BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Permasalahan mengenai sistem penggajian di PT. PAL Indonesia terjadi karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 6 PEMBAHASAN. Kompetensi yang diharapkan sesuai dengan kondisi perusahaan dan aspirasi karyawan,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis rancangan penelitian deskriptif kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya manusia(sdm) merupakan modal dasar pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan usahanya. untuk dapat terus memperoleh laba yang maksimal dalam rangka

BAB VIII PENUTUP. dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. handal. Sumber daya manusia adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari badan usaha itu karena

BAB I PENDAHULUAN. diri dan meningkatkan kinerjanya untuk kelangsungan hidup perusahaan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ike Kusdyah Rachmawati (2008:1) Ike Kusdyah Rachmawati (2008)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik perusahaan milik negara maupun perusahaan swasta. Kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat

I. PENDAHULUAN. perkembangan dunia konstruksi sekarang ini banyak sekali hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kerja Praktek. Universitas komputer indonesia merupakan universitas yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga

INTERNAL AUDIT CHARTER

PT LIPPO KARAWACI Tbk. Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dunia usaha di tanah air mengalami banyak kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. memberikan kesimpulan sebagai berikut : prosedur pelayanan di UPTSA tergolong mudah sehingga kualitas

BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan barang dan jasa agar dapat melayani permintaan konsumen akan

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB l PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat suatu bangsa, keberadaan suatu perusahaan

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

BAB V PENUTUP. Inspektorat Kota Padang mengenai reviu laporan keuangan untuk meningkatkan kualitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan di Bab 4, dapat

INOVASI OPTIMALISASI KAPASITAS APIP KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT INSPEKTORAT KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan keunggulan masing-masing agar dapat terus bertahan. Hanya

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN PASAL 1 DEFINISI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dan kapabilitas yang dimiliki oleh Bank BTN serta menentukan sumber daya dan

PANDUAN MUTASI ATAU ROTASI TENAGA PERAWAT BAB I PENDAHULUAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Strategi PAIKEM dalam Pembelajaran Fiqih Pada Siswa. kelas VII Mts. Terpadu Al-Fatich Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh semakin

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (PENGGUNA JASA LAYANAN) LPPM TAHUN 2017

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB I PENDAHULUAN. jenis usaha salig bersaing untuk memenuhi pangsa pasar yang menuntut kualitas

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian belum stabil seiring dengan semakin kompleksnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diuraikan dimuka tentang pendampingan korban perdagangan orang, pada bab ini

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian


PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, terjadi perubahan dan perkembangan perekonomian

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi mempunyai dampak dalam dunia usaha. Globalisasi

BAB 4 EVALUASI PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK UNIT TANGERANG

K A T A P E N G A N T A R

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia adalah suatu aspek yang sangat penting bagi

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SISTEM PENGGAJIAN PADA PT. PLN PERSERO AREA CIPUTAT. Teguh Tri Utomo EB10

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mana membutuhkan kecepatan serta keakuratan informasi, maka setiap perusahaan

STRUKTUR ORGANISASI PT. X

BAB II BAHAN RUJUKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting untuk memajukan suatu

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sedang menghadapi era globalisasi, dimana persaingan antar perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi pada saat ini persaingan bisnis dibidang jasa sudah semakin

BAB I PENDAHULUAN. pesaing usaha lainnya, baik secara global dan menjadi yang terunggul dalam

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. karyawan sebagai salah satu aset terpenting perusahaan. Hubungan yang harmonis

Transkripsi:

124 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1. Permasalahan mengenai sistem penggajian di PT. PAL Indonesia terjadi karena terdapat kesenjangan persepsi mengenai imbalan yang diberikan perusahaan dengan tuntutan gaji karyawan. Sehingga untuk menjembatani perbedaan tersebut diperlukan suatu sistem penggajian yang relevan dengan harapan karyawan dan kondisi perusahaan. Dari latar belakang kondisi tersebut dan dengan mempertimbangkan pemikiran bahwa dalam perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur tentunya dibutuhkan banyak karyawan dengan keahlian yang terus berkembang. Maka dipandang perlu disusun suatu sistem penggajian yang sekiranya dapat menjadi alternatif untuk bisa menyelaraskan kondisi perusahaan dan aspirasi karyawan ke dalam suatu model remunerasi. Dimana pada pengembangan model tersebut unsur kompetensi karyawan menjadi prioritas utama yang dianggap paling penting sebagai acuan menentukan struktur penggajian yang dihasilkan. 2. Harapan lain dari disusunnya pengembangan model Remunerasi Berbasis Kompetensi di PT. PAL Indonesia selain sebagai salah satu solusi dalam mengatasi masalah penggajian pada perusahaan, antara lain juga merupakan usaha pengembangan sumber daya manusia di PT. PAL Indonesia yang dilaksanakan melalui cara peningkatan keahlian dan pengembangan kompetensi tiap individu 124

