PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan Entitas Anaknya

dokumen-dokumen yang mirip
8 Universitas Sumatera Utara BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT GARUDA METALINDO Tbk

30 Juni 31 Desember

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

30 September 31 Desember Catatan

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK. DAN ENTITAS ANAK


PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK. DAN ENTITAS ANAK

Laporan Keuangan Konsolidasian Beserta Laporan Auditor Independen PT ALAM KARYA UNGGUL Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT POOL ADVISTA INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 MARET 2018

PT Alam Karya Unggul Tbk (d/h PT Aneka Kemasindo Utama Tbk) dan Entitas Anak

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3-4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5



PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT GARUDA METALINDO Tbk

P.T VICTORIA INVESTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2017 (TIDAK AUDIT)

P.T. VICTORIA INVESTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1

PT LION METAL WORKS Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MARGA ABHINAYA ABADI Tbk (d/h PT LINTAS INSANA WISESA) DAN ENTITAS ANAKNYA

ASET Catatan 31 Maret Desember 2012

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK. (D/H PT GENTA SABDA NUSANTARA) DAN ENTITAS ANAK

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

Pedoman Tugas Akhir AKL2

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

Catatan 31 Maret Maret 2010

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2016 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT POOL ADVISTA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1-2

JUMLAH ASET LANCAR

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT LINTAS INSANA WISESA DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN KEUANGAN. 30 Juni 2016 dan PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk. Jalan P. Jayakarta No. 55 Mangga Dua Selatan Sawah Besar Jakarta Pusat

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2017 dan 2016 (Tidak diaudit)

BADAN MEDIASI PEMBIAYAAN, PEGADAIAN DAN VENTURA INDONESIA (BMPPVI)

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT VICTORIA INSURANCE Tbk

Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan Beserta Laporan Auditor Independen

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT CHAMPION PACIFIC INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT TEMPO INTI MEDIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA DAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR TANGGAL 30 SEPTEMBER 2017

Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Desember beserta Laporan Auditor Independen

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT CHAMPION PACIFIC INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 MARET 2017 SERTA PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGALTERSEBUT ( TIDAK DIAUDIT )

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2017 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT LIPPO SECURITIES Tbk

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2016 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT)

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

BAB III METODE PENELITIAN

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Pada Dan Untuk Periode-Periode Yang Berakhir Tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013 Dan 30 September 2013

PT TRUST FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT POOL ADVISTA INDONESIA, Tbk LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT TEMPO INTI MEDIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA DAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR TANGGAL 31 MARET 2017

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan keuangan konsolidasian untuk tiga (3) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

Transkripsi:

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan Entitas Anaknya Laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian... 1-3 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 4-5 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian... 6 Laporan Arus Kas Konsolidasian... 7-8 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian... 9-146 Informasi Tambahan... 147-152 *****************************

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan kembali - Catatan 44) 1 Januari 2014/ Catatan 31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 4,8,40,41 3.896.019.023.936 4.973.600.218.549 5.585.597.978.946 Kas yang dibatasi penggunaannya 5,8,41 3.795.524.993.995 194.878.948.416 172.500.000.000 Piutang usaha - neto 6,40,41 Pihak ketiga 542.972.496.794 715.264.974.143 889.056.872.162 Pihak-pihak berelasi 8 63.649.638.397 63.288.003.457 61.810.433.640 Piutang lain-lain - neto 7,41 Pihak ketiga 824.896.985.946 1.294.088.542.931 1.395.353.441.164 Pihak-pihak berelasi 8 88.530.773.614 119.684.980.960 181.571.431.787 Persediaan - neto 9 4.686.218.583.645 5.681.484.839.732 6.139.512.918.837 Pajak dibayar di muka 22a 802.664.443.469 273.036.693.650 448.113.137.166 Aset lancar lainnya 10,41 646.699.892.520 597.762.240.823 699.937.613.771 Total Aset Lancar 15.347.176.832.316 13.913.089.442.661 15.573.453.827.473 ASET TIDAK LANCAR Piutang lain-lain jangka panjang - neto 11,41 Pihak ketiga 631.099.456.250 694.272.317.867 424.553.886.977 Pihak-pihak berelasi 8 42.549.117.912 37.316.186.486 9.124.510.670 Investasi saham 12 175.459.759.924 255.423.707.852 376.243.199.413 Aset pajak tangguhan - neto 22f 1.658.390.334.478 1.385.289.434.571 1.261.713.422.701 Tanaman perkebunan 13 Tanaman menghasilkan - neto 19.284.209.303.811 16.071.726.357.103 13.450.858.240.099 Tanaman belum menghasilkan - neto 13.509.253.841.342 14.134.960.119.781 13.170.608.759.759 Tanaman semusim 75.122.870.747 90.415.302.511 83.484.002.990 Tanaman kayu 203.109.326.160 187.935.911.876 157.775.215.006 Aset tetap - neto 14 55.757.438.863.116 16.681.477.451.708 15.629.470.338.364 Beban tangguhan hak atas tanah - neto 15 428.210.263.985 455.690.713.949 535.803.280.835 Pembibitan 16 169.189.383.686 218.885.195.956 350.109.987.513 Taksiran tagihan pajak dan keberatan atas hasil pemeriksaan pajak 22b 1.026.973.286.282 944.023.060.684 750.781.850.123 Aset tidak lancar lainnya - neto 17 1.412.061.769.829 849.120.309.826 996.939.742.340 Total Aset Tidak Lancar 94.373.067.577.522 52.006.536.070.170 47.197.466.436.790 TOTAL ASET 109.720.244.409.838 65.919.625.512.831 62.770.920.264.263 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 1

