III. KINEMATIKA PARTIKEL. 1. PERGESERAN, KECEPATAN dan PERCEPATAN

dokumen-dokumen yang mirip
KINEMATIKA PARTIKEL 1. KINEMATIKA DAN PARTIKEL

2.2 kinematika Translasi

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

Fisika Dasar 9/1/2016

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

1/32 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) KINEMATIKA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

Pembahasan a. Kecepatan partikel saat t = 2 sekon (kecepatan sesaat) b. Kecepatan rata-rata partikel saat t = 0 sekon hingga t = 2 sekon

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Kinematika. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com 1

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

Kinematika Dwi Seno K. Sihono, M.Si. - Fisika Mekanika Teknik Metalurgi dan Material Sem. ATA 2006/2007

GERAK LURUS Kedudukan

MEKANIKA. Oleh WORO SRI HASTUTI DIBERIKAN PADA PERKULIAHAN KONSEP DASAR IPA. Pertemuan 5

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k

TRAINING CENTER OLIMPIADE INTERNASIONAL

Kinematika. Gerak Lurus Beraturan. Gerak Lurus Beraturan

Fisika Dasar I (FI-321)

KINEM4TIK4 Tim Fisika

Kinematika Sebuah Partikel

GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Fisika Dasar I (FI-321)

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius

Fisika Umum Suyoso Kinematika MEKANIKA

GERAK PELURU (GERAK PARABOLA)

Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dibagi waktu yang diperlukan untuk perubahan tersebut.

BAB 6 PERCEPATAN RELATIF

PENGERTIAN KINEMATIKA

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

IR. STEVANUS ARIANTO 1

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

FISIKA KINEMATIKA GERAK LURUS

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

VII. MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17,

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

S M A 10 P A D A N G

Gerak Jatuh Bebas. Sehingga secara sederhana persaman GLBB sebelumya dapat diubah menjadi sbb:

A. Pendahuluan dan Pengertian

Fisika Umum (MA301) Gerak dalam satu dimensi. Kecepatan rata-rata sesaat Percepatan Gerak dengan percepatan konstan Gerak dalam dua dimensi

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

BAB I PENDAHULUAN. fisika sejak kita kelas VII. Bila benda dikenai gaya maka benda akan berubah bentuk, benda

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D

BAB II KINEMATIKA GERAK LURUS. A. STANDAR KOMPETENSI : Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskrit (partikel).

Gerak satu dimensi ialah : gerak benda dimana perubahan posisi benda hanya terjadi pada satu dimensi atau satu sumbu koordinat

Bab II Kinematika dan Dinamika Benda Titik

Gerak satu dimensi ialah : gerak benda dimana perubahan posisi benda hanya terjadi pada satu dimensi atau satu sumbu koordinat

9/26/2011 PENYELESAIAN 1 PENYELESAIAN NO 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

Mahasiswa memahami konsep gerak parabola, jenis gerak parabola, emnganalisa dan membuktikan secara matematis gerak parabola

USAHA dan ENERGI 1. USAHA Usaha oleh Gaya Konstan

Fisika Umum (MA-301) Gerak Linier (satu dimensi) Posisi dan Perpindahan. Percepatan Gerak Non-Linier (dua dimensi)

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

II. KINEMATIKA PARTIKEL

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Nama: Gilang Ramadhan NPM : Tugas: Fisika Dasar DINAMIKA

PERTEMUAN III KINEMATIKA. Prepared by Vosco

MOMENTUM DAN IMPULS FISIKA 2 SKS PERTEMUAN KE-3

MEKANIKA TEKNIK. Sitti Nur Faridah

Keseimbangan Benda Tegar dan Usaha

BAB KINEMATIKA KINEMA

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Setiap benda yang bergerak akan membentuk lintasan tertentu. GERAK LURUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Saran Perbaikan Validasi SARAN PERBAIKAN VALIDASI. b. Kalimat soal

BAB II MEKANIKA & ENERGI GERAK --- alifis.wordpress.com

GERAK LURUS. * Perpindahan dari x 1 ke x 2 = x 2 - x 1 = 7-2 = 5 ( positif ) * Perpindahan dari x 1 ke X 3 = x 3 - x 1 = -2 - ( +2 ) = -4 ( negatif )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Doc. Name: XPFIS0201 Version :

Upaya Mengungkap Miskonsepsi pada Konsep Mekanika dan Termofisika

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1.

