VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI OBSERVASI DALAM LESSON STUDY

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

1. Kegiatan Perkuliahan Pertemuan ke-

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah sistematis

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

PROSIDING ISBN :

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PADA MATA KULIAH PROGRAM LATIHAN PROFESI I (PLP I)

Efriana Jon Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Wilayah Jambi di Sungai Penuh

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

Setu Budiardjo a a Guru Matematika SMK Negeri 5 Semarang. Jl. Dr. Cipto 121 Semarang Telp. (024)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan

Fatriya Adamura FPMIPA IKIP PGRI Madiun

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

Kata kunci: lesson study, Aktivitas belajar, Morfologi Tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas IV SD Negeri Sibea

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, maka selayaknya diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN EVOLUSI DI KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 2 JEMBER

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KURIKULUM DALAM IMPLEMENTASI KTSP DI KALANGAN GURU SMK BM DI KOTA SALATIGA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan

mengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah.

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS

Penerapan Experiential Learning

PENGEMBANGAN MODEL PPL UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL MAHASISWA. Choirul Huda, Djoko Adi Susilo ABSTRAK

SATUAN ACARA PEKULIAHAN 6. : Pemantapan dan pengembangan kompetensi kependidikan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Berdasarkan pengalaman PPL selama 4 bulan.

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018

Insiyah, Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa dengan Menggunakan Media Gambar Pada Alat-Alat Rumah Tangga...

Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan kelas yang dikenai tindakan adalah kelas VIII E yang berjumlah 27 peserta

Tri Andari, Pengembangnan Perangkat Pembelajaran... Tri Andari 1 Restu Lusiana 2

Endang Susilowati SMP N 3 Semarang. Abstrak

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN

Eko Sri Wahyuni Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak, Indonesia

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Imro ati 49. Kata Kunci : kooperatif, jigsaw,menulis resensi buku pengetahuan. 49 Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMPN 1 Puger Kabupaten Jember

BAB III METODE PENELITIAN. direncanakan terdiri dari dua siklus. Dalam Arikunto, Suharsimi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Transkripsi:

VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI OBSERVASI DALAM LESSON STUDY Muhyiatul Fadilah, Lufri, Ardi, Fitri Arsih FMIPA Universitas Negeri Padang caesura_iie@yahoo.com Abstrak Pembelajaran yang optimal membutuhkan seperangkat dokumen yang berperan sebagai panduan ataupun kelengkapan, yang lebih dikenal dengan perangkat pembelajaran. Sebagai panduan, kualitas perangkat pembelajaran sangat menentukan kualitas pembelajaran. Namun, perangkat pembelajaran jarang ditelaah secara kontinyu. Bentuk penelaahan yang dimaksud adalah validasi terhadap konstruk yang diikuti dengan uji keterlaksanaan melalui suatu proses yang berkesinambungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validasi perangkat pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran biologi melalui observasi dalam lesson study. Metode penelitian adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa Hasil validasi SAP adalah SAP kurang efektif karena alokasi waktu yang tidak jelas, untuk itu diperbaiki dengan melengkapi alokasi waktu yang spesifik untuk setiap kegiatan inti. Hasil validasi LDM mahasiswa adalah diperlukannya indikator spesifik untuk membuat LDM benar-benar berfungsi. Hasil validasi Lembar observasi aktivitas mahasiswa adalah perlunya indikator yang spesifik sehingga aktivitas yang dinilai jelas dan lembaran observasi dapat digunakan dengan mudah. Hasil validasi lembar evaluasi mengarah pada perbaikan teknis pelaksanaan evaluasi yang memfasilitasi evaluasi menjadi berfungsi dan bermakna. PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan mendasar dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia, menjamin perkembangan sosial, teknologi, maupun ekonomi. Saleh (2007:1) mengemukakan bahwa pendidikan satusatunya wadah kegiatan yang dapat dipandang dan seharusnya berfungsi untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Berdasarkan hal tersebut berarti pendidikan dituntut untuk menghasilkan lulusan yang diharapkan mampu memecahkan masalah, pemikir kritis dan kreatif sehingga dapat mengekspresikan diri mereka dalam perkembangan zaman. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dilakukan secara terus menerus dengan cara membuka diri terhadap program-program inovatif yang berkembang di dalam dan di luar negeri. Lesson Study sebagai salah satu program pembinaan keprofesionalan tenaga pendidik telah diterima dengan sangat baik dan telah diintegrasikan kepada sejumlah kegiatan pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi. Lembaga pendidikan tinggi, terutama penyelenggara LPTK, mengemban tanggung jawab besar untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik sendiri

