BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Komplek Perkantoran Jl.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Pemerintah Provinsi Bali

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

8.1. Keuangan Daerah APBD

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PARIPURNA, 20 NOPEMBER 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

DAFTAR ISI. Daftar Isi- i. Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB III PERUBAHAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

III BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB 3 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

SOSIALISASI PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nomor : 050 / 1447 / / 2015 Nomor : 170 / 1070 / / 2015 Tanggal : 24 Juli 2015 Tanggal : 24 Juli 2015

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

Analisis Isu-Isu Strategis

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

R K P D TAHUN 2014 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

RANPERDA PERUBAHAN APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

, ,00 10, , ,00 08,06

Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

ANTARA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

Lampiran 1. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten/Kota Provinsi Lampung Tahun (Juta Rupiah).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Transkripsi:

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan ekonomi daerah disusun dalam rangka memberikan solusi jangka pendek dan jangka panjang terhadap isu-isu ekonomi, sosial dan lingkungan dalam lingkup daerah, regional dan global yang dihadapi, serta mampu mengkoreksi kebijakan yang keliru. Keinginan kuat dari pemerintah daerah untuk membuat strategi dan kebijakan pengembangan ekonomi daerah dapat membuat masyarakat ikut serta membentuk bangun ekonomi daerah yang dicita-citakan.dengan pembangunan ekonomi daerah yang terencana, pembayar pajak dan penanam modal juga dapat tergerak untuk mengupayakan peningkatan ekonomi. Kebijakan pertanian yang mantap, misalnya, akan membuat pengusaha dapat melihat ada peluang untuk peningkatan produksi pertanian dan perluasan ekspor. Dengan peningkatan efisiensi pola kerja pemerintahan dalam pembangunan, sebagai bagian dari perencanaan pembangunan, pengusaha dapat mengantisipasi bahwa pajak dan retribusi tidak naik, sehingga tersedia lebih banyak modal bagi pembangunan ekonomi daerah pada tahun depan. Rancangan kerangka kebijakan ekonomi Pemerintah Kabupaten OKU Selatan tahun 2016 adalah sangat strategis dan dapat mewarnai penetapan arah pembangunan OKU Selatan selama 5 (lima) tahun kedepan yang akan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2020. Dalam rangka penciptaan peningkatan kesejahteraan masyarakat, arah kebijakan ekonomi Kabupaten OKU Selatan tahun 2016 berupaya seoptimalmungkin untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,pemerataan ekonomi bagi seluruh masyarakat dan stabilitas ekonomi daerahsesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan untuk tahun 2016. 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 serta Perkiraan Tahun 2015. Seperti diketahui, ekonomi OKU Selatan selama ini bertumpu pada sektor pertanian. Pada tahun 2013 sektor pertanian mampu menyumbang 31,23 persendari total penciptaan nilai tambah di OKU Selatan. Ketahanan sektor pertanian terhadap RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016 halaman III. 1

tekanan perekonomian antaralain disebabkan oleh elastisitas yang tinggi dalam substitusi input danpenyesuaian terhadap target pasar yang sangat luas mengingat komoditas hasilpertanian merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Selain itu, sektor ini jugamemiliki basis yang kuat di dalam negeri, memiliki kelenturan dalam halteknologi dan pembiayaan. Ekonomi OKU Selatan yang merupakan bagian dari sistem ekonomi regional tidak dapat berdiri sendiri, melainkan ikut dipengaruhi perkembangan situasi perekonomian wilayah sekitar. Sebagai wilayah agraris dengan share ekonomi yang kecil, dampak krisis ekonomi yang dirasakan di OKU Selatan diantaranya terlihat dari melambatnya pertumbuhan beberapa sektor yang terkait dengan bidang finansial seperti perdagangan eceran dan bank. Meningkatnya harga barang akibat melemahnya kurs rupiah menyebabkan daya beli masyarakat berkurang.disamping itu, ketatnya kondisi likuiditas menyebabkan perbankan semakin selektif dalam menyalurkan kredit sehingga sedikit menghambat pergerakan sektor riil. Berikut gambaran perkembangan indikator makro ekonomi di Kabupaten OKU Selatan : No 1 PDRB Indikator Makro Ekonomi Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten OKU Selatan Realisasi Proyeksi 2012 2013 2014* 2015* 2016* Harga Berlaku (Juta) 3.987.025 4.526.976 5.140.051 5.836.153 6.626.526 Harga Konstan Tahun 2000 (Juta) 2 Pertumbuhan Ekonomi/PDRB Harga Konstan (%) 1.455.300 1.542.505 1.634.936 1.732.905 1.836.744 6,51 5,99 5,51 5,07 4,67 3 Tingkat Inflasi (%) 7,60 7,12 6,67 6,25 5,85 4 Struktural PDRB Menurut Harga Konstan (%) Sektoral Pertanian 31,92 31,23 30,55 29,89 29,25 Pertambangan Penggalian dan 1,84 1,83 1,82 1,81 1,80 RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016 halaman III. 2