125 karyawannya. Sebab pada implementasi sistem penggajian tersebut karyawan akan senantiasa terpacu untuk meningkatkan kompetensi yang dimilikinya demi memperoleh tingkat gaji yang diharapkan. 3. Dengan diterapkannya sistem remunerasi berbasis kompetensi pada perusahaan maka tiap karyawan akan memperoleh Unit Standar Kompetensi(USK) yang dapat digunakan sebagai benchmarking, dimana USK tersebut tidak berpengaruh terhadap jabatan, memiliki nilai dan akan bertambah terus selama mereka aktif dalam mengembangkan keahliannya. Artinya karyawan dengan jabatan sama tetapi kemampuannya berbeda akan mengantongi USK yang berbeda, sehingga gaji yang diterima akan berbeda pula. 4. Melalui proses assessment yang dilakukan pada 160 responden diperoleh hasil bahwa 87,5% karyawan telah kompeten, sedangkan 12,5 % karyawan masih belum kompeten. Dari hasil analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan sudah kompeten di bidang kerja yang mereka tekuni sekarang, sehingga kondisi tersebut memperbesar kemungkinan kesiapan karyawan dalam menerima pelaksanaan pengembangan model remunerasi berbasis kompetensi di PT. PAL Indonesia. 5. Dengan pengamatan karyawan secara kontinyu melalui proses assessment yang dilakukan secara berkala pada perusahaan, diharapkan perkembangan keahlian karyawan selalu dapat dipantau. Sehingga berdasarkan bekal kompetensi yang sesuai, diharapkan kinerja karyawan dapat meningkat karena mereka dianggap memiliki kemampuan yang memadai untuk mengerjakan pekerjaan secara lebih 125

126 efektif dan efisien. Disamping itu karyawan diharapkan juga termotivasi untuk meningkatkan terus kompetensinya guna memperoleh level gaji yang diharapkan. 6. Dalam menyusun pengembangan model remunerasi berbasis kompetensi digunakan model RBK berdasar standar IASPD sebagai landasan untuk menentukan kriteria struktur penggajian, sebab di dalamnya diatur standar baku mengenai ragam kompetensi karyawan yang harus dipenuhi bagi perusahaan manufaktur, berikut tingkatan gaji yang diperoleh. 7. Dalam menyusun pengembangan model remunerasi berbasis kompetensi yang sesuai dengan kondisi kompetensi karyawan, dapat ditentukan standar prosentase gaji berikut nilai interval dan level penggajiannya yang diperoleh dari banyaknya tingkat kompetensi yang dimiliki karyawan PT. PAL Indonesia. Dimana pada analisa disebutkan terdapat 11 Level penggajian yang tersedia pada perusahaan, dengan standar nilai gaji(100%nya) terletak pada Level C9, dengan nilai intervalnya sebesar 9.09% terhadap tiap level di atas dan di bawahnya. 8. Dalam menyusun pengembangan model remunerasi berbasis kompetensi berdasar kondisi perusahaan, harus disesuaikan antara model RBK yang dihasilkan dengan kebijakan perusahaan mengenai tingkat/strata dan klasifikasi jabatan yang terdapat di perusahaan. Dimana pada analisa disebutkan : a. Level gaji C4-C5-C6 setara dengan keahlian tingkat 4, pada struktur eselon 2 & 1 serta grade 9-12 dengan tingkat jabatan setara GM, Deputi atau Manager. b. Level gaji C7-C8-C9 setara dengan keahlian tingkat 3, pada struktur eselon 3 serta grade 7-8 dengan tingkat jabatan setara Kepala bengkel/asmen. 126

