematian bayi dan penyebabnya terlampir). Jika di lihat dari jumlah bayi yang meninggal pada tahun 2015, maka terlihat adanya peningkatan dari 95 pada tahun 2014 menjadi 137 pada tahun 2015, hal ini disebabkan karena : i. Belum optimalnya SPGDT ii. Belum optimalnya jejaring rujukan dan pembinaan antara RS dan puskesmas binaannya iii. Kurangnya fasilitas NICU di RSUD dan RSKIA Kota Bandung LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

58 sehingga neonatus dengan prematur, BBLR dan asfiksia sulit mendapatkan penanganan yang tepat Sasaran 3 Menurunnya kejadian Penyakit Menular di Masyarakat Pencapaian sasaran 3 dapat dilihat dengan 4 indikator kinerja seperti tabel dibawah ini : TABEL 3.29 ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 3 MENURUNNYA KEJADIAN PENYAKIT MENULAR DI MASYARAKAT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN KINERJA Demam berdarah dengue (DBD) 36,98 37,44 98,76 2 Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita 3 Penurunan penderita penyakit menular Diare 4 Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam 5,1 6,2 78,43 2,35 2,23 105, ,00 Dari tabel diatas dapat dilihat dari 4 indikator yang ada, 1 indikator yang telah melebihi target (25%), 1 indikator (25%) sesuai target dan 2 indikator belum mencapai target (50%). Perbandingan indikator Sasaran 3 yaitu Menurunnya kejadian Penyakit Menular di Masyarakat antara tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

59 TABEL 3.30 PERBANDINGAN PENCAPAIAN SASARAN 3 MENURUNNYA KEJADIAN PENYAKIT MENULAR DI MASYARAKAT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 INDIKATOR KINERJA 1 Persentase penurunan penderita penyakit menular demam berdarah dengue (DBD) 2 Persentase penurunan penderita penyakit menular ISPA 3 Persentase penurunan penderita penyakit menular Diare 4 Persentase penanggulangan kejadian luar biasa < 24 jam TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA , , , , , , , , , Bila dilihat dari tabel di atas, maka jumlah indikator yang capaiannya mengalami peningkatan ada sebanyak 1 indikator (25%), yang tetap 1 indikator (25%) dan yang mengalami penurunan sebanyak 2 indikator (50%). Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian Sasaran 3 sampai dengan tahun 2015 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra adalah sebagai berikut : Tabel 3.31 PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 3 TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG TAHUN 2018 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN 1 Demam berdarah dengue (DBD) 2 Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita 3 Penurunan penderita penyakit menular Diare 4 Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam REALISASI S/D. TAHUN 2015 RENCANA SESUAI DENGAN RENSTRA TAHUN 2018 PERSENTASE CAPAIAN KINERJA (%) KESENJANGAN % 37,44 23,08 37,78-14,36 % 6,2 4,19 52,03-2,01 % 2,23 1,91 83,25-0,32 % ,00 0 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

60 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sasaran 3 tahun 2015 yang terdiri dari 4 indikator : 3 indikator (75%) belum sesuai dengan Renstra Tahun 2018, 1 indikator (25%) telah sesuai dengan Renstra Tahun Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada pencapaian sasaran 3 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.32 EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 3 TAHUN 2015 No Sasaran 3 Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2014 Target Realisasi % Anggaran Realisasi % Efesiensi 1 Menurunnya kejadian penyakit menular di masyarakat Demam berdarah dengue (DBD) 36,98 37,44 98, ,58 14,00 2 Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan 5,1 6,2 78,43 Akut (ISPA) pada Balita 3 Penurunan 2,35 2,23 105,11 penderita penyakit menular Diare 4 Penanggulanga n Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam JUMLAH 95, ,58 14,00 Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja untuk sasaran 3 adalah sebesar 95.58%, sedangkan penyerapan anggarannya sebesar % sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 3 adalah sebesar 14% (95.58% % ). LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