Industri Pengolahan 9,27 9,37 9,47 9,57 9,68 Listrik, Gas dan Air Bersih Sumber :Hasil Olahan Data Bappeda PM Kabupaten OKU Selatan 2015 Keterangan :* Data Sangat Sementara 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 Bangunan 13,54 13,37 13,20 13,04 12,87 Perdagangan, dan Restoran Pengangkutan Komunikasi Hotel dan Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan 25,28 25,79 26,31 26,84 27,38 1,35 1,37 1,39 1,41 1,43 4,80 4,93 5,06 5,20 5,34 Jasa-Jasa 11,87 18,98 30,35 48,53 77,59 5 Produktivitas Sektoral (Juta) Pertanian 465.000 481.699 498.998 516.918 535.481 Pertambangan Penggalian dan 26.740 28.160 29.655 31.230 32.889 Industri Pengolahan 134.919 144.555 154.879 165.940 177.792 Listrik, Gas dan Air Bersih 2.013 2.165 2.328 2.504 2.693 Bangunan 197.095 206.156 215.633 225.546 235.915 Perdagangan, dan Restoran Pengangkutan Komunikasi Hotel dan Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan 367.842 397.862 430.332 465.451 503.438 19.659 21.181 22.820 24.587 26.491 69.830 76.002 82.719 90.030 97.988 Jasa-Jasa 172.682 184.725 197.608 211.389 226.132 6 Pendapatan Perkapita (Rupiah) 3.620.827 3.774.664 3.935.037 4.102.223 4.276.514 RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016 halaman III. 3

Pada tahun 2013 perekonomian di Kabupaten OKU Selatan mengalami pertumbuhan sebesar 5,99 persen, sedangkan pada tahun 2014 mengalami pertumbuhansebesar 5,51 persen. Perkembangan indikator ekonomi daerah merupakan hasil kinerja pembangunan Kabupaten OKU Selatan yang diukur berdasarkan pada 4 (empat) indikator kinerja utama yaitu : Tingkat Pengangguran Terbuka, Persentase Penduduk Miskin terhadap Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi, serta Indeks Pembangunan Manusia. Indikator kinerja utama tersebut dapat dilihat didalam tabel sebagai berikut : No Tabel 3.2 Indikator Kinerja Utama Kabupaten OKU Selatan Realisasi Proyeksi Indikator 1 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Realisasi Proyeksi 2012 2013 2014* 2015* 2016* 2,81 2,33 1,93 1,60 1,33 2 Persentase Penduduk Miskin (%) 10,49 11,57 10,38 9,73 9,13 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,51 5,99 5,51 5,07 4,67 4 IPM (%) 72,29 72,76 73,24 73,72 74,20 Sumber: Hasil Olahan Data Bappeda PM Kabupaten OKU Selatan 2015 Keterangan : * Data Sangat Sementara 3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016. a. Tantangan Perekonomian Daerah Tahun 2016. Perekonomian di Kabupaten OKU Selatan secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh perkembangan saat ini dan yang akan datang, baik pada perkembangan lingkungan eksternal maupun internal. Perkembangan lingkungan eksternal Kabupaten OKU Selatan sangat dipengaruhi oleh kebijakan perekonomian Provinsi Sumatera Selatan dan Nasional, faktor eksternal yang mempengaruhi perekonomian Kabupaten OKU Selatan pada Tahun 2016 diperkirakan adalah : Pertama : Fluktuasi harga minyak dunia Kedua : Anomali iklim masih berlanjut Ketiga : Situasi Global dan Regional sangat dinamis Keempat : Nilai rupiah yang terus merosot RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016 halaman III. 4