LIABILITAS DAN EKUITAS PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan kembali - Catatan 44) 1 Januari 2014/ Catatan 31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013 LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek 18,41 5.436.145.254.018 4.910.598.368.110 4.528.895.564.086 Utang usaha 19,41 Pihak ketiga 4.303.053.910.291 3.927.500.891.828 3.896.708.788.303 Pihak-pihak berelasi 8 490.116.931.991 622.704.934.615 203.746.630.630 Utang lain-lain 20,41 Pihak ketiga 1.311.355.125.494 1.771.323.011.675 2.421.685.223.277 Pihak-pihak berelasi 8 574.163.430.943 567.206.801.983 422.407.084.927 Uang muka pelanggan 21 1.400.710.688.457 1.807.640.075.473 1.224.371.412.346 Utang pajak 22c 847.072.945.750 713.271.579.810 508.640.968.261 Biaya masih harus dibayar 23,41 1.784.850.036.203 1.636.840.575.592 1.376.790.171.802 Bagian pendapatan diterima di muka jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 25 2.489.732.808 1.876.096.444 696.444.444 Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 8,26,41 4.066.892.385.953 3.822.989.948.659 2.763.918.415.151 Bagian liabilitas imbalan kerja karyawan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 27 894.003.657.726 1.209.930.431.787 1.145.297.904.492 Total Liabilitas Jangka Pendek 21.110.854.099.634 20.991.882.715.976 18.493.158.607.719 LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang lain-lain jangka panjang 24,41 Pihak ketiga 151.525.467.215 145.555.034.860 303.322.644.105 Pihak-pihak berelasi 8 48.820.568.985 85.663.306.282 84.442.553.967 Pendapatan diterima di muka - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 8,25 215.260.790.005 215.593.952.932 2.471.555.556 Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 8,26,41 22.734.557.706.378 20.825.908.634.994 19.949.756.188.378 Liabilitas imbalan kerja karyawan 27 10.909.530.660.154 10.312.079.471.843 9.768.319.964.042 Liabilitas pajak tangguhan - neto 22f 238.849.260.107 53.399.495.917 1.533.850.703 Total Liabilitas Jangka Panjang 34.298.544.452.844 31.638.199.896.828 30.109.846.756.751 TOTAL LIABILITAS 55.409.398.552.478 52.630.082.612.804 48.603.005.364.470 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 2

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan kembali - Catatan 44) 1 Januari 2014/ Catatan 31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013 EKUITAS Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Modal saham - nilai nominal Rp1.000.000 per saham Modal dasar - 54.000.000 saham (2014: 54.000.000 saham dan 2013: 13.100.100 saham) Modal ditempatkan dan disetor penuh - 13.511.677 saham (2014: 13.511.677 saham dan 2013: 3.321.298 saham) 28 13.511.677.000.000 13.511.677.000.000 3.321.298.000.000 Komponen ekuitas lainnya 28 290.262.744.836 (1.549.983.127.123) (25.916.679.561) Penghasilan komprehensif lain 35.084.842.710.918 - - Saldo laba Ditentukan penggunaannya 1.603.336.878.563 1.382.582.105.974 1.142.299.461.447 Belum ditentukan penggunaannya (1.253.924.678.727) (1.190.653.516.259) (247.027.977.779) Ekuitas merging entities - - 9.842.752.802.980 Total Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk 49.236.194.655.590 12.153.622.462.592 14.033.405.607.087 Kepentingan Non-pengendali 2 5.074.651.201.770 1.135.920.437.435 134.509.292.706 Total Ekuitas 54.310.845.857.360 13.289.542.900.027 14.167.914.899.793 TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 109.720.244.409.838 65.919.625.512.831 62.770.920.264.263 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 3

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan kembali - Catatan 44) Catatan 31 Desember 2015 31 Desember 2014 PENDAPATAN 30 36.212.111.250.438 39.497.963.053.859 BEBAN POKOK PENDAPATAN 31 27.740.612.719.989 30.660.467.827.069 LABA BRUTO 8.471.498.530.449 8.837.495.226.790 Beban pemasaran dan penjualan 32 (734.080.233.419) (704.367.964.189) Beban umum dan administrasi 33 (5.676.027.345.735) (5.603.074.548.177) Penghasilan operasi lain 34 987.238.141.134 996.041.907.378 Pajak final atas penghasilan operasi lain - (11.000.000.000) Beban operasi lain 35 (1.461.780.323.533) (903.088.510.224) LABA USAHA 1.586.848.768.896 2.612.006.111.578 Bagian laba (rugi) entitas asosiasi (33.924.816.241) 10.838.456.765 Penghasilan keuangan 193.601.793.123 280.628.346.626 Pajak final atas penghasilan keuangan (34.794.571.216) (54.214.138.423) Beban keuangan 36 (1.868.328.848.197) (1.557.012.531.428) LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN (156.597.673.635) 1.292.246.245.118 BEBAN PAJAK PENGHASILAN 22d (456.668.066.669) (848.645.402.125) LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (613.265.740.304) 443.600.842.993 Penghasilan komprehensif lain: Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi: Surplus revaluasi aset tetap 14 38.825.207.123.972 - Rugi pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja karyawab 27 (398.088.001.569) (1.209.258.126.815) Laba penyesuaian liabilitas keuangan, neto 5.458.804.776 - Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi 159.782.933.918 289.228.439.394 Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi: Aset keuangan tersedia untuk dijual - neto (415.367.940) 504.418.946 Penghasilan (rugi) komprehensif lain, setelah pajak 38.591.945.493.157 (919.525.268.475) TOTAL PENGHASILAN (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN SEBELUM PENYESUAIAN LABA MERGING ENTITIES 37.978.679.752.853 (475.924.425.482) LABA MERGING ENTITIES Pemilik entitas induk - (95.682.331.481) TOTAL PENGHASILAN (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN SETELAH PENYESUAIAN LABA MERGING ENTITIES 37.978.679.752.853 (571.606.756.963) Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 4

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tahun yang Be rakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan kembali - Catatan 44) Catatan 31 Desember 2015 31 Desember 2014 Laba (Rugi) Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada: Pemilik entitas induk (529.953.161.520) 325.443.533.231 Kepentingan non-pengendali (83.312.578.784) 22.474.978.281 Total (613.265.740.304) 347.918.511.512 Total Penghasilan (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada: Pemilik entitas induk 34.374.954.700.903 (673.854.004.205) Kepentingan non-pengendali 3.603.725.051.950 102.247.247.242 Total 37.978.679.752.853 (571.606.756.963) LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 37 (39.222) 55.452 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 5

