Faktor-Faktor Keberhasilan

dokumen-dokumen yang mirip
REVITALISASI KEHUTANAN

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

V. RANCANGAN PROGRAM

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN, STRATEGI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BUPATI BANGKA KATA SAMBUTAN

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,

BAB 4 VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATGEI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB III : STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan yang signifikan, sumber:

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

VI. PERUMUSAN STRATEGI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS.

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS

BAB II PERENCANAAN KINERJA

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Weakness, Opportunity and Threath). Dengan hasil pada masing-masing

LAMPIRAN 2 SWOT ANALISYS AIR LIMBAH KOTA LANGSA

Ditulis oleh Administrator Sabtu, 02 Pebruari :19 - Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 02 Pebruari :20

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

ARTIKEL STRATEGI PENANGANAN KEBENCANAAN DI KOTA SEMARANG (STUDI BANJIR DAN ROB) Penyusun : INNE SEPTIANA PERMATASARI D2A Dosen Pembimbing :

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V PENUTUP. a. Forum Informal; b. Studi Banding; c. Focus Group Discussion (FGD); d.

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

BAB V INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN PELUANG

Perencanaan Stratejik, Pertemuan ke 4

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA BAB IV

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

: Terwujudnya perumusan kebijakan dan koordinasi dalam rangka pengelolaan sumber daya alam Kabupaten Tulungagung

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

REPETA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2004

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e

JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA) Konsep Proposal Tugas Akhir diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mengikuti perkuliahan Tugas Akhir

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA SORONG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

7. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI KAWASAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL KOTA MAKASSAR

BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA

Program dan Kegiatan Strategis

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RENCANA STRATEGI KEGIATAN INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT DI KABUPATEN SUKABUMI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Ikhtisar Eksekutif TUJUAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Bab II Perencanaan Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II RENCANA STRATEJIK

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PERUMUSAN HASIL RAKOR DITJEN KEBUDAYAAN 2016

VISI DAN MISI. "Terwujudnya Garut yang Mandiri dalam Ekonomi, Adil dalam Budaya dan Demokratis dalam Politik Menuju Ridlo Allah SWT.

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


BAB III METODE PENELITIAN

Tabel Skor Air Limbah Domestik Skor

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2015 BAGIAN UMUM. Padang yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Padang No. 15 tahun 2008.

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Kualitas Pelayanan Informasi Kependudukan dengan. Menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

MENYUSUN STRATEGI. "Strategi yang paling sukses berakar pada visi, bukan rencana".

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA Jalan Pahlawan No. 01, Telp. (0362) Singaraja Web Site :

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

ANGKET MENENTUKAN BOBOT UNTUK SETIAP FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS INTERNAL KEKUTAN (STRENGTH)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT DINAS KEHUTANAN. Komplek Pertanian Sukomananti Padang Tujuah

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

Kata Kunci : Percepatan pembangunan, IFAS, EFAS, SWOT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan paduserasi TGHK RTRWP, luas hutan Indonesia saat ini

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Transkripsi:

Faktor-Faktor Keberhasilan Untuk mencapai tujuan pembangunan sebagaimana yang telah direncanakan, perlu diketahui faktor-faktor kunci keberhasilan dan strategi pelaksanaan. Untuk identifikasi faktor kunci keberhasilan dan perumusan strategi ini digunakan análisis SWOT. Analisis SWOT yang terdiri dari analisis internal dan eksternal, digunakan untuk menentukan dan menganalisa strategi dimaksud, karena faktor-faktor internal dan eksternal di dalam pembangunan memiliki tingkat kohesi dan kombinasi yang tinggi untuk saling mempengaruhi. Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), kajian internal pada hakekatnya merupakan analisis dan evaluasi atas kondisi, kinerja dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan. Sedangkan analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kesempatan (Opportunity) dan tantangan (Threat). Berikut ini matrik identifikasi faktor-faktor eksternal dan internal yang digunakan dalam analisis SWOT dalam AMPL-BM Kabupaten Bangka. Tabel 13. Identifikasi Faktor Strategis Eksternal AMPL Kabupaten Bangka Faktor Strategis Eksternal Deskripsi Respon Pemda Kesempatan 1. MDG s 2. Otonomi Daerah 3. Dukungan NGO Lokal (perguruan tinggi, LSM, ormas) 4. Peraturan UU LH dan Sumber Daya Air 1. Kesempatan melaksanakan kebijakan AMPL 2. Kemudahan program AMPL 3. Dukungan banyak pihak 4. Perlindungan kawasan SDA dan LH 1. Renstra AMPL 2. Dukungan sarana dan prasarana AMPL 3. Fasilitasi NGO lokal 4. Penertiban dan kelestarian lingkungan hidup dan SDA