Sedangkan faktor internal yang akan mempengaruhi perekonomian Kabupaten OKU Selatan pada Tahun 2016 diperkirakan adalah : Pertama : Infrastuktur publik masih terbatas Kedua : Kenaikan harga kebutuhan pokok dan ketersediaan barang sebagian masih tergantung daerah lain Ketiga : Keterbatasan Sumber Daya Manusia Keempat : Rawan bencana alam Tantangan-tantangan tersebut di atas sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten OKU Selatan.Oleh karena itu, tantangan ini harus dapat diatasi secara proporsional melalui penetapan prioritas pembangunan daerah, penetapan rencana kerja dan pendanaannya, serta penataan hubungan tata kerja dalam pelaksanaannya, sehingga terjadinya sinergitas dan kebersamaan dari semua stakeholders pembangunan di Kabupaten OKU Selatan. b. Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016. Isu strategis dan permasalahan yang mendesak untuk menunjang prospek ekonomi Tahun 2016, Antara Lain : Pertama : Peningkatan mutu dan kompetensi serta sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan. Kedua : Membangun infrastruktur berkelanjutan untuk menunjang pertumbuhan dan distribusi ekonomi daerah. Ketiga : Menciptakan ketentraman stabilitas ekonomi agar terjaga baik dan kondusif sesuai dengan kewenangan yang dimiliki daerah. Keempat : pengembangan sumber daya alam dan kepariwisataan. Kelima : Pemberdayaan UMKM dengan meningkatkan koordinasi ke berbagai instansi/lembaga melalui jaringan sistem keuangan mikro. 3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kebijakan pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten OKU Selatan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip objektif, efektif dan efisien serta transparan dan akuntabel dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan untuk mencapai hasil yang optimal.dalam upaya mencapai pembangunan daerah memerlukan dukungan penganggaran yang berasal dari berbagai sumber, antara lain dari Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016 halaman III. 5

Kekayaan Daerah yang dipisahkan serta lain-lain PAD yang sah. Selain itu juga dari Dana Perimbangan yang terdiri dari Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Anggaran Pendapatan Daerah disusun sebagai kesatuan sistem komprehensif dan tersusun atas dasar potensi yang dikelola oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penghasil Pendapatan Daerah. 3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Kerangka pendanaan disusun untuk memberikan gambaran proyeksi kinerja pendapatan yang akan berpengaruh terhadap kebijakan pembangunan yang akan diambil pemerintah daerah selama kurun waktu lima tahun mendatang. Kemampuan keuangan daerah Kabupaten OKU Selatan untuk mendanai pembangunan daerah pada lima tahun mendatang diprediksikan mengalami peningkatan, namun relatif kecil. Pendapatan daerah diproyeksi secara moderat dengan rata-rata pertumbuhan antara 20% - 30% untuk PAD, sekitar 10% - 15% untuk dana perimbangan, dan sebesar 13% - 16% untuk lain-lain pendapatan yang sah. Sementara itu penerimaaan pembiayaan terutama berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) tahun lalu untuk menutup defisit anggaran. Dalam penyusunan kerangka pendanaan, terdapat beberapa jenis belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan yang bersifat periodik, wajib dan mengikat, serta prioritas utama. Belanja periodik yang temasuk kategori wajib dan mengikat serta prioritas utama di Kabupaten OKU Selatan meliputi: belanja pegawai, belanja bunga, dan belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa (pada pos belanja tidak langsung), dan belanja pegawai pada pos belanja langsung. Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004, Sumber-sumber pendapatan daerah meliputi pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, lain -lain pendapatan daerah dan pinjaman daerah. PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Dana perimbangan meliputi bagi hasil pajak dan bukan pajak, DAK, DAU dan lain lain pendapatan daerah yang sah. Adapun proyeksi/target Pendapatan Daerah Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 dan realisasi pendapatan selama tahun 2012 2016 adalah dalam tabel dibawah ini: RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016 halaman III. 6