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 Modal saham Saldo laba ditempatkan Komponen Penghasilan dan disetor ekuitas komprehensif Telah ditentukan Belum ditentukan Ekuitas Kepentingan Total Catatan penuh lainnya lain penggunaannya penggunaannya Merging Entities Total Non-pengendali Ekuitas Saldo 1 Januari 2014/31 Desember 2013 3.321.298.000.000 445.013.802.960-1.142.299.461.447 369.665.244.527 15.064.941.830.036 20.343.218.338.970 119.531.958.048 20.462.750.297.018 Penyesuaian neto yang timbul dari penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 (Revisi 2013) Imbalan kerja - (470.930.482.521) - - (616.693.222.306) (5.222.189.027.056) (6.309.812.731.883) 14.977.334.658 (6.294.835.397.225 ) Saldo 1 Januari 2014/31 Desember 2013 (disajikan kembali) 3.321.298.000.000 (25.916.679.561) - 1.142.299.461.447 (247.027.977.779) 9.842.752.802.980 14.033.405.607.087 134.509.292.706 14.167.914.899.793 Laba tahun berjalan - - - - 325.443.533.231 95.682.331.481 421.125.864.712 22.474.978.281 443.600.842.993 Pembagian dividen 29 - - - (18.483.000.000) (110.899.600.000) - (129.382.600.000) (428.422.293) (129.811.022.293 ) Pengalihan ke saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya 29 - - - 258.765.644.527 (258.765.644.527) - - - - Penambahan modal saham melalui pengalihan saham milik Pemerintah 10.190.379.000.000 - - - - - 10.190.379.000.000-10.190.379.000.000 Setoran modal dari kepentingan non-pengendali - - - - - - - 379.760.495.553 379.760.495.553 Transaksi kombinasi bisnis dengan - entitas sepengendali 28 - (1,524.066.447.562) - - 99.893.710.252 (9.938.435.134.461) (11.362.607.871.771) 504.685.476.765 (10.857.922.395.007 ) Rugi pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja karyawan - - - - (999.297.537.436) - (999.297.537.436) 79.772.268.962 (919.525.268.474 ) Pengembalian dana PKBL - - - - - - - 58.500.000 58.500.000 Perubahan kepentingan non-pengendali - - - - - - - 15.087.847.462 15.087.847.462 Saldo 31 Desember 2014 (disajikan kembali) 13.511.677.000.000 (1.549.983.127.123 ) - 1.382.582.105.974 (1.190.653.516.259 ) - 12.153.622.462.592 1.135.920.437.435 13.289.542.900.027 Rugi tahun berjalan - - - - (529.953.161.520) - (529.953.161.520) (83.312.578.784) (613.265.740.304 ) Pembagian dividen 29 - - - - (346.352.718.720) - (346.352.718.720) (2.637.393.771) (348.990.112.491 ) Surplus revaluasi aset tetap - - 35.084.842.710.918 - - - 35.084.842.710.918 3.740.364.413.054 38.825.207.123.972 Pengalihan ke saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya 29 - - - 220.754.772.589 (220.754.772.589) - - - - Penambahan modal saham melalui perhitungan nilai wajar pengalihan saham milik Pemerintah 28-17.398.199.194.541 - - - - 17.398.199.194.541-17.398.199.194.541 Tambahan setoran modal 28-3.150.000.000.000 - - - - 3.150.000.000.000-3.150.000.000.000 Setoran modal dari kepentingan non-pengendali - - - - - - - 353.142.000.000 353.142.000.000 Transaksi kombinasi bisnis dengan entitas sepengendali 28 - (18.707.953.322.582) - - 1.213.724.338.856 - (17.494.228.983.726) 14.501.106.156 (17.479.727.877.570 ) Rugi pengukuran kembali atas liabilitas imbalan Kerja karyawan - - - - (179.934.848.495) - (179.934.848.495) (53.326.782.320) (233.261.630.815 ) Perubahan kepentingan non-pengendali - - - - - - - (30.000.000.000) (30.000.000.000 ) Saldo 31 Desember 2015 13.511.677.000.000 290.262.744.836 35.084.842.710.918 1.603.336.878.563 (1.253.924.678.727 ) - 49.236.194.655.590 5.074.651.201.770 54.310.845.857.360 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 6

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan kembali - Catatan 44) Catatan 31 Desember 2015 31 Desember 2014 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 36.761.200.989.853 41.494.806.140.753 Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (30.968.111.783.987) (34.538.123.736.650) Pembayaran kas beban operasi dan lain-lain (580.339.159.424) (793.706.588.492) Kas yang diperoleh dari operasi 5.212.750.046.442 6.162.975.815.611 Penerimaan kas lainnya 2.772.024.329.779 2.522.167.641.830 Penerimaan dari restitusi pajak penghasilan 127.941.578.378 76.417.791.617 Penerimaan bunga 89.290.728.686 116.573.945.535 Pembayaran kas lainnya (1.005.308.184.006) (1.070.777.722.698) Pembayaran pajak (1.915.802.779.354) (1.979.581.836.804) Pembayaran bunga (2.592.932.502.002) (2.533.912.951.421) Kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi 2.687.963.217.923 3.293.862.683.670 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil dari penjualan aset tetap 270.243.246.047 304.166.909.138 Penerimaan dividen kas 80.350.672.446 52.443.221.094 Penerimaan bunga 40.744.735.180 64.477.419.401 Penerimaan dari divestasi entitas asosiasi 30.650.314.000 96.071.566.666 Penambahan properti investasi (385.722.768) - Penambahan hewan ternak berumur panjang (2.978.087.400) (3.697.970.847) Penambahan aset tak berwujud (3.325.707.226) - Penambahan pembibitan (12.218.217.273) (20.678.306.743) Penempatan deposito (17.295.000.000) (139.270.672) Penambahan aset tidak lancar lainnya (18.158.978.800) (127.937.217.686) Penambahan piutang plasma dan KKPA (31.258.218.211) (28.564.234.502) Penambahan investasi pada entitas asosiasi dan afiliasi (33.451.016.487) (9.760.000.000) Penambahan tanaman aneka kayu (48.555.849.401) (63.217.573.582) Penambahan tanaman semusim (58.923.652.475) (12.263.003.785) Kenaikan beban ditangguhkan (107.974.257.552) (9.332.393.289) Penambahan aset tetap (2.497.097.769.046) (2.581.208.168.498) Penambahan tanaman perkebunan (2.738.765.391.352) (3.019.685.437.084) Penempatan kas yang dibatasi penggunaannya (3.520.000.000.000) - Kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi (8.668.398.900.318) (5.359.324.460.389) Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 7

