PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Apa yang dimaksud dengan PHSL?

BAB III METODE PENELITIAN

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

B. PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN ALAT BANTU

B. PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN ALAT BANTU

Sumber : Nurman S.P. (

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

Formulir PuPS versi 1.1

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG (TABELA) DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH PENDAHULUAN

Pengembangan dan Implementasi Sistem Cerdas untuk Nutrient Manager pada Tanaman Padi Sawah berbasis Precision Farming

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

Imam Purwanto, Eti Suhaeti, dan Edi Sumantri Teknisi Litkaysa Penyelia Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

Implementasi Budidaya Tanaman Padi. Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu. Oleh : ASEP FIRMANSYAH

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

VII ANALISIS PENDAPATAN

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian C3 B1 C1 D2 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1. Keterangan:

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta

LAMPIRAN A. Layout Penelitian Blok 1 Blok 2 Blok 3 (P0.Z1) (P1.Z0) (P2.Z1) (P1.Z0) (P2.Z1) (P2.Z2) (P1.Z1) (P0.Z1) (P1.Z1) (P0.Z0)

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Transkripsi:

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara I. PENDEKATAN PETAK OMISI Kemampuan tanah menyediakan hara bagi tanaman merupakan salah satu tolok ukur dalam menetapkan jumlah pupuk yang harus diberikan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Selain berkan uji tanah dan uji tanaman yang memerlukan peralatan dan keterampilan khusus, penentuan kebutuhan pupuk bagi tanaman padi juga dapat dilakukan dengan pendekatan Petak Omisi (Omission Plot). Cara ini lebih mudah dan murah karena tidak memerlukan peralatan khusus dan dapat dikerjakan sendiri oleh petani dalam menentukan kebutuhan pupuk untuk tanamannya. Tahapan pelaksanaan pengkajian Petak Omisi untuk tanaman padi adalah sebagai berikut: II. Pemilihan Lokasi Lahan yang sesuai untuk pengkajian Petak Omisi adalah lahan irigasi dengan ketersediaan air minimal 10 bulan, baik di lahan irigasi teknis maupun lahan irigasi sederhana, terutama yang dekat dengan saluran sekunder dan memiliki hamparan yang cukup luas (>1.000 ha). Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi adalah : a) mewakili variasi kesuburan tanah, sistem tanam, dan kondisi sosial ekonomi petani, b) mudah dijangkau untuk kunjungan lapangan, dan c) kepedulian petani tinggi dalam pelaksanaan pengkajian. III. Metodologi 1. Perlakuan Perlakuan terdiri atas empat petak dengan luas berukuran x yaitu dengan perlakuan 1: tanpa N (+P+K), Perlakuan 2: tanpa P (+N+K), Perlakuan 3: tanpa K (+N+P), dan Perlakuan 4: NPK. Semua perlakuan diulang sebanyak 3 x. Diluas 1 ha dilakukan perlakuan Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) 2. Pembuatan petak Ukuran petak masing-maisng adalah x. Denah tata letak petak perlakuan tersebut dapat dilihat di gambar 1. Petak perlakuan dibuat sebelum petani mengaplikasikan pupuk

. Tiap petak perlakuan dipisahkan dari perlakuan yang satu dengan lainnya menggunakan pematang. Tinggi pematang minimal 15 cm dan lebar 20-30 cm. Saluran air dibuat ditepi petakan sedemikian rupa sehingga pintu air masuk dipisahkan dengan pintu air keluar. Untuk memudahkan pemeliharaan, menjaga kebersihan petakan dari gulma maka antara rumpun padi terluar dengan pematang diberikan jarak yang cukup leluasa. Blok 1 Blok 2 Blok 3 Gambar 1. Denah Petak Omisi 3. Pemetaan petak Pada awal musim tanam perlu digambar tata letak petak dalam suatu kawasan, yang meliputi aliran air dan degradasi kesuburan tanah. Selanjutnya tempatkan papan nama yang memuat informasi lokasi, petani, tahun, dan musim tanam.