61 Capaian Sasaran 3 dapat dilihat dengan rincian sebagai berikut: a) Persentase Penurunan penderita penyakit Demam berdarah dengue (DBD) Penyakit menular DBD terjadi sepanjang tahun (endemik) dan dapat menimbulkan angka kesakitan yang tinggi dan kematian. Penurunan persentase dari perhitungan insidens rate yaitu selisih antara jumlah kasus penyakit menular DBD tahun sebelumnya dikurangi dengan kasus penyakit DBD pada tahun perhitungan dibandingkan dengan jumlah kasus penyakit menular DBD pada tahun sebelumnya x 100 %. Realisasi indikator ini adalah 37,44% belum mencapai target yang ditentukan 36.98%. Faktor-faktor yang mempengaruhi masih tingginya kasus DBD di Kota Bandung adalah : i. Tingkat virulensi virus dengue, mutasi virus dan terdapat banyaknya serotype dengue (Den1, Den2, Den3 dan Den4) ii. Liingkungan yang masih mendukung peningkatan populasi vektor penular (nyamuk aedest aegypti) seperti kebersihan lingkungan yang kurang, perubahan iklim, pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di masyarakat yang belum optimal iii. Resistensi nyamuk terhadap insektisida iv. Pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pengendalian penyakit DBD masih kurang Adapun solusi untuk pemecahan masalah tersebut adalah : i. Melakukan pengkajian /penelitian resistensi insektisida, dapat dilakukan oleh pihak swasta maupun akademik ii. Peningkatan penyuluhan DBD di semua wilayah, mulai dari tingkat kecamatan, kelurahan bahkan RW dan RT iii. Penggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk iv. Menggerakan masyarakat agar ber PHBS dalam kehidupan sehari-hari v. Melaksanakan On the Job Training untuk petugas kesehatan vi. Kelengkapan sarana dan prasarana dalam penanggulangan kasus LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

62 DBD di masyarakat b) Persentase Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita Angka kesakitan ISPA diukur dari kasus pneumonia pada balita karena angka kesakitan dan kematian tinggi serta balita merupakan kelompok sasaran rentan. Persentase Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita adalah Kasus pneumonia pada balita dalam satu wilayah yang terjangkau oleh pelayanan kesehatan dalam kurun periode tertentu. Realisasi indikator ini adalah 6.2% belum mencapai target yang ditentukan 5.1%. Faktor-faktor yang mempengaruhi masih tingginya kasus ISPA di Kota Bandung adalah : i. Pertambahan tingkat kepadatan penduduk sangat berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen yang sehat dan rumah sehat yang berdampak pada salah satunya tingginya penderita penyakit menular Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). ii. Pola Hidup Bersih dan Sehat masyarakat yang belum optimal seperti merokok dalam rumah. iii. Petugas kesehatan di puskesmas telah dilatih mengenai tatalaksana pneumonia sehingga kemampuan petugas dalam mendeteksi kasus pneumonia meningkat Adapun solusi untuk pemecahan masalah tersebut adalah : i. Penyuluhan tentang pneumonia di setiap wilayah mulai dari tingkat kecamatan, kelurahan bahkan RW dan RT ii. Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan terutama tempat tinggal dengan mengusahakan agar ruangan memiliki udara bersih dan ventilasi cukup iii. Menghimbau masyarakat untuk memberikan ASI pada bayi dan makanan dengan gizi seimbang iv. Menghimbau masyarakat untuk menjauhkan anak bayi/balita dari asap, debu serta bahan-bahan lain yang akan memicu timbulnya penyakit ISPA LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

63 v. Menghimbau masyarakat menggunakan alat pelindung diri (masker) jika batuk atau sakit untuk mengurangi penularan. c) Persentase Penurunan penderita penyakit menular Diare Kasus diare di Kota Bandung terjadi sepanjang tahun (endemik) dan angka kesakitan tinggi dan juga menyebabkan kematian. Persentase Penurunan penderita penyakit menular Diare dalah Kasus diare dalam suatu wilayah yang dapat dijangkau oleh pelayanan kesehatan dalam periode tertentu. Realisasi indikator ini adalah 2,23, sudah melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 2,35% Hal ini disebabkan karena Meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk mencari pengobatan ke Puskesmas. d) Persentase Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam Kejadian luar biasa dapat terjadi akibat ledakan kasus penyakit, kondisi alam, banjir dan lainnya. Kota Bandung menjadi rentan tertular penyakit akibat migrasi penduduk, sehingga setiap ada peningkatan kasus penyakit menular harus segera ditangani kurang dari 24 jam. Persentase Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam adalah Jumlah kejadian luar biasa yang ditangani kurang dari 24 jam. Cara Perhitungan Jumlah kejadian luar biasa dibandingkan dengan kejadian luar biasa yang ditangani kurang dari 24 jam x 100 %. LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

64 Kasus KLB yang terjadi selama tahun 2015 adalah sebanyak 18 kasus dengan rincian sebagai berikut : TABEL 3.33 DATA KEJADIAN KASUS KLB TAHUN 2015 NO JENIS KASUS KLB WILAYAH KET 1 DIFTERI Kel Pajajaran 1 kasus 2 Kel Turangga 2 kasus 3 Kel Cipedes 2 kasus 4 Kel Sukamaju 1 kasus 5 Kel Sukabungah 1 kasus 6 Kel. Cisaranten Bina Harapan 1 kasus 7 Kel Pasir Biru 1 kasus 8 Kel Citarum 1 kasus 9 KERACUNAN MAKANAN Kel Cipadung Kulon 1 kasus 10 Kel Pasir Impun 1 kasus 11 Kel Hegarmanah 1 kasus 12 LEPTOSPIROSIS Kel Kopo 1 kasus 13 Kel Sukabungah 1 kasus 14 Kel Babakan Sari 1 kasus 15 Kel Braga 1 kasus 16 TETANUS Kel Sukarasa 1 kasus Jumlah 18 Kasus Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kejadian terbanyak yaitu Difteri 10 kasus, LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