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan kembali - Catatan 44) Catatan 31 Desember 2015 31 Desember 2014 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari pinjaman bank 12.430.259.312.076 8.648.764.950.153 Penerimaan setoran modal 3.500.000.000.000 - Penerimaan dari wesel bayar 674.871.860.000 73.000.000.000 Penerimaan dana PKBL dan KKPE 441.469.584.393 563.009.445.632 Penerimaan setoran modal pemegang saham non pengendali kepada entitas anak 25.585.000.000 13.160.000.000 Penerimaan dari pihak berelasi 393.721.379 1.368.818.433 Penerimaan dana stimulus - 41.336.363.637 Pembayaran utang denda deviden - (1.501.970.871) Pembayaran utang pembiayaan konsumen (44.544.010) - Pembayaran dividen dari entitas anak kepada KNP (2.629.529.582) (4.318.980) Pembayaran utang kepada pemegang saham non-pengendali (4.799.355.713) - Pembayaran utang kepada pemerintah Republik Indonesia (3.925.059.415) - Pembayaran tantiem (6.736.672.341) - Pembayaran utang forward sales (76.705.163.059) (28.180.608.136) Pembayaran sewa pembiayaan (80.827.328.972) (56.067.730.726) Pembayaran kepada pihak berelasi (95.266.444.000) (199.607.182.268) Pembayaran dividen (384.671.673.478) (412.707.372.768) Pembayaran wesel bayar (455.000.000.000) (300.000.000.000) Pembayaran program kemitraan dan bina lingkungan (817.788.878.002) (557.635.783.821) Pembayaran utang bank (10.228.925.443.446) (6.332.123.885.252) Kas neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan 4.915.259.385.830 1.452.810.725.033 PENURUNAN NETO KAS DAN SETARA KAS (1.065.176.296.565) (612.651.051.686) DAMPAK NETO SELISIH KURS ATAS KAS DAN SETARA KAS (12.404.898.048) 653.291.289 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 4.973.600.218.549 5.585.597.978.946 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 3.896.019.023.936 4.973.600.218.549 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 8

1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) ( Perusahaan ) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 8 tanggal 14 Februari 1996, sesuai dengan akta yang dibuat dihadapan Notaris Harun Kamil, S.H. No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-8331 HT.01.01.Th.96. tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996, tambahan No. 8674. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta No. 6 dari Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn. tanggal 3 Oktober 2014, mengenai Pernyataan keputusan rapat umum pemegang saham tentang perubahan struktur permodalan. Perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-06997.40.21.2014, tanggal 3 Oktober 2014. Perusahaan adalah hasil peleburan 3 (tiga) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero) dan PT Perkebunan V (Persero). Peleburan ketiga BUMN tersebut ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 Tahun 1996. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2014 tanggal 17 September 2014, tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero), ditetapkan bahwa Negara Republik Indonesia melakukan penambahan penyertaan modal ke dalam modal saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebesar 90% yang berasal dari pengalihan saham milik Negara Republik Indonesia pada PT Perkebunan Nusantara lainnya. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2014 pada tanggal 17 September 2014, maka: Bentuk badan usaha PT Perkebunan Nusantara I (Persero), PT Perkebunan Nusantara II (Persero), PT Perkebunan Nusantara IV (Persero), PT Perkebunan Nusantara V (Persero), PT Perkebunan Nusantara VI (Persero), PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero), PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), PT Perkebunan Nusantara X (Persero), PT Perkebunan Nusantara XI (Persero), PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) berubah menjadi Perseroan Terbatas yang tunduk sepenuhnya pada Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadi Pemegang Saham PT Perkebunan Nusantara I, PT Perkebunan Nusantara II, PT Perkebunan Nusantara IV, PT Perkebunan Nusantara V, PT Perkebunan Nusantara VI, PT Perkebunan Nusantara VII, PT Perkebunan Nusantara VIII, PT Perkebunan Nusantara IX, PT Perkebunan Nusantara X, PT Perkebunan Nusantara XI, PT Perkebunan Nusantara XII, PT Perkebunan Nusantara XIII dan PT Perkebunan Nusantara XIV masing-masing sebesar 90%. Kepemilikan saham milik Negara Republik Indonesia pada PT Perkebunan Nusantara I, PT Perkebunan Nusantara II, PT Perkebunan Nusantara IV, PT Perkebunan Nusantara V, PT Perkebunan Nusantara VI, PT Perkebunan Nusantara VII, PT Perkebunan Nusantara VIII, PT Perkebunan Nusantara IX, PT Perkebunan Nusantara X, PT Perkebunan Nusantara XI, PT Perkebunan Nusantara XII, PT Perkebunan Nusantara XIII dan PT Perkebunan Nusantara XIV masing-masing menjadi 10%. 9

1. UMUM (lanjutan) a. Pendirian dan Informasi Umum Perusahaan (lanjutan) Nilai penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebesar Rp10.190.379.000.000 ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 468/KMK.06/2014 tanggal 1 Oktober 2014. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.767/KMK.06/2015 tanggal 24 Juli 2015 ditetapkan bahwa nilai pertambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadi sebesar Rp27.588.578.194.542. Nilai tersebut merupakan nilai definitif penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sesuai perhitungan nilai wajar saham per tanggal 30 September 2014 yang berasal dari pengalihan 90% saham milik Negara Republik Indonesia pada PT Perkebunan Nusantara I, PT Perkebunan Nusantara II, PT Perkebunan Nusantara IV, PT Perkebunan Nusantara V, PT Perkebunan Nusantara VI, PT Perkebunan Nusantara VII, PT Perkebunan Nusantara VIII, PT Perkebunan Nusantara IX, PT Perkebunan Nusantara X, PT Perkebunan Nusantara XI, PT Perkebunan Nusantara XII, PT Perkebunan Nusantara XIII dan PT Perkebunan Nusantara XIV. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 135 tahun 2015 tanggal 28 Desember 2015, Negara Republik Indonesia melakukan penambahan penambahan penyertaan modal ke dalam modal PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebesar Rp3.150.000.000.000 yang diteruskan sebagai penambahan modal PT Perkebunan Nusantara III (Persero) kepada PT Perkebunan Nusantara VII, PT Perkebunan Nusantara IX, PT Perkebunan Nusantara X, PT Perkebunan Nusantara XI dan PT Perkebunan Nusantara XII masing-masing sebesar Rp157.500.000.000, Rp900.000.000.000, Rp877.500.000.000, Rp585.000.000.000 dan Rp630.000.000.000. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah melakukan usaha di bidang agro bisnis dan agro industri serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perusahaan untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan utama: Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman serta melakukan kegiatankegiatan lain yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut; Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi serta produk turunannya; Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan; Pengembangan usaha bidang perkebunan, agrowisata, agrobisnis, dan agro industri; Lain-lain dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perusahaan. Kegiatan Perusahaan pada saat ini adalah pengembangan perkebunan kelapa sawit dan karet serta produksi minyak sawit dan karet yang terletak di Propinsi Sumatera Utara dan Aceh. 10