Tabel 3.3 Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten OKU Selatan Tahun 2012-2016 No Uraian Tahun 2012 (Rp) Tahun 2013 (Rp) Tahun 2014 (Rp) Tahun 2015* (Rp) Proyeksi Tahun 2016 (Rp) 1. PENDAPATAN 1.1 Pendapatan 18.948.546.962,12 22.897.006.493,74 33.315.778.613,97 39.355.000.000,00 42.082.710.000,00 Asli Daerah Pajak Daerah 3.648.515.441,50 5.830.286.035,75 5.411.353.280,79 4.281.000.000,00 5.180.010.000,00 Retribusi 1.845.723.264,92 6.460.654.300,79 3.528.054.291,75 10.074.000.000,00 10.577.700.000,00 Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan 3.227.504.790,14 1.808.341.892,01 212.811.590,31 1.500.000.000,00 1.650.000.000,00 Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain PAD 10.226.803.465,56 8.797.724.265,19 24.163.559.451,12 23.500.000.000,00 24.675.000.000,00 Yang Sah 1.2 Dana Perimbangan 630.587.642.901,00 720.546.969.966,00 791.181.021.374,00 778.809.531.000,00 809.054.912.739,00 Dana Bagi 191.711.952.901,00 197.442.144.966,00 218.464.151.374,00 179.752.349.000,00 179.752.349.000,00 Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi 397.058.100.000,00 459.577.915.000,00 512.126.270.000,00 523.633.902.000,00 535.415.664.795,00 Umum Dana Alokasi 41.817.590.000,00 63.526.910.000,00 60.590.600.000,00 75.423.280.000,00 93.886.898.944,00 Khusus 1.3 Lain-lain Pendapatan 65.533.551.277,85 78.686.640.205,00 68.386.270.553,90 117.004.630.250,00 118.639.660.066,00 Daerah Yang Sah Hibah 317.624.400,00 544.583.800,00 499.225.165,00 250.000.000,00 250.000.000,00 Dana Darurat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 16.616.909.736,85 3.778.413.950,00 8.843.056.480,90 15.279.116.250,00 15.279.116.250,00 RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016 halaman III. 7

Dana Penyesuaian dan Khusus Bantuan Otonomi Keuangan dari Provinsi Pemerintah Daerah Lainnya Pendapatan Lainya atau 28.533.257.000,00 34.327.964.000,00 35.831.830.000,00 56.387.825.000,00 56.387.825.000,00 20.065.760.141,00 0,00 0,00 19.939.388.000,00 21.574.417.816,00 0,00 38.035.678.455,00 23.212.158.908,00 25.148.301.000,00 25.148.301.000,00 JUMLAH 715.069.744.029,97 820.130.616.664,74 892.883.070.541,87 935.169.161.250,00 969.777.282.805,00 Sumber :Dinas Pendapatan Daerah dan BPKAD Kabupaten OKU Selatan 2015 Keterangan : * Data Proyeksi 3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah Arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten OKU Selatan tahun 2016 mencakup arah dan kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah 3.2.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Sumber penerimaan daerah terdiri atas 1). Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan serta Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah; 2) Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; 3) Lainlain Pendapatan Daerah yang Sah dan 4) Penerimaan Pembiayaan. Secara umum kinerja Pendapatan Daerah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan.hal ini sejalan dengan pertumbuhanpositif dari kinerja ekonomi daerah disamping kondisi sosial, politik dan keamanan yang kondusif. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang akan menjadi penerimaan daerah atau pendapatan daerah, dimana merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan pendapatan daerah adalah bahwa setiap upaya meningkatkan pendapatan tidak menambah beban bagi masyarakat.meskipun dari sisi pendapatan daerah, kemampuan keuangan daerah masih jauh dari yang diharapkan namun Pemerintah Kabupaten OKU Selatan selalu berupaya untuk RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016 halaman III. 8

mengembangkan dan menggali potensi pendapatan yang ada dalam rangka memperkuat pelaksanaan otonomi daerah dan meningkatkan kemandirian daerah. Dalam menentukan besarnya rencana pendapatan daerah, langkah yang perlu diambil adalah melakukan evaluasi dan simulasi terhadap komponen pendapatan daerah yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Pendapatan Daerah Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 ditargetkan sebesar Rp. 969.777.282.805,00, atau diproyeksikan naik sebesar 13,88 persen dibandingkan dengan target APBD Induk Tahun 2015. Adapun Proyeksi Pendapatan Daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan serta Lain -Lain Pendapatan Daerah yang Sah dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.4 Proyeksi Pendapatan Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 No Uraian Proyeksi RKPD Tahun 2016 (Rp) 1. PENDAPATAN 1.1 Pendapatan Asli Daerah 42.082.710.000,00 Pajak Daerah 5.180.010.000,00 Retribusi Daerah 10.577.700.000,00 Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah Yang 1.650.000.000,00 Dipisahkan Lain-lain PAD Yang Sah 24.675.000.000,00 1.2 Dana Perimbangan 809.054.912.739,00 Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak 179.752.349.000,00 Dana Alokasi Umum 535.415.664.795,00 Dana Alokasi Khusus 93.886.898.944,00 1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 118.639.660.066,00 Hibah 250.000.000,00 Dana Darurat 0,00 Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 15.279.116.250,00 RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016 halaman III. 9