127 c. Level gaji C10-C11-C12 setara dengan keahlian tingkat 2, pada struktur eselon 4 serta grade 5-6. d. Level gaji C13-C14 setara dengan keahlian tingkat 1, pada struktur eselon 5 serta grade 4. 9. Dalam menyusun pengembangan model remunerasi berbasis kompetensi berdasar aspirasi karyawan harus disesuaikan antara model RBK yang dihasilkan dengan unsur aspirasi karyawan yang telah dibahas dalam Forum Group Discuss. Dimana pada analisa disebutkan bahwa terdapat 3 unsur aspirasi karyawan yang diperhitungkan sebagai gaji tambahan diluar gaji pokok dengan porsentase yang telah ditetapkan. Adapun unsur-unsur aspirasi tersebut meliputi : pengalaman masa bekerja yang relevan, tingkat pendidikan yang relevan serta nilai prestesi individu karyawan. 10. Pengembangan Model Hipotetik Remunerasi Berbasis Kompetensi di PT. PAL Indonesia didefinisikan sebagai model remunerasi yang diimplementasikan berdasarkan standar IASPD serta dikembangkan berdasar kondisi kompetensi karyawan, kebijakan perusahaan dan aspirasi karyawan. Sehingga pengembangan model hipotetik Remunerasi Berbasis Kompetensi di PT. PAL Indonesia diaplikasikan berdasarkan 4 alternatif model yaitu : model remunerasi berbasis kompetensi menurut teori, model remunerasi berbasis kompetensi menurut kompetensi individu karyawan, model remunerasi berbasis kompetensi menurut kondisi perusahaan serta dengan menambahkan model remunerasi berbasis kompetensi berdasarkan aspirasi karyawan. 127

128 11. Peluang pengembangan model hipotetik Remunerasi Berbasis Kompetensi di PT. PAL Indonesia dianalisa dari kuantitas responden yang kompeten dan belum kompeten dengan tingkat pemenuhan aspirasi karyawan oleh perusahaan. 7.2. Saran-saran 1. Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan bebas maka kualitas karyawan PT. PAL Indonesia sebagai sumber daya yang paling menentukan dalam organisasi senantiasa perlu ditingkatkan, agar dapat menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien sesuai harapan perusahaan. Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas karyawan dapat dilakukan dengan cara mengembangkan kompetensi karyawan melalui pelaksanaan pelatihan yang memadai dan sesuai dengan jenis keahlian yang dibutuhkannya. Usaha yang dimaksud dapat terpenuhi apabila implementasi Competency based assessement dan Competency based Trainning pada perusahaan dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan sistem tersebut perlu diadakan kerjasama yang baik antara seluruh karyawan dengan pihak manajerial dengan cara menggalakan sosialisasi yang baik dan membangun komunikasi yang jelas serta mengadakan evaluasi secara berkala terhadap program-program yang telah dibuat. 2. Dalam menerapkan sistem penggajian yang baru pada perusahaan hendaknya dilakukan secara perlahan, serta dengan menentukan tahap-tahap yang harus dipenuhi sehingga ditemukan model yang benar-benar ideal bagi perusahaan. Disamping itu pada implementasinya dipandang perlu adanya waktu peralihan(pra-masa bagi sistem baru), dimana didalam masa tersebut diterapkan 128

129 beberapa aturan antara yang dibutuhkan untuk menunjang masa transisinya. Hal tersebut dilaksanakan agar peralihan dari sistem penggajian lama ke sistem penggajian baru dapat berjalan lebih lancar karena karyawan sudah mulai terbiasa, sehingga dapat lebih menerima adanya perubahan. Tetapi pada kondisi tersebut yang perlu diperhatikan bahwa pelaksanaan masa transisi harus ada batasan dan jangka waktunya, serta sebaiknya didukung oleh aturan antara yang jelas. 3. Untuk memudahkan sosialisasi dan evaluasi sistem penggajian yang baru sebaiknya dibentuk grup-grup/kelompok kecil yang dapat memudahkan distribusi informasi ke seluruh karyawan. Dimana kelompok-kelompok kecil itu diberikan hak melakukan berbagai kegiatan dan pertemuan yang berhubungan dengan sosialisasi sistem tersebut. Untuk memudahkan pemantauannya, grup-grup tersebut hendaknya selalu melaporkan hasil yang didapat pada kepada kelompok yang lebih besar. Dengan dibentuk kelompok kerja, maka para karyawan diharapkan dapat selalu merasa diikutsertakan dalam segala program yang diadakan perusahaan sehingga bisa membangun rasa tanggungjawab dan rasa memiliki pada individu karyawan tersebut. Selain itu dalam upaya untuk memperbaiki kondisi di lapangan, karena selama ini proses sosialisasi hanya dilaksanakan oleh pihak manajerial saja sehingga sering terjadi kemacetan dan kesalahpahaman. 4. Agar program dapat terlaksana dengan baik, permasalahan mengenai kurangnya kerjasama pihak manajemen struktural dengan para assessor dapat diatasi dengan turut mengaktifkan pihak manajemen struktural sebagai assessor. Sehingga 129