65 3.2.2 Misi 2 Meningkatkan Sanitasi Dasar dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Jumlah sasaran pada Misi 2 yang dapat diukur kinerjanya adalah 2 sasaran. Jumlah indikator kinerja yang digunakan 3 indikator. Sebanyak 2 (66.67%) indikator melebihi target, 1 indikator (33,33%) belum mencapai target seperti pada grafik dibawah ini : GRAFIK 3.4 PENCAPAIAN MISI 2 DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 5 Rincian pencapaian indikator kinerja pada misi 2 adalah sebagai berikut : Sasaran 1 Meningkatkan Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Pemeliharaan Kesehatan Pemberdayaan masyarakat yang berkaitan dengan meningkatnya kesadaran individu, keluarga dan masyarakat ditandai dengan kesiagaan masyarakat dalam menjaga kesehatan diri dan keluarganya. LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

66 Pencapaian sasaran 1 dapat dilihat dengan 1 indikator kinerja yaitu : Persentase RW Siaga Aktif. RW Siaga Aktif adalah RW yang mempunyai posko kesehatan atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit lingkungan dan perilaku sehingga masyarakat mampu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dibandingkan dengan jumlah RW siaga yang dibentuk. Cara Perhitungan adalah : Persentase dari jumlah RW Siaga yang aktif dibandingkan dengan jumlah RW Siaga yang dibentuk x 100 %. Untuk Indikator kinerja realisasi Persentase RW Siaga Aktif realisasi yaitu 78,73 % telah melebihi target yang ditetapkan yaitu 60% sebagai berikut : TABEL 3.34 ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 1 MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN TAHUN 2015 INDIKATOR TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN KINERJA KET Jumlah RW Siaga Aktif Perbandingan indikator Sasaran 1 yaitu Meningkatkan Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Pemeliharaan Kesehatan antara tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

67 TABEL 3.35 PERBANDINGAN PENCAPAIAN SASARAN 1 MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 INDIKATOR KINERJA 1 Jumlah RW Siaga Aktif CAPAIAN TARGET REALISASI KINERJA ,74 (714 RW) 60 78,73 (1.229 RW) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah RW Siaga Aktif realisasi tahun 2015 meningkat dari 45,74% pada tahun 2014 menjadi 78,73% pada tahun 2015 dan jumlah RW siaganya pun mengalami peningkatan dari 714 RW menjadi RW hal ini disebabkan karena Sumber Dana untuk Pengembangan RW Siaga Aktif di 30 Kecamatan tidak hanya berasal dari APBD Kota tapi didukung juga oleh dana dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan PIPPK sehingga realisasi pembentukan RW Siaga aktif melebihi target Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian sasaran 1 sampai dengan tahun 2015 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra adalah sebagai berikut : Tabel 3.36 PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 1 TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG TAHUN 2018 No. Indikator Sasaran 3 Satuan Realisasi s/d. Tahun 2015 Rencana sesuai dengan Renstra Tahun 2018 Persentase Capaian Kinerja (%) Kesenjangan Jumlah RW Siaga Aktif % 78, Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi tahun 2015 masih belum sesuai dengan Renstra Tahun Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada pencapaian sasaran 1 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

68 Tabel 3.37 EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 1 TAHUN 2015 No Sasaran 1 Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2014 Target Realisasi % Anggaran Realisasi % Efesiensi 1 Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan Jumlah RW Siaga Aktif 60, 00 78, , ,18 47,04 JUMLAH 131, ,18 47,04 Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja untuk sasaran 1 adalah sebesar %, sedangkan penyerapan anggarannya sebesar 84.18% sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 1 adalah sebesar 47.04% (131.22% - 84,18%) Sasaran 2 Meningkatnya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan Penggunaan Air Minum. Untuk Mencapai Sasaran 2, maka indikator yang harus dicapai adalah Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat, Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat seperti tabel dibawah ini : TABEL 3.38 ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 2 MENINGKATNYA SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DAN PENGGUNAAN AIR MINUM TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN KINERJA Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat 2 Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