Apabila lintasan itu dinyatakan dengan satuan s, maka persamaan di atas dapat juga ditulis menjadi :

Makalah Fisika Dasar tentang Gerak Lurus BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan gerak dalam bidang datar Contoh gerak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melingkar Gerak relatif

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI. Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM :

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1 Sistem Koordinat Polar

Soal dan Pembahasan GLB dan GLBB

BAB 3 DINAMIKA PARTIKEL

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

DAFTAR ISI. BAB 2 GRAVITASI A. Medan Gravitasi B. Gerak Planet dan Satelit Rangkuman Bab Evaluasi Bab 2...

BAB 2 MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

soal dan pembahasan : GLBB dan GLB

Kinematika. 1 Kinematika benda titik: posisi, kecepatan, percepatan

MATERI PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

GERAK LURUS. Posisi Materi Kecepatan Materi Percepatan Materi. Perpindahan titik materi Kecepatan Rata-Rata Percepatan Rata-Rata

Transkripsi:

III. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dari mekanika yang mempelajari tentang gerak tanpa memperhatikan apa/siapa yang menggerakkan benda tersebut. Bila gaya penggerak ikut diperhatikan maka apa yang dipelajari merupakan bagian dari dinamika. Partikel adalah benda dengan ukuran yang sangat kecil. Partikel merupakan suatu pendekatan/model dari benda yang diamati. Pendekatan benda sebagai partikel dapat dilakukan bila benda melakukan gerak translasi murni. Gerak disebut gerak translasi bila selama bergerak sumbu kerangka acuan yang melekat pada benda (,y,z ) selalu sejajar dengan keranggka acuannya sendiri (,y,z). y 1. PERGESERAN, KECEPATAN dan PERCEPATAN 1.1. Pergeseran Posisi dari suatu partikel di dalam suatu sistem koordinat dapat dinyatakan dengan vektor posisi r = i + y j. y (,y) r = i + y j 9

Partikel bergerak dari pisisi pertama r 1 ke posisi kedua r 2 melalui lintasan sembarang (tidak harus lurus). Pergeseran merupakan suatu vektor yang menyatakan perpindahan partikel dari posisi pertama ke posisi kedua melalui garis lurus. Pergeseran didefinisikan : r = r 2 - r 1 y r 1 A r B r 2 1.2. Kecepatan Pertikel bergerak dengan suatu lintasan tertentu. Pada sat t 1 partikel pada posisi r 1 dan pada t 1 partikel pada posisi r 1. Kecepatan adalah pergeseran partikel per satuan waktu. 1.2.1. Kecepatan rata-rata. v rata-rata = r 2 - r 1 t 2 - t 1 1.2.2. Kecepatan sesaat. Bila selang waktu pengukuran t mendekati harga nol maka diperoleh kecepatan sesaat. v s = lim / t t 0 v s = dr/dt Dalam 2 dimensi r dapat dinyatakan sebagai r = i + y j maka diperoleh kecepatan v = dr/dt v = d/dt i + dy/dt j = v i + v y j 10

Dalam 1 dimensi dimana gerak dari pertikel hanya dalam satu arah saja (misal- kan dalam arah sumbu ) maka v y = 0. Maka percepatan partikel dalam 1 dimensi (sumbu ) adalah v = v i 1.3. Percepatan Selama pergeseran tersebut kecepatan pertakel dapat mengalami perubahan. Perubahan kecepatan per satuan waktu disebut percepatan. 1.3.1. Percepatan rata-rata Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan dalam selang waktu t. ar = v v 2 - v 1 t t 2 - t 1 1.3.2. Percepatan sesaat Bila selang waktu t mendekati nol maka diperoleh harga sesaat dari percepatan. a s = lim v/ t t 0 a s = dv/dt. Dalam 2 dimensi v dapat dinyatakan sebagai v = v i + vy j maka diperoleh percepatan a = dv/dt = dv /dt i + dv y /dt j = a i + a y j 11