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 56.387.825.000,00 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau 21.574.417.816,00 Pemerintah Daerah Lainnya Pendapatan Lainnya 25.148.301.000,00 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah dan BPKAD Kabupaten OKU Selatan 2015 3.2.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah Belanja Daerah Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka membiayai berbagai pelaksanaan urusan pemerintahan dan pembangunan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Ambon yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah. Dalam menentukan besaran belanja yang dianggarkan senantiasa akan berlandaskan kepada prinsip disiplin anggaran yaitu prinsip kemandirianyang selalu mengupayakan peningkatan sumber-sumber pendapatan sesuai dengan potensi daerah, prinsip prioritas yang diartikan bahwa pelaksanaan anggaran selalu mengacu pada prioritas pembangunan daerah, prinsip efisiensi dan efektivitas anggaran (anggaran berbasis kinerja) yang mengarahkan bahwa penyediaan anggaran dan penghematansesuai dengan skala prioritas.belanja penyelenggaraan pembangunan diprioritaskan untuk pelayanan publik, kesejahteraan rakyat dan daya saing ekonomi sebagai upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial serta fasilitas umum yang layak. Sehubungan dengan itu, proyeksi belanjatahun 2016 adalah sebesar Rp. 1.066.506.564.282,00atau meningkat sebesar4,03% dari APBD Induk Tahun 2015. Komponen Belanja Daerah tahun 2016 terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 505.242.340.282,00dan Belanja Langsung sebesar Rp. 561.264.224.000,00 dengan persentase BTL : BL adalah 47,37 : 52,63 persen. Berikut disampaikan realisasi dan proyeksi belanja daerah dalam kurun waktu tahun 2012 s.d 2016 seperti tertuang dalam tabel 3.5 dibawah ini : RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016 halaman III. 10

Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2012 s.d Tahun 2016 No Uraian Realisasi Tahun 2012 (Rp) Realisasi Tahun 2013 (Rp) Realisasi Tahun 2014 (Rp) Proyeksi Tahun 2015* (Rp) Proyeksi Tahun 2016* (Rp) BELANJA A TIDAK LANGSUNG 1 Belanja Pegawai 275.939.944.968,00 321.226.099.077,00 345.224.389.196,00 411.196.713.755,04 446.148.434.424,22 2 Belanja Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3 Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4 Belanja Hibah 3.726.542.800,00 6.292.600.000,00 14.596.228.000,00 26.000.000.000,00 2.000.000.000,00 5 Belanja Bantuan Sosial 6 Belanja Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa 8 Belanja Tidak Terduga Jumlah Belanja Tidak Langsung 50.000.000,00 1.798.096.000,00 1.009.220.000,00 754.000.000,00 500.000.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 22.248.545.379,00 27.340.455.379,00 27.211.989.081,00 53.512.751.357,00 53.512.751.357,00 1.912.531.685,00 771.081.500,00 914.312.932,00 1.160.184.141,90 3.081.154.500,78 303.877.564.832,00 357.428.331.956,00 388.956.139.209,00 492.623.649.253,94 505.242.340.282,00 B BELANJA LANGSUNG Belanja Pegawai 20.136.667.250,00 22.278.940.750,00 0,00 17.546.128.362,78 0,00 Belanja Barang 103.751.287.306,35 139.831.161.891,54 0,00 154.434.174.575,49 0,00 dan Jasa Belanja Modal 268.263.447.396,68 314.962.154.725,94 0,00 360.538.327.294,79 0,00 Jumlah Belanja Langsung 392.151.401.953,03 477.072.257.367,48 499.796.486.186,20 532.518.630.233,06 561.264.224.000,00 Sumber :BPKAD Kabupaten OKU Selatan 2015 Keterangan : * Data Proyeksi Kebijakan pengelolaan belanja daerah tahun 2016 diarahkan kepada : 1. Penyusunan alokasi belanja menggunakan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. 2. Prioritas anggaran belanja adalah untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD dalam melaksanakan kewajiban daerah yang menjadi urusannya. 3. Setiap peningkatan alokasi belanja harus diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 4. Besarnya plafon anggaran harus realistis yaitu disesuaikan dengan kondisi kemampuan keuangan daerah dan prioritas kebutuhan daerah serta pertimbangan kinerja. 5. Penentuan kebijakan belanja daerah selain didasarkan pada prioritas kegiatan SKPD dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi penganggaran tahun sebelumnya dengan tetap berpedoman pada Rencana Strategis (Renstra). 6. Pemerintah Daerah dapat melakukan intervensi kebijakan belanjapada sektor-sektor strategis yang dapat mempengaruhi sistem dan mekanisme pasar secara menyeluruh. RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016 halaman III. 11