Ancaman 1. Illegal Logging 2. Kurangnya kesadaran 3. TI (tambang rakyat) dan asosiasi 1. Cadangan air berkurang 2. a. KLB Malaria dan diare b. Mempersulit program AMPL 3.Mempercepat proses kerusakan lingkungan dan SDA 1. Reklamasi, reboisasi dan rehabilitasi 2. a. JKSS, abatisasi b. Sosialisasi /memperkuat kelembagaan 3. Penertiban tambang Tabel diatas memperlihatkan bahwa faktor strategis eksternal dalam aspek kesempatan (opportunity), terdapat setidaknya empat opportunity utama yang dapat digunakan untuk mencapai visi renstra AMPL, yaitu; (i) ratifikasi MDG s yang menjadi referensi estándar bagi seluruh negara; (ii) otonomi daerah dan desentralisasi pemerintahan yang memungkinkan pemerintah daerah membuat perencanaan dan melaksanakan pembangunan tanpa terlalu banyak intervensi dari pemerintah pusat; (iii) dukungan dan komitmen dari berbagai NGO local, terutama perguruan tinggi, LSM yang bergerak di wilayah AMPL dan organisasi massa yang peduli AMPL; dan (iv) adanya peraturan perundang-undangan yang memberikan payung hukum bagi pelanggaran terhadap lingkungan hidup, pertambangan, sumberdaya air dan peraturan lain yang terkait. Dari sisi faktor strategis eksternal dalam aspek ancaman (threats), terdapat setidaknya empat opportunity utama yang dapat digunakan untuk mencapai visi renstra AMPL, yaitu; (i) maraknya aktivitas illegal logging yang membuat banyak kawasan hutan, baik hutan produksi maupun hutan lindung yang seharusnya menjadi cadangan sumberdaya air potencial menjadi kritis. Pertumbuhan pesat sector bangunan dan penggunaannya dalam sector kelautan terutama bagan, menjadikan ilegal logging sebagai ancaman serius bagi pencapaian visi AMPL; (ii) rendahnya kesadaran untuk

berperilaku hidup bersih dan sehat, seringkali menjadikannya sebagai faktor pencetus terjadinya wabah diare dan penyakit malaria; (iii) marak dan tidak terkendalinya aktivitas tambang timah inkonvensional, menjadikan banyak kawasan-kawasan lindung yang beralih fungsi menjadi kawasan-kawasan pertambangan. Persoalannya menjadi lebih kompleks ketika asosiasi yang menaungi para penambang timah rakyat, justru banyak mengambil kebijakan yang tidak pro kelestarian llingkungan hidup dan keberlanjutan SDA. Disamping faktor strategis eksternal, faktor keberhasilan lain yang sama pentingnya adalah faktor strategis internal. Selengkapnya identifikasi faktor strategis internal tersebut tersaji pada tabel berikut. Tabel 14. Identifikasi Faktor Strategis Internal AMPL Kabupaten Bangka Faktor Strategis Internal Deskripsi Respon PEMDA Kekuatan 1. Dukungan PEMDA 2. SDA tersedia 3. Motivasi hidup sehat Kelemahan 1. SDM aparatur rendah 2. Anggaran rendah 3. Faktor geografis 4. Sarana dan prasarana kurang 5. Budaya 1. Perubahan kebijakan 2. Kemudahan pelaksanaan AMPL 3. Usaha maksimal 1. Inkoordinasi 2. Tingkat pencapaian 3. Tingkat pencapaian 4. Tingkat pencapaian 5. Tingkat pencapaian 1. Renstra 2. Pelestarian dan Penertiban 3. Fasilitasi 1. Intensifikasi Rakor 2. Peningkatan anggaran AMPL secara bertahap 3. Identifikasi sumber air 4. Pembangunan sarana dan prasarana 5. Sosialisasi