Dalam 1 dimensi dimana gerak dari pertikel hanya dalam satu arah saja (misal- kan dalam arah sumbu ) maka a y = 0. Maka percepatan partikel dalam 1 dimensi (sumbu ) adalah a = a i Apabila partikel bergerak dengan percepatan konstan, maka a r = a s = a. 2. GERAK DALAM SATU DIMENSI dengan PERCEPATAN KONSTAN 2.1. Gerak dalam arah sumbu. Gerak satu dimensi berarti partikel bergerak dalam satu arah saja, misalkan dalam arah sumbu. pergeseran : r = i kecepatan : v = v i percepatan : a = a I Karena arah gerak sudah ditentukan maka dalam perumusan tentang gerak partikel hanya menyangkut tentang besarnya saja. Percepatan konstan : a r = a s = a. a = v 2 - v 1 t 2 - t 1 a = v - v o t Diperoleh persamaan v = v o + at (*) at menyatakan pertambahan kecepatan pada selang waktu tersebut. Percepatan konstan = perubahan v konstan. Dari statistik dapat diperoleh v r = (v o + v )/2. Bila v r t menyatakan pertambahan posisi dalam selang waktu t, maka posisi partikel menjadi = o + v r t Dengan mensubstitusikan v r = (v o + v )/2 diperoleh = o + 1/2 (v o + v ) t (**) 12

Bila persamaan (*) disubstitusikan ke (**) diperoleh : = o + 1/2 (v o + v o + at) t = o + v o t +1/2 at 2 (***) dan bila t = (v - v o )/a yang disubstitusikan diperoleh = o + 1/2 (v o + v )t = o + 1/2 (v o + v ) (v - v o )/a v 2 = v o 2 + 2a ( - o ) (****) Dari pembahasan di atas diperoleh 4 buah persamaan yang menghubungkan 4 buah variabel dari kinematika (, v, a, t). Sehingga permasalahan tentang gerak partikel dapat diselesaikan dengan menggunakan 4 buah persamaan berikut : (1) v = v o + at tanpa : (2) = o + 1/2 (v o + v ) t tanpa : a (3) = o + v o t +1/2 at 2 tanpa : v (4) v 2 = v 2 o + 2a ( - o ) tanpa : t 2.2. Gerak dalam arah sumbu y. Gerak dalam arah sumbu y dapat diperoleh langsung dengan mengambil persamaan yang sudah diperoleh pada 2.a. (1) v y = v o + a y t (2) y = y o + 1/2 (v o + v y ) t (3) y = y o + v o t +1/2 a y t 2 (4) v y 2 = v o 2 + 2a y (y - y o ) Gerak jatuh bebas Gerak jatuh bebas adalah kondisi khusus dari gerak dalam arah sumbu y. v o = 0, y o = 0 dan a y = g. (karena arah gerak selalu ke bawah, maka arah ke bawah diberi tanda positip) diperoleh persamaan : (1) v y = gt (2) y = 1/2 v y t (3) y = 1/2 gt 2 (4) v 2 y = 2gy 13

3. GERAK DUA DIMENSI Gerak dua dimensi dapat diuraikan ke komponen geraknya dalam sumbu dan sumbu y. komponen gerak dalam sumbu (1) v = v o + at (2) = o + 1/2 (v o + v ) t (3) = o + v o t +1/2 at 2 (4) v 2 = v 2 o + 2a ( - o ) komponen gerak dalam sumbu y (1y) v y = v y o + a y t (2y) y = y o + 1/2 (v y o + v y ) t (3y) y = y o + v y o t +1/2 a y t 2 (4y) v y 2 = v o 2 + 2a y (y - y o ) 3.1. Gerak Peluru Gerak peluru merupakan gerak dalam 2 dimensi (bidang). y v y v v v y0 v 0 v 0 Posisi awal peluru terletak di pusat koordinat, jadi 0 = 0 dan y 0 = 0. Peluru mempunyai kecepatan awal v 0. Kecepatan awal peluru ini dapat diuraikan menjadi komponen-komponennya : v 0 = v 0 cos v y0 = v 0 sin Setelah peluru melayang diudara, pada peluru hanya bekerja percepatan gravitasi yang arahnya ke bawah, 14