69 Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa untuk indicator kinerja sasaran 2, dari 2 indikator : 1 indikator telah melebihi target dan 1 indikator lagi belum mencapai target yang ditentukan. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 maka pencapaian indikator Sasaran 2 tahun 2015 yaitu Meningkatnya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan Penggunaan Air Minum dapat di lihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.39 PERBANDINGAN PENCAPAIAN SASARAN 2 MENINGKATNYA SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DAN PENGGUNAAN AIR MINUM DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat 2 Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat yaitu Jumlah kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dalam periode tertentu realisasinya telah melebihi target dan mengalami peningkatan. Faktor pendukungnya adalah karena : i. Kegiatan pelatihan fasilitator dan kader STBM ii. Pemicuan STBM dimasyarakat iii. Dukungan anggaran BOK dan APBD II dalam kegiatan STBM Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat adalah Jumlah sarana air minum pada rumah tangga yang memenuhi syarat dalam periode waktu tertentu. Untuk Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat meskipun pada tahun 2015 mengalami peningkatan namun belum mencapai LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

70 target dikarenakan : Kualitas fisik sarana air bersih tidak memenuhi syarat dan Kualitas sanitasi di sekitar sarana air bersih penduduk tidak memenuhi syarat sehingga menyebabkan meningkatnya faktor resiko pencemaran terhadap sumber air bersih penduduk. Adapun solusi untuk pemecahan masalah tersebut adalah : i. Rehab sarana air bersih bagi sarana yang memiliki tingkat resiko pencemaran tinggi dan amat tinggi ii. Melakukan pemantauan kualitas secara berkala bagi sarana air bersih yang memiliki tingkat resiko rendah dan sedang iii. Edukasi tentang pengelolaan air minum yang baik dan sehat. Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian sampai dengan tahun 2014 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra adalah sebagai berikut : TABEL 3.40 PENCAPAIAN INDIKATOR TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG TAHUN 2018 No. Indikator Sasaran 1 Satuan Realisasi s/d. Tahun 2015 Rencana sesuai dengan Renstra Tahun 2018 Persentase Capaian Kinerja (%) Kesenjangan Persentase kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) 2 Persentase rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat % % Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi tahun 2015 untuk kedua indikator ini belum sesuai dengan Renstra Tahun Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada pencapaian sasaran 2 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

71 Tabel 3.41 EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 2 TAHUN 2015 No Sasaran 2 Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2014 Target Realisasi % Anggaran Realisasi % Efesiensi 1 Meningkatnya sanitasi total berbasis masyarakat dan penggunaan air minum 20 21,85 109, ,99 9,78 Persentase Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat Persentase rumah tangga 75,8 72,97 96,27 menggunakan air minum yang memenuhi syarat JUMLAH 102, ,99 9,78 Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja untuk sasaran 2 adalah sebesar %, sedangkan penyerapan anggarannya sebesar 92.99% sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 1 adalah sebesar 9.78% (102.77% %) Misi 3 Meningkatkan Tata Kelola Manajemen Pembangunan Kesehatan Jumlah sasaran pada Misi 3 yang dapat diukur kinerjanya adalah 1 sasaran. Jumlah indikator kinerja yang digunakan 3 indikator. Sebanyak 2 (66.67%) indikator melebihi target, 1 indikator (33,33%) belum mencapai target seperti pada grafik dibawah ini : LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

72 GRAFIK 3.5 PENCAPAIAN MISI 3 DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 berikut : Rincian pencapaian indikator kinerja pada misi 3 adalah sebagai Sasaran 1 Meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan Publik Pencapaian sasaran 1 dapat dilihat dengan 2 indikator kinerja seperti tabel dibawah ini : TABEL 3.42 ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 1 MENINGKATNYA AKUNTABILITAS DAN PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN KINERJA Persentase Temuan BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti 2 Nilai evaluasi AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk capaian sasaran 1 misi 3 dari 2 indikator yang ada 1 indikator sudah sesuai target dan 1 indikator lagi melebihi target. LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

73 Jika dibandingkan dengan tahun 2014 maka pencapaian indikator Sasaran 1 yaitu Meningkatnya Akuntabilitas Dan Pelayanan Publik dapat di lihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.43 PERBANDINGAN PENCAPAIAN SASARAN 1 MENINGKATNYA AKUNTABILITAS DAN PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2014 dan 2015 INDIKATOR KINERJA 1 Persentase Temuan BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA Nilai evaluasi AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk indikator sasaran 1 sebanyak 2 indikator, 1 indikator mengalami peningkatan dan 1 indikator tetap. Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian sasaran 1 sampai dengan tahun 2015 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra adalah sebagai berikut : Tabel 3.44 PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 1 TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG TAHUN 2018 No. Indikator Sasaran 1 Satuan Realisasi s/d. Tahun 2015 Rencana sesuai dengan Renstra Tahun 2018 Persentase Capaian Kinerja (%) Kesenjangan 1 Persentase Temuan BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti 2 Nilai evaluasi AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung % % ,61 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