sekaligus kompetensi peserta didik (mahasiswa) calon guru (program kependidikan). Program studi pendidikan Biologi Universitas Negeri Padang ikut serta mewujudkan tugas dan tanggung jawab ini dengan ikut menerapkan lesson study pada mata kuliah Strategi Pembelajaran Biologi. Mata kuliah ini tidak hanya menekankan penguasaan konsep, namun mengekplorasi sedini mungkin bakal kompetensi profesional mahasiswa kependidikan. Tenaga pendidik diharuskan memenuhi empat kompetensi seperti yang dirumuskan dalam UU No 14, pasal 10, ayat 1, yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Kompetensi pedagodik menjadi salah satu tujuan nyata yang harus dibina melalui perkuliahan strategi pembelajaran biologi, yang disederhanakan dengan kemampuan guru mengelola pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran meliputi proses persiapan dan pelaksanaan pembelajaran. Salah satu bentuk persiapan guru/dosen untuk melaksanakan pembelajaran adalah perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan baik. Namun, implementasi perangkat pembelajaran dalam praktik perkuliahan sering menyimpang dari perencanaan.sebagian besar pendidik, termasuk tim dosen mata kuliah strategi pembelajaran biologi, tidak memiliki banyak kesempatan untuk menelaah kesesuaian perangkat pembelajaran dengan pelaksanaan di lapangan. Namun, lesson study melalui prinsip kolegialitas mampu memberikan informasiinformasi berharga untuk mengkaji kecocokan perangkat pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, yang pada akhirnya berguna untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Istilah validasi lebih sering digunakan dalam rangka menelaah kemampuan suatu instrumen untuk mengukur apa yang hendak secara tepat, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Namun dalam kajian penelitian pengembangan, validasi secara lebih luas dapat diaplikasikan untuk menilai ketepatan konstruks suatu produk yang dikembangkan dengan cara memberikan kesempatan penelaahan oleh ahli. Suatu instrumen atau dokumen dianjurkan untuk divalidasi secara logis oleh ahli terlebih dahulu, baru kemudian dilakukan uji keterlaksanaan di lapangan. Dengan demikian, perangkat pembelajaran hendaknya ditelaah melalui validasi konstruk yang diikuti dengan observasi keterlaksanaan. Berdasarkan kondisi di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji tentang validasi perangkat pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran biologi melalui observasi dalam lesson study Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mngetahui v alidasi perangkat pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran biologi melalui observasi dalam lesson study METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Kegiatan penelitian terdiri atas observasi terhadap respon/ aktivitas yang ditunjukkan mahasiswa dan dosen selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran untuk Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Observasi dilakukan melalui tahap do dalam lesson study oleh observer (minimal 3 observer) dirangkum menjadi satu kesatuan, kemudian

dianalisis untuk menunjukkan rekaman perubahan yang direspon untuk perbaikan perangkat pembelajaran berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk pelaksanaan perkuliahan Strategi Pembelajaran Biologi adalah satuan acara perkuliahan, lembar diskusi mahasiswa, lembar evaluasi, dan lembar obesrvasi aktivitas. Masing-masing perangkat pembelajaran akan diuraikan sebagai berikut: 1. Satuan Acara Perkuliahan Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan pedoman yang digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan dan menyajikan bahan pelajarannya. Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menjabarankan isi silabus ke dalam unitunit atau satuan kegiatan pembelajaran untuk dilaksanakan di kelas. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana operasional pembelajaran yang memuat beberapa indikator yang terkait untuk dilaksanakan dalam satu atau beberapa kali pertemuan di kelas. Di perguruan tinggi, RPP dikenal dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dan Lesson plan. Lesson plan disusun dengan mempertimbangkan waktu pertemuan. Menurut Direktorat Ketenagaan Ditrjen Dikti (2006:1), kesesuaian alokasi waktu dengan tahap pembelajaran merupakan salah satu satu kriteria yang harus dipenuhi. Lesson plan yang telah dikembangkan memiliki struktur yang terdiri dari identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, pokok bahasan, sub pokok bahasan, strategi pembelajaran, skenario pembelajaran, referensi, dan evaluasi. Pada komponen skenario pembelajaran, lesson plan ini telah mencantumkan alokasi waktu yang diperkirakan cukup untuk setiap tahap pembelajaran yang dirancang, yaitu 10 menit untuk kegiatan pendahuluan, 70 menit untuk kegiatan inti, dan 20 menit untuk kegiatan penutup untuk total waktu selama 100 menit (2 SKS), dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Pembelajaran kooperatif Jigsaw memang memiliki sejumlah sintaks pada kegiatan inti yang tentu membutuhkan waktu lebih banyak. Untuk itu, dosen telah menegaskan kembali secara lisan alokasi waktu untuk setiap tahapan, sebelum perkuliahan dimulai. Namun temuan observer dalam catatan diskusi refleksi I. b.1 dan I.b.2, menginformasikan bahwa lesson plan tidak terterapkan sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan, untuk 5 tahap kegiatan inti. Dosen dan mahasiswa belum mampu mengikuti batasan waktu yang telah direncanakan. Beberapa kegiatan mahasiswa dan dosen yang melebihi waktu yang direncanakan adalah : - Diskusi dalam kelompok asal, diskusi dalam kelompok ahli, dan pembuatan media charta (I.b.8) - Perpindahan posisi mahasiswa antara setiap tahapan diskusi (I.b.4) - Konfirmasi dan klarifikasi konsep oleh dosen (catatan diskusi I.c.2) Berdasarkan temuan tersebut, telah dilakukan analisis oleh tim dosen dan dikemukakan bentuk revisinya adalah mencantumkan alokasi waktu secara lebih