3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup : sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA); pencairan dana cadangan; hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; penerimaan pinjaman daerah; penerimaan kembali pemberian pinjaman; dan penerimaan piutang daerah. Struktur pembiayaan daerah untuk sumber penerimaan pembiayaan tahun 2016, antara lain dari SiLPA tahun sebelumnya, serta diupayakan untuk mendapatkan sumber-sumber lain seperti telah disebutkan di atas. Komponen penyediaan dana di sektor Penerimaan Pembiayaan difokuskanpada dua aspek. Pertama adalah memprediksi kemampuan penerimaan yang akan dicapai sampai dengan akhir tahun anggaran 2015, dengan memperhitungkan kemungkinan terjadinya kelebihan penerimaan. Kemudian yang kedua adalah estimasi efisiensi yang akan terjadipada pelaksanaan APBD 2015 yaitu perkiraan selisih positif antara pengeluaran riil dengan anggaran yang disediakan. Dari kedua aspek ini akan menghasilkan angka-angka yang dikelompokkan menjadi komponen Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun 201 6, sebagai penunjang sektor Penerimaan Pembiayaan Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup : pembentukan dana cadangan; penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; pembayaran pokok utang; dan pemberian pinjaman daerah. Dalam Penyusunan APBD pemanfaatan segala potensi dengan penggunaan sumber daya harus secara efisien, efektif dan optimal.sehingga perlu didasari oleh prinsip-prinsip anggaran yangmemungkinkan terjadinya surplus, namun bilamana dipandang perlu dengan mengingat kepentingan pembangunan daerah maka Pemerintah Kota bisa melakukan penganggaran yang melebihi kapasitas keuangannya atau defisit. Realisasi penerimaan pembiayaan selama 2(dua) tahun terakhir (tahun 2013-2014) dari tahun ke tahun diambil dari sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan, RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016 halaman III. 12

sehingga penerimaan pembiayaan pada tahun 2016 dapat diprediksi sebagaimana penerimaan pembiayaan yangbersumber dari SILPA tahun 2013 sebesar Rp.123.943.316.764,55,-, tahun 2014 sebesarrp. 135.159.095.155,81,-dan tahun 2015 sebesar Rp. 70.576.781.477,00,- Tabel 3.6 Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah Tahun 2012 s.d Tahun 2016 No Uraian 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya 2 Pencairan Dana Cadangan 3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4 Penerimaan Pinjaman Daerah 5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Realisasi Tahun 2012 (Rp) Realisasi Tahun 2013 (Rp) Realisasi Tahun 2014 (Rp) Proyeksi Tahun 2015* (Rp) Proyeksi Tahun 2016* (Rp) 110.202.539.519,61 123.943.316.764,55 135.159.095.155,81 70.576.781.477,00 96.729.281.477,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6 Penerimaan Piutang Daerah 0,00 6.806.810.300,00 6.733.514.491,87 21.896.336.760,00 0,00 Jumlah Penerimaan 110.202.539.519,61 130.750.127.064,55 141.892.609.647,68 92.473.118.237,00 96.729.281.477,00 Pembiayaan Sumber :BPKADKabupaten OKU Selatan Tahun 2015 Keterangan : * Data Proyeksi RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016 halaman III. 13