74 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi tahun 2014 ada 1 indikator yang sudah sesuai dengan Renstra Tahun 2018, 1 indikator sudah melebihi target renstra Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada pencapaian sasaran 3 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : No Sasaran 1 Tabel 3.45 EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 1 TAHUN 2015 Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2014 Target Realisasi % Anggaran Realisasi % Efesiensi 1 Meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan publik Persentase Temuan BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti Nilai evaluasi AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung ,44 16, ,25 JUMLAH 104, ,44 16,68 Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja untuk sasaran 1 adalah sebesar %, sedangkan penyerapan anggarannya sebesar 87.44% sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 1 adalah sebesar 16.88% (104.13% %). Rinciannya sasaran 1 adalah sebagai berikut : a) Persentase Temuan BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti adalah Temuan BPK/Inspektorat bidang keuangan yang ditindaklajuti dari seluruh jumlah Temuan BPK/Inspektorat bidang keuangan pada tahun berjalan, hal ini sesuai dengan amanat Pemendagri 13 /2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Adapun Temuan BPK/Inspektorat berdasarkan jenis temuan adalah sebagai berikut : LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

75 TABEL 3.46 JENIS TEMUAN BPK/INSPEKTORAT DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO JENIS TEMUAN BPK INSPEKTORAT JUMLAH % 1 Kebijakan/Tatalaksana Kepegawaian Keuangan Asset Daerah JUMLAH NO Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2015 tidak ada temuan BPK LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun Untuk temuan Inspektorat ada sebanyak 2 temuan dengan jenis temuan pada bidang keuangan dan 1 dan temuan kebijakan/tatalaksana 1. Adapun perbandingan temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti pada tahun 2014 dan 2015 adalah sebagai berikut : TABEL 3.47 PERBANDINGAN JENIS TEMUAN BPK/INSPEKTORAT DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DAN 2015 JENIS TEMUAN BPK INSPEKTORAT Kebijakan/Tatalaksana Kepegawaian Keuangan Asset Daerah JUMLAH Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa temuan BPK jumlahnya berkurang dari 2 pada tahun 2014 menjadi 0 pada tahun Temuan Inspektorat jumlahnya berkurang dari 4 pada tahun 2014 menjadi 2 pada tahun 2015, hal ini disebabkan karena Dinas Kesehatan berupaya secara terus menerus meningkatkan pengendalian intern baik dalam hal pengelolaan kebijakan, kepegawaian, keuangan maupun asset daerah sesuai

76 dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk menciptakan pertanggungjawaban yang akuntabel. b) Nilai evaluasi AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung NO Nilai evaluasi AKIP adalah nilai yang dikeluarkan oleh Inspektorat Sesuai dgn Permenpan No.20/2013 Juklak evaluasi AKIP, hal ini sesuai dengan Amanat Perpres No 29 Tahun 2014 tentang SAKIP. Nilai evaluasi LAKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung pada tahun 2015 sudah mencapai melebihi target yang ditetapkan yaitu % dari target 68. Adapun rincian penilaiannya adalah sebagai berikut : TABEL 3.48 KOMPONEN EVALUASI AKIP DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KOMPONEN BOBOT PENILAIAN HASIL EVALUASI AKIP A Perencanaan Kinerja : 35 31,4 1 Perencanaan Strategis 12,5 10,31 2 Perencanaan Kinerja Tahunan 22,5 21,09 B Pengukuran Kinerja 25 16,85 1 Pemenuhan Pengukuran 5 3,5 2 Kualitas Pengukuran 12 8,85 3 Implementasi Pengukuran 8 4,5 C Pelaporan Kinerja 20 12,83 1 Pemenuhan Pelaporan Penyajian Informasi Kinerja 10 5,89 3 Pemanfaatan Informasi Kinerja 5 3,94 D EVALUASI INTERNAl 10 7,67 1 Pemenuhan Evaluasi 2 1,67 2 Kualitas Evaluasi 5 3,75 3 Pemanfaatan Evaluasi 3 2,25 E Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi 20 4,86 1 Kinerja yang dilaporkan 20 4,86 TOTAL ,61 KATEGORI B Sumber : Laporan hasil Evaluasi Terbatas Atas LAKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