detail pada lesson plan untuk setiap langkah pembelajaran. Tujuan perbaikan ini adalah untuk memberi batasan waktu yang jelas. Dengan demikian, dosen dan mahasiswa dapat menjalankan perkuliahan dengan koridor kegiatan dan durasi waktu yang jelas. 2. Lembar Diskusi Mahasiswa Lembar Diskusi Mahasiswa (LDM) yang dirancang pertama kali ditujukan untuk mengarahkan mahasiswa membahas subtopik-subtopik dalam topik Pendekatan Pembelajaran Biologi. LDM terdiri dari LDM I dan LDM II. LDM I memiliki struktur yang terdiri dari identitas, petunjuk diskusi, dan kolom kerja dan indikator. Indikator yang dikembangkan adalah a) menjelaskan defenisi pendekatan pembelajaran, b) menjelaskan ciri-ciri pendekatan c) mengemukakan contoh pendekatan yang sesuai dengan materi pembelajaran tertentu. LDM II memuat identitas yang terdiri identitas, petunjuk diskusi, dan kolom kerja dan indikator. Indikator yang dikembangkan adalah menjelaskan makna/ esensi pendekatan-pendekatan pembelajaran. Setelah LDM dengan struktur di atas digunakan dalam pembelajaran, sesuai dengan sintaks yang dikelola oleh dosen, terlihat bahwa LDM yang dibuat masih belum mampu menarik minat mahasiswa untuk berdiskusi berdasarkan LDM. Hal ini didukung oleh catatan observasi I.a.2. dan I.a.4., bahwa sebagian mahasiswa belum mengisi LDM secara maksimal. Mahasiswa yang mengisi LDM sebatas menjawab pertanyaan yang dirumuskan dalam LDM, belum menggunakan sebagai panduan dalam berdiskusi. Mahasiswa lebih banyak menggunakan buku ajar sebagai bahan diskusi dan mengabaikan LDM yang telah diisi. Analisis penulis terhadap kelemahan ini adalah indikator yang dikembangkan dalam LDM masih terlalu luas (belum spesifik) sehingga belum mengeksplorasi pengetahuan dan belum memenuhi keingintahuan mahasiswa dalam mendalami materi. Supaya LDM lebih berfungsi, maka perlu revisi pada indikator supaya dibuat lebih spesifik dan benar-benar menuntun mahasiswa dalam berdiskusi. Dampak LDM yang tidak berfungsi selain tidak mengarahkan diskusi, juga menyebabkan rendahnya pemahaman konsep serta kemampuan berfikir tingkat tinggi, seperti menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. 3. Lembar Observasi Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan suatu benda atau kemunculan aspek-aspek keterampilan yang diamati. Lembar observasi dapat berbentuk daftar periksa/check list atau skala penilaian (rating