4. Pengelolaan petak Petak Omisi di lahan petani harus mempunyai standar kualitas yang sama dengan penelitian di kebun percobaan. Pengelolaan tanah dan tanaman dilakukan oleh petani di bawah bimbingan peneliti, sedangkan aplikasi pupuk dilaksanakan oleh peneliti. 5. Pengelolaan pertanaman Cara tanam sebaiknya mengikuti cara petani setempat, misalnya tanam pindah (TPR), persemaian basah (WSR), dan persemaian kering (DSR). Varietas yang digunakan sebaiknya seragam, varietas unggul berdaya hasil tinggi. Takaran pupuk untuk perlakuan PHSL dikan kepada kondisi hara dan musim, sedangkan perlakuan +PK, +NK, dan +NP mengacu kepada takaran optimal rekomendasi setempat. Pengelolaan air, pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan praktek petani. 6. Pemupukan Pupuk menggunakan pupuk kandang dengan dosis 3-5 ton/ha. Takaran pupuk per hektar yang digunakan untuk perlakuan yang menerima N, P, dan K masing-masing adalah 250-300 kg urea sebagai sumber N, 100 kg SP36 sebagai sumber P, dan 100 kg KCl sebagai sumber K. Pupuk urea diberikan 3 kali yaitu pertama pada 10-15 HST sebanyak 50 kg/ha untuk lahan yang subur dan 100 kg/ha untuk lahan yang kurang subur; kedua pada saat anakan aktif (25-35 HST) sebanyak 100 kg/ha; dan ketiga pada saat primordia bunga (40-50 HST) sebanyak 100 kg. Seluruh pupuk SP36 diberikan bersama pemberian pertama urea, sedangkan pupuk KCl diberikan 2 kali, yaitu 50 kg bersama pemberian urea dan 50 kg sisanya diberikan pada saat primordia bunga. Kebutuhan pupuk N, P, dan K bagi tanaman diperkirakan dengan cara berikut : (1) menghitung perkiraan kebutuhan hara tanaman, (2) menghitung perkiraan potensi lahan dalam penyediaan hara, (3) menghitung perkiraan efisiensi pemupukan, (4) menghitung takaran pemupukan, dan (5) menentukan cara dan waktu aplikasi.

Tabel 1: Takaran pupuk NPK (kg unsur hara/ha) untuk ke empat petak pada pengkajian petak omisi.. Perlakuan Pupuk N (kg N/ha) Target hasil Pupuk P (t/ha), kandungan air No. Kode Rincian (kg P/ha) 14% Awal Total pupuk Anakan aktif Total Pupuk K (kg K/ha) Dasar Pupuk zinc (kg Zn/ha) Pupuk S (kg S/ha) 7 1 -N PK 0 0 0 0 20 70 35 35 15 15 7 2 -P NK 160 40 60 60 0 70 35 35 15 15 7 3 -K NP 160 40 60 60 20 0 0 0 15 15 7 4 NPK NPK 160 40 60 60 20 70 35 35 15 15 9 1 -N PK 0 0 0 0 30 100 50 50 20 20 9 2 -P NK 200 50 75 75 0 100 50 50 20 20 9 3 -K NP 200 50 75 75 30 0 0 0 20 20 9 4 NPK NPK 200 50 75 75 30 100 50 50 20 20 Tabel 2: Takaran sumber pupuk (g/m 2 ) untuk ke empat petak pada pengkajian petak omisi dan pada tiap petak omisi (20 m2) Perlakuan Target hasil Urea KCl (t/ha), kandungan air No. Kode Rincian SP36 14% Total Awal Total Dasar Anakan aktif Zinc sulfate ZA 7 1 -N PK 0 0 0 0 260 280 140 140 150 125 7 2 -P NK 700 180 260 260 0 280 140 140 150 125 7 3 -K NP 700 180 260 260 260 0 0 0 150 125 7 4 NPK NPK 700 180 260 260 260 280 140 140 150 125 9 1 -N PK 0 0 0 0 390 400 200 200 200 160 9 2 -P NK 870 220 325 325 0 400 200 200 200 160 9 3 -K NP 870 220 325 325 390 0 0 0 200 160 9 4 NPK NPK 870 220 325 325 390 400 200 200 200 160

7. Pengumpulan data Data yang dikumpulkan meliputi : (1) hasil panen ubinan dan (2) komponen hasil (jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per malai, persentase gabah isi, dan bobot 1.000 butir). 7. Kompensasi bagi petani Agar petani termotivasi untuk melaksanakan pengkajian maka mereka diberikan kompensasi berupa pupuk dan pestisida (pada perlakuan +PK, +NP, +NK, dan PHSL), benih bersertifikat, upah tenaga (pembuatan pematang), uang tunai (pengganti penurunan hasil akibat perlakuan), dan bonus di akhir musim. IV. Teknologi Penunjang Varietas yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan keinginan petani setempat. Umur tanaman, ketahanan terhadap hama dan penyakit, dan rasa nasi termasuk aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih varietas. Persemaian, cara tanam, dan pengairan perlu pula diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang optimal.