77 Bila dibandingkan dengan tahun 2014, capaian nilai Evaluasi LAKIP Dinas kesehatan Kota Bandung pada tahun 2014 meningkat dari dengan interpretasi B ( Baik ) menjadi 73,61 dengan interpretasi B ( Baik ) pada tahun 2015 hal ini dikarenakan adanya berbagai upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman karyawannya mengenai LAKIP melalui pelatihanpelatihan/workshop. Adapun perbandingan hasil penilaian AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini : NO KOMPONEN TABEL 3.49 KOMPONEN EVALUASI AKIP DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN BOBOT HASIL EVALUASI AKIP PENILAIAN A Perencanaan Kinerja : ,4 31,4 TREND 1 Perencanaan Strategis 12,5 10 9,09 10,31 2 Perencanaan Kinerja Tahunan 22, ,31 21,09 B Pengukuran Kinerja ,1 16,85 1 Pemenuhan Pengukuran 5 5 3,75 3,5 2 Kualitas Pengukuran 12 12,5 7,85 8,85 3 Implementasi Pengukuran 8 7,5 4,5 4,5 = C Pelaporan Kinerja ,42 12,83 1 Pemenuhan Pelaporan 5 3,5 4, Penyajian Informasi Kinerja 10 7,5 7,5 5,89 3 Pemanfaatan Informasi Kinerja 5 4 3,75 3,94 D EVALUASI INTERNAl 10 7,67 Tidak dapat dibandingkan 1 Pemenuhan Evaluasi 2 1,67 E 2 Kualitas Evaluasi 5 3,75 3 Pemanfaatan Evaluasi 3 2,25 Pencapaian Sasaran/Kinerja ,83 4,86 Organisasi 1 Kinerja yang dilaporkan ,83 4,86 TOTAL ,75 73,61 KATEGORI B B Sumber : Laporan hasil Evaluasi Terbatas Atas LAKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

78 Bila dilihat dari tabel di atas maka terlihat bahwa komponen yang mengalami peningkatan nilainya adalah : i. Perencanaan Strategis sebesar 1,22 point dari 9,09 menjadi 10,31 ii. Perencanaan Kinerja Tahunan sebesar 4,78 point dari 16,31 menjadi 21,09 iii. Kualitas Pengukuran sebesar 1 point dari 7,85 menjadi 8,85 iv. Pemanfaatan Informasi Kinerja sebesar 0,19 point dari 3,75 menjadi 3,94 sedangkan komponen yang nilainya mengalami penurunan adalah i. Pemenuhan Pengukuran sebesar 0.25 point dari 3,75 menjadi 3,5 ii. Pemenuhan Pelaporan sebesar 1.17 point dari 4,17 menjadi 3 iii. Penyajian Informasi Kinerja sebesar 1.61 point dari 7.5 menjadi 5.89 iv. Kinerja yang dilaporkan sebesar 5.97 point dari menjadi 4.86 Untuk evaluasi internal belum dapat di bandingkan karena pada tahun 2014 indikator ini belum di jadikan sebagai komponen penilaian. Berdasarkan Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) terhadap Dinas Kesehatan Kota Bandung Nomor 710/001-Inspektorat Tanggal 30 Juni 2015, dikemukakan 2 rekomendasi perbaikan LAKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung sebagai berikut : i. Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung agar di lengkapi dengan indikator kinerja tujuan dan jangka menengah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 5 tahun 2010 tentang evaluasi pelaksanaan peraturan Pemerintah No 8 tahun 2008 tentang tahapan, tatacara penyusunan, LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

79 pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah pasal 92 ayat 2 huruf m yang berbunyi : Perumusan indikator kinerja SKPD Kabupaten/Kota yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD kabupaten/kota. - LAKIP agar membandingkan target dan realisasi tahun berjalan, tahun sebelumnya - Pemantauan mengenai kemajuan pencapaian sasaran kinerja beserta hambatannya agar dilaksanakan serta hasil evaluasi disampaikan dan dikomunikasikan kepada pihakpihak yang berkepentingan secara optimal. 3.3 Akuntabilitas Keuangan Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja Misi 1 Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja Misi 1 yaitu meningkatkan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan yang paripurna, merata, bermutu,terjangkau dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.50 ANGGARAN DAN REALISASI KEUANGAN TERKAIT PENCAPAIAN KINERJA MISI 1 MENINGKATKAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN YANG PARIPURNA, MERATA, BERMUTU,TERJANGKAU TAHUN 2015 NO SASARAN ANGGARAN REALISASI ANGGARAN % 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, kegawat daruratan dan rujukan khususnya masyarakat miskin 2 Meningkatnya kesehatan masyarakat , ,18 3 Menurunnya kejadian penyakit menular di masyarakat ,58 Jumlah ,89 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