130 manajemen struktural tidak merasa terganggu dan dapat turut bertanggungjawab terhadap keberhasilan sistem tersebut. 5. Untuk melancarkan hambatan proses assessment, baik pada saat pelaksanaannya maupun pada ketepatan waktu pengembalian datanya, dipandang perlu diatur jadwal pertemuan para assessor yang benar dengan jangka waktu yang sudah ditetapkan sesuai prosedur. Selain itu agar program dapat terlaksana dengan baik serta untuk memperlacar pelaksanaannya hendaknya dibentuk lagi para assessor baru, karena perbandingan jumlah assessor yang ada dirasa belum sebanding dengan jumlah karyawan yang akan di-assess. 6. Untuk mengatasi permasalahan terdapatnya sebagian karyawan yang menunda/tidak mau untuk di-assess, dikarenakan hasil assessment yang ditunggu terlalu lama, dimana akhirnya rata-rata dari mereka cenderung menunggu sampai penempatan jabatan baru saja. Dari kondisi berikut, dipandang perlu disosialisasikan lagi mengenai bagaimana sistem tersebut serta proses pelaksanaannya dengan lebih terperinci. Karena sebenarnya dengan diterapkannya sistem ini, karyawan justru akan dihindarkan dari jenis pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensinya. Sebab bila karyawan dipindah jabatan, maka jabatan yang baru posisinya akan tidak terlalu bertentangan dengan ragam keahlian yang telah dimiliki sebelumnya. Dengan kata lain karyawan yang dipindah Unit Standar Kompetensi(USK)-nya tidak mungkin hilang, karena pemindahannya selalu pada jalur bidang kerja dengan garis besar jenis keahlian yang sama, sehingga karyawan tinggal meneruskan saja jumlah USK mana yang belum dipenuhi. 130

131 7. Dalam menunjang keobyektifan proses assessment, sebaiknya para assessor hanya mengetahui nama karyawan dan ragam keahlian yang dibutuhkan terhadap jenis pekerjaannya. Hal ini dilakukan agar assessor tidak terpengaruh/menjadi segan selama proses penilaian. 8. Sebelum proses penilaian dilaksanakan, hendaknya dilakukan penilaian awal(praassessment) pada sebagian karyawan yang memiliki jenis keahlian yang sama. Hal tersebut dapat dilaksanakan sebagai bahan perbandingan assessor dalam penilaian, dimana pada proses penilaian awal tersebut karyawan yang di-assess diberikan pertanyaan yang sama tetapi nilai yang diberikan berbeda, tergantung kedalaman jawaban yang diutarakan oleh masing-masing karyawan. 9. Untuk menjaga kestabilan dan dalam upaya mengevaluasi pelaksanaan assessment, sebaiknya dilaksanakan proses audit terhadap para assessor yang sebaiknya diadakan 2 kali setahun. Misalnya bulan April dan Juli untuk intern serta bulan Juli dan September secara global. 10. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan pengujian Pengembangan Model Remunerasi Berbasis Kompetensi yang telah dibuat, dengan cara mengimplementasikan model tersebut di PT. PAL Indonesia. Kemundian selanjutnya disarankan supaya melakukan kajian ulang atas hasil dari pelaksanaan sistem remunerasi tersebut, sehingga dapat menyimpulkan faktor-faktor apa lagi yang sekiranya berpengaruh terhadap keberhasilan implementasinya serta bagaimana langkah-langkah efektif yang harus dilakukan pihak manajerial agar karyawan dapat menerima sistem penggajian yang telah diberikan oleh perusahaan. Penelitian hendaknya juga dilakukan dengan responden yang lebih 131

132 luas tidak hanya dari karyawan bidang teknisi dan perencanaan di PT. PAL Indonesia, tetapi dapat pula dari seluruh divisi dalam perusahaan. 132