1. UMUM (lanjutan) a. Pendirian dan Informasi Umum Perusahaan (lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan mengelola perkebunan seluas 159.758 hektar yang terdiri dari 36 unit kebun kelapa sawit dan kebun karet yang didukung dengan 12 unit pabrik kelapa sawit dan 8 unit pabrik karet, 1 unit pabrik pengolahan inti sawit, 1 unit pembangkit listrik tenaga biomassa sawit, 4 unit rumah sakit dan 1 unit peternakan sapi. Perusahaan juga mengelola kawasan Sei Mangkei, Simalungun, Sumatera Utara seluas 2.003 hektar yang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, yang terdiri atas zona industri, logistik dan pariwisata berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 Tahun 2012 tanggal 27 Februari 2012. Kantor Pusat Perusahaan berdomisili di Jalan Sei Batanghari No. 2 Medan, Propinsi Sumatera Utara. Perusahaan dan Entitas Anaknya, secara bersama-sama disebut sebagai Kelompok Usaha. b. Penyelesaian Laporan Keuangan Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini, yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 2 Mei 2016. c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Direksi pada 31 Desember 2015 dan 2014 Perusahaan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris 2015 dan 2014 Komisaris Utama : Joefly J. Bahroeny Komisaris : Dahlan Harahap Komisaris : Sardan Marbun Komisaris : Heri Sebayang Komisaris : Subur Budhisantoso Komite Audit Ketua : Dahlan Harahap Anggota : Syamsuddin Lubis Anggota : Darwin Bagindo Pakih Komite Pemantau Risiko Ketua : Sardan Marbun Anggota : H. Afrah Yusren 11

1. UMUM (lanjutan) c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan) Direksi 2015 2014 Direktur Utama : Bagas Angkasa *) Bagas Angkasa Direktur Perencanaan dan Pengembangan : Alexander Maha Alexander Maha Direktur Keuangan : Erwan Pelawi Erwan Pelawi Direktur Produksi : Tengku Syahmi Johan Tengku Syahmi Johan Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum : Harianto Harianto Direktur Korporasi : Rafjon Yahya - *) Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham No. SK-77/MBU/04/2016 tanggal 13 April 2016, Bagas Angkasa telah digantikan oleh Elia Massa Manik sebagai pengganti Direktur Utama Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah karyawan tetap Perusahaan adalah sebanyak 26.339 orang dan 27.911 orang (tidak diaudit). Total imbalan jangka pendek bagi Dewan Komisaris, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Direksi Perusahaan, yang merupakan personil manajemen kunci, sebesar Rp15.846.884.026 untuk yang berakhir pada tanggal 31 Desember tahun 2015 (2014: 10.865.085.456). d. Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali Sebagaimana dijelaskan di dalam Catatan 2d, pada tahun 2014 Perusahaan menerapkan metode penyatuan kepemilikan untuk mencatat transaksi pengalihan saham milik Negara Republik Indonesia pada PT Perkebunan Nusantara lainnya di atas, dimana unsur-unsur laporan keuangan dari entitas yang bergabung, untuk periode terjadinya kombinasi bisnis entitas sepengendali dan untuk periode komparatif sajian, disajikan sedemikan rupa seolah-olah penggabungan tersebut telah terjadi sejak awal periode entitas yang bergabung berada dalam sepengendalian. Selanjutnya, oleh karena laporan keuangan dari entitas yang bergabung tersebut disajikan kembali sehubungan dengan penerapan secara retrospektif standar akuntansi tertentu yang telah direvisi dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2015 dan koreksi atas persediaan, akumulasi penyusutan aset tetap, aset pajak tangguhan serta reklasifikasi atas akun-akun tertentu, laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013 dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 telah disajikan kembali (Catatan 44). 12

1. UMUM (lanjutan) e. Entitas Anak Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan memiliki Entitas Anak sebagai berikut: Total aset Tahun sebelum eliminasi beroperasi Persentase kepemilikan (dalam jutaan rupiah) secara Entitas Anak Domisili komersial Kegiatan usaha 2015 2014 2015 2014 Pemilikan langsung: PT Industri Karet Nusantara Medan 2006 Industri hilir karet 99,99% 99,99% 137.029 127.549 PT ESW Nusantara Tiga Medan - Industri pengolahan kayu dan triplek serta kelapa sawit (tidak aktif) 95,58% 95,58% 9.684 15.427 JIC Wood Company Ltd (JIC) Hongkong - Industri panel board/kayu 60,00% 60,00% 8.573 8.573 sintesis (tidak aktif) PT Perkebunan Nusantara I Aceh 1996 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 2.215.684 1.484.320 (PTPN I) kelapa sawit dan karet PT Perkebunan Nusantara II Medan 1996 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 6.517.083 2.985.555 (PTPN II) kelapa sawit, tebu, tembakau dan karet PT Perkebunan Nusantara IV Medan 1996 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 13.832.447 10.983.825 (PTPN IV) kelapa sawit dan teh PT Perkebunan Nusantara V Pekanbaru 1996 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 6.968.636 5.548.976 (PTPN V) kelapa sawit dan karet PT Perkebunan Nusantara VI Jambi 1996 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 3.824.811 2.849.347 (PTPN VI) kelapa sawit dan teh PT Perkebunan Nusantara VII Bandar Lampung 1996 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 13.039.538 8.742.339 (PTPN VII) kelapa sawit, karet, tebu dan teh PT Perkebunan Nusantara VIII Bandung 1996 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 9.219.588 3.699.117 (PTPN VIII) teh, karet, kelapa sawit kina, kakao dan holtikultura PT Perkebunan Nusantara IX Semarang 1996 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 4.585.510 2.325.598 (PTPN IX) karet, teh, kopi dan tebu PT Perkebunan Nusantara X Surabaya 1996 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 12.323.724 4.546.348 (PTPN X) tebu, tembakau, karung, bioethanol dan edamame PT Perkebunan Nusantara XI Surabaya 1996 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 5.671.710 2.664.927 (PTPN XI) tebu, karung dan bioethanol PT Perkebunan Nusantara XI I Surabaya 1996 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 9.529.205 2.645.407 (PTPN XII) karet, tebu, kopi, teh, aneka kayu, kakao dan holtikultura PT Perkebunan Nusantara XIII Pontianak 1996 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 6.816.077 5.428.448 (PTPN XIII) kelapa sawit dan karet PT Perkebunan Nusantara XIV Makassar 1996 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 1.822.323 875.926 (PTPN XIV) kelapa sawit dan tebu PT Sinar Oleo Nusantara (SON) Medan - Industri hilir kelapa sawit 99,99% 100,00% 28.282 26.631 (tidak aktif) PT Sri Pamela Medika Nusantara (SPMN) 2015 Jasa kesehatan/rumah sakit 99,99% - 60.708-13