80 Untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada misi 1 sampai pada tahun 2015, dihabiskan biaya sebesar Rp (70,89%) dari total anggaran Rp ,-. Perbandingan anggaran untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada misi 1 antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : TABEL 3.51 PERBANDINGAN ANGGARAN UNTUK MENCAPAI KINERJA SASARAN-SASARAN PADA MISI 1 TAHUN 2014 dan 2015 NO SASARAN ANGGARAN REALISASI ANGGARAN % Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, kegawat daruratan dan rujukan khususnya masyarakat miskin 2 Meningkatnya kesehatan masyarakat ,08 83, ,78 52,18 3 Menurunnya ,48 81,58 kejadian penyakit menular dimasyarakat Jumlah 217,836,991, ,698,893, ,89 Jika di lihat dari tabel di atas maka untuk sasaran 1 anggaran nya mengalami peningkatan, begitu pun dengan realisasinya. Untuk sasaran 2 anggarannya mengalami penurunan cukup signifikan begitu pun realisasinya mengalami penurunan. Untuk sasaran 3 dari segi anggaran mengalami penurunan namun realisasinya mengalami peningkatan. Perbandingan anggaran dan realisasi untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada grafik dibawah ini : LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

81 GRAFIK 3.6 PERBANDINGAN ANGGARAN dan REALISASI UNTUK MENCAPAI KINERJA SASARAN-SASARAN PADA MISI 1 TAHUN 2014 dan Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja Misi 2 Untuk mendukung Misi 2 yaitu Mewujudkan Pembangunan berwawasan kesehatan dan menggerakan masyarakat berperilaku hidup sehat secara total dihabiskan biaya dibawah ini : Tabel 3.52 ANGGARAN DAN REALISASI KEUANGAN TERKAIT PENCAPAIAN KINERJA MISI 2 MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN KESEHATAN DAN MENGGERAKAN MASYARAKAT BERPERILAKU HIDUP SEHAT TAHUN 2015 NO SASARAN ANGGARAN REALISASI ANGGARAN % 1 Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan ,18 2 Meningkatnya sanitasi total berbasis masyarakat dan penggunaan air minum ,99 Jumlah ,94 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

82 Untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada misi 2 pada tahun 2015, dihabiskan biaya sebesar Rp (90,94%) dari total anggaran Rp ,-. Perbandingan anggaran untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada misi 2 antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada grafik dibawah ini : TABEL 3.53 PERBANDINGAN ANGGARAN UNTUK MENCAPAI KINERJA SASARAN-SASARAN PADA MISI 2 TAHUN 2014 dan 2015 NO SASARAN ANGGARAN REALISASI ANGGARAN % 1 Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan 2 Meningkatnya sanitasi total berbasis masyarakat dan penggunaan air minum ,61 84, ,83 92,99 Jumlah 5,200,060, ,175,976, ,94 Jika di lihat dari tabel di atas maka untuk sasaran 1 anggaran nya mengalami penurunan, namun realisasinya mengalami peningkatan. Untuk sasaran 2 anggarannya mengalami penurunan namun realisasinya mengalami peningkatan. Perbandingan anggaran dan realisasi untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada grafik dibawah ini : LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

83 GRAFIK 3.7 PERBANDINGAN ANGGARAN dan REALISASI UNTUK MENCAPAI KINERJA SASARAN-SASARAN PADA MISI 2 TAHUN 2014 dan Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja Misi 3 Untuk mendukung Misi 3 yaitu Meningkatkan Tata Kelola Manajemen Pembangunan Kesehatan secara total dihabiskan biaya seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 3.54 ANGGARAN DAN REALISASI KEUANGAN TERKAIT PENCAPAIAN KINERJA MISI 3 MENINGKATKAN TATA KELOLA MANAJEMEN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2015 NO SASARAN ANGGARAN REALISASI ANGGARAN % 1 Meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan publik ,44 Jumlah ,44 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

84 Untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada misi 3 pada tahun 2015, dihabiskan biaya sebesar Rp (87,44%) dari total anggaran Rp ,-. Perbandingan anggaran untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada misi 3 antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada grafik dibawah ini : TABEL 3.55 PERBANDINGAN ANGGARAN UNTUK MENCAPAI KINERJA SASARAN-SASARAN PADA MISI 3 TAHUN 2014 dan 2015 NO SASARAN ANGGARAN REALISASI ANGGARAN % Meningkatnya ,17 87,44 akuntabilitas dan pelayanan publik Jumlah 29,251,968, ,546,920, ,44 Jika di lihat dari tabel di atas maka untuk sasaran 1 anggaran nya mengalami peningkatan namun realisasinya mengalami penurunan. Perbandingan anggaran dan realisasi untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada grafik dibawah ini : GRAFIK 3.8 PERBANDINGAN ANGGARAN dan REALISASI UNTUK MENCAPAI KINERJA SASARAN-SASARAN PADA MISI 3 TAHUN 2014 dan 2015 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Organisasi Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 bahwa Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS KINERJA

AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Dinas Kesehatan Kota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kota

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI DINAS KESEHATAN JLN. JEND. AHMAD YANI NO. 2D TELP. (0461) 211906 LUWUK SULAWESI TENGAH KEPUTUSAN KEPALA DINAS