a y = -g a = 0 Sehingga untuk gerak peluru persamaan geraknya : Mekanika komponen gerak dalam sumbu (1) v = v 0 cos (3) = v 0 cos t komponen gerak dalam sumbu y (1y) v y = v 0 sin - gt (2y) y = 1/2 (v 0 sin + v y ) t (3y) y = v 0 sin t +1/2 a y t 2 (4y) v 2 y = (v 0 sin ) 2 + 2gy Besar kecepatan partikel pada saat t adalah : v = v 2 + v y 2 Arah kecepatan terhadap sumbu : tg = v y / v Dengan mensubstitusikan t dari persemaan (3) ke persamaan (3y) akan diperoleh : y = v 0 sin t - 1/2 gt 2 y = (tg ) - [g/(2 v 0 2 cos 2 )] 2 y = A - B 2 Dari persamaan tersebut tampak bahwa lintasan peluru berupa lintasan parabolik. 3.2. Gerak Melingkar Pada gerak melingkar beraturan partikel bergerak dengan besar kecepatan konstan, tetapi arah percepatan tidak konstan. Partikel akan bergerak dipercepat. P r v v c v v r 15

P v Pada saat t partikel di P dan pada saat t + t di P. Kecepatan di P adalah v dan kecepatan di P adalah v yang besarnya sama dengan v tetapi rahnya berbeda. Panjang lintasan yang ditempuh dalam waktu t adalah busur PP yang sama dengan v t. CPP sebangun dengan OQQ. Bila dibuat pendekatan panjang tali busur PP sama dengan panjang busur PP maka, v v v t r v v 2 t r Untuk t 0 diperoleh harga eksak a = lim v/ t = v 2 /r t 0 yang merupakan besar kecepatan yang dialami oleh partikel. Sedang arahnya sama dengan arah v, yaitu menuju ke pusat kelengkungan. Karena menuju ke pusat, percepatan ini disebut percepatan centripetal. u y = r sin = r cos y r u r u dan u r adalah vektor satuan dalam arah tangensial dan radial. Kecepatan partikel v dapat dinyatakan dalam koordinat polar sebagai v = v u 16

Bila besar dan arah v berubah maka dv/dt adalah : Mekanika dv/dt = a = v du /dt + u dv/dt a = a T u - a R u r a R : percepatan radial = percepatan centripetal = v 2 /r a T : percepatan tangensial 4. KECEPATAN DAN PERCEPATAN RELATIF Bila suatu partikel bergerak dalam suatu kerangka (S ) dan kerangka tersebut juga bergerak terhadap kerangka diam (S) yang lain, maka partikel tersebut kecepatan dan percepatannya tergantung pada kerangka mana dilihat. y y u S A=A S t = 0 17

y y Mekanika S r r A ut A t = t u Pada saat t =0 partikel di titik A menurut kerangka S dan dititik A menurut kerangka S, dimana kedua titik tersebut berimpit. Bila kerangka S bergerak dengan kecepatan konstan u sejajar sumbu maka pada saat t = t titik A bergeser sejauh ut. Dan apabila titik A bergerak dalam kerangka S sejauh r maka posisi partikel dilihat oleh kerangka S adalah r, dimana r = r + ut maka dr/dt = dr /dt + u v = v + u Jadi kecepatan partikel relatif terhadap kerangka S, yaitu v, merupakan jumlah vektor kecepatan v yaitu kecepatan partikel terhadap kerangka S dan u yaitu kecepatan kerangka S terhadap S. Karena u konstan maka dv/dt = dv /dt atau a = a, dalam kerangka yang bergerak relatif terhadap kerangka lain dengan kecepatan konstan, percepatannya akan nampak sama. 18