Tabel diatas memperlihatkan bahwa dari sisi kekuatan (strength) dalam aspek internal, setidaknya terdapat tiga faktor utama yang sangat berkorelasi terhadap pencapaian visi AMPL. Ketiga faktor tersebut adalah: (i) dukungan pemda yang memadai, baik dari sisi budget maupun kebijakan yang pro AMPL. Faktor ini menjadi sangat penting, karena menunjukkan fungsi langsung sebagai fasilitator sekaligus regulator dalam pembangunan yang harus berkelanjutan dengan terus memberikan peluang kehiudupan yang sama untuk generasi masa depan; (ii) sumber daya alam yang langsung terkait dengan AMPL yang belum terdegradasi masih potensial, sedangkan SDA yang terdegradasi masih sangat mungkin untuk di rehabilitasi dan dikembalikan fungsinya; dan (iii) motivasi hidup sehat yang terus meningkat, membuat faktor-faktor yang berhubungan dengan AMPL tetap akan menkjadi concern utama. Analisis lanjutan yang dilakukan setelah dilakukan identifikasi faktor keberhasilan eksternal dan internal adalah analisis SWOT. Mengingat output SWOT harus lebih fokus spesifik, maka dilakukan pembobotan terhadap faktor-faktor eksternal dan internal tersebut. Pembobotan dilakukan untuk mendapatkan faktor utama yang langsung berkaitan dengan strategi yang akan dipilih. Selengkapnya analisis SWOT Renstra AMPL Kabupaten Bangka tersaji pada tabel berikut. Tabel 15 : Matriks Analisis SWOT Renstra AMPL-BM Kabupaten Bangka. Eksternal Internal Kekuatan (S) S1. Dukungan PEMDA S2. SDA tersedia Kelemahan (W) W2. Terbatasnya anggaran W5. Budaya

Kesempatan (O) O4. Peraturan LH dan SDA O1. MDG s Ancaman (T) T2. Kurangnya kesadaran T3. Tambang Inkonvensional (TI) dan asosiasi 1. Penggunaan dukungan PEMDA untuk menerapkan peraturan LH dan SDA 2. Penggunaan dukungan PEMDA untuk mencapai MDG s 3. Optimalisasi SDA yang tersedia dengan mematuhi peraturan LH dan SDA 4. Optimalisasi SDA yang tersedia untuk mencapai MDG s 1. Optimalisasi dukungan PEMDA untuk meningkatkan kesadaran 2. Optimalisasi dukungan PEMDA untuk mengurangi dampak negatif TI 3. Penggunaan SDA yang ada dengan bijaksana untuk meningkatkan kesadaran 4. Optimalisasi SDA tersedia dengan penambangan yang ramah lingkungan 1. Penegakan aturan/peraturan LH dan SDA semaksimal mungkin untuk menghemat anggaran 2. Mejalankan MDG s berbasis untuk menghemat anggaran 3. Penegakan aturan LH dan SDA untuk mengubah perilaku 4. Menjalankan MDG s berbasis untuk mengubah perilaku 1. Memanfaatkan anggaran yang ada untuk meningkatkan kesadaran 2. Memanfaatkan anggaran yang ada untuk mendorong TI agar ramah lingkungan 3. Peningkatan kesadaran untuk mengubah perilaku 4. Peningkatan kesadaran untuk mendorong TI yang ramah lingkungan Analisis SWOT diatas memperlihatkan bahwa terdapat setidaknya terdapat 16 strategi utama yang harus diterjemahkan dalam bentuk program dan kegiatan agar visi AMPL-BM dapat tercapai. Secara umum strategi tersebut dikategorikan dalam empat kelompok sebagai berikut: 1. Strategi S-O adalah: (i) penggunaan dukungan PEMDA untuk menerapkan peraturan LH dan SDA; (ii) penggunaan dukungan PEMDA untuk mencapai MDG s; (iii) optimalisasi SDA yang tersedia dengan mematuhi peraturan LH dan SDA; dan (iv) ptimalisasi SDA yang tersedia untuk mencapai MDG s. 2. Strategi S-T adalah; (i) Optimalisasi dukungan PEMDA untuk meningkatkan kesadaran ; (ii) optimalisasi dukungan PEMDA untuk mengurangi dampak negatif TI; (iii) penggunaan

SDA yang ada dengan bijaksana untuk meningkatkan kesadaran ; dan (iv) optimalisasi SDA tersedia dengan penambangan yang ramah lingkungan 3. Strategi W-O adalah; (i) Penegakan aturan/peraturan LH dan SDA semaksimal mungkin untuk menghemat anggaran; (ii) menjalankan MDG s berbasis untuk menghemat anggaran; (iii) penegakan aturan LH dan SDA untuk mengubah perilaku ; dan (iv) menjalankan MDG s berbasis untuk mengubah perilaku. 5. Strategi W-T adalah; (i) Memanfaatkan anggaran yang ada untuk meningkatkan kesadaran ; (ii) memanfaatkan anggaran yang ada untuk mendorong TI agar ramah lingkungan; (iii) meningkatan kesadaran untuk mengubah perilaku; (iv) meningkatan kesadaran untuk mendorong TI yang ramah lingkungan.