1. UMUM (lanjutan) e. Entitas Anak (lanjutan) Total aset Tahun sebelum eliminasi beroperasi Persentase kepemilikan (dalam jutaan rupiah) secara Entitas Anak Domisili komersial Kegiatan usaha 2015 2014 2015 2014 Pemilikan tidak langsung: PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Jakarta 2009 Pemasaran produksi 89,78% 89,78% 364.069 238.174 perusahaan-perusahaan perkebunan PT Riset Perkebunan Nusantara Bogor 2009 Penelitian, pengembangan, 84,67% 84,67% 894.017 911.516 (RPN) dan pelayanan PT Bio Industri Nusantara (BIN) Bandung 2003 Produksi dan penjualan pupuk 92,50% 92,50% 29.403 32.500 PT Cut Meutia Medika Langsa 2013 Jasa kesehatan/rumah sakit 89,10% 89,10% 34.328 35.273 Nusantara (CMMN) PT Nusa Dua Bekala Medan - Perkebunan dan produksi 76,97% 76,97% 155.985 156.451 (NDB) kelapa sawit dan karet (dalam tahap pengembangan) PT Agro Sinergi Nusantara Meulaboh 2011 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 966.839 800.485 (ASN) kelapa sawit PT Sarana Agro Nusantara Medan 2001 Pergudangan 90,00% 90,00% 132.994 66.935 (SAN) PT Sinergi Perkebunan Morowali 2012 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 394.346 314.977 Nusantara (SPN) kelapa sawit PT Bukit Kausar (BK) Jambi 2000 Perkebunan dan produksi 89,10% 89,10% 297.000 249.604 kelapa sawit PT Alam Lestari Nusantara Jambi - Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 268.000 212.668 (ALN) karet (dalam tahap pengembangan) PT Mendahara Agrojaya Jambi 2013 Perkebunan dan produksi 89,10% 89,10% 311.000 268.695 Industry (MAI) kelapa sawit dan karet PT Karya Nusa Tujuh (KNT) Bandar Lampung 2013 Peternakan dan produksi 81,00% 81,00% 29.531 31.005 sapi PT Agro Medika Nusantara Subang 2012 Jasa kesehatan/rumah sakit 87,03% 87,03% 68.258 42.664 (AMN) PT Dasaplast Nusantara (DN) Jepara 2004 Produksi plastik, inner bag 81,00% 81,00% 131.824 85.812 dan waring plastik PT Nusantara Medika Utama Mojokerto 2013 Jasa kesehatan/rumah sakit 89,55% 89,55% 184.551 137.308 (NMU) PT Energi Agro Nusantara Mojokerto 2013 Produksi ethanol 89,33% 89,33% 50.625 34.059 (EAN) PT Nusantara Sebelas Medika Surabaya 2013 Jasa kesehatan/rumah sakit 89,82% 89,82% 128.174 112.786 (NSM) PT Rolas Nusantara Medika Jember 2012 Jasa kesehatan/rumah sakit 90,00% 90,00% 127.780 79.278 (RNMe) PT Rolas Nusantara Mandiri Surabaya 2012 Perkebunan dan produksi 90,00% 90,00% 31.455 31.522 (RNMa) kopi, teh dan lainnya PT Industri Gula Glenmore Jember - Produksi gula pasir 90,00% 90,00% 898.899 302.351 (IGG) dan produk turunannya (dalam tahap pengembangan) PT Rolas Nusantara Tambang Surabaya - Pertambangan pasir (dalam 85,50% 85,50% 15.210 18.750 (RNT) tahap pengembangan) PT Kalimantan Medika Pontianak 2014 Jasa kesehatan/rumah sakit 89,55% 89,55% 10.527 6.981 Nusantara (KMN) 14