Lebih terperinci

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2016 dapat disusun sebagai

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

JL. Ahmad Yani No. 159 Serang Banten Telp/Fax. (0254)

JL. Ahmad Yani No. 159 Serang Banten Telp/Fax. (0254) JL. Ahmad Yani No. 159 Serang Banten Telp/Fax. (0254) 221061 1 LKjIP2016 DINAS KESEHATAN KOTA SERANG KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas perkenannya Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KESEHATAN Jl. Pangeran Moehamad Amin Komplek Perkantoran Pemkab Musi Rawas Telp. 0733-4540076 Fax 0733-4540077 MUARA BELITI KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2014 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2014 merupakan laporan

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA A. Kinerja Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA - 1- PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG MURUNG RAYA SEHAT 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tentang Petunjuk Teknis

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 Pemerintah Kabupaten Pacitan DINAS KESEHATAN Jl. Letjend Soeprapto No. 42 Pacitan KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. VISI DAN MISI Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Kesehatan merupakan salah satu tahap penting penyusunan dokumen Renstra Dinas Kesehatan sebagai

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN KEPALA DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra Evaluasi pelaksanaan RENJA tahun lalu ditujukan untuk mengidentifikasi sejauh mana kemampuan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2016 SASARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi : DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMENEP Visi Misi : : MASYARAKAT KABUPATEN SUMENEP SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasioanal dan Provinsi Telaahan terhadap kebijakan Nasioanal dan provinsi menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis (RENSTRA )Dinas Kesehatan Kota Bandung 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis (RENSTRA )Dinas Kesehatan Kota Bandung 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Rencana Strategis (RENSTRA )Dinas Kesehatan Kota Bandung 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 bahwa Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Daerah Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Gubernur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep Tahun 2014 PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN JL. Dr. SOETOMO No. 04 TELPON (0328) 662122, Fax. 665373 Email

Lebih terperinci

PP No 38/2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA PP 65/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN

PP No 38/2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA PP 65/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN EVALUASI PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN (Perbaikan SK Menkes) Dr Siti Noor Zaenab,M.Kes Dinas Kab. Bantul DASAR HUKUM UU No 32 /2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH PP No 38/2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta memberi petunjuk, sehingga kami dapat menyusun Laporan Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1. VISI : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang mandiri untuk hidup sehat MISI I : Meningkatkan Kemandirian dalam Jaminan Kesehatan Nasional Pelayanan Kesehatan. Meningkatkan Masyarakat Miskin Cakupan

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

D I N A S K E S E H A T A N

D I N A S K E S E H A T A N PEMERINTAH KOTA BANJAR D I N A S K E S E H A T A N Jln Kapten Jamhur No. 41 Telp/Fax ( 0265 ) 745395 Banjar 46321 KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR Nomor : 800/ -Dinkes TENTANG PENETAPAN INDIKATOR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG - 2021 i KATA PENGANTAR Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100. Berdasarkan uraian mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah selama periode 2011-2015, maka telah ditetapkan target agregat untuk

Lebih terperinci

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (LAKIP) merupakan amanat INPRES No. 7 tahun 1999 sebagai bentuk transparansi pemerintah kepada masyarakat. LAKIP disusun dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG, PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG Jl. Lintas Malindo Entikong (78557) Telepon (0564) 31294 Email : puskesmasentikong46@gmail.com KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG NOMOR

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. KETENAGAAN Situasi ketenagaan di Puskesmas Banguntapan III berubah dari tahun ke tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31 Desember

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017 RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017 DINAS KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL KABUPATEN JEMBRANA FEBRUARI 2017 Dinas dan Kesos Kabupaten Jembrana KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG PERIODE 2014-2018 Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 15 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Mendasarkan pada permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN 1. Revisi Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun

BAB PENDAHULUAN 1. Revisi Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun BAB PENDAHULUAN 1 Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

Lebih terperinci

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015 Capaian Kinerja Capaian Kinerja Urusan Kesehatan diukur melalui beberapa indikator yang telah ditetapkan targetnya dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016 sebagai berikut : Tabel Target dan Capaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran,

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN 3.1. TUJUAN UMUM Meningkatkan pemerataan, aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama kepada masyarakat miskin dengan mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Mewujudkan Bandung Kota Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan

KATA PENGANTAR Mewujudkan Bandung Kota Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-nya maka Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota Bandung Kota Bandung Tahun 2013-2018 dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012 PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman tingkat persaingan di bidang kesehatan semakin meningkat demikian

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

WALIKOTA PANGKALPINANG

WALIKOTA PANGKALPINANG WALIKOTA PANGKALPINANG Menimbang PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

Lebih terperinci