scale) (Depdiknas, 2008). Lembar observasi dipersiapkan untuk merekam secara tertulis kegiatan mahasiswa dan dosen selama pembelajaran. Lembar observasi yang dikembangkan awalnya memuat identitas, aspek yang diobservasi, dan kolom isian/ uraian dan tahap pembelajaran. Berdasarkan temuan observer, penggunaan lembar observasi ini memiliki kendala, yaitu batasan aspek yang dinilai tidak jelas, sehingga menyulitkan pengisian oleh para observer yang tidak bisa membedakan untuk aktivitas seperti apa dan kapan yang dinilai (catatan diskusi I.b.3). Sebagai suatu instrumen penilaian, layaknya seperti instrumen penilaian lainnya, indikator yang dinilai tersebut harus dinyatakan secara jelas dan tegas. Jika lembar observasi ini akan digunakan untuk menilai aktivitas belajar, maka sebaiknya indikator aktivitas tersebut dinyatakan dengan jelas dalam format yang memudahkan para observer. J Berdasarkan temuan diatas, maka dilakukan revisi pada struktur lembar observasi dengan mencantumkan jelas indikator aktivitas mahasiswa yang benar-benar spesifik. Struktur umum lembar observasi identitas, petunjuk penggunaan, indikator aktivitas, catatan observasi dan nama observer. Ada 8 indikator yang dikembangkan yaitu kesiapan mengikuti pembelajaran, membuat kesimpulan dari rumah, menyimpulkan penjelasan dosen, menjelaskan materi di depan kelas, menanggapi penjelasan teman, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan berdiskusi dengan kelompok. Hasil revisi pertama lembar observasi telah dicobakan dalam pembelajaran dan ternyata masih memiliki kelemahan. Catatan diskusi refleksi III.b.8 menginformasikan lembar observasi masih belum jelas, dalam artian belum terperinci kegiatan kelompok asal dan kelompok ahli. Penilaian terhadap aktivitas mahasiswa tidak spesifik sesuai dengan tahapan pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Berdasarkan temuan ini, dilakukan revisi dengan membuat merancang lembar observasi aktivitas secara terpisah untuk setiap kegiatan pembelajaran yang ingin diamati aktivitas mahasiswanya. Setiap lembar observasi masih dipertahankan memiliki struktur yang sebagian besar hampir sama dengan lembar observasi kedua. Sedikit perbedaan terdapat pada indikator yang dikembangkan, menjadi : kesiapan siswa mengikuti pembelajaran, mengerjakan LDM dari rumah, berdiskusi dalam kelompok, bertanya kepada dosen, menyimak penjelasan dosen, mencatat hasil diskusi, keseriusan dalam pembelajaran. Analisis Perubahan indikator tersebut disajikan dalam tabel 1 berikut: Tabel 1. Analisis revisi lembar observasi Lembar Observasi kedua Lembar observasi ketiga Analisis mengikuti kesiapan siswa Indikator yang diperjelas pembelajaran, mengikuti adalah membuat membuat kesimpulan pembelajaran, kesimpulan dirumah dari rumah, mengerjakan LDM menjadi mengerjakan

menyimpulkan penjelasan dosen, menjelaskan materi di depan kelas, menanggapi penjelasan teman, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan berdiskusi dengan kelompok. dari rumah, berdiskusi dalam kelompok, bertanya kepada dosen, menyimak penjelasan dosen, mencatat hasil diskusi, keseriusan dalam pembelajaran. LDM dari rumah. Indikator berdiskusi dengan kelompok dirubah menjadi diskusi dalam kelompok. Indikator menjelaskan materi didepan kelas tidak dipakai lagi karena aktivitas menjelaskan merupakan suatu prosedur yang memang harus ada dan dirancang dosen, bukan direspons oleh mahasiswa. Indikator mengajukan pertanyaan dispesifikkan menjadi mengajukan pertanyaan ke dosen. Indikator menanggapai pertanyaan teman dan menjawab pertanyaan digabungkan kedalam indikator berdiskusi dalam kelompok. 4. Lembar Evaluasi Evaluasi termasuk sebagai salah satu sintaks pembelajaran kooperatif Jigsaw yang dimodifikasi. Evaluasi berfungsi sebagai proses untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran, umpan balik bagi perbaikan proses pembelajaran dan sebagai dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tua (Syaodih, 2008:179). Menurut Purwanto (2006:5) fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi, yaitu: 1. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. 2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pembelajaran. 3. Sebagai sumber informasi atau data bagi pelayanan BK (Bimbingan Konseling).

4. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan. Sudjana (2009:112) menjelaskan bahwa evaluasi dalam pendidikan bertujuan untuk mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya serta mengetahui posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya, mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan kemajuan di sekolah, menentukan tindak lanjut hasil evaluasi dan memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah ke pihak yang berkepentingan. Menurut Yusuf (2005:108) secara garis besar instrumen/alat evaluasi dapat diklasifikasikan atas 2 bagian yaitu tes dan non tes.tes sebagai alat evaluasi adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa (Arikunto, 2008:35). Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes yang dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah tes tertulis berupa isian singkat pada selembar kertas kecil dan dibagikan kepada masing-masing mahasiswa. Jawaban ditulis langsung pada lembar evaluasi. Tes diberikan diakhir pembelajaran. Masalah yang ditemukan selama pelaksanaan evaluasi adalah pada teknis pelaksanaan yang memberi peluang mahasiswa untuk bekerja sama. Menurut penulis, hal ini mungkin disebabkan struktur berupa lembaran evaluasi tersebut memudahkan mahasiswa untuk saling melirik. Jika evaluasi dilalui mahasiswa dengan bekerja sama, dampaknya adalah skor akhir yang diperoleh tidak mencerminkan kemampuan yang dicapai atau penguasaan yang sesungguhnya. Dengan demikian, bentuk lembaran perlu diganti dengan bentuk lain. Untuk menghindari masalah tersebut, maka teknis evaluasi dirubah. Dengan struktur instrumen evaluasi yang masih serupa, tes ditampilkan melalui media power point dan butir yang dijawab dipisahkan atas butir genap dan butir ganjil. Butir genap dijawab oleh mahasiswa dengan nomor identitas genap dan butir ganjil dijawab oleh mahasiswa dengan nomor identitas ganjil. Namun demikian, teknik evaluasi yang dipilih masih memiliki kendala seperti yang dinyatakan dalam catatan diskusi II.b.10. bahwa soal evaluasi yang disajikan dalam power point tidak efektif. Hal ini disebabkan karena tampilan soal tidak jelas terbaca oleh mahasiswa yang posisi duduknya jauh serta petunjuk evaluasi yang masih belum dipahami siswa. Menyikapi kelemahan ini, maka teknis evaluasi yang dipilih kembali seperti sebelumnya, yaitu mahasiswa menjawab langsung soal pada lembar observasi. Bedanya adalah evaluasi dilakukan dalam kelompok ahli, sehingga peluang kerjasama antar mahasiswa sudah berkurang. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan temuan di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil validasi SAP adalah SAP kurang efektif karena alokasi waktu yang tidak jelas, untuk itu diperbaiki dengan melengkapi alokasi waktu yang spesifik untuk setiap kegiatan inti.

2. Hasil validasi LDM mahasiswa adalah diperlukannya indikator spesifik untuk membuat LDM benar-benar berfungsi. 3. Hasil validasi Lembar observasi aktivitas mahasiswa adalah perlunya indikator yang spesifik sehingga aktivitas yang dinilai jelas dan lembaran observasi dapat digunakan dengan mudah. 4. Hasil validasi lembar evaluasi mengarah pada perbaikan teknis pelaksanaan evaluasi yang memfasilitasi evaluasi menjadi berfungsi dan bermakna. Saran dalam temuan ini adalah: Tim mata kuliah perlu berperan serta dalam semua upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Salah satunya adalah persiapan pembuatan perangkat pembelajaran yang diikuti dengan validasi melalui observasi keterlaksanaannya didalam pembelajaran. Validasi yang dilakukan hendaknya bersifat secara terus menerus sehingga dapat mengantisipasi kendala-kendala dalam pembelajaran. Hasil validasi sebaiknya disikapi segera dan diwujudkan dalam revisi yang nyata sehingga pembelajaran semakin berkualitas. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2008. Pengembangan perangkat penilaian psikomotor.jakarta. Arikunto. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA SMP/MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Purwanto. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik 132 Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Saleh.2007. Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Topik Persegipanjang Dan Persegi Di Kelas VII SMP Negeri 9 Kendari. Jurnal Mathedu, Vol. 2, Suplemen, Nopember 2007. Kendari : Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Haluoleo. (http://lib.unhalu.ac.id/files/saleh/artikelupload.pdf. Diakse 22 Juni 2009). Sudjana,N. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung : Sinar Baru Algensindo Syaodih. 2008. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Yusuf. 2005. Dasar-dasar dan Teknik Evalusi Pendidikan. Padang: Universitas Negeri Padang.