1. UMUM (lanjutan) e. Entitas Anak (lanjutan) Penyertaan saham pada Perusahaan asosiasi berikut dicatat dengan menggunakan metode ekuitas: Tahun Persentase kepemilikan secara Asosiasi Domisili komersial Kegiatan usaha 2015 2014 PT Kalimantan Agro Nusantara (KAN) Kutai Timur 2009 Perkebunan dan produksi 45,90% 45,90% kelapa sawit PT Nusantara Batulicin (NB) Batulicin 2011 Perkebunan dan produksi karet 45,90% 45,90% PT Applied Agricultural Jakarta - Pembibitan kelapa sawit 31,50% 31,50% Resources Nusantara (AARN) (dalam tahap pengembangan) PT Bakti Usaha Menanam Nusantara Surakarta 2010 Agro forestry 22,95% 22,95% Hijau Lestari II (BUMNHL) PT Industri Gula Nusantara (IGN) Kendal 2004 Pabrik pengolahan gula 32,40% 32,40% PT Langkat Nusantara Kepong (LNK) Medan 2009 Perkebunan dan produksi karet 36,00% 36,00% dan kelapa sawit PT Perkebunan Agrintara (PA) Jakarta 1997 Industri hilir karet (dalam 27,00% 27,00% proses divestasi) PT Perkebunan Mitra Ogan (MO) Palembang 1988 Perkebunan dan produksi 26,42% 26,42% kelapa sawit PT Propernas Nusa Dua (PND) Medan - Properti (dalam tahap pegembangan) 44,10% 44,10% PT Pupuk Agro Nusantara (PAN) Medan - Pengolahan pupuk (dalam 30,60% 30,60% tahap pengembangan) PT Sinkona Indonesia Lestari (SIL) Subang 1986 Pengolahan kina 44,10% 44,10% PT Tiga Mutiara Nusantara (TMN) Serdang Bedagai 2006 Industri furniture 30,00% 30,00% dari kayu karet PT Nusantara Mas (NM) Medan - Industri hilir sawit (dalam - - tahap pengembangan) Hamburg Indonesische Import Hamburg, Jerman - Pemasaran produksi perusahaan- 20,80% 20,80% Gmbh (Indoham) Jerman perusahaan Perkebunan (dalam tahap pengembangan) PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) Jakarta 2015 Transportasi 25,00% 25,00% 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN Kebijakan akuntansi dan pelaporan keuangan yang diterapkan oleh Kelompok Usaha sesuai dengan standar akuntasi keuangan di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ). Kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 oleh Kelompok Usaha. a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia ( SAK ) yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia ( DSAK ) dan Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan. Efektif 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No. 1 (Revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan. PSAK ini mengubah pengelompokan pos-pos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Penerapan PSAK ini hanya mempengaruhi penyajian dan tidak berpengaruh terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan Kelompok Usaha. 15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan) PSAK revisian ini menjelaskan bahwa laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif (dalam hal ini tanggal 1 Januari 2014 untuk Kelompok Usaha), disajikan sebagi akibat penyajian retrospektif atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan tidak perlu menyajikan catatan yang terkait dengan laporan posisi keuangan awal periode sebelumnya. Dengan demikian, Kelompok Usaha tidak menyajikan Catatan terkait dengan laporan posisi keuangan periode awal tanggal 1 Januari 2014. Laporan keuangan konsolidasian menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya. Selanjutnya, Kelompok Usaha menyajikan laporan posisi keuangan konsolidasian pada awal periode sebelumnya ketika terdapat penerapan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif, atau membuat penyajian kembali, atau ketika mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan konsolidasian. Laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 1 Januari 2014 disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian ini sehubungan dengan penerapan kebijakan akuntansi secara retrospektif sebagaimana yang dijelaskan dalam Catatan 44. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas, dan dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian disusun menggunakan metode langsung (direct method) dengan menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang dikasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang penyajian yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Setiap entitas dalam Kelompok Usaha menetapkan mata uang fungsional sendiri dan transaksi-transaksi dalam laporan keuangan dari setiap entitas diukur berdasarkan mata uang fungsional tersebut. b. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (i) Revaluasi tanah Kelompok Usaha menilai kembali kebijakan akuntansinya atas aset tetap berkaitan dengan pengukuran kelompok aset tetap tertentu setelah pengakuan awal. Kelompok Usaha sebelumnya mengukur seluruh aset tetap dengan menggunakan model biaya sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2011), Aset Tetap, dimana setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Pada tahun 2015, Kelompok Usaha memilih untuk mengubah kebijakan akuntansi atas tanah karena Kelompok Usaha menyakini bahwa model revaluasi lebih mencerminkan nilai dari tanah tersebut. Setelah pengakuan awal, Kelompok Usaha menggunakan model revaluasi dimana tanah diukur pada nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai berikutnya. Sesuai ketentuan PSAK No. 16 (Revisi 2011), perubahan kebijakan akuntansi tersebut berlaku secara prospektif. 16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan) (ii) Standar baru dan revisi standar Efektif 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan untuk pertama kali, beberapa standar baru dan revisi standar yang mengakibatkan penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya. Penerapan tersebut mencakup: PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan Standar ini mensyaratkan entitas untuk menyajikan secara terpisah antara pos penghasilan komprehensif lain yang akan direklasifikasi ke laporan laba rugi di masa depan jika kondisi tertentu terpenuhi dengan pos penghasilan komprehensif lain yang tidak akan direklasifikasi ke laporan laba rugi. Penyajian dari penghasilan komprehensif lainnya dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dalam laporan keuangan konsolidasian ini telah disesuaikan. Sebagai tambahan, Kelompok Usaha telah menggunakan judul baru laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian" dalam laporan keuangan konsolidasian ini sesuai dengan judul laporan yang ada pada perubahan standar. PSAK 24 (Revisi 2013) Imbalan Kerja Standar revisi ini memperkenalkan sejumlah perubahan yang menyangkut perlakuan akuntansi untuk program manfaat pasti. Di antara perubahan yang ada, PSAK 24 menghapuskan "metode koridor" di mana pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial yang berkaitan dengan skema imbalan pasti dapat ditangguhkan dan diakui dalam laporan laba rugi selama sisa masa manfaat rata-rata yang diharapkan dari karyawan. Menurut PSAK 24 revisi, semua keuntungan dan kerugian aktuarial harus diakui segera dalam penghasilan komprehensif lain. PSAK 24 Revisi juga mengubah dasar untuk menentukan penghasilan dari aset program dari metode hasil yang diharapkan menjadi metode pendapatan bunga dihitung dengan tingkat diskonto liabilitas, dan mensyaratkan pengakuan segera biaya jasa lalu tanpa memperhatikan apakah vested atau tidak. PSAK 46: Pajak Penghasilan Revisi PSAK No. 46 ini menghapuskan pajak penghasilan final sebagai bagian dari beban pajak penghasilan Kelompok Usaha. Revisi tersebut hanya mempengaruhi penyajian namun tidak mempengaruhi posisi maupun kinerja keuangan konsolidasian Kelompok Usaha. PSAK 60 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan: Pengungkapan Perubahan mensyaratkan pengungkapan baru dalam hal saling hapus aset keuangan dan kewajiban keuangan. Pengungkapan baru tersebut diperlukan untuk semua instrumen keuangan yang diakui sebagai saling hapus sesuai dengan PSAK 50, Instrumen Keuangan: Penyajian dan aset dan instrumen keuangan yang tunduk pada pengaturan induk untuk menyelesaikan secara neto yang dapat dipaksakan atau perjanjian serupa. 17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan) (ii) Standar baru dan revisi standar (lanjutan) PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian dan PSAK 4 (Revisi 2013): Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 65 menggantikan bagian dari PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri yang mengatur akuntansi bagi laporan keuangan konsolidasian. PSAK 65 menetapkan model kendali tunggal bagi semua entitas termasuk entitas terstruktur. Perubahan yang diperkenalkan oleh PSAK 65 mengharuskan manajemen untuk melakukan pertimbangan signifikan dalam menentukan entitas yang dikendalikan dan karenanya harus dikonsolidasikan oleh entitas induk, dibandingkan dengan persyaratan yang sebelumnya ditetapkan dalam PSAK 4. Tidak ada pengaruh terhadap posisi dan kinerja keuangan konsolidasian Kelompok Usaha sehubungan dengan penerapan awal PSAK 65 dan PSAK 4 tersebut, kecuali bagi pengungkapan kebijakan akuntansi terkait. PSAK 66 (Revisi 2013) Pengaturan Bersama dan PSAK 15 (Revisi 2013) Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 66 menghilangkan opsi metode konsolidasi proporsional untuk ventura bersama, sedangkan PSAK 15 mengatur penerapan metode ekuitas atas investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama dan mengizinkan pengukuran investasi yang dimiliki oleh, atau dimiliki secara tidak langsung melalui, organisasi modal ventura, atau reksa dana, unit perwalian dan entitas sejenis, pada nilai wajar melalui laba rugi. Sebagai dampak penerapan PSAK 66, Kelompok Usaha telah mengubah kebijakan akuntansi atas kepentingan Kelompok Usaha pada pengaturan bersama. Sesuai dengan standar ini, Kelompok Usaha menilai kembali pengkategorian kepentingan pada pengaturan bersama, yakni apakah sebagai operasi bersama atau ventura bersama, dan menentukan bahwa tidak terdapat perubahan dari kategori sebelumnya. Selanjutnya, Kelompok Usaha mencatat investasi pada ventura bersama, dengan metode ekuitas. Sebelumnya, Kelompok Usaha mencatat investasi tersebut dengan metode konsolidasi proporsional. PSAK 67 (Revisi 2013) Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain PSAK 67 menggabungkan seluruh persyaratan pengungkapan yang relevan terkait kepentingan entitas di entitas anak, pengaturan bersama, entitas asosiasi dan entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi. Pengungkapan yang diatur dalam PSAK 67 umumnya lebih luas daripada yang sebelumnya dipersyaratkan oleh standar masing-masing. PSAK 68 (Revisi 2014) Pengukuran Nilai Wajar PSAK 68 menggantikan pedoman yang sudah ada terkait pengukuran nilai wajar yang ada pada PSAK lain. PSAK 68 juga berisi persyaratan pengungkapan yang lebih luas tentang pengukuran nilai wajar baik untuk instrumen keuangan maupun instrumen nonkeuangan. Penerapan PSAK 68 tidak memiliki dampak material terhadap pengukuran nilai wajar aset dan kewajiban keuangan Kelompok Usaha. 18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan) (iii) Penerapan dari standar dan interpretasi baru/revisi berikut, tidak menimbulkan perubahan besar terhadap kebijakan akuntansi Kelompok Usaha dan efek material terhadap laporan keuangan konsolidasian. Standar baru, revisi terhadap standar yang telah ada dan interpretasi berikut ini, telah diterbitkan dan wajib untuk diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku Kelompok Usaha yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015 atau periode setelahnya. Kelompok Usaha telah mengadopsinya tetapi tidak ada dampaknya karena tidak relevan terhadap bisnis Kelompok Usaha saat ini. PSAK 4 (Revisi 2013) Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 46 (Revisi 2014) Pajak Penghasilan PSAK 48 (Revisi 2014) Penurunan Nilai Aset PSAK 50 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 55 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran PSAK 15 (Revisi 2013) Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 66 Pengaturan Bersama PSAK 67 Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain PSAK 68 Pengukuran Nilai wajar (iv) Standar akuntansi yang telah disahkan, namun belum berlaku efektif Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan ( DSAK ) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Kelompok Usaha namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasian 31 Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut: Amandemen PSAK No. 1: Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan, berlaku efektif 1 Januari 2017. Amandemen ini mengklarifikasi, bukan mengubah secara signifikan, persyaratan PSAK No. 1, antara lain, mengklarifikasi mengenai materialitas, fleksibilitas urutan sistematis penyajian catatan atas laporan keuangan dan pengidentifikasian kebijakan akuntansi signifikan Amandemen PSAK ini juga mengakibatkan amandemen terhadap PSAK (consequential amendment) sebagai berikut: a. PSAK 3 Laporan Keuangan Interim; b. PSAK 5 Segmen Operasi; c. PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan; dan d. PSAK 62: Kontrak Asuransi. 19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan) (iv) Standar akuntansi yang telah disahkan, namun belum berlaku efektif (lanjutan) Amandemen PSAK No. 4: Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri, berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen ini memperkenankan entitas menggunakan metode ekuitas untuk mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan tersendiri. PSAK 5 (Penyesuaian 2015): Segmen Operasi, berlaku efektif 1 Januari 2016. Penyesuaian ini mengklarifikasi: - Entitas mengungkapkan pertimbangan yang dibuat oleh manajemen dalam penerapan kriteria agregasi PSAK 5 paragraf 12 termasuk penjelasan singkat mengenai segmen operasi yang digabungkan dan karakteristik ekonomi. - Pengungkapan rekonsiliasi aset segmen terhadap total aset jika rekonsiliasi dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional, demikian juga untuk pengungkapan liabilitas segmen. Amandemen PSAK No. 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen ini membahas isu yang telah timbul dari penerapan pengecualian entitas investasi dalam PSAK No. 65 Laporan Keuangan Konsolidasian, memberikan klarifikasi atas pengecualian dari penyajian laporan keuangan konsolidasian yang diterapkan pada entitas induk yang merupakan entitas anak dari entitas investasi, ketika entitas investasi tersebut mengukur semua entitas anaknya dengan nilai wajar. Amandemen PSAK No. 16: Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi, berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen ini mengklarifikasi prinsip yang terdapat dalam PSAK No. 16 dan PSAK No. 19 Aset Tak Berwujud bahwa pendapatan mencerminkan suatu pola manfaat ekonomik yang dihasilkan dari pengoperasian usaha (yang mana aset tersebut adalah bagiannya) daripada manfaat ekonomik dari pemakaian melalui penggunaan aset. Sebagai kesimpulan bahwa penggunaan metode penyusutan asset tetap yang berdasarkan pada pendapatan adalah tidak tepat. Amandemen PSAK No. 19: Aset Tak Berwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi, berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen ini mengklarifikasi prinsip yang terdapat dalam PSAK No. 16 Aset Tetap dan PSAK No. 19 bahwa pendapatan mencerminkan suatu pola manfaat ekonomik yang dihasilkan dari pengoperasian usaha (yang mana aset tersebut adalah bagiannya) daripada manfaat ekonomi dari pemakaian melalui penggunaan aset. Sebagai kesimpulan bahwa penggunaan metode penyusutan aset tetap yang berdasarkan pada pendapatan adalah tidak tepat dan hanya dapat digunakan dalam situasi yang sangat terbatas untuk amortisasi aset tak